Professional Documents
Culture Documents
BERAGAMA DI INDONESIA
Delmus Puneri Salim
Dosen Institut Agama Islam Negeri Manado
delmus.psalim@gmail.com
15
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
16
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
17
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
18
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
19
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
20
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
dan dikasihi oleh Allah yang satu itu mempertahankannya, maka itu
(Rm. 11:36). "Allah yang satu itu berarti kita bukan sekadar menuntut
adalah Tuhan dari semua orang, kaya hak asasi, tetapi kita sesungguhnya
bagi semua orang yang berseru mengacu pada dasar yang lebih dalam,
kepada-Nya" (Rm. 10:12). yaitu anugerah Allah. Dalam kerangka
b. Kerukunan dan kebebasan, artinya itulah maka yang kita perjuangkan
keseimbangan yang dinamis antara bukan hanya kebebasan beragama
kerukunan dan kebebasan. kita sendiri tetapi juga kebebasan
Maksudnya: kerukunan itu haruslah beragama orang-orang lainnya. Kalau
terpancar dari kebebasan, dan bukan ada pemerkosaan terhadap kebebasan
sebaliknya justru mematikan atau beragama, terhadap siapa pun dia dan
melumpuhkannya. Hanya dari dari agama apa pun dia, kita tidak
kebebasan sejati bisa terlahir boleh tinggal diam, karena sebenarnya
kerukunan sejati. Berbicara tentang di situ anugerah Allah sedang
kebebasan, tidak pernah lepas dari diperkosa. Sikap konsekuen dan
pembicaraan tentang ketaatan, atau konsisten ini juga wajib kita
sebaliknya. Dalam pandangan teologi tunjukkan, meskipun kita berada
Kristen, kebebasan Kristen adalah dalam posisi yang menguntungkan
kebebasan yang dilaksanakan dalam dan memungkinkan untuk merampas
ketaatan. Sebaliknya, ketaatan Kristen kebebasan orang lain, misalnya
adalah ketaatan yang dijalani dalam karena kebetulan kita lebih besar,
kebebasan (Ef. 6:5-6). Perpaduan lebih banyak dan lebih kuat.
antara keduanya itulah yang disebut Kelebihan yang ada pada kita itu
"tanggung jawab". Dalam diri Yesus harus dihayati dan dimanfaatkan
Kristus, khususnya ketika ia berada di sebagai kemampuan yang lebih besar
puncak penderitaan-Nya, kita melihat untuk melindungi kebebasan mereka
contoh hidup dari perpaduan yang lebih kecil dan lemah.
sempurna antara kebebasan dan Adapun kerukunan yang lebih sering
ketaatan itu. Di dalam kebebasan-Nya muncul dalam penjelasan literatur dan
yang perluh, Yesus memilih untuk diskusi umat Islam saat ini lebih
taat! Ini berarti, kebebasan beragama cenderung membahas beberapa hal.
tidak bisa dijadikan alasan untuk Pertama, kerukunan umat Islam dengan
bebas melakukan apa saja. Kebebasan penganut agama lainnya lebih sering
beragama itu harus dilakukan dengan hanya didasarkan pada ayat 6 surat Al-
tanggung jawab. Salah satu kafirun yang berarti ‘“Bagimu agamamu,
perwujudan tanggung jawab itu bagiku agamaku”. Ayat ini kemudian
adalah, menjaga dan memelihara digunakan sebagai alasan untuk tidak ada
kesejahteraan hidup bersama. toleransi dalam masalah akidah dan
Bertindak semaunya atas nama ibadah. Misalnya, bagi umat Islam
kebebasan bukanlah sikap kristiani. Di pelaksanaan puasa dan haji tidak
pihak lain, kebebasan beragama dibenarkan adanya toleransi.
bukan sekadar unsur penting hak-hak Kedua, wacana kerukunan intern
asasi manusia (HAM). la adalah umat Islam di Indonesia sering didasarkan
anugerah Allah. Kemampuan manusia atas semangat ukhu"ah Islamiyah
untuk “bebas” dan "beragama" adalah (persaudaraan sesama muslim) sesuai
anugerah Allah yang hanya diberikan dengan ayat 10 surat al-Hujurat yang
kepada manusia. Karena itu, apabila berarti “ pesatuan dan persatuan intern
kita "ngotot" memperjuangkan umat Islam diikat oleh kesamaan akidah
kebebasan serta (keimanan), akhlak, dan sikap. Menurut
21
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
22
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
23
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
24
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
25
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
26
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
dinas Tata Kota; rencana gambar tempat dalam rangka menciptakan kerukunan
ibadat; dan daftar susunan umat beragama.
pengurus/panitia pembangunan tempat Pasal 35 Pembentukan FKUB
ibadat. dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi
Pasal 28 Pemanfaatan bangunan oleh pemerintah daerah. FKUB
bukan rumah ibadat sebagai rumah ibadat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sementara harus mendapat surat dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota.
keterangan pemberian izin sementara: FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat
untuk pemanfaatan bangunan gedung (1) memiliki hubungan yang bersifat
harus mendapatkan izin dari konsultatif. Pasal 36 FKUB provinsi
Bupati/Walikota; untuk pemanfaatan dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
bangunan rumah harus mendapatkan izin mempunyai tugas: melakukan dialog
dari pemerintahan setempat. Pemberian dengan pemuka agama dan tokoh
izin pemanfaatan bangunan bukan rumah masyarakat; menampung aspirasi ormas
ibadat sebagai rumah ibadat sebagaimana keagamaan dan aspirasi masyarakat;
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi menyalurkan aspirasi ormas keagamaan
persyaratan: laik fungsi; dan dan masyakarat dalam bentuk
pemeliharaan kerukunan umat beragama rekomendasi sebagai bahan kebijakan
serta ketentraman dan ketertiban gubernur; dan melakukan sosialisasi
masyarakat. peraturan perundang-undangan dan
Pasal 29 Negara, pemerintah, dan kebijakan di bidang keagamaan yang
masyarakat, berkewajiban dan berkaitan dengan kerukunan umat
bertanggung jawab terhadap beragama dan pemberdayaan masyarakat.
penyelenggaraan kerukunan umat FKUB kabupaten/kota sebagaimana
beragama. Pasal 30 Negara dan dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
pemerintah berkewajiban dan mempunyai tugas: melakukan dialog
bertanggung jawab menghormati dan dengan pemuka agama dan tokoh
menjamin hak asasi setiap umat beragama masyarakat; menampung aspirasi ormas
tanpa membedakan suku, agama, ras, keagamaan dan aspirasi masyakarat;
golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan menyalurkan aspirasi ormas keagamaan
bahasa. Pasal 31 Negara dan pemerintah dan masyarakat dalam bentuk
berkewajiban dan bertanggung jawab rekomendasi sebagai bahan kebijakan
memberikan dukungan sarana dan bupati/walikota; melakukan sosialisasi
prasarana dalam penyelenggaraan peraturan perundang-undangan dan
kerukunan umat beragama. kebijakan di bidang keagamaan yang
Pasal 32 Negara dan pemerintah berkaitan dengan kerukunan umat
mengawasi penyelenggaraan kerukunan beragama dan pemberdayaan masyarakat;
umat beragama. Pasal 33 Kepala daerah dan memberikan rekomendasi tertulis
setempat dan pemuka agama mengawasi atas permohonan pendirian rumah ibadat.
agar penyebaran agama tidak Pasal 37 Keanggotaan FKUB terdiri atas
menimbulkan perpecahan, tidak disertai pemuka-pemuka agama setempat. Jumlah
intimidasi, bujukan, paksaan, dan anggota FKUB provinsi paling banyak 21
ancaman, serta tidak melanggar hukum, (dua puluh satu) orang dan jumlah
kemanan, dan ketertiban umum. Pasal 34 anggota FKUB kabupaten/kota paling
Pemerintah dan Pemerintah daerah banyak 17 (tujuh belas) orang. Komposisi
berperan melakukan: pelayanan dan keanggotaan FKUB provinsi dan
pembinaan; pemberdayaan; dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
koordinasi dan konsultasi. Peran pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perbandingan jumlah umat beragama
27
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
28
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
29
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
30
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
31
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
32
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA VS KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA -- Delmus P. Salim
33
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
Daftar Pustaka
Dahlan, M. Djawad. Warna Arah
Bimbingan dan Pendidikan dan
Pembelajaran Alternatif di Era
Globalisasi, Bandung: ABKIN-PBB FIP
UPI, 2002.
Davis, Stan and Meyer, Christopher.
Future Wealth, Boston, Massachusetts:
Harward Business School Press, 1995.
Micklethwait, John and Woldridge, Adrian.
A Future Perfect; The Challenge and
Hiddin Promise of Globalization. New
York: Crow Publisher, 2002.
Muhammad Jibril. (2014). Indeks SDM
Indonesia, Jakarta: Harian Republika,
Kamis, 24 Juli 2014.
Ohmar, Kinichi. (1990). The Borderless
Wolrd; Power and Strategy in the
lnterlinked Economy. Harper Business
A Division of harper Collins Publisher
Quraish Shihab, M, Tafsir Al-Misbah;
Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Jakarta: Lentera Hati, 2005.
34