Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research conducted formulations of Hard Candy with the addition of blue
biopigment phycocyanin Spirulina platensis extract as a natural colorant and studied the
stability of phycocyanin color after applied to food product. The first phase of the study was
phycocyanin extraction used freezing method and encapsulation of phycocyanin used
maltodextrin with the ratio 1:1. The second phase was Hard Candy processing with two
experimental factors in the form of sucrose formula variation (80g and 100g) and
phycocyanin concentration variation (1g, 2g, and 3g). The third phase was conducted
product analysis. The experimental design that was used is Completely Random Design
(CRD) Two Factors. Hard Candy products were tested by hedonic (preference) against the
parameters of color, taste, and texture (used 25 semi-trained panelists). The selected
formula according to panelists was 80 g of sucrose and 3 g of phycocyanin Hard Candy with
the hedonic test results i.e. color was prefered, taste and texture were rather preferred. The
chemical analysis showed that the antioxidant activity (IC50) value, reducing sugar,
saccharose, water, ash and protein content are 319,06 ppm, 16,92%, 44,33%, 0,92%, 0,02%,
and 72,33 ppm respectively. The blue color on Hard Candy remained stable for 28 days of
observation.
Keywords: blue biopigment, phycocyanin, Spirulina platensis, hard candy
ABSTRAK
Penelitian ini mencari formulasi Hard Candy dengan penambahan ekstrak biopigmen
biru fikosianin Spirulina platensis sebagai pewarna alami dan mempelajari kestabilan warna
fikosianin setelah diaplikasikan ke dalam produk pangan. Penelitian tahap satu yaitu
ekstraksi fikosianin menggunakan metode pembekuan dan enkapsulasi fikosianin
menggunakan maltodekstrin dengan perbandingan 1:1. Penelitian tahap dua yaitu
pengolahan Hard Candy dengan dua faktor percobaan berupa variasi formula sukrosa 80 g
dan 100 g dan variasi konsentrasi fikosianin 1 g, 2g, dan 3 g. Pada penelitian tahap tiga
dilakukan analisis produk. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancang Acak
Lengkap (RAL) Dua Faktor. Produk Hard Candy diuji hedonik dengan parameter mutu yaitu
warna, rasa, dan tekstur (menggunakan 25 panelis semi terlatih). Formula Hard Candy
terpilih menurut panelis yaitu Hard Candy dengan kandungan sukrosa 80 g dan fikosianin 3
g dengan hasil uji hedonik yaitu warna disukai, rasa dan tekstur agak disukai. Hasil analisis
kimia menunjukkan nilai aktivitas antioksidan (IC50) pada produk Hard Candy sebesar
319,05 ppm, kadar gula reduksi 16,92%, kadar sakarosa 44,33%, kadar air 0,92%, kadar abu
0,02%, dan kadar protein 72,33 ppm. Warna biru Hard Candy tetap stabil selama 28 hari
pengamatan.
Kata Kunci: biopigmen biru, fikosianin, Spirulina platensis, permen keras
Andini DF, Mardiah, M Kawaroe. 2017. Formulasi Hard Candy menggunakan Pewarna Alami
Fikosianin Spirulina platensis. Jurnal Agroindustri Halal 3(2): 117-125
118 | Andini DF et al. Formulasi Hard Candy menggunakan Pewarna
H2SO4 25%, Na2S2O3 0,1 N, indikator kanji Hidayatulloh (2016). Ekstrak fikosianin
0,5%, HCl 25%, dan indikator PP. Alat yang diperoleh kemudian dienkapsulasi
yang digunakan adalah neraca analitik, dengan menggunakan modifikasi
neraca kasar, spatula/sudip, corong, metode dari Lazuardi (2014). Metode
freezer, sentrifuse, piala gelas 100 mL dan enkapsulasi yang digunakan yaitu
500 mL, labu semprot, pipet tetes, dengan mencampurkan antara ekstrak
spektrofotometer UV Merk Hitachi U-2900, fikosianin dengan maltodekstrin (1:1).
kuvet, labu ukur 100 ml dan 250 ml, 2. Tahap pengolahan permen keras
tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan, dengan dua faktor percobaan berupa
desikator, oven, bunsen, penangas air, hot variasi formula sukrosa (F) yaitu 80 g
120 | Andini DF et al. Formulasi Hard Candy menggunakan Pewarna
(F1) dan 100 g (F2) dan variasi hedonik kemudian dianalisis kimia
konsentrasi ekstrak fikosianin (B) yaitu yaitu aktivitas antioksidan, kadar gula
1 g (B1), 2 g (B2), dan 3 g (B3). Berikut reduksi, kadar sakarosa, kadar air,
tabel formulasi permen keras: kadar abu, dan kadar protein, dan
stabilitas warna (28 hari).
Tabel 1. Formulasi Permen Keras
Formulasi Permen Keras HASIL DAN PEMBAHASAN
(gram)
Bahan Penelitian Tahap Preparasi
F1 F2
Pada tahap ini dilakukan preparasi
B1 B2 B3 B1 B2 B3
Sukrosa 80 80 80 100 100 100
biopigmen biru fikosianin Spirulina
Sirup 45 45 45 50 50 50
platensis yang akan digunakan dalam
glukosa pengolahan Hard Candy. Tahap preparasi
Air 100 100 100 100 100 100 meliputi tahap pengadaan sampel
Perisa 2,25 2,25 2,25 2,5 2,5 2,5 biomassa kering Spirulina platensis, proses
mint ekstraksi fikosianin, dan proses
(1%) enkapsulasi fikosianin. Metode dalam
Ekstrak 1 2 3 1 2 3 mendapatkan ekstrak fikosianin dari
fikosia- Spirulina platensis dalam penelitian ini
nin merupakan metode dari Hidayatulloh
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Hard Candy (Modifikasi dari Kurnia, 2009)
3. Uji hedonik formulasi permen dengan (2016) dan metode enkapsulasi fikosianin
parameter mutu yaitu warna, rasa, dan merupakan modifikasi metode dari
tekstur. Formula terpilih hasil uji Lazuardi (2014).
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 3 Nomor 2, Februari 2017 | 121
sukrosa + 100 gram air + 3 gram ekstrak terdapat proses pengeringan pada bahan
fikosianin). baku fikosianin saat proses enkapsulasi
dan suhu tinggi saat pengolahan Hard
Analisis Kimia Formula Terpilih
Candy. Penelitian Hartanti dan Sri (2009)
Formula terpilih (F1B3) berdasarkan
menunjukkan bahwa perbedaan
hasil uji hedonik selanjutnya dianalisis
perlakuan preparasi bahan baku
kimia mencakup analisis aktivitas
berpengaruh terhadap aktivitas
antioksidan, kadar gula reduksi, kadar
antioksidan. Pada bahan baku yang
sakarosa, kadar air, kadar abu, dan kadar
mengalami proses pengeringan, aktivitas
protein. Berikut merupakan hasil analisis
antioksidan yang dihasilkan lebih kecil, hal
kimia Hard Candy:
ini disebabkan karena terjadinya
Tabel 3. Hasil Analisis Kimia Formula degradasi atau kerusakan selama proses
Terpilih Hard Candy pengeringan. Beberapa senyawa
Standar antioksidan mengalami kerusakan
No Analisis Hasil (SNI Hard sehingga aktivitas antioksidannya turun.
Candy*) Apriandji (2008) juga menyatakan bahwa
1 Aktivitas 319,06 - antioksidan kuat akan rusak oleh panas
antioksidan ppm dan pemasakan.
2 Gula 16,92% Maks.22% Kadar Gula Reduksi
reduksi Dalam pembuatan permen dilakukan
3 Sakarosa 44,33% Min. 40% pemanasan sukrosa dan air yang
4 Kadar air 0,92% Maks.3,5% menyebabkan sukrosa terhidrolisis
5 Kadar abu 0,02% Maks.2,0% menjadi glukosa dan fruktosa yang disebut
6 Kadar 72,33 - juga sebalai gula pereduksi. Kandungan
protein ppm gula pereduksi merupakan salah satu
Ket: *SNI Hard Candy No. 3547.1:2008 parameter mutu permen. Sukrosa tidak
Aktivitas Antioksidan termasuk sebagai gula pereduksi,
Senyawa aktif pada Spirulina yang sedangkan glukosa yang digunakan dalam
dapat digunakan sebagai sumber pembuatan Hard Candy maupun hasil
antioksidan di antaranya adalah inversi dari sukrosa merupakan gula
fikosianin, betakaroten, tokoferol, γ- pereduksi. Menurut Winarno (2004), jika
linoleic acid dan komponen fenol sukrosa yang dilarutkan dalam air
(Merdekawati et al., 2009). Nilai IC50 dipanaskan, maka sebagian sukrosa akan
(Inhibition Concentration) merupakan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang
besarnya konsentrasi yang dapat disebut juga sebagai gula invert. Glukosa
menghambat akitivitas radikal bebas dan sukrosa mampu menjadi bahan
sebanyak 50%. Semakin rendah nilai IC50 pembawa atau menyebabkan terjadinya
yang terukur maka semakin tinggi proses reduksi atau pengambilan oksigen.
aktivitas antioksidannya. Suatu aktivitas Kadar gula pereduksi formula Hard
antioksidan dikatakan sangat kuat bila Candy terpilih adalah 16,92%. Nilai kadar
nilai IC50 kurang dari 50 ppm dan lemah gula pereduksi yang disyaratkan dalam
bila nilai IC50 lebih dari 200 ppm SNI Hard Candy No. 3547.1:2008
(Molyneux, 2004). maksimal 22%. Tingkat gula pereduksi
Pada hasil pengujian aktivitas dapat dipengaruhi oleh perbandingan
antioksidan diperoleh nilai IC50 yaitu sukrosan dan sirup glukosa dan proses
319,06 ppm. Berdasarkan hasil pengujian inversi gula. Apabila kadar gula pereduksi
dapat disimpulkan bahwa aktivitas lebih dari 22% dapat menyebabkan
antioksidan dalam Hard Candy bersifat stickness atau graining.
lemah, hal ini dapat disebabkan karena
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 3 Nomor 2, Februari 2017 | 123
bila terkena cahaya dan memancarkan parameter warna 6,16 (suka), rasa 5,44
cahaya pendar berwarna kuning-oranye. (agak suka), dan tekstur 5,04 (agak suka).
Kelompok kedua adalah fikosianin, yaitu Berdasarkan hasil uji kimia
pigmen berwarna biru dan memancarkan diperoleh nilai rata-rata kadar gula
cahaya pendar merah kuat (Carra et al. reduksi Hard Candy adalah 16,92%, sesuai
1976). standar SNI Hard Candy yaitu maksimal
Kandungan protein yang terkandung 22%. Rata-rata kadar sakarosa adalah
dalam formula Hard Candy terpilih (F1B3) 44,33%, sesuai standar SNI Hard Candy
yaitu sebesar 72,33 ppm, dianalisis dengan yaitu minimal 40%. Rata-rata kadar air
menggunakan metode Bradford. Protein adalah 0,92%, sesuai standar SNI Hard
menjadi nilai tambah pada Hard Candy Candy yaitu maksimal 3,5%. Rata-rata
dengan penambahan ekstrak fikosianin kadar abu adalah 0,02%, sesuai standar
karena menambah nilai gizinya dibandingkan SNI Hard Candy yaitu maksimal 2,0%.
dengan hard candy di pasaran. Aktivitas antioksidan (IC50) Hard Candy
Stabilitas Warna yaitu 319,06 ppm dan kadar protein Hard
Formula Hard Candy terpilih diuji Candy yaitu 72,33 ppm. Pada analisis
stabilitas warnanya menggunakan stabilitas warna Hard Candy formula
spektrofotometer dengan mengukur terpilih diperoleh hasil yaitu warna stabil
intensitas warna biru (absorbansi) pada hingga penyimpanan hari ke-28 (warna
panjang gelombang 615 nm (panjang biru Hard Candy tetap stabil selama 28
gelombang serapan spesifik dari hari pengamatan).
biopigmen biru fikosianin). Pengamatan
stabilitas warna Hard Candy dilakukan DAFTAR PUSTAKA
selama 28 hari. Berikut merupakan rata- Alikonis JJ. 1979. Candy Technology. AVI
rata pengamatan nilai absorbansi Hard Publishing Company, Inc., Wesport,
Candy formula terpilih F1B3: Connecticut.
Anonim. 1988. SK Menteri Kesehatan RI
Tabel 4. Rata-Rata Nilai Absorbansi
Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
Hari ke Absorbansi (λ = 615 nm)
tentang bahan tambahan pangan.
0 1,107a
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
7 1,114a
Indonesia.
14 1,107a
Anonim. 2008. Kembang Gula - Bagian 1 :
21 1,112a
Keras SNI 3547.1:2008. Jakarta:
28 1,124a
Badan Standardisasi Nasional.
Berdasarkan uji-t dependen Apriadji, Wied Harry. 2008. Beauty Salad:
(berpasangan) terhadap nilai absorbansi 8 Salad Buah dan Sayur Cita Rasa
sampel pada hari ke-0 hingga hari ke-28 Indonesia untuk Tampil Cantik,
diperoleh hasil tidak berbeda nyata (p > α) Langsing, dan Awet Muda. Jakarta:
atau nilai absorbansi sampel dari hari ke-0 Gramedia Pustaka Utama.
hingga hari ke-28 stabil. Buckle, K.A., R. A. Edwards, G. H.
Fleet and M. Wootton, 1987. Ilmu
KESIMPULAN Pangan. Terjemahan H. Purnomo dan
Formula Hard Candy terpilih Adiono. UI-Press, Jakarta.
berdasarkan uji hedonik adalah perlakuan Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek
F1B3 (formula 80 gram sukrosa + 100 Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
gram air + 25% glukosa + 1% perisa mint Jakarta: Bumi Aksara.
+ 3 gram fikosianin) dengan nilai rata-rata Carra and Heocha. 1976. The
tingkat kesukaan panelis terhadap photosynthetic pigments In: Margalith
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 3 Nomor 2, Februari 2017 | 125