You are on page 1of 9

IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882

Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH BAGLOG UNTUK


PENINGKATAN PENDAPATAN PADA KELOMPOK TANI JAMUR TIRAM
DI KELURAHAN MEDAN DENAI KECAMATAN MEDAN DENAI

Muhammad Alqamari
Nana Trisna Mei Br Kabeakan
Juita Rahmadani Manik
Abdul Rahman Cemda

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Email: alqamari@umsu.ac.id

Abstract
Denai Village has an oyster mushroom cultivation (Pleurotus osteatus) which is managed by an oyster
mushroom cultivation group. Besides producing oyster mushrooms, this group also produces waste in the form
of oyster mushroom baglog waste in the amount of one harvest period of approximately 1 to 2 tons. The waste
condition that causes a lot of pollution to the environment, this is because members of the group of farmers do
not have the knowledge and skills in the processing of the mushroom media baglog waste. Waste treatment is by
utilizing baglog waste into organic fertilizer through the composting process which is used as organic compost
fertilizer that can benefit the soil and plants. The method and approach that will be used in this activity in the
process of resolving existing problems is through a discussion and practice (learning by doing) the combination
of the two methods is expected to increase understanding and skills related to the management of baglog oyster
mushroom media into organic fertilizer. The results to be achieved are 1) the knowledge and skills of the oyster
mushroom cultivation group in processing baglog waste into organic fertilizer, 2) the production of solid
organic fertilizer products, and 4) the formation of additional business units namely organic fertilizer business.

Keywords:

Abstrak
Kelurahan Denai terdapat budidaya jamur tiram (Pleurotus osteatus) yang dikelola oleh kelompok
budidaya jamur tiram. Kelompok ini disamping memproduksi jamur tiram juga memproduksi limbah berupa
limbah baglog jamur tiram dalam jumlah satu kali masa panen kurang lebih 1 s/d 2 ton. Kondisi limbah yang
sangat banyak mengakibatkan pencemaran pada lingkungan, ini dikarenakan anggota kelmpok pembudidaya
tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan limbah baglog media jamur tersebut.
Pengolahan limbah yaitu dengan memanfaatkan limbah baglog menjadi pupuk organik melalui proses
pengomposan yang dijadikan sebagai pupuk kompos organik yang dapat bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
Metode dan pendekatan yang akan gunakan dalam kegiatan ini dalam proses menyelesaikan perasalah yang
ada adalah dengan diskusi dan praktek (learning by doing) gabungan kedua metode tersebut diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan berkaitan dengan pengelolaan Limbah baglog media
jamur tiram menjadi pupuk organik. Adapun hasil yang ingin capai adalah 1) adanya pengetahuan dan
keterampilan kelompok budidaya jamur tiram dalam mengolah limbah baglog menjadi pupuk organik, 2)
dihasilkannya produk berupa pupuk organik padat, dan 4) terbentuknya unit usaha tambahan yakni usaha
pupuk organik.

Kata kunci: ;Pelatihan, Pupuk Organik, Limbah Baglog, Peningkatan Pendapatan, Kelompok Tani Jamur
Tiram

73
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

PENDAHULUAN banyak diberengi dengan jumlah limbah baglog


Masyarakat kelurahan Denai sebagian yang dihasilkan tercatat bahwa dalam satu kali
masyarakatnya ada yang membudidayakan siklus masa panen jamur dapat meghasilkan
jamur tiram yang tergabung dalam kelompok sekitar 1 s/d 2 ton limbah baglong jamur.
budidaya jamur tiram, 1 kumbung (rumah Limbah baglog jamur merupakan media tanam
jamur) dengan kapasitas 10.000 buah baglog, jamur tiram yang telah habis masa penen,
saat ini kelompok budidaya ini memiliki limbah yang dihasilkan berupa baglog tua dan
kumbung dengan kapasitas 10.000 buah baglog kontaminan. Dengan adanya jumlah
baglog, kelompok ini tidak hanya menjual limbah yang melimpah tanpa ada upaya
jamur tiram akan tetapai juga menjual baglog pengolahan dari kelompok pembudidaya
jamur tiram yang telah disemaikan bibit jamur mengakibatkan adanya pencemaran udara, dan
dengan pertumbuhan miselium 30% s/d 65%. tanah disekitar pembuangan limbah tesebut.
Jumlah produksi baglog dan jamur yang

Gambar 1. Limbah Beglog yang terkomtaminasi dan baglog habis pakai


Limbah baglog yang dihasilkan memiliki menyatakan memanfaatkan limbah media
kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur tersebut yaitu dengan
tanaman, dan untuk perbaikan unsur hara mengomposkannya dan dijadikan sebagai
tanah, konposisi limbah tersebut memiliki pupuk kompos organik yang dapat bermanfaat
kandungan nutrisi seperti P 0,7%, K),02%, N bagi tanah dan tanaman.
total 0,6% dan C-organik 49,00% sehingga
bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan Selain itu Peniwiratri dalam Rahmah, (2016)
tanah (Sulaiman 2011), Adanya komposisi menyatakan salah satu alternatif pengolahan
kandungan tersebut, limbah media jamur limbah yaitu dengan memanfaatkan limbah
memiliki potensi untuk diolah kembali menjadi baglog menjadi pupuk organik melalui proses
pupuk kopos organik. Farhana, 2013. pengomposan, sedangkan Alex (2013)

74
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

menyatakan kompos dapat polusi udara karena kelompok budidaya jamur tiram di kelurahan
pembakaran limbah dan pelepasan gas metana Denai Kecamatan Medan Denai , berdasarkan
dari sampah organik yang membusuk akibat hasil obserpasi ditemukan beberapa masalah
bakteri metanogen ditempat pembuangan antara lain;
limbah, selain itu dapat memperbaiki struktur 1) kurangnya pendampingan terkait
dan karakteristik tanah. Dengan pengolahan peningkatan keterampilan pengolahan
limbah menjadi pupuk dapat mengurangi limbah,
pencemaran lingkungan yang ditimbulkan. 2) Kurangnya pengetahuan dan
Limbah media jamur yang dihasilkan pada keterampilan kelompok budidaya jamur
dasarnya merupakan kompos organik yang tiram dalam pengolahan limbah baglog
telah mengalami proses dekomposisi sehingga jamur tiram,
pengolahan limbah ini tidak membutuhkan 3) adanya pencemaran lingkungan akibat
waktu lama untuk diubah menjadi pupuk dari pembuangan limbah media jamur
organik siap pakai. Umumnya proses disekitar lokasi pembudidayaan, dan
pembuatan pupuk organik memerlukan 2 s/d 3 4) menurunya hasil panen karena
bulan (Indriani, (2012). Sedangkan pembuatan banyaknya jumlah baglog yang
pupuk organik dengan bahan baku limbah terkontaminan disebabkan pembuangan
jamur membutuhkan waktu lebih cepat yakni 1 limbah yang sebarangan.
bulan (Hunaepi, dkk 2014).
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi Metode Pelaksanaan Kegiatan
persoalan tersebut maka dirasakan sangat Kegiatan ini dilaksanakan selama empat bulan
penting untuk dilakukan kegiatan pengabdian yaitu dari buan maret sampai dengan Juni
kepada masyarakat dengan tema“limbah 2020. Pengabdian ini dilaksanakan di
baglog sebagai pupuk organik dalam Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai.
peningkatan pendapatan pada kelompok” Kegiatan ini akan dilaksanakan pada kelompok
budidaya jamur tiram beranggotakan 12 (dua
Permasalahan Khusus yang di Hadapi belas) orang yang terdri dari 9 (lima) orang
Mitra laki-laki dan 3 (tiga) orang perempuan. Adapun
Budiadaya jamur tiram di Medan saat ini tahapan-tahan dalam kegaitan PKM
makin berkembang hal tersebut dikarenakan pengolahan limbah media baglog jamur tiram
jamur tiram memiliki nilai komersil yang ini adalah sebagai berkut;
cukup tinggi, selain itu pembudidayaan tidak 1. Tahap Awal kegiatan
menghabiskan modal besar. Jumlah Tahap awal yang dilakukan dalam kegiatan ini
pembudidaya yang terus meningkat tidak adalah;
dibarengi dengan pemahaman dan a. Menyiapkan materi tentang pembuatan
keterampilan tentang pengolahan limbah yang pupuk kompos berbahan dasar limbah
dihasilkan yang berupa limbah baglog media baglog jamur
jamur. Sebagai salah satu contoh subyek yang b. Melakukan koordinasi dengan kepala
digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah desa dalam rangka koordinasi tentang
kegiatan dan izin pelaksanaan kegiatan.

75
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

c. Melakukan koordinasi dengan


kelompok budidaya jamur tiram dalam PELAKSANAAN KEGIATAN
rangka pelaksanaan kegiatan dan Pelaksaan Koordinasi dengan Tim dan
melakukan cek ketersedian dan Pihak Mitra
kelengkapan alat yang dibutuhkan Pelaksanaan kegiatan diawali dengan
untuk pembuatan pupuk kompos koordinasi. Koordinasi tim pengabdian dengan
tersebut. ketua kelompok budidaya jamur tiram pada
2. Tahap pelaksanaan kegiatan kegiatan ini dibahasan tentang kegiatan yang
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan inti dari akan dlaksanakan, lokasi/tempat dan waktu
kegiatan PKM yang direncanakan, kegiatan inti pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan. Hasil
tersebut antara lain; dari kegiatan ini disepakati tentang kegiatan
a. Penyuluhan; kegiatan penyuluhan ini sosialisasi kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat
diisi dengan memberikan meteri pelaksanaan, alat dan bahan yang dibutuhkan
tentang; 1) pentingnya berwirausaha selama kegiatan, serta kebutuhan-kebutuhan
dengan produk yang dikembangkan pendukung lain yang dibutuhkan selama proses
secara mandiri atau hand made, 2) pelatihan pembuatan pengolahan limbah
teknik pembuatan pupuk orgnik baglog jamur tiram menjadi pupuk oganik.
berbahan dasar limbah baglog jamur
tiram, 3) teknik pengemasan dan Pelaksanaan pembuatan pupuk
peluang usaha dari pupuk organik 1. Pemilihan bahan baku kompos
dengan melihat dan menganalisis PP Pemilahan bahan baku dilakukan agar proses
(pinancial plant), BEP (Break Event pengomposan lebih mudah dan cepat, selain itu
Point), B/C (Benefit cost ratio), dan PP proses ini dilakukan harus dengan teliti karena
(Payback period). akan menentukan keberhasilan proses dan
b. Melakukan pendampingan dalam mutu kompos yang dihasilkan. Bahan-bahan
pembuatan pupuk organik berbahan anorganik seperti (karet, platik, kapas dan
dasar limbah baglog jamur tiram, yang bahan berbahaya lainnya).
dimulai dari kegiatan persiapan, 2. Penimbangan
pembuatan, dan pengemasan. Penimbangan dilakukan untuk menyesuaikan
3. Tahap akhir kegiatan dengan standar formulasi yang ditentukan.
Tahap akhir kegiatan PKM ini adalah; Presentase penggunaan bahan tambahan
a. Melakukan evaluasi kualitas produk disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku
oleh tim PKM dan anggota kelompok limbah baglog jamur tiram agar dalam proses
dengan dekomposisi sesuai dengan apa yang
b. memperhatikan karateristik pupuk diharapkan.
organik komersil 3. Pengecilan ukuran atau penghalusan
c. Melakukan evaluasi kualitas produk bahan
dilihat dari pengemasannya Pengecilan ukuran bahan dilakukan untuk
d. Membuat kesepakaatan bersama bahwa memperluas permukaan bahan baku, sehingga
produk yang dihasilkan siap dipasarkan bahan baku dapat dengan mudah dan cepat

76
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

didekomposisi menjadi kompos. Karena pada untuk membuang panas yang berlebihan,
umumnya limbah baglog masih berupa memasukkan udara segar ke dalam tumpukan
bongkahan yang harus dihancurkan dihaluskan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap
terlebih dulu. Peroses ini dilakukan dengan bagian tumpukan, meratakan pemberian air (60
cara manual dengan menggunakan cangkul dan % kadar air bahan), serta untuk menghaluskan
gareng. Setelah bahan-bahan hancur dilakukan bahan kompos yang masih berbentuk butiran
pengayakan dengan menggunakan pengayak kasar.
untuk mendapatkan bahan yang benar-benar 8. Penyiraman
bagus dan halus. Setelah beberapa hari melalui proses
4. Pencampuran bahan kompos pengomposan, media kompos akan mengalami
Bahan baku kompos yang telah melewati tahap kehilangan air (dehidrasi) besar-besaran
pemilahan dan penghalusan, kemudian melalui sebagai akibat panas. Oleh karena itu di
proses pencampuran. Semua bahan seperti: butuhkan penambahan air. Penyiraman
Baglog jamur yang telah disortir dari bahan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan
anorganik, sisa jamur (jika ada), dedak, larutan yang terlalu kering (kelembapan kurang dari
gula aren, EM4 dan bahan tambahan seri 50%). Secara manual perlu tidaknya
Azolla pinnata, serta air dicampur merata. penyiraman dapat dilakukan dengan memeras
Takaran campuran bahan kompos mengikuti segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
formula. Kegiatan pencampuan bahan-baha Apabila pada saat digenggam kemudian
yang dikomposkan secara aktif dilakukan oleh diperas tidak keluar air, maka tumpukan bahan
semua anggota kelompok. baku harus ditambahkan air. Sedangkan jika
sebelum diperas sudah keluar air, maka
5. Penyusunan tumpukan tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu
Bahan-bahan yang telah tercampur dengan rata, dilakukan pembalikan.
lalau disusun menjadi tumpukan. Penumpukan 9. Pendinginan
ini untuk mempermudah pengomposan dan Setelah pengomposan berjalan ±33 hari, suhu
pengontrolan bahan yang dikomposkan, tumpukan akan semakin menurun hingga
penumpukan degan bentuk melingkar mendekati suhu ruangan. Pada saat itu
membentuk kerucut dengan keliling 1.5 mter tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau
dan tinggi 1, 16 meter. kehitaman.
6. Fermentasi
Fermentasi dilakukan dengan cara menutup 10. Pengemasan dan penyimpanan
tumpukan yang telah dibuat dengan Pengemasan pada dasarnya sebelumnya telah
menggunakan terpal, dan dibiarakan selama 7 dilakukan oleh kelompok budidaya jamur tiram
hari, penutupan dengan terpal bertujuan agar Lombok, sebelumnya mereka telah terbiasan
terjadi penaikan suhu sehingga didapatan suhu mengemas jamur tiram dnegan menggunakan
ideal untuk pertumbuhan mikroba, umumnya platik, akan tetapi menurut pengakuan anggota
suhu berkisar 40o-70oC. kelompok hasilnya belum menarik karena
7. Pembalikan proses dilakukan dengan cara manual tidak
Pembalikan dilakukan 7 hari sekali. Bahan menggunakan alat, selain itu untuk pelabelan
kompos diaduk-aduk kembali Dimaksudkan

77
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

mereka belum pernah karena mereka tidak bisa 2. Koordinasi dengan ketua kelompok
menggunakan komputer untuk mendisain label. Koordinasi dengan ketua kelompok
dilakukan untuk menjelaskan tujuan dan
gambaran program penerapan ipteks.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Koordinasi dilakukan beberapa kali baik
Kegiatan PKM yang dilaksanakan dengan
secara langsung dalam bentuk pertemuan
acara tatap muka dan praktek Pembuatan
maupun melalui telephon . Hasil koordinasi
Pupuk Organik dari Limbah Baglog untuk
dengan ketua kelomok antara lain
Peningkatan Pendapatan Pada Kelompok Tani
menyambut baik rencana kegiatan PKM
berjalan dengan baik dan lancar. Pertemuan
karena dapat memberikan wawasan,
tatap muka dengan metode ceramah dan
pengetahuan dan ketrampilan dalam
demonstrasi, dilanjutkan latihan/praktek untuk
pengelolaan limbah baglog
kompos, mulai dari pemilihan bahan untuk
pembuatan kompos. C. Penyuluhan

A. Profil Peserta Program Penyuluhan dilakukan langsung oleh Tim


Pelaksana, dengan bentuk presentasi oral
Hasil evaluasi program PKM
disertai kondisi faktual dari lapangan dan
menunjukkan bahwa jumlah dibatasi hanya 10
disertai gambar-gambar sehingga mudah
orang ini disebabkan kondisi pandemik covid
dipahami dan menarik bagi anggota kelompok.
19 harus melakukan social distancing untuk
Selain itu, juga diberikan bahan
mencegak penyebaran virus maka peserta
bacaan/makalah agar dapat dimanfaatkan
dibatasi hanya 10 orang
peserta penyuluhan secara berkelanjutan.
B. Pertemuan Koordinasi Kegiatan penyuluhan berisi penjelasan tentang
proses pengomposan (Gambar 3).
Pertemuan koordinasi dilakukan dalam
beberapa tahap antara lain koordinasi internal
Tim Pelaksana, dan koordinasi dengan ketua
kelompok
1. Koordinasi internal
Koordinasi internal dilakukan setelah
disetujuinya program penerapan ipteks,
untuk membicarakan teknis pelaksanaan
program. Dalam koordinasi ini dibicarakan
tahapan teknis, tata waktu, sasaran dan
peserta program, perlengkapan program
dan personalia pengelolaan. Setelah
program berlangsung, koordinasi dilakukan
secara rutin untuk mengevaluasi kegiatan
yang telah dilakukan dan merencanakan
kegiatan lanjutan. Gambar 2. Foto kegiatan penyuluhan PKM

78
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

kelompok peserta PKM yang menjadi sasaran


D. Demplot
dalam kegiatan penyuluhan.
Kegiatan demonstrasi plot (demplot) Kegiatan demplot dimulai dari penyiapan
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lahan, penyiapan bahan kompos, Penyiapan
komprehensif dan teknis serta sebagai bukti bahan pembuatan kompos yaitu limbah baglog,
empiris pembuatan kompos limbah beglog, EM4, gula merah dan air. dan pembuatan
Demplot juga digunakan sebagai rujukan bagi kompos. (Gambar 4).

Gambar 4. Foto penyiapan bahan pengomposan


E. Pelatihan berminat berlatih teknologi pengomposan
bahan organik dari limbah baglog, dengan
Kegiatan pelatihan merupakan dibimbing oleh Tim Pelaksana dan
tindak lanjut dari penyuluhan dan dibantu oleh mahasiswa Fakultas
dilakukan untuk memberikan ketrampilan Pertanian UMSU sebagai instruktur
teknis bagi peserta program dalam (Gambar 4).
menerapkan. Pelatihan dilakukan di
kumbung jamur salah satu anggota
kelompok Medan Denai, dengan peserta
terdiri dari anggota kelompok yang

79
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

Gambar 4. Foto penyerahan bahan Pelatihan kepada peserta Pelatihan

F. Pendampingan

Gambar 5. Foto pendapingan

Kegiatan pendampingan dilakukan


terhadap hasil pelatihan/praktek dan
warga peserta program PKM yang telah
menerapkan teknologi pengomposan
(Gambar 5).

80
IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Online ISSN: 2685-9882
Vol. 3, No. 1 (April, 2021)

KESIMPULAN DAN SARAN Kelompok Tani). Jurnal Ilmiah


Kesimpulan IKIP Mataram. 1(2).
Dari evaluasi dan analisis program Rahmah L.N., Styaningtyas A.N.,
Program Kemitraan Pengembangan Hidayat N., 2016. Compost
Muhammadiyah (PKM) yang telah characteristic from oyster
dilakukan maka dapat disimpulkan mushrooms baglog’s waste (study
sebagai berikut : of em4 and goat manure
1. Meskipun sebagian besar peserta concentration. Jurnal industria
program PKM telah berusia tua dan 4(1),1-9.
tidak mempunyai pendidikan yang Sulaiman D, 2011. Efek kompos limbah
tinggi, namun mempunyai semangat baglog jamur tiram putih terhadap
yang tinggi untuk maju dan sifat fisik tanah serta pertumbuhan
mengembangkan teknologi bibit markisa kuning. Bogor :
pengomposan pada limbah beglog. intitut pertanian bagor diakses
2. Program PKP\M memberikan manfaat melalui
yang besar bagi peserta program repository.ipb.ac.id/jspui/bitstrea
karena dapat meningkatkan wawasan, m/123456789/53343/1/A11dsu.pdf
pengetahuan dan ketrampilan dalam
pemanfaatan lahan pekarangan
sehingga menjadi lebih produktif.

Saran
1. Pemberdayaan masyarakat pada
kelompok tani harus dilakukan secara
komprehensif dengan melibatkan
berbagai unsur melalui berbagai
organisasi sosial kemasyarakatan, dan
dilakukan secara berkelanjutan
dengan implementasi berbagai bidang

DAFTAR PUSTAKA
Alex S., 2013. Sukses Mengolah Sampah
Organik menjadi pupuk organic.
Yogyakarta; Pustaka Baru Press.
Hunaepi, Dharmawibawa D.I., Samsuri T.
2014. Pemanfaatan Limbah Media
Jamur Sebagai Pupuk Organik (IbM

74

You might also like