You are on page 1of 7

183

Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

PENGARUH ENZIM BROMELIN DAN WAKTU INKUBASI


PADA PROSES HIDROLISIS IKAN LEMURU MENJADI KECAP

Taufik Iskandar1) dan Desi Arena Widyasrini2)


1)
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
2)Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jawa Timur

Abstract
The process of making fish ketchup used to take quite long time. There are many efforts
to improve the technology; one of them is using proteolitic enzime as a catalist that has
a function of breaking down protein into asam aminos. Anyway, the problem is that the
pure proteolistic enzime costs very expensive. This research was trying to find the way
to easily and less costly make proteolitic enzime, and highly to dissolve nitrogen as well.
The extract of pineapples was then used in the hydrolisis process because it is known
that it contains high quantity of bromelin enzime act as proteolitic enzime. A kind of
fish called lemuru was choosen as a raw material of producing ketchup in this
observation due to the high content of protein. The hydrolisis process is conducted in
the room temperature by adding the extract of pineapples in some variety of
concentration (6, 8, 10%) and using 8, 10, and 12 hours incubation time. The best result
was at the concentration of 8% pineapple axtract and 10 hours incubation time. It
produced totally 1,0233% nitrogen, contained of 0,86% dissolvent nitrogen, 27,5%
dissolvent solid substance, 17% liquid volume and viscocity of 41,364%.
Key Word: Fisk kechup, hydrolysis, bromelin enzyme, extract of pineapples

Pendahuluan
Kecap ikan mempunyai cita rasa yang dan yang larut dalam garam disebut
berbeda dengan kecap kedelai, protein miofibrilar misalnya globulin.
warnanya bening kekuningan sampai Protein yang tidak larut pada kedua
coklat muda, rasanya relatif asin dan jenis pelarut diatas disebut kolagen.
banyak mengandung senyawa-senyawa Secara lengkap komposisi ikan lemuru
nitrogen. Kecap yang baik memiliki dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
kandungan protein 6%, lemak 1% Tabel 1. Komposisi Ikan Lemuru dalam
karbohidrat 9% dan air 63% (Winarno, 100 g Bahan
1992). Komponen Jumlah
Dalam penelitian ini digunakan ikan Air 76 g
lemuru sebagai bahan baku kecap ikan, Protein 20 g
karena ikan lemuru (sardinella longicept sp) Karbohidrat 0g
memiliki nilai gizi yang baik dengan Lemak 3g
kandungan protein yang tinggi yaitu Kalsium (Ca) 100 mg
sekitar 20%. Daging ikan lemuru Phosphor (P) 1 mg
Besi (Fe) 1 mg
mengandung tiga macam protein yang
Vitamin B1 0,005 mg
dibedakan atas kelarutannya. Golongan Vitamin A 100 SI
yang dapat larut dalam air disebut Sumber : Anonymous, 1978
protein sarkoplasma misalnya albumin
184

Taufik I dan Desi A W / Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

Proses umum yang terjadi dalam Enzim bromelin adalah enzim


pengolahan kecap ikan adalah proses proteolitik yang berasal dari buah nanas.
hidrolisis yaitu proses pemecahan Buah nanas mengandung vitamin (A
substrat menjadi senyawa-senyawa yang dan C), kalsium, fosfor, magnesium,
lebih sederhana dengan bantuan besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa
molekul air (Winarno, 1992). Substrat (gula tebu), dan enzim bromelin.
yang paling banyak mengalami Bromelin berkhasiat anti radang,
perubahan adalah protein yang membantu melunakkan makanan di
melibatkan aktivitas enzim proteolitik lambung, mengganggu pertumbuhan sel
yaitu yang berasal dari otot ikan kanker, menghambat agregasi platelet,
(katepsin), saluran pencernaan (tripsin dan mempunyai aktivitas fibrinolitik.
dan pepsin) dan bakteri yang terdapat Enzim bromelin termasuk kelompok
pada pencernaan ikan, insang atau pada enzim protease sulfidril yang artinya
permukaan kulitnya. memiliki residu sulfidril pada lokasi
Secara tradisionil fermentasi ikan aktifnya. Sebagai enzim proteolitik,
berlangsung dengan cara mencampur bromelin mampu memecah protein
ikan dan garam dengan perbandingan menjadi asam-asam amino (Hamidi,
tertentu dalam wadah yang tertutup, 2008). Suhu optimum untuk enzim
kemudian dibiarkan sampai beberapa bromelin adalah 50oC, di atas dan
bulan. dibawah suhu tersebut keaktifan enzim
Selama proses fermentasi protein menjadi lebih rendah. Enzim bromelin
ikan akan terhidrolisis menjadi senyawa- memiliki berat molekul rata-rata 31.000.
senyawa nitrogen terlarut oleh aktivitas Enzim bromelin dapat diaktifkan
enzim proteolitik dari ikan dan mikroba oleh sistein dan KCN. Penghambatan
yang tumbuh selama fermentasi oleh HgCl2 dapat diaktifkan kembali
berlangsung. Waktu fermentasi yang dengan penambahan sistein, karena
lama disebabkan terbatasnya enzim akan kembali menjadi senyawa
proteolitik yang ada pada ikan dan pereduksi yang memiliki gugus sulfidril
mikroba yang tumbuh selama pada lokasi aktifnya (Reed, 1986). Hasil
fermentasi berlangsung. penelitian (Hamidi, 2008) menunjukkan
Usaha untuk mempercepat proses bahwa makin matang buah maka enzim
hidrolisis protein daging ikan banyak bromelin dalam buah tersebut makin
dilakukan dengan jalan menambah kurang aktif.
enzim proteolitik dari luar baik enzim Kecepatan reaksi enzimatik pada
yang berasal dari hewan maupun umumnya tergantung pada konsentrasi
tumbuhan. Penggunaan enzim murni substrat, semakin tinggi konsentrasi
membutuhkan beaya yang tinggi substrat, reaksi enzimatis semakin cepat
mengingat harga enzim murni yang sampai pada suatu saat menjadi konstan.
sangat mahal. Oleh karena itu dalam Pada saat itu kecepatan reaksi mencapai
penelitian ini dicari sumber enzim maksimum (Winarno, 1992). Hal ini
proteolitik yang murah dan mudah juga dipengaruhi oleh pH, suhu, jenis
untuk menghidrolisis protein daging enzim, konsentrasi substrat, konsentrasi
ikan dengan hasil nitrogen terlarut enzim dan adanya aktifitor dan
cukup tinggi, maka dicoba dengan inhibitor.
menggunakan ekstrak buah nanas yang Penggunaan enzim untuk
diketahui banyak mengandung enzim menghidrolisis protein akan
bromelin menghasilkan kecap yang mempunyai
185

Taufik I dan Desi A W / Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

komposisi lebih lengkap dibandingkan Dalam penelitian ini digunakan


hasil hidrolisis secara kimia, sebab Rancangan Acak Lengkap dengan 2
disamping asam-asam amino akan faktor yang diulang sebanyak 3 kali,
dihasilkan komponen pembentuk selanjutnya data yang diperoleh
citarasa dan aroma seperti alkohol, eter, dianalisis dengan analisis ragam, untuk
asam-asam organik serta peptida- mengetahui adanya perbedaan diantara
peptida tertentu. Tahapan pemecahan perlakuan dilanjutkan dengan uji beda
protein oleh kegiatan enzim proteolitik nyata terkecil (BNT) dan apabila
menjadi senyawa-senyawa yang lebih terdapat interaksi maka dilanjutkan
sederhana adalah sebagai berikut : dengan uji regresi. Kondisi tetap dalam
proses ini adalah berat ikan lemuru 100
Protein (BM : 10.000) Æ proteosa
g, berat gula merah 75% dan bumbu-
(BM : 5000) Æ pepton (BM : 2000)
bumbu 2,6% dari berat ikan lemuru.
Æ peptida-peptida (BM : 1000 - 500)
Penambahan aquadest dengan
Æ dipeptida (BM : 200) Æ asam- perbandingan 1 : 1, suhu proses 100oC,
asam amino (BM : 100). suhu inkubasi suhu kamar, pH ekstrak
Tingkat keasaman kecap fermentasi buah nanas 4,5 dan pH kecap ikan 4,5 –
mencapai pH 7,5 sedang kecap 6.
hidrolisis dengan enzimatis mencapai Tahapan Proses
pH 5,72, perbedaan ini disebabkan
karena ekstraksi buah nanas banyak Penelitian ini terdiri dari dua tahap,
mengandung asam organik yang secara tahap pertama adalah proses ekstraksi
alami terdapat dalam buah-buahan, buah nanas menjadi enzim bromelin
sedangkan kecap fermentasi banyak dan tahap kedua proses hidrolisis ikan
mengandung protein dan turunannya lemuru menjadi kecap.
yang bersifat basa. Kecap ikan yang Tahap pertama dilakukan ekstraksi
mempunyai pH 6,8 sampai 7,2 tidak buah nanas dengan cara pemerasan dan
dapat disimpan lama, produk yang lebih penyaringan. Filtrat yang didapat
baik adalah kecap ikan yang memiliki kemudian diendapkan pada suhu 5-
pH lebih rendah, karena itu pH kecap 10oC, endapan berupa enzim bromelin.
ikan hidrolisis enzimatis termasuk dalam Tahap kedua, daging ikan lemuru
kategori yang baik. yang telah dibersihkan dan dihancurkan,
ditambah aquadest, dan dipanaskan
pada suhu 100oC selama 15 menit
Bahan dan Metode
kemudian dinginkan hingga suhu 50oC.
Bahan dasar adalah ikan lemuru yang Tambahkan ekstrak buah nanas (6; 8;
dibeli dari pelabuhan Tanjung Tembaga 10) dan inkubasikan (8; 10; 12).
Probolinggo, nanas muda yang kira-kira Hidrolisat yang dihasilkan dianalisis
berumur 3 bulan 1 minggu terhitung kadar nitrogen total, nitrogen terlarut,
saat terjadinya pembuahan, dan dibeli total padatan terlarut dan volume cairan.
dari kebun nanas Desa Pagedangan Selanjutnya kedalam hidrolisat
Kecamatan Turen Kabupaten Malang, ditambahkan bumbu, gula, bahan
serta bumbu-bumbu dalam pembuatan penambah aroma serta asam benzoat
kecap antara lain garam, gula putih, gula sebagai bahan pengawet dan dilakukan
jawa, lengkuas, serai, ketumbar, bawang pemanasan pada suhu100 oC selama 10
merah dan bawang putih. Bahan kimia menit. Produk berupa kecap ikan dan
adalah NaOH 0,1 N; NaOH 30%.
186

Taufik I dan Desi A W / Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

dilakukan uji organoleptik terhadap rasa, Daging ikan


warna dan viscositas.
Penghancuran
Aquadest 1:1
Pencampuran
Nanas
Pemanasan 15 mnt
Pengupasan (90-95)oC

Pemotongan Pendinginan
± 50oC
Penghancuran Ekstrak nanas
Pencampuran
Penyaringan
Hidrolisis
(8, 10, 12) jam
Filtrat Ampas
Hidrolisat Analisis: N total,
N terlarut, total padatan - terlarut.
Pengendapa
Filtrat bumbu2
n (5-10oC)

Ekstrak nanas Pemanasan 10 mnt


(90-95)oC
Gambar 1. Ekstraksi Enzim Bromelin
Penyaringan
dari Buah Nanas
Kecap ikan

Gambar 2. Skema Proses Hidrolisis


Ikan Lemuru menjadi Kecap

Hasil dan pembahasan


Tabel 2. Nilai Rata-Rata Parameter Hasil Hidrolisis Ikan Lemuru dengan Penambahan
Ekstrak Buah Nanas dan Waktu Inkubasi.
Konsentrasi Waktu Nitrogen Nitrogen Total Padatan Volume Viskositas
Buah Nanas Inkubasi Total Terlarut Terlarut Cairan (%, b/b)
(%) (jam) (%) (%) (%) (%, b/b)
6 8 0,8167 0,6525 26,3250 12,2250 28,013
10 0,9300 0,6850 27,3500 12,5250 32,772
12 0,9200 0,6550 26,4500 12,3500 19,034
8 8 0,9467 0,7500 26,3125 15,3500 31,637
10 1,0233 0,8600 27,5000 17,0000 41,364
12 1,0067 0,7875 26,1000 15,8500 26,383
10 8 0,8633 0,6830 20,3000 7,0750 28,434
10 0,8833 0,7500 23,4650 7,8000 40,683
12 0,7900 0,6925 20,2250 7,6750 24,958
187

Taufik I dan Desi A W / Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

Parameter yang diamati pada produk waktu inkubasi 10 jam yaitu sebesar
kecap hasil hidrolisis ikan lemuru adalah 0,86%b/b, sesuai dengan Reed, 1986
kadar nitrogen total, nitrogen terlarut, bahwa makin tinggi konsentrasi enzim
total padatan terlarut, volume cairan dan yang ditambahkan makin besar pula
viskositas. Nilai rata-rata dari masing- kecepatan reaksinya, tetapi pada batas-
masing perlakuan dapat dilihat pada batas tertentu hasil hidrolisat yang
tabel 2. diperoleh akan konstan dengan
meningkatnya konsentrasi enzim, hal ini
Nitrogen total
disebabkan penambahan enzim sudah
Dari tabel 2 terlihat kadar nitrogen total tidak aktif lagi, sedangkan waktu yang
tertinggi pada penambahan ekstrak lebih lama akan menyebabkan daya
buah nanas konsentrasi 8% dan waktu kerja enzim untuk mengkatalis menjadi
inkubasi 10 jam yaitu sebesar 1,0233% lebih lama dan tentunya akan
b/b. Hal ini karena semakin banyak menyebabkan hasil katalisa yang lebih
penambahan ekstrak buah nanas akan banyak yang bergantung pula
mempengaruhi hasil hidrolisat, konsentrasi substrat yang ada.
sedangkan semakin lama waktu inkubasi Berdasarkan hasil analisis ragam
akan memberi kesempatan yang lebih pada kadar nitrogen terlarut, terdapat
panjang bagi enzim untuk memecah perbedaan yang nyata (p≤0,05) pada
substrat sehingga hasilnya semakin perlakuan kombinasi antara waktu
banyak sampai pada batas waktu inkubasi dan penambahan ekstrak kasar
tertentu hasil reaksi akan konstan buah nanas, demikian juga pada masing-
(Winarno, 1992), penurunan nitrogen masing faktor, keduanya berpengaruh
total kemungkinan disebabkan telah nyata.
terbentuknya senyawa nitrogen yang
Total padatan terlarut
mudah menguap (NH3) oleh bakteri
pembusuk sehingga menunjukkan Dari tabel 2 terlihat kadar total padatan
pengurangan nitrogen total, disamping terlarut tertinggi pada penambahan
itu senyawa nitrogen total yang ada ektrak buah nanas konsentrasi 8% dan
sebagian dipergunakan oleh bakteri waktu inkubasi 10 jam yaitu sebesar
pembusuk sebagai sumber nitrogen. 27,5% b/b. Hal ini disebabkan
Proses tersebut menyebabkan adanya banyaknya penambahan ekstrak buah
perubahan lingkungan enzim, sehingga nanas mempengaruhi hasil hidrolisat
aktifitas enzim menurun. yang menjadi semakin baik terutama zat
Berdasarkan hasil analisis ragam padat yang terkaandung dalam hidrolisat
pada kadar nitrogen total, terdapat ikan lemuru tersebut, sesuai dengan
perbedaan yang nyata (p≤0,05) pada produk kecap pada umumnya yaitu
perlakuan kombinasi antara waktu tidak terlalu padat dan tidak terlalu
inkubasi dan penambahan ekstrak kasar encer.
buah nanas, demikian juga pada masing- Berdasarkan hasil analisis ragam
masing faktor, keduanya berpengaruh pada kadar total padatan terlarut,
nyata. terdapat perbedaan yang nyata (p≤0,05)
pada perlakuan kombinasi antara waktu
Nitrogen terlarut
inkubasi dan penambahan ekstrak kasar
Dari tabel 2 terlihat kadar nitrogen buah nanas, demikian juga pada masing-
terlarut tertinggi pada penambahan masing faktor, keduanya berpengaruh
ekstrak buah nanas konsentrasi 8% dan nyata.
188

Taufik I dan Desi A W / Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

Volume cairan gula turunan protein yang dihasilkan


selama proses pemasakan akibat
Dari tabel 2 terlihat hasil volume cairan
terjadinya hidrolisis protein oleh panas
tertinggi pada penambahan ekstrak
(Hamidi, 2008) sehingga meningkatkan
buah nanas konsentrasi 8% dan waktu
ketersediaan gugus amino bebas yang
inkubasi 10 jam yaitu sebesar 17% b/b.
mampu bereaksi, selain akibat dari
Hal ini disebabkan penambahan ekstrak
meningkatnya jumlah gugus karbonil
buah nanas akan mempengaruhi hasil
bebas yang tersedia dengan semakin
hidrolisat menjadi semakin baik
meningkatnya konsentrasi gula dalam
terutama pada volume cairan yang
kecap ikan lemuru. Makin tingginya
terbentuk merupakan salah satu criteria
kadar komponen yang memiliki banyak
terjadinya proses hidrolisis senyawa
sisi aktif yang bersifat polar (gula
protein menjadi senyawa yang lebih
reduksi dan sukrosa) menyebabkan
sederhana dan bersifat larut. Dengan
larutan tersebut mempunyai sifat
demikian semakin besar volume cairan
hidrofil yang banyak berpengaruh
semakin baik proses hidrolisis protein
terhadap peningkatan drajat viskositas.
berlangsung. Menurut Zubaidah, 1983
Hasil analisis ragam pada viskositas
bahwa sampai batas tertentu kenaikan
kecap ikan lemuru, ternyata terdapat
enzim akan menaikkan aktifitas enzim
perbedaan yang nyata (p≤0,05) pada
sampai akhirnya hasil hidrolisis menjadi
perlakuan kombinasi antara waktu
konstan yang diikuti dengan
inkubasi dan penambahan ekstrak kasar
peningkatan volume cairan hasil
buah nanas, demikian juga pada masing-
hidrolisis.
masing faktor, keduanya berpengaruh
Hasil analisis ragam pada volume
nyata.
cairan menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata (p≤0,05) pada perlakuan
kombinasi antara waktu inkubasi dan Kesimpulan
penambahan ekstrak kasar buah nanas, Terdapat interaksi yang nyata antara
demikian juga pada masing-masing perlakuan penambahan ekstrak buah
faktor, keduanya berpengaruh nyata. nanas dan waktu inkubasi terhadap
Viskositas kadar nitrogen total, nitrogen terlarut,
total padatan terlarut dan volume cairan
Dari tabel 2 terlihat viskositas tertinggi serta viskositas kecap ikan lemuru. Hasil
pada penambahan ekstrak buah nanas terbaik pada hidrolisis ikan lemuru
konsentrasi 8% dan waktu inkubasi 10 adalah pada konsentrasi ekstrak buah
jam yaitu sebesar 41,364% b/b. Hal ini nanas 8% (b/b) dan waktu inkubasi 10
disebabkan semakin banyak jam, dengan hasil nitrogen total sebesar
penambahan ekstrak buah nanas akan 1,0233%, nitrogen terlarut 0,8600%,
mempengaruhi viskositas hidrolisat total padatan terlarut 27,5000% dan
yang dihasilkan menjadi semakin baik volume cairan 17,0000% serta viskositas
terutama pada tingkat pengenceran 41,364% b/b.
filtrat kecap ikan lemuru yang di
hasilkan dan ini berpengaruh pada
besarnya viskositas yang dihasilkan,
selain itu juga dipengaruhi adanya faktor
penambahan gula yang memberikan
rasa manis pada kecap yang
menyebabkan reaksi Maillard antara
189

Taufik I dan Desi A W / Buana Sains Vol 9 No 2: 183-189, 2009

Ucapan Terima Kasih Reed, G. 1986. Enzime Food Processing.


Academic Press. New York.
Penulis menyampaikan terima kasih Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan
yang sebesar-besarnya kepada Ketua Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jakarta.
Jawa Timur di Surabaya yang telah Zubaidah, E. 1983. Mempelajari Jenis dan
memberi kesempatan dan bantuan Konsentrasi Enzim Proteolitik
dengan sungguh-sungguh sehingga terhadap Pembentukan Hidrolisat
penelitian dapat berjalan semestinya.. Protein dari Ikan Lemuru (Sardinella
Longiceps Sp). Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian.
Daftar Pustaka Universitas Brawijaya Malang.
Anonymous. 1978. Microbiology of Fish
and Meat Curing Brines. In Proceeding
Seminar of the Second International
Symp. On Fd. Microbiol.
Hamidi, H.. 2008. Pengaruh Enzim
Bromelin pada Proses Pembuatan
Kecap Keong Sawah terhadap Kadar
Protein Kecap Keong Sawah.
Universitas Negeri Semarang,
simawa.unnes.ac.id.

You might also like