You are on page 1of 11

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA

DI KOTA TOMOHON

GABRIEL EDGAR YORDAN ROGI


JOHNNY HANNY POSUMAH
NOVIE PALAR

Abstract
The implementation of tolerance policy among religious people is not a stranger in Tomohon City, because
the City was awarded as a pilot city for religious harmony in Indonesia. In its implementation, the
Government does not yet have a local regulation that regulates the lives of religious people. Even though it
would be better if the local regulation was made as a reference in the implementation of strategic policies
related to tolerance between religious communities. In this study, the authors use the implementation model
from Smith, where policy implementation is seen from 4 aspects that have a major influence including the
Idealized Policy, namely policies implemented in the form of programs in conjunction with the applicable
legal basis. Target groups are people or parties who are directly affected by existing policies and who have
to adopt patterns of interaction as expected by policy makers. Implementing Organization, namely the
implementing agencies or bureaucratic units of the Government in collaboration with the Religious
Institutions responsible for policy implementation. Environmental Factors are elements in the environment
that influence or are influenced by policy implementation. This research uses descriptive qualitative
research methods, namely through 8 informant interviews, direct observation, and study documentation and
assisted with interview guidelines, recording devices, and writing instruments. The results of the study in
general explained that the implementation of the policy of tolerance between religious communities in
Tomohon City has not been running optimally because the government does not yet have a Regional
Regulation that regulates the order of life of religious people.

Keywords: Policy Implementation, Tolerance, Religious Peoples

PENDAHULUAN ras agama dan budaya. Kemajemukan bangsa


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari Indonesia tentunya tidak hanya terlihat dari
berbagai macam suku, ras agama dan budaya. beragamnya jenis suku bangsa, namun juga
Hal tersebut yang membuat Indonesia kaya dari beragamnya agama yang dianut
akan keberagaman dari seluruh pelosoknya. masyarakat Indonesia. Keragaman (pluralitas)
Keanekaragaman tersebut juga yang dapat adalah sebuah kenyataan hidup di mana setiap
kita saksikan dalam kerangka Negara orang harus berusaha sampai kepada sikap
Kesatuan Republik Indonesia. Dewasa ini saling memahami dan menghargai satu sama
etnis-etnis yang jumlah anggotanya besar lain. Dasar keragaman agama adalah kesatuan
telah memeluk agama-agama seperti Kristen, tujuan dan dialog yang terbuka.
Islam, Katolik, Buddha, Hindu, Khong Hu Cu. Di era milenial ini, banyak munculnya
Suasana kehidupan beragama yang harmonis gerakan-gerakan yang menganut paham
dan berdampingan di lingkungan masyarakat radikalisme anti pancasila yang berusaha
Indonesia dengan berbagai latar belakang untuk menyebarkan intoleransi dan merusak
agama terbangun erat karena toleransi persaudaraan antar umat beragama.
masyarakat yang saling menghargai ditengah Intoleransi beragama adalah suatu kondisi jika
perbedaan. Berbagai kegiatan sosial budaya suatu kelompok (misalnya masyarakat,
masyarakat Indonesia seperti kegiatan gotong kelompok agama, atau kelompok non-agama)
royong dilakukan bersama-sama oleh semua secara spesifik menolak untuk menoleransi
anggota masyarakat tanpa memandang suku, praktik-praktik, para penganut, atau

33
kepercayaan yang berlandaskan agama. beragama di seluruh Indonesia. Namun pada
Namun, pernyataan bahwa kepercayaan atau kenyataannya masih ditemui beberapa hal
praktik agamanya adalah benar sementara yang tidak sesuai dengan harapan. Pada
agama atau kepercayaan lain adalah salah beberapa tempat yang ada di Kota Tomohon
bukan termasuk intoleransi beragama, masih ditemui intoleransi seperti tidak
melainkan intoleransi ideologi. bersosialisasinya suatu kelompok masyarakat
Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri dengan agama yang berbeda dan tertutup
Agama Dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 untuk menerima interaksi sosial dengan
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan lingkungan luarnya, disamping itu juga
Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah ditemui beberapa gesekan kecil seperti
Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat kesalahpahaman. Hal seperti ini yang dilihat
Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan dapat memicu perpecahan antar umat
Umat Beragama, Dan Pendirian Rumah beragama. Ditambah lagi dengan pernah
Ibadat, menjadi bukti bahwa Pemerintah masuknya isu terorisme yang mengincar
sangat fokus untuk menjaga persatuan bangsa rumah-rumah ibadah. Hal-hal ini sangat ironi
ini. Dimana kerukunan umat beragama adalah jika dilihat dengan predikat Kota Tomohon
keadaan hubungan sesama umat beragama sebagai Kota dengan toleransi yang sangat
yang dilandasi toleransi, saling pengertian, tinggi. Dalam penelitian ini, kelompok
saling menghormati, menghargai kesetaraan sasaran yakni para tokoh-tokoh agama dan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan masyarakat yang juga merupakan umat
kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama adalah pelaku utama yang
berbangsa dan bernegara di dalam Negara menentukan berhasil atau tidaknya toleransi
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan tersebut. pemeliharaan kerukunan sangat
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara penting, dan sangat bersinggungan langsung
Republik Indonesia tahun 1945. dengan kelompok sasaran tersebut. Maraknya
Pemeliharaan kerukunan umat beragama intoleransi sering terjadi dikalangan ini
adalah upaya bersama umat beragama dan dengan munculnya provokasi-provokasi dan
Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, penggiringan opini yang mengarahkan umat
dan pemberdayaan umat beragama, organisasi beragama terpecah. Kemudian peran
kemasyarakatan keagamaan yang didalamnya implementator yaitu Pemerintah dan Lembaga
terdiri atas ormas keagamaan dan stakeholder Keagamaan sebagai pengarah dalam
seperti FKUB, BKSAUA, pemuda lintas kebijakan ini dan juga sebagai pelaksana
agama dll. Pemeliharaan kerukunan umat harus selalu dievaluasi dari segi kinerja dan
beragama menjadi tanggung jawab bersama kebijakan yang diambil. Dalam konteks ini,
umat beragama, pemerintahan pusat dan Pemerintah Kota Tomohon belum memiliki
daerah. Seluruh upaya pemeliharaan PERDA yang mengatur kehidupan umat
kerukunan umat beragama haruslah dibawah beragama secara spesifik. Padahal dengan
pengawasan Pemerintah sebagai adanya PERDA sebagai turunan dari Undang-
implementator untuk menyasar kepada Undang yang terkait, akan semakin
masyarakat sebagai target grup yang bertujuan menguatkan tatacara kehidupan umat
langsung untuk disasar secara spesifik sesuai beragama di Kota Tomohon.
dengan regulasi yang ada. TINJAUAN PUSTAKA
Ditengah maraknya intoleransi dan Van Metter dan Van Horn dalam Agustino
radikalisme di Indonesia, toleransi antar umat (2016) menjelaskan bahwa Implementasi
beragama di Kota Tomohon bukanlah hal kebijakan adalah tindakan-tindakan yang
yang baru. Kota Tomohon merupakan salah dilakukan baik oleh individu-individu
satu daerah percontohan toleransi antar umat pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

34
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada dengan kebijakan yang telah dirumuskan.
tercapainya tujuan-tujuan yang telah Masyarakat sebagai sasaran utama suatu
digariskan dalam keputusan kebijakan. Pada kebijakan/target grup haruslah disesuaikan
dasarnya esensi dari implementasi kebijakan dengan pengawasan yang optimal agar tetap
adalah memahami apa yang seharusnya terjadi pada frekuensi yang sesuai dengan konsep
sesudah suatu program dinyatakan berlaku pada sasaran yang ada.
atau dirumuskan. Pemahaman tersebut Implementing organization : yaitu badan-
mencakup usaha untuk badan pelaksana yang bertanggung jawab
mengadministrasikannya dan menimbulkan dalam implementasi kebijakan. Dalam kata
dampak nyata pada masyarakat atau kejadian- lain, Pemerintah sebagai pelaksana kebijakan
kejadian. haruslah sigap dalam pencapaian target dari
Implementasi kebijakan merupakan kegiatan kebijakan yang sehingga setiap regulasi yang
yang kompleks dengan begitu banyaknya disusun tak akan menjadi hambatan dimasa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu yang akan datang karena tercapai sesuai
implementasi kebijakan. Pandangan tersebut target.
menunjukan bahwa proses implementasi Environmental factors : unsur-unsur di dalam
kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku lingkungan yang mempengaruhi
badan-badan administrasi yang bertanggung implementasi kebijakan seperti aspek budaya,
jawab untuk menjalankan suatu kebijakan tapi sosial, ekonomi dan politik. Pengaruh-
juga pengaruh dari target grup untuk pengaruh lingkungan yang ada akan sangat
menunjang kebijakan yang disusun oleh para menentukan kemana arah kebijakan. Karena
pemangku kepentingan publik. Sangkut paut kebijakan yang baik yang dilandasi dengan
lingkaran kekuatan-kekuatan politik, ekonomi lingkungan yang baik akan menciptakan hasil
dan sosial yang langsung atau tidak dapat atau produk kebijakan yang terbaik.
mempengaruhi perilaku dari semua pihak
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang terlibat dan pada akhirnya membawa
(2018), Toleransi yang berasal dari kata
konsekuensi logis terhadap dampak baik yang
“toleran” itu sendiri berarti bersifat atau
diharapkan maupun dampak yang tidak
bersikap (menenggang menghargai,
diharapkan. Menurut Smith dalam prinsip-
membiarkan, membolehkan) , pendirian
prinsip perumusan kebijaksanaan negara,
(pendapat, pandangan, kepercayaan,
Islamy (2001), implementasi kebijakan
kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan
dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :
atau yang bertentangan dengan
Idealized policy : yaitu pola interaksi yang pendiriannya.Toleransi juga berarti batas ukur
digagas oleh perumus kebijakan dengan untuk penambahan atau pengurangan yang
tujuan untuk mendorong, mempengaruhi dan masih diperbolehkan. Secara bahasa atau
merangsang target group untuk etimologi toleransi berasal dari bahasa Arab
melaksanakannya. Suatu kebijakan harus tasamuh yang artinya ampun, maaf dan lapang
dilandasi oleh landasan hukum yang mengikat dada. Menurut Max Isaac Dimont, Toleransi
sebagai pedoman dalam menjalankan yaitu sikap yang mengakui perdamaian dan
kehidupan berbangsa dan bernegara. tidak menyimpang dari norma yang berlaku.
Target groups : yaitu bagian dari policy stake Selain itu, toleransi juga didefinisikan sebagai
holders yang diharapkan dapat mengadopsi sikap menghargai atau menghormati setiap
pola-pola interaksi sebagaimana yang tindakan orang lain. Istilah Tolerance
diharapkan oleh perumus kebijakan. Karena (toleransi) adalah istilah modern, baik dari
kelompok ini menjadi sasaran dari segi nama maupun kandungannya. Istilah ini
implementasi kebijakan, maka diharapkan pertama kali lahir di Barat, di bawah situasi
dapat menyesuaikan pola-pola perilakukan dan kondisi politis, sosial dan budayanya yang

35
khas. Toleransi berasal dari bahasa Latin, pemuka agama setempat. Jumlah anggota
yaitu tolerantia, yang artinya kelonggaran, FKUB provinsi paling banyak 21 orang dan
kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. jumlah anggota FKUB kabupaten/ kota paling
Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi banyak 17 orang. Komposisi keanggotaan
merupakan sikap untuk memberikan hak FKUB provinsi dan kabupaten/kota
sepenuhnya kepada orang lain agar berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk
menyampaikan pendapatnya, sekalipun agama setempat dengan keterwakilan minimal
pendapatnya salah dan berbeda. Secara 1 (satu) orang dari setiap agama yang ada di
etimologis, istilah tersebut juga dikenal provinsi dan kabupaten/kota. FKUB dipimpin
dengan sangat baik di dataran Eropa, terutama oleh 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil
pada revolusi Perancis. Hal itu sangat terkait ketua, 1 (satu) orang sekretaris, 1 (satu) orang
dengan slogan kebebasan, persamaan dan wakil sekretaris, yang dipilih secara
persaudaraan yang menjadi inti revolusi di musyawarah oleh anggota. Dalam
Prancis.Ketiga istilah tersebut mempunyai memberdayakan FKUB, dibentuk Dewan
kedekatan etimologis dengan istilah toleransi. Penasihat FKUB di Provinsi dan
Secara umum, istilah tersebut mengacu pada kabupaten/kota. FKUB dapat ditemukan
sikap terbuka, lapang dada, sukarela dan diseluruh daerah di Indonesia, karena sibentuk
kelembutan. resmi oleh pemerintah untuk menjangkau
Forum Kerukunan umat Beragama yang masyarakat yang adalah umat beragama
selanjutnya disebut FKUB adalah forum yang diseluruh Indonesia. Dengan adanya FKUB
dibentuk di masyarakat dan difasilitasi oleh maka dapat diharapkan dapat menjadi
pemerintah dalam rangka membangun, keterwakilan bagi setiap umat beragama
memelihara dan memberdayakan umat diseluruh Indonesia.
beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. Berdasarkan data Kementerian Agama
Selanjutnya diatur dalam Bab III Peraturan Sulawesi Utara dijelaskan bahwa BKSAUA (
Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Badan Kerja Sama antar Umat Beragama)
Negeri Nomor 9 Tahun 2006 tentang merupakan stakeholder yang dibentuk
Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang
Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan kemudian terbagi disetiap Kabupaten/Kota di
Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Sulawesi Utara yang memiliki Tugas untuk
Forum Kerukunan Umat Beragama, Dan bersinbergi dengan Pemerintah dalam
Pendirian Rumah Ibadat, yaitu: FKUB memelihara Kerukuan Antar Umat Beragama.
dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota. Hadirnya BKSAUA sebagai inisiatif dari
Pembentukan FKUB dilakukan oleh Pemerintah Sulawesi Utara menjadi terobosan
masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dan hal positif yang membuat Sulawesi Utara
daerah. FKUB memiliki hubungan yang dikenal sebagai Provinsi dengan Toleransi
bersifat konsultatif. FKUB mempunyai tugas: antar Umat Beragama yang tinggi. Seperti
melakukan dialog dengan pemuka agama dan Slogan dari Pemerintah Sulawesi Utara yaitu
tokoh masyarakat; menampung aspirasi ormas “Torang Samua Basudara” yang sudah
keagamaan dan aspirasi masyarakat; digaungkan sampai ke tingkat Nasional.
menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan
BKSAUA mengakomodir keterwakilan
masyarakat dalam bentuk rekomendasi
Pimpinan/ Tokoh-tokoh agama yang ada
sebagai bahan kebijakan kepala daerah; dan
untuk menjaga tali silahturahmi. BKSAUA
melakukan sosialisasi peraturan perundang-
mempunyai program-program yang
undangan dan kebijakan di bidang keagamaan
melibatkan semua agama guna mempererat
yang berkaitan dengan kerukunan umat
persaudaraan dan menolak keras isu
beragama dan pemberdayaan masyarakat.
Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-
36
radikalisme agama dan intoleransi yang dapa Implementing organization, Environmental
memecah belah bangsa. factors.
METODE PENELITIAN Informan pada penelitian ini yaitu 8 orang
diambil dari Unsur pemerintah yang
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
berwenang yaitu Kepala Kantor Kementerian
yang bersifat deskriptif. Metode penelitian
Agama Kota Tomohon (1 orang), Kepala
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
Badan Kesejahteraan Bangsa dan Politik Kota
untuk memberikan gambaran secara
Tomohon (1 orang) Lembaga Keagamaan
sistematis, faktual, dan akurat tentang kondisi
yakni Pengurus Forum Kerukunan Umat
atau objek yang diteliti. Alasan menggunakan
Beragama Kota Tomohon (1 orang),
metode kualitatif karena, untuk mengukur dan
Presidium Badan Kerjasama Antar Umat
melihat tingkat efektivitas kerja pegawai pada
Beragama Kota Tomohon (1 orang) serta
badan perpustakaan dan arsip daerah
perwakilan Tokoh-tokoh Agama Kota
merupakan masalah yang kompleks, dinamis
Tomohon (4 orang). Dengan mengambil
dan penuh makna, sehingga tidak mungkin
informan tersebut, diharapkan penelitian ini
data pada situasi sosial tersebut dikuantitaskan
dapat memberikan informasi yang lengkap
dalam Sugiono (2011). Moleong (2009)
dan reliabel. Adapun rincian informan adalah
menyebutkan, penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut:
penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh Moleong (2009) mengatakan bahwa salah satu
subyek penelitian (misalnya perilaku, ciri dari penelitian kualitatif ialah peneliti itu
persepsi, tindakan dan lainnya), secara sendiri merupakan instrumen utamanya.
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya ialah
konteks khusus yang alamiah dan dengan data tambahan seperti dokumen dan lain –lain.
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian ini instrumen utama
Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pengumpulan data yaitu peneliti sendiri,
pada kondisi objek yang alamiah dimana sedangkan teknik pengumpulan data yang
peneliti adalah sebagai instrumen kunci. digunakan ialah wawancara (interview) dan
Teknik bersifat induktif dan hasil penelitian dibantu/ditunjang dengan teknik observasi
kualitatif lebih menekankan makna dari pada dan studi dokumentasi.
generelisasi. Penellitian ini merupakan penelitian yang
Semua data yang diperoleh melalui sumber bersifat kualitatif, sehingga data yang
dokumentasi merupakan informasi yang dapat terkumpul dalam penelitian ini diolah dan
dijadikan narasumber data, karena dianggap dianalisis secara kualitatif dengan
menguasai bidang permasalahan dan menggunakan kata-kata yang disusun ke
berhubungan erat dengan pelaksanaan seluruh dalam teks yang diperluas. Dalam hal ini
kegiatan untuk mempermudah penyelesaian teknis analisis kualitatif yang digunakan ialah
masalah dalam penelitian. Jenis sumber data model analisis interaktif dimana data yang
yang digunakan menjadi dua bagian yaitu: diperoleh akan disajikan dalam bentuk narasi.
data primer dan data sekunder. Menurut Miles dan Hubermann (1992) ,
analisis model interaktif memungkinkan
Konsep yang menjadi fokus kajian dalam
seorang peneliti yang kaku dari pengumpulan
penelitian ini ialah Implementasi Kebijakan
data, dilanjutkan ke reduksi data, penyajian
Toleransi antar Umat Beragama di Kota
data, dan berakhir pada penarikan
Tomohon, yaitu melihat penerapan kebijakan-
kesimpulan/verifikasi.
kebijakan strategis Pemerintah sesuai 4 aspek
yakni; Idealized policy, Target groups, Kebenaran atau validitas harus dirasakan
merupakan tuntutan yang terdiri dari tiga hal

37
menurut Alwasilah (dalam Bachri, 2010:54) dapat berkembang. Pada tahun 2017 Kota
yakni: Deskriptif, Interpretasi, dan Teori Tomohon berhasil meraih “Harmony
dalam penelitian kualitatif. Untuk menetapkan Awards” oleh Kementerian Agama Republik
keabsahan data diperlukan teknik Indonesia dan diikuti pada tahun 2018
pemeriksaaan. Pelaksanaan teknik kembali berhasil meraih predikat “Kota
pemeriksaaan data didasarkan atas sejumlah Toleran” oleh Kementerian Dalam Negeri
kriteria tertentu. Menurut Bachri (2010:55) berdasarkan penelitian Indeks Kota Toleran
ada 4 (empat), yaitu: Derajat kepercayaan (IKT) dari Setara Institue. Implementasi
(credibility, Keteralihan (transferability), kebijakan toleransi antar umat beragama di
Kebergantungan (dependabiliy),Kepastian Kota Tomohon berdasarkan hasil penelitian
(confirmability). melalui wawancara, observasi, dan studi
Variabel yang penulis gunakakan adalah kepustakaan menunjukan bahwa kebijakan
Kepastian (confirmability). Objektivitas sudah berjalan dengan baik akan tetapi masih
pengujian kualitatif disebut juga dengan uji ada aspek yang belum maksimal. Toleransi
confirmability penelitian. Suatu Penelitian antar umat beragama ini sangat dijunjung
dapat disimpulkan objektif jikalau telah tinggi dan menjadi salah satu program
mencapai kesepakatan banyak orang. prioritas Pemerintah Kota Tomohon dengan
Penelitian kualitatif uji confirmability berarti juga hadirnya predikat Kota Tomohon sebagai
menguji hasil penelitian yang dikaitkan kota religius, kota pendidikan, kota pariwisata
dengan proses yang telah dilakukan. Apabila dunia serta kota toleran.
hasil penelitian merupakan fungsi dari proses Dalam penelitian ini hasil kebijakan dilihat
penelitian yang dilakukan, maka penelitian dari 4 aspek, yaitu: Idealized Policy, Target
tersebut telah memenuhi standar Groups, Implementing Organization,
confirmability. Validitas atau keabsahan data Enviromental factors. 4 aspek tersebut akan
adalah data yang tidak berbeda antara data menjelaskan tentang Implementasi Kebijakan
yang diperoleh oleh penulis dengan data yang Toleransi Antar Umat Beragama di Kota
terjadi sesungguhnya pada objek penelitian Tomohon.
sehingga keabsahan data yang telah disajikan a. Idealized Policy:
dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Robbins dan Judge
HASIL DAN PEMBAHASAN (2008:91) Idealized Influence atau pengaruh
Implementasi kebijakan toleransi antar umat ideal adalah perilaku pemimpin yang
beragama di Kota Tomohon merupakan memberikan visi dan misi, memunculkan rasa
kebijakan yang dilakukan sesuai dengan bangga, serta mendapatkan respek dan
Peraturan Bersama Menteri Agama Dan kepercayaan bawahan. Idealize influence
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 disebut juga sebagai pemimpin yang
Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala kharismatik, dimana pengikut memiliki
Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam keyakinan yang mendalam pada
Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, pemimpinnya, merasa bangga bisa bekerja
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat dengan pemimpinnya dan memercayai
Beragama, Dan Pendirian Rumah Ibadat. kapasitas pemimpinnya dalam mengatasi
Implementasi kebijakan ini adalah hal paling setiap permasalahan. Menurut Agustino
mendasar dimana toleransi merupakan dasar (2016:7) kebijakan (Policy) adalah
dari kemajuan suatu daerah. Dengan toleransi serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
yang tinggi maka menciptakan suasana suatu oleh seseorang, kelompok atau pemerintah
daerah yang tenteram sehingga nyaman untuk dalam suatu lingkungan tertentu di mana
didatangi investor maupun wisatawan terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-
sehingga berbagai sektor-sektor strategis kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan

38
(kesempatan-kesempatan) di mana kebijakan semangat nasionalisme lewat toleransi antar
tersebut diusulkan agar berguna dalam umat beragama.
mengatasinya untuk mencapai tujuan yang b. Target Groups:
dimaksud. Dengan kata lain bahwa kebijakan
Menurut Ali Hasan (2008:191) Target adalah
yang diimplementasikan ke dalam bentuk
sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran,
program-program bersamaan dengan
yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen
landasan hukum yang berlaku. Pada variabel
untuk dilayani. Menurut Soerjono
ini dibahas segala macam regulasi, kebijakan,
Dirdjosisworo (2001:45) Kelompok (groups)
program yang berlaku dan diterapkan dalam
adalah individu –individu yang hidup
rangka toleransi antar umat beragama
bersama dalam satu ikatan, yang dalam satu
Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan ikatan terjadi interaksi sosial dan ikatan
oleh informan bahwa program-program yang organisasi antar anggota masing-masing
sudah dijalankan oleh pemerintah yang kelompok sosial . Sehingga target groups
berkolaborasi dengan lembaga keagamaan merupakan orang-orang atau pihak-pihak
dan masyarakat seperti dialog pemerintah yang langsung dipengaruhi oleh kebijakan
dengan masyarakat lewat aparat kecamatan yang ada dan yang harus mengadopsi pola-
dan kelurahan secara rutin. Maupun pola interaksi sebagaimana yang diharapkan
sosialisasi dan pembinaan yang melibatkan oleh perumus kebijakan. Pada variabel ini
aparat kepolisian dan lembaga keagamaan dilihat bahwa kelompok sasaran adalah
secara rutin sampai ketingkat kelurahan dan indikator utama berhasil atau tidaknya suatu
juga sering masuk dalam komunitas anak kebijakan yang berlaku.
muda lewat sosialisasi langsung di sekolah-
Dalam kebijakan ini, tentu saja masyarakatlah
sekolah maupun universitas untuk terusnya
yang adalah bagian dari umat beragama yang
terus dibina dan dijaga. Kemudian program
menjadi sasaran utama. Masyarakat Kota
“Kelurahan Sadar Kerukunan” yang
Tomohon memiliki citra yang ramah serta
dilaksanakan di Kelurahan Tumatangtang,
menerima perbedaan yang ada. Sebagai kota
menjadi sebuah efektivitas yang berdampak
toleran tentu tidak pernah dijumpai
jangka panjang dimana jiga terus ditanamkan
perkembangan intoleransi di kota ini.
maka akan menjadi kekuatan Kota Tomohon
Masyarakat yang majemuk namun saling
di masa yang akan datang teristimewa dalam
memahami satu sama lain tanpa memandang
menghadapi era industri 4.0 dan
suku, ras dan agama membentengi diri dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju
kerukunan yang ada sehingga sulit untuk
serta arus globalisasi yang dinamis.
dimasuki oleh paham-paham serta kelompok
Implementasi Kebijakan ini akan sangat
radikalisme dan terorisme. Ini dibuktikan
berdampak dan bersinggungan langsung
lewat konsistensi pemerintah berkolaborasi
dengan sektor-sektor strategis yang dapat juga
dengan aparat kepolisian untuk mencegah
memajukan Kota Tomohon menjadi kota yang
timbulnya paham-paham dan doktrin
semakin maju di era yang akan datang.
terlarang seperti radikalisme dan juga tetap
Pemerintah menyadari bahwa perkembangan
mencegah dan menolak keras masuksnya
arus teknologi harus didasari dengan
terorisme di Kota Tomohon. Kehidupan sosial
pemahaman akan falsafah bangsa yaitu
masyarakat yang saling menerima perbedaan
Pancasila yang didalamnya mengandung
menjadi nilai-nilai baik yang bisa dicontohi
makna kebhinekaan dalam semboyan
oleh daerah lain. Pada kehidupan sehari-hari
“Bhineka Tunggal Ika” inilah yang menjadi
memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada
acuan Pemerintah untuk fokus membangun
gesekan-gesekan kecil yang berdasar dari
suasana lingkungan sosial masyarakat yang
kesalahpahaman antar pribadi. Tetapi hal-hal
aman, damai, tentram serta menjunjung tinggi
demikian adalah hal yang biasa dalam

39
dinamika sosial yang tidak luput dari Kota suatu kebijakan dan pengambil kebijakan
Tomohon. Namun sampai saat ini suasana yang strategis untuk diterapkan.
Kota Tomohon dapat dilihat aman, tentram, Sebagai pihak pelaksana dan
nyaman dan selalu mendahulukan Tuhan penanggungjawab kegiatan ini, maka
dalam setiap kegiatan. Misalnya dapat dilihat pemerintah baik Kementerian Agama Kota
dalam berbagai macam kegiatan keagamaan Tomohon maupun Pemerintah Kota Tomohon
maupun kegiatan kemasyarakatan dimana dan lembaga keagamaan seperti Forum
sebelum kegiatan dimulai pasti selalu Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta
didahului dengan ibadah sesuai dengan Badan Kerjasama Antar Umat Beragama
kaidah-kaidah yang berlaku dan sesuai dengan (BKSAUA) yang sangat berperan dalam
kondisi keadaan yang ada. Dapat juga dilihat merancang seatiap program yang ada
pada saat sambutan-sambutan dalam acara kemudian melaksanakannya. Pada tahap
kemasyarakatan yang selalu didahului dengan perancangannya tentunya para implementor
salam untuk semua agama yang ada. Seperti berusaha untuk menilai situasi yang ada di
contoh “ Salam Sejahtera dalam Tuhan Yesus Kota Tomohon. Seperti mencari program
Kristus Syalom, Assalamualaikum yang sesuai untuk mempertahankan prestasi
Warahmatullahi Wabarakatuh, Om Kota Tomohon yang sudah berhasil diraih.
Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Konsistensi pemerintah juga nampak lewat
Kebajikan”. Hal-hal kecil seperti ini yang dibentuknya turunan lembaga keagamaan
dinilai masyarakat bahwa sebagai suatu seperti pemuda lintas agama dan perempuan
kehormatan bagi umat beragama di Kota lintas agama. Ini membuktikan bahwa
Tomohon. Ditambah juga dengan kehadiran jangkauan dari lembaga keagamaan
pemerintah dalam acara-acara keagamaan sebelumnya harus segera ditambah lini dari
tanpa melihat agama yang ada. Dan dilakukan tupoksinya secara lebih spesifik. Maka
secara adil dan merata disemua golongan daripada itu, pemerintah terus fokus dalam
agama di Kota Tomohon. memberikan jaminan kehidupan kerukunan
c. Implementing Organization: bagi setiap masyarakat secara bebas untuk
Menurut Cleaves dalam Wahab (2008;187) beribadah dan memeluk agamanya.
implementasi itu mencakup proses bergerak Pemerintah Kota Tomohon tentu menyadari
menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah bahwa kekuatan ini sangat penting untuk terus
administratif dan politik. Keberhasilan atau di pelihara bahkan dilestarikan menjadi
kegagalan implementasi sebagai demikian sebuah harta yang tak ternilai. Karena
dapat dievaluasi dari sudut kemampuannya alangkah indahnya hidup di suatu daerah yang
secara nyata dalam meneruskan atau penuh akan kedamaian dan kerukunan. Setiap
mengoperasionalkan program-program yang aspek kehidupan pasti akan lebih bernilai dan
telah dirancang sebelumya. Menurut bermakna dalam kerangka NKRI.
Hasibuan (2013:24) organisasi adalah suatu d. Enviromental Factors:
sistem perserikatan formal, berstruktur dan Menurut Jonny Purba (2005:20)
terkooordinasi dari kelompok orang yang lingkungan (enviromental) adalah wilayah
bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. yang menjadi tempat berlangsungnya
Sehingga dapat diartikan bahwa bermacam-macam kegiatan baik berupa
implementing organization yakni badan- interaksi sosial antar berbagai kelompok dan
badan pelaksana atau unit-unit birokrasi pranatanya serta aktivitas lainnya yang
pemerintah yang bertanggungjawab dalam dipengaruhi simbol serta nilai yang berlaku.
implementasi kebijakan. Pada variabel ini Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dilihat bahwa pemerintah dan lembaga (2018) faktor (factors) adalah keadaan atau
keagamaan sebagai ujung tombak pelaksana peristiwa yang ikut menyebabkan atau

40
mempengaruhi terjadinya sesuatu.Sehingga Kebijakan Toleransi Antar Umat Beragama
dapat diartikan bahwa enviromental factors sudah berjalan dengan maksimal dan bisa
yakni unsur-unsur dalam lingkungan yang dijadikan contoh dari daerah lain , dilihat dari
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh hasil hasil implementasi kebijakan tersebut.
implementasi kebijakan, seperti aspek PENUTUP
budaya, sosial, politik, ekonomi dll. Pada
Kesimpulan
variabel ini juga dilihat dapat sangat
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka
menentukan suatu kebijakan berhasil atau
gagal. Budaya adalah faktor utama dalam dapat ditarik kesimpulan yang dilihat dari
proses implementasi dan hasil dari kebijakan
kebijakan ini dengan budaya yang toleran
yaitu sebagai berikut:
menciptakan keberhasilan diberbagai macam
bidang lainnya. a. Kebijakan yang diimplementasikan dalam
Toleransi antar umat beragama di Kota program-program oleh Pemerintah Kota
Tomohon, FKUB dan BKSAUA belum
Tomohon bukanlah sebuah slogan semata
berjalan dengan maksimal dikarenakan
namun sudah menjadi sebuah budaya dan
kebiasaan serta tradisi yang sudah berlaku di belum adanya peraturan daerah yang
mengatur tatanan kehidupan umat
masyarakat. Sehingga jika dipahami bahwa
beragama.
jika suatu budaya sudah melekat akan sulit
untuk diubah. Inilah hal positifnya dimana b. Masyarakat Kota Tomohon sangat menjaga
budaya toleransi antar umat beragama sudah toleransi antar umat beragama dan
melekat dan akan sulit untuk dihilangkan. menolak keras isu-isu hoax, paham-paham
Dengan kerukunan ini maka para pelaku radikalisme dan terorisme yang sering
usaha seperti pedagang tidak akan takut untuk mencoba merusak kerukunan yang ada.
berjual karena diyakini bahwa para konsumen c. Pemerintah dan lembaga keagamaan saling
tidak akan melihat perbedaan untuk berkolaborasi untuk menjalankan
kelangsungan ekonomi ini. Sehingga juga kebijakan yang ada dengan baik, dan tetap
secara berkelanjutan menambah laju menolak keras berbagai macam ancaman
percepatan pertumbuhan ekonomi di Kota dan isu-isu yang berusaha merusak
Tomohon. Dengan lingkungan yang terbuka toleransi antar umat beragama.
terhadap perbedaan maka terciptanya suasana d. Toleransi antar umat beragama sudah
daerah yang aman dan damai yang membuat menjadi budaya dan kebiasaan dari
para wisatawan dan investor datang dengan masyarakat Kota Tomohon sehingga
hati yang terbuka sehingga memajukan juga budaya ini yang kemudian mempengaruhi
sektor pariwisata. Memang disadari bahwa pertumbuhan ekonomi dan pariwisata serta
dengan segala prestasi ini maka akan kebijakan politik yang baik.
munculnya hal-hal yang berusaha
Saran
memanfaatkan lingkungan sosial kota toleran
ini seperti sentimen politik untuk kepentingan Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian,
pribadi. Tapi diyakini bahwa baik pemerintah maka saran yang penulis dapat sampaikan
dan komponen masyarakat akan secara keras kepada Pemerintah yakni Kementerian
untuk menolak berbagai hal tersebut. Dan Agama Kota Tomohon, Pemerintah Kota
terus memelihara hal-hal yang baik untuk Tomohon, Forum Komunikasi Umat
Toleransi yang semakin erat. Beragama (FKUB), serta Badan Kerjasama
Antar Umat Beragama (BKSAUA), yaitu:
Empat Aspek tersebut saling
berkaitan satu sama lain dan tidak dapat a. Implementasi program “kelurahan sadar
dipisahkan, sehingga hasil penelitian secara kerukunan” perlu diperluas di seluruh
umum menggambarkan bahwa Implementasi kelurahan di Kota Tomohon agar
kesadaran masyarakat dalam menjalankan

41
kebijakan toleransi antar umat beragama Hasan, A. 2008, Marketing, Yogyakarta:
semakin tinggi. Media Utama.
b. Perlu adanya peraturan daerah yang Hasibuan, S.P.M. 2013. Manajemen Sumber
mengatur tatanan kehidupan sosial umat Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
beragama di Kota Tomohon. Aksara.
c. Masyarakat tetap mempertahankan nilai- Hermawati.R, Paskarina.C, Runiawati.N,
nilai yang sudah ditanamkan dan jangan 2016. Toleransi Antar Umat Beragama
sampai diprovokasi oleh isu-isu yang di Kota Bandung. Jurnal Antropologi
berusaha merusak toleransi antar umat UNPAD 1(02)
beragama. https://Administrasinegaradanpolitik.blogspo
d. Pemerintah dan lembaga keagamaan tetap t.com/. Diakses 08 Januari 2020.
berkolaborasi menjaga dan https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses 08
mempertahankan pembinaan masyarakat Januari 2020.
dalam manjaga dan melestarikan toleransi
https://SULUT.Kemenag.go.id/. Diakses 08
antar umat beragama.
Januari 2020.
e. Budaya toleransi antar umat beragama ini
https://www.setara-institute.org/. Diakses 08
senantiasa dirawat dan ditingkatkan karena
Januari 2020.
berkat budaya ini maka sektor-sektor
Islamy, M. I.. 2001. Prinsip-prinsip
strategis yang ada seperti ekonomi, sosial,
pariwisata, politik dll menjadi lebih baik. Perumusan Kebijaksanaan Negara.
Bandung: PT. Bina Aksara.
Kalangi.P, Tampi.G.B , Londa.V , 2017.
Implementasi Kebijakan Pelimpahan
DAFTAR PUSTAKA Wewenang Bupati Kepada Camat Di
Agustino, L. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan Kantor Kecamatan Kawangkoan Utara
Publik. Bandung: Alfabeta. Kabupaten Minahasa. Jurnal
Bachri, B. S. 2010. Meyakinkan Validitas Administrasi Publik FISIP UNSRAT
Data Melalui Triangulasi pada 3(046)
Penelitian Kualitatif. Surabaya : Londa. V, 2016. Implementasi Kebijakan
Universitas Negri Surabaya. Pendidikan Dasar Daerah Kepulauan
Badjuri. dan Y. Teguh. 2002. Kebijakan (Studi Di Kabupaten Kepulauan Talaud
Publik, Semarang: UNDIP. Provinsi Sulawesi Utara). Jurnal
Sosiohumaniora UNPAD 18(3)
Bungin, B. 2010. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta:Rajawali Pers. Mahmud, M.M.D. 2017. Pancasila Dalam
Pusaran Globalisasi. Yogyakarta: LKIS
Dimont, M. I. 2017. Yahudi, Tuhan dan
Pelangi Aksara.
Sejarah. Jakarta: IRCiSoD.
Miles, B. M. dan M. Huberman. 1992.
Dirdjosisworo, S.2001. Pengantar Ilmu
Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
Hukum. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Tentang Metode-metode Baru. Jakarta:
Dye, T. R. 1992. Understanding Public Policy. UIP.
USA : Prentice-Hall, INC.,Englewood
Moleong, L. J. 2009. Metode Penelitian
Cliffs, NJ.
Kualitatif. Bandung: Remaja
Grindle, M. S. 1980. Politics and Policy
Rosdakarya.
Implementation in The Third World.
Nugroho, R.D. 2010. Public Policy. Jakarta:
New Jersey: Princeton University
PT Elex Media Komputindo.
Press.
Osborn, K. 1993. Tolerance. New York: TP

42
Purba, J. 2005. Pengelolaan Lingkungan Solichin, A.W. 2008, Analisis Kebijakan :
Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Dari formulasi Ke Implementasi
Indonesia. Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Aksara.
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003
2006 tentang Pedoman Pelaksanaan tentang Pembentukan Kabupaten
Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Minahasa Selatan dan Kota Tomohon
Daerah Dalam Pemeliharaan di Provinsi Sulawesi Utara.
Kerukunan Umat Beragama, Utami.S.R, 2018. Implementasi Nilai–Nilai
Pemberdayaan Forum Kerukunan Toleransi Antar Umat Beragama Pada
Umat Beragama, Dan Pendirian Rumah Lembaga Pendidikan Nonmuslim
Ibadat. (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018)
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Jurnal Pendidikan Agama Islam IAIN
Pencegahan Penanggulangan Plagiat di Salatiga
Perguruan Tinggi. Winarno, 2012. Pendidikan Pancasila di
Robbins, S.P, dan Judge. 2008. \Perilaku Perguruan Tinggi (Panduan Praktis
Organisasi, Salemba Empat, Jakarta Pembelajaran). Surakarta: Yuma
Subarsono, A.G. 2015, Analisis Kebijakan Pustaka.
Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Soamole.M, Rorong.A, Rompas.S. 2015.
Implementasi Kebijakan Etika Pegawai
Negeri Sipil di Sekretriat Daerah
Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi
Maluku Utara. Jurnal Administrasi
Publik FISIP UNSRAT 2(029)

43

You might also like