You are on page 1of 5

Keterampilan Dasar Praktik Klinik 

http://dianhusada-nurlailyagustina.blogspot.com/

A. Kebutuahn Psikososial
1. Pengertian Kebutuhan Psikososial:
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan
sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai
makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina
hubungan interpersonal positif .
2. Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta,
kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966)
Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan
afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku
yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan
 berkesinambungan.
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan
dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan,
kese hatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi
dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab
 perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.
Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan
otoritas.
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat
terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang
harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas,
 bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain atau diri sendiri. Intervensi keperawatan
yang membantu pasien menerima tanggung jawab untum membuat keputusan mengenai
 perawatan pasien yang menunjang pemulihan control.
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima berdasarkan saling
menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi,
sahabat, dan intimasi.
3. Teori Psikososial
Tokoh: Erik H.Erikson
Asumsi:
a) perkembangan kepribadian manusia terjadi sepanjang rentang kehidupan
 b) perkembangan kepribadian manusia dipengaruhi oleh interaksi
interaksi sosial—hubungan dgn
orang lain
c) perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan
seseorang mengatasi krisis yang terjadi pd setiap tahapan sepanjang rentang kehidupan.
Stadium Krisis Psikososial Hasil yang baik 
Infancy (0-1 th) : Kepercayaan vs Ketidakpercayaan Kepercayaan dan optimisme
Early Childhood (1-3 th) : Otonomi vs Keraguan Pengendalian dan adekuasi diri
Preschool age (4-5 th) : Inisiatif vs Rasa Bersalah Kemampuan memulai aktivitas sendiri
School age (6-11 th) : Industri vs Inferioritas Kompetensi dlm kemampuan intelektual. Sosial
dan fisik 
Adolescence (10-12 th) : Identitas vs Kebingungan Identitas Citra diri yang terintegrasi
sebagai pribadi unik 
Young adulthood (21-40th) : Intimasi vs Isolasi Kemampuan membentuk hubungan erat,
komitmen karier 
Adulthood (41-65 th) : Generativitas vs Menarik diri Perhatian terhadap keluarga, masy &
generasi penerus
Senescence (+65 th) : Integritas vs Putus Asa Puas dengan kehidupan, siap menghadapi
kematian

ASPEK PSIKOSOSIAL DARI DEPRESI SEDANG DENGAN


GEJALA PSIKOSOMATIK 
http://lasmira.wordpress.com/2011/02/23/aspek-psikososial-dari-depresi-sedang-
dengan-gejala-psikosomatik/

DEPRESI

Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang
manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu. Diagnostic and Statistical 
 Manual of Mental Disorders (DSM)- IV merupakan salah satu instrumen yang digunakan
untuk menegakkan diagnosis depresi. Jika manifestasi depresi muncul dalam bentuk keluhan
yang ber-kaitan dengan mud (mood) (seperti murung, sedih, rasa putus asa), diagnosis depresi
dapat dengan mudah ditegakkan; tetapi jika gejala depresi muncul dalam keluhan psikomotor 
atau somatik seperti malas bekerja, lamban, lesu, nyeri ulu hati, sakit kepala terus-menerus,
adanya depresi yang melatar-belakanginya sering tidak terdiagnosis. Ada masalah-masalah
lain yang juga dapat menutupi diagnosis depresi misalnya pasien menyalahgunakan alkohol
atau obat untuk mengatasi depresi, atau muncul dalam bentuk gangguan perilaku.

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :

- Afek depresif 

- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala Lainnya :

a. Konsentrasi dan perhatian berkurang

 b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna


d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

f. Tidur terganggu

g. Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-
kurangnya dua minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat
dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Berdasarkan PPDGJ III, Pedoman Diagnostik Episode Depresif Ringan terdiri dari :
F32.0 Episode Depresif Ringan

- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

F32.1 Episode Depresif Sedang

- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresif 
ringan

- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya

- Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik 

- Semua 3 gejala utama depresi harus ada

- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus


 berintensitas berat.

- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkibn tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya
secara rinci. Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan.
- Episode depresif biasanya haarus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi
 jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu

- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga kecuali paada taraf yang sangat terbatas.

F32.3 Episode Depresif Berat dengan gejala Psikotik 

- Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F.32 tersebut

- Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab
atas hal itu.

F 32.8 Episode Depresif Lainnya

F 32.9 Episode Depresif YTT

PSIKOSOMATIK 

Psikosomatik adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan sosial.
Gangguan psikosomatis adalah faktor psikologis yang merugikan, mempengaruhi kondisi
medis pasien. Faktor psikologis tersebut dapat berupa gangguan mental, gejala psikologis,
 sifat kepribadian atau gaya mengatasi masalah, dan prilaku kesehatan yang maladaptif .
Seseorang jika emosinya menumpuk dan memuncak maka hal itu dapat menyebabkan
terjadinya goncangan dan kekacauan dalam dirinya. Jika faktor-faktor yang menyebabkan
memuncaknya emosi itu secara berkepanjangan tidak dapat dijauhkan, maka ia dipaksa untuk 
selalu berjuang menekan perasaannya. Perasaaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan
yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Jadi Psikosomatik dapat
disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut
nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya, tetapi menjelma
dalam bentuk sakit fisik.

Sindroma psikosomatik mempunyai gejala fisik berupa;

1. Penyakit salah satu sistem tubuh yang paling rentan bagi pasien, misalnya; asma (sistem
respiratorius), neurodermatitis (sistem integumentum), ulkus peptikum (sistem digestivus),
artritis rematik (sistem muskuloskeletal), PJK dan aritmia (sistem kardiovaskuler), dan
migrain (sistem neurologik).

Pada sindroma psikosomatik ini dijumpai pula

2. Patologi organ (+) dan

3. Mekanisme patofisiologik (+).


3). Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud (1917) menyatakan suatu hubungan antara
kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan
kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya
 bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang
hilang. E.Bibring menekankan pada kehilangan harga diri . Bibring mengatakan depresi
sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam
dirinya.

Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-
citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.

4). Ketidakberdayaan yang dipelajari : Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-
ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut
akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya.
Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada penderita depresi, kita dapat menemukan
hal yang sama dari keadaan ketidak berdayaan tersebut.

5). Teori Kognitif : Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Dia
mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif,
yaitu:

a). Pandangan negatif terhadap masa depan.

 b). Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh,
 pemalas, tidak berharga.

c). Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah
reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup yang menyedihkan misalnya, kehilangan orang
yang dicintai, kemunduran finansial, kehilangan pekerjaan, atau penyakit fisik yang serius.
Meyer mengatakan pada depresi, harus dicari hubungan antara pengalaman hidup pasien
dengan peristiwa yang menjadi penyebab

You might also like