You are on page 1of 7

Aset, Maret 2011, hal. 57-63 Vol. 13 No.

1
ISSN 1693-928X

Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan


Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split
IIN INDARTI
DESTI MULYANI BR.PURBA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala


Jln. Sriwijaya No. 32 & 36 Semarang 50242
email : i_indarti@yahoo.com

Diterima 15 September 2010; Disetujui 6 Februari 2011

Abstract : Stock split is one kind of corporate action implemented by companies in


order to rearrange stock price to be at a more liquid range and provide more positive
signal to investor. The stock split carried out on the basis of two theories. According to
the Trading Range Theory, the high stock price is the driving force for the company to
split its stock with the hope of increasing the liquidity of stock trading, putting the stock
on the optimal trading range and will be more and more investors that will be investing.
Signaling Theory states that the stock split is the conveyance of information about
performance and prospects to the market. The purpose of this research was to analyze
the differences of stock price and stock trading volume activity pre and post stock split
event, so that investors could use this event to gain benefit. This research used event
study method to observe average stock price, and trading volume activity within five
days pre and post event date. This research used secondary data collected from Indonesian
Capital Market Directory ( ICMD) 2007. The data used in research was taken from : 10
days announcement date of stock split applied as event date (to), daily closing price, the
amount of daily traded share and the amount of listed share. There were 9 companies
which implemented stock split policy 2007. Results of the study showed that there were
significant differences of stock price and trading volume activity from pre and post event.

Key words: stock split, stock price, trading volume activity, trading range theory,
signaling theory,and event study.

PENDAHULUAN Salah satu informasi yang tersedia adalah


pengumuman stock split atau pemecahan saham.
Informasi keuangan merupakan kebutuhan Informasi ini dapat memiliki makna atau nilai jika
mendasar bagi para pemakai laporan keuangan keberadaan tersebut menyebabkan investor
karena informasi ini menggambarkan bagaimana melakukan transaksi di pasar modal, yang akan
keadaan dari keuangan perusahaan dari tercermin dalam perubahan harga saham, volume
perusahaan tersebut. Pasar modal merupakan perdagangan, dan indikator atau karakteristik
salah satu sarana alternatif yang dapat digunakan pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).
oleh para pemilik modal/investor untuk melakukan Pemecahan saham (stock split) adalah
investasi. Di pasar modal informasi yang diperoleh memecah selembar saham menjadi n lembar saham.
investor sangatlah banyak, baik informasi yang Harga per lembar saham baru setelah pemecahan
tersedia di publik maupun informasi pribadi (privat). saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya
58 INDARTI, PURBA Aset

(Jogiyanto, 2000). Pemecahan saham (stock split) pasar merupakan harga suatu saham pada pasar
adalah perubahan nilai nominal per lembar saham yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa sudah
dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya
dengan faktor pemecahan (split factor). (closing price). Jadi harga pasar inilah yang me-
Pemecahan saham biasanya dilakukan pada saat nyatakan naik turunya suatu saham (Ang, 1997).
harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan Harga saham di pasar modal (pasar sekunder)
mengurangi kemampuan investor untuk mem- setiap saat bisa mengalami perubahan, sehingga
belinya. para investor atau calon investor harus jeli dalam
Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan pemilihan saham. Informasi yang sepenuhnya
saham yang dapat dilakukan yaitu pemecahan tercermin pada harga saham akan sangat berharga
naik (split-up) dan pemecahan turun (split down bagi para pelaku pasar modal dan institusi yang
atau reverse split). Pemecahan naik adalah berkaitan seperti BEI,Bapepam dan IAI. Para
penurunan nilai nominal per lembar saham yang pelaku pasar modal, khususnya investor sangat
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang dipengaruhi oleh pergerakan harga saham suatu
beredar, misalnya pemecahan saham dengan perusahaan dan informasi yang menyebabkan
faktor 2:1, 3:1, dan 4:1. Sedangkan pemecahan perubahan harga saham tersebut (Ewijaya dan
turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar Indriantoro, 1999).
saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar, Menurut Weston dan Brigham (1993), harga
misalnya pemecahan turun dengan faktor saham didefinisikan sebagai “ the price at which
pemecahan 1:2, 1:3, 1:4 (Ewijaya& Indriantoro, stock sells in the market ”. Sedangkan harga pasar
1999). saham adalah nilai pasar sekuritas yang dapat
Alasan perusahaan melakukan pemecahan diperoleh investor menjual atau membeli saham,
saham (stock split) adalah supaya harga sahamnya yang ditentukan berdasarkan harga penutupan
tidak terlalu tinggi, sehingga akan meningkatkan (closing price) di bursa pada hari yang
likuiditas perdagangannya. Sebalik-nya dengan bersangkutan. Jadi, harga penutupan merupakan
alasan ini, yaitu likuiditas pasar akan semakin harga saham terakhir kali pada saat berpindah
rendah setelah pemecahan saham (stock split), tangan diakhir perdagangan. Menurut Sumiyana
yaitu volume perdagangan menjadi lebih rendah (2007), harga saham mencerminkan semua
dibandingkan sebelumnya, biaya transaksi pialang informasi yang tersedia, meliputi harga sebelumnya,
secara proporsi meningkat dan bid-ask spread informasi publik, dan informasi private.
(selisih harga bid yang diajukan oleh pembeli dan Volume perdagangan. Volume perdagang-
harga ask yang diminta oleh penjual) juga lebih an merupakan jumlah transaksi yang diper-
tinggi dari sebelumnya (Jogiyanto, 2000). dagangkan pada waktu tertentu. Volume diperlukan
Ada dua teori penting mengenai fenomena untuk menggerakan harga saham (Sumiyana,
pemecahan saham ini. Pertama, signaling theory 2007).
yang menjelaskan bahwa pemecahan saham (stock Volume perdagangan merupakan bagian yang
splits) memberikan informasi kepada investor diterima dalam analis teknikal. Kegiatan
tentang prospek peningkatan return dimasa depan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di
yang substansial. Kedua, trading range theory suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar
menyatakan bahwa pemecahan saham (stock akan membaik (bulish). Peningkatan volume
splits) dapat meningkatkan likuiditas perdagangan perdagangan diiringi dengan peningkatan harga
saham. merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi
bulish (Husnan, 1998).
METODE Volume perdagangan saham mencerminkan
kekuatan antara penawaran (supply) dan
Harga saham. Harga saham dapat didefinisi- permintaan (demand) yang merupakan manifestasi
kan sebagai harga pasar. Harga pasar merupakan dari tingkah laku investor (Ang, 1997). Naiknya
harga yang paling mudah ditentukan, karena harga volume perdagangan merupakan kenaikan
Vol. 13 No.1, 2011 Aset 59

aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin murah dibandingkan dengan perusahaan yang
meningkat volume penawaran dan permintaan tidak melakukan pemecahan saham (Sriwidhar-
suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap manely, 2006). Berdasarkan tinjauan teoritis dan
fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin temuan-temuan penelitian terdahulu, maka
meningkatnya volume perdagangan saham kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut dilihat pada gambar 1. Berdasarkan Gambar 1,
oleh masyarakat sehingga akan membawa maka dapat ditarik hipotesis bahwa terdapat
pengaruh terhadap naiknya harga atau return perbedaan harga saham dan volume perdagangan
saham. saham yang signifikan pada periode sebelum
Volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.
pengumuman pemecahan saham (stock splits) Populasi dan Sampel. Yang menjadi populasi
menunjukan bahwa perusahaan yang melakukan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pemecahan saham (stock splits) mengalami yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
likuiditas perdagangan saham yang lebih rendah melakukan pemecahan saham (stock split) tahun
dari pada perusahaan yang tidak melakukan stock 2007. Sedangkan yang menjadi sampel pada
splits atau pemecahan saham (Sriwidharmanely, penelitian ini adalah adalah perusahaan di BEI
2006). dengan publikasi laporan keuangan 5 hari sebelum
Harga saham dan Volume Perdagangan. dan 5 hari sesudah yang lengkap tahun 2007
Perusahaan yang melakukan pemecahan saham dan merupakan perusahaan yang melakukan
cenderung berdampak pada harga saham yang pemecahan saham (stock split).
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan Sumber Data. Dalam penelitian ini, sumber
yang tidak melakukan pemecahan saham. Hal data yang digunakan adalah data sekunder. Data
ini disebabkan perusahaan yang melakukan sekunder adalah penelitian arsip yang memuat
pemecahan saham memiliki harga saham yang kejadian masa lalu (historis) (Indriantoro dan
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan Supomo, 1999).
yang tidak melakukan pemecahan saham. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi
Akibatnya volume perdagangan perusahaan data-data pengumuman pemecahan saham (stock
yang melakukan pemecahan saham akan meng- split) yang meliputi :
alami volume perdagangan saham yang lebih tinggi - Tanggal pengumuman pemecahan saham
yang disebabkan harga saham yang relatife lebih (stock split) yang digunakan sebagai event

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Jogiyanto (2000)


60 INDARTI, PURBA Aset

date (0). telah terdistribusi dengan normal.


- Harga saham penutupan (closing price) harian Pengujian Hipotesis. Pada Tabel 6 dapat
perusahaan yang melakukan stock split dalam dilihat bahwa dari hasil pengujian perban-
periode pengamatan, yaitu 5 hari sebelum dan 5 dingan harga saham pada periode sebelum dan
hari setelah pengumuman pemecahan saham sesudah peristiwa (pengumuman pemecahan
(stock split) saham), diperoleh nilai t hitung sebesar 241.465
- Volume perdagangan saham harian yang dan signifikansi sebesar 0,000. Sig. 0,000 <
melakukan stock split dalam periode dari tingkat signifikansi 0,05 hal ini dapat
pengamatan, yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat
setelah pengumuman pemecahan saham (stock perbedaan harga saham yang signifikan pada
split). periode sebelum dan sesudah peristiwa, dengan
Teknik Analisis Data. Dalam penelitian demikian hipotesis pertama diterima.
menggunakan uji beda t-test dengan sampel Tabel 7 menunjukan hasil uji beda rata-rata
berhubungan (related sample/paired sample). volume perdagangan sebelum dan sesudah
peristiwa pengumuman pemecahan saham.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel tersebut menunjukan t hitung sebesar -6,390
dan nilai signifikansi sebesar 0,003 yang berarti
Analisis Statistik Deskriptif. Analisis statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan
diskriptipf menunjukkan bahwa rata-rata harga demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
saham, baik sebelum maupun sesudah peristiwa, atau terdapat perbedaan volume perdagangan
yang lebih kecil daripada standar deviasinya yang signifikan pada periode sebelum dan s
menunjukan adanya penyimpangan nilai terhadap esudah peristiwa, sehingga hipotesis kedua
rata-ratanya. Sedangkan untuk rata-rata variabel diterima.
volume sebelum lebih besar dan sesudah lebih
kecil dibandingkan dengan standar deviasinya SIMPULAN
menunjukan bahwa volume sebelum tidak terjadi
penyimpangan dari nilai rata-ratanya sedangkan Penelitian ini bertujuan menganalisis konsis-
yang sesudah terjadi penyimpangan dari nilai rata- tensi pemecahan saham dengan trading range
ratanya. theory, yaitu menyebabkan harga saham me-
Tabel 3 menunjukan data dari sembilan ngalami perubahan yang signifikan setelah
perusahaan sampel selama sebelas hari per- pemecahan saham, sehingga saham tersebut
dagangan yang terbagi dalam lima hari sebelum menjadi semakin likuid, dan signaling theory,
pengumuman pemecahan saham dan lima hari yaitu pemecahan saham membawa kandungan
setelah pengumuman pemecahan saham untuk informasi berupa keuntungan di masa yang akan
masing-masing variabel. Dari tabel tersebut juga datang.
dapat dilihat bahwa harga saham justru mengalami Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap
penurunan setelah event date, sedangkan volume hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
perdagangan mengalami peningkatan setelah event berikut :
date. 1. Terdapat perbedaan rata-rata harga saham
Uji Normalitas. Tabel 4 menunjukan bahwa yang signifikan pada periode sebelum dan
tingkat signifikansinya adalah 0,862 yang berarti sesudah pengumuman pemecahan saham.
lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa pada peris-
Hasil ini berarti bahwa Ho diterima atau dapat tiwa pemecahan saham di Indonesia, trading
diartikan data telah terdistribusi dengan normal. range theory yang menyatakan bahwa setelah
Tabel 5 menunjukan bahwa tingkat signifikan- pengumuman pemecahan saham, harga saham
sinya adalah 0,993 yang berarti lebih besar dari berubah secara signifikan, yaitu berada pada
nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini berarti optimal trading range, terjadi. Hal ini
bahwa Ho diterima atau dapat diartikan data mengindikasikan bahwa pemecahan saham
Vol. 13 No.1, 2011 Aset 61

Tabel 2
Descriptive Statistics

Sumber : Data sekunder yang diolah 2011

Tabel 3
Rata-Rata Variabel Harga Saham
dan Volume Perdagangan Saham Pada Periode Pengamatan
Hari Harga Saham Volume Perdagangan
-5 9448 6618833
-4 9412 7428000
-3 9551 8168555
-2 9551 8972611
-1 9389 8491333
0 1421 34206222
1 1407 25596777
2 1406 14853333
3 1407 23212611
4 1409 19918222
5 1402 19483611
Sumber : Data Sekunder yang diolah 2011

Tabel 4
Uji Normalitas data Variabel Harga Saham
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Pemecahan Saham
62 INDARTI, PURBA Aset

Tabel 5
Uji Normalitas data Variabel Volume Perdagangan
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Pemecahan Saham

Tabel 6
Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Pemecahan Saham

Sumber : hasil pengujian peneliti 2011

Tabel 7
Hasil Uji Statistik Rata-Rata Volume Perdagangan Saham
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Pemecahan Saham

Sumber : hasil pengujian peneliti 2011


Vol. 13 No.1, 2011 Aset 63

mengakibatkan harga saham berubah secara Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 1999,
signifikan. Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE,
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Yogyakarta.
volume perdagangan sebelum dan sesudah Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis
Investasi, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta.
peristiwa pemecahan saham. Hasil ini sesuai
Riyanto, Bambang.1995. Dasar-dasar Pembelan-
dengan trading range theory yang menyata-
jaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE-Yogyakarta.
kan bahwa peristiwa pemecahan saham Sitompul, Asril, 1999, Pasar Modal, PT Citra Aditya
akan menyebabkan meningkatnya volume Bakti, Bandung.
perdagangan atau meningkatnya likuiditas Sriwidharmanely, 2006, Kinerja Keuangan, Kinerja
akibat harga yang lebih menarik bagi investor. Saham, dan Stock Splits “ Suatu Pendekatan
Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa Matched Paired “, Jurnal ASET Vol.8, No.1
pemecahan saham mengakibatkan volume Hal, 25-44, STIE Widya Manggala, Semarang.
perdagangan berubah secara signifikan setelah Sugiyono, 2000, Statistika untuk Penelitian,
pengumuman pemecahan saham. Alfabeta, Bandung.
Sunariyah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Sumiyana, 2007, “Noise atau Kedatangan Informasi
: Sebuah Fenomena Spesifik Perilaku Harga
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal
Saham Dipasar Modal Indonesia”, Jurnal
Indonesia, Mediasoft, Jakarta.
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.22, No.3,
Arthur, dkk, 1999, Dasar-Dasar Manajemen
Hal 292-318, Universitas Gajah Mada,
Keuangan, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Yogyakarta.
Brigham, Eugene, dan Joel Houston, 2001
Winarso, Beni Suhendra, 2005, “Analisis Empiris
Manajemen Keuangan 1, Edisi VIII, Erlangga,
Perbedaan Kinerja Keuangan Antara
Jakarta.
Perusahaan yang Melakukan Stock Split dengan
Ewijaya dan Indriantoro,Nur, 1999, Analisis
Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock
Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap
Split:Pengujian The Signaling Hyphotesis”,
Perubahan Harga Saham, Jurnal Riset
Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol.XVI,
Akuntansi Indonesia, Volume 2, No.1, Hal 53-
No.3, Hal 209-218.
64.
Yusni Warastuti dan Widuri Kurniasari, 2008, “Stock
Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Salemba
Splits: Mampukah Memprediksi Perubahan
Empat, Jakarta.
Laba Masa Datang”, Jurnal ASET, Vol.10,
Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio
No.1, Hal 57-68, STIE Widya Manggala,
dan Analisis Sekuritas, Edisi 3, UU AMP
Semarang.
YKPN, Yogyakarta.

You might also like