Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The objective of this present research was to know the influence of various way of
cooking on bacteriological quality of ready-to-eat salted little tuna fish (Euthynnus
affinis). Previous study has shown that bacteriological quality of salted tuna fish from
markets in Yogyakarta were not fulfill the requirements based on SNI 01-2717-1992.
It was shown that the aerobic plate counts were high, i.e. 2.4 x 105 – 5.27 x 107 CFU/ g.
Coliform count ranged from < 2.5 x 101 - > 6.5 x 106 CFU/g. From the 20 samples
observed, only 1 sample did not contain V. parahaemolyticus and 4 samples were
negative from Salmonella. Therefore, it needs to be studied whether the various way
of cooking such as frying, frying with flour, frying with egg and frying with chili sauce
were effective in removing any of the groups of bacteria examined from salted little
tuna fish sample. The bacterial groups examined as indicator of quality were
Staphylococcus aureus, Coliform, Salmonella and Vibrio parahaemolyticus. The aerobic
plate counts were also taken. The result showed that the various way of cooking were
effective in reducing the aerobic plate counts, S. aureus and Coliform. Frying with
chili sauce was the best cooking procedure because it can reduced the highest number
of aerobic plate counts, S. aureus and Coliform. Salmonella and V. parahaemolyticus
were not detected in all cooking samples.
Key words: cooking and frying methods, salted little tuna, bacteriological quality
yang tinggi pada ikan, serta adanya proses Condongcatur di Yogyakarta, medium Plate
autolisis yakni proses penguraian jaringan yang Count Agar (PCA), Brilliant Green Lactose
berjalan dengan sendirinya setelah ikan mati. Bile Broth (BGLB), Baird Parker, medium
Proses pembusukan juga disebabkan oleh Chrom agar untuk Salmonella dan Vibrio,
bakteri seperti Pseudomonas, Achromobacter, larutan pengencer, laktosa cair dan
Flavobacterium maupun Clostridium yang Tetrathionate Broth Base (TBB).
memiliki sifat patogen (Moeljanto, 1994).
Berbagai macam cara pengolahan telah
Cara Kerja
dilakukan untuk menanggulangi kebusukan Pengolahan ikan tongkol pindang
yang mudah terjadi pada ikan. Salah satu
metode pengolahan ikan adalah dengan cara Cara pengolahan ikan tongkol pindang
pemindangan. Pindang air garam (pindang cue) dilakukan berdasarkan kebiasaan di rumah
merupakan cara pemindangan yang banyak tangga, yakni: ikan pindang goreng, ikan
dilakukan pada ikan tongkol. Pindang air pindang goreng tepung, ikan pindang goreng
garam yang telah diolah kemudian dikemas telur dan ikan pindang goreng pedas dengan
menggunakan kemasan berupa kranjang atau pengunaan cabai merah.
anyaman bambu, bersifat basah, lunak dan Uji bakteriologis
tidak terlalu asin serta tahan disimpan dalam
Uji bakteriologis meliputi total mikrobia,
waktu beberapa hari saja (Heruwati, 1985).
uji Staphylococcus aureus, Coliform,
Berdasarkan penelitian yang telah
Salmonella dan Vibrio (Fardiaz, 1989; Rahayu,
dilakukan oleh Purwijantiningsih dan
2003). Uji total mikrobia menggunakan
Mursyanti (2006), diketahui mutu bakteriologis
medium Plate Count Agar (PCA), uji bakteri
pindang tongkol kranjangan yang berasal dari
coliform menggunakan medium Brilliant Green
berbagai pasar di Yogyakarta belum sesuai
Lactose Bile Broth (BGLB). Uji Salmonella
standar SNI. Hal tersebut ditunjukkan dengan
menggunakan medium selektif Chrom agar,
jumlah mikrobia total yang cukup tinggi
sebelumnya sampel diresusitasi dengan laktosa
berkisar antara <2,5x101 - > 6,5x106 CFU/g,
cair dan dilakukan pengkayaan dengan
sedangkan dari 20 sampel, hanya 1 sampel
Tetrathionat Broth Base (TBB), selanjutnya
yang diduga tidak mengandung Vibrio
dilakukan uji pendugaan pada medium Triple
parahaemolyticus dan 4 sampel yang diduga
Sugar Iron (TSI) dan Lysine Indole Motility
tidak mengandung Salmonella.
(LIM). Uji Vibrio menggunakan medium
Dari penelitian tersebut dapat diketahui
selektif Chrom agar, sebelumnya sampel
bahwa ikan tongkol pindang berpotensi
diperkaya dengan Alkaline Peptone Water
menjadi sumber makanan yang membahayakan
(APW).
kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan
Uji bakteriologis dilakukan terhadap
penelitian untuk mengetahui cara pengolahan
ikan tongkol pindang yang sudah mengalami
yang biasa dilakukan di rumah tangga yang
pengolahan dan tidak diolah sebagai kontrol.
dapat mengurangi jumlah bakteri patogen yang
Pengujian dilakukan setelah 12 jam pengolahan
terdapat pada ikan pindang sehingga aman
dengan pertimbangan waktu tersebut
untuk disantap. Penelitian ini bertujuan untuk
merupakan jarak antara pemasakan dengan
mengetahui pengaruh cara pengolahan terhadap
waktu makan malam.
mutu bakteriologis ikan tongkol pindang,
sehingga dapat merekomendasikan cara
pengolahan yang dapat dilakukan oleh rumah Hasil dan Pembahahasan
tangga untuk mendapatkan ikan tongkol
pindang siap santap yang aman. Total mikrobia pada ikan tongkol pindang
hasil olahan
Metode Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa proses pengolahan dapat mengurangi
Bahan yang digunakan adalah ikan jumlah total mikrobia yang terdapat pada ikan
tongkol pindang yang berasal dari pasar
tongkol pindang (Tabel 1). Jumlah total Helicobacter pylori. Terpenoid yang disebut
mikrobia pada ikan tongkol pindang yang petalostemumol memperlihatkan aktivitas
digoreng pedas berjumlah 3,9 x 103 CFU/g, terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus
sedangkan jumlah mikrobia pada ikan tongkol aureus, bakteri Gram negatif dan Candida
pindang yang digoreng tepung, goreng telur albicans.
dan hanya digoreng berturut-turut sebesar 2,08 Berdasarkan penelitian dapat diketahui
x 104, 1,99 x 104 dan 4,47 x 104 CFU/g. bahwa tidak semua bakteri mati karena proses
Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan penggorengan. Menurut Fardiaz (1992),
jumlah total mikrobia pada ikan tongkol semakin tinggi jumlah sel mikrobia semakin
pindang tanpa pengolahan (kontrol) sebesar tinggi tingkat ketahanannya terhadap panas.
3,58 x 106 CFU/g. Diduga bahwa mekanisme perlindungan sel
Pengolahan dalam hal ini pemanasan terhadap panas di dalam suatu populasi sel
dapat menurunkan jumlah mikrobia sebanyak yang tinggi disebabkan sel memproduksi
2-3 log (102-103). Penurunan tertinggi komponen-komponen pelindung, diantaranya
didapatkan pada ikan tongkol pindang yang protein yang diketahui mempunyai sifat
digoreng pedas, yaitu penggorengan dengan sebagai pelindung. Kemungkinan lain dari
pemberian cabai merah (Gambar 1). Hal peningkatan ketahanan panas dengan
tersebut disebabkan pada cabai ditemukan meningkatnya populasi sel adalah karena
senyawa yang berperan sebagai antimikrobia. peluang untuk mendapatkan sel yang
Menurut Naim (2004), suatu kandungan mempunyai ketahanan panas tinggi semakin
terpenoid pada cabai yang dikenal dengan besar dengan semakin banyaknya jumlah sel.
nama capsaicin bersifat bakterisidal terhadap
Tabel 1. Total mikrobia (CFU/g) pada ikan tongkol pindang hasil olahan
Cara Pengolahan Jumlah Total Mikrobia (CFU/g)
Tanpa diolah 3,58 x 106a
Goreng 4,47 x 104b
Goreng tepung 2,08 x 104b
Goreng telur 1,99 x 104b
Goreng pedas 3,90 x 103c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak beda nyata pada taraf kepercayaan 95%
7
6
Jumlah Total Mikrobia
5
(log CFU/g)
4
3
2
1
0
Tanpa diolah Goreng Goreng tepung Goreng telur Goreng pedas
Cara Pengolahan
Gambar 1. Total mikrobia (log CFU/g) pada ikan tongkol pindang hasil
olahan
Tabel 3. Jumlah Coliform (MPN/g) pada ikan tongkol pindang hasil olahan
Cara Pengolahan Jumlah Coliform (MPN/g)
Tanpa diolah 240a
Goreng 15b
Goreng tepung 29b
Goreng telur 16b
Goreng pedas 4c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak beda nyata pada taraf kepercayaan 95%
6
5
Jumlah S. aureus
(log CFU/g)
4
3
2
1
0
Tanpa diolah Goreng Goreng tepung Goreng telur Goreng pedas
Cara Pengolahan
Gambar 2. Jumlah Staphylococcus aureus (log CFU/g) pada ikan tongkol pindang hasil olahan
Keberadaan bakteri Coliform pada ikan Keberadaan Salmonella pada ikan tongkol
tongkol pindang hasil olahan pindang hasil olahan
Jumlah Coliform yang terdapat pada ikan Pada ikan tongkol pindang tanpa diolah
tongkol pindang berkurang dengan adanya dijumpai adanya bakteri yang diduga
proses pengolahan (Tabel 3 dan Gambar 3). Salmonella dan V. parahaemolyticus. Adanya
Pada ikan tongkol pindang tanpa diolah bakteri Salmonella mungkin karena ikan
dijumpai bakteri Coliform sebanyak 240 pindang dijual berdekatan dengan bahan
MPN/g, setelah digoreng tepung, goreng telur, pangan yang berpotensi mengandung bakteri
goreng biasa dan goreng pedas, jumlah tersebut seperti pedagang ayam, daging
Coliform menjadi berkurang berturut-turut maupun sayur-sayuran (Purwijantiningsih dan
sebesar 29, 16, 15 dan 4 MPN/g. Sama seperti Mursyanti, 2006).
pada jumlah total mikrobia dan S. aureus, Pada pindang yang telah diolah dengan
perlakuan penggorengan pedas dengan cara digoreng, goreng tepung, goreng telur dan
penambahan cabai menyebabkan jumlah goreng pedas tidak dijumpai adanya bakteri
bakteri Coliform berkurang paling banyak Salmonella (Tabel 4). Dari hasil tersebut dapat
dibandingkan pengolahan lainnya. diketahui bahwa proses pemanasan dapat
Adanya mikrobia Coliform dalam mematikan bakteri Salmonella. Hal tersebut
makanan olahan menunjukkan praktek sesuai dengan pendapat Jay (2000) yang
pengolahan yang buruk seperti bahan mentah menyatakan bahwa bakteri Salmonella adalah
yang terkontaminasi atau pengolahan yang bakteri yang tidak tahan panas.
tidak cukup, kontaminasi personalia, Keberadaan Vibrio parahaemolyticus pada
pembersihan dan sanitasi peralatan yang tidak ikan tongkol pindang hasil olahan
tepat. Pada proses pemindangan yang tidak
menggunakan air yang bersih dapat Ditemukannya bakteri yang diduga V.
menyebabkan ikan tongkol pindang parahaemolyticus pada ikan tongkol pindang
mengandung Coliform yang cukup tinggi. Hal tanpa diolah dapat disebabkan proses
tersebut dapat disebabkan air bersih sulit pemindangan belum mematikan semua V.
didapatkan di lokasi pengolahan ikan. Menurut parahaemolyticus yang ada atau dapat juga
Sikorski et al., (1998), Enterobacteriaceae disebabkan karena kontaminasi silang,
sering ditemukan pada ikan olahan yang misalnya wadah yang digunakan, kontaminasi
berkadar air tinggi juga Salmonella typhimurium dari proses transport atau lingkungan di
dan Vibrio parahaemolyticus. sekeliling tempat pindang tersebut disimpan
(Purwijantiningsih dan Mursyanti, 2006).
300
250
Jumlah Coliform
200
(MPN/g)
150
100
50
0
Tanpa diolah Goreng Goreng tepung Goreng telur Goreng Pedas
Cara Pengolahan
Gambar 3. Hasil uji Coliform (MPN/g) pada ikan tongkol pindang hasil olahan