You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.

2 ISSN:2355-6358
KAJIAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGANBSF (Black
Soldier Fly) di TPA Kebon Kongok

Gendewa Tunas Ranncak1,Tuty Alawiyah 2, Taufikul Hadi 3


1, 2, 3
Universitas Nahdlatul Ulama NTB
2
Email : tutyalawiyah@unu-ntb.ac.id

Abstract: In this study a study was conducted regarding the processing of organic waste with the
Black Soldier Fly (BSF) at the Kebon Kongok landfill. Kebon kongok is one of the Regional
Landfill located in Suka Makmur Village, Gerung District, West Lombok Regency. There are ten
management activities carried out at the Kebon Kongok landfill, namely weighing, landfill
supervisors, heavy equipment operations, recycling, leachate management, gas handling (biogas),
buffer zones, scavenger, social and organic waste processing with Black Soldier Fly (BSF ) The
results of the study related to the study of processing organic waste with the Black Soldier Fly
(BSF) showed that the stages in the processing of organic waste with BSF were weighing garbage,
demolition of garbage in the unloading unit of waste (sorting process), enumeration of organic
waste, weighing before being inserted into the bioreactor, the process in the bioreactor, the stage of
harvesting the adult larvae, the removal of larval eggs into the hatcery, the transfer of BSF eggs to
the hatcery, the transfer of larvae to the bioreactor to process organic waste, the larval breeding
into flies to adulthood

Abstrak: Pada penelitian ini telah dilakukan kajian terkaitpengolahan sampah organik
denganBlack Soldier Fly (BSF) di TPA Kebon Kongok. Kebon kongok merupakan salah satu TPA
Regional yang terletak di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.
Terdapat sepuluh kegiatan pengelolaan yang dilakukan pada TPA Kebon Kongok yaitu
Penimbangan, Pengawas Timbunan, kegiatan operasional alat berat, daur ulang, pengelolaan air
lindi, penanganan gas (biogas), zona penyangga, pemulung, sosial dan pengolahan sampah organik
denganBlack Soldier Fly (BSF). Hasil penelitian terkait kajian terhadap pengolahan sampah
organik denganBlack Soldier Fly(BSF)menunjukkan bahwa tahapan dalam proses pengolahan
sampah organik denganBSF yaitu penimbangan sampah, pembongkaran sampah di unit unloading
sampah (proses pemilahan), pencacahan sampah organik, penimbangan sebelum dimasukkan ke
bioreaktor, proses pada bioreaktor, tahap panen larva dewasa, pemidahan telur larva ke hatcery,
pemindahan telur BSF ke hatcery, pemindahan larva ke bioreaktor untuk mengolah sampah
organik, pembiakan larva menjadi lalat hingga dewasa

Kata Kunci: Sampah, TPA, BSF, daur ulang

PENDAHULUAN teknologi dan biaya yang cukup tinggi.


Sampah adalah sisa kegiatan Hal ini terkadang menjadi masalah
sehari-hari manusia dan atau proses untuk negara-negara berkembang,
alam yang berbentuk padat (UU No 18 sehingga jumlah sampah yang
Pengelolaan sampah Tahun 2008). dihasilkan setiap hari tidak sesuai
Pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dengan kemampuan dalam
sampah masih mengalami proses pengolahannya. Hal inilah yang
penguraian secara alamiah dalam menimbulkan permasalahan sampah
jangka waktu panjang. Beberapa jenis semakin lama semakin meningkat,
sampah yang termasuk sampah organik karena aktivitas manusia setiap harinya
dapat terurai secara cepat, sementara cenderung sebagai penghasil sampah.
sampah anorganik yang lain lebih Salah satu teknologi yang
lambat sampai puluhan bahkan ratusan dikembangkan untuk mengolah
tahun seperti plastik. Proses sampah, khususnya sampah organik
pengolahan sampah membutuhkan adalah dengan menggunakan Black

122
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358
Soldier Fly (BSF) pada prosesnya larva pengamatan secara langsung dan
dari BSF ini mampu digunakan untuk pencatatan secara sistematis
mengolah sampah organik dan larva terhadap obyek yang akan diteliti.
BSF yang dipanen inipun akan Observasi dilakukan dengan cara
menjanjikan keuntungan karena pengamatan dan pencatatan
berguna sebagai sumber protein yang tahapan-tahapan yang dilakukan
dibutuhkan untuk pakan hewan seperti dalam proses pengolahan sampah
ayam dan ikan. Hal ini dapat digunakan dengan BSF dikebon kongok.
sebagai salah satu alternatif agar tidak b. Metode Wawancara
menggunakan pakan konvensional. Wawancaradilakukan dengan
TPA kebon kongok dalam aktivitasnya petugas TPA dikebon kongok,
melakukan pengelolaan sampah Sub Bagian yang menangani
organik telah menerapkan teknologi masalah sampah dan TPA pada
BSF. Adapun keuntungan dalam Dinas Lingkungan Hidup dan
penggunaan teknologi BSF adalah Kehutanan Provinsi NTB.
dapat membantu menurunkan jumlah c. Dokumentasi
sampah organik mencapai 80%, karena Dokumentasi adalah metode
sampah organik menjadi makanan bagi pengumpulan data melalui foto-
larva BSF, larva BSF akan foto kegiatan yang dilakukan,
menghentikan penyebaran bakteri yang ataupun kegiatan pada saat
dapat menimbulkan penyakit, berlangsungnya observasi dan
menurunkan biaya pengangkutan wawancara.
sampah, menurunkan penggunaan
lahan TPA, residu sisa proses
pengolahan dengan BSF seperti HASIL DAN PEMBAHASAN
kompos, mengandung nutrisi dan unsur BSF merupakan salah satu
organik yang dapat membantu dibidang upaya untuk pengelolaan sampah selain
pertanian, pengoperasian fasilitas ini TPA regional Kebon Kongok yang
tidak membutuhkan teknologi yang dikelola oleh Dinas LHK Provinsi
canggih sehingga dapat diterapka untuk NTB. BSF yang memiliki nama latin
daerah yang memiliki pendapatan yang Hermetia illucens adalah salah satu
rendah. Dari beberapa keuntungan jenis lalat yang memiliki keunikan
tersebut maka pada penelitian ini akan tidak memiliki mulut sehingga tidak
dilakukan kajian bagaimana tahapan mengganggu kesehatan, yang larvanya
dalam pengolahan sampah dengan BSF (maggot) memiliki kemampuan untuk
di TPA Kebon Kongok. mengolah bahan organik menjadi
sumber protein, penghasil pupuk
METODE PENELITIAN organik atau pupuk hayati dan produk
Penelitian ini di laksanakan di turunan lainnya yang bermanfaat untuk
TPA Regional Kebon Kongok. Teknik pertanian, peternakan dan perikanan.
pengumpulan data dilakukan dengan Dalam rangka mengurangi volume
cara sebagai berikut: sampah khususnya sampah organik,
a. Metode Observasi penggunaan BSF untuk pengolahan
Observasi adalah suatu cara sampah merupakan salah satu alternatif
pengumpulan data dengan terbaik yang ramah lingkungan.

123
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Gambar 1. Siklus hidup BSF

Untuk pengembangan Teknologi BSF (FFLI) tanggal 2 April 2018


terdapat beberapa landasan tentang Pengolahan Sampah
hukumdalam pembentukan BSF Organik di Provinsi Nusa
1) Kesepakatan Bersama antara Tenggara Barat dengan
Pemerintah Provinsi Nusa Memanfaatkan Teknologi
Tenggara Barat dengan Biokonversi.
Yayasan Forest for Life Adapun sumber sampah
Indonesia Nomor organik yang masuk ke BSF di Dusun
420/271/DPMPTSP tanggal Bebae, Lingsar, Kabupaten Lombok
19 Oktober 2017 tentang Barat NTB antara lain:
Kerjasama Pengelolaan 1) Sampah Hotel terdiri dari Hotel
Sampah Organik di Provinsi Puri Indah, Lombok Garden,
Nusa Tenggara Barat dengan Hotel Aston, dan Hotel Lombok
Memanfaatkan Teknologi Raya
Biokonversi; 2) Sampah Pasar Bertais
2) Perjanjian Kerjasama antara 3) Sampah RSUD Provinsi NTB
Pemerintah Provinsi NTB 4) Sampah RSJ Selagalas
(Dinas Lingkungan Hidup dan Adapun uraian kegiatan dalam
Kehutanan) dengan Yayasan pengolahan sampahdengan BSFdapat
Forest for Life Indonesia dilihat pada gambar 2 dibawah ini

124
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Gambar 2. Diagram alir operasional BSF

Mekanisme operasional BSF adalah penimbangan untuk mengetahui


Sampah yang baru masuk ke BSF berat sampah sebelum dilakukan
terlebih dahulu akan dilakukan proses pembongkaran.

Gambar 3. Penimbangan sampah

Sampah yang masuk dibongkar pada minuman, dll. Proses pemilahan ini
unit unloading sampah. Pada tahap bertujuan untuk memisahkan
ini sampah akan dipilah terlebih sampah organik dengan sampah
dahulu untuk mencegah sampah anorganik sebelum dimasukkan ke
anorganik atau sampah lainnya bioreaktor.
seperti kayu, plastik, botol

125
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Gambar 4. Unloading dan pemilahan sampah

Setelah dilakukan proses pemilahan penguraian sampah organik oleh


maka dilakukan pencacahan terlebih larva.
dahulu untuk mempermudah

Gambar 5. Pencacahan sampah organik


Sampah yang sudah dicacah bertujuan untuk mengetahui berat
dimasukkan ke bak untuk dilakukan sampah sebelum dimasukkan ke
penimbangan. Penimbangan bioreaktor.

Gambar 6. Penimbangan hasil pencacahan

126
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358
Hasil pencacahan kemudian dengan BSF terdapat 2 bioreaktor
dimasukkan ke Bioreakto. yang masing-masing terdiri dari 24
Bioreaktor merupakan bangunan reaktor kecil. Ukuran masing-
utama tempat pengolahan sampah, masing bioreaktor adalah 72m x
dimana sampah dan larva BSF 1,5m dan untuk reaktor kecil seluas
dicampur. Pada pengolahan sampah (24 buah 3m x 1,5m).

Gambar 7. Pemasukan sampah ke Bioreaktor

Proses biologis terjadi pada pakan.Rearing house merupakan


bioreaktor yang akan menghasilkan tempat pembiakan pupa menjadi
pupuk organik padat dan pupuk lalat hingga bertelur. Desain
organik cairdalam waktu 30 hari. bangunan menyerupai greenhouse,
Antara kurun waktu 18-21 hari pada karena lalat memerlukan banyak
bioreaktor akanterbentuk larva cahaya. Dinding bangunan dibuat
dewasa (pre pupa) yang akan menggunakan jaring agar lalat tidak
bergerak naik dan keluar dari terbang ke alam bebas. Di dalam
reaktor dan siap untuk dipanen. Rearing House lalat berkembang
Sebagian pre pupa yang sudah biak mulai dari lalat muda menjadi
berbentuk hitam dibawa ke rearing lalat dewasa, kawin dan bertelur.
house untuk dikembangbiakkan, dan Sebagai tempat bertelur disiapkan
sebagian lainnya dipanen sebagai balok kayu dan irisan kardus.

Gambar 8. Pre puppa

127
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Gambar 9. Rearing house

Berikut adalah data pre pupa selama bulan januari terdapat pada tabel dibawah ini:

128
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Setelah pre puppa dipanen maka kemudian bermetamorfosa menjadi


dimasukkan kerearing house, pre lalat dan bertelur. Proses ini akan
puppa berubah menjadi pupa memakan waktu sekitar 24 hari.

Gambar 9. Lalat BSF

Telur BSF selanjutnya dan menetaskan telur BSF. Larva yang


dipindahkan ke hatchery untuk menetas diberi makan sampah organik
ditetaskan.Hatchery merupakan tempat lembut hingga berumur 10 hari
penetasan telur menjadi larva. kemudian dipindah ke bioreaktor untuk
Digunakan rak-rak untuk menyimpan kegiatan pengolahan.

129
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Gambar 10. Rak penetasan telur BSF

Telur BSF akan menetas dalam ke bioreaktor dengan diberi


waktu sekitar 3-4 hari. Larva muda campuran buah busuk halus dan
dibiarkan di hatchery hingga dedak sebagai makanannya.
berumur 9-12 hari sebelum dipindah

Gambar 10. Telur BSF

Proses panen telur BSF yang 63.55 gram seperti yang terlihat
berlangsung pada bulan januari pada tabel 2 dibawah ini.
dengan jumlah rata-rata sebanyak

130
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358
Tabel 2. Telur BSF

Setelah larva siap (ukuran dihasilkan dari pengolahan sampah di


cukup besar), larva dipindahkan ke bioreaktor akan dialirkan menggunakan
bioreaktor untuk mengolah sampah pipa menuju 2 buah bak PCM. Pupuk
organik. Hasil pengolahan sampah cair ini dapat digunakan dengan
organik dengan BSF diperoleh dua mengencerkan pupuk cair dengan air
jenis pupuk yaitu Pupuk cair maggot dengan perbandingan 1 : 25.
(PCM). Pupuk cair manggot yang

Gambar 11. bak penampung pupuk cair magot


Jenis yang kedua yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk. Sebelum
dari bioreaktor adalah Pupuk digunakan sebagai pupuk harus
organik padat. Sampah sisa hasil dilakukan proses pengeringan,
pengolahan yang belum penggilingan, dan pengayakan.
teruraidengan sempurna dapat

131
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 4. No.2 ISSN:2355-6358

Gambar 11. Cacahan Sampah

Hasil penelitian tersebut diharapkan Institut Teknologi Bandung


dapat diterapkan untuk wilayah yang (ITB); Bandung.
memiliki pendapatan daerah rendah http://pplp-
karena biaya operasional untuk dinciptakaru.jatengprov.go.id/sa
pengolahan sampah dengan BSF mpah/file/777282715_tpa.pdf
tergolong murah dan efisien serta Fitria, B, 2009,
manfaatnya cukup banyak. “http://biobakteri.wordpress.co
m/2009/06/07/8-biogas
KESIMPULAN Firdaus, U.I, 2009. “Biogas Energi
Dari hasil penelitian Kajian Yang Baik Untuk
Pengolahan Sampah Organik Dengan Dikembangkan Di Lampung”.
Bsf (Black Soldier Fly) di TPA Kebon Tersedia di
Kongok http://harson7223.blogspot.com
1. BSF merupakan salah satu solusi /2012/12/biogas-di-
terbaik dan ramah lingkungan lampung.html. Diakses pada
dalam mengurangi volume sampah tanggal 27 Oktober 2013.
khususnya sampah organik. Tchobanoglous, G., Hilary theisen,
2. Terdapat dua jenis pupuk yang Samuel, A. Vigil. (1993).
dihasilkan yaitu Pupuk Manggot “Integrated Solid Waste
Cair (PMC) dan Pupuk Padat Management”. Mc-Graw Hill
Organik (PPO) Internasional Editions-Civil
Engineering Series. New York-
DAFTAR PUSTAKA United States.
Damanhuri, E. 2010. Diktat Pengelolan Undang-Undang No 18 Tahun 2008.
Sampah. Teknik Lingkungn Tentang Pengelolaan sampah.

132

You might also like