Professional Documents
Culture Documents
Refarat Hernia
Refarat Hernia
PEMBIMBING:
dr Johan Lucas Sp B
DISUSUN OLEH:
5
Daftar Isi
Lembar Persetujuan………………………………………………………………..……………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………. ii
Daftar isi………………………………………………………………………………..…………………….…… iii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….……................ 1
I.2 Epidemiologi……………………….…………………………………………………………….…….. 3
6
II.2.2 Anatomi………………………………………………………………………………….……….
13
II.2.3 Etiologi……………………………………………………………………………….…….……..
14
II.2.4 Klasifikasi…..…………………………………………………………………………….………
14
II.2.5 Gejala Klinik ………….…………………………………………………………………………
16
II.2.6 Pemeriksaan Fisik …………..……………………………………………………………….
17
II.2.7 Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………………..
18
II.2.8 Penatalaksanaan ……………………….…………………………………………………….
20
II.2.9 Prognosis…………………………………….……………………………………………………
22
II.3 Hernia Inguinalis
II.3.1 Definisi…………………………………………………………………………………….……..
24
II.3.2 Anatomi………………………………………………………………………………….……….
24
II.3.3 Etiologi……………………………………………………………………………….…….……..
26
II.3.4 Klasifikasi…..…………………………………………………………………………….………
26
II.3.5 Gejala Klinik ………….…………………………………………………………………………
27
II.3.6 Pemeriksaan Fisik …………..……………………………………………………………….
28
7
II.3.7 Penatalaksanaan ……………………………………………………………………………..
30
II.3.8 Komplikasi………………………………….…………………………………………………….
37
II.3.9 Prognosis…………………………………….……………………………………………………
38
II.4 Hernia Femoralis
II.4.1 Definisi………………………………………………………………………………..…….……..
39
II.4.2 Anatomi…………………………………………………………………………………..……….
39
II.4.3 Etiologi……………………………………………………………………………….……..……..
40
II.4.4 Gejala Klinik ………….…………………………………………………………………………
41
II.4.5 Pemeriksaan Fisik …………..……………………………………………………………….
41
II.4.6 Penatalaksanaan ……………………………………………………………………………..
42
II.5 Jenis Hernia Lain
II.4.1 Hernia Richter..…………………………………………………………………..…….……..
44
II.4.2 Hernia Littre.…………………………………………………………………………..……….
44
II.4.3 Hernia Spigelian..……………………………………………………………….……..……..
45
II.4.4 Hernia Obturator ………….…………………………………………………………………
46
8
Bab III Ringkasan…………………………………………….…………………………………..................
47
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..………………….……. v
BAB I
Pendahuluan
10
c. Hernia inkarserata
Isi hernia terjepit oleh cincin hernia dan tidak dapat kembali ke
rongga perut sehingga isi hernia yang biasanya usus akan
mengalami gangguan pasase dan menimbulkan gejala obstruksi.3
d. Hernia strangulata
Penjepitan isi hernia oleh cincin hernia mengakibatkan
gangguan vaskularisasi pada organ yang mengalami hernia.
Gangguan vaskularisasi dapat terjadi dalam berbagai tahap, mulai
dari bendungan hingga terjadi nekrosis.3
I.2 Epidemiologi
Berdasarkan data penelitian di Amerika Serikat, dalam 1 tahun terdapat
setidaknya 1 juta kasus hernia dinding abdomen yang dilakukan tindakan
operatif. 75% di antaranya merupakan hernia yang terjadi pada daerah
sekitar lipat paha.6
Hernia umbilikal merupakan hernia yang paling banyak terjadi pada
anak-anak, terutama dari ras Afrika. Insiden hernia umbilikal pada anak
kulit hitam 8x lebih besar dibandingkan anak kulit putih. 6,7
Hernia diafragma kongenital terjadi pada 1 dari 2.000 – 3.000 kelahiran
hidup dan merupakan 8% dari keseluruhan kasus malformasi kongenital.
Hanya sekitar 61% janin dengan hernia diafragma yang dapat lahir hidup.
Dan setelah kelahiran, angka mortalitas mencapai 40 – 62%. 8
Hernia inguinal merupakan hernia yang paling banyak ditemukan, yaitu
sekitar 75% dari seluruh kasus hernia dinding abdomen. 2/3 nya merupakan
hernia inguinalis indirek dan 1/3 nya hernia inguinalis direk. Umumnya lebih
11
banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Insiden hernia inguinalis
pada anak adalah 4,4% dari seluruh kelahiran hidup.1
Hernia femoralis hanya merupakan 3% dari seluruh kasus hernia dan
15% nya terjadi bilateral. Hernia femoralis lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan pria karena bentuk anatomi tulang pelvis yang berbeda.
Namun wanita secara umum masih lebih sering terkena hernia inguinal
dibandingkan hernia femoralis.1
Perkembangan hernia menjadi inkarserasi maupun strangulasi biasanya
terjadi pada anak, yaitu sekitar 10 – 20%. 50% nya terjadi pada anak
berusia di bawah 6 bulan.1
BAB II
12
Tinjauan Pustaka
II.1.2 Anatomi
Rongga abdomen pada bagian atas berbatasan dengan processus
xiphoideus dan costae XII, sementara pada bagian bawahnya berbatasan
dengan tulang iliaka dan tulang pubis dari pelvis. Kekuatan dinding
abdomen tergantung dari struktur otot penyusun dinding anterior
abdomen dan tendon-tendonnya.12
13
Dinding abdomen dari luar ke dalam tersusun atas kulit, jaringan
subkutis, otot dengan aponeurosisnya, fasia transversa, jaringan lemak
preperitoneal, dan peritoneum.12
Fasia pada dinding abdomen umumnya terbagi menjadi :
1. Fasia superfisial yang tebalnya antara ½ – 6 inci.
2. Fasia profunda yang fleksibel sehingga memungkinkan pergerakan
abdomen. Fasia ini dapat berupa aponeurosis otot dinding abdomen
yang melekat pada tulang sehingga membentuk garis seperti linea alba.
3. Fasia subserosa atau fasia ekstraperitoneal yang berguna sebagai
perekat antara peritoneum ke batas luar dari organ traktus
gastrointestinal. Fasia ini memiliki nama yang berbeda berdasarkan
lokasinya, misalnya fasia transversa, fasia psoas, atau fasia iliaka. 13
15
Gambar 4. Otot penyusun dinding lateral abdomen14
16
Hernia umbilikal tampak jelas sebagai suatu tonjolan lunak di sekitar
umbilikus dengan diameter bervariasi antara 1 – 5 sentimeter. Terkadang
kulit yang menutupi hernia tampak agak memar.9,10
Adanya obstruksi atau strangulasi jarang terjadi pada hernia umbilikal
karena defek pada dinding abdomen biasanya lebih besar dibandingkan
defek pada hernia inguinal. Namun ukuran hernia berhubungan dengan
risiko terjadinya strangulasi.7
17
Gambar 6. Gambaran hernia umbilikal melalui USG prenatal17
II.1.7 Penatalaksanaan
Pada umumnya hernia umbilikal dapat hilang secara spontan hingga
usia 4 tahun. Terkadang dokter melakukan pendorongan organ yang
mengalami hernia kembali ke rongga abdomen. 10 Bila hernia dapat
terreduksi, tidak membesar, dan tidak menunjukkan gejala apapun, maka
tindakan pembedahan tidak perlu dilakukan.7
Pada anak, pembedahan dilakukan pada hernia yang semakin
membesar pada usia 1 – 2 tahun, memberikan gejala nyeri, atau
menyebabkan sumbatan usus. Sementara hernia umbilikal pada orang
dewasa sebaiknya langsung dilakukan pembedahan.10
Tujuan dilakukannya tindakan pembedahan adalah untuk mengurangi
rasa tidak nyaman dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari hernia. 18
Pembedahan dilakukan dengan membuat insisi pada bagian bawah
umbilikus, kemudian organ yang mengalami hernia dikembalikan ke
tempatnya semula di rongga abdomen.10
Dinding abdomen dapat langsung ditutup dengan jahitan atau dipasang
mesh poliuretan terlebih dahulu untuk memperkuat kantong hernia yang
dijahit ke dinding abdomen. Mesh biasanya digunakan apabila defek pada
dinding abdomen cukup besar.7,9,18
18
Gambar 7. Pembedahan hernia umbilikal19
II.1.8 Komplikasi
Komplikasi hernia umbilikal biasanya berupa inkarserasi dari kantong
hernia dan isinya. Akibatnya aliran darah ke jaringan tersebut menjadi
berkurang atau mengalami strangulasi yang mengakibatkan nekrosis
jaringan. Nekrosis jaringan dapat menyebabkan terjadinya infeksi bakteri
sehingga memberikan gejala berupa nyeri perut, muntah, dan pasien bisa
mengalami syok.9
Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah rupturnya kantong hernia,
distensi abdomen, pneumonia, udem paru, ikterus, perdarahan usus, dan
gangguan pada ginjal.9
Tindakan pembedahan juga berisiko untuk terjadinya infeksi pada usus
dan kandung kemih. Komplikasi ini terjadi pada 1 dari 1.000 pasien hernia
19
umbilikal yang menjalani operasi.18
II.1.9 Prognosis
Bila sudah menjalani tindakan pembedahan, rekurensi hernia umbilikal
terjadi pada 1 – 5% pasien. Sementara angka mortalitas pasien hernia
umbilikal usia tua yang perlu menjalani operasi sekitar 5%.18
20
21
Gambar 8. Perbandingan rongga tubuh normal dan dengan hernia 21
II.2.2 Anatomi
Diafragma mulai terbentuk antara minggu ke-7 hingga ke-10 kehamilan.
Diafragma ini merupakan suatu septum muskulo-fibrosa berbentuk kubah
yang terdapat di antara jantung dan hepar, dan meluas ke arah
posterolateral sehingga memisahkan rongga dada dan rongga abdomen
secara umum.8,20,22
Diafragma melekat pada costae VII hingga XII, processus xiphoideus,
dan processus transversus dari vertebrae L1. Berdasarkan tempat
perlekatan tersebut, maka diafragma di bagian anterior akan tampak lebih
rendah dibandingkan bagian posteriornya.23
Pada diafragma terdapat suatu lubang kecil atau hiatus sebagai tempat
lewatnya esophagus, saraf, serta pembuluh darah aorta dan vena cava. 24
Otot-otot diafragma merupakan otot skelet dan tidak ada serabut otot
polos. Pergerakan diafragma dapat terjadi secara disadari maupun berada
di bawah pengaruh susunan saraf pusat dengan merespon kadar oksigen,
karbondioksida, dan asam dalam darah melalui siklus bernafas. Diafragma
sendiri dipersarafi oleh nervus frenikus.24
Gambar 9. Diafragma25
II.2.3 Etiologi
22
Penyebab hernia diafragma adalah multifaktorial baik dari faktor
genetik maupun lingkungan, namun penyebab secara jelasnya masih belum
diketahui.8,20,22 Sekitar 30% anak dengan hernia diafragma memiliki kelainan
kromosom berupa trisomi kromosom 13, 18, dan 21, maupun tetrasomi
kromosom 12. Delesi dari lengan kromosom 1q, 8p, dan 15q dilaporkan
berhubungan dengan kasus hernia diafragma kongenital. Secara genetis,
hernia diafragma dapat diturunkan secara autosom resesif, autosom
dominan, maupun terkait dengan kromosom X.8
Herniasi dari organ visera pada hernia diafragma kongenital terjadi
pada fase pseudoglandular saat perkembangan paru janin sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru.8
II.2.4 Klasifikasi
Ada 2 tipe hernia diafragma :
1. Hernia Bochdalek
Organ abdomen masuk ke rongga dada melalui foramen Bochdalek
yang berada di posterolateral diafragma. Pada foto, organ tersebut
umumnya tampak berada pada sisi kiri. Organ yang sering mengalami
hernia adalah lambung, usus, dan lien.8,20,22
Hernia Bochdalek biasa terjadi pada minggu ke-6 saat
pembentukkan diafragma belum sempurna sehingga rongga
pleuroperitoneal belum menutup. Organ abdomen dapat terperangkap
di rongga dada pada saat pembentukkan diafragma. 20,22,26
Hernia jenis ini merupakan 90% dari seluruh kasus hernia diafragma.
Hernia Bochdalek lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan. Beberapa kasus disertai dengan
kelainan jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat.20
23
Gambar 10. Hernia Bochdalek26
2. Hernia Morgagni
Organ abdomen masuk ke rongga dada melalui foramen Morgagni
yang berada di anterior diafragma. Pada foto, organ tersebut tampak
berada pada sisi kanan diafragma. Organ yang sering mengalami hernia
adalah hepar dan colon ascenden.8,20,22
Hernia Morgagni terjadi karena tendon dari otot diafragma di
bagian tengah tidak berembang dengan sempurna sehingga merupakan
lokus minor dan menyebabkan organ abdomen masuk ke rongga
dada.20
Hernia jenis ini hanya terjadi pada 13% dari seluruh kasus hernia
diafragma. Hernia Morgagni lebih banyak ditemukan pada anak
perempuan dibandingkan anak laki-laki.20
24
Gambar 11. Hernia Morgagni27
25
Gejala-gejala biasa nampak lebih nyata pada hernia Bochdalek.
Sementara pada hernia Morgagni gejala dapat terlihat tetapi terkadang
sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun.20,22
26
PaCO2, dan PaO2 sehingga dapat diketahui kemampuan pernafasan
pasien.8,22
Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan kromosom untuk
mengetahui adanya masalah genetis sebagai penyebab terjadinya hernia
diafragma. Pada sindrom Pallister – Killian (tetrasomi kromosom 12),
kelainan kromosom dapat diketahui melalui biopsi kulit.8
Kadar elektrolit serum sebaiknya dipantau secara berkala untuk
mencegah kondisi menjadi lebih buruk akibat ketidakseimbangan elektrolit.
Yang terpenting adalah menjaga keadaan homeostasis dari ion kalsium dan
kadar gula darah agar dalam batas normal.8
Radiologi
Pemeriksaan radiologi paling sederhana untuk membantu diagnosis
hernia diafragma adalah melalui foto toraks. Sebelumnya dapat dipasang
orogastric tube untuk membantu dekompresi lambung. Kemudian pada
foto dapat dilihat apakah orogastric tube berada di atas atau di bawah
diafragma.8
Pada hernia yang melalui sisi kiri diafragma tampak adanya gambaran
udara atau cairan dari usus pada hemitoraks kiri disertai pergeseran
gambaran jantung kea rah kanan. Pemeriksaan foto toraks pada keadaan
ini penting untuk melihat ada tidaknya pneumotoraks.8
27
Pemeriksaan USG jantung perlu dilakukan mengingat hernia diafragma
seringkali berhubungan dengan kelainan jantung bawaan. Jenis kelainan
jantung yang sering ditemukan antara lain berupa atrial septal defect,
transposisi pembuluh darah besar, dan hipoplasia rongga jantung kiri.8
Sebagai tambahan, pemeriksaan echocardiography dapat dilakukan
untuk menilai fungsi dari otot-otot jantung dan melihat adanya massa di
ventrikel kiri.8
Hernia diafragma kongenital dapat diketahui sejak minggu ke-18
kehamilan melalui pemeriksaan USG. Pemeriksaan yang lebih canggih
untuk diagnosis yang lebih pasti adalah dengan MRI fetal. Tampak adanya
gelembung udara dari organ abdomen pada rongga dada serta pergeseran
mediastinum dan jantung. Ibu yang mengandung janin dengan hernia
diafragma kongenital akan mengalami polihidramnion. 8,22
28
Gambar 15. MRI prenatal janin dengan hernia diafragma31
II.2.8 Penatalaksanaan
Anak dengan hernia diafragma kongenital perlu dilakukan intubasi
endotrakeal untuk menjaga jalan nafas sehingga mekanisme ventilasi dapat
tetap berlangsung secara adekuat.8
Extra Corporeal Membrane Oxygenation (ECMO) merupakan suatu
tindakan seperti bypass kardiopulmonal di mana kateter dimasukkan ke
arteri karotis interna, vena jugularis interna, atau keduanya. ECMO
membuat sistem oksigenasi menjadi lebih efektif karena langsung menuju
ke membran paru-paru.8
Pemasangan kateter arteri pada arteri umbilikalis atau pembuluh
perifer seperti arteri radialis maupun tibialis posterior berguna untuk
mengontrol tekanan darah dan analisa gas darah secara berkala. 8
Kateter pada vena sentral yang dipasang melalui vena umbilikalis
digunakan untuk pemberian zat inotropik seperti kalsium glukonat yang
berguna menjaga perfusi ke seluruh tubuh.8
II.2.9 Prognosis
Angka mortalitas hernia diafragma rata-rata berkisar 50 – 64%. Namun
prognosis hernia diafragma dipengaruhi oleh usia, ukuran hernia, organ
yang mengalami hernia, adanya kelainan bawaan lain, perkembangan paru,
serta ada tidaknya komplikasi seperti infeksi dan gangguan fungsi paru. 28
Tindakan pemasangan kateter venoarteri seperti ECMO dapat
meningkatkan ketahanan hidup hingga 90%. Sementara pasien yang tidak
dilakukan ECMO yang mampu bertahan hidup hanya sekitar 52%. 8
31
II.3 HERNIA INGUINALIS
II.3.1 Definisi
Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke
dalam kanalis inguinalis akibat kelemahan pada dinding abdomen. 4,33 Hernia
inguinalis merupakan hernia yang paling sering terjadi pada orang dewasa,
dan yang kedua tersering pada anak-anak setelah hernia umbilikalis.34
32
Gambar 16. Hernia inguinalis35
II.3.2 Anatomi
Kanalis inguinalis merupakan sebuah terowongan pada abdomen
anterior bagian bawah. Terowongan ini terbentuk oleh :
- Bagian atap : aponeurosis m. oblikus eksternus
- Bagian dasar : ligamentum inguinalis pouparti
- Batas kraniolateral : anulus inguinalis internus → bagian terbuka
dari fasia tranversa dan aponeurosis m.
transversus abdominis
- Batas medial bawah : anulus inguinalis eksternus → bagian terbuka
dari aponeurosis m. oblikus eksternus.4
33
- Bagian dasar : fasia transversa dan aponeurosis m.transversus
abdominis
- Batas medial : tepi m.rektus abdominis
- Batas lateral : vena epigastrika inferior
- Batas inferior : ligamentum inguinale36
34
Sementara hernia inguinalis yang terjadi pada orang dewasa terjadi
akibat peningkatan tekanan intra secara kronik seperti pada pasien dengan
hipertrofi prostat, konstipasi, asites, atau batuk kronis.4
Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur mungkin karena
kekuatan struktur otot dan jaringan penunjang yang semakin berkurang.
Anulus inguinalis internus pada usia lanjut sudah kendur sehingga
membuat pintu masuk hernia semakin mudah dilalui oleh organ abdomen.
Kelemahan otot dinding perut juga bisa terjadi akibat kerusakan
n.ilioinguinalis dan n.iliofemoralis setelah apendektomi.4
II.3.4 Klasifikasi
Berdasarkan lokasi keluarnya organ abdomen ke kanalis inguinalis,
maka hernia inguinal dibedakan menjadi :
1. Hernia inguinalis lateralis / indirek
Penonjolan berada di lateral dari pembuluh darah epigastrika
inferior. Disebut juga hernia indirek karena organ yang mengalami
hernia tidak langsung ke anulus inguinalis eksternus, melainkan masuk
ke anulus inguinalis internus terlebih dahulu dan masuk ke dalam
kanalis inguinalis. Bila organ yang mengalami hernia cukup panjang
maka akan menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. 4
Tonjolan pada hernia inguinalis lateralis umumnya berbentuk
lonjong. Pada bayi dan anak disebabkan karena tidak menutupnya
prosesus vaginalis peritoneum saat penurunan testis ke skrotum. 4
35
Tonjolan pada hernia inguinalis medialis umumnya berbentuk bulat
dan dapat terjadi bilateral. Hernia ini hampir selalu disebabkan oleh
peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan dinding
trigonum Hasselbach. Karena tidak melalui kanalis inguinalis dan cincin
hernia yang longgar, jarang terjadi inkarserasi dan strangulasi. 4
3. Hernia pantalon
Merupakan hernia ingunalis lateralis dan medialis yang terjadi
secara bersamaan. Kedua kantong hernia dipisahkan oleh pembuluh
darah epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan
ini ditemukan pada 15% dari keseluruhan kasus hernia inguinalis. 4
36
Pada bayi dan anak-anak tonjolan akan terlihat semakin jelas dan
membesar saat menangis, mengejan, batuk, dan saat buang air kecil. 4
37
Gambar 19. Hernia indirek dapat direposisi dengan penekanan pada
anulus inguinalis internus37
II.3.7 Penatalaksanaan
1. Konservatif
Awalnya perlu dicoba untuk mereposisi organ yang mengalami
hernia. Reposisi dilakukan secara bimanual, yaitu tangan kiri memegang
38
isi hernia membentuk corong sementara tangan kanan mendorongnya
ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai
terjadi reposisi.4
Bila melakukan reposisi hernia pada anak-anak, sebaiknya diberikan
sedatif terlebih dahulu dan kompres es di atas hernia untuk mengurangi
edema. Bila reposisi tidak berhasil dalam waktu 6 jam, maka operasi
harus segera dilakukan.4
39
2. Operatif
Tindakan pembedahan pada hernia bertujuan untuk mengeliminasi
kantong peritoneum dan menutup defek pada fasia yang merupakan
dasar kanalis inguinalis. Prinsip dasar langkah operasi hernia adalah
herniotomi dan hernioplasti.4
Herniotomi adalah tindakan membebaskan kantong hernia sampai
ke jaringan lemak pre peritoneal. Kemudian kantong hernia dibuka agar
isi hernia dapat dibebaskan dari perlekatan yang ada dan kemudian
direposisi. Setelah dilakukan reposisi, kantong hernia dijahit kembali
dengan ikatan setinggi mungkin.4
Hernioplasti adalah tindakan memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Tindakan ini
sangat berperan dalam mencegah terjadinya residif. Dikenal berbagai
metode hernioplastik :
a. Metode Bassini
Metode ini memperkecil anulus inguinalis internus dengan cara
menutup dan memperkuat fasia transversa. Awalnya aponeurosis
m.oblikus eksternus dibuka sampai ke anulus inguinalis eksternus,
kemudian fasia m.kremaster direseksi sampai funikulus spermatikus
dapat terlihat. Setelah itu dinding kanalis inguinal posterior dibuka
agar rongga pre peritoneal dapat terlihat dengan jelas, kemudian
dilakukan diseksi dan ligasi kantong peritoneum ke fossa iliaka. 37
Dinding posterior kanalis inguinalis direkonstruksi dengan 3
lapisan. Awalnya aponeurosis m.oblikus internus, m.transversus
abdominis, dan fasia transversa diaproksimasikan ke bagian tepi
ligamentum inguinal dengan jahitan terputus. Isi kanalis inguinal
diletakkan di atas dinding yang sudah diperkuat tersebut, kemudian
ditutup dengan aponeurosis dari m.oblikus eksternus di atasnya. 37
40
Kelemahan metode Bassini adalah adanya regangan berlebihan
dari otot dan fasia yang dijahit sehingga menyebabkan tidak
tertutupnya sarung femoral yang dapat mencetuskan hernia
femoralis. Namun risiko ini dapat dikurangi dengan penggunaan
mesh yang dapat memperkuat fasia transversa yang membentuk
dasar kanalis inguinalis tanpa menjahit otot-otot ke ligamentum
inguinal.4
42
keuntungannya, operator dapat menilai kekuatan ligamentum pubis
superior secara langsung untuk memperbaiki hernia. 37
Metode McVay biasanya dilakukan pada hernia inguinalis yang
besar, hernia inguinalis direk, hernia yang mengalami rekurensi, dan
hernia femoralis. Bila digunakan untuk memperbaiki hernia
femoralis, maka sarung femoral harus dipersempit.4
43
Gambar 25. Metode laparaskopi TAPP39
44
Untuk memperkuat dinding yang mengalami defek biasanya
digunakan mesh yang dilekatkan ke dinding abdomen secara permanen.
Penggunaan mesh ini dapat mengurangi risiko terjadinya kekambuhan
hernia. Keuntungan penggunaan mesh antara lain :
a. Aman digunakan pada pasien dengan penyakit penyerta yang kronik
b. Efektif dan kuat
c. Penyembuhan lebih cepat
d. Nyeri pasca operasi minimal
e. Jarang menimbulkan komplikasi.4
II.3.8 Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh
penderita dan isi hernia. Komplikasi yang biasa terjadi antara lain :
1. Strangulasi
Jepitan cincin hernia terhadap isi hernia menyebabkan gangguan
perfusi pada isi hernia tersebut. Pada awalnya terjadi bendungan vena
yang menyebabkan edema dari organ yang mengalami hernia. Edema
organ akan memperberat jepitan cincin hernia sehingga peredaran
darah ke isi hernia menjadi terganggu dan lama kelamaan mengalami
nekrosis.4
Bila telah terjadi strangulasi akibat gangguan vaskularisasi maka
dapat terjadi keadaan toksik akibat gangren. Pasien akan mengeluh
45
nyeri hebat di tempat hernia yang menetap karena rangsangan
peritoneal.4
2. Inkarserasi
Isi hernia terperangkap sedemikian rupa sehingga terjadi obstruksi
usus dan memberikan gejala ileus obstruktif. Pada anak, inkarserasi
sering terjadi pada umur di bawah 2 tahun. Hernia pada anak jarang
mengalami gangguan vitalitas dari isi hernia karena cincin hernia lebih
elastis dibandingkan orang dewasa.4
Gejala klinik hernia yang mengalami inkarserasi dimulai dengan
tanda-tanda obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa.4
Inkarserasi retrograd adalah suatu keadaan di mana 2 segmen usus
terperangkap di dalam kantong hernia dan 1 segmen lainnya berada di
dalam rongga peritoneum sehingga berbentuk seperti huruf W.4
3. Perluasan ke skrotum
Sebagian besar hernia inguinalis lateralis akan mengalami
pembesaran dan penekanan lebih lanjut sehingga isi hernia dapat
masuk sampai ke skrotum. Skrotum terlihat tidak simetris di mana sisi
yang mengalami hernia terlihat lebih besar, dan kadang disertai rasa
nyeri.4
II.3.9 Prognosis
Prognosis hernia inguinalis tergantung dari jenis dan kemampuan
hernia, serta kemampuan pasien untuk mengurangi faktor-faktor risiko
yang dapat menyebabkan perkembangan hernia.4
Bila hernia sudah dilakukan tindakan pembedahan dengan baik, maka
angka rekurensi dapat diturunkan hingga 1 – 3% dalam waktu 10 tahun.
46
Kekambuhan biasanya disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada
saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan
hernia yang terabaikan. Hernia direk, khususnya hernia direk bilateral,
biasanya lebih sering mengalami kekambuhan dibandingkan hernia
indirek.4
II.4.2 Anatomi
47
Sarung femoralis terbagi atas 3 bagian kompartemen. Kompartemen di
bagian lateral berisi arteri femoralis, di bagian tengah berisi vena femoralis,
dan kompartemen di bagian medial yang paling kecil adalah kanalis
femoralis.46
Kanalis femoralis merupakan suatu terowongan sepanjang 1,25 – 2
sentimeter yang berada di bawah ligamentum inguinal dan terletak di
medial dari pembuluh darah femoralis. Sarung pembentuk terowongan ini
dibentuk oleh fasia transversa yang juga membungkus arteri dan vena
femoralis.14,47 Batas-batas kanalis femoralis ini adalah :
- Batas anterior : ligamentum inguinalis
- Batas posterior : ligamentum Cooper / ligamentum pektineal
- Batas medial : ligamentum lakunar dan insersi aponeurosis
m.transversus abdominis
- Batas lateral : arteri dan vena femoralis46
48
Gambar 29. Kanalis femoralis48
II.4.3 Etiologi
Hernia femoralis terjadi karena adanya kelemahan pada daerah
berbentuk segitiga yang dibatasi oleh ligamentum inguinalis, bagian bawah
os. pubis, dan vena femoralis. Lokus minoris ini lebih besar pada wanita
karena mengikuti bentuk dan sudut dari tulang pelvis.49
Peningkatan tekanan intra abdomen merupakan penyebab terjadinya
hernia. Peningkatan tekanan ini menyebabkan lemak pre peritoneal
terdorong ke kanalis femoralis sehingga membuka jalan terjadinya hernia. 3
Peningkatan tekanan intra abdomen sering terjadi pada pasien dengan
pembesaran prostat yang mengalami kesulitan berkemih atau pasien yang
menderita batuk kronis. Pekerjaan mengangkat barang berat dan olahraga
peregangan otot perut yang berlebihan juga dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intra abdomen.43,44
Faktor penyebab lain terjadinya hernia femoralis adalah obesitas,
multipara, dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Hernia femoralis
dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada hernia inguinalis dengan
teknik Bassini atau Shouldice yang menyebabkan fasia transversa dan
ligamentum inguinalis bergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femoralis
menjadi lebih besar.3
49
Terkadang pasien juga mengeluhkan adanya rasa nyeri pada tonjolan di
pangkal paha tersebut. Rasa nyeri bertambah hebat bila terjadi
peningkatan tekanan intra abdomen. Nyeri tersebut dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari terutama bila pekerjaannya mengharuskan pasien
mengangkat barang berat. Saat beraktivitas, daerah pangkal paha akan
terasa nyeri yang menjalar hingga ke sekitar tulang kemaluan. 41,50
II.4.6 Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada pasien hernia femoralis adalah
pembedahan untuk mengembalikan organ yang mengalami hernia ke
posisinya semula. Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka maupun
dengan teknik laparaskopi.42,43,51
Pembedahan terbuka memerlukan insisi yang cukup besar bagi
operator untuk mereduksi hernia. Insisi dibuat pada daerah pangkal paha di
sekitar lokasi yang mengalami hernia. 42,43,51 Setelah insisi cukup besar,
lapisan abdomen yang mendorong otot dan membentuk kantong hernia
akan dipisahkan. Setelah terpisah, maka kantong dan isi hernia
50
dikembalikan ke posisinya semula, kemudian dilakukan perbaikan pada
otot yang mengalami defek.42,43,44,51
Sementara pembedahan dengan teknik laparaskopi insisi dibuat lebih
minimal. Insisi dibuat pada kedua sisi hernia, kemudian alat laparoskop
dimasukkan melalui salah 1 sisi dan sisi yang lainnya digunakkan untuk
memasukkan instrumen pembedahan.44
Pembedahan laparaskopi memerlukan waktu sekitar 40 menit hingga
operasi selesai. Keuntungan lain dari teknik pembedahan laparaskopi
dibandingkan pembedahan terbuka adalah luka yang lebih minimal dan
masa pemulihan yang lebih cepat.43,51
Setelah organ dikembalikan, maka insisi dijahit kembali. Insisi dapat
ditutup dengan langsung menjahit dan mempertemukan kedua sisi luka,
atau sebelumnya dapat dipasang mesh yang dilekatkan ke dinding
abdomen secara permanen untuk memperkuat dinding yang mengalami
defek agar hernia tidak terulang kembali. 43,51 Pada teknik pembedahan
laparaskopi, mesh dipasang terlebih dahulu baru kemudian alat laparoskop
dilepaskan dan luka insisi dijahit.44
Penggunaan mesh dalam operasi hernia disebut tension free procedure
karena operator tidak memberikan tekanan pada otot yang diinsisi untuk
mempertautkan kedua tepi luka.51
Setelah operasi, daerah operasi mungkin akan terlihat bengkak atau
memar dan pasien akan merasa nyeri. Namun sebaiknya pasien mencoba
mobilisasi dan berjalan secara normal sesegera mungkin meskipun terasa
agak nyeri saat berjalan. Untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan
analgetik.43
51
Gambar 30. Tindakan pembedahan hernia femoralis52
52
dengan sendirinya ke dalam rongga abdomen, namun hal ini merupakan
risiko terjadinya perforasi dan peritonitis.6
53
II.5.3 Hernia Spigelian
Hernia Spigelian merupakan hernia yang terjadi pada sisi lateral dari
linea semilunaris m.rektus abdominis. Hernia ini hampir selalu ditemukan
pada atau di bawah linea arkuata, umumnya disebabkan oleh kelemahan
dari sarung m.rektus posterior.58
Hernia Spigelian biasanya terjadi usia 50-an dan lebih banyak
ditemukan pada sisi kanan dari m.rektus abdominis.58
Adanya penonjolan biasanya tidak terlalu nampak jelas. Selain karena
ukuran hernia yang biasanya kecil, juga karena hernia tidak berada di
bawah jaringan subkutan, melainkan melekat di antara otot-otot
pembentuk dinding abdomen. Meskipun kecil, hernia ini memiliki risiko
untuk mengalami strangulasi.58
Diagnosis pasti biasanya melalui pemeriksaan USG maupun CT scan di
mana tampak ada massa hernia di kuadran kiri bawah abdomen. Usus halus
di bagian proksimal dari hernia biasanya tampak dilatasi akibat obstruksi
hernia.59
54
Hernia obturator memberikan gejala berkurangnya sensasi dan rasa
nyeri yang hilang timbul pada daerah medial paha di sekitar m.trochanter
mayor. Rasa nyeri biasanya membaik dengan fleksi paha dan semakin berat
dengan gerakan endorotasi, aduksi, atau ekstensi panggul. 61
BAB III
Ringkasan
Hernia adalah penonjolan organ yang pada umumnya adalah organ abdomen
akibat kelemahan struktur dinding pembentuk suatu rongga. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek dari lapisan muskulo – aponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi.
Hernia dapat diklasifikasikan berdsarakan cara terjadinya, letak, dan menurut
sifatnya. Namun ada beberapa jenis hernia lain yang diberi nama sesuai dengan
nama penemunya seperti hernia Richter, Littre, dan Spigelian. Hernia yang paling
banyak ditemukan adalah di daerah lipat paha, yaitu hernia inguinal.
55
Diagnosis hernia pada umumnya dapat ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang teliti. Sebagian besar pasien tidak mengeluhkan gejala
apapun selain adanya benjolan yang sesuai dengan letak hernia. Nyeri biasanya
terjadi bila hernia sudah berkembang lebih lanjut.
Komplikasi hernia yang paling sering adalah terjadinya strangulasi dan
inkarserasi dari isi hernia. Strangulasi berarti isi hernia mengalami gangguan
vaskularisasi akibat jepitan dari cincin hernia dan dapat menjadi nekrosis.
Sementara inkarserasi berarti isi hernia yang pada umumnya adalah usus
mengalami obstruksi sehingga memberikan gejala seperti ileus obstruktif.
Prinsip dasar penatalaksanaan hernia melalui tindakan pembedahan adalah
membersihkan kantong hernia, mengembalikan organ yang mengalami hernia ke
tempatnya semula, kemudian memperkuat dinding yang mengalami defek.
Dengan kemajuan teknologi, pembedahan hernia kini dapat menggunakan teknik
laparoskopi sehingga tidak diperlukan insisi yang terlalu besar.
Untuk memperkuat dinding yang mengalami defek, terutama pada hernia
yang besar, dapat digunakan mesh prolen yang dilekatkan pada dinding tersebut.
Prognosis hernia pada umumnya baik, di mana jarang terjadi kekambuhan.
Namun prognosis ini ditentukan oleh kemampuan pasien untuk mengontrol
faktor-faktor risiko yang dapat mencetuskan hernia kembali.
Daftar Pustaka
57
17. Douglas S Richards, David W Kays. Prenatal Ultrasonographic Diagnosis of A
Simple Umbilical Hernia. Available from : http://www.jultrasoundmed.org/
cgi/reprint/17/4/265.pdf
18. Esther Csapo Rastegari. Umbilical Hernia Repair. Available from :
http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Umbilical-Hernia-Repair.html.
2009
19. Primary Surgery. Mayo's Operation for Umbilical Hernia. Available from :
http://ps.cnis.ca/wiki/images/a/ae/Figure20.JPG. 29 November 2007
20. University of Virginia, Health System. High Risk Newborn, Diaphragmatic
Hernia. Available from : http://www.healthsystem.virginia.edu/UVaHealth/
peds_hrnewborn/dph.cfm. 24 November 2006
21. Texas Pediatric Surgical Associates. Congenital Diaphragmatic Hernia.
Available from : http://www.pedisurg.com/PtEduc/Congenital_
Diaphragmatic_ Hernia.htm
22. Children's Hospital Boston. Congenital Diaphragmatic Hernia. Available
from : http://www.childrenshospital.org/az/Site476/mainpageS476P0.html.
2005
23. George R Harrison. Upper Gastrointerstinal Surgery-The Anatomy and
Physiology of The Diaphragm. 2005
24. World of Anatomy and Physiology. Diaphragm. Available form :
http://www.bookrags.com/research/diaphragm-wap/. 2005
25. Encyclopedia Britannica. Lung : Human Respiration. Available from :
http://media-2.web.britannica.com/eb-media/88/91188-034-20906818.jpg
26. Newborn With Breathing Distress. Available from : http://www.catscanman.
net/blog/wp-content/uploads/CDHlabelled.jpg. 26 November 2006
27. Elsevier Health. Hernia, Diaphragmatic (Neonatal GI). Available from :
http://download.imaging.consult.com/ic/images/S193303320670831X/gr5-
midi.jpg. 2009
58
28. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Congenital Diaphragmatic Hernia.
Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/Congenital_diaphragmatic_
hernia. 31 Oktober 2009
29. Ed Friedlander. Respiratory Disease. Available from : http://www.pathguy.
com/lectures/emphysema_blues.jpg
30. Alf Kolbenstvedt. Pathology Diaphragm. Available from : http://www.
medcyclopaedia.com/upload/book%20of%20radiology/chapter18. 2009
31. Geneva Foundation for Medical Education and Research. Diaphragmatic
Hernia - Prenatal Diagnosis. Available from : http://www.ajronline.org/
content/vol189/issue6/images/large/12_07_2063_02a.jpeg. 3 November
2008
32. Ehrlich PF, Coran AG. Diaphragmatic Hernia Repair – Congenital. Available
from : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002936.htm. 1
Oktober 2009
33. University of Virginia Health System. Genitourinary and Kidney Disorders-
Inguinal Hernia. Available from : http://www.healthsystem.virginia.edu/
UVaHealth/peds_urology/inghern.cfm. 7 November 2005
34. James A Goodyear. Inguinal Hernias. Available from : http://hernia.
tripod.com/ inguinal.html
35. Hernia Center of Southern California. Inguinal Hernia. Available from :
http://www.herniaonline.com/images/inguinalcanal.gif. 2006
36. Family Practice. Hasselbach's Triangle. Available from : http://www.
fpnotebook.com/Surgery/Exam/HslbchsTrngl.htm. 14 Agustus 2009
37. Inguinal Hernia : Anatomy and Management. Available from :
http://cme.medscape.com/viewarticle/420354_3
38. MD Valdosta. Hernia Treatment. Available from : http://z.hubpages.
com/u/746211_f496.jpg. 2009
39. Nucleus Medical Art. Laparoscopic Hernia Repair - Medical Illustration.
Available from : http://ebsco.smartimagebase.com/imagescooked/
59
40. Mesh Hernia. Available from : http://www.surgery.usc.edu/expertise2.html
41. David C Dugdale. Femoral Hernia. Available from : http://www.nlm.
nih.gov/medlineplus/ency/article/001136.htm. 24 Oktober 2008
42. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Femoral Hernia. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Femoral_hernia. 10 September 2009
43. Bupa's Health Information Team. Femoral Hernia. Available from :
http://hcd2.bupa.co.uk/fact_sheets/html/femoral_hernia.html. April 2008
44. Jennifer Heisler. What Is A Femoral Hernia Surgery. Available from : http://
surgery.about.com/od/proceduresaz/a/FemoralHernia.htm. 3 Januari 2009
45. The North Penn Hernia Institute. Hernia Types and Classification. Available
from : http://hernia.tripod.com/femoral.gif
46. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Femoral Canal. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Femoral_canal. 5 Oktober 2009
47. Robert Bendavid, Jack Abrahamson, Maurice E Arregui, Jean Bernard, Edward
H Phillips. Abdominal Wall Hernia Principles and Management. Springer
Vertag New York Inc. 2001
48. Vesalius : Clinical Photos. Femoral Hernia Anatomy and Repair. Available
from : http://www.vesalius.com/cfoli_frms.asp?VID=28&StartFrame=
1&tnVID. 1 Maret 1999
49. The North Penn Hernia Institute. Femoral Hernias. Availble from :
http://hernia.tripod.com/femoral.html
50. Elizabeth Ahders. Symptoms of Femoral Hernia. Available from :
http://www.livestrong.com/article/25747-symptoms-femoral-hernia/. 27
Oktober 2009
51. Esther Csapo Rastegari. Femoral Hernia Repair. Available from : http://www.
surgeryencyclopedia.com/Ce-Fi/Femoral-Hernia-Repair.html. 2009
52. Anonym. Available from : http://knol.google.com/k/-/-/1pavbw4oybdgp/
xzp5so/redux-3.tif
60
53. Steven R Hofstetter. Richter's Hernia. Available from :
http://herniaplasty.med.nyu.edu/richtershernia.html. 2001
54. Nicks B, Askew K. Abdominal and Pelvic Hernia. Available from :
http://www.learningradiology.com/archives2008/umbilherniacorrect.htm
55. Simon S Rabinowitz. Meckel Diverticulum. Available from : http://emedicine.
medscape.com/article/931229-overview. 2 November 2009
56. Muhammad S Mirza. Incarcerated Littre's Femoral Hernia. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/931229-overview. 2007
57. Rudolf Kleinert, Bad Reichenhall. Littre's Hernia. Available from :
http://www.whonamedit.com/synd.cfm/1261.html. 2009
58. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Spigelian Hernia. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Spigelian_hernia. 15 Mei 2009
59. Spigelian Hernia. Available from : http://www.e-radiography.net/radpath/s/
Spigelian%20hernia.htm
60. Elsevier Health. Hernias, Abdominal Wall. Available from :
http://download.imaging.consult.com/ic/images/S1933033206708229/gr4-
midi.jpg. 2009
61. Kimberly McCrudden Erickson. Abdominal Hernias. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/189563-overview. 28 Agustus 2009
62. Netter Images. Lumbar and Obturator Hernias. Available from :
www.netterimages.com/image/12887.htm
61