Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Islamic law provides a firm statement about a woman who has to undergo a period of
ihdad as a sign of grieving for a specified time, in Article 170. In this case, the concept
of ihdad and the consequences associated with it, has created problems in its
application, as happened. in the Swimming Village, Percut Sei Tuan District, Deli
Serdang Regency. In the community of Kolam Village, Percut Sei Tuan District, Deli
Serdang Regency, the application of ihdad has been ignored by various kinds of
arguments from the community. The steps used in this research are starting from data
collection, both primary and secondary. These data will be traced in the literature
deemed relevant. After the researchers analyzed, it was concluded that the
implementation of ihdad for women whose husbands died in the district. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang varies among them because of: a) Going out of the house and
making decorations because of work demands. and stay at home and do not make up if
you do not work for a month. b) Going out of the house and making decorations
because of the demands of work. and remain at home and do not make up if not
working, but less than a month, c) Going out of the house and make up because of the
demands of work. and going out of the house and decorating as usual even if not while
working for less than a month. Understanding the concept of ihdad for women whose
husbands died in the Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, including: a) Religion,
b) Economic conditions, c) Conditions of employment (SOP), d) Community Habits
(Urf) andd) Psychology.
Keyword: Ihdad, Syafi'i School, Kab. Deli Serdang.
ABSTRAK
Hukum Islam memberikan pernyataan tegas tentang seorang perempuan yang beriddah
harus menjalani masa ihdad sebagai tanda turut berduka cita selama waktu yang telah
ditentukan. Dalam hal ini, konsep ihdad beserta konsekuensi yang terkait dengannya,
telah menimbulkan permasalahan dalam penerapannya, seperti yang terjadi di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Pada masyarakat Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, penerapan ihdad telah
diabaikan dengan berbagai macam argumentasi dari masyarakatnya. Masalah ini perlu
dianalisa lebih teliti secara mendalam dalam bentuk penelitian. Adapun langkah-
langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dimulai dari pengumpulan data,
baik yang primer maupun yang sekunder. Data-data tersebut akan ditelusuri dalam
literatur yang dipandang relevan. Pelaksanaan ihdad bagi Perempuan yang ditinggal
mati suami di Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang beragam di antaraya karena
disebabkan: a) Keluar rumah dan berhias karena tuntutan pekerjaan dan tetap di rumah
dan tidak berhias jika tidak bekerja selama sebulan, b) Keluar rumah dan berhias
karena tuntutan pekerjaan dan tetap di rumah dan tidak berhias jika tidak bekerja jika
kurang dari sebulan, c) Keluar rumah dan berhias karena tuntutan pekerjaan dan keluar
rumah dan berhias sebagaimana biasa walapun tidak saat bekerja kurang dari sebulan.
Pemahaman konsep ihdad bagi perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya di
masyarakat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, beragam diantaranya: a) Agama,
b) Kondisi ekonomi, c) Ketentuan Pekerjaan (SOP), d) Kebiasaan Masyarakat (Urf)
dan d) Psikologi.
Kata kunci: Ihdad, Mazhab Syafi’I, Kab. Deli Serdang.
penjelasan dari ulama fikih, dapat 2. Suami yang ditinggal mati oleh
disimpulkan, bahwa wanita yang isterinya, melakukan masa
ditinggal mati oleh suaminya, dilarang berkabung menurut kepatutan.4
berhias diri, memakai wangi-wangian, Dalam hal ini, konsep ihdad beserta
dan hal-hal lain yang dapat konsekuensi yang terkait dengannya,
menimbulkan syahwat dan ghairah seperti yang telah dijelaskan diatas,
kaum laki-laki, serta keluar rumah telah menimbulkan permasalahan dalam
kecuali dalam keadaan terpaksa. penerapannya, seperti yang terjadi di
Pada konteks wilayah Indonesia, Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
ihdad juga diatur dalam KHI, dengan Tuan Kabupaten Deli Serdang. Pada
kandungan teks masa berkabung dan masyarakat Desa Kolam Kecamatan
kedudukan KHI adalah merupakan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
legalisasi Islam yang dirumuskan Serdang, penerapan ihdad telah
sebagai peraturan dan fasilitas bagi diabaikan dengan berbagai macam
umat Islam di Indonesia, memiliki argumnetasi dari masyarakat Desa
aturan yang mendominasi keteraturan Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
dalam hukum Islam memberikan Kabupaten Deli Serdang.
pernyataan tegas tentang seorang
perempuan yang beriddah harus B. PEMBAHASAN
menjalani masa ihdad sebagai tanda 1. Kajian Pustaka: Pengertian,
Dasar Hukum dan Tujuan Ihdad
turut berduka cita selama waktu yang
a. Pengertian Ihdad
telah ditentukan, dalam pasal 170, Bab
Ihdad menurut Imam Taqiyuddin
XIX, MASA BERKABUNG, sebagai
adalah melarang dari berhias dan
berikut:
berwangi-wangian.5 Kata ihdad
1. Isteri yang ditinggalkan mati oleh
menurut Abu Yahya Zakaria al-Anshari
suami, wajib melaksanakan masa
berasal dari kata ahadda, dan kadang-
berkabung selama masa iddah
kadang bisa juga disebut al-hidad yang
sebagai tanda turut berduka cita dan
sekaligus menjaga timbulnya 4
(2007). Kompilasi Hukum Islam.
fitnah. Bandung: Fokus Media. hlm. 55.
5
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad
Ad-Damsyiqi. (t.t.). Kifayatul Akhyar.
Semarang: Putra Semarang. hlm. 133.
berihdad atas kematian suaminya, dua hal perbedaan yang pokok: pertama,
meninggalnya sang suami, menahan diri faktor yang harus dijauhi pada saat
baik berupa make up, wewangian definisi kedua, yang harus dijauhi
/parfum, dan selainnya serta segala hal adalah semua bentuk yang dinamakan
10
Aplikasi SubulusSalamSyarah Bulughul
Maram, Kampungsunah.org-Edisi Lengkap-
Oktober 2013, diakses pada tanggal 5 Februari
2020.
11
Abu Husain Muslim bin Al Hajjaj. (t.t.).
Shahih Muslim. Beirut: Dar al Fikr. hlm. 153.
yang bersedih karena ditinggal mati karpet, gorden, dan alat-alat rumah
oleh suaminya, adalah hal yang tangganya. Ia juga tidak dilarang duduk
tergoda dengan wanita yang sedang karena Allah SWT meskipun hal itu
beridah. Kedua, agar wanita yang tidak dapat diterima akal. Contohnya,
sedang idah tidak mendekati dan wanita yang ditinggal mati suaminya
tergoda dengan laki-laki. Kedua hal ini tetapi belum digauli masih tetap wajib
oleh Ibn Rusyd disebut dengan sad al- menjalani masa tunggu meskipun dapat
dzari’ah yaitu menutup jalan ke haram. dipastikan tidak ada bibit dalam
Jalan yang dimaksud adalah interaksi rahimnya.17 Adapun beberapa literatur
antara wanita yang sedang iddah lain yang menyebutkan mengenai
dengan laki-laki dan berhias. Sedangkan tujuan adanya ihdad yaitu:
keharamannya adalah peminangan 1) Memberi alokasi waktu yang
(khitbah) dan pernikahan pada saat cukup untuk turut berduka
wanita menjalani masa iddah. Masa cita atau berkabung, dan
berkabung (ihdad) berkaitan erat sekaligus menjaga fitnah.18
dengan masa iddah juga harus dinilai 2) Untuk memelihara
oleh wanita yang ditinggal mati keharmonisan hubungan
suaminya, sehingga masa berkabung ini keluarga suami yang
mempunyai beberapa tujuan yang meninggal dengan pihak istri
terkait dengan masa iddah. Antara lain; yang ditinggalkan dan
untuk mengetahui rahim wanita dari keluarga besarnya.19
bibit yang ditinggalkan mantan 3) Ihdad untuk menampakkan
suaminya. Bibit yang ditinggal oleh kesedihan dan kedukaan atas
mantan suami dapat berbaur dengan kematian suaminya, dan
bibit orang yang akan menikahinya ukuran untuk bersedih karena
untuk menciptakan satu janin dalam yang lainnya. Selain cerai
perut wanita tersebut. Tidak ada cara mati, maka talak dalam
untuk mengetahui apakah wanita yang bentuk apapun tidak
baru berpisah dengan suaminya
mengandung bibit dari mantan 17
Amir Syarifuddin. (2009). Hukum
Perkawinan Islam Di Indonesia. Jakarta:
suaminya atau tidak kecuali dengan Kencana PrenadaMedia Group. hlm. 305.
18
datangnya beberapa haid dalam masa Ahmad Rofiq. (1995). Hukum Islam Di
Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo. hlm. 319.
itu. Untuk ta’abud, yaitu semata-mata 19
Majelis Ulama Indonesia. (1998).
Jakarta: MUI. hlm. 64.
20
Hasan Ayyub. (2006). Fikih Keluarga.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 372.
21
M. Abdul Ghoffar. (2008). Fikih Wanita
Edisi Lengkap. Jakarta: Al-Kautsar. hlm. 421.
22
Wahbah al-Zuhaili. (1989). Al-Fiqh al-
Islamy wa Adillatuhu. Damaskus: Dar al-Fikr.
hlm. 659.
23 24
Abu Husain Muslim bin Al Hajjaj. (t.t.). Abu Husain Muslim bin Al Hajjaj. (t.t.).
Shahih Muslim. Beirut: Dar al Fikr. hlm. 153. hlm. 166.
“Dari Furai’ah Binti Malik
bahwa suaminya keluar untuk
mencari budak-budak
miliknya, lalu mereka
membunuhnya. Kemudian aku “Dan perempuan-perempuan
meminta kepada Rasululah yang tidak haid lagi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam (monopause) di antara
agar aku boleh pulang ke perempuan-perempuanmu jika
keluargaku, sebab suamiku kamu ragu-ragu (tentang masa
tidak meninggalkan rumah iddahnya), Maka masa iddah
mereka adalah tiga bulan; dan
25
Ahmad bin Hanbal. (t.t.). Musnad begitu (pula) perempuan-
Ahmad. Beirut: Dar Jail. hlm. 88.
28 29
Salah Satu Masyarakat Desa Kolam Salah Satu Masyarakat Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 1 Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 1
November 2019. November 2019.
30 31
Salah Satu Masyarakat Desa Kolam Salah Satu Masyarakat Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 1 Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 5
November 2019. Mei 2020.
32
Salah Satu Masyarakat Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 5
Mei 2020.
33 34
Salah Satu Masyarakat Desa Kolam Salah Satu Masyarakat Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 1 Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 1
November 2019. November 2019.
35 36
Salah Satu Masyarakat Desa Kolam Salah Satu Masyarakat Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 1 Serdang Yang Diwawancarai Pada Tanggal 5
November 2019. Mei 2020.
Abu Husain Muslim bin Al Hajjaj. (t.t.). Majelis Ulama Indonesia. (1998).
Shahih Muslim. Beirut: Dar al Fikr. Jakarta: MUI.
Ahmad bin Hanbal. (t.t.). Musnad Sayyid Abu Bakar al-Dimyathi. (2007).
Ahmad. Beirut: Dar Jail. I’anah al-Thalibin. Surabaya: Al-
Hidayah.
Ahmad Rofiq. (1995). Hukum Islam di
Indonesia. Jakarta: PT Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad
RajaGrafindo. Ad-Damsyiqi. (t.t.). Kifayatul
Akhyar. Semarang: Putra
Al-Qurthubi. (2009). Tafsir Al- Semarang.
Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Tihami dan Sohari Sahrani. (2009). Wahbah al-Zuhaili. (1989). Al-Fiqh al-
Fikih Munakahat: Kajian Fikih Islamy wa Adillatuhu. Damaskus:
Nikah lengkap. Jakarta: Rajawali Dar al-Fikr.
Press. Ahmad Syahbari Salamaon.
Tihami dan Sohari Sahrani. (2009). (2001). Fiqh dan Perundangan
Fikih Munakahat: Kajian Fikih Islam. Kuala Lumpur: Dewan
Nikah Lengkap. Jakarta: Rajawali Bahasa dan Pustaka.
Press.