You are on page 1of 6

Analisis Perkembangan Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga

Perbankan Syariah di Indonesia dimasa Pandemi Covid-19

ZAHARMAN1; ARINI2; SERLY NOVIANTI3*


Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
Jln. Yos Sudarso KM 08 Rumbai Telp. (0761) 52581
E-mail : serly@unilak.ac.id (korespondensi)
Submit : 2022-06-01 Review : 2022-06-06 Publish : 2022-06-10

Abstract: This study aims to analyze the development of Islamic banking in Indonesia during
the COVID-19 pandemic, namely about the development of banking assets, financing, and
third party funds. The method used in this research is descriptive analysis method. And the
sample used in Islamic banking research in Indonesia. Data obtained through qualitative and
quantitative data methods. During the Covid-19 pandemic, Indonesian Islamic financial assets
were able to grow 22.71% to Rp1,801.40 trillion, an increase from the previous year 2019.
This was due to an increase in the number of BUS with core capital and in terms of capital,
the number of BPRS with core capital was more from Rp50 billion increased to 5 BPRS in
2020. The distribution of Islamic banking financing in 2020 grew 8.08%, slowing compared
to the previous year which grew by 10.89%. One of the reasons for this slowdown was the
slowing growth in working capital financing. Sharia Banking Third Party Funds (DPK) grew
by 11.98% compared to the same period in the previous year of 11.82%. The growth of DPK
occurred in UUS and BPRS.The growth of Islamic banking assets, financing, and deposits
showed a fairly good performance. So this can be a big opportunity that will have a positive
impact in the coming year. This is in line with the Indonesian government's goal of
implementing sharia because we are predominantly Muslim, so that it will become a model
center for the world.

Keywords: Islamic banking, Indonesia, asset development, financing, and third party funds

Perbankan syariah saat ini merupakan salah mampu tumbuh kuat di tengah pandemi
satu target yang Indonesia ingin lakukan, dan resilience (bertahan) di masa pandemi
kembangkan dan fokuskan. Karena baik dari segi aset, pembiayaan, dan Dana
sebagian besar penduduknya beragama Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah
muslim. Sehingga kenapa tidak kita tumbuh di atas perbankan nasional,”
kembangkan di negara Indonesia kita ujarnya di Webinar Pasar Modal Syariah
tercinta ini. Hingga Maret 2021, Kepala Indonesia, Rabu 7 Juli 2021.
Ekonom PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Di masa pandemi Covid-19,
Tbk. Banjaran Surya kinerja Bank Umum Syariah (BUS)
Indrastomo mengatakan, pertumbuhan selama tahun 2020 menunjukkan stabilitas
aset perbankan syariah mencapai 12,8 yang terjaga bila dibandingkan dengan
persen atau lebih tinggi dari perbankan Bank Umum Konvensional (BUK). Dari
konvensional dan industri perbankan sisi permodalan, CAR BUS menunjukkan
nasional. tren pertumbuhan yang positif meskipun
Surya menilai sektor perbankan masih di bawah CAR BUK. Pada tahun
syariah mampu bertahan di tengah krisis 2020, CAR BUS mencapai 21,64%.
pandemi COVID-19, yang terlihat dari Secara umum, aktivitas pembiayaan baik
peningkatan bisnis serta kinerja dan oleh BUK maupun BUS menunjukkan
pergerakan yang cenderung stabil di pasar tren yang melambat ditunjukkan oleh
modal. Performa ini menunjukkan rasio FDR BUS sebesar 76,36% yang
perbankan syariah secara fundamental bisa lebih rendah dari tahun sebelumnya yang
menjadi salah satu motor dalam pemulihan sebesar 77,91%. Dari sisi rentabilitas,
ekonomi nasional. “Perbankan syariah BUS menunjukkan tren yang positif yang
Analisis Perkembangan Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 175
dimasa Pandemi Covid-19
(Zaharman, Arini, Serly Novianti)

ditunjukkan dalam setahun terakhir. Dari mengajukan proposal yang berjudul


sisi efisiensi, pandemi Covid-19 menekan “Analisis Perkembangan Aset,
efisiensi BUS, sehingga terjadi penurunan Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga
yang ditunjukkan dari nilai BOPO yang Perbankan Syariah di Indonesia dimasa
meningkat hingga akhir tahun 2020 Pandemi Covid-19”
mencapai 85,55%.
Aset perbankan syariah masih Perbankan Syariah
menunjukkan pertumbuhan yang positif, Menurut Karnaen Purwaatmadja,
mengalami percepatan jika dibandingkan bank syariah adalah bank yang beroperasi
tahun sebelumnya. Dalam empat tahun sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yakni
terakhir, pertumbuhan aset perbankan bank dengan tata cara dan operasinya
syariah rata-rata masih terjaga double digit. mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Pangsa aset perbankan syariah mencapai Islam. Bank syariah merupakan bank yang
6,51% terhadap perbankan nasional, beroperasi sesuai dengan prinsip syariah
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Islam, mengacu kepada ketentuan-
yang sebesar 6,17%. Baik BUS, UUS, ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan
maupun BPRS menunjukkan pertumbuhan AlHadist. Dengan mengacu kepada Al-
positif. Quran dan Al-Hadist, maka bank syariah
Penyaluran pembiayaan perbankan diharapkan dapat menghindari kegiatan-
syariah pada 2020 tumbuh 8,08% kegiatan yang mengandung unsur riba dan
,melambat dibandingkan tahun sebelumnya segala hal yang bertentangan dengan syariat
yang tumbuh sebesar 10,89%. Perlambatan Islam.
ini disebabkan salah satunya oleh Fungsi dan Peran Bank Syariah
perlambatan pertumbuhan pembiayaan Bank syariah adalah bank yang
Modal Kerja yang melambat menjadi menjalankan fungsi intermediasinya
4,14% dibandingkan tahun sebelumnya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam.
yang sebesar 6,00% dan pembiayaan Peran dan fungsi bank syariah, di antaranya
Investasi melambat menjadi 0,16% dari sebagai berikut:
tahun sebelumnya 14,84%. Meskipun a. Sebagai tempat menghimpun dana
mengalami penurunan pertumbuhan dari masyarakat atau dunia usaha
sebagai dampak akibat adanya pandemi dalam bentuk tabungan
Covid-19 yang mempengaruhi penyaluran (mudharabah), dan giro (wadiah),
pembiayaan pada sektor industri, namun serta menyalurkannya kepada sektor
perbankan syariah masih mencatatkan rill yang membutuhkan.
pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan b. Sebagai tempat investasi bagi dunia
pembiayaan perbankan syariah yang positif usaha (baik dana modal maupun
ditopang oleh pertumbuhan konsumsi yang dana rekening investasi) dengan
kuat sebesar 15,21% dibandingkan menggunakan alat-alat investasi
pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar yang sesuai dengan syariah.
12,46% . Selain itu, penurunan rasio Non- c. Menawarkan berbagai jasa
Performing Financing (NPF) dengan NPF keuangan berdasarkan upah dalam
Gross dan NPF Net tercatat sebesar 3,08% sebuah kontrak perwakilan atau
dan 1,70% turun dari tahun sebelumnya penyewaan.
3,11% dan 1,89%. d. Memberikan jasa sosial seperti
Dari hasil sementara yang pinjaman kebajikan, zakat dan dana
ditemukan dalam perbankan syariah di sosial lainnya yang sesuai dengan
Indonesia, peneliti tertarik ingin membahas ajaran Islam.
secara dalam bagaimana perkembangan Tujuan Bank Syariah Upaya
syariah selama 5 tahun terakhir dlihat dari percapaian keuntungan yang setinggi-
beberapa aspek. Untuk itu peneliti ingin tingginya (profit maximization) adalah
Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN:2622-5379
Vol. 5, No. 2, Mei 2022
176 Analisis Perkembangan Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia
dimasa Pandemi Covid-19
(Zaharman, Arini, Serly Novianti)

tujuan yang biasa dicanangkan oleh bank yang beranggotakan unsur-unsur


komersial, terutama bank konvensional. dari BI, Departemen agama, dan
Berbeda dengan tujuan bank konvensional, unsur masyarakat dengan komposisi
bank syariah berdiri untuk menggalakkan, yang berimbang dan memiliki
memelihara dan mengembangkan jasa-jasa keahlian di bidang syariah (pasal
serta produk-produk perbankan yang 26).
berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. d. Adanya definisi baru mengenai
Bank syariah juga memiliki kewajiban untuk transaksi murabahah. Dalam definisi
mendukung aktivitas investasi dan bisnis lama disebutkan bahwa murabahah
yang ada di lembaga keuangan sepanjang adalah jual beli barang sebesar
aktifitas tersebut tidak dilarang dalam Islam. harga pokok barang ditambah
Selain itu, bank syariah harus lebih dengan margin keuntungan yang
menyentuh kepentingan masyarakat kecil. disepakati. Menurut UU No.21
Landasan Hukum Perbankan Islam Tahun 2008 disebutkan akad
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba murabahah adalah akad pembiayaan
tidak dapat berdiri melainkan seperti suatu barang dengan menegaskan
berdirinya orang yang kemasukan syaitan harga belinya kepada pembeli dan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan pembeli membayarnya dengan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan harga yang lebih sebagai
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya keuntungan yang disepakati.
jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah Diubahnya kata “jual beli” dengan
telah menghalalkan jual-beli dan kata “pembiayaan”, secara implisit UU
mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah : 275) No.21 Tahun 2008 ini ingin mengatakan
. Artinya: Dari Ibnu Mas'ud ra bahwa bahwa transaksi murabahah tidak termasuk
Rasulullah SAW melaknat pemakan riba’, transaksi yang dikenakan pajak
yang memberi makan, kedua orang saksinya sebagaimana yang kini menjadi masalah
dan pencatatnya. (HR Muslim). bagi bank syariah.
Undang-undang No.21 Tahun 2008 Beberapa Peraturan Bank Indonesia
Beberapa aspek penting dalam UU No.21 mengenai Perbankan syariah :
Tahun 2008: a. PBI No.9/19/PBI/2007 tentang
a. Adanya kewajiban mencantumkan pelaksanaan prinsip syariah dalam
kata “syariah” bagi bank syariah, kegiatan penghimpunan dana dan
kecuali bagi bank-bank syariah yang penyaluran dana serta pelayanan
telah beroperasi sebelum berlakunya jasa bank syariah.
UU No.21 Tahun 2008 (pasal 5 no.4). b. PBI No.7/35/PBI/2005 tentang
Bagi bank umum konvensional perubahan atas peraturan bank
(BUK) yang memiliki unit usaha Indonesia No. 6/24/PBI/2004
syariah (UUS) diwajibkan tentang bank umum yang
mencantumkan nama syariah setelah melaksanakan kegiatan usaha
nama bank (pasal 5 no.5). berdasarkan prinsip syariah.
b. Adanya sanksi bagi pemegang saham c. PBI No.6/24/PBI/2004 tentang bank
pengendali yang tidak lulus fit and umum yang melaksnakan kegiatan
proper test dari BI (pasal 27). 19 usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Satu-satunya pemegang fatwa syariah Produk Perbankan Syariah Produk
adalah MUI. Karena fatwa MUI harus perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga
diterjemahkan menjadi produk bagian yaitu: (I) Produk Penyaluran Dana,
perundang-undangan (dalam hal ini (II) Produk Penghimpunan Dana, dan (III)
Peraturan Bank Indonesia / PBI), Produk yang berkaitan dengan jasa yang
dalam rangka penyusunan PBI, BI diberikan perbankan kepada nasabahnya.
membentuk komite perbankan syariah
Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN:2622-5379
Vol. 5, No. 2, Mei 2022
Analisis Perkembangan Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 177
dimasa Pandemi Covid-19
(Zaharman, Arini, Serly Novianti)

METODE Meskipun mengalami penurunan


Penelitian ini merupakan penelitian pertumbuhan sebagai dampak akibat adanya
kualitatif dengan menggunakan metode pandemi Covid-19 yang mempengaruhi
analisis deskriptif. Metode penelitian penyaluran pembiayaan pada sektor
deskriptif menurut Nana Sudjana dan industri, namun perbankan syariah masih
Ibrahim (1989:64) yaitu Penelitian yang mencatatkan pertumbuhan yang positif.
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, Dana Pihak Ketiga (DPK)
peristiwa dan kejadian yang terjadi pada Perbankan Syariah tumbuh 11,98%
saat sekarang dimana peneliti berusaha dibandingkan periode yang sama tahun
memotret peristiwa dan kejadian yang sebelumnya sebesar *11,82%.
menjadi pusat perhatian untuk kemudaian Perkembangan pertumbuhan DPK terjadi
digambarkan sebagaimana keadaannya. pada UUS dan BPRS dengan laju masing-
Dalam penelitan ini akan menggambarkan masing 12,54%, dan 12,45% dibandingkan
mengenai kondisi perkembangan perbankan dengan periode yang sama tahun
syariah di Indonesia dengan menggunakan sebelumnya yang sebesar 11,34% dan
data dari berbagai sumber, baik dari OJK, 7,34%. Sedangkan BUS mengalami
maupun sumber lainnya yang relevan. perlambatan pertumbuhan dengan 11,72% ,
Data skunder digunakan dan jika dibandingkan dengan tahun
dianalisis dengan analisis desktiptif. sebelumnya yang sebesar 12,18% . BUS
tetap mendominasi komposisi DPK dengan
HASIL porsi sebesar 67,86%, sementara porsi DPK
Pada tahun 2019, total aset keuangan UUS sebesar 30,08% dan BPRS sebesar
syariah Indonesia telah mencapai US$99 2,06%.
miliar, meningkat dari tahun sebelumnya Pertumbuhan aset, pembiayaan, dan
sebesar US$86 miliar. Peningkatan total aset DPK perbankan syariah menunjukkan
tersebut menempatkan Indonesia pada posisi performa yang cukup baik. Pertumbuhan
ke-7 dengan total aset keuangan syariah aset perbankan syariah pada tahun 2020
terbesar di dunia. Peningkatan terbesar sebesar 13,11% lebih tinggi dibandingkan
berada pada sektor perbankan syariah dengan dengan perbankan konvensional sebesar
kenaikan US$10 miliar dari tahun 6,74%. Pertumbuhan DPK perbankan
sebelumnya US$28 miliar menjadi US$38 syariah 11,98% juga menunjukkan posisi
miliar. yang stabil dan masih lebih tinggi
Di masa pandemi Covid-19 aset dibandingkan dengan perbankan
keuangan syariah Indonesia mampu tumbuh konvensional sebesar 10,93% . Demikian
22,71% menjadi Rp1.801,40 triliun pula pertumbuhan pembiayaan perbankan
meningkat dari tahun sebelumnya 2019 syariah, yang meski melambat, masih lebih
sebesar Rp1.468,07 triliun. Perbankan tinggi 8,08% bila dibandingkan dengan
Syariah dengan porsi sebesar 33,80% dari perbankan konvensional. Pertumbuhan
total aset keuangan syariah mampu tumbuh yang cukup tinggi tersebut dengan market
positif dengan laju 13,11%. share yang terus meningkat menunjukkan
Penyaluran pembiayaan perbankan layanan perbankan syariah makin dipercaya
syariah pada 2020 tumbuh 8,08%, melambat oleh masyarakat terutama pada masa
dibandingkan tahun sebelumnya yang pandemi.
tumbuh sebesar 10,89% . Perlambatan ini
disebabkan salah satunya oleh perlambatan PEMBAHASAN
pertumbuhan pembiayaan Modal Kerja yang Aset perbankan syariah masih
melambat menjadi 4,14% dibandingkan menunjukkan pertumbuhan yang positif,
tahun sebelumnya yang sebesar 6,00% dan mengalami percepatan jika dibandingkan
pembiayaan Investasi melambat menjadi tahun sebelumnya. Dalam empat tahun
0,16% dari tahun sebelumnya 14,84%. terakhir, pertumbuhan aset perbankan
Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN:2622-5379
Vol. 5, No. 2, Mei 2022
178 Analisis Perkembangan Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia
dimasa Pandemi Covid-19
(Zaharman, Arini, Serly Novianti)

syariah rata-rata masih terjaga double digit. performa yang cukup baik. Pertumbuhan
Pangsa aset perbankan syariah mencapai aset perbankan syariah pada tahun 2020
6,51% terhadap perbankan nasional, sebesar 13,11% lebih tinggi dibandingkan
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan perbankan konvensional sebesar
yang sebesar 6,17%. Baik BUS, UUS, 6,74%. Pertumbuhan DPK perbankan
maupun BPRS menunjukkan syariah 11,98% juga menunjukkan posisi
pertumbuhan positif. Hal ini disebabkan oleh yang stabil dan masih lebih tinggi
peningkatan jumlah BUS dengan modal inti dibandingkan dengan perbankan
dan ditinjau dari permodalannya, Jumlah konvensional sebesar 10,93%.
BPRS yang bermodal inti lebih dari Rp50 Demikian pula pertumbuhan
miliar meningkat menjadi 5 BPRS pada pembiayaan perbankan syariah, yang meski
tahun 2020. melambat, masih lebih tinggi 8,08% bila
Berdasarkan sektor industri, dibandingkan dengan perbankan
pembiayaan perbankan syariah telah konvensional. Pertumbuhan yang cukup
menyalurkan 52,64% dari total pembiayaan tinggi tersebut dengan market share yang
pada sektor lapangan usaha. Adapun porsi terus meningkat menunjukkan layanan
penyaluran pembiayaan terbesar kedua perbankan syariah makin dipercaya oleh
disalurkan pada sektor bukan lapangan usaha masyarakat terutama pada masa pandemi.
(rumah tangga) yaitu sebesar 45,50%.
Perlambatan pertumbuhan pembiayaan DAFTAR RUJUKAN
syariah pada modal kerja dan investasi,
sebagai dampak dari pandemi Covid-19, Abdul Ghofur Anshori. 2008. Penerapan
disebabkan oleh penurunan pembiayaan di Prinsip Syariah dalam Lembaga
beberapa sektor. Keuangan, Lembaga Pembiayaan,
Perantara keuangan, sektor listrik, dan Perusahaan Pembiayaan.
gas, dan air dan sektor real estate mengalami Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
penurunan yang cukup signifikan sepanjang
tahun 2020. Di sisi lain pertumbuhan Muh. Zuhri. 1996. Riba Dalam Al Qur’an
pembiayaan mengalami pertumbuhan pada dan Masalah Perbankan, Raja
sektor industri pengolahan. Adapun Grafindo Persada, Jakarta.
pertumbuhan pembiayaan pada sektor rumah
tangga didominasi oleh pertumbuhan Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. Bank
pembiayaan untuk pemilikan peralatan Syariah : Teori dan Praktik, Gema
rumah tangga lainnya (termasuk multiguna). Insani Press, Jakarta.
Perlambatan pertumbuhan DPK
terjadi pada Giro, yang memiliki porsi Zainuddin Ali. 2008. Hukum Perbankan
sebesar 14,23% terhadap total DPK, Syariah, Sinar Grafika, Jakarta.
mengalami perlambatan pertumbuhan
Peraturan Perundang-Undangan :
menjadi 17,44% dimana jauh lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan tahun Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
sebelumnya sebesar 32,24% . Hal ini sejalan tentang Perbankan. Undang-
dengan dampak perlambatan pertumbuhan Undang Nomor 21 Tahun 2008
ekonomi nasional terhadap segmen korporasi tentang Perbankan Syariah.
di mana komposisi Giro sebagian besar
merupakan dana yang berasal dari segmen Peraturan Bank Indonesia Nomor :
tersebut. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Bank
Syariah. 137
SIMPULAN
Pertumbuhan aset, pembiayaan, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/19/
DPK perbankan syariah menunjukkan PBI/2007 tentang Pelaksanaan
Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN:2622-5379
Vol. 5, No. 2, Mei 2022
Analisis Perkembangan Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 179
dimasa Pandemi Covid-19
(Zaharman, Arini, Serly Novianti)

Prinsip Syariah Dalam Kegiatan


Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan
Jasa Bank Syariah.

Prastanto. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi


Pembiayaan Murabahah Pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia.
Accouning Analysis Journal.Vol.2
No.1.

Wardiantika, Lifstin dan RohmawatiKusuma


ningtias. 2014.Pengaruh Dpk, Car,
Npf, Dan Swbi Terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank
Umum Syariah Tahun 2008-2012.
Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 2 No.
4.

https://bisnis.tempo.co/

https://www.ojk.go.id/

Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN:2622-5379


Vol. 5, No. 2, Mei 2022

You might also like