You are on page 1of 8

JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO.

2 (2022) APRIL- JUNE

Available online at: Journal of Social and Policy Issues (pencerah.org)

Journal of Social and Policy Issues


E-ISSN: 2807-3843

Permasalahan dan Dampak dari Implementasi Sistem Pemilu Proporsional Terbuka terhadap
Sistem Politik
Muhammad Revan Fauzano Makarim, Khairul Fahmi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Andalas, Jl. Situjuh Padang, Jati Baru, Kec. Padang Timur, Padang, 25159, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T

Received: October 08, 2021 The holding of elections is a form the implementation of democratic values in which the freedom of expression
from citizens for the fulfillment of rights based on the principle for being free to choose and be elected. In its
Revised: February 19, 2022
implementation, elections are related to legal aspects and will always experience legal dynamics in the context of
Available online: June 15, 2022 each stage of its implementation. The dynamics of the law occur when the implementation of the election is in line
with the changing of the legislation governing the implementation of the election which has been regulated
KEYWORDS periodically for its implementation. Then the enactment of Law Number 7 of 2017 on the Implementation of
Elections by the House of Representative with the approval of the President. Stipulation of Law Number 7 of
Election, Election System, Open List Representation.
2017 on the Implementation of Elections shows that there is a legal construction related to the handling of
violations and disputes. The violations consist of election crimes, election administration violations, and
CORRESPONDENCE violations of the code of ethics for election administrators. Then these problems have an impact on its
implementation, one of which is in the spotlight is the application of the open proportional electoral system as
Name: Muhammad Revan Fauzano Makarim regulated in Law Number 7 of 2017 on the Open Proportional Election System. The problems in the
E-mail: revan_fauzano@yahoo.com implementation of this electoral system have an impact on the political system, political parties, and government
stability, which then leads to the vulnerability of money politics practices and then causes systematic chaos that
disrupts the growth of democracy.

PENDAHULUAN hukum realita ini terjadi akibat efek dari pergerakan politik dan
Pemilu merupakan bentuk implementasi nyata terhadap hukum yang didistribusikan oleh para aktor yang bergerak dari
perwujudan nilai-nilai demokrasi. Artinya negara-negara satu negara ke negara lainnya. Perubahan tersebut
demokratis melaksanakan pemilu sebagai bentuk bahwa mempengaruhi bentuk dari sistem pemilu di Indonesia yang
berjalannya sirkulasi elit yang mana pemilihan elit tersebut untuk awalnya berbentuk sistem proporsional tertutup kemudian
mengisi posisi presiden, wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD berganti menjadi sistem proporsional terbuka. Pasal 6 Ayat 1
kabupaten/kota dipilih langsung oleh rakyat. Yang kemudian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan
menandakan bahwa kedaulatan rakyat sebagai salah satu aspek Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD secara imperatif
penting dalam demokrasi terwujud. Kedaulatan rakyat menyatakan penggunaan sistem proporsional terbuka pertama
terefleksikan dalam pelaksanaan pemilu yang juga merupakan kali pada pemilu tahun 2004 (Ratnasara, 2019).
ajang kompetisi yang paling adil bagi partai politik sebagai Pada tahun 1999 dilaksanakannya pemilu pertama pasca
dedikasi dan pengabdiannya terhadap rakyat yang telah reformasi dengan penerapan sistem proporsional terbuka
memilihnya dengan menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya terbatas yang diatur secara eksplisit di dalam Pasal 1 Ayat 7
(Wati, 2015). Namun perdebatan demi perdebatan terus Undang-Undang No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
menghiasi ruang publik pada sistem proporsional terbuka yang (MediaIndonesia, 2016). Namun penerapan sistem proporsional
digunakan untuk memilih anggota DPR. Pengajuan kembali ke terbuka terbatas ini dibatalkan oleh keputusan Mahkamah
sistem proporsional tertutup mulai diwacanakan melalui Konstitusi (MK) No. 22-24/PUU-VI/2008, yang mana dalam
pembahasan revisi UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Pasal 28D ayat 1 UUD 45 telah diatur prinsip keadilan yang
Legislatif menjadi UU Nomor 8 Tahun 2012. Namun hal ini tidak menyebutkan tentang kedaulatan rakyat, karena penerapan
tercapai akibat tidak terlalu banyak yang mendukung untuk sistem proporsional terbuka terbatas berpotensi menghilangkan
perubahan kembali ke sistem proporsional tertutup. suara rakyat (Maharddhika, 2017). Sistem proporsional terbuka
Setelah jatuhnya rezim orde baru kemudian berganti ke era murni kemudian diterapkan pada pemilu tahun 2014 yang
reformasi yang mana selalu diikuti juga dengan perubahan mengatur bahwa suara terbanyak akan menjadi syarat dan
rancangan desain pemilu di setiap masanya, yakni mulai dari ketentuan anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
tahun 1999, 2004 dan 2009. Fenomena ini menandakan Kabupaten/Kota untuk terpilih sebagaimana yang telah diatur
perubahan-perubahan dalam aspek sosial politik yang dalam Pasal 215 huruf a UU No.8 Tahun 2012 Tentang Pemilu
dipengaruhi oleh pergerakan kebutuhan serta perkembangan Anggota DPR, DPD dan DPRD (Riwanto, 2015). Ketentuan
dunia internasional, yang kemudian diserap dan tersebut merupakan ketentuan lanjutan yang telah diterapkan
diimplementasikan pada beberapa aspek sosial politik dan pada pemilu 2009 dan regulasinya diatur dalam UU No. 10 tahun
diaplikasikan ke dalam pemilu di Indonesia. Hal tersebut 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD.
menurut Beckmann et al. ( 2005) dari perspektif antropologi Sistem pemilu terus menjadi perdebatan hingga setelah
pemilu tahun 2004 di kubu partai politik maupun lembaga non-
https://doi.org/10.35308/xxxxx Attribution-ShareAlike 4.0 International. Some rights reserved
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

pemerintah (nongovernmental organization/NGO) yang ikut Lalu di sanalah politik uang bekerja dalam pembelian suara yang
serta dikepemiluan (Pahlevi, 2015). Kemudian pada tahun 2008 ditukarkan dengan uang atau materi. Fenomena inilah yang pada
ketika merumuskan RUU tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, akhirnya menyebabkan mahalnya biaya kampanye atau ongkos
dan DPRD menjadi UU Nomor 10 Tahun 2008 untuk politik di Indonesia.
menentukan sistem pemilu terjadi perdebatan yang alot. Salah satu alasan kenapa politik uang marak terjadi adalah
Penerapan Sistem pemilu yang akan diterapkan menjadi bahasan ketika terkerdilkannya peran partai politik, sehingga
permasalahan, yakni akan menggunakan sistem proporsional kelembagaan partai politik pun melemah. Lalu permasalahan dari
terbuka, atau kembali kepada sistem proporsional tertutup, atau penerapan sistem proporsional terbuka yang berdampak kepada
tetap menggunakan sistem proporsional terbuka terbatas. Sistem melemahnya kelembagaan partai kemudian bermuara pada
proporsional terbuka disahkan oleh keputusan MK serta perilaku money politic memiliki kaitan erat dalam hal ini.
implementasinya di pemilu 2009. Lalu Undang-Undang Nomor 8 Sengkarut permasalahan ini tentu saja dapat menyebabkan
Tahun 2012 menjadi pengganti bagi Pasal 214 UUD dalam UU kekacauan sistem politik secara sistemik sehingga berdampak
Nomor 10 Tahun 2008 yang dihilangkan oleh putusan MK. kepada kualitas demokrasi dalam bernegara. Kemudian terjadi
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang mengatur tukar tambah kepentingan antar berbagai pihak dalam
tentang calon terpilih berdasarkan nomor urut tidak lagi memanfaatkan kekacauan dan ketidakstabilan politik yang
diterapkan dalam pemilu tahun 2009 sejak berlakunya sistem dihasilkan.
proporsional terbuka yang menetapkan calon yang mendapat Melalui uraian di atas, ada beberapa persoalan yang hendak
suara di atas 30% BPP (Bilangan Pembagi Pemilih) (Fahmi, 2011). ditelaah dan dicari lebih jauh yakni bagaimana permasalahan dan
Penetapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 digunakan dampak dari implementasi sistem pemilu proporsional terbuka.
sebagai sistem pemilu pada saat ini di indonesia telah melalui Permasalahan tersebut kemudian diungkapkan ke dalam
beberapa perubahan-perubahan (Sinarsih, 2021). Tetapi dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut:
penerapan sistem proporsional terbuka terdapat permasalahan 1. Bagaimana dampak kekacauan dari penerapan sistem
yang perlu diperhatikan. Adanya lima kegagalan dalam sistem proporsional terbuka terhadap sistem politik di Indonesia?
proporsional terbuka pada pemilu 2009 yang menurut Ramlan 2. Bagaimana dampak lain yang meluas diakibatkan dari
Surbakti Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga sewaktu praktik money politics yang tercipta selama masa kampanye
diskusi di parlemen (Hidayat, 2020), yakni; Pertama, akibat cacatnya sistem pemilu di Indonesia?
terbentuknya sistem oligarki serta pengelolaan secara individu
dalam partai yang disebabkan oleh kegagalan memperkuat partai METODE
sebagai perangkat dalam demokrasi. Melemahnya kelembagaan Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
partai politik menjadi dampak penerapan sistem proporsional kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Di mana pada
terbuka yang lebih menitikberatkan penentuan calon terpilih metode kualitatif posisi peneliti ketika meneliti objek alamiah
berdasarkan suara terbanyak. Kemudian sistem ini lebih berada pada posisi penting (Sugiyono, 2005). Penelitian ini
memfokuskan kepada kekuatan individu calon dan malah menjelaskan bagaimana dampak penerapan sistem pemilu yang
menegasikan peran partai politik. digunakan saat ini yang mempengaruhi sistem politik di
Kedua, partai politik gagal disederhanakan. Indonesia. Saryono (2010) menambahkan bahwa metode
Menyederhanakan jumlah partai di Indonesia memang menjadi kualitatif menjelasakan, mendeskripsikan serta menggambarkan
concern bagi pemerintah. Karena jumlah partai yang masih aspek-aspek yang dipengaruhi lingkungan sosial yang tidak bisa
terlalu banyak dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem dijangkau oleh metode kuantitatif. Sehingga penekanan makna,
politik. Kemudian fakta ini menjadikan Indonesia sebagai penalaran serta definisi tehradap situasi dalam aktifitas sehari-
penganut sistem multipartai ekstrim. Sementara bentuk sistem hari menjadi fokus terhadap pendekatan kualitatif ini (Rukin,
pemerintahan Indonesia adalah presidensialisme, yang mana Linz 2021).
& Valenzuela (1994) berpendapat bahwa sistem pemerintahan Studi Literatur digunakan dalam penelitian ini dalam
presidensial yang diterapkan pada struktur politik multipartai pengumpulan data, sehingga penelitian ini bersumber dari data
cenderung menimbulkan konflik antara lembaga presidensial dan sekunder seperti buku, jurnal ilmiah dan karya tulis lainnya
parlementer dan menghadirkan demokrasi yang tidak stabil. menjadi hal yang paling pertama dilakukan untuk penelitian ini.
Pemerintahan yang terpecah merupakan eskalasi konflik Peneliti mengumpulkan referensi bacaan, baik buku maupun
tertinggi ketika penggabungan sistem presidensial dengan majalah yang memiliki hubungan dengan persoalan yang akan
multipartai, karena kekuatan presiden yang kecil menyebabkan diteliti (Danial & Warsiah, 2009). Lalu data yang didapat
tidak adanya yang mendukung kebijakannya di parlemen kemudian dianalisis serta ditambahkan dengan penelitian-
(Mainwaring et al., 1997). penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini guna membantu
Ketiga, sistem politik yang representatif sebagai tujuan tidak dalam menyajikan hasil penelitian. Analisis data dilakukan
terwujud. Dampaknya malah justru menimbulkan sistem dengan melihat bagaimana implementasi serta dampak dari
perwakilan politik yang tidak jelas. Keempat, tidak terciptanya regulasi yang mengatur tentang sistem proporsional terbuka
pemerintahan yang efektif di nasional da daerah. Kelima, gagal sebagai sistem pemilu yang berlaku saat ini.
menghasilkan politisi kompeten dan berintegritas. Malah politisi
korup akan banyak muncul diakibatkan oleh penerapan sistem HASIL DAN PEMBAHASAN
ini. Sebab money politics akan tercipta dan menimbulkan Dampak dari Penerapan Sistem Proporsional Terbuka
kecurangan lainnya akibat dampak dari penggunaan sistem terhadap Sistem Politik
proporsional terbuka (Halim, 2014). Karena suara dukungan Pemilihan umum yang diselenggarakan di Indonesia untuk
terbanyak atau popular vote yang menghimpun suara dari para memastikan bahwa adanya kedaulatan rakyat terhadap sirkulasi
pemilih menjadi dasar penerapan sistem proporsional terbuka. elit yang menjadi salah satu prinsip demokrasi. Menurut
https://doi.org/10.35308/xxxxx Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi 51
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

Croissant (2003: 5-6) menyatakan tujuan dari penerapan sistem parlemen. Mahalnya biaya kampanye menuntut kandidat
pemilu diberbagai negara terbagi menjadi tiga jenis, yakni: (1) tersebut mencari income yang lebih besar, baik itu untuk
political representation (keterwakilan politik) yang mana mengembalikan uang dari pemodal, maupun uang pribadi serta
parlemen sebagai perwakilan masyarakat; (2) political mengakibatkan kandidat yang menang tersebut terbagi fokusnya
integration (integrasi politik) hubungan dan kesepahaman yang antara pekerjaan dan tanggung jawab yang dia emban atau
tercipta antara partai politik dengan masyarakat membentuk mengusahakan pengembalian modal kampanye. Namun
stabilitas politik; (3) effective government (pemerintahan yang fenomena money politics ini pun seolah lumrah terjadi di
efektif) menjalankan roda pemerintahan yang stabil. Penerapan masyarakat.
berbagai sistem pemilihan tersebut merupakan upaya dalam Seolah membenarkan kekacauan yang tercipta akibat sistem
mencari sistem pemilu yang terbaik dan cocok untuk pemilu proporsional terbuka, J. E. Sahetapy guru besar dalam
diimplementasikan di Indonesia (Budiardjo, 2008). Asshiddiqqie ilmu hukum Universitas Airlangga, Surabaya, dalam diskusi
(2006) menambahkan pemilu memiliki empat tujuan penting, Komisi Hukum Nasional “Menakar Penindakan Pidana Pemilu
yaitu: (1) terjadinya pertukaran kepemimpinan pemerintah 2014 di Jakarta”. Lalu ia memberikan keterangan bahwa pemilu
dengan proses yang damai; (2) sirkulasi elit di dalam parlemen yang diselenggarakan tahun 2014 merupakan pemilu yang paling
yang berfungsi mewakili kepentingan rakyat; (3) kedaulatan kotor dengan tingkat perilaku korupsi yang massif yang
rakyat berjalan sesuai fungsinya; (4) dan melaksanakan prinsip kemudian tidak ada yang bertanggung jawab untuk hal tersebut
hak asasi warga negara. (Ramdani & Arisandi, 2014). Lebih lanjut iya mengatakan sistem
Penerapan sistem proporsional terbuka memiliki beberapa proporsional terbuka makin memperburuk kualitas pilihan
kelemahan dan berdampak kepada kekacauan sistem politik. legislatif (pileg) dibanding sebelumnya. Masyarakat pun seolah
Bukan hanya proses electoral saja yang bisa tercoreng, namun permisif dengan calon legislatif yang membagi-bagikan uang di
elit-elit yang dihasilkan pun akan sangat sedikit yang memiliki tengah-tengah masyarakat di masa kampanye. Karena memang
integritas akibat dari penerapan sistem pemilu yang berpotensi tingkat kesejahteraan dan pendidikan yang masih rendah, maka
terciptanya money politics dan kecurangan-kecurangan lainnya. kebanyakan masyarakat menilai dengan adanya politik uang
Kegagalan sistem proporsional terbuka dalam memperkuat mereka mendapatkan uang dengan instan tanpa perlu bersusah
kelembagaan partai politik memberikan dampak kerusakan yang payah.
sistematis terhadap perpolitikan Indonesia. Lemahnya Dalam sistem demokrasi yang terjadi di Indonesia melahirkan
kelembagaan partai politik membuat tidak adanya kontrol sifat pragmatis, yang mana pemilihan caleg dilakukan
terhadap calon kandidat dalam internal partainya sendiri, berlandaskan popular vote yang hanya berfokus kepada
sehingga calon kandidat tersebut membentuk baik secara perolehan suara saja, sehingga kemenangan diraih oleh caleg yang
terpaksa maupun sukarela dalam menjalin relasi dengan para tidak memiliki kapasitas serta tidak punya kemampuan terhadap
pemodal di luar internal partai. Ketika relasi terjalin antara calon jabatan yang mereka raih. Pada ujungnya memungkinkan bagi
kandidat partai dengan para pemodal, di sinilah klientelisme dan setiap calon akan berlomba untuk meraih simpati masyarakat
politik uang (money politics) terjadi. Klientelisme merupakan dan akan menimbulkan polemik politik uang. Dampaknya tidak
suatu tindakan koruptif yang biasanya berupa transaksi sehingga hanya melahirkan pemilih yang pragmatis tetapi juga
prilaku ini sering terjalin dua arah. menimbulkan fenomena maraknya tindakan korupsi, hal inipun
Aspinall & Berenschot (2019) menjelaskan klientelisme dapat mengakibatkan biaya kampanye yang sangat tinggi serta
politik merupakan sistem barter atau pertukaran barang maupun para pemilih akan cenderung memilih para calon yang kuat secara
materi. Materi tersebut disalurkan oleh para politisi sebagai alat finansial yang mana hal ini dapat berakibat pada kinerja calon
untuk membeli suara kepada pemilih untuk memenangkan legislatif yang terpilih namun tidak optimal (Medcom.id, 2014).
pemilu (Stokes et al., 2013: 7). Klientelisme merupakan Inilah dampak dari implementasi sistem pemilu dengan
pertukaran kepentingan antara aktor politik yang memberi proporsional terbuka, yang memberikan efek domino terhadap
materi (patron) kepada pihak penerima (klien) dengan tujuan kekacauan sistem politik dan ketidakstabilan pemerintahan.
mendapatkan loyalitas dari penerima (paternalistik) (Ramadhan
& Oley, 2019). Dengan adanya transaksi kepentingan maka Politik uang (Money Politics) Memberikan Efek yang Meluas
secara otomatis juga akan membentuk perilaku korup yang masif terhadap Kerusakan Sistem hingga kepada Kerusakan
seperti politik uang, yang kemudian tentu saja akan menambah Lingkungan
mahalnya biaya politik di Indonesia. Hal ini dampak dari Kontestasi politik di negara-negara demokrasi diberbagai
penerapan sistem proporsional terbuka yang lebih belahan dunia tentu saja membutuhkan biaya. Tujuan dari biaya
mementingkan proses kemenangan berdasarkan suara terbanyak, tersebut kebanyakan digunakan sebagai instrumen untuk
sehingga melahirkan persaingan yang tidak sehat antar kandidat. memasarkan diri sebagai calon kandidat pejabat eksekutif
Para kandidat kemudian berlomba-lomba dalam mencari suara maupun legislatif. Dengan mempromosikan diri selama masa
dengan mengandalkan uang dan barang. Jelas saja sistem pemilu kampanye inilah setiap kandidat berusaha untuk berebut
prorporsional terbuka sangat didominasi dengan politik uang tampuk kekuasaan. Hanya saja dalam praktiknya beberapa calon
(money politics). kandidat menggunakan jalan pintas dalam meraup suara untuk
Sistem pemilu proporsional terbuka maka akan menjadi lebih memenangkan kontestasi elektoral. Politik uang di sini
mahal dibandingkan dengan sistem pemilu proporsional tertutup merupakan jalan pintas tersebut, dengan cara “membeli” suara
(closed list) dengan ketentuan nomor urut pada orde baru serta dengan uang atau benda-benda lainnya. Padahal cara ini belum
pada pemilu era reformasi tahun 1999 dan 2004 (Abdullah, 2009). tentu memberikan kemenangan yang pasti bagi kandidat pemilik
Dampak ini pun belum tentu berakhir ketika pemilu selesai modal tersebut. Aspinall dalam tulisannya yang berjudul When
dilaksanakan, akan tetapi korupsi bisa saja terjadi ketika sang Brokers Betray: Clientelism, Social Networks, and Electoral
kandidat telah memenangkan kontestasi elektoral dan duduk di Politics in Indonesia (2014) mengatakan bahwa di daerah-daerah

52 Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi https://doi.org/10.35308/xxxxx


JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

pinggiran sangat massif terjadinya praktik politik uang. Aspinall mengungkap dengan melakukan
pun menambahkan bahwa penyebab dari meluasnya politik uang penangkapan dengan barang bukti
bersumber dari terbentuknya patronase dan klientelisme, yang sisa uang yang sudah terlanjur
mana patronase klientelisme merupakan cara instan untuk dibagikan sebesar Rp 2.800.000 untuk
mendapatkan loyalitas dengan melakukan pertukaran pembayaran pemilihan Calon. Selain
menggunakan uang atau materi yang dinilai lebih efektif dalam uang yang dijadikan sebagai barang
kehidupan sosial (Aspinall & Sukmajati, 2015). bukti, disita juga kertas bertuliskan
nama-nama pemilih dan beberapa
Tabel 1. Rekapitulasi Dugaan Pelanggaran Politik Uang di 25 blok kartu nama.
Kabupaten/Kota, 13 Provinsi, Selama Masa Tenang 14 s/d 16 April 6 Siborang, Peristiwa terjadi senin tanggal 15 April
2019 Kota 2019 sekitar pukul 17.30 Wib telah
No Lokus Kronologi Peristiwa Padangsidim terjadi dugaan politik uang diwaktu
1 Kec. Banda Calon menitipkan beras sebanyak 8 puang, masa tenang yang mana masyarakat
Raya, Kota karung dan minyak goreng disertai Provinsi keluar masuk dari rumah dan
Banda Aceh, kartu nama dititipkan di rumah salah Sumatera menemukan dalam tas 5 lembar
Provinsi Aceh seorang warga. Laporan yang diterima Utara amplop yang berisikan uang tunai dan
oleh Penwascam dan Pengawas TPS dari interogasi bahwa amplop yang
lalu ditindak lanjuti dan ditemukan berisikan uang tersebut di dapat dari
barang-barang tersebut di lokasi yang calon bahwa amplop tersebut akan di
sudah siap dibagikan kepada berikan kepada orang orang di desa
masyarakat sekitar. untuk pada saat pemilihan agar
2 Desa Pulau Pembagian uang kepada pemilih memilih. Di dapati membawa amplop
Nalen, Kec sebesar Rp.100.000/orang, dengan sebanyak 20 untuk dibagikan kepada
Pesangan mendatangi rumah. Pengawas pemilu pemilih.
Kab Biren, telah menyita barang bukti. 7 Kec. Bilah Peristiwa terjadi Sabtu malam minggu
Provinsi Aceh Hulu, tanggal 13 April 2019 ditemukan
3 Kec. Air Peristiwa terjadi pada hari sabtu, 13 Labuhanbatu seseorang mengajak warga supaya
Napal, Kab. April 2019 ditemukan uang Rp , Provinsi memilih saudara calon dengan
Bengkulu 1.400.000 yang dibagikan kepada Sumatera sekaligus memberikan uang sebanyak
Utara, masyarakat dengan nilai Rp. 50.000 Utara Rp 400.000.
Provinsi per orang untuk memilih calon 8 Kec. Padang Peristiwa terjadi pada Senin, 15 April
Bengkulu anggota DPRD. Bolak, 2019 sekitar Pukul 02.00 Wib pelaku
4 Kisaran, Peristiwa terjadi pada 11 April 2019 Padang keluar dari rumah caleg tersebut,
Kabupaten kurang lebih pukul 10.00 WIB di Jl Lawas Utara, ditengah jalan mobil pelaku di klakson
Asahan, Cokroaminoto di foodcourt. Ibu-ibu Provinsi dan di potong oleh Polres Tapanuli
Provinsi datang ke lokasi peristiwa membawa Sumatera Selatan. Dan langsung menggerebek
Sumatera serta kartu keluarga untuk didata dan Utara mobil pelaku, dan mengamankan alat
Utara mendapatkan uang Rp. 50.000 dan bukti berupa amplop berisi uang dan
kartu nama Caleg kartu nama Caleg Sebanyak 82
5 Kecamatan Bawaslu bersama Polres Karo pada amplop. Selanjutnya pihak polres
Tigabinanga, tanggal 15 April 2019 pukul 16.00 WIB tapsel menuju rumah caleg dan
Kab. Karo, mengamankan dua pelaku sedang menggerebek orang-orang yang ada
Provinsi membawa uang Rp. 11.700.000 untuk dalam rumah dan mengamankan
Sumatera membayar pemilih dengan Calon dan barang bukti. Berupa 118 amplop,
Utara memperoleh Rp 150.000 per orang, laptop, dan printer.
untuk Calon sebesar Rp 25.000 per 9 Tanjung Peristiwa terjadi pada hari senin
orang dan Calon Rp 50.000 per orang Harapan, tanggal 15 april 2019 pukul 18.30 wib.
yang dijadikan satu paket menjadi Rp Kota Solok, Seseorang memberikan uang Rp
225.000 per orang. Petugas Provinsi 150.000 di depan Kantor KUA Tanjung
mengamankan pembawa uang sebesar Sumatera Harapan, Kota Solok. Uang tersebut
Rp 190.000.000 Juta dengan nominal Barat diberikan dengan harapan memilih
uang pecahan 20 ribu, pecahan 50 ribu, calon. Barang bukti yang didapatkan
dan pecahan 100 ribu. saat di introgasi yaitu uang sebesar Rp 1.200.000
petugas dia mengakui uang tersebut sebelumnya saudara pelaku juga
diberikan untuk dibagikan kepada memberikan uang kepada saudari I
para pemilihnya. dilokasi yang pada hari selasa tanggal 9 April 2019
terpisah dan dihari yang sama sekira pukul 10.00 Wib di Ampang Kualo dan
pukul 21.00 Wib diperoleh informasi Darlis pada hari kamis tanggal 11 April
adanya kegiatan tindak pidana pemilu 2019 pukul 11.00 wib, uang yang
diseputaran jalan Samura, serta kita diberikan sebanyak Rp 150.000 per
juga berhasil mengamankan dan orang.
https://doi.org/10.35308/xxxxx Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi 53
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

10 Kec. Sindang Peristiwa terjadi pada hari Minggu, 14 penggalian informasi hingga seseorang
Kasih, April 2019 sekitar pukul 22.30 Wib mengakui telah menerima kartu nama
Ciamis, ada pembagian amplop berwarna calon serta diberi uang pecahan Rp 100
Provinsi Jawa putih berisi uang masing – masing ribu (Rp 50 ribu untuk dia dan Rp 50
Barat sebesar Rp 25.000,00 yaitu 1 lembar ribu untuk istrinya).
pecahan Rp 20.000 dan 1 Lembar Rp 15 Kec. Peristiwa terjadi pada minggu, 14
5.000 dan Bahan Kampanye dalam Karanggenen April 2019 kira-kira pukul 16.00 WIB,
bentuk kartu nama bergambarkan g, Boyolali, pemilih didatangi oleh seseorang,
Logo Partai, Nama Partai, Nama Provinsi Jawa selanjutnya orang tersebut
Calon, Nomor Urut Calon, dengan Tengah memberikan amplop berisi uang
tulisan “Mohon Do’a dan kertas Rp 100.00, - (Seratus Ribu
Dukungannya “serta kartu nama Rupiah) dengan No Seri 0L5420958,
berbentuk spesimen surat suara salah Kartu saku bergambar calon, setelah
satu Calon. Berdasarkan hasil memberikan amplop diminta untuk
penelusuran, pada hari Minggu pada tanggal 17 April 2019 untuk
tanggal 14 April 2019 sekitar Pukul memilih sesuai tulisan yang ada di
20.00 Wib ditemukan dengan Amplop. Setelah itu seseorang
memakai mobil Kijang berwarna tersebut meninggalkan rumah kami.
hitam ke daerah Kecamatan kemudian kasus ini dilaporkan ke
Sindangkasih terdapat pembagian Bawaslu
amplop berwarna putih berisi uang 16 Kec. Mejobo, Peristiwa terjadi pada hari Senin, Tgl
masingmasing sebesar Rp 25.000 yaitu Kudus, 15 April 2019 pukul 21.00-23.30
1 lembar pecahan Rp 20.000 dan 1 Provinsi Jawa Bawaslu Kudus beserta tim Gakumdu
Lembar Rp 5.000 dan Bahan Tengah melakukan patroli pengawasan hari
Kampanye dalam bentuk kartu nama tenang ke arah timur menuju Desa
11 Kec. Peristiwa terjadi pada hari Minggu Temulus, Kec. Mejobo, Kab. Kudus,
Panyileukan, tanggal 14 April 2019, warga pada pukul 22.15 Wib bertempat di
Kota mengikuti senam yang rutin RT 05/RW 04 tim patroli mendapati
Bandung, dilakukan, dan setelah selesai kegiatan sekelompok warga berjalan
Provinsi Jawa senam, seorang ibu mengajak warga menggunakan tas dan yang
Barat untuk mampir ke rumahnya dan di bersangkutan membawa stiker/foto
sana terjadi pembagian bubuk caleg serta berperilaku yg
deterjen merk boom yang di tempeli mencurigakan kemudian tim
contoh surat suara yg menunjukan melakukan penangkapan dan
cara memilih calon. penggledahan serta menginvestigasi
12 Kec. Peristiwa terjadi di Dusun Cibuntu terkait bahan/stiker bergambar calon
Padaherang, RT 026/RW 010 Desa Kedungwuluh dan beberapa uang lembaran yang
Pangandaran, Kecamatan Padaherang sekitar pukul mereka bawa, sehingga yang
Provinsi Jawa 19.30 WIB. Dugaan pelanggaran bersangkutan (khusus yg membawa
Barat Pemilu pada tahapan masa tenang uang pecahan RP 100.000,-) dibawa ke
yang dilakukan oleh pelaku dengan kantor Bawaslu untuk investigasi
membagikan amplop berwarna putih lanjutan, dari investigasi lanjutan
berisi uang sebesar Rp 100.000 untuk tersebut bahwa uang yang di bagikan
dua orang dan salah satu penerimanya kewarga supaya besok pada saat
K. Pada saat membagikan uang pemilihan mencoblos.
tersebut pelaku mengatakan “Enging 17 Kec. Gebang, Pada saat Bawaslu melaksanakan
hilap bu”. Purworejo, patroli pengawasan bersama dengan
13 Kec. Lelea, Disaat melakukan patroli masa tenang Provinsi Jawa Gakkumdu di jalan mendapatkan
Indramayu, pengawas pemilu mendapati orang Tengah informasi dari masyarakat bahwa di
Provinsi Jawa orang yang sedang membungkus rumah seorang Caleg sedang ada
Barat sembako dengan disertai specimen pertemuan dari beberapa desa,
surat suara DPR RI atas nama P dan kemudian tim patroli menunggu di
sebagian sudah dibagikan sekitar rumah dan melihat serta
kemasyarakat. mendengar mmg bnr ada beberapa
14 Kec. Bawaslu Banyumas mendapat info orang yg mendapatkan uang dari istri
Purwokerto SMS dari masyarakat adanya money Caleg tersebut. Setelah tim masuk
Selatan, politik di TKP, hari Senin 15 April 2019 masih didapatkan uang yang belum
Banyumas, pukul 21.48 Wib kemudian alamat dibagikan sejumlah 3.750.000 di
Provinsi Jawa tersebut dan mendapatkan sejumlah tangan pembagi dan yang sudah diberi
Tengah orang (4) orang sedang berada di teras uang ada yang kabur lewat pintu
rumah. Dilakukan pendekatan dan belakang. Istri Caleg yang

54 Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi https://doi.org/10.35308/xxxxx


JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

membagikan uang ke kordeskordes yang juga dimintai tanda bukti dengan


tersebut adalah PNS di wilayah Kab. membubuhi tanda tangan dengan
Purworejo. matrai.
18 Pandarejo, Terjadi pemberian uang tunai sebesar 25 Kota Pada hari Senin 15 April 2019 Pukul
Banyuwangi, Rp 50.000 kepada sekumpulan ibu- Jayapura, 17.00 WIT, Di Hotel Horison lantai 6
Provinsi Jawa ibu rumah tangga dalam kompleks. Di Provinsi kamar 603, Sentra Gakkumdu
Timur duga pemberi uang adalah Ibu dari Papua amankan seorang Pelaku dengan
salah satu caleg DPRD Kab/Kota. Barang bukti uang 100 jt dan kartu
Sebagaimana keterangan adalah uang pemenangan atas nama Pelaku.
sodaqoh. Sumber: Data Bawaslu terhadap dugaan politik uang. https://bawaslu.go.id
19 Kec. Selong, Pengawas pemilu melakukan
Lombok tindaklanjut laporan masyarakat Melihat data dari Tabel 1. menunjukkan masih massifnya
Timur, terhadap dugaan praktik pemberian terjadi politik uang di Indonesia. Hal ini bukan hanya semata
Provinsi uang kepaada 14 orang pemilih dengan disebabkan oleh kandidat, penyelenggara serta sistem politik
Nusa bukti uang sebesar Rp25.000 kepada yang ada saja, akan tetapi juga karena ada sikap permisif
Tenggara masing-masing pemilih. Praktik masyarakat sosial terhadap perilaku politik uang ini. Bila dilihat
Barat pemberian uang dilakukan dengan permasalahan yang paling mendasar terhadap sikap “toleran”
mengumpulkan masyarakat masyarakat pada permasalahan ini adalah kesejahteraan yang
20 Kec. Pukul 00.26 terjadi kasus pembagian masih jauh di bawah rata-rata. Kesejahteraan yang tidak merata
Banjarmasin uang kewarga. Kejadian diketahui oleh inilah penyebab tumbuh suburnya perilaku politik uang. Tukar
Tengah, Panwaslu Kecamatan Banjarmasin tambah kepentingan dilakukan antara calon kandidat dengan
Banjarmasin, Tengah dengan OTT terhadap pelaku. masyarakat. Calon kandidat memberikan materi atau barang
Provinsi Pelaku menyatakan bahwa dia hanya berharga sementara untuk ditukarkan dengan suara masyarakat.
Kalimantan diminta untuk membagikan kepada Masyarakat mendapatkan sesuatu yang sifatnya kebutuhan
Selatan warga oleh seorang. Dari keterangan primer, baik itu uang ataupun benda berharga lainnya dengan
pelaku amplop yang dibagi berjumlah menukarkan suara mereka untuk memilih calon kandidat
22 amplop. Kasus masih dalam proses tertentu. Apabila kesejahteraan telah merata di kalangan
investigasi. masyarakat, maka perilaku politik uang sejatinya akan bisa
21 Kec. Salam KPPS membagikan C6 beserta kartu tereliminasi. Karena tegaknya prinsip-prinsip demokrasi akan
Babaris, nama caleg tersebut dan uang 100 ribu berhasil apabila seluruh kalangan masyarakat tidak dalam
Tapin, kondisi kelaparan dan hidup sejahtera. Maka dari itu tidak
Provinsi banyak dari pihak masyarakat yang memikirkan dampak serius
Kalimantan dari penerapan sistem pemilu proporsional terbuka yang
Selatan memang faktanya membawa dampak kekacauan yang sistematis
22 Kec. Ujung Sulawesi Selatan Pada hari Sabtu, dan sangat serius terhadap sistem politik di Indonesia.
Bulu, Kab. Tanggal 13 April 2019 Pukul 09.30 Sistem pemilu proporsional terbuka melemahkan
Bulukumba, Wita Ibu indah diduga memberikan kelembagaan partai politik yang mana semua akar permasalahan
Provinsi uang sebesar Rp.200.000 kepada ibu sistem politik bermula dari lemahnya kelembagaan partai politik.
Sulawesi Maya dengan menyertakan Surat Hal ini makin diperburuk dengan mahalnya biaya politik dan
Selatan Suara Calon biaya kampanye di Indonesia. Ward Berenschot, antropolog ahli
23 Kec. Sigi Dari beberapa Calon anggota DPR RI India dan Indonesia, mengatakan kerusakan yang sistematis
Biromaru dan dan DPRD tersebut diduga melakukan berujung kepada rusaknya lingkungan merupakan dampak dari
Dolo, Sigi, politik uang dalam bentuk materi implementasi demokrasi saat ini (Maulana/Forestdigest.com,
Provinsi lainnya yaitu pembagian sembako dan 2021). Biaya kampanye yang luar biasa mahal menyebabkan calon
Sulawesi jilbab disertai dengan bahan kandidat membangun relasi atau jejaring sosial dengan orang-
Tengah kampanye pada hari pertama tanggal orang di luar internal partai politiknya sendiri. Jejaring dan relasi
14 April 2019 pada masa minggu memerlukan tim sukses, lalu tentu saja tim sukses ini
tenang. membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun semua ini
24 Kec. Kejadian terjadi pada tanggal 14 April menurut Berenschot, hanyalah salah satu dari banyaknya
Suwawa, 2019. Pengawas pemilu kebocoran pengeluaran dan biaya politik. Mahalnya biaya
Bone menindaklanjuti informasi kampanye setidaknya ada tiga faktor penyebab, yakni; (1) mahar
Bolango, masyarakat terhadap dugaan praktik politik; (2) membeli suara pemilih; dan (3) menyewa saksi di
Provinsi politik uang kepada pemilih sebesar Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Gorontalo Rp700.000, ditempat lain pengawas Dana besar yang diperlukan selama masa kampanye akhirnya
pemilu juga menemukan praktik menyebabkan calon kandidat mencari pemodal dengan cara
politik uang lainnya dengan total Rp menjalin relasi terhadap pengusaha atau pelaku ekonomi. Dari
1.400.000 yang diberikan kepada sinilah dampak kerusakan sistematis akibat praktik money
beberapa orang pemilih, ada yang politics bermula. Calon kandidat dan pemodal saling bertukar
mendapatkan Rp200.000, Rp100.000, kepentingan, di mana calon kandidat membutuhkan modal besar
Rp400.000. Terdapat satu pemilih untuk pendanaan kampanye dan biaya politik, sementara
pemodal memerlukan regulasi yang menguntungkan bagi dirinya
https://doi.org/10.35308/xxxxx Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi 55
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

maupun perusahaannya. Sistem oligarki di pemerintahan pun terhadap tidak tegaknya peraturan hukum bukanlah satu-
terbentuk akibat fenomena tukar kepentingan. Kemudian satunya yang menjadi latar belakang kerusakan lingkungan,
Berenschot menambahkan money politics berujung korupsi di menurut Ophuls, (1973) faktor ketidakmerataan dan faktor
Indonesia masih terus ada karena hadirnya lingkaran setan relasi tekanan kekuasaan menjadi salah satu aspek penentu dalam
informal, yakni para politisi tak bisa mengimplementasikan visi ketimpangan hukum.
dan misi mereka ke dalam kebijakan, namun yang dijalankan
adalah permintaan-permintaan dan keinginan dari para pemodal. KESIMPULAN
Akibatnya, pemilih juga mengabaikan program politisi dan Tujuan dari penerapan sistem pemilu diberbagai negara
memilih mendapatkan keuntungan pribadi. Hal ini menjadi terbagi menjadi tiga jenis, yakni: (1) political representation
umum yang dikenal dengan istilah serangan fajar. Bahkan setelah (keterwakilan politik) yang mana parlemen sebagai perwakilan
mendapat jabatan para politisi pun akan melakukan korupsi dan masyarakat; (2) political integration (integrasi politik) hubungan
menjalin kolusi dengan para pengusaha. dan kesepahaman yang tercipta antara partai politik dengan
Kemudahan-kemudahan regulasi yang diberikan oleh masyarakat membentuk stabilitas politik; (3) effective
kandidat yang menang dan menjalin jejaring dengan pengusaha government (pemerintahan yang efektif) menjalankan roda
akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Salah satu pemerintahan yang stabil. Namun melihat dari penerapan sistem
dampaknya yakni, terhadap tata kelola lingkungan yang pemilu yang ada saat ini di Indonesia, empat dari tujuan tersebut
amburadul yang dirusak oleh politisi yang berkuasa tersebut. tidak tercapai. Secara normatif, implementasi sistem pemilu
Percepatan-percepatan izin perkebunan pun marak terjadi di proporsional terbuka seharusnya bertujuan menghasilkan para
daerah Kalimantan Tengah setelah pilkada 2014 wakil rakyat yang berintegritas dan amanah terhadap
(Widianto/Mongabay.co.id, 2021). Seolah memperlihatkan konstituennya. Tetapi faktanya pelaksanaannya menimbulkan
kepada kita bahwa kepala daerah hendak mengembalikan masalah cukup serius dan berdampak kerusakan sistematis
pinjaman sewaktu kampanye. Hal ini terbukti dari investigasi terhadap sistem politik di Indonesia. Mulai dari permasalahan
yang dilakukan oleh Gecko Project dan Mongabay, terhadap mahalnya biaya politik akibat dari penerapan sistem
mantan Bupati Seruyan dua periode, Darwan Ali, yang sejak proporsional terbuka ini hingga berujung kepada politik uang
tahun 2000-an mengeluarkan izin kepada keluarganya (money politics). Akhirnya permasalahan yang dilahirkan
(Widianto/Mongabay.co.id, 2021). Dampak dari hal tersebut merembet kepada sistem pemilu yang hanya terpusat kepada
adalah masyarakat kekurangan lahan untuk kehidupan dan calon legislatifnya, lalu yang terjadi adalah persaingan antar calon
putaran perekonomian. legislatif pada partai dan daerah pemilihan (dapil) yang sama.
Hariadi Kartodihardjo, Guru Besar Kebijakan Kehutanan Karena peranan caleg yang lebih dominan maka peran partai
Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, korupsi melalui politik secara tidak langsung terlemahkan. Hal ini berdampak
peran negara atau state capture corruption (korupsi kepada caleg yang akan menjalin relasi dengan orang-orang yang
penangkapan negara) bisa terlihat fenomenanya di Indonesia. berada di luar partainya. Buruknya relasi tersebut terbentuk
Pembentukan regulasi dan undang-undang tertentu yang hanya antara kandidat dengan para pemodal. Bahkan kekacauan
menguntungkan beberapa kelompok, kemudian hasilnya yaitu muncul ketika para kandidat yang dimodali tersebut menduduki
banyaknya ditemukan perusahaan-perusahaan yang ilegal, jabatannya. Kemudian terjadilah tukar menukar kepentingan
seperti tambang yang tidak berizin, pembalakan hutan lindung, antara elit politik dengan para pemodal.
pembakaran hutan, serta pembebasan hutan menjadi Areal Hal ini dampak dari politik uang yang dihasilkan dari
Penggunaan Lain (APL). Hal ini semuanya diwadahi dan penerapan sistem pemilu proporsional terbuka. Sehingga politik
difasilitasi oleh negara, baik dalam perancangan regulasinya uang yang terjadi akibat dampak dari sistem pemilu tersebut
maupun implementasinya. Alih fungsi lahan strategis akibat mencoreng proses electoral yang harusnya dijalankan dengan
rusaknya lingkungan merupakan dampak dari monopoli nilai-nilai demokrasi. Kemudian elit-elit yang dihasilkan pun
terhadap Sumber Daya Alam (SDA) yang dilakukan oleh sebagian akan sangat sedikit yang memiliki integritas akibat dari
kecil atau sekelompok orang. Akhirnya kejadian ini memberikan penerapan sistem pemilu yang berpotensi terciptanya money
pengaruh terhadap penurunan perekonomian masyarakat politics dan kecurangan-kecurangan lainnya.
maupun negara. Sebagai saran, ada baiknya pembenahan sistem politik di
Kerusakan lingkungan dan penggusuran agraria semestinya Indonesia dengan menghilangkan ruang bagi politik uang, yaitu
berakhir dengan ganti rugi. Greenpeace Indonesia mengeluarkan dengan cara mempertimbangkan kembalinya kepada sistem
data bahwa Presiden Joko Widodo menggugat secara perdata 11 proporsional daftar partai. Hanya saja, penerapan sistem ini mesti
perusahaan atas kasus perusakan dan pembakaran lingkungan diikuti dengan sistem seleksi calon di internal partai politik
dengan tuntutan lebih dari Rp 18 triliun dan memenangkan secara demokrasi, penataan data keanggotaan partai dan
kesemua gugatan tersebut (Bolqiah & Raffiudin, 2020). Bahwa perlunya syarat bahwa caleg sudah harus menjadi anggota partai
proses tersebut sedang berjalan, hanya saja Greenpeace minimal tiga tahun sebelum dicalonkan. Kemudian berikutnya
menyebutkan bahwa perusahaan terkait belum memberikan dengan memperkuat kelembagaan partai politik. Karena dengan
ganti rugi (Greenpeace Indonesia, 2019). Proses ganti rugi yang itu dapat menambah besar peran yang dimainkan oleh partai
sulit dilakukan walaupun pengadilan telah memutuskan perkara politik, sehingga secara kelembagaan, partai politik menjadi lebih
tersebut. Hal ini dampak dari pengaruh oligarki disekitar berdaya dan demokratis serta menjadi berperan penting dalam
kekuasaan yang menghambat proses ganti rugi tersebut. Terkait mengontrol tindakan kandidat yang mereka usung.
persoalan kerusakan lingkungan, menurut Abdul Halim, “sulit
rasanya percaya pada proses hukum yang terjadi jika selama ini REFERENSI
perusahaan sering kali memenangkan pengadilan” (Bolqiah &
Abdullah, R. (2009). Mewujudkan pemilu yang lebih berkualitas: Pemilu
Raffiudin, 2020). Penyalahgunaan wewenang yang berdampak
legislatif. Rajawali Pers.

56 Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi https://doi.org/10.35308/xxxxx


JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. 2 NO. 2 (2022) APRIL- JUNE

Aspinall, E. (2014). WHEN BROKERS BETRAY: Clientelism, Maulana, R. (2021). Demokrasi Indonesia Merusak Lingkungan.
Social Networks, and Electoral Politics in Indonesia. Critical https://www.forestdigest.com/detail/1340/lingkungan-dan-
Asian Studies, 46(4), 545–570. demokrasi-indonesia/. Diakses pada 13 April 2022. Pukul
https://doi.org/10.1080/14672715.2014.960706 10.13.
Aspinall, E., & Berenschot, W. (2019). Democracy for Sale: Pemilihan Medcom.id. (2014, May 1). JE Sahetapy: Kejahatan Pemilu Bukti
Umum, Klientelisme, dan Negara di Indonesia. Yayasan Pustaka Pemerintah tidak Belajar. medcom.id.
Obor Indonesia. https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/9K5WMAab-
Aspinall, E., & Sukmajati, M. (2015). Politik uang di Indonesia: je-sahetapy-kejahatan-pemilu-bukti-pemerintah-tidak-
Patronase dan klientelisme pada pemilu legislatif 2014. PolGov. belajar/. Diakses pada 13 April 2022. Pukul 2.22.
Asshiddiqqie, J. (2006). PENGANTAR ILMU HUKUM TATA Ophuls, W. (1973). PROLOGUE TO A POLITICAL THEORY OF THE
NEGARA JILID II. 127. STEADY STATE: AN INVESTIGATION OF THE POLITICAL
Benda-Beckmann, F. von, & Benda-Beckmann, K. von. (2005). AND PHILOSOPHICAL IMPLICATIONS OF THE
Mobile People, Mobile Law: Expanding Legal Relations in a Contracting ENVIRONMENTAL CRISIS - ProQuest.
World. Routledge. https://www.proquest.com/openview/3160d4a3afbb1276d35
Bolqiah, L. H., & Raffiudin, R. (2020). Dominasi Oligarki dan 62fbd3b444815/1?pq-origsite=gscholar&cbl=18750&diss=y
Ketidakhadiran Partai Politik Hijau di Indonesia. Nakhoda: Pahlevi, I. (2015). Sistem pemilu di Indonesia: Antara proporsional dan
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 19(2), 151–167. mayoritarian. P3DI Setjen DPR, Republik Indonesia dan Azza
https://doi.org/10.35967/njip.v19i2.112 Grafika.
Budiardjo, M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka Ramadhan, M. N., & Oley, J. D. B. (2019). Klientelisme sebagai
Utama. Perilaku Koruptif dan Demokrasi Banal. Integritas: Jurnal
Croissant, A. (2003). Politik pemilu di asia tenggara dan asia timur: Judul Antikorupsi, 5(1), 169–180.
asli electoral politics in southeast & east asia. Perpustakaan Sekolah https://doi.org/10.32697/integritas.v5i1.379
Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK); pensil 324. http://library.stik- Ramdani, M. D., & Arisandi, F. (2014). PENGARUH
ptik.ac.id PENGGUNAAN SISTEM PEMILIHAN UMUM DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT PROPORSIONAL DAFTAR
Danial, & Warsiah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Alfabeta.
TERBUKA. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum
Mediaindonesia.com. (2016). Sistem Pemilu Proporsional Terbuka
Nasional, 3(1), 101–111.
Terbatas dan Putusan Mk.
https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v3i1.59
https://mediaindonesia.com/opini/75911/sistem-pemilu-
Ratnasara, S. E. (2019). Pengaruh Penerapan Sistem Proposional
proporsional-terbuka-terbatas-dan-putusan-mk/. Diakses
pada 12 April 2022. Pukul 20.27. Terbuka Pada Kualifikasi Calon Legislatif. JOURNAL of
Fahmi, K. (2011). Pemilihan Umum dan Kedaulatan Rakyat. -. LEGAL RESEARCH, 1(3), Article 3.
http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/handle/15717717/17695 https://doi.org/10.15408/jlr.v1i3.13077
Riwanto, A. (2015). KORELASI PENGATURAN SISTEM
Greenpeace Indonesia. (2019). Ganti Rugi 18,9 Triliun Terkait Kasus
PEMILU PROPORSIONAL TERBUKA BERBASIS SUARA
Kebakaran dan Kerusakan Hutan Gagal Dibayar Sejumlah
TERBANYAK DENGAN KORUPSI POLITIK DI
Perusahaan, Pemerintah Harus Mengambil Langkah Tegas.
INDONESIA. Yustisia Jurnal Hukum, 4(1), 89–102.
Greenpeace Indonesia.
https://doi.org/10.20961/yustisia.v4i1.8624
https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-
Rukin. (2021). METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF EDISI
pers/1103/ganti-rugi-189-triliun-terkait-kasus-kebakaran-
dan-kerusakan-hutan-gagal-dibayar-sejumlah-perusahaan- REVISI. Jakad Media Publishing.
pemerintah-harus-mengambil-langkah-tegas Saryono. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Halim, A. (2014). DAMPAK SISTEM PROPORSIONAL TERBUKA Sinarsih, S. (2021). Sistem Pemilu Proporsional Terbuka terhadap
TERHADAP PERILAKU POLITIK (STUDI KASUS Money Politic di Indonesia. Al-Balad: Journal of Constitutional
MASYARAKAT SUMENEP MADURA DALAM PEMILIHAN Law, 3(1), 2.
Stokes, S. C., Dunning, T., Nazareno, M., & Brusco, V. (2013).
LEGISLATIF 2014). 9, 11.
Brokers, Voters, and Clientelism: The Puzzle of Distributive Politics.
Hidayat, R. (2020). Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Disebut Gagal
Cambridge University Press.
Penuhi Lima Tujuan. hukumonline.com.
Sugiyono. (2005). MEMAHAMI PENELITIAN KUALITATIF
http://www.hukumonline.com/berita/a/sistem-pemilu-
(Bandung). Alfabeta.
proporsional-terbuka-disebut-gagal-penuhi-lima-tujuan-
//digilib.unigres.ac.id%2Findex.php%2Findex.php%3Fp%3
lt5edf301268f3f/. Diakses pada 12 April 2022. Pukul 21.42.
Dshow_detail%26id%3D966%26keywords%3D
Linz, J. J., & Valenzuela, A. (1994). The Failure of Presidential
Wati, E. P. (2015). Pemilu Sebagai Wujud Kedaulatan Rakyat. E-
Democracy. JHU Press.
Jurnal Hukum.
Maharddhika. (2017). Sistem Pemilu Terbuka Terbatas dan Putusan MK
Widianto, E. (2021). Praktik Demokrasi di Indonesia Ancam
– Rumah Pemilu. https://rumahpemilu.org/sistem-pemilu-
Lingkungan? Mongabay.Co.Id.
terbuka-terbatas-dan-putusan-mk/. Diakses pada 12 April
https://www.mongabay.co.id/2021/10/09/praktik-
2022. Pukul 1.42.
demokrasi-di-indonesia-ancam-lingkungan/. Diakses pada 13
Mainwaring, C. P. of P. S. S., Mainwaring, S., Shugart, M. S., &
April 2022. Pukul 23.59.
Lange, P. (1997). Presidentialism and Democracy in Latin America.
Cambridge University Press.
https://doi.org/10.35308/xxxxx Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi 57

You might also like