You are on page 1of 11

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


DI DESA KOLAM KANAN KECAMATAN BARAMBAI
KABUPATEN BARITO KUALA

Zainul Akhyar, Harpani Matnuh, Siti Patimah


Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRACK

Siti Patimah, 2014. Implementation of Inter-Religious Tolerance in the Kolam Kanan Village District of
Barito Kuala Barambai. Thesis Program Pancasila and Citizenship Education Study, Department of
Social Sciences Faculty of Teacher Education University of Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Supervisor (I) Zainul Akhyar, (II) Harpani Matnuh.

Kolam Kanan Village is a village where people have three different religions. Religions that exist in
the village namely Hindu, Muslim and Christian. Although they live in an environment with different beliefs,
but the implementation of related public high tolerance of theists. Through some manner by the community
it will be able to create inter-religious tolerance environment sector in the community.
This study aims to determine how the community receives the difference between religious
communities, the community recognizes how inter-religious rights and to know how the people appreciate
the existence of inter-religious.
The study was designed and conducted using qualitative research methods. Data was collected
through observation, interview. Analysis of the results of the research is the analysis of the data reduction
step, the presentation of the data and drawing conclusions.
The results of this study indicate that the way society and accept differences among religious
communities in the village of Kolam Kanan is to be consulted in case of disagreement, deepen and carry
theology respectively. Then how society recognizes the right of inter-religious is to recognize the right of
others to embrace the religion according to their respective beliefs and religions recognize the right to carry
out worship in accordance with his beliefs, and recognize the right of participation in the culture of the
people in the Kolam Kanan village. Next is how the public in appreciating the existence of the relationship
between religious communities and interact in several areas such as economic and social life.
Based on these results, it may be advisable to retain attitudes that are able to create tolerance and
improve existing intolerance that still exists in some small communities in Kolam Kanan village.

Keywords: tolerance, religious

A. PENDAHULUAN
antar umat beragama. Sebagai penduduk
Pendidikan Pancasila dan
yang multikultural mengharuskan kita
Kewarganegaraan merupakan cabang
untuk tetap mampu melaksanakan
ilmu pendidikan yang menuntun
toleransi dalam kehidupan sehari-hari jika
masyarakat Indonesia untuk mampu
ingin cita-cita bangsa ini dapat terwujud.
mewujudkan cita-cita bangsa. Salah satu
Tanpa adanya toleransi tidak menutup
pelajaran penting yang terkandung dalam
kemungkinan akan terjadi permasalahan
Pendidikan Pancasila dan
atau konflik yang dapat mengancam
Kewarganegaarn yaitu masalah toleransi
persatuan bangsa.

724
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

Pelaksanaan toleransi hanya akan berbangsa dan bernegara di dalam


terwujud jika masyarakat berprilaku baik Negara Kesatuan Republik
disetiap langkahnya, baik kepada orang Indonesia berdasarkan Pancasila
yang memiliki agama yang sama atau dan Undang-Undang Dasar Negara
berbeda dengan dirinya. Sikap-sikap itu Republik Tahun 1945.
tidak akan muncul dengan sendirinya 2. Pemeliharaan kerukunan umat
tanpa didasari dengan pendidikan, baik beragama adalah upaya bersama
pendidikan formal maupun informal serta umat beragama dan Pemerintah di
moral yang baik oleh manusia. bidang pelayanan, pengaturan, dan
Sebuah wilayah yang didalamnya pemberdayaan umat beragama
terdapat beberapa agama yang berbeda Pelaksanaan toleransi menjadi
dan pelaksanaan toleransinya baik, tentu sebuah keniscayaan dalam rangka
memiliki penyebab. Namun diwilayah membangun masa depan bangsa
tersebut mayoritas penduduknya sehingga tujuan negara yakni keamanan,
berpendidikan rendah. Hal ini merupakan perdamaian serta kesejahteraan dapat
sebuah kenyataan yang baik untuk diteliti terwujud dengan maksimal.Forst (Misrawi,
guna menjadikanya contoh bagi 2010:3) menyebutkan’ ada dua cara
kehidupan kita, terlebih lagi bagi kaum pandang tentang toleransi, yaitu konsepsi
yang mayoritas masyarakatnya yang dilandasi pada otoritas negara
berpendidikan tinggi namun belum mampu (permission concepcion) dan konsepsi
melaksanakan toleransi dengan baik. yang dilandasi pada kultur dan kehendak
Dasar ideologi Negara kita adalah untuk membangun pengertian dan
Pancasila. Sila pertama yang berbunyi penghormatan terhadap orang lain
‘ketuhanan Yang Maha Esa’. Sila tersebut (respect conception). Dalam hal ini, Forst
memerintahkan kepada kita segenap lebih memilih konsepsi yang kedua, yaitu
bangsa Indonesia untuk memiliki toleransi dalam konteks demokrasi harus
kepercayaan Kepada Tuhan YME sebagai mampu membangun saling pengertian
landasan utama menjalani kehidupan. dan saling menghargai ditengah
Masalah agama juga dijelaskan dalam keragaman suku, agama, ras dan bahasa.
pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: ‘Negara Tidak jauh berbeda dengan
menjamin kemerdekaan tiap-tiap konsepsi Forst yang kedua,
penduduk untuk memeluk agamanya Purwadarminta (Lubis:2012) menyatakan
masing-masing dan untuk beribadat ’toleransi adalah sikap atau sifat
menurut agama dan kepercayaannya itu. menenggang berupa menghargai serta
Kemudian masalah toleransi juga dibahas membolehkan suatu pendirian, pendapat,
dalam Peraturan bersama Mentri Agama pandangan, kepercayaan maupun yang
dan Mentri Dalam Negeri tentang lainnya yang berbeda dengan pendirian
pedoman pelaksanaan tugas kepala sendiri’.
daerah/ wakil kepala daerah dalam Pelaksaan toleransi antar umat
pemeliharaan kerukunan umat beragama, beragama akan tercipta jika masyarakat
memberdayakan forum kerukunan umat dalam kehidupan sehari-hari
beragama dan pendirian rumah ibadat memperhatikan dan mempertimbangkan
pada bab 1 Ketentuan Umum pasal 1, sikapnya dengan baik dan bijak kepada
Dalam Peraturan Bersama ini yang orang lain.
dimaksud dengan: Menurut pendapat Walzer
1. Kerukunan umat beragama adalah (Misrawi, 2010:10) toleransi harus mampu
keadaan hubungan sesama umat membentuk kemungkinan-kemungkinan
beragama yang dilandasi toleransi, sikap, antara lain:
saling pengertian, saling 1. Sikap untuk menerima perbedaan
menghormati, menghargai 2. Mengubah penyeragaman menjadi
kesetaraan dalampengamalan ajaran keragaman
agamanya dan kerjasama dalam 3. Mengakui hak orang lain
kehidupan bermasyarakat, 4. Menghargai eksistensi orang lain

725
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

5. Mendukung secara antusias terhadap (kebudayaan Hindu), walaupun mereka


perbedaan budaya dan keragaman berada di daerah yang sudah memiliki
ciptaan Tuhan YME adat istiadat tersendiri (Zuraida, 2009:3).
Data penduduk yang ada di desa
Dengan adanya sikap-sikap Kolam Kanan Kec. Barambai Kab. Batola
tersebut maka kemungkinan besar dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
toleransi antar umat beragama akan TABEL 1.1
tercipta dalam masyarakat Indonesia yang Data Penduduk Desa Kolam Kanan
multikultural ini. Sikap-sikap tersebut
penting untuk dikaji guna terciptanya No Agama Jumlah Suku
toleransi antar umat beragama.
Menurut Zuraida (2009:55) dalam
penelitian skripsinya yang berjudul 1. Islam 807 orang Banjar dan
Interaksi Sosial Transmigrasi Bali dengan Jawa
Suku lain di Desa Kolam Kanan kec. 2. Hindu 517 orang Bali
Barambai menyatakan ‘Hubungan antar 3. Kristen 13 orang Jawa
suku bali dengan suku banjar dan
bakumpai yang merupakan penduduk asli Sumber: wawancara langsung dengan
tidak ada permasalahan/berjalan dengan sekertaris desa saat observasi awal
sendirinya, Interaksi antara mereka
terjalim saat mengatasi permasalahan
menanam padi di sawah pasang surut’. Sudah 42 tahun transmigran dari
Menurut Fahrani (2010) dalam hasil Bali bermukin di Desa Kolam Kanan.
skripsinya yang berjudul Kerukunan Antar Adanya interaksi dari masyarakat yang
Umat Beragama di Kota Yogyakarta, berbeda agama mengakibatkan
menunjukkan ‘bahwa kondisi umat perpindahan agama terjadi. Perpindahan
beragama di Kota Yogyakarta bersifat agama ini pada umumnya terjadi karena
akur, dinamis dan saling hidup damai, adanya perkawinan. Pada awal
serta saling toleransi antar umat kedatangannya kegiatan sehari-hari
beragama. Pada setiap kesempatan dan mereka adalah belajar bertani, namun
peristiwa perlu ditekankan perlunya lambat laun karena perkembangan zaman
pembinaan kerukunan antar umat mata pencaharian masyarakat suku Bali,
beragama dan pemerintah’. Kemudian jawa dan banjar menjadi beraneka ragam,
menurut Lembaga Penelitian IAIN mereka ada yang bertani, bekerja sebagai
Lampung menyatakan ‘Hasil penelitian PNS, buruh, swasta, pedagang, peternak
menunjukkan bahwa interaksi sosial dan lain-lain. Kegiatan peribadatan juga
agama missi (Islam, Kristen dan Budha) di tetap mereka laksanakan sesuai dengan
desa Margorejo adalah berbentuk kepercayaan yang mereka miliki. Aktivitas
asosiatif, yaitu bentuk interaksi yang sehari-hari yang mereka lakukan tidak
mengarah pada kerjasama dalam lantas menjadi alasasan mereka
berbagai bentuk kehidupan sosial meninggalkan ibadat kepada Tuhan YME.
kemasyarakatan dan toleransi antar umat Bagi umat Islam ibadat sehari-hari
beragama yang mereka lakukan secara adalah shalat lima waktu. Pelaksanaan
sadar’. ibadah biasanya dilakukan dimanapun
Pada Tahun 1971 tepatnya di selagi memenuhi syarat/ ketentuan shalat.
Desa Kolam Kanan Kecamatan Barambai Dalam satu kali seminggu tepatnya pada
Kabupaten Barito Kuala dilaksanakan hari jum’at, kaum laki-laki dalam agama
transmigransi dari daerah Bali. Mereka Islam melaksanakan ibadah shalat jum’at
mengikuti transmigrasi karena penduduk yang dilakukan di mesjid atau mushala.
di daerah asal mereka sudah padat, selain Mereka melakukan ibadah ini dengan rutin
itu mata pencaharianpun sulit. Mereka dan tidak mendapat gangguan atau
mayoritas beragama Hindu dan mereka hambatan sedikitpun dari pemeluk agama
masih mempertahankan kebudayaannya lain. Umat Hindu juga melakukan ibadah

726
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

sehari-hari yang biasa mereka lakukan masyarakat Bali (masyarakat yang


dirumah atau di pura. Ibadah sembahyang beragama Hindu) ingin membuang abu
ini mereka lakukan tiga kali sehari yaitu jenazah ke sungai dan masyarakat muslim
pada pagi, siang dan malam hari. Mereka di sana merasa keberatan akan hal
juga melakukan ibadah bulanan seperti tersebut, karna sikap toleransi yang kuat
tilem, purnama dan kajeng kliwon. Ibadah maka mereka tidak jadi membuang abu
yang dilakukan setiap enam bulan sekali jenazah itu kesungai. Adasebuah keluarga
seperti hari raya galungan, kuningan dan yang ingin melakukan upacara ngaben
saraswati. Kemudian yang paling terkenal (upacara pembakaran mayat bagi agama
dari ibadah umat hundu adalah hari raya Hindu), namun mereka kemudian
nyepi yang dilakukan satu tahun sekali. mengurungkan niatnya karena tidak ingin
Dalam melakukan berbagai kegiatan bau dari pembakaran itu mengganggu
ibadah ini mereka tidak mendapat masyarakat yang beragama islam dan
gangguan atau halangan dari pemeluk Kristen yang bermukim di desa tersebut.
agama lain, mereka dapat melaksanakan Hubungan antar umat beragama
ibadah dengan khusyu. Pembuatan dan yang ada di desa Kolam Kanan memiliki
renovasi pura pun mereka lakukan toleransi yang tinggi, sehingga penulis
dengan lancar dan mendapat persetujuan tertarik untuk meneliti toleransi antar umat
dari masyarakat Desa Kolam Kanan. beragama di Desa Kolam Kanan Kec.
Selanjutnya agama yang juga hidup di Barambai Kab. Batola. Sesuai dengan
Desa Kolam Kanan adalah Kristen, pada judul, penelitian ini akan dilakukan dengan
umumnya masyarakat yang memiliki metode kualitatif. Dengan metode ini
agama Kristen di Desa Kolam Kanan diharapkan mampu memahami hal-hal
melakukan ibadah sembahyang tiga kali yang yang sebenarnya terjadi
dalam sehari, yang terdiri dari berdasarkan data-data yang diperoleh
sembahyang pada pagi hari, tengah hari, dilapangan.
dan sore hari. Masyarakat yang beragama
Kristen sangat sedikit di desa ini, mereka Bertolak dari latar belakang dan
tidak memiliki rumah ibadah/ gereja. pembatasan masalah yang telah diuraikan
Mereka melakukan kebaktian di desa di atas, maka pertanyaan-pertanyaan
tetangga yakni di Desa Kolam Kiri. penelitian yang hendak dicari jawabannya
Meskipun begitu mereka tetap adalah sebagai berikut:
menjalankan ibadat kebaktian dan tidak 1. Bagaimana cara masyarakat dalam
pernah pemeluk agama lain menghalang- menerima perbedaan antar umat
halangi perjalanan mereka menuju gereja beragama di Desa Kolam Kanan?
yang berada di desa tetangga. 2. Bagaimana cara masyarakat
Perbedaan agama yang ada di mengakui hak antar umat beragama di
desa ini tidak menjadikan halangan bagi Desa Kolam Kanan?
para pemeluknya untuk dapat beribadat/ 3. Bagaimana cara masyarakat
melaksanakan ritual keagamaan dengan menghargai eksistensi antar umat
tenang dan khusyu. Dalam melaksanakan beragama di Desa Kolam Kanan?
ibadahnya, masyarakat tidak mendapat
gangguan dari pemeluk agama lain.
Masyarakat tidak pernah melakukan B. KAJIAN PUSTAKA
perusakan tempat ibadah agama lain, juga 1 Toleransi Antar Umat Beragama
tidak pernah menghalang-halangi
pembuatan atau renofasi rumah ibadah. Masa Toleransi berasal dari
Berdasarkan data dari kepolisian kata Latin, yaitu “tolerantia”, yang
setempat, tidak pernah ada kasus yang artinya kelonggaran, kelembutan hati,
menerangkan terjadinya konflik antar umat keringanan dan kesabaran. Dari sini
beragama di Desa Kolam Kanan. dapat dipahami bahwa toleransi
Toleransi antar umat beragama di Desa merupakan sikap untuk memberi hak
Kolam Kanan bisa dikatakan baik, pernah sepenuhnya kepada orang lain agar

727
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

menyampaikan pedapatnya, sekalipun berkaitan dengan masalah


pendapatnya salah dan berbeda. toleransi.
Malinowski (F. O’dea, 1985:16) 2. Peningkatan akan
mengatakan ‘agama adalah suatu pemahaman, penghayanan,
badan yang didalamnya terdapat implementasi
perbuatan sendiri sebagai diri sendiri akankekeluargaan antar
untuk memenuhi tujuan. Agama agama
menawarkan suasana adikodrati yang 3. Meningkatkan dialog timbale
kompleks dan beraneka. Agama balik antar umat beragama
memberikan sumbangan pada moral 4. Mematangkan iman
manusia dengan mempertinggi semua
sikap mental yang berharga, seperti
penghargaan pada tradisi, C. METODE PENELITIAN
keharmonisan dengan lingkungan, 1 Alasan Menggunakan Metode
keberanian dan kepercayaan diri Kualitatif
dalam pergulatan mengatasi Penelitian perilaku implementasi
kesukaran dan pada saat menghadapi toleransi antar umat beragama di Desa
maut’. Menurut Ulahaiyanan (2009) Kolam Kanan Kecamatan Barambai
Dasar atau landasan dari kerukunan Kabupaten Batola dilaksanakan
dan toleransi antar umat beragama dengan menggunakan metode
adalah: dasar filosofis, dasar kualitatif. Metode kualitatif merupakan
kebudayaan, kemasyarakatan dan metode yang digunakan untuk meneliti
kemanusiaan serta dasar keagamaan. pada kondisi objek yang alamiah
(natural setting), disamping itu
2 Bentuk-bentukPerilaku Menyimpang pendekatan kualitatif juga merupakan
Menurut pendapat Walzer pendekatan yang melihat sesuatu
(Misrawi, 2010:10) ‘toleransi harus secara lebih mendalam
mampu membentuk kemungkinan-
kemungkinan sikap, antara lain: 2 Tempat Penelitian
1. Sikap untuk menerima perbedaan Tempat penelitian
2. Mengubah penyeragaman menjadi dilaksanakan di Desa Kolam Kanan,
keragaman Kecamatan Barambai, Kabupaten
3. Mengakui hak orang lain Barito Kuala. Alasan memilih Desa
4. Menghargai eksistensi orang lain Kolam Kanan disebabkan karena di
5. Mendukung secara antusias desa ini terdapat tiga agama yang
terhadap perbedaan budaya dan berbeda yaitu Islam, Hindu dan
keragaman ciptaan Tuhan YME Kristen. Mayoritas masyarakat
berpendidikan rendah namun
3 Memelihara dan Mengembangkan pelaksaan/ aplikasi tentang
Toleransi antar Umat Beragama toleransinya terbilang tinggi.
a. Memelihara toleransi antar umat
beragama 3 Sumber Data
1. Empati Sumber data dalam penelitian
2. Koreksi diri ini bersifat sementara, dan akan
3. Sikap terbuka untuk merubah berkembang kemudian setelah
keadaan yang tidak tepat penelitian dilapangan dilakukan atau
sesuai dengan kemampuan biasa disebut dengan purposive
b. Mengembangkan toleransi antar sampling. Dengan ini, diharapkan
umat beragama bahwa sumber data akan tepat pada
1. Peningkatan akan objek penelitian walaupun pada
pemahaman, penghayatan, penelitian kualitatif sumber data dipilih
implementasi akanwawasan oleh peneliti sendiri. Wahyu (2009:4)
kebangsaan yang tentunya Sumber data dapat diperoleh dari

728
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

sumber data primer dan sumber data 7 Pengujian Keabsahan data


sekunder. Sumber data dalam Perpanjangan pengamatan,
penelitian ini yang bersifat sumber meningkatkan ketekunan, triangulasi
data primer akan diperoleh dari hasil yaitu triangulasi sumber, triangulasi
observasi dan wawancara yang teknik, triangulasi waktu.
dilakukan oleh peneliti. Sedangkan
data sekunder akan diperoleh dengan
Dokumen yang bisa berupa foto-foto
atau file. D. TEMUAN PENELITIAN
Informan dalam Penelitian 1. Cara Masyarakat Untuk Menerima
adalah: Perbedaan Antar Umat Beragama
1. Kepala Desa Kolam Dari hasil penelitian ini dapat
Kanan disimpulkan bahwa cara untuk
2. Tokoh agama dari menerima perbedaan antar umat
agama islam, hindu beragama dilakukan dengan cara
dan Kristen musyawarah serta memperdalam dan
3. Masyarakat di desa meningkatkan pengamalan ilmu
Kolam Kanan pengetahuan baik secara formal atau
4. Masyarakat diluar desa informal.
Kolam Kanan
2. Cara Masyarakat Untuk Mengakui
4 Instrumen Penelitian Hak Antar Umat Beragama
Penelitian ini menggunakan Dari temuan hasil penelitian
metode kualitatif, sehingga yang yang dilakukan peneliti, mengakui hak
menjadi instrumen utama adalah antar umat beragma adalah sesuatu
peneliti sendiri, juga melalui observasi yang harus dan telah dilakukan oleh
dan wawancara. Peneliti akan terjun masyarakat di desa Kolam Kanan.
ke lapangan sendiri, baik pada grand Cara masyarakat dalam mengakui hak
tour question, tahap focused and antar umat beragama terimplikasi
selection, melakukan pengumpulan dengan cara mengakui hak orang lain
data, analisis dan pembuatan untuk memeluk agama sesuai dengan
kesimpulan. kepercayaanya masing-masing dan
mengakui hak pemeluk agama itu
5 Teknik Pengumpulan Data untuk melaksanakan ibadah sesuai
Wawancara, observasi langsung, dengan kepercayaannya tersebut
dokumentasi. serta mengakui hak keikutsertaant
dalam kultur masyarakat yang ada di
6 Teknik Analisis Data desa Kolam Kanan.
Reduksi Setelah direduksi,
langkah kedua adalah mendisplay 3. Cara Masyarakat Menghargai
data (penyajian data). Menarik Eksistensi Antar Umat Beragama
kesimpulan-kesimpulan tentang Bagi masyarakat desa Kolam
implementasi toleransi antar umat Kanan, menghargai eksistensi antar
beragama di Desa Kolam Kanan umat beragama menjadi hal yang
Kecamatan Barambai Kabupaten sangat penting untuk mereka.
Batola yang merupakan jawaban Menghargai eksistensi atau
terhadap rumusan masalah yang telah keberadaan orang lain meski berbeda
dirumuskan sejak awal dan setelah keyakinan merupakan bukti bahwa
menggabungkan informasi tentang mereka dapat menciptakan salah satu
implentasi toleransi yang tersusun sikap yang mampu menciptakan
dalam bentuk yang padu dan benar. toleransi di masyarakat. Masyarakat
desa Kolam Kanan saling menghargai
keberadaan antar umat beragama

729
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

dengan cara silaturrahmi dan bahwa salah satu pemicu adanya


berinteraksi dalam beberapa bidang konflik yang terjadi antar umat
kehidupan seperti ekonomi dan sosial. beragama dikarenakan ketidak
mampuan menerima perbedaan yang
ada dalam masyarakat yang berbeda
keyakinan.
E. PEMBAHASAN Musyawarah yang dilakukan
1. Cara Masyarakat Untuk Menerima oleh masyarakat Desa Kolam Kanan
Perbedaan Antar Umat Beragama sesuai dengan pendapat Ilmy (2006:6)
Banyak masyarakat di Desa Toleransi sangat dibutuhkan untuk
Kolam Kanan yang memiliki menjaga hubungan baik antar sesama
pandangan berbeda terhadap suatu demi terciptanya persahabatan,
hal. Pemeluk agama hindu dan kristen persaudaraan, dan persatuan
menganggap wajar dan sah saja jika masyarakat. Sikap toleran juga
memelihara anjing dan babi. Berbeda memberi peluang terhadap adanya
dengan umat muslim, dimana dalam dialog antar orang yang memilki
ajaran agama islam kedua hewan itu perbedaan pemahaman untuk
haram untuk dimakan, air liur anjing menemukan persamaan.
pun tergolong najis jika tersentuh kulit Cara selanjutnya yang
manusia. Hal ini pastilah menjadi dilakukan oleh masyarakat desa
permasalahan jika kedua belah pihak Kolam Kanan untuk mampu menerima
tidak mampu menerima perbedaan perbedaan antar umat beragama ialah
dan tidak mampu bersikap bijak dalam dengan cara memperdalam dan
hal tersebut. Musyawarah dilakukan meningkatkan pengamalan ilmu
berkenaan dengan masalah agama masing-masing. Bagi umat
pemeliharaan hewan anjing dan babi. muslim hal ini ditegaskan dalam Di
Umat muslim meminta agar umat dalam firman Allah SWT di dalam
hindu dan kristen yang memelihara surat Al-Kafirun ayat 1-6 yang artinya
anjing dan babi agar memelihara katakanlah:”hai orang-orang kafir, Aku
hewan-hewan tersebut dengan benar tidak akan menyembah apa yang
sehingga tidak mengganggu dan kamu sembah, dan kamu bukan
merusak tanaman mereka. Umat hindu penyembah Tuhan yang aku sembah.
menyetujui permintaan dari umat Dan aku tidak pernah menjadi
muslim, sehingga hubungan baik yang penyembah apa yang kamu sembah,
selama ini ada dalam masyarakat di dan kamu tidak pernah menjadi
desa Kolam Kanan tetap terjaga. penyembah Tuhan yang aku sembah.
Permasalahan lain yang juga Untukmu agamamu, dan untukkulah,
terjadi di desa Kolam Kanan ialah saat agamaku". Disitu dijelaskan bahwa
ada salah satu keluarga umat hindu orang-orang muslim tidak menyembah
yang ingin membuang abu jenazah apa yang di sembah oleh orang-orang
kesungai, namun umat islam kafir, begitu pula orang-orang kafir
mengetahui hal tersebut dan merasa tidak menyembah apa yang di sembah
tidak setuju. Karena adanya oleh orang muslimin. Disitu juga
perbedaan tersebut maka umat islam dijelaskan bahwa bagi kita agama kita
dan hindu bermusyawarah sehingga (orang Muslim) dan bagi mereka
mereka mencapai kesepakatan agama mereka (orang kafir).
bersama yakni tidak jadi membuang Dengan mengamalkan apa
abu jenazah itu kesungai. yang diperintahkan dalam ayat
Seandanya musyawarah tidak tersebut maka umat muslim dapat
ditempuh, maka akan ada menerima dengan iklas dan lapang
kemungkinan munculnya konflik dada terhadap perbedaan yang ada
diantara mereka dikarenakan kedua diantara umat beragama berkenaan
hal tersebut. Tidak dapat dipungkiri dalam segala bidang. Misalnya dalam

730
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

pelaksanaan ibadah bagi umat muslim Masyarakat desa Kolam Kanan


khususnya perempuan wajib menutup sadar bahwa mereka tidak bisa hidup
aurat yaitu hanya telapak tangan dan tanpa bantuan dari orang lain,
wajah yang boleh terlihat, tetapi bagi walaupun berbeda agama mereka
perempuan umat hindu memakai tetap saling membutuhkan satu sama
pakaian sebatas dada. Hal tersebut lain. Di desa Kolam Kanan pada
sudah sangat jelas berbeda, tetapi musim bercocok tanam atau musim
karena mereka telah mengamalkan panen, mereka menggunakan sistem
dan melaksanakan ajaran agama dengan istilah handepan, yaitu saling
masing-masing sehingga perbedaan bantu membantu dengan tujuan
tersebut menjadi hal yang wajar. supaya pekerjaan menjadi ringan dan
Menurut Ilmy (2006:6), jika cepat selesai. Hal tersebut adalah
seseorang atau segolongan umat tidak salah satu bagian dari kultur
menerima orang/ umat lain, akan masyarakat di desa Kolam Kanan,
tercipta kondisi yang kacau. Kondisi ini sebuah kultur yang memberi peluang
sangat tidak sesuai dengan ajaran untuk masyarakat ikut serta
semua agama yang selalu didalamnya tanpa melihat perbedaan
mengajarkan kebaikan. Senada agama yang ada.
dengan pendapat tersebut, semua Hak tersebut juga sesuai
masyarakat di desa Kolam Kanan dengan pendapat Suseno (Depdiknas,
memiliki keyakinan walaupun berbeda- 2005:13) yakni salah satu hak asasi
beda. Tidak ada diantara agama- manusia ialah mengakui hak
agama tersebut yang tidak keikutsertaant dalam kultur
mengajarkan toleransi antar umat masyarakat.
beragama. Semua agama tersebut
memberi pelajaran bahwa pemeluknya 3. Cara Masyarakat Menghargai
harus mampu menerima perbedaan Eksistensi Antar Umat Beragama
yang ada dalam masyarakat.
Silaturrahmi merupakan bukti
2. Cara Masyarakat Untuk Mengakui nyata seseorang menghargai
Hak Antar Umat Beragama keberadaan antar umat beragama.
Saat umat kristen merayakan hari
Setiap agama tentu memiliki besar keagamaan, maka umat islam
cara atau ketentuan yang berbeda dan hindu datang bertamu kerumah
dalam pelaksanaan ibadahnya. Umat untuk menghargai tetangga mereka.
muslim diwajibkan untuk tidak makan Begitu pula saat hari besar umat islam,
dan minum disiang hari pada bulan seperti hari raya idul fitri atau hari raya
ramadhan. Untuk umat hindudilarang qurban, umat hindu juga
makan dan minum pada saat hari raya mengungkapkan bahwa mereka
nyepi. Sehingga pada saat itu mereka berkunjung kerumah umat muslim
saling menjaga agar pemeluk agama yang ada di desa Kolam Kanan. Saat
lain dapat melaksanakan ibadahnya seseorang merayakan hari besar
dengan khusyu. keagamaan, mendapat kunjungan dari
Sesuai dengan apa yang orang yang sama ataupun berbeda
dikatakan oleh Suseno (Depdiknas, keyakinan tentu akan merasa senang
2005:13) yakni salah satu hak asasi karena hal itu membuktikan
manusia ialah mengakui hak orang keberadaan kita pada suatu tempat
lain untuk memeluk agama sesuai diakui oleh orang lain bahkan antar
dengan kepercayaanya masing- umat beragama. hal tersebut sejalan
masing dan mengakui hak pemeluk dengan pendapaat Nadia Juli Indrani,
agama tersebut untuk melaksanakan 2010; eksistensiperlu diberikan orang
ibadah sesuai dengan lain kepada kita, karena dengan
kepercayaannya. adanya respon dari orang di sekeliling

731
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

kita ini membuktikan bahwa F. PENUTUP


keberadaan (eksistensi) kita diakui. 1. Kesimpulan
Menurut Surbakti,2012:28, Jika a. Di Desa Kolam Kanan sikap untuk
tidak mampu menghargai keberadaan menerima perbedaan antar umat
orang lain, dapat dipastikan kerjasama beragama dilakukan dengan cara
tidak akan dapat diwujudkan. Di desa musyawarah jika terjadi perbedaan
Kolam Kanan, masyarakatnya pendapat serta memperdalam dan
sebagian besar bekerja sebagai melaksanakan ilmu agama
petani. Untuk lahan pertanian yang masing-masing.
cukup luas tentulah mereka tidak b. Di Desa Kolam Kanan sikap untuk
dapat mengerjakan pekerjaan itu mengakui hak orang lain antar
sendiri. Hal tersebut membuat umat beragama ialah mengakui
masyarakat disana saling tolong hak orang lain untuk memeluk
menolong dalam masalah pekerjaan. agama sesuai dengan
Seandainya mereka tidak ingin kepercayaanya masing-masing
mengakui keberadaan pemeluk agama dan mengakui hak pemeluk agama
lain, maka kerjasama tersebut tidak tersebut untuk melaksanakan
akan tercipta. Merupakan sebuah ibadah sesuai dengan
kenyataan bahwa di desa Kolam kepercayaannya serta mengakui
Kanan memang ada beberapa agama hak keikutsertaant dalam kultur
yang berbeda. Tidak mengakui masyarakat yang ada di desa
keberadaan antar umat beragama Kolam Kanan.
hanya akan membuat kehidupan c. Di Desa Kolam Kanan sikap untuk
seseorang semakin susah karena saling menghargai keberadaan
mereka tidak bisa bekerja sama untuk antar umat beragama dengan cara
meningkatkan taraf kehidupan. silaturrahmi, dan berinteraksi
Organisasi yang ada di Desa Kolam dalam beberapa bidang kehidupan
Kanan yaitu karang taruna. Dengan seperti ekonomi dan sosial.
adanya kegiatan-kegiatan yang Meskipun ada satu atau dua orang
diselenggarakan oleh organisasi yang sikapnya kurang bersahabat
tersebut, maka seluruh masyarakat baik itu dengan orang sesama
yang berbeda agama akan agamanya ataupun dengan
berinteraksi dalam hal sosial. Kegiatan pemeluk agama lain.
yang biasanya dilakukan oleh karang
taruna di desa Kolam Kanan adalah 2. Saran
lomba panjat pinang yang dilakukan
pada tanggal 17 agustus untuk a. Bagi masyarakat desa Kolam
memperingati hari kemerdekaan Kanan dan masyarakat diluar
Indonesia. Dengan adanya ineraksi desa Kolam Kanan
antar umat beragama, berarti mereka Bagi masyarakat desa
telah mengakui keberadaan pemeluk Kolam Kanan seharusnya tetap
agama lain dilingkungannya. Hal mempertahankan tingginta sikap-
tersebut sejalan dengan pendapaat sikap toleransi yang telah ada dan
Nadia Juli Indrani, 2010; memperbaiki sikap intoleransi
eksistensiperlu diberikan orang lain yang masih adapada sebagian
kepada kita, karena dengan adanya kecil masyarakat di desa Kolam
respon dari orang di sekeliling kita ini Kanan dengan membuat
membuktikan bahwa keberadaan pertemuan rutin antar pemeluk
(eksistensi) kita diakui. agama untuk membicarakan
berbagai macam hal dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Bagi masyarakat umumsebaiknya
mampu mengambil pelajaran dari

732
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

toleransi yang telah dilakukan DAFTAR PUSTAKA


oleh masyarakat desa Kolam
Kanan. Bayt al-Hikmah Institute, 2012. Undang –Undang
b. Bagi pemerintah daerah dan Dasar 1945 (Setelah Amandemen I s.d IV –
instansi terkait Dalam Satu Naskah). (http://Ahmad
Keadaan fisik bangunan Yanuana Samantho, blogspot.com, diakses
balai desa (kantor desa) di desa 05 Mei 2012)
Kolam Kanan sudah tidak layak
lagi untuk dipergunakan, maka F, O’dea Thomas, 1966. The Sociology of
pemerintah daerah dan instansi Religion. Diterjemahkan ke Bahasa
terkait sebaiknya lebih Indonesia oleh Tim penerjemah
memperhatikan bangunan balai YOSAGAMA. Jakarta: CV. Rajawali.
desa tersebut karena balai desa
tersebut bisa dipergunakan Fahrani, Isa, 2010. Kerukunan Antar Umat
masyarakat untuk sarana mereka Beragama di Kota Yogyakarta. Skripsi pada
bermusyawarah atau melakukan Strata Satu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
kegiatan lainnya. Digital Library UIN Sunan Kalijaga
c. Bagi program studi PPKn dan
program studi lain (http://digilib.uin-suka.ac.id, diakses 06 Juli 2013).
Bagi program studi PPKn
pada khusunya dan program studi Ilmy, Bachrul, 2007. Pendidikan Agama Islam
lain pada umumnya agar berguna Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas
baik untuk pengembangan ilmu XII. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
pendidikan atau penelitian
terhadap objek yang sama. Kaum Lubis, Ibrahim, 2012. Pengertian Masalah
pelajar atau akademik hendaknya Toleransi.(http://lindairawan05.blogspot.com
mampu mengambil pelajaran dari , di akses 09 Juli 2013).
masyarakat desa Kolam Kanan
yang mayoritas berpendidikan Misrawi, Zuhairi, 2010. Pandangan Muslim
rendah namun mampu Moderat, Toleransi, Terorisme dan Oase
bertoleransi dengan baik antar Perdamaian. Jakarta: PT. Kompas Media
umat beragama. Nusantara.
d. Bagi diri sendiri
Sebaiknya terus belajar Misrawi, Zuhairi, 2012. Pengertian Masalah
memahami dan menjiwai toleransi Toleransi. Medical Science and Mysticism
secara hakiki, mampu (Online), (http://lindairawan05.blogspot.com
mengamalkan ilmu yang didapat diakses 05 Mei 2012).
serta dapat menularkan sikap-
sikap toleransi kepada anak didik Nadia, Juli Indrani, 2010. Eksistensi
kelak dan orang masyarakat luas. (http://nadzzsukakamu.wordpress.com, 09
e. Bagi peneliti lain Juli 2013).
Bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian sejenis agar Ruslan, Idrus. 2011. Dialektika Agama Missi di di
lebih mengembangkan teori-teori Kalangan Pemeluk Islam, Kristen dan
yang ada. Budha (Studi Kasus di Desa Margorejo
Kecamatan Tegineneng Kabupaten
Pesawaran). Lembaga Penelitian IAIN
Lampung.
(http://lemlitlampung.wordpress.com,
diakses 06 Juli 2013)

733
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015

Ulahaiyanan, Agus, 2009. Membangun


Kerukunan dan Toleransi Antar Umat
Beragama Di Maluku.
(http://stpakambon.wordpress.com, diakses
06 Juli 2013).

Zuraida, Annisa, 2009. Interaksi Sosial


Transmigrasi Bali dengan Suku Lain di
Desa Kolam Kanan Kec. Barambai. Skripsi
pada Strata Satu UNLAM Banjarmasin.
Tidak diterbitkan.

734

You might also like