You are on page 1of 11

COMMUNICARE Volume 1 No.

1, Juni 2020 p-ISSN : 2722 - 533X

KOMUNIKASI NONVERBAL GAYA BERPAKAIAN (STYLE)


DALAM SUBKULTUR PUNK

I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara


Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

ABSTRACT
Non verbal communication is one of many types of ways to communicate, one of those is
nonverbal communication, which is basicly a communication with the absence of vocal sound in
the process of transferring messages from a communicator to a communicant. In non verbal
communication, messages mostly imply through the means of gesture or body language, or in
this case a certain fashion style as as symbol of the messages. Fashion style it self consisting
many messages that the person who wear it want to imply to others. We can view through the
fashion style of the punk subculture that consists of many meaning, that punk subculture try to
communicate it to the people in the mainstream culture. From this case we can study how the
punk subculture using the non verbal communication to imply their mesaages through their
fashion style. Punk subculture is a subculture the born as the reaction of the restless, unsatisfied,
rejection and resistance against the manifestation of the mainstream culture, in which they
consider the cause of the social stratification in the society. Punk as a subculture representating
their spirit of resistance in many ways, one of those is through out their fashion style. The
fashion style concepts of the punk subculture are different from the society from the mainstream
culture with their certain standart values. Punk subculture explicitly try to impart their
messages through the fashion style which consist lots of significance, such as, Mohawk hair
styles, chain and locks necklace, safety pin as an earing, boots with ceratin colors of shoelace
that express their ideology and idealism. Through this analysis we can achive a conclusion that
a nonverbal communication in the punk subculture is representated by their fashion style, which
in every aspect of their fashion style consist certain values that they want to imply to others.
Because of the amount of values that consist in their fashion style, punk subculture consider that
their fashion style is something sacred and not for everyone.

Keywords: Communication, Nonverbal, Fashion, Style, Subculture, Punk.

I. PENDAHULUAN
Komunikasi adalah sebuah kata yang merupakan sebuah bahan dasar dalam
sangat sering kita gunakan di dalam kehidupan penyampaian pesan guna memperkuat pesan itu
kita sehari-hari, komunikasi sendiri merupakan sendiri, yang kedua adalah adanya komunikator
sebuah saran bagi kita guna mengutarakan atau pelaku komunikasi tersebut sendiri, bisa
maksud dan tujuan kita dalam bentuk interaksi berupa seseorang dan bisa pula terdiri dari
sosial kita baik antar individu mupun dengan beberapa kelompok orang ataupun organisasi
masyarakat. dalam komunikasi juga terdapat komunikasi seperti, film, radio, surat kabar,
beberapa syarat yang penting untuk dipenuhi televise dan lain sebagainya, Kemudian yang
yaitu source atau sumber yang dimana ketiga adalah adanya orang yang akan

74
KOMUNIKASI NONVERBAL...(I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara, 74-84)
menerima pesan yang disebut dengan maka kita dapat merujuk kepada pengertian
komunikan, yang dimana dapat berupa komunikasi oleh Rogers & D.Lawrence
seseorang atau individu, kelompok ataupun Kincaid. Secara eksplisit Rogers bersama D.
massa. Seperti yang telah disebutkan diatas Lawrence Kincaid (1981) dalam Cangara
peran komunikasi adalah untuk menyampaikan (2007) mengemukakan bahwa: “komunikasi
pesan, maka syarat komunikasi yang keempat adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
adalah adanya pesan itu sendiri, dimana pesan membentuk atau melakukan pertukaran
ini akan disampaikan oleh komunikator kepada informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
komunikan. dalam pesan ini sendiri terdapat gilirannya akan tiba pada pengertian yang saling
tema utama sebagai pengarah dalam usaha mendalam”. Rogers’s mencoba
untuk mengubah sikap serta tingkah laku dari menspesifikasikan hakikat suatu hubungan
komunikan. Yang kelima adalah adanya saluran dengan adanya suatu pertukaran informasi
atau channel dimana ini merupakan media yang (pesan), dimana ia menginginkan adanya
digunakan oleh komunikator untuk perubahan sikap dan tingkah laku serta
menyampaikan pesan tersebut kepada kebersamaan dalam menciptakan saling
komunikan, dan yang terakhir adalah effect, pengertian dari orang orang yang ikut serta
effect sendiri adalah kesimpulan atau tujuan dalam suatu proses komunikasi.
akhir atau hasil akhir dari suatu komunikasi Komunikasi sendiri terdiri dari
yang terjadi, jadi pada kesimpulannnya effect beberapa jenis, namun yang paling umum kita
adalah hasil akhir atau respon dari pesan yang kenal adalah bentuk komunikasi verbal dan non
telah disampaikan komunikator terhadap verbal, disini kita akan lebih fokus membahas
komunikan. apakah sebenarnya komunikasi non verbal
Menurut Louis Forsdale (1981), tersebut, tanpa mengesampingkan komunikasi
seorang ahli komunikasi dan pendidikan verbal itu sendiri. Setidaknya terdapat tiga ciri
komunikasi adalah “communication is the utama yang menjadi tanda dari komunikasi baik
process by which a system is established, verbal maupun nonverbal. Pertama adalah
maintained and altered by means of shared lambang-lambang nonverbal yang dimana
signals that operate according to rules”. sudah kita gunakan sejak awal kita lahir di
Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu dunia ini, dan ketika kita sudah mulai tumbuh
sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan dan memiliki pengetahuan barulah kita
tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan mempelajari dan menggunakan bahasa verbal.
diterima dilakukan sesuai dengan aturan. Kedua, komunikasi verbal sering kali
Dengan demikian jika kita menelisik dari menghadapi kendala ketika kita melakukan
pemparan atau definisi komunikasi menurut komunikasi di belahan dunia atau dengan
Louis Forsdale, maka syarat-sayarat individu yang memiliki perbedaan bahasa ibu
komunikasi seperti yang telah disebutkan dengan kita. Hal ini membuat komunikasi
diatras menjadi sebuah keharusan, hal ini nonverbal menjadi sebuah media komunikasi
dikarenakan menurut pernyataan Forsdale yang lebih efektif dalam menyampaikan pesan-
bahwa komunikasi harus dilakukan sesuai pesan tertentu. Ciri yang ketiga adalah dimana
dengan aturan, yang dimana merujuk kepada komunikasi verbal adalah sebagai sebuah
aturan atau syarat komunikasi itu sendiri. simbol dari intelektualitas sedangkan
ketika kita berbicara mengenai komunikasi non verbal adalah sebuah bentuk
komunikasi sebagai sebuah media ekspresi atau aktivitas emosional seperti
penyampaian pesan maupun pertukaran kepribadian, perasaan dan emosi yang dimiliki
informasi dari komukator menuju komunikan, oleh komunikator itu sendiri.

75
COMMUNICARE Volume 1 No. 1, Juni 2020 p-ISSN : 2722 - 533X
Definisi komunikasi nonverbal Dance bentuk kode yang luas, yang dimana tidak
menurut Don Stacks dalam bukunya ditulis dimanapun, tidak diketahui oleh
Introduction to Communication Theory siapapun namun dapat dimengerti oleh semua.
menjelaskan bahwa masih sangat kurang Malandro dan Barker dikutip dari Liya
aspek-aspek yang memeplajari tentang Sunarwinadi: komunikasi memebrikan
komunikasi non verbal itu sendiri, sehingga batasan-batasan terhadap komunikasi
banyak referensi yang menjlaskan komu ikasi nonverbal sebagai berikut: 1) Komunikasi
antar manusia hanya fokus dalam menjelaskan nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata,
batasan-batasan dalam komunikasi verbal saja. 2) Komunikasi nonverbalterjadi apabila
Sebagai sebuah contoh dimana Frank EX dan individu berkomunikasi tanpa menggunakan
Carl E Larson mampu meberikan lebih dari suara, 3) Komunikasi nonverbal adalah setiap
seratus definisi tentang komunikasi verbal, hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi
namun hanya mereka hanya mampu makna oleh orang lain. 4) Komunikasi
memberikan satu definisi tentang komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekpresi wajah,
nonverbal. Secara sederhana komunikasi sentuhan, waktu, gerak isyarat, bau, perilaku
nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut: mata dan lain-lain. Kemudian, menurut Atep
Non berarti tidak, dan Verbal memiliki makna Adya Barata menyampaikan bahwa:
kata-kata (words), sehingga dapat ditarik “Komunikasi non verbal adalah komunikasi
sebuah kesimpulan secara sederhana bahwa yang diungkapkan lewat objek di setiap
komunikasi nonverbal adalah sebuah bentuk kategori lainnya (the object language),
komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. komunikasi menggunakan gerak (gesture)
Menurut Adler dan Rodman dalam sebagai sinyal (sign language),
bukunya Understanding Human serta komunikasi melalui tindakan atau gerakan
Communication (1999), batasan yang tubuh (action language).
sederhana dari komunikasi nonverbal tersebut Jenis-jenis komunikasi berdasarkan
diatas merupakan langkah awal untuk dapat fungsinya dalam public speaking yaitu
membedakan apa yang disebut dengan vocal komunikasi objek, sentuhan, kronemik,
communication yaitu tindakan komunikasi gerakan tubuh, dan juga vokalik. Disini kita
yang menggunakan mulut dan verbal akan lebih menggunakan komunikasi objek
communication yaitu tindakan komunikasi sebagai bagian dari komunikasi nonverbal guna
yang menggunakan kata-kata (words). menjelaskan bentuk komunikasi objek yang ada
Dengan demikian, definisi kerja dari di dalam subkultur punk. Komunikasi objek
komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan sendiri adalah sebuah bentuk komunikasi non
bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain verbal, dimana yang paling umum adalah
di luar alat kebahasaan (oral and nonoral penggunaan pakaian sebagai sebuah simbol-
messages expressed by other than linguistic simbol yang memberikan pesan tertentu pada
means). Batasan-batasan mengenai komunikasi orang lain. Komunkasi objek sendiri sering juga
non verbal juga dikemukakan oleh beberapa disamakan dengan komunikasi penampilan,
ahli komunikasi lainnya seperti: Frank EX dimana gaya berpakaian dapat memberikan
Dance dan Carl E Larson yang mendefinisikan pesan tertentu kepada orang lain. Sebagai
komunikasi nonverbal adalah sebagai sebuah sebuah contoh seseorang yang memiliki
bentuk stimulus yang tidak tergantung pada isi pakaian yang rapi diindentifikasikan sebagai
simbolik untuk memaknainya, yang kedua seseorang yang memiliki kepribadian yang baik
adalah Edward Sapir yang mendefinisikan pula dan apabila penampilan seseorang
komunikasi non verbal adalah sebagai sebuah dianggap buruk maka secara langsung

76
KOMUNIKASI NONVERBAL...(I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara, 74-84)

komunikan akan menangkap pesan bahwa menemukan bahwa subkultur itu sendiri tidak
orang tersebut memiliki kepribadian yang selalu merujuk pada hal negative. Pandangan
buruk dan akan menghasilkan efek atau respon ini seringkali muncul dikarenakan subkultur
yang negative dari komunikan yang menangkap cenderung berbeda “liyan” dari kultur utama
pesan tersebut. yang diterima masyarakat kebanyakan.
Dalam hal ini, kita berbicara tentang Menurut Barker (2008: 341), kebudayaan
subkultur punk yang memiliki gaya berpakian dalam subkultur mengacu pada seluruh cara
yang berbeda dengan masyrakat pada hidup yang menjadikan dunia ini hanya dapat
umumnya, dan masing-masing dari pakian yang dipahami oleh para anggotanya saja. Jika kita
mereka gunakan merupakan sebuah bentuk ingin mendefinisikan subkultur, maka kita
simbolisasi terhadap pesan-pesan tentang diri harus mengembalikan konteks istilah itu
mereka dan idealisme serta ideologi yang ingin diletakkan pada perbedaan antara kelompok
mereka komunikasikan secara nonverbal, baik kultural/sosial tertentu dengan budaya yang
kepada sesama anggota subkultur punk, lebih luas. Selain Chris Barker yang meberikan
maupun terhadap masyarakat luas. Budaya definisi tentang subkultur dalam bukunya
yang berbeda tersebut, disebut sub culture. Sub “Cultural Studies”, terdapat juga pandapat dari
culture yang ada di masyarakat ini, ada yang Fitrah Hamdani dalam Zaelani Tammaka
bersifat negatif dan ada pula yang positif. Hanya (2007:164) “Subkultur adalah gejala budaya
saja masyarakat cenderung menganggap bahwa dalam masyarakat industri maju yang umumnya
yang termasuk sub culture adalah negatif. terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara
Kajian mengenai subkultur telah dipelopori simbolis diekspresikan dalam bentuk
oleh Centre for Contemporary Cultural Studies penciptaan gaya (style) dan bukan hanya
(CCCG) di Universitas Birmingham pada tahun merupakan penentangan terhadap hegemoni
1970-an, yang memandang subkultur sebagai atau jalan keluar dari suatu ketegangan sosial”.
suatu budaya perlawanan yang harus diberi Subkultur identik sekali dengan anak muda dan
tempat. Secara definisi kata, subkultur teerdiri kehidupannya, dimana subkultur digunakan
dari dua buah kata yaitu: Sub yang berarti sebagai sebuah saluran atau channeling dari
bagian atau sebagian, dan kultur yang berarti respon mereka terhadap budaya utama atau arus
budaya, kebiasan, atau pembiasaan. Namun, mainstream yang ada di masyarakat yang tidak
secara konseptual, subkultur sering diidentikan bisa mereka terima dan seringkali memberikan
dengan sebuah gerakan atau kegiatan atau batasan-batasan bagi ruang-ruang kreatifitas
kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang mereka. Selain itu, subkultur juga meberikan
besar, yang dimana digunakan sebagai sebuah sebuah bentuk penerimaan tanpa syarat bagi
bentuk perlawanan terhadap kultur arus utama “keanehan” yang mereka miliki yang tidak bisa
atau mainstream. Bentuk-bentuk perlawanan diterima oleh masyarakat umum.
ini bisa berupa apa saja, bisa mengenai agama, Dick Hebdige dalam buku nya
negara, institusi, music, gaya hidup dan segala Subculture, The Meaning of Lifestyle (1979)
yang dianggap sebagai budaya arus utama atau menjelaskan subculture sama seperti wilayah
mainstream. Secara kasar subkultur seringkali ideologis ( ideological territory) yang terbuka
diartikan sebagai sebuah bentuk “budaya yang akan kontestasi, dan style adalah area yang
menyimpang”. Dimana mayoritas masyrakat lebih lanjut, subculture diikuti oleh proses
memiliki anggapan bahwa subkultur adalah hegemoni yang lebih besar,melawan dengan
sebuah kegiatan yang negative, namun hal ini tanda-tanda praktek (signifying practices) yang
tidak sepenuhnya benar, apabila kita mampu mereka buat. Mengacu pada penjelasan
untuk menganalisa lebih dalam maka kita akan Hebdige, maka subkultur merupakan wahana

77
COMMUNICARE Volume 1 No. 1, Juni 2020 p-ISSN : 2722 - 533X

kontestasi atau perlawanan bagi anak muda penawaran yang menarik bagi anak muda untuk
terhadap budaya-budaya mainstream. Hal ini bergabung dengan mendaptkan kesempatan
direpresentasikan melalui bentuk-bentuk gaya seluas-luasnya untuk mengeksplorasi indentitas
hidup dan penggunaan simbol-simbol tertentu diri mereka, merasakan ikatan kelompok yang
dalam hal berpenampilan maupun kuat dan sekaligus menjadi ruang perlawanan
berkomunikasi. Dalam konteksnya dengan terhadap otoritas orang tua dan budaya dominan
perlawanan terhadap arus budaya mainstream yang kolot dan kaku (Putri, 2011: 20). Pada
atau budaya dominan, subkultur memberikan pertengahan abad ke-20 lahir begitu banyak
sebuah wadah autokritik terhadap budaya- subkultur di dunia, diantaranya Teddy Boys,
buday dominan yang membuat manusia Mod, Hippie, Skinhead, Greaser, Hip-Hop,
semakin konsumtif dan memiliki selera yang Rave, Geng Motor, Metalhead, Reggae Boys
seragam. Hal inilah dimana subkultur selalu dan masih banyak lagi. Dengan begitu
dikonotasikan secara negative, karena banyaknya subkultur yang ada dunia.
masyrakat telah memiliki pemahaman yang Dalam tulisan ini kita akan membahas
seragam terhadap sebuah budaya dominan, salah satu bentuk subkultur yang terkenal dan
maka jika lahir sebuah budaya yang berbeda menjadi fenomena di dunia akan kontroversi
secara otomatis melahirkan sebuah pandangan dan semangat perlawanannya yang
yang negatif. termanifestasikan melalui gaya berpakaian,
Banyak cara dilakukan oleh anggota music, idealisme dan ideologi mereka terhadap
subkultur sebagai reperesentasi simbolik bentuk-bentuk budaya dominan atau
perlawanan mereka terhadap arus budaya mainstream. Subkultur itu adalah Punk,
domina tersebut, salah satunya adalah melalui subkultur punk sendiri lahir sebagai sebuah
gaya berpakaian. Menurut Hebdige (1979: 79), bentuk ketidakpuasan terhadap bentuk-bentuk
fashion yang disengaja oleh komunitas punk dan praktek budaya dominan yang ada di
adalah bentuk kritik sosial yang paling pedas masyarakat, yang mereka simbolisasikan
terhadap kelas sosial yang ada melalui gaya berpakaian mereka. Gaya
diatasnya. Anggota subkultur seringkali berpakaian komunitas subkultur punk
menggunakan simbol-simbol budaya mengandung makna ideologi dan idealisme,
mainstream atau budaya dominan secara baik dari ujung rambut hingga ujung kaki
terbalik, sebagai bentuk perlawanan terhadap mereka. Hal ini menjadi sebuah media
budaya dominan tersebut. Menurut Brake komunikasi nonverbal dari komunitas
(dalam Barker, 2009:343), terdapat lima fungsi subkultur punk terhadap masyarakat dalam
yang dapat dimainkan subkultur bagi para kultur dominan. Dengan konsep “liyan”
anggotanya, yaitu: 1) Menyediakan suatu solusi tersebut, maka subkultur punk hingga saat ini
ajaib atas berbagai masalah sosial-ekonomi dan selalu mendapatkan respon yang negative dari
structural, 2) Menawarkan suatu bentuk masyrakat dalam kultur dominan.
identitas kolektif yang berbeda dari sekolah dan Subkultur punk sendiri adalah sebuah
kerja, 3) Memperoleh suatu ruang bagi bentuk dari subkultur yang mendunia, dan
pengalaman dan gambaran alternatif realitas Indonesia adalah salah satu komunitas
sosial, 4) Menyediakan berbagai aktivitas subkultur punk yang terbesar di wilayah Asia.
hiburan bermakna yang bertentangan dengan Punk sendiri terkenal dengan slogan atau
sekolah dan kerja, dan 5) Melengkapi solusi gerakan mereka yang disebut dengan gerakan
bagi dilema identitas eksistensial. anti kemapanan dan juga konsep DIY (Do It
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut Yourself), dimana konsep anti kemapanan ini
diatas subkultur memberikan sebuah adalah sebuah gerakan yang dimana menolak

78
KOMUNIKASI NONVERBAL...(I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara, 74-84)
nilai-nilai maupun standarisasi “Mapan” dalam gerakan kontrakultur pada tahun 1960. Namun,
definisi masyarakat dalam kultur dominan. walaupun punk sebagai sebuah genre music
Sebagai sebuah contoh apabila kata “mapan” adalah sebuah produk yang tercipta di Amerika,
bagi masyarakat dalam kultur dominan adalah Punk sebagai sebuah subkultur dengan segala
memiliki pekerjaan yang layak, berada di bentuk gaya berpakaian, gaya hidup, idologi
kantor, dan melakukan rutinitas pekerjaan dan idealismenya, sejatinya berkembang di
selama delapan jam sehari, maka subkultur Inggris sebagai bagian gerakan budaya kaum
Punk menolak hal tersebut dengan melakukan muda di Inggris pada era tahun 1960-an.
pekerjaan yang lebih bersifat fleksibel, dimana Perlawanan subkultur punk di Inggris adalah
dia adalah karyawan sekaligus atasan. Konsep bentuk penolakan terhadap bentuk-bentuk
anti kemapanan ini lah yang mendorong stratifikasi kemapanan yang memperdalam
lahirnya sebuah gerakan dalam subkultur punk jurang kesenjangan sosial di tengah-tengah
yang disebut dengan DIY (Do It Yourself). masyarakat Inggris saat itu. Pada saat itu
Gerakan DIY ini adalah sebuah yang kesejangan sosial di Inggris sudah sangat
dapat diartikan secara sederhana sebagai sebuah terlihat dari gaya berpakaian, dimana melalui
gerakan dimana anggota dari komunitas gaya berpakaian, kita sudah dapat mengenali
subkultur punk melakukan segala sesautunya orang tersebut berada di kelas sosial mana.
dengan mandiri maupun secara kolektif dengan Sebagai sebuah contoh dimana seorang
komunitasnya, tanpa ada campur tangan dari bangsawan tentu memiliki gaya berpkaian yang
masyrakat dalam kultur dominan. Semangat berbeda dengan masyrakat pada umumnya.
DIY ini adalah sebuah semangat yang mebuat Inilah awal lahirnya bentuk perlawanan “anti
subkultur punk menjadi sangat istimewa, hal kemapanan” dari subkultur punk di Inggris saat
ini dikarenakan anggota komunitas subkultur itu. Komunitas subkultur punk ingin keluar dari
punk menjadi lebih kreatif serta kolektif stigma kelas sosial pada saat itu dan
terhadap sesame anggota komunitasnya. membentuk budaya mereka sendiri yang
Sebagai sebuah contoh, anggota subkultur punk berbeda dan tanpa stratifikasi kelas sosial.
membuat pakaian mereka sendiri, baik dari
proses menjahit, proses sablon, hingga desain II. PEMBAHASAN
mereka lakukan secara kolektif maupun Subkultur punk identik dengan gerakan
mandiri. Berdasarkan etika dan semangat DIY perlwanan terhadap budaya dominan
tersebut diatas maka, banyak juga anggota masyrakat, dimana hal tersebut
komunitas subkultur punk yang berhasil termanifestasikan dalam bentuk, music,
mengembangkan keahlian mereka tersebut, ideologi, idealisme, gaya hidup dan juga gaya
sehingga dapat membantu anggota komunitas berpakaian di dalam komunitas subkultur punk
mereka yang lain baik dalam bentuk member itu sendiri. Gaya berpakaian atau fashion di
pekerjaan, maupun melakukan proses dalam subkultur punk sarat akan makna-makna
pelatihan. Idologi, idealisme, gaya berpakaian, perlawanan, jadi mereka tidak hanya sekedar
music maupun gaya hidup dalam komunitas menggunakan pakaian tersebut tanpa makna.
subkultur punk tersebut lahir dipengaruhi oleh Hal ini juga merupakan cara bagaimana mereka
faktor sosial ekonomi pada saat subkultur itu komunitas subkultur punk
pertama kali lahir. mengkomunikasikan bentuk perlawanan
Punk sendiri pertama kali lahir hanya mereka melalui pakaian yang mereka gunakan.
sebagai sebuah genre music yang lahir pada Gaya berpakaian dalam subkultur punk sendiri
awal tahun 1970-an di Amerika, lahirnya genre bagi mereka merupakan suatu hal yang
music ini sebagai sebuah bentuk reaksi dari dianggap sacral, karena melalui pakaian ini

79
COMMUNICARE Volume 1 No. 1, Juni 2020 p-ISSN : 2722 - 533X
tidak hanya subkultur punk ingin dari segi gaya berpakaian juga terlihat dari
mengkomunikasikan pesandari makna pakaian celana yang mereka gunakan, celana yang
tersebut namun juga sebagai sebuah bentuk sering mereka gunakan adalah celana jeans,
ekspresi identitas diri mereka baik di dalam dimana celana ini dianggap nyaman untuk
subkultur punk itu sendiri, maupun di digunakan setiap saat. Namun, dalam semangat
masyrakat dengan kultur mainstream. perlawanannya subkultur punk mengetatkan
Subkultur punk mengambil gaya jeans mereka dan juga memberikan sobekan-
berpakaian dari kultur masyarakat dominan sobekan, sebagai sebuah tanda penolakan
dengan memposisikan ulang dan mereka terhadap bentuk fashion yang rapih dan
mengontekskan ulang komoditas, dengan glamour saat itu. Hal ini juga digunakan sebagai
mensubversikan pemakaiannya yang makna simbolik bahwa subkultur punk
konvensional dan menciptakan yang baru, juri menolak “penghakiman” terhadap seseorang
gaya subkultur mewartakan kebohongan dari apakah dia baik atau buruk hanya melalui gaya
apa yang disebut Althusser “kegamblangan berpakaian orang tersebut.
palsu dari praktik sehari-hari (Althusser dan Penggunaan rantai dompet juga
Balibar, 1968), dan membuka dunia objek ini merupkan sebuah bentuk komunikasi simbolik
agar dapat dibaca secara baru yang terang- mereka yang menyindir kaum kapitalis dan
terangan bersifat oposisi. Maka, “maksud” di borjuis saat itu yang dianggap sebagai
balik gaya semua subkultur adalah “pencuri” dari hak-hak rakyat kecil.
mengkomunikasikan perbedaan (sambil Penggunaan rantai pada dompet adalah sebuah
mengkomunikasikan identitas kelompok) bentuk ketidakwajaran di dalam kultur
(Habdige, 1999: 201). masyrakat dominan, dimana fungsi rantai
Dalam segi fashion (gaya berpakaian) adalah untuk mengikat bendat atau mengikat
subkultur punk sendiri menggunakan pakaian anjing peliharaan, namun komunitas subkultur
yang berbeda dengan masyarakat dalam kultur punk mengambil simbo tersebut dan
dominan pada umumnya, hal ini bertujuan menggunakan nya sebagai bentuk representasi
untuk membedakan mereka dengan masyrakat ke-oposisi-an mereka.
dominan itu sendiri. Selain itu, gaya berpakaian Komuitas subkultur punk sendiri juga
komunitas subkultur punk juga identik sebagai identik dengan emblem, yang sekali lagi
sebuah bentuk stratifikasi sosial melalui gaya mereka ambil dari penggunaan emblem pada
berpakaian yang terjadi di Inggris. Hal ini pakaian aparat baik polisi maupun militer,
dilakukan dengan “mencuri” symbol-simbol dimana embelm digunakan pada pakian aparat
pakaian dari kultur masyarakat dominan, dan sebagai penanda pangkat, kesatuan, dan
membalikkan maknanya. Sebagai sebuah kehormatan, namun dalam subkultur punk
contoh, baju kaos adalah simbol kemewahan mereka menggunakan emblem sebagai media
bagi kaum bangsawan saat itu, dimana kaos sindiran terhadap aparat yang berlaku
digunakan hanya pada saat leisure time (waktu sewenang-wenang terhadap rakyat sembari
bersantai) oleh kaum bangsawan inggris dan bersembunyi di balik seragam mereka. Selain
hanya berfungsi sebagai pakaian dalam, namun itu emblem dalam subkultur punk juga
subkultur punk menggunakan kaos sebagai berfungsi sebagai media mengkomunikasikan
pakaian setiap waktu, dengan penuh coretan pesan-pesan sosial baik kepada sesame anggota
tulisan dan gambar yang merepresentasikan subkultur punk maupun kepada masyarakat
bentuk perlawanan mereka melalui fashion. luas. Embelm dalam subkultur punk biasanya
Representasi komunikasi nonverbal bertuliskan jargon-jargon perlawanan dari
dalam bentuk perlawanan dari subkultur punk

80
KOMUNIKASI NONVERBAL...(I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara, 74-84)

subkultur punk itu sendiri seperti slogan DIY Sepatu ini adalah sebuah sepatu yang
(Do It Yourself), Equality for All Human”, digunakan oleh kaum-kaum pekerja di Inggris
Human Rights for Equality, Animals Rights for saat itu, karena ketahananya saat digunakan
Freedom, A.C.A.B dan masih banyak lagi. untuk melakukan pekerjaan kasar dan berharga
Selain sebagai media komunikasi penyampaian murah yang hanya digunakan oleh masyarakat
pesan perlawanan, embelm juga digunakan kelas bawah. Sepatu Doc Mart tersebut menjadi
sebagai media promosi band-band yang sebuah sepatu yang paling identik dengan
tergabung di dalam subkultur punk itu sendiri. subkultur punk, selain memiliki makna yang
Kalung rantai, kalung yang dibuat dari mendalam, namun warna dari tali sepatu boots
rantai yang pada umumnya bukan merupkan Doc Mart juga memiliki bentuk komunikasi
bentuk atau jenis perhiasan yang digunakan nonverbal simbolik terhadap idiologi dan
oleh masyrakat di dalam kultur dominan, idealisme dari anggota subkultur punk itu
namun kalung rantai di gunakan dan diberikan sendiri.
makna di dalam subkultur punk. Kalung yang Seperti yang telah dijelaskan di
terbuat dari rantai biasa dan dikancingkan pendahuluan, komunikasi nonverbal adalah
menggunakan gembok pertama kali digunakan komunikasi dimana absennya vocal dalam
oleh bassist dari sebuah band punk rock proses penyampaian pesan di dalam
controversial asala Inggris yaitu Sex Pistols. komunikasi tersebut dan hanya menggunakan
Penggunaan kalung rantai memiliki sebuah simbol-simbol tertentu dalam proses
pesan yang dikomunikasikan kepada masyrakat komunikasinya yang dapat dipahami dan
dalam kultur dominan bahwa kami di dalam dimengerti oleh orang yang melihatnya Dalam
subkultur punk tidak dibedakan dalam hal ini apa warna dari tali sepatu dalam
stratifikasi sosial dan kami setara, pesan yang subkultur punk juga memiliki bentuk
lainyang dikomunikasikan melalui penggunaan komunikasi nonverbal, dimana warna tali
klaung rantai di dalam subkultur punk adalah sepatu mereka mengkomunikasikan sebuah
sebagai sebuah pernyataan dengan tidakadanya pesan terhadap masyarakat dalam kultur
bentuk stratifikasi sosial, maka kami kuat dan dominan akan ideology dan idealisme mereka
bersatu. sebagai subkultur punk. Sebuah warna dari tali
Boots atau sepatu boots adalah gaya sepatu di dalam subkultur punk dapat
berpakian yang menjadi sebuah bentuk identitas membawa dampak yang besar terhadap
diri dari komunitas subkultur punk. Sepatu ini pemakainnya, jika salah menggunakan warna
merupakan sebuah bentuk perlawanan mereka tali sepatu di dalam subkultur punk tertentu,
terhadap aparat yang dianggap sangat represif maka dapat membahayakan nyawa si
dan sewenang-wenang kepada rakyat kecil, pemakainya.
yang digunakan sebagai alat dari penguasa Pada dasarnya tidak terdapat aturan
untuk mengintimidasi masyarakat agar tunduk baku tentang makna dari warna-warna tertentu
terhadap penguasa. Namun, subkultur punk pada tali sepatu dalam komunitas subkultur
tidak hanya menggunakan sepatu boots yang punk, dan biasanya memiliki pesan yang
digunakan oleh aparat. Ada sebuah boots yang berbeda-beda di dalam komunitas subkultur
digunakan oleh subkultur punk yang mereka punk di negar satu dengan negara lainnya.
gunakan dengan bangga sebagai representasi Namun, perbedaan warna dan makna dari tali
dari kemandirian dan kerja keras mereka sepatu dalam subkultur punk sendiri masih
sebagai kaum pekerja. Boots tersebut adalah dapat ditarik sebuah garis lurus sebagai sebuah
boots buatan pengerajin local di Inggris yang aturan dasar yang tidak baku di subkultur punk
disebuat dengan Doc Mart atau Doctor Marten. di seluruh dunia. Warna tali sepatu putih

81
COMMUNICARE Volume 1 No. 1, Juni 2020 p-ISSN : 2722 - 533X

memebwa pesan dan mengidentifikasikan terhadap penolakan hal-hal yang berbau rasial
seseorang di dalam subkultur punk yang di segala sendi kehidupan. Wrna hitam juga
memiliki garis politik white supremacies atau mengkomunikasikan pesan bahwa
dominasi kaum kulit putih, hal ini seringkali pemakainnya masih dibawah umur atau biasa
cendurung mengarah kepada prilaku rasisme, disebut dengan punk kid yang belum memiliki
kemudian terdapat pula warna tali sepatu garis politik atau kecenderungan afiliasi dengan
berwarna merah yang berfungsi sebagai media organisasi apapun.
guna mengkomunikasikan garis idologi mereka Di dalam subkultur punk, tali sepatu
sebagai seorang anarkis, garis kiri maupun tidak hanya digunakan dengan warna yang
sosialis. Tali sepatu berwarna biru di dalam sama di kedua belah sepatu, namun di dalam
komunitas subkultur punk juga subkultur punk juga terdapat penggunaan tali
mengkomunikasikan ideology seorang anggota sepatu yang berbeda warna antara sisi yang kiri
subkultur punk sebagai orang yang anti dan kanan, seperti penggunaan tali sepatu
terhadap bentuk-bentuk rasisme, namun juga kuning dan hijau disini dia menunjukan
bisa memiliki arti sebagi bukti bahwa dia sudah ketegasan sikapnya terhadap bentuk-bentuk
pernah masuk penjara karena sebuah tindakan anti rasialisme melalui tali sepatu berwarna
criminal. Tali sepatu berwarna kuning adalah hijaunya dan juga menegaskan bahwa dia
tali sepatu yang paling banyak digunakan oleh adalah juga anggota dari organisasi SHARP
anggota subkultur punk di seluruh dunia dengan tali sepatu kuningnya. Selain warna
dimana warna kuning memberikan pesan kuning dan hijau warna yang sering dan umum
bahwa merak adalah orang yang menolak digunakan ataupun dipadukan di dalam
segala bentuk hal-hal yang berbau rasial, subkultur punk adalah warna hitam dan putih,
biasanya warna kuning sering kali digunakan dimaana warna tersebut digunakan untuk
oleh anggota dari organisasi SHARP (Skinhead mengkomunikasikan persatuan semua ras yang
Agints Racial Prejudice). Skinhead adalah ada di dunia, namun tali sepatuh putih dan
sebuah subkultur yang hampir sama dengan hitam dalam perkembangannya digunakan
punk, sehingga perpaduan gaya berpakaian sebagai bentuk identitas diri dari Ska punk atau
mereka hampir sama dan hanya memiliki disebut juga sebagi Ska Movement yang
sedikit perbedaan. Penggunaan tali sepatu merupakan perkembangan dari musik punk
kuning memang pertam kali digunakan oleh yang dipadukan dengan musik reggae.
subkultur skinhead sebagi bentuk penolakan Body piercing atau tindikan pada tubuh
mereka terhadap subkultur skinhead rasis yang juga merupakan sebuah media komunikasi
menggunakan tali sepatu putih. Di Inggris nonverbal dari subkultur punk, dimana tidikan
biasanya anggota dari subkultur skinhead yang di tubuh digunakan sebagai komunikasi
menggunakan tali sepatu putih ini adalah orang simbolik terhadap kaum borjuis yang
yang berfiliasi dengan oragnisasi politik menggunakan emas dan berlian sebagai
National Front yang mayoritas anti terhadap perhiasan. Pada sub.kultur punk tindikan di
orang Pakistan. telinga biasanya tidak menggunakan anting-
Warna tali sepatu boots berwarna hijau anting, namun banyak yang hanya
juga memiliki pesan bahwa si pemakai adalah menggunakan peniti, inilah sebuah bentuk
orang yang netral, tidak memiliki garis politik simbolisasi perlwanan mereka terhadap kaum
apapun, dan tidak terlibat deang oraganisasi borjuis Jika kita melihat secara historis maka
apapun, dia murni hanya menjadi bagian dari tindikan sudah ada sejak jaman dahulu, namun
subkultur punk tersebut sendiri. Namun warna pada subkultur punk tindikan tersebut
tali sepatu hijau juga memiliki arti yang tegas

82
KOMUNIKASI NONVERBAL...(I Gusti Agung Ngurah Agung Yudha Pramiswara, 74-84)
digunakan sebagai bentuk penolakan terhadap III PENUTUP
norma kerapihan yang ada pada era tersebut. Melalui pembahasan diatas maka dapat
Satu hal yang diidentifikasikan dalam kita menarik sebuah kesimpulan bahwa
subkultur punk adalah gaya rambut, gaya komunitas subkultur punk memiliki makna-
rambut yang identik dari subkultur punk adalah makna ideologis yang mereka komunikasikan
Mohawk. Gaya rambut Mohawk sendiri diambil secara nonverbal melalui gaya pakaian yang
atau diadaptasi dari gaya rambut suku asli di digunakan dalam keseharian mereka. Gaya
benua Amerika yaitu suku Indian. Suku Indian berpakaian ini menjadi sebuah simbol yang
Mohawk ini sendiri adalah anggota dari ingin mengkomunikasikan pesan tentang apa
konfederasi Iroquois, yang berasal dari sebuah yang menjadi ideologi, idealisme dan bentuk
wilayah yang sekarng dikenal dengan negara perlawanan kepada masyarakat dalam kultur
bagian New York. Mohawk sendiri adalah gaya dominan yang cenderung dianggap homogen.
rambut dimana rambut di setiap sisi kepala Keseluruhan pakaian yang digunakan oleh
dipotong habis dan hanya menyisakan rabut komunitas subkultur punk tidak hanya sekedar
yang berada di tengah-tengah bagian kepala. digunakan, namun ada seperangkat aturan
Kata Mohawk sendiri secara historis adalah norma dan makna-mana yang terkandung di
sebuah kata yang disematkan oleh musuh dari dalamnya. Oleh karena itu, anggota subkultur
bangsa Indian yang memiliki arti “pemakan punk dituntut untuk paham dan tidak berhenti
manusia”. Kata ini secara harfiah tidak berarti belajar terhadap gaya pakaian yang mereka
mereka memang benar menggunakan manusia gunakan dan makna di baliknya. Karena,
sebagai bahan konsumsi mereka, namun kata dengan sekedar menggunakan saja tanpa tahu
Mohawk sendiri sebenarnya berarti bahwa makna di baliknya adalah sebuah hal yang bisa
mereka adalah petarung yang kuat dan berani. membahayakan diri dari si pengguna tersebut.
Rambut Mohawk sendiri mulai Istilah Poseur atau Poser seringkali disematkan
digunakan atau diadaptasi oleh subkultur punk atau diidentifikasikan kepada individu-individu
pada era tahun 1970-an semenjak subkultur yang hanya menggunakan gaya berpakaian
Punk itu lahir di Inggris. Rambut Mohawk ini dalam subkultur punk tanpa tahu makna-makna
digunakan sebagai sebuah bentuk komunikasi yang terkandung di dalam pakaian tersebut.
nonverbal untuk menujukan sebuah perlawanan Oleh karena itu, maka seseorang yang akan
terhadap, sekali lagi, gaya hidup normal di masuk kedalam subkultur punk harus mau
dalam masyarakat dalam kultur dominan. untuk mempelajari lebih dalam tentang
Rambut Mohawk digunakan untuk subkultur punk itu sendiri sebelum berniat
menunjukan bahwa mereka adalah pejuang- untuk bergabung di dalamnya. Melalui tulisan
pejuang tangguh yang akan terus melakukan ini diharapkan agar digunakan sebagai sebuah
perlawanan terhadap bentuk-bentuk budaya media edukasi bagi siapapun yang akan atau
dominan yang dianggap terlalu mengekang dan ingin masuk kedalam dunia subkultur punk,
digunakan sebagai media ekspresi yang guna sebagai bahan referensi pengetahuan akan
memperdalam kesenjangan sosial. Rambut makna-makna yang terkadung di dalam gaya
Mohawk yang digunakan oleh komunitas berpakaian di dalam subkultur punk dan norma-
subkultur punk juga berfungsi sebagai sebuah norma yang menjadi landasan di dalam
Cultural Shock bagi masyarakat dalam budaya subkultur punk ini.
dominan yang cenderung bersifat homogen.

83
COMMUNICARE Volume 1 No. 1, Juni 2020 p-ISSN : 2722 - 533X
DAFTAR PUSTAKA

Adler, Ronald.B. Dan Rodman. George. 2013.


Understanding Human Communication.
Oxford: Oxford University Press
Baulch, Emma. 2007. Making Scenes: Reggae,
Punk, and Death Metal in 1990s Bali.
Durham and London: Duke University
Press
Buckley, Susan G. 2008. Buku Pintar Bahasa
Tubuh. Cerdas Pustaka Publisher
Cohen, S. 1991. Rock Culture on Liverpool.
Oxford, U.K: Clarendon
Chaney, David. 2011. Lifestyle: Sebuah
Pengantar Komprehensif. Yogyakarta:
Jalasutra
Habdige, Dick. 1999. Subculture: The Meaning
of Style. London and New York: Routledge
Mulyana, Deddy. 2016. Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Marshall, George. 2005. Kaum Skinhead.
Yogyakarta: Alinea
Mohawk Culture-The History Behind The
Hairdo. Rif.org. 1 Juni 2020. < https://
www.rif.org/literacy-central/reading-
experience/mohawk-culture-hard>
Boot and Laces. Adl.org. 31 Mei 2020.< https:/
/www.adl.org/education/references/hate-
symbols/boots-and-laces>
The Origin and History of Punk Fashion.
Ukessays.com. 23 Juli 2018. < https://
www.ukessays.com/essays/cultural-
studies/the-origins-of-punk-fashion-
cultural-studies-essay.php> (Diakses pada
31 Mei 2020)

84

You might also like