You are on page 1of 22

Role Department Agriculture in Upgrade Income

Farmer’s Organic Rice in the Penanggal Village


Subdistrict of Pasirian Lumajang Regency From
2016-2020

Andi Orlando1, Kayan Swastika2, Mohamad Na’im3

123
Pendidikan Sejarah, Universitas Jember
Email : andiorlando7@gmail.com

Abstract

Organic rice is one of the leading commodities in Lumajang Regency. Organic rice
which incidentally is the process of planting rice using organic materials without
including chemical fertilizers and pesticides in production activities. Organic rice
cultivation is one of the businesses in the agricultural sector in Penanggal Village.
The organic rice cultivation technique begins with the farmer's desire to minimize
spending on chemical fertilizers, which are indeed used very massively so that the
burden of expenditure becomes large. In addition, the excessive use of chemical
fertilizers makes the soil conditions more acidic and if left unchecked it will become
stiff and damaged. In 2012 the Department of Agriculture issued the Sigarpunbulat
program, the aim of which is to encourage the use of organic fertilizers in every
process of rice production in Lumajang Regency. Then in 2016 the organic rice
program became one of the programs included in the strategic plan of the Lumajang
Agriculture Service with Penanggal Village as the main cluster. The goal is to
restore land fertility and increase farmers' income. The principle of organic rice
cultivation is to improve soil structure so that it becomes fertile and increases
productivity.

Keywords: Organic, Department of Agriculture, Lumajang, and farmer’s income

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
PENDAHULUAN
Pertanian organik merupakan sebuah sistem budidaya yang tidak
menggunakan bahan-bahan kimia baik dari pupuk kimia maupun pestisida kimia.
Namun eksistensi pertanian organik mulai terkikis seiring perkembangan budidaya
dan teknologi tepatnya pada awal tahun 1970-an menjadi awal mula pertanian
berbasis revolusi hijau yang menekankan pupuk dan pestisida kimia dalam setiap
proses produksi pertanian khususnya padi. Tujuannya untuk meningkatkan hasil
produksi pertanian demi mewujudkan swasembada pangan. Program yang
dicanangkan pemerintah Orde baru tersebut membuat petani meninggalkan tradisi
lama dengan meninggalkan bahan-bahan organik dan mengganti dengan pupuk
kimia yang justru penggunaannya semakin intensif sehingga berdampak kepada
menurunnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan. Hal itu dapat dilihat dari
kandungan c-organik di Desa Penanggal yang sangat rendah yakni 1,7%
(Kelompok Tani Krajan Jaya, 2011:2). Kandungan c-organik sangat penting bagi
tanah karena kualitas kesuburan tanah dilihat dari kandungan bahan organik yang
ada di dalam tanah. Idealnya kandungan c-organik menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian berkisar 3-5%. Sifat bahan organik di dalam tanah akan
menguraikan residu kimia sehingga mencegah terjadinya kemasaman. Selain itu,
penggunaan pupuk kimia juga membuat biaya produksi menjadi tinggi
dikarenakan membeli pupuk di kios pertanian. Program revolusi hijau berlangsung
selama puluhan tahun dan dilakukan di seluruh penjuru negeri tak terkecuali di
Desa Penanggal yang notabene mata pencaharian utama berasal dari pertanian.

Menyikapi permasalahan tersebut, tahun 2016 Dinas Pertanian


melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesuburan lahan dengan
mengenalkan program padi organik di Desa Penanggal. Kemudian Dinas
Pertanian melalui Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Candipuro
memperkenalkan sebuah program yakni gerakan pemupukan organik dan benih
unggul bersertifikat (Sigarpunbulat) (Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang,
2017:9). Program ini lahir karena semakin maraknya penggunaan pupuk kimia
dikalangan petani membuat kesuburan tanah semakin terkikis sehingga berdampak
kepada rendahnya produktivitas tanaman yang akan mengancam keberlangsungan
ketahanan pangan di masa mendatang. Oleh sebab itu tujuan dari gerakan ini
untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah dengan beralih ke pupuk organik.
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Penanggal adalah salahsatu daerah sasaran dari program Sigarpunbulat. Kegiatan
pertama yang dilakukan adalah mengenalkan program Sigarpunbulat dengan
memanfaatkan pupuk dan limbah organik di sekitar lingkungan sebagai pengganti
dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Fokus dari sosialisasi ini yaitu
menerapkan pemupukan organik dan berangsur meninggalkan pupuk kimia.
Tingginya penggunaan pupuk kimia menyebabkan kondisi tanah menjadi masam
dan semakin tinggi penggunaannya maka tingkat keasamannya juga semakin
tinggi sehingga kualitas kesuburan tanah akan menurun. Selain itu dari sisi
ekonomi harga padi organik cenderung lebih mahal dibandingkan padi anorganik
dan menjadi alasan Pemerintah merealisasikan pembudidayaan padi organik yang
diharapkan dapat berdampak kepada pertumbuhan ekonomi masyarakat
khususnya petani.
Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang melalui Badan Penyuluhan
Pertanian Candipuro merealisasikan pembudidayaan padi organik dengan
menggandeng Kelompok Tani Krajan Jaya sebagai perwakilan dari Desa
Penanggal. Kelompok Tani Krajan Jaya dianggap memiliki anggota yang mampu
menerima pengetahuan baru sehingga tertarik bersama-sama melakukan budidaya
padi organik. Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang juga bekerjasama dengan
Perusahaan Daerah Semeru (PD Semeru) sebagai mitra kerja pemasaran padi
organik (Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, 2019:1). Program-program dan
bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lumajang diharapkan menumbuhkan
pengaruh positif terhadap upaya peningkatan pendapatan petani dan berdampak
terhadap kesejahteraan petani di Desa Penanggal.
Melalui peran Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang diharapkan membawa
perubahan dalam meningkatkan pendapatan petani di Desa Penanggal. Inovasi
yang dilakukan Dinas Pertanian dapat mendorong petani tertarik dan
mengimplementasikan pembudidayaan padi organik menjadi awal mula dalam
peningkatan pendapatan dan memperbaiki kondisi lahan yang ada di Desa
Penanggal. Kemitraan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang dengan Perusahaan
Daerah Semeru (PD Semeru) menjadi sarana pemasaran yang dilakukan agar
produk yang dihasilkan dapat bernilai tinggi sehingga berdampak kepada
meningkatnya pendapatan petani di Desa Penanggal.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
yang disusun oleh peneliti ini adalah 1) Faktor apasajakah yang melatarbelakangi
Dinas Pertanian melakukan pembudidayaan padi organik di Desa Penanggal untuk
meningkatkan pendapatan petani padi organik di Desa Penanggal Kecamatan
Candipuro Kabupaten Lumajang tahun 2016?; 2) Bagaimana upaya yang
dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang melalui program pembudidayaan
padi organik untuk meningkatkan pendapatan petani padi di Desa Penanggal
Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang tahun 2016-2020?; 3) Bagaimana
dampak program pembudidayaan padi organik yang dilakukan Dinas Pertanian
Kabupaten Lumajang terhadap peningkatan pendapatan petani padi di Desa
Penanggal, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang tahun 2016-2020?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Gottschalk
(1975:32) menjelaskan bahwa metode sejarah merupakan proses menguji dan
menganalisis secara kritis memori dan peninggalan masa lampau berdasarkan
rekonstruksi yang imajinatif dan berupa aturan yang sistematis untuk
memberikan arah dalam penelitian sejarah
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah Heuristik, dalam langkah
ini penulis mengumpukan data atau mencari sumber yang diperlukan atau
relevan dan digunakan sebagai penulisan sejarah. sumber yang diperlukan
adalah sumber primer dan sumber sekunder. Penulis menggunakan wawancara
untuk menemukan sumber-sumber yang dibutuhkan.
Langkah ke 2 adalah mengkritik sumber Langkah selanjutnya setelah
pengumpulan sumber ialah kritik untuk mencari keauntentikan sumber yang
telah diperoleh (Gottschalk, 1975:18). Kritik sumber dibagi menjadi dua yakni
kritik ekstern dan kritik intern (Abdurrahman, 2007:68). Tahap pertama kritik
ekstern diawali peneliti melakukan verifikasi dengan cara melihat dan
menganalisis secara rinci sumber-sumber yang telah diperoleh sebelumnya.
Kritik ekstern bertujuan untuk melihat keabsahan sumber apakah sumber yang
digunakan itu asli atau tidak. Sedangkan kritik intern dilakukan oleh peneliti
untuk meneliti kembali sumber yang telah terbukti otentitasnya, dalam hal ini
akan di uji kembali dengan kredibilitasnya. Dengan melihat substansi pada isi
dokumen yang terkait sehingga dapat dibandingkan dengan sumber lain yang
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
terkait, sehingga memperoleh kebenaran suatu fakta yang dapat diandalkan
(Sjamsuddin, 1996: 105).
Langkah ke 3 yang dipakai penulis yaitu interpretasi. Interpretasi sering
juga disebut sebagai analisis dan sintesis. Analisis adalah menguraikan,
sedangkan sintesis ialah menyatukan. Fakta yang sudah terkumpul kemudian
dirangkai menjadi suatu kalimat yang rasional dan faktual berdasarkan aspek
pembahasan. Penyebab subyektifitas dalam penulisan sejarah terdapat pada
bagian interpretasi. Subyektifitas peneliti memang diakui namun tanpa
penafsiran sejarawan tidak berarti apa-apa. Maka dari itu sejarawan perlu
mencantumkan keterangan dari data yang diperoleh (Kuntowijoyo, 2013: 78).
Langkah terakhir dalam proses metode sejarah adalah historiografi.
Historiografi atau juga disebut sebagai aktivitas penulisan sejarah dengan
merekonstruksi secara imajinatif fakta-fakta sejarah yang diperoleh lalu
disebutkan secara terpisah (Gottschalk, 1975: 33). Rekonstruksi sejarah
menghasilkan gambaran suatu peristiwa sejarah namun setiap konstruk
diperlukan unsur imajinasi dari sejarawan (Kartodirdjo, 1992:90-91). Pada
tahap ini peneliti harus mampu mengkaitkan daya imajinasi dan kreatifitas
dengan fakta-fakta sejarah dan memperhatikan kaidah- kaidah dalam penulisan
karya ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lahirnya Program Sigarpunbulat
Upaya Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang untuk menggalakkan
budidaya padi organik melalui program pemerintah yaitu Aksi Gerakan
Pemupukan Organik dan Benih Unggul Sertifikat (Sigarpunbulat). Program ini
diperkenalkan oleh Bupati Lumajang Sjahrajad Masdar dalam acara puncak
Hari Jadi Lumajang ke 756. Tujuan dari program ini untuk mengembalikan
kesuburan lahan dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Program ini
dilakukan dengan mengajak masyarakat khususnya petani untuk lebih
menggalakkan penggunaan pupuk organik dalam melakukan budidaya tanaman
khususnya padi. Program yang dikeluarkan secara umum oleh Dinas Pertanian
Kabupaten Lumajang diantaranya yakni tahap perencanaan yang berhubungan
dengan semua kegiatan di lapang dengan penerapan sesuai pedoman dari
Sigarpunbulat, pelaksanaan yang berhubungan dengan kegiatan dimulai dari
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
penentuan waktu tanam, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan,
pengendalian gulma, serta evaluasi untuk mengetahui gambaran tahapan proses
pelaksanaan, masalah yang dihadapi dan hasil-hasil keragaman kegiatan secara
menyeluruh. Ketiga kegiatan ini sebagai wujud komitmen pemerintah untuk
memperbaiki kualitas lingkungan, kesuburan lahan dan pendapatan petani.

Gerakan ini difokuskan untuk mengatasi tingkat kesuburan yang


sangat rendah terutama di Kabupaten Lumajang khususnya di Desa Penanggal.
Kadar c-organik 1,7% yang mengakibatkan kandungan bahan organik semakin
menipis yang mempengaruhi pencapaian program ketahanan pangan akibat dari
penurunan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, program perbaikan
kesuburan lahan pertanian melalui peningkatan kandungan bahan organik tanah
merupakan hal yang sangat mendesak untuk diterapkan. Permasalahan tersebut
menuntut penggunaan dosis pupuk organik dalam jumlah yang semakin besar
dan ditambah dengan pemberian humatop atau bahan pembenah tanah untuk
meningkatkan pH dan kadar c-organik guna meningkatkan tingkat produktivitas
yang diinginkan. Program Sigarpunbulat kemudian diintegerasikan dan
dikembangkan dalam bentuk cluster padi organik (Dinas Pertanian Kabupaten
Lumajang, 2017:9). Pemilihan padi organik didasari karena luas lahan di Desa
Penanggal mayoritas berupa lahan sawah yang ditanami padi sebagai komoditas
utama dan hanya merubah pola tanam dari penggunaan pupuk kimia beralih ke
pupuk organik. Selain itu penggunaan benih bersertifikat juga digalakkan demi
menaikkan produktivitas tanaman. Benih merupakan salah satu komponen
utama yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi
tanaman. Karenanya, penggunaan benih unggul bersertifikat sangat dianjurkan.
Hal ini terkait dengan sifat-sifat benih unggul bersertifikat yang memiliki
karakteristik berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi
enak. Sampai saat ini kondisi perbenihan di Kabupaten Lumajang belum
mampu menyediakan benih sesuai dengan kebutuhan petani secara tepat. Hanya
beberapa benih varietas unggul yang disukai petani dan ketersediaan benihnya
sesuai dengan jumlah yang diperlukan petani. Oleh Karena itu, program-
program pengembangan perbenihan agar diarahkan pada optimalisasi sistem
perbenihan. Penggunaan benih unggul dan pupuk organik harus didukung
sistem irigasi baik. Desa Penanggal memiliki sistem irigasi dari mata air sumber
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
kaki gunung semeru yang juga menjadi keunggulan petani dalam menjadikan
padi sebagai tanaman utama di Desa Penanggal. Budidaya padi organik ini
cukup menjanjikan karena biaya produksinya dapat ditekan semaksimal
mungkin mengingat penggunaan bahan organik yang mudah di dapatkan.
Kondisi Lahan
Desa Penanggal merupakan desa yang terletak di Kecamatan Candipuro
Kabupaten Lumajang. Desa ini memiliki batas-batas wilayah diantaranya
sebelah utara berbatasan dengan Desa Pasrujambe, selatan berbatasan dengan
Desa Sumberwuluh, barat berbatasan dengan Desa Sumbermujur, timur
berbatasan dengan Desa Tambahrejo. Desa Penanggal pada tahun 2019
memiliki jumlah penduduk 7714 jiwa, mayoritas 4113 jiwa
bermatapencaharian sebagai petani. Desa Penanggal memiliki curah hujan
sekitar 2000 meter per tahun dan terletak pada ketinggian 600 m diatas
permukaan laut yang menyebabkan Desa Penanggal beriklim tropis. Luas
wilayah Desa Penanggal 1289 hektar yang terdiri dari pemukiman umum 120
hektar, sawah 876 hektar dan lain-lain (Data Profil Desa Penanggal, 2019 : 2).

Masyarakat Desa Penanggal umumnya bermatapencaharian sebagai


petani. Hal itu didukung oleh luas lahan sawah 876 hektar dan mayoritas
ditanami tanaman semusim seperti padi. Tahun 2016 kondisi tanah di Desa
Penanggal dinyatakan kurang subur. Hasil uji laboratorium Petrokimia Gresik
menunjukkan bahwa kadar c-organik di Desa Penanggal 1,7% (Buku Notulen
Kelompok Tani Krajan Jaya, 2011:2). Menurut Badan Litbang Pertanian,
kondisi tanah idealnya memiliki kandungan c-organik antara 3-5%.
Penyebabnya yakni kandungan bahan organik semakin berkurang yang
disebabkan oleh penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan tanpa
di imbangi pupuk organik di dalamnya sehingga kandungan c-organik dalam
tanah akan berkurang (Data Petunjuk Pelaksanaan Sigarpunbulat, 2012:10).
Jika kandungan c-organik dalam tanah berkurang, maka mikroorganisme
pengurai di dalam tanah tidak akan bekerja secara maksimal dalam menjaga
kesuburan tanah. Jika hal itu dibiarkan tanpa penanganan yang serius, maka
kesuburan tanah menjadi berkurang sehingga menyebabkan tanah menjadi
masam dan rusak.

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Sebelumnya, para petani enggan memaksimalkan potensi limbah
pertanian yang ada di sekitar lahan para petani. Hal itu disebabkan dampak
revolusi hijau yang melekat pada mindset petani untuk enggan kembali
berorganik. Dampak revolusi hijau selama bertahun-tahun tentu membuat
petani kecanduan dalam penggunaan pupuk dan pestisida kimia sehingga dosis
dan penggunaannya diberikan secara berlebihan yang juga dapat menyebabkan
kemandirian petani menjadi menurun. Mindset petani nampaknya masih
melekat yang enggan memaksimalkan limbah-limbah sisa pertanian untuk
diolah kembali dan lebih memilih membeli pupuk dan pestisida kimia di kios
pertanian. Konsep pertanian organik bagi petani yang masih awam dianggap
sebagai pertanian tradisional. Selain itu timbul anggapan bahwa ketika hasil
pertanian mengalami penurunan, maka dosis pupuk kimia akan ditingkatkan.
Kemudian anggapan lain bahwa kalau daun padi belum hijau maka petani
belum lega dan menambah dosis pupuk kimia. Tentu jika dibiarkan akan
menambah ongkos produksi dan berpotensi menurunkan tingkat pendapatan.

Hal itu tentu membuat ketergantungan petani terhadap pupuk kimia


menjadi tinggi dan mematikan kreativitas untuk mengolah limbah pertanian
menjadi pupuk organik. Kebiasaan petani membeli pupuk kimia di toko pupuk
dan memperolehnya dengan mudah menjadi suatu kebiasaan yang membentuk
ketergantungan terhadap pupuk kimia. Padahal, sifat pupuk kimia mengikat
dalam tanah sehingga semakin lama penggunaannya, kondisi tanah semakin
tinggi kadar keasamannnya dan mengancam kesuburan tanah di masa
mendatang.

Permasalahan-permasalahan yang timbul akibat penggunaan pupuk dan


pestisida kimia rupanya mulai disadari oleh Dinas Pertanian Kabupaten
Lumajang, dan juga petani khususnya di Desa Penanggal. Untuk meminimalisir
dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, salahsatu
upaya yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pembudidayaan padi
organik. Padi organik merupakan padi yang dalam proses produksinya tidak
melibatkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Dampak dari
pembudidayaan ini dapat diharapkan mampu mengembalikan tingkat kesuburan
tanah secara maksimal dengan menggunakan pupuk organik dan dapat

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
meningkatkan pendapatan petani di Desa Penanggal melalui penekanan biaya
input yang dikeluarkan.

Produktivitas Lahan
Produktivitas lahan merupakan kapasitas suatu lahan untuk memproduksi
hasil tertentu dengan pengelolaan optimum (Foth dan Ellis dalam Munawar,
2011:4). Definisi produktivitas maknanya lebih luas dibandingkan dengan
kesuburan tanah, karena mecakup aspek kesuburan tanah ditambah dengan
faktor-faktor lain yang mencakup praktik-praktik dalam pengelolaan. Tanah di
Desa Penanggal dari segi geografis dikatakan subur karena dekat dengan
sumber air sehingga memudahkan dalam proses irigasi. Tetapi dalam praktik di
lapangan, mayoritas petani masih banyak yang menggunakan bahan kimia
dalam penanaman padi tanpa memikirkan dampak yang diakibatkan dari bahan
kimia tersebut. Dampak dari penggunaan bahan kimia mengakibatkan
menurunnya kandungan c-organik hingga dibawah 1,7%. Kondisi itu jika
dibiarkan akan membuat tanah semakin keras dan bantat sehingga akan
mengancam produktivitas lahan di desa Penanggal.
Tabel 1 Realisasi panen di Kecamatan Candipuro Tahun 2010-2015

Tahun Realisasi Panen (dalam kwintal)


2010 53,83
2011 -
2012 57,83
2013 -
2014 59,5
2015 57,33
Sumber : Data Laporan Intensifikasi Pangan Kecamatan Candipuro tahun 2010-
2015
Realisasi panen di Kecamatan Candipuro mengalami stagnasi dalam 5
tahun terakhir dengan capaian 57 kwintal per tahun. Hal itu tentu menunjukkan
bahwa dalam 5 tahun terakhir belum terjadi peningkatan hasil panen secara
signifikan. Tentu jika dibiarkan akan membuat pendapatan petani tidak
mengalami peningkatan. Disamping itu tahun 2010-2014 rata-rata harga gabah
kering sawah berkisar Rp.4000-Rp.4300. Petani di Desa Penanggal rata-rata
langsung menjual gabah kering sawah ke tengkulak. Hal itu disebabkan Petani
tidak memiliki lantai jemur yang memungkinkan mereka untuk menjual hasil
taninya dalam bentuk gabah kering giling atau beras. Tentunya akan

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
berdampak kepada pendapatan petani yang rendah akibat hanya menjual dalam
bentuk gabah. Pengeluaran untuk biaya produksi akibat tanah yang keras dan
bantat juga menjadi lebih mahal dan disamping harga-harga pupuk kimia yang
terus mengalami peningkatan. Kurangnya komunikasi antar petani menjadi
penyebab lemahnya pengetahuan tentang pertanian organik yang baik di dalam
menginternalisasikan praktek pembuatan dan penggunaan pupuk dan pestisida
organik maupun dalam menginternalisasikan manfaat, keuntungan dan
keunggulannya. Petani juga mengabaikan aspek lingkungan, kesehatan, dan
masa depan lahan karena fokus petani lebih ke hasil yang maksimal sehingga
proses produksi masih menggunakan bahan-bahan kimia.

Bantuan Sarana Produksi Padi Organik


Upaya Dinas Pertanian dalam meningkatkan pendapatan petani di Desa
Penanggal dimulai pada tahun 2016 dengan memberikan bantuan sarana
produksi dalam pembudidayaan padi organik. Budidaya padi organik
direalisasikan dengan sosialisasi antara penyuluh dari Balai Penyuluhan
Pertanian Candipuro dengan seluruh kelompok tani di Desa Penanggal.
Sosialisasi ini dilakukan dengan temu lapang dan pertemuan rutin antara
penyuluh lapang dengan kelompok tani. Dari sosialisasi tersebut terdapat satu
kelompok tani yang tertarik mengikuti program budidaya padi organik yaitu
Kelompok Tani Krajan Jaya. Selanjutnya para petani yang tertarik dengan
budidaya padi organik mengisi formulir untuk pengajuan lahan yang akan
diverifikasi oleh Internal Control Sistem (ICS). ICS yakni lembaga perantara
yang dibentuk dan dikembangkan oleh kelompok tani yang bertanggung jawab
kepada lembaga sertifikasi organik atas audit dan temuan selama proses
pembudidayaan padi organik. Dalam hal ini ICS Desa Penanggal diketuai oleh
H. Syamsul Arifin dari Kelompok Tani Krajan Jaya.

Untuk mensukseskan program pembudidayaan padi organik di Desa


Penanggal, pada tahun 2016 Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang memberikan
bantuan-bantuan sarana produksi kepada petani di Desa Penanggal sebagai
awal mula program budidaya padi organik direalisasikan. Bantuan-bantuan
tersebut bisa dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Data Pengembangan Padi Organik Desa Penanggal Tahun 2016


ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
No. Uraian Volume
1. SARANA PRODUKSI
1. Benih Padi Ciherang 175 kg
2. Pupuk Organik
a. Pupuk Organik Granule Dopos 70.000 kg
b. Pupuk Organik Padat 70 sachet
c. Pembenah Tanah 140 sachet
d. Pupuk Organik Cair 70 Liter
3. Pestisida Nabati
a. Insektisida Hayati (BT-Plus) 35 sachet
b. Insektisida Hayati (Metarizep) 35 sachet
c. Pestisida Nabati 105 liter
4. Agens Hayati
a. Dekomposer Hayati 70 sachet
b. Agen Hayati Majemuk Endofit Padi 70 sachet
c. Agen Hayati Coryne bacterium
70 liter
d. Trichogramma Sp
315 pias
2. PERALATAN
1. Hand Sprayer Elektrik 1 Unit
2. PH Meter 1 Unit

3. PENYUSUNAN DRAFT SOP


1. Penyusunan dan Penggandaan Draft 1 paket
SOP

4. ADMINISTRASI KELOMPOK TANI


1. ATK 1 Paket
2. Buku Pencatatan dan Kelengkapan 20
Sumber : Dokumen Pengembangan Budidaya Padi Organik Desa Penanggal, 2016
Dari data pengembangan padi organik di Desa Penanggal tahun 2016
terdapat 4 aspek sarana produksi (Saprodi), peralatan, penyusunan draft SOP,
dan administrasi kelompok tani. Dari 4 aspek tersebut yang pertama ada sarana
produksi meliputi benih padi ciherang, pupuk organik, pestisida nabati dan agen
hayati. Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting
dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi.
Setelah melakukan tahapan penyaluran bantuan budidaya padi organik,
pada tanggal 18 November 2016 tiga petani dari Desa Penanggal yakni Bapak
H. Syamsul Arifin, Bapak Dadang Afrianto, dan Bapak Slamet Aripin diajak
dan difasilitasi oleh Dinas Pertanian untuk melaksanakan studi banding ke
Magelang, Jawa Tengah (Kelompok Tani Krajan Jaya, 2016:10). Dari studi
banding tersebut membawa benih lokal dan dinamakan nawang wulan.
Penamaan nawang wulan didasari oleh sumber air sebagai sarana pengairan
padi organik di Magelang konon sumbernya sebagai tempat bertapanya Joko
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Tarup..
Pada tanggal 27 Mei 2017 penyuluh lapang dari Balai Penyuluhan
Pertanian Candipuro Bapak Su’udi mengevaluasi program budidaya padi organik
di Desa Penanggal dan menawarkan sejumlah proposal yang nantinya ditawarkan
kepada para petani padi organik untuk pengajuan bantuan Saprodi (sarana
produksi) sebagai peningkatan kualitas petani dalam melakukan produksi. petani
organik mendapatkan teknologi produksi berupa 3 traktor dan unit pengelola
pupuk organik (UPPO). (Kelompok Tani Krajan Jaya, 2016:16).
Bantuan Sarana produksi berupa traktor dan unit pengelola pupuk
organik sebagai apresiasi dari pengembangan padi organik di Desa Penanggal.
Kemudian untuk menjamin produk yang dihasilkan benar-benar organik, Petani
organik harus mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi organik.
Dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menggandeng Lembaga
Sertifikasi Organik Seloliman (Lesos) yang berdomisili di Desa Seloliman,
Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Pada tanggal 22 September 2018 Desa
Penanggal mendapatkan sertifikasi organik untuk ruang lingkup padi dan agensi
hayati. Sertifikasi organik sangat penting untuk dilakukan untuk menjamin padi
yang dihasilkan adalah benar benar organik mengingat banyak pedagang beras
non organik yang mengklaim produk yang ditawarkan adalah organik, selain
merugikan konsumen, para pedagang beras anorganik juga sangat merugikan para
petani dan pedagang organik.

Pelatihan Program Sekolah Lapang Good Agriculture Practice (SLGAP)


Proses budidaya padi organik dalam menjalankan aktivitas produksinya
harus menjalankan syarat-syarat yang telah ditetapkan agar produk yang
dihasilkan dapat benar-benar organik. Budidaya padi organik harus diimbangi
dengan berbagai inovasi dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Untuk itu
Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang mengajak petani padi organik di Desa
Penanggal bersama-sama mengikuti sekolah lapang good agriculture practice
(SLGAP). SLGAP bertujuan untuk (1) peningkatan produktivitas, (2)
meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi beras organik, (3)
meningkatkan efisiensi produksi (4) meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya alam (5) memperbaiki dan meningkatkan kesuburan lahan.
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Sekolah lapang ini melatih dan memberikan wawasan kepada para petani agar
mampu mengelola usahatani yang dijalankan dan peningkatan efisiensi
usahatani padi organik dengan menggabungkan komponen teknologi yang
dapat menunjang dan memberikan pengaruh yang lebih baik dalam
pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Selain itu juga meningkatkan
keterampilan petani dalam hal berbudidaya padi organik yang dilaksanakan di
lahan masing-masing petani dan didampingi oleh penyuluh dari Dinas
Pertanian. Penyuluh berperan aktif dalam program sekolah lapang yang menjadi
fasilitator antara petani dengan pihak Dinas Pertanian. Program SLGAP ini juga
memberikan SOP (Standard operational procedure) tentang budidaya padi
organik agar padi yang dihasilkan dapat bernilai tinggi. SOP tersebut
diharapkan dapat dipakai sebagai acuan oleh petani padi yang ada di sentra padi
organik Desa penanggal (Balai Penyuluhan Pertanian Candipuro, 2020:2).

Akses Pemasaran Padi Organik


Saat ini Desa Penanggal dalam pemasaran padi organik masih dibilang
tradisional dimana petani menjual hasil panennya sebagian besar berupa gabah
kering sawah (GKS) ke tengkulak. Dari limabelas petani organik, hanya empat
petani yang menjual dalam bentuk beras organik. Mereka yang menjual beras
organik rata-rata memiliki lantai jemur yang memadai sehingga memilih hasil
gabah yang diperoleh ketika panen dikeringkan dahulu kemudian diproses
menjadi beras organik. Harga beras organik yang lebih mahal daripada beras
anorganik menjadi salahsatu faktor dalam mengambil setiap keputusan
penjualan beras organik.
Tahun 2019 Dinas Pertanian memberikan rekomendasi kepada Bupati
Lumajang untuk menginstruksikan jajaran ASN yang ada di Kabupaten
Lumajang membeli beras organik dari petani melalui PD Semeru. Bupati
Lumajang Thoriqul Haq memerintahkan Sekretaris Daerah Kabupaten
Lumajang untuk mengeluarkan surat perintah tugas No. :
520/1143/427.25/2020 kepada bapak Abdul Halim selaku direktur utama
Perusahaan Daerah Semeru membeli beras organik di kalangan petani organik
yang ada di Kabupaten Lumajang dan menjualnya ke pimpinan organisasi
perangkat daerah Kabupaten Lumajang dengan alokasi 10kg per bulan. Tujuan

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
dari dikeluarkan surat ini untuk memastikan akses pasar beras organik dan
diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani padi organik. Namun
sampai tahun 2020, PD Semeru belum mengambil gabah atau beras sesuai
permintaan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. Alasan yang mendasari dari
PD Semeru belum mengambil gabah atau beras organik dari para petani padi
organik disebakan dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang baru
mengeluarkan surat perintah tugas kepada Bapak Abdul Halim selaku Direktur
Utama PD Semeru pada bulan November 2020 untuk menyerap gabah dan
beras organik dari petani organik di Kabupaten Lumajang. Disisi lain, Dinas
Pertanian juga menjadi jembatan agar beras organik terjangkau ke luar dari
daerah Kabupaten Lumajang. Petani tidak ragu menjual gabah atau beras
organik untuk dipasarkan secara mandiri ke berbagai konsumen di luar
Kabupaten (Lembaga Sertifikasi Seloliman, 2019:29).
Selain membantu membuka akses pemasaran, Dinas Pertanian juga
bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang dalam
mengembangkan kemasan beras organik (Wawancara dengan Arief Budiman, 28
Juni 2021). Kegiatan pengemasan lebih memperhatikan jenis dan ukuran
kemasan yang disesuaikan dengan preferensi konsumen beras organik.
Konsumen mulai memperhatikan kemasan dan penampilan dari produk beras
organik yang biasanya berasal dari kalangan menengah ke atas.. Dinas
Perdagangan Kabupaten Lumajang telah memiliki kemasan khusus pada beras
organik dan petani menjual kepada masyarakat yang ingin membeli beras
tersebut. Kemasan menjadi fokus pertama yang dilihat oleh konsumen karena
menandakan sebuah brand berbeda dengan brand yang lain. Beras organik Desa
Penanggal dinamakan beras Candi Semeru. Penamaan ini memiliki ciri khas
yang unik karena Semeru adalah gunung api yang berasal dari Lumajang dan
diharapkan sebagai media promosi untuk menarik minat konsumen dalam
berwisata sekaligus memperkenalkan beras organik khas Desa Penanggal
Kabupaten Lumajang.

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Pendapatan Petani Padi Organik
Program pembudidayaan padi organik menjadi salahsatu prioritas Dinas
Pertanian Kabupaten Lumajang. Selain untuk perbaikan lahan akibat
menurunnya kandungan c-organik, budidaya padi organik juga meningkatkan
produktivitas petani yang akan berdampak kepada peningkatan pendapatan
petani dan dianggap sebagai padi sehat untuk dikonsumsi. Keamanan konsumsi
dapat meningkatkan pendapatan akibat meningkatnya harga jual petani. Desa
Penanggal merupakan salahsatu sentra padi organik di Kabupaten Lumajang
dengan penyumbang luas lahan terbesar. Sistem penjualannya berupa gabah dan
beras organik. Awalnya rencana pemasaran yang dilakukan Pemerintah Daerah
adalah satu pintu melalui Perusahaan Daerah Semeru Lumajang (PD Semeru).
Akan tetapi sampai tahun 2020 realisasi itu belum tampak dilakukan sehingga
petani berinisiatif memasarkan secara mandiri dan sebagian dijual ke tengkulak
yang ada di Desa Penanggal. Hasil gabah organik yang dijual di tengkulak
memiliki harga yang sama dengan gabah anorganik. Tengkulak tidak
membedakan secara spesifik gabah organik dengan gabah anorganik, mereka
menganggap bahwa gabah yang dihasilkan adalah sama meskipun cara
pengelolaan dan proses produksinya berbeda. Gabah organik tidak menggunakan
pupuk dan pestisida kimia dalam proses produksi, sedangkan gabah anorganik
masih menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Harga gabah organik dari tahun
2016-2020 dapat dilihat pada tabel 3.

No Tahun Harga Gabah (dalam Rp.)


1. 2016 4100
2. 2017 4100
3. 2018 4700
4. 2019 4700
5. 2020 5000
Sumber : Wawancara dengan Petani Padi Organik, 2021.
Dari data tersebut, harga gabah kering sawah organik tahun 2016-2020
cenderung mengalami peningkatan yang membuat pendapatan petani meningkat.
Belum adanya perbedaan harga antara gabah organik dan gabah padi anorganik di
tingkat tengkulak membuat petani organik harus menerima harga yang sama
dengan gabah anorganik. Keterbatasan akses pemasaran membuat petani organik
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
menjual gabahnya ke tengkulak. Gabah yang dijual adalah varietas IR 64 yang
memang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Varietas IR 64 yang sering ditanami
yaitu ciherang, cibogo, dan sintanur. Sebagian petani tidak semuanya menjual
dalam bentuk gabah, ada empat petani yang menjual berupa beras organik.
Mereka adalah Syamsul Arifin, Joko Fajar Cahyono, Dadang Arifianto dan
Sugito. Petani tersebut memasarkan beras organik secara mandiri ke berbagai kota
diantaranya Malang, Lumajang, Surabaya dan Jogjakarta. Harga beras organik
dari tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel 4.
No Tahun Harga beras organik (dalam Rp)
1. 2016 12.000
2. 2017 15.000
3. 2018 15.000
4. 2019 20.000
5. 2020 25.000
Sumber : Wawancara dengan Petani Padi Organik, 2021.
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa harga beras organik mengalami
kenaikan dari tahun 2016-2020. Peningkatan signifikan terjadi ketika Desa
Penanggal mendapatkan sertifikasi organik tahun 2018 dimana sertifikasi ini
benar-benar menjamin hasil beras yang dihasilkan adalah benar-benar organik
yang tentunya menambah nilai ekonomi beras organik dan membuat konsumen
lebih percaya akan kualitas dari beras organik tersebut. Rata-rata penjualan beras
organik sebesar 2-3 kwintal per bulan.
Petani padi organik mengalokasikan 4-5 karung dari hasil panennya
untuk dikonsumsi sendiri, karena mereka beranggapan bahwa padi organik
menjamin kesehatan lebih aman dan menjaga ketahanan pangan rumah tangga
petani. Potensi hasil padi organik di Desa Penanggal sangat besar, sehingga
alokasi hasil panen padi untuk dipasarkan lebih dari 80 persen yang artinya
ketahanan pangan petani di Desa Penanggal sudah cukup tinggi, dan dapat
dikatakan petani memiliki kemampuan yang cukup memadai untuk memenuhi
permintaan pasar padi / beras organik. Padi yang dihasilkan dari metode organik
merupakan padi yang dianggap sebagai padi sehat, aman dan aman untuk
dikonsumsi. Walaupun demikian, sebagian besar hasil panen petani masih
dialokasikan untuk dijual, karena petani membutuhkan dana untuk memenuhi
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
kebutuhan sehari-hari dan juga modal untuk musim tanam berikutny
Kesadaran petani untuk menjual hasil panennya cukup besar karena
mereka beranggapan bahwa padi organik di masa yang akan datang berpotensi
harganya semakin tinggi dengan didorong oleh adanya perubahan selera
konsumen (Lembaga Sertifikasi Seloliman, 2019:28). Secara umum sistem
pemasaran yang efisien sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan nilai tambah
berupa peningkatan pendapatan dan surplus petani padi organik.
Pendapatan petani dikonsepsikan sebagai ukuran penghasilan yang
diterima oleh petani dari usahataninya yang dihitung dari selisih antara
penerimaan dengan biaya produksi dan dihitung berdasarkan luas lahan yang telah
ditanami padi organik sehingga semakin luas lahan yang ditanami padi, potensi
hasil juga semakin meningkat. Luas lahan disini dikategorikan berdasarkan besar
kecilnya suatu lahan yang ditanami padi organik.

Tabel 5. Luas Lahan dan Produktivitas di Desa Penanggal Tahun 2016-2020


Tahun Luas Lahan (Ha) Produktivitas (ton/ha)
2016 6,64 5,8
2017 7,08 5,75
2018 8,84 6,15
2019 8,84 6,21
2020 9,2 6,5
Sumber : Wawancara dengan Petani Padi Organik, 2021

. Meninjau dari hasil produktivitas petani padi organik, terjadi peningkatan


produktivitas dari tahun 2018-2020. Lonjakan hasil panen di tahun 2018 menjadi
titik balik awal peningkatan hasil usahatani padi organik. Pada saat panen bobot
yang dihasilkan dalam penanaman padi organik lebih berat dibandingkan padi
anorganik. Sebelumnya jika dalam 1 karung memiliki bobot 80-85 kg, dan ketika
beralih ke organik bobot yang dihasilkan naik menjadi 90-95 kg per karung
dengan selisih 5-10 kg setiap karungnya. Hal itu disebabkan pengaplikasian
bahan-bahan organik seperti jerami dan pemanfaatan pupuk kandang yang
menyebabkan tanah menjadi lembab sehingga memperlancar proses aerasi dalam
tanah yang berdampak kepada peningkatan oksigen dalam akar tanah dan
mengakibatkan pertumbuhan bagian atas tanaman menjadi sempurna sehingga
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
tanaman padi dapat berproduksi tinggi (Siregar dkk., 2013:6).

Penekanan Biaya Usahatani

Pendapatan petani juga diperoleh dari penekanan input ketika melakukan


penanaman padi organik diluar perhitungan biaya penggunaan tenaga kerja yang
telah ditentukan. Pada prinsipnya, padi organik lebih mengutamakan kearifan
lokal dengan memanfaatkan limbah sisa-sisa tanaman yang telah di panen. Petani
organik memproduksi sendiri pupuk kompos, mikroorganisme lokal (MOL), dan
pestisida organik. Peningkatan penerimaan usahatani karena adanya peningkatan
hasil dan pengurangan biaya tunai dalam bentuk pupuk, dan pestisida yang
berdampak pada peningkatan pendapatan tunai usahatani padi. Petani organik juga
memanfaatkan limbah pertanian yang mudah ditemukan seperti jerami, kotoran
kambing, ayam ataupun dan sapi yang mudah diperoleh yang kemudian
mengalami proses fermentasi secara manual maupun melalui bantuan aktivator
seperti decomposer dan dikelola melalui unit pengelola pupuk organik (UPPO)
dan menghasilkan pupuk organik. Pupuk organik tersebut mengandung bahan-
bahan organik yang jika diberikan dapat memperbaiki kesehatan tanah dan
tanaman yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan pula kualitas tanah yang
berpengaruh terhadap tingkat produktivitas tanaman. Begitu juga untuk
pembuatan pestida organik yang prosesnya dilakukan dengan memanfaatkan
tanaman yang berada di lingkungan lahan petani yang berkhasiat sebagai racun
buat hama dan penyakit tanaman padi. Hal ini menandakan bahwa penanaman
padi organik menekan biaya input produksi yang lebih kecil daripada penanaman
padi anorganik yang memakai pupuk dan pestisida kimia dengan membeli di kios
pertanian sehingga biaya produksi yang dikeluarkan lebih kecil.

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Tabel 6. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Padi Organik dan Padi
Anorganik di Desa Penanggal.

No. Uraian Padi Organik Padi Anorganik


1 Benih Rp. 300.000 Rp. 300.000
2 Pupuk Rp. 1.300.000 Rp. 2.785.000
3 Pestisida - Rp. 135.000

Jumlah Rp. 1.650.000 Rp. 3.220.000


Sumber : Wawancara dengan Petani Padi Organik, 2021
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya sarana
produksi usahatani padi organik sebesar Rp 1.650.000 per hektar. Biaya paling
banyak yang dikeluarkan adalah pupuk organik sebanyak 5 ton/Ha. Hal ini
disebabkan peralihan dari lahan anorganik menuju organik membutuhkan
penggunaan pupuk organik dengan dosis yang sangat besar dan bertujuan untuk
menghilangkan residu kimia di dalam tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang sebanyak 3 ton dari kotoran sapi, kambing maupun ayam dan 2 ton dari
pupuk petroganik. Namun semakin berjalannya waktu, penggunaan pupuk organik
berangsur mengalami pengurangan ketika residu kimia di dalam lahan cenderung
berkurang. Sedangkan biaya pupuk padi anorganik membutuhkan biaya yang lebih
tinggi daripada padi organik karena membeli pupuk kimia. Masing-masing
diantaranya adalah pupuk urea sebanyak 4,5 kwintal, Sp36 sebanyak 2 kwintal, Za
sebanyak 2 kwintal, Zk sebanyak 0,5 kwintal, pupuk NPK sebanyak 1,5 kwintal
dan NPK plus sebanyak 2 kwintal. sehingga total biaya yang dikeluarkan
sebanyak Rp. 1.370.000. Biaya lain yang dikeluarkan adalah benih. Jenis benih
yang digunakan oleh para petani padi organik di Desa penanggal adalah varietas
IR 64 seperti ciherang, cibogo, ciders dan sintanur dengan harga per kilogram
sebesar Rp 15.000. Para petani memilih jenis benih tersebut karena mempunyai
kualitas yang baik dan harganya terjangkau. Untuk pestisida, petani organik
menggunakan pestisida nabati dan jarang mengeluarkan biaya karena dibuat dari
bahan-bahan yang mudah ditemui. Biaya pengadaan pestisida untuk usahatani
padi metode organik lebih murah daripada usahatani padi anorganik karena
pestisida yang digunakan pada padi organik adalah pestisida organik yang
harganya jauh lebih murah dari pestisida kimia, juga memanfaatkan musuh alami

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
yang tidak membutuhkan biaya. Pembuatan pestisida organik pun dilakukan
sendiri dimana bahan-bahan pembuatannya bisa diperoleh di sekitarnya atau
kalaupun membeli, maka harga bahan-bahannya sangat murah. Namun, sebelum
beralih ke organik petani menggunakan biaya untuk membeli pestisida kimia di
kios pertanian berupa applaud, gundasil, furadan untuk membasmi wereng dengan
biaya sebanyak Rp. 135.000. Rata-rata petani organik menghemat Rp. 1.570.000
per hektar jika beralih ke organik. Yang membuat mahal biaya ongkos usahatani
yakni keengganan untuk kembali berorganik dan sudah terbiasa membeli sarana
produksi padi di kios pertanian.
Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik selain untuk sarana
produksi, juga mengeluarkan biaya untuk membayar upah tenaga kerja.
Penggunaan tenaga kerja dalam penerapan metode organik di Desa Penanggal
didominasi oleh tenaga kerja keluarga. Petani lebih banyak melibatkan keluarga
dalam kegiatan usahataninya karena dianggap lebih murah dan lebih mudah untuk
diarahkan dalam melakukan metode organik yang masih dianggap sebagai suatu
pola penanaman yang baru. Para tenaga kerja pada usahatani padi organik
digunakan dalam pengolahan tanah, perbaikan pematang, persemaian, Pencabutan
bibit, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan pemanenan. Rata-rata biaya
tenaga kerja dalam usahatani padi organik dapat dilihat pada tabel 7

No Kegiatan Hok Biaya (dalam Rp)


1 Pengolahan Lahan 10 1.125.000
2 Perbaikan Pematang 5 150.000
3 Persemaian 1 30.000
4 Pencabutan bibit 1 30.000
5 Pemupukan 9 270.000
7 Penanaman 9 225.000
8 Penyiangan 18 540.000
9 Panen 21 790.000
10 Perontokan 3 550.000
11 Angkut ke Jalan 8 550.000

Jumlah 4.260.000
Sumber : Wawancara dengan Petani Padi Organik, 2021.
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan selama proses penanaman padi organik dan padi anorganik relatif
ISSN No. 2252-4673
Volume 1, Issue 3
Mei 2022
sama sebesar Rp 4.380.000 per hektar. Biaya paling banyak dikeluarkan ketika
melakukan pengolahan lahan yang dilakukan selama dua tahapan. Pengolahan
lahan pertama adalah membajak dan dilakukan ketika memasuki awal masa tanam
dengan menggunakan hand traktor yang dilakukan empat tenaga kerja selama dua
hari. Kemudian pengolahan lahan kedua dilakukan dengan meratakan tanah atau
menggaru. Saat itu juga lahan sudah dipupuk organik dan lahan digenangi air yang
membutuhkan enam tenaga kerja dan menggunakan hand traktor yang dilakukan
selama satu sampai tiga hari dengan sistem upah borongan Rp725.000/ha. Selain
pengolahan tanah, biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja mulai dari,
persemaian, cabut bibit, pemupukan, dan penyiangan relatif sama yakni sebesar
Rp 30.000 per setengah hari. Untuk penanaman dilakukan oleh tenaga kerja
wanita (HKW) dengan upah sebesar Rp.25.000 per setengah hari. Untuk biaya
panen dilakukan oleh 21 tenaga kerja laki-laki dengan upah Rp. 30.000 per
setengah hari. Untuk biaya perontokan menggunakan power trasher (mesin
perontok) sebanyak tiga tenaga kerja dengan upah Rp. 10.000 per karung.
Kemudian biaya angkut ke jalan menggunakan delapan tenaga kerja dengan upah
Rp.10.000 per karung dilakukan dengan sistem dipikul.

UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam menyusun penelitian ini baik dari dosen Pendidikan Sejarah
Universitas Jember, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian
Kabupaten Lumajang, Petani padi organik Desa Penanggal, serta pihak lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu per satu, semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA.

Badan Penyuluhan Pertanian Candipuro. 2020. Standar Operasional Prosedur


Budidaya Padi Organik. Lumajang. Balai Penyuluhan Pertanian
Candipuro.

Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. 2012. Petunjuk Pelaksanaan


Sigarpunbulat. Lumajang: Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang.

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022
Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintahan (LAKIP). Lumajang: Dinas Pertanian Kabupaten
Lumajang.

Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. 2017. Rencana Strategis Dinas


Pertanian Lumajang 2015-2019. Lumajang: Dinas Pertanian Kabupaten
Lumajang.

Gottschalk, L. 1975. Mengerti Sejarah. Penerjemah: Nugroho Notosusanto.


Jakarta : Universitas Indonesia.

Kartodirdjo, S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kelompok Tani Krajan Jaya. 2012. Buku Notulen Kelompok Tani Krajan Jaya.
Lumajang. Kelompok Tani Krajan Jaya

Kelompok Tani Krajan Jaya. 2016. Buku Notulen Kelompok Tani Krajan Jaya.
Lumajang. Kelompok Tani Krajan Jaya

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang


Budaya.

Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman. 2019. Laporan Kegiatan Survailen


Sertifikasi Pangan Organol Pada Gabungan Kelompok Tani Mahameru
Candipuro Lumajang, Gabungan Kelompok Tani Sumber Rejeki Jatiroto
Lumajang, Kelompok Tani Kisma Agung. Mojokerto. PT Lesos.

Sjamsudin, H. 1996. Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sumber Lisan:

Wawancara dengan Kepala Bidang Cerealia Tanaman Pangan (Pak Arief


Budiman) pada 28 Juni 2021

Wawancara dengan Penyuluh Badan Penyuluhan Pertanian Candipuro (Pak


Su’udi) pada 20 September 2021

Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Krajan Jaya (Pak Syamsul Arifin)
2 November 2021

ISSN No. 2252-4673


Volume 1, Issue 3
Mei 2022

You might also like