You are on page 1of 17

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM

MEMBINA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KOTA BENGKULU

Syahril
Prodi Filsafat Agama Program Pascasarjana IAIN Bengkulu
Email: syahrilbuyung@yahoo.co.id

Abstract: This study raised the issue of the role of religious harmony forum and enabling and inhibiting factors
in fostering religious harmony in the city of Bengkulu. From the results of this study indicate that there has been
dialogue, socialization Joint Regulation of the Minister, gave a written recommendation on the request for the
establishment of houses of worship, fostering inter-religious harmony, internal religious communities and
religious groups and the government. But success in fostering religious harmony is still far from expectations
and can be said to be ineffective, it can be seen still rarely do inter-religious dialogue, no socialization laws on
religious harmony to society, there has been no specific action in order the house of worship that no permit.
Supporting factors in fostering religious harmony awareness, motivation, mutual understanding and tolerance
between religious communities, the support of the Mayor by providing secretariat building facilities. While the
limiting factor in fostering religious harmony in the city of Bengkulu is the infrastructure is not yet complete,
the attitude of religious communities to theology, the political interests that carry the name of religion, and
attitudes toward religious fanaticism.
Keywords: harmony, religious

Abstrak: Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang peranan forum kerukunan umat beragama dan
faktor pendukung dan penghambat dalam membina kerukunan umat beragama di Kota Bengkulu. Dari
hasil penelitian ini menunjukan bahwa telah dilakukan dialog, sosialisasi Peraturan Bersama Menteri,
memberi rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat, membina kerukunan antar umat
beragama, intern umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah. Namun keberhasilan dalam
membina kerukunan umat beragama masih jauh dari harapan dan dapat dikatakan tidak efektif, hal ini dapat
dilihat masih jarang melakukan dialog lintas agama, belum ada sosialisasi peraturan perundangan tentang
kerukunan umat beragama sampai ke lapisan masyarakat, belum ada tindakan khusus dalam menertibkan
rumah ibadah yang tidak ada izin. Faktor pendukung dalam membina kerukunan umat beragama adanya
kesadaran, motivasi, saling pengertian dan sikap toleransi antar umat beragama, dukungan dari Walikota
dengan memberi fasilitas gedung sekretariat. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam membina
kerukunan umat beragama di Kota Bengkulu adalah sarana dan prasarana yang belum lengkap, sikap umat
beragama yang terhadap teologi agama, adanya kepentingan politik yang membawa nama agama, dan sikap
fanatisme terhadap agama.
Kata kunci: kerukunan, umat beragama

67
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

Pendahuluan keterlibatan para tokoh masyarakat dan pejabat


Agama memiliki kedudukan dan peran birokrasi pemerintahan.
yang sangat penting dalam kehidupan bangsa FKUB merupakan lembaga keagamaan yang
Indonesia. Pengakuan akan kedudukan dan peran menjadi mitra Kementerian Agama, lembaga
penting agama ini tercermin dari penetapan keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia
prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila (MUI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
pertama falsafah negara Pancasila, yang juga (PGI), Konferensi Wali gereja Indonesia (KWI),
dipahami sebagai sila yang menjiwai sila-sila Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI),
Pancasila lainnya. Oleh sebab itu, pembangunan Perwakilan Umat Buddha (WALUBI) dan
agama bukan hanya merupakan bagian integral Konghucu. Melalui keenam lembaga keagamaan
pembangunan nasional, melainkan juga bagian ini, Kementerian Agama menggali pemikiran para
yang seharusnya melandasi dan menjiwai pemuka agama untuk merumuskan kebijakan
keseluruhan arah dan tujuan pembangunan mengenai kehidupan beragama.
nasional. Kota Bengkulu sebagai salah satu Kota yang
Inspirasi dan aspirasi keagamaan tercermin memiliki masyarakat yang sangat heterogen
dalam rumusan Pancasila dan Undang-Undang dan memiliki beragam potensi, untuk itu FKUB
Dasar 1945. Di dalam Pasal 29 UUD 1945 senantiasa dituntut untuk memberdayakan
dinyatakan bahwa (1) Negara berdasar atas dan meningkatkan kerukunan umat beragama.
Ketuhanan Yang Maha Esa dan (2) Negara Saat ini kondisi kerukunan umat beragama di
Wilayah Kota Bengkulu cukup kondusif. Hal ini
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
merupakan salah satu tantangan bagi pemerintah
untuk memeluk agamanya masing-masing
Kota Bengkulu untuk memelihara kondisi yang
dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kondusif mengingat kerukunan umat beragama
kepercayaan itu.
merupakan modal awal pemerintah daerah dalam
Upaya pembinaan kerukunan hidup ber- menjalankan program-program pembangunan.
agama telah dimulai sejak tahun 1965, dengan
Kota Bengkulu saat ini mengalami kemajuan
ditetapkannya Penetapan Presiden Nomor 1
yang cukup pesat, oleh karena itu peran FKUB
Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
dalam membina kerukunan umat beragama di
dan/atau Penodaan Agama yang kemudian di-
Kota Bengkulu saat ini menjadi harapan untuk
kukuhkan menjadi Undang-Undang Nomor 5
menjawab setiap permasalahan dan tantangan
Tahun 1969. Pada zaman pemerintahan orde baru,
sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi,
pemerintah senantiasa memprakarsai berbagai
politik, budaya, dan lainnya dalam masyarakat.
kegiatan guna mengatasi ketegangan dalam
Kendati memiliki multi-agama, seperti Islam,
kehidupan beragama, agar kerukunan hidup
Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu,
beragama selalu dapat tercipta, demi persatuan
masyarakat Kota Bengkulu hidup berdampingan
dan kesatuan bangsa serta pembangunan.
dan berkomunikasi satu sama lain. Meskipun
selanjutnya disempurnakan isinya dan tertuang masyarakat Kota Bengkulu mayoritas menganut
dalam peraturan bersama Menteri Agama dan agama Islam, tetapi mereka hidup rukun dengan
Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan 9 Tahun 2006. masyarakat agama lainnya.
Kerukunan umat beragama merupakan Melalui FKUB yang bertanggung jawab terhadap
modal yang sangat berharga bagi kelangsungan masalah kerukunan umat beragama di wilayah
kehidupan seluruh masyarakat. Kerukunan umat Kota Bengkulu merupakan kesempatan yang
beragama adalah sesuatu yang dinamis yang strategis untuk semakin memberikan pemahaman
dapat berubah sesuai dengan perilaku para yang komprehensif mengenai membina hubungan
pendukungnya. Oleh karena itu peran FKUB, umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
pemimpin agama dan juga tokoh masyarakat di pengertian, saling menghormati dan saling
Kota Bengkulu memegang peranan penting dalam menghargai. Untuk itu diperlukan strategi-strategi
menjaga kerukunan dan keharmonisan. Disinilah konkrit yang harus dilakukan yang diharapkan
arti pentingnya kerukunan dan hubungan antar mampu mengendalikan dan menstabilisir umat
agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan serta
umat beragama yaitu hubungan komunikatif
kerukunan dan keharmonisan umat.
yang tidak terbatas pada tokoh agama tapi juga

68
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

Masalah yang sering mengusik kerukunan Metodologi Penelitian


umat beragama di Kota Bengkulu adalah masalah Spesifikasi Penelitian
pendirian rumah ibadah. Antara lain di Kelurahan Penelitian ini merupakan penelitian yang
Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu di menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa
lingkungan mayoritas muslim, ada pembangunan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
gereja. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dan perilaku yang dapat diamati.1 Penelitian
dari beberapa anggota masyarakat setempat ini bermaksud untuk mendeskripsikan secara
penduduk yang beragama nasrani yang ada di sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
sekitar bukanlah umat yang akan dilayani oleh fakta, situasi atau kejadian-kejadian dan
gereja yang akan dibangun. Sedangkan jemaat karakteristik tentang peranan forum kerukunan
gereja yang yang tinggal di lingkungan tempat umat beragama (FKUB) dalam membina
pembangunan gereja itu hanya 5 keluarga. kerukunan umat beragama di Kota Bengkulu.
Pembangunan gereja ini belum mendapatkan
izin dari FKUB Kota Bengkulu dan mendapat
Lokasi Penelitian
penolakkan dari masyarakat sekitar karena
tidak mendapat izin bangunan. Mereka berharap FKUB Kota Bengkulu, dan dokumen-dokumen
peran FKUB dengan melibatkan berbagai yang berkaitan dengan penelitian.
elemen masyarakat termasuk di dalamnya
tokoh atau pemuka agama dituntut untuk ikut Metode Pengumpulan Data
serta memecahkan permasalahan yang terjadi Pengumpulan data dalam penelitian ini penulis
dengan mewadahi berbagai kepentingan yang menggunakan teknik wawancara, observasi dan
terkait dengan masalah tersebut. dokumentasi.

Rumusan Masalah Tinjauan Pustaka


1. Bagaimana peranan forum kerukunan umat Kerukunan Umat Beragama Menurut Agama
beragama (FKUB) dalam membina kerukunan Islam
umat beragama di Kota Bengkulu? Kerukunan umat beragama dalam Islam yakni
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasal
penghambat forum kerukunan umat beragama dari kata dasar “Akhu” yang berarti saudara,
(FKUB) dalam membina kerukunan umat teman, sahabat, kata “Ukhuwah” sebagai kata
beragama di Kota Bengkulu? jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi
kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan,
dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan
Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Islamiyah berasal dari kata Islam yang dalam
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, hal ini menjadi atau memberi sifat Ukhuwah,
menganalisis peranan forum kerukunan umat sehingga jika dipadukan antara kata Ukhuwah
beragama (FKUB) dalam membina kerukunan dan Islamiyah akan berarti persaudaraan islam
umat beragama di Kota Bengkulu. Mengetahui apa atau pergaulan menurut Islam.2 Dapat dikatakan
saja yang menjadi pendukung dan penghambat bahwa pengertian ukhuah Islamiyah adalah
forum kerukunan umat beragama (FKUB) dalam gambaran tentang hubungan antara orang-orang
membina kerukunan umat beragama di Kota islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara
Bengkulu yang satu dengan yang lain seakan akan berada
Kegunaan penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam satu ikatan. Dengan demikian maka kita
dan menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam ditakdirkan Allah Sebagai makhluk sosial yang
studi pemikiran Islam tentang kerukunan umat membutuhkan hubungan dan interaksi sosial
beragama. Diharapkan bermanfaat bagi para dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial,
pengambil kebijakan ke depan dalam rangka
peningkatan peranan FKUB dalam membina
1
kerukunan umat beragama dan pemberdayaan Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta.
Grafindo Persada. 2004). h. 4.
masyarakat. 2
Ali Nurdin. Qur’anic Societi menelusuri konsep masyarakat
yang ideal dalam Al-Qur’an. (Jakarta. Erlangga. 2006) h. 157.

69
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

manusia memerlukan kerja sama dengan orang umat Islam sekarang ini adalah rendahnya rasa
lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kesatuan dan persatuan sehingga kekuatan
kebutuhan material maupun spiritual. Ajaran mereka menjadi lemah. Salah satu sebab
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja rendahnya rasa persatuan dan kesatuan di
sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan kalangan umat Islam adalah karena randahnya
sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam penghayatan terhadap nilai-nilai Islam.
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam Persatuan di kalangan muslim tampaknya
dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa belum dapat diwujudkan secara nyata. Perbedaan
batasan ras, bangsa, dan agama. kepentingan dan golongan seringkali menjadi
sebab perpecahan umat. Perpecahan itu biasanya
a. Kerja sama intern umat beragama diawali dengan adanya perbedaan pandangan
Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah di kalangan muslim terhadap suatu fenomena.
satu ajaran yang mendapat perhatian penting Dalam hal agama, di kalangan umat islam
dalam islam. Al-qur’an menyebutkan kata yang misalnya seringkali terjadi perbedaan pendapat
mengandung arti persaudaraan sebanyak 52 kali atau penafsiran mengenal sesuatu hukum yang
yang menyangkut berbagai persamaan, baik kemudian melahirkan berbagai pandangan atau
persamaan keturunan, keluarga, masyarakat, madzhab. Perbedaan pendapat dan penafsiran
bangsa, dan agama. Ukhuwah yang islami dapat pada dasarnya merupakan fenomena yang
dibagi kedalam empat macam, yaitu: biasa dan manusiawi, karena itu menyikapi
• Ukh u wa h ’ u b u di y a h a ta u sa u da ra perbedaan pendapat itu adalah memahami
sekemakhlukan dan kesetundukan kepada berbagai penafsiran4.
Allah. Untuk menghindari perpecahan di kalangan
• Ukhuwah insaniyah (basyariyah), dalam arti umat islam dan memantapkan ukhuwah islamiyah
seluruh umat manusia adalah bersaudara, para ahli menetapkan tiga konsep,yaitu:
karena semua berasal dari ayah dan ibu yang 1. Konsep tanawwul al ’ibadah (keragaman cara
sama; Adam dan Hawa. beribadah). Konsep ini mengakui adanya
• Ukhuwah wathaniyah wannasab, yaitu per- keragaman yang dipraktekkan Nabi dalam
saudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. pengamalan agama yang mengantarkan
kepada pengakuan akan kebenaran semua
• Ukhuwwah fid din al islam, persaudaraan
praktek keagamaan selama merujuk kepada
sesama muslim.3
Rasulullah. Keragaman cara beribadah me-
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih rupakan hasil dari interpretasi terhadap
sayang yang ditampilkan bentuk perhatian, perilaku Rasul yang ditemukan dalam riwayat
kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa (hadits).
senasib sepenanggungan. Nabi menggambarkan
2. Konsep al mukhtiu fi al ijtihadi lahu ajrun
hubungan persaudaraan dalam haditsnya yang
(yang salah dalam berijtihad pun mendapatkan
artinya “Seorang mukmin dengan mukmin
ganjaran). Konsep ini mengandung arti bahwa
yang lain seperti satu tubuh, apabila salah satu
selama seseorang mengikuti pendapat seorang
anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh
ulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap
akan merasakan demamnya.” Ukhuwah adalah
diberi ganjaran oleh Allah, walaupun hasil
persaudaraan yang berintikan kebersamaan
ijtihad yang diamalkannya itu keliru. Di
dan kesatuan antar sesama. Kebersamaan
sini perlu dicatat bahwa wewenang untuk
di akalangan muslim dikenal dengan istilah
menentukan yang benar dan salah bukan
ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang
manusia, melainkan Allah SWT yang baru
diikat oleh kesamaan aqidah. Persatuan dan
akan kita ketahui di hari akhir. Kendati
kesatuan sebagai implementasi ajaran Islam
pun demikian, perlu pula diperhatikan
dalam masyarakat merupakan salah satu prinsip
orang yang mengemukakan ijtihad maupun
ajaran Islam.Salah satu masalah yang di hadapi
orang yang pendapatnya diikuti, haruslah
3 4
iih ttp ://la m p u n g.k e m e n a g.go .id /in d e x. iihttp://pormadi.wordpress.com/category/kerukunan-umat-
php?a=artikel&id=15012. diambil tgl. 2 Maret 2014 beragama. diambil tgl. 4 April 2015

70
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

orang yang memiliki otoritaskeilmuan yang satu etnis atau negara merupakan pengingkaran
disampaikannya setelah melalui ijtihad. terhadap makna Islam, sebab ia hanya setia
3. Konsep la hukma lillah qabla ijtihadi al pada nilai kebenaran dan keadilan yang bersifat
mujtahid (Allah belum menetapkan suatu universal.
hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan Dari segi agama, ajaran Islam menunjukkan
seorang mujtahid). Konsep ini dapat kita universalisme dengan doktrin monoteisme
pahami bahwa pada persoalan-persoalan yang dan prinsip kesatuan alamnya. Selain itu tiap
belum ditetapkan hukumnya secara pasti, baik manusia, tanpa perbedaan diminta untuk
dalam al-quran maupun sunnah Rasul, maka bersama-sama menerima satu dogma yang
Allah belum menetapkan hukumnya. Oleh sederhana dan dengan itu ia termasuk ke dalam
karena itu umat islam,khususnya para mujtahid, suatu masyarakat yang homogin hanya denga
dituntut untuk menetapkannya melalui ijtihad. tindakan yang sangat mudah, yakni membaca
Hasil dari ijtihad yang dilakukan itu merupakan syahadat. Jika ia tidak ingin masuk Islam, tidak
hukum Allah bagi masing-masing mujtahid, ada paksaan dan dalam bidang sosial ia tetap
walaupun hasil ijtihad itu berbeda-beda. diterima dan menikmati segala macam hak
Ketiga konsep di atas memberikan pemahaman kecuali yang merugikan umat Islam.
bahwa ajaran Islam mentolelir adanya perbedaan Ditinjau dari segi sosiologi, universalisme Islam
dalam pemahaman maupun pengalaman. Yang ditampakkan bahwa wahyu ditujukan kepada
mutlak itu hanyalah Allah dan firman-fiman- semua manusia agar mereka menganut agama
Nya,sedangkan interpretasi terhadap firman-firman Islam, dan dalam tingkat yang lain ditujukan
itu bersifat relatif. Karena itu sangat dimungkinkan kepada umat Islam secara khususu untuk
untuk terjadi perbedaan. Perbedaan tidak harus menunjukan peraturan-peraturan yang harus
melahirkan pertentangan dan permusuhan. Di mereka ikuti. Karena itu maka pembentukan
sini konsep Islam tentang Islah diperankan masyarakat yang terpisah merupakan suatu akibat
untuk menyelesaikan pertentangan yang terjadi wajar dari ajaran Al-Qur’an tanpa mengurangi
sehingga tidak menimbulkan permusuhan, dan universalisme Islam.6
apabila telah terjadi, maka islah diperankan untuk Melihat Universalisme Islam di atas tampak
menghilangkannya dan menyatukan kembali bahwa esensi ajaran Islam terletak pada peng-
orang atau kelompok yang saling bertentangan. hargaan kepada kemanusiaan secara univarsal
yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan,dan
b. Kerja sama antar umat beragama keadilan dengan mengedepankan kedamaian,
Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam menghindari pertentangan dan perselisian, baik
dalam kehidupan masyarakat tidak selalu hanya ke dalam intern umat Islam maupun ke luar.
dapat diharapkan dalam kalangan masyarakat Dengan demikian tampak bahwa nilai-nilai
muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam ma- ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar
syarakat manapun, sebab secara esensial umat manusia secara universal dengan tidak
ia merupakan nilai yang bersifat universal. mengenal suku bangsa dan agama. Hubungan
Kendatipun dapat dipahami bahwa Isalam antara muslim dengan penganut agama lain
yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja
al-quran dan As-sunnah, tetapi dampak sosial sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua
yang lahir dari pelaksanaan ajaran Islam secara persoalan tersebut merupakan hak intern umat
konsekwen dapat dirasakan oleh manusia secara Islam yang tidak boleh dicamputi pihak lain,
keseluruhan.5 tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu
Demikian pula pada tataran yang lebih luas, dalam kerja sama yang baik. Kerja sama antar
yaitu kehidupan antar bangsa, nilai-nilai ajaran umat bergama merupakan bagian dari hubungan
Islam menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan sosial anatar manusia yang tidak dilarang dalam
guna menyatukan umat manusia dalam suatu ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama ydalam
kesatuan kebenaran dan keadilan. Dominasi salah bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya

5 6
iihttp://lampung.kemenag.go.id, h ttp:/ / dezhi-yblog g er. iih ttp ://la m p u n g.k e m e n a g.go .id /in d e x.
blogspot.com/pengertian-kerukunan-umat-beragama.html. php?a=artikel&id=15012

71
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang Kerukunan antar umat beragama memang
berada dalam ruang lingkup kebaikan. akan terwujud jika masing-masing agama
memiliki prinsip untuk saling menghargai
Kerukunan Umat Beragama Menurut Pandangan agama yang lain. Jika saja tidak demikian
Kristen dan Katolik maka kerukunan tidak akan terwujud. Bukankah
dengan adanya perbedaan maka akan tahu
Sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik
bahwa warna hitam dan putih berbeda. Begitu
sangat menekankan dan turut memperjuangkan
juga dengan agama. Perbedaan agama yang
kerukunan dan toleransi antar umat beragama,
ada di Indonesia jangan dijadikan sebagai
karena dan demi keharmonisan, persaudaraan,
penghalang persatuan, namun jadikan sebagai
damai sejahtera, persatuan, dan “keselamatan”
pembanding satu sama lain agar dapat mengikuti
segenap umat manusia. Kerukunan dan toleransi
prinsip yang terbaik menurut keyakinan masing-
antar umat beragama dilihat sebagai suatu
masing.
kebutuhan hakiki dan universal.7
9

Menurut pandangan Dr. Tareq Matree, Direktur


Hubungan Islam Kristen pada Dewan Gereja
Kerukunan Umat Beragama Menurut Pandangan
Dunia, tentang Nasrani dan pertemuannya dengan
Hindu
agama-agama, menyatakan bahwa gereja me- Kerukunan umat beragama berarti antara
mandang masalah-masalah kebersamaan pemeluk-pemeluk agama yang berbeda bersedia
antaragama haruslah dihormati dan saling secara sadar hidup rukun dan damai. Hidup
bantu membantu. Geraja menghormati semua rukun dan damai dilandasi oleh toleransi,
agama bagaikan menghormati seorang teman, saling pengertian, saling menghormati, saling
saling menjaga keimanan masing-masing menghargai dalam kesetaraan dan bekerjasama
dalam menghadapi primordialis. Menanggulangi dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hidup
berbagai tantangan ini merupakan motivasi rukun artinya hidup bersama dalam masyarakat
bersama ketika berbicara tentang pluralisme secara damai, saling menghormati dan saling
agama. Gereja katolik berdasarkan konsili bergotong royong/bekerjasama.10
Vatikan kedua pada tahun 1994 memandang Manusia ditakdirkan Hyang Widdhi sebagai
bahwa kerjasama antar agama dalam wujud makhluk sosial yang membutuhkan hubungan
mengukuhkan kecintaan pada persatuan antar dan interaksi sosial dengan sesama manusia.
manusia dan bangsa. Pada saat sekarang semakin Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan
kuat ketergantungan etnik satu dengan yang lain kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi
yang intinya adalah memuliakan kesatuan umat kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material,
manusia dan persekutuan antar manusia.8 kebutuhan spiritual, maupun kebutuhan akan
rasa aman.11
Kerukunan Umat Beragama Menurut Pandangan Kitab Weda (Kitab suci Umat Hindu) me-
Budha merintahkan manusia untuk selalu menjalankan
Umat Budha menanamkan keyakinan yang Tri Hita Karana Yaitu: selalu berbakti kepada
kokoh kepada Tuhan Yang Maha Esa, Budha, Hyang Widdhi, hidup rukun dengan alam
Dhamma dan Sangha, sehingga terjalin suatu lingkungan, serta hidup rukun dengan sesama
toleransi sesama agama yang ada di Indonesia. umat manusia. Dalam menjalin hubungan dengan
Dasar keyakinan agar terbentuknya suatu umat manusia, diperintahkan untuk selalu rukun
kerukunan umat beragama dalam agama tanpa memandang: ras, kebangsaan, suku,
Budha, diikrarkan oleh raja Asoka Wardana yang agama, orang asing, pribumi maupun pendatang.
merupakan salah satu raja yang berkeyakinan
terhadap Budha.
9
Sarijo BlogThis! Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
7
Pastor Drs. Agus Ulahaiyanan, Pr. Membangun kerukunan Bagikan ke Pinterest
10
dan toleransi antar umat beragama di Maluku. http://dezhi- iihttps://www.google.com/#qkonsep-kerukunan-antar-
m yblogger . bl o g s p ot . c o m/ p e n g e r tian - k er uk unan - umat - umat-beragama-dalam-perspektif-agama-hindu.
beragama.html 11
iiDrs. Ida Bagus Gede Wiyana.http://www.referensimakalah.
8
Syahrin Harahap, Teologi Kerukunan, Jakarta. Prenada.h. 18 com./2013/03.
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

Membangun Dialog Antar Agama masalah-masalah yang muncul atau dihadapi


Dalam konteks ini dialog antar agama me- oleh masing-masing agama sehingga dapat
mainkan peranan yang sangat penting. Bentuk menimbulkan perasaan simpati dan empati
resmi dari dialog ini akan berguna dalam dua atau perasaan terlibat untuk ikut memecahkan
wilayah. Pertama, untuk menemukan dasar persoalan tersebut.14
umum mendekati masalah-masalah dalam Dengan mengedepankan nilai-nilai ke-
masyarakat, seperti kemiskinan, narkotika manusiaan, hubungan sesama penganut agama
dan lingkungan. Kedua, untuk menangani dan lebih mencair karena sekat-sekat teologis yang
menghilangkan masalah-masalah yang muncul selama ini sangat membelenggu kreativitas
diantara komunitas-komunitas beragama.12 Tentu masyarakat dalam mengaktualisasikan diri dapat
saja untuk membina kerukunan umat beragama dipahami secara lebih kritis. Pergaulan antar
akan menjadi point yang paling penting dalam umat beragama bukanlah hal yang tidak mungkin.
masalah ini. Tidak dipungkiri jika dialog hanya Pergaulan antar umat agama justeru merupakan
terbatas pada lingkungan elit, pengaruhnya sebuah kebutuhan seusai dengan kodrat manusia
terhadap masyarakat sendiri juga akan terbatas. yang tidak bisa lepas dari pergaulan. Adanya
Meski demikian, dialog dikalangan elit akan aspek-aspek dan ciri-ciri khusus pada setiap
tetap penting karena sejumlah alasan. Pertama, agama tidak semestinya menjadi kendala bagi
bahwa ia dapat menjadi alat masing-masing penciptaan dialog antar mereka. Di antara
penentu kebijakan atau penentu opini publik pemeluk agama yang berbeda-beda bisa dijalin
untuk saling mengenal. Selain itu dialog juga sebuah dialog dengan berdasarkan aspek
diperlukan untuk membangun kepercayaan dan universal maupun tujuan kebaikan yang sama-
simpati diantara kelompok agama yang berbeda. sama mereka inginkan.
Kedua, dialog antar agama akan mendorong Dialog antar agama yang hakikatnya adalah
kelompok-kelompok yang berbeda naik pada pertemuan hati dan pikiran antar berbagai
tingkatan baru untuk merefleksikan teologi macam agama, merupakan aktualisasi sekaligus
mereka. Perenungan teologis selalu menuntut pelembagaan semangat pluralisme keagamaan.
inspirasi-inspirasi rangsangan-rangsangan baru Dialog antar agama menjadi ajang komunikasi
dari pihak luar atau pandangan dan wawasan dari dua orang atau lebih dalam tingkatan agamis.15
situasi baru yang berbeda dari pola interpretasi Dialog antar agama pada konteks ini tidak
tradisional. mempergunakan pendekatan teologis sesuai
Bentuk dialog yang dikembangkan adalah ciri khas agama masing-masing. Sebab, dialog
dialog teologis, di mana masing-masing pendialog agama dengan pendekatan teologis jelas tidak
memulai perbincangan dengan keberanian akan ketemu. Akan tetapi dialog perlu dibangun
meletakkan iman mereka pada posisi yang dengan membicarakan secara universal tentang
setara. Para pendialog meyakini bahwa pada aspek humanitas, kemanusiaan, keadilan dan ada
tingkat tertentu iman bisa dialogkan oleh semacam apresiasi dari aktualisasi keagamaan
manusia, antar sesama manusia dan dengan orang lain. Melalui cara ini, akan terjalin interaksi
bahasa manusia. Singkatnya, iman itu bersifat yang indah antar agama dan antar kultural.16
dialogis, yang meliputi: pertama, dialog antara Dengan demikian, dialog akan menghasilkan
Tuhan dengan manusia dan kedua, dialog antara pandangan yang lebih positif dan terbuka
sesama manusia.13 Dalam konteks inilah para terhadap pihak lain dan menegakkan landasan
aktivis dialog agama meyakini bahwa dialog yang kuat dalam keimanan seseorang. Dialog-
antar iman itu bukan hanya mungkin tapi juga dialog ini akan memiliki nilai khusus karena
perlu untuk melahirkan pemahaman yang benar selalu menunjukkan bahwa masyarakat beragama
terhadap keyakinan saudara mereka dari lain yang berbeda memiliki nilai-nilai umum bersama
agama. Dengan dialog setiap pihak mengetahui
14
Mun’im A Siiry (ed.), Fiqih Lintas Agama, Membangun
12
Fans Magniz, Memahami hubungan antar agama. Yogyakarta: Masyarakat Inklusif-Pluralis, (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 202.
15
Sukses Offset, 2007. h. 29. Zubaedi, Islam dan benturan Peradaban.(dialog filsafat
13
Komaruddin Hidayat, “Dialog Antar Iman”, dalam Tragedi barat dengan islam dialog peradaban dan dialog agama).
Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Modernisme, (Jakarta: Yogyakarta: Ar Ruz Media. 2007.h.48
16
Paramadina, 1998), h. 189. Zubaedi .... h. 49

73
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

dan harus mampu menghadapi masalah sosial 2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila
berdasarkan pandangan umum yang sama. dia melakukan kesalahan tetapi salahkan
Tema dialog antar umat beragama sebaiknya orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
bukan mengarah pada masalah peribadatan tetapi 3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya
lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, jangan olok-olok mereka karena ini bagian
etika, dan nilai spiritual, supaya efktif dalam dari sikap saling menghormati.
dialog aantar umat beragama juga menghindari 4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain
dari latar belakang agama dan kehendak untuk karena semua orang berhak mendapat fasilitas
memdominasi pihak lain. Model dialog antar yang sama seperti pendidikan, lapangan
umat beragama yang dikemukakan oleh Kimball pekerjaan dan sebagainya.
adalah sebagai brikut:
Dengan memperhatikan cara menjaga
1. Dialog Parlementer (parliamentary dialogue). kerukunan hidup antar umat beragama tersebut
Dialog ini dilakukan dengan melibatkan tokoh- hendaknya kita sesama manusia haruslah saling
tokoh umat beragama di dunia. Tujuannya tolong menolong dan kita harus bisa menerima
adalah mengembangkan kerjasama dan bahwa perbedaan agama dengan orang lain
perdamaian antar umat beragama di dunia. adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang
2. Dialog Kelembagaan (institutional dialogue). multikultural agar kehidupan antar umat beragma
Dialog ini melibatkan organisasi-organisasi bisa terwujud.
keagamaan. Tujuannya adalah untuk men-
diskusikan dan memecahkan persoalan Hasil dan Pembahasan
keumatan dan mengembangkan komunikasi Profil FKUB Kota Bengkulu
di antara organisasi keagamaan. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
3. Dialog Teologi (theological dialogue). Tujuannya Kota Bengkulu di bentuk berdasarkan Keputusan
adalah membahas persoalan teologis filosofis Walikota Bengkulu H.A Chalik Efendi, nomor
agar pemahaman tentang agamanya tidak 261 tahun 2006 ditetapkan pada tanggal 16
subjektif tetapi objektif. Oktober 2006. Ketua pengurus FKUB pada saat
4. Dialog dalam Masyarakat (dialogue in itu dipimpin oleh Drs. H. Amir Hamzah berakhir
society). Dilakukan dalam bentuk kerjasama hingga tahun 2013.17 Kemudian pada tahun 2013
dari komunitas agama yang plural dalam dibentuk kepengurusan yang baru berdasarkan
menylesaikan masalah praktis dalam Surat Keputusan Walikota H. Helmi Hasan,
kehidupan sehari-hari. Nomor: 280 Tahun 2013 yang dipimpin oleh H.
Dialog Kerohanian (spiritual dialogue). Rasyid Ibrahim hingga sekarang.18
Dilakukan dengan tujuan mengembangkan dan Sebagaimana diketahui bahwa pada tanggal
memperdalam kehidupan spirituak di antara 21 Maret 2006 telah ditanda tangani Peraturan
berbagai agama. Cara lain menjaga kerukunan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
hidup antar umat beragama. Indonesia yang Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang
multikultural terutama dakam hal agama membuat pedoman pelaksanaan tugas Kepala Daerah/Wakil
Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan
antar umat beragama. Maka dari itu menjaga umat beragama, dan pendirian rumah ibadat,
kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. maka di Kota Bengkulu juga sejak tahun 2006
Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar telah dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama
umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta (FKUB) Kota Bengkulu dalam rangka membina
kerukunan hidup antar umat beragama dalam kerukunan umat beragama.
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia
misalnya dengan cara sebagai berikut:
17
Dokumentasi, Surat Keterangan Walikota Bengkulu. H.A.
1. Menghilangkan perasaan curiga atau Chalik Efendi. nomor 261 tahun 2006 ditetapkan pada tanggal 16
permusuhan terhadap pemeluk agama lain Oktober 2006. Tentang kepengurusan FKUB Kota Bengkulu tahun
2006-2013.
yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan
18
Dokumentasi, Surat Keterangan Walikota Bengkulu. H.
benci menjadi rasa penasaran yang positif Helmi Hasan, Nomor: 280 Tahun 2013. Tentang kepengurusan
dan mau menghargai keyakinan orang lain. FKUB Kota Bengkulu tahun 2013-2018.

74
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

Tugas-tugas yang diamanatkan kepada FKUB Kepengurusan Forum Kerukunan Umat


Kota Bengkulu, sebagaimana dirinci dalam SK Beragama Kota Bengkulu di bentuk berdasarkan
Walikota ialah melakukan dialog dengan pemuka Surat Keputusan Walikota Nomor: 280 Tahun
agama dan tokoh masyarakat, menampung aspirasi 2013 yang berjumlah 18 orang, yang terdiri dari
ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, ketua, wakil ketua 1, wakil ketua 2, sekretaris
menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan merangkap bendahara, wakil sekretaris, dan
masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai anggota yang mewakili dari lima agama,10 orang
bahan kebijakan walikota, melakukan sosialisasi dari agama Islam, 2 orang dari agama Kristen
perundang-undangan dan kebijakan di bidang dan katholik, 1 orang dari agama Hindu, 1 orang
keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan dari agama Budha.
umat beragama dan pemberdayaan masyarakat Salah satu point dari peraturan bersama
dan memberikan rekomendasi tertulis atas itu adalah pemberdayaan Forum Kerukunan
permohonan pendirian rumah ibadah. Umat Beragama (FKUB). Melihat program kerja
Susunan pengurus FKUB sebagaimana disebut yang menjadi agenda kerja Forum Kerukunan
dalam PBM adalah pemuka agama setempat. Umat Beragama (FKUB), maka semua upaya
Secara umum bahwa pemuka agama setempat yang menyangkut kerukunan umat beragama
diwakili oleh tokoh-tokoh yang ada di Majelis sudah terangkum dalam program kerja Forum
Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-gereja Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Dengan
di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia demikian melalui Forum Kerukunan Umat
(KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Beragama (FKUB) ini diharapkan akan tercipta
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), keamanan dan ketertiban antar umat beragama,
dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia ketentraman dan kenyamanan di lingkungan
(MATAKIN). Dalam kaitannya dengan perwakilan masyarakat berbangsa dan bernegara.
agama-agama tersebut, maka sangat penting jika Terbentuknya FKUB ketika itu adalah murni
dirasakan anggota FKUB sudah merepresentasikan dari aspirasi dan kehendak bersama para tokoh-
umat beragama di wilayahnya, maka menjadi satu tokoh agama yang didasarkan atas keprihatinan
langkah awal agar FKUB dapat diharapkan menjadi dan rasa tanggungjawab yang memandang perlu
jembatan antara masyarakat dan pemerintah dalam adanya forum bersama sebagai wadah untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial keagamaan. berkomunikasi, berinteraksi dan saling bertukar
Berdasarkan PMB Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006 pikiran dan pengalaman satu dengan yang
Pasal 10 tentang keanggotaan FKUB Kabupaten lainnya. Upaya pemeliharaan kerukunan umat
Kota ditentukan sebagai berikut: beragama memang tidak seutuhnya menjadi
(1) Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka- tanggung jawab FKUB, melainkan tanggung
pemuka agama setempat. jawab semua lapisan masyarakat, termasuk LSM
dan pemerintah. Pemerintah turut memberikan
(2) Jumlah anggota FKUB provinsi paling banyak
fasilitas dan pemberdayaan melalui dewan
21 orang dan jumlah anggota FKUB kabupaten/
penasihat FKUB dan Kementerian agama.
kota paling banyak 17 orang.
Berbagai persoalan yang mengarah pada
(3) Komposisi keanggotaan FKUB provinsi dan
konflik antar umat beragama dapat diselesaikan
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
dengan cara-cara beragama. Bahkan FKUB telah
ayat (2) ditetapkan berdasarkan perbandingan
dapat menyebarkan semangat kerukunan umat
jumlah pemeluk agama setempat dengan
beragama di Kota Bengkulu. Patut bersyukur hal
keterwakilan minimal 1 (satu) orang dari
ini sudah terealisasi di Kota Bengkulu. Diharapkan
setiap agama yang ada di provinsi dan
melalui pengukuhan ini FKUB semakin memiliki
kabupaten/kota.
legitimasi sehingga dapat semakin kuat dan solid,
(4) FKUB dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua,
dalam berkiprah untuk menjaga, memelihara
2 (dua) orang wakil ketua,1 (satu) orang
dan mengembangkan kerukunan diantara umat
sekretaris, 1 (satu) orang wakil sekretaris, yang
beragama.
dipilih secara musyawarah oleh anggota.19

Negeri nomor: 9 tahun 2006 dan nomor: 8 tahun 2006 dalam


19
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Pasal 10 tentang kepengurusan FKUB Kabupaten/Kota.

75
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

Upaya FKUB dalam Membina Kerukunan bisa diterima semua pihak. Dengan kata lain,
Umat beragama di Kota Bengkulu perlu ada standar universal untuk semua
Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama pihak. Standar itu hendaknya bermuara
(FKUB) dalam pelaksanaan Peraturan Bersama pada moralitas atau etika, yaitu hak asasi
Menteri (PBM) tahun 2006 khususnya dan manusia, kebebasan, demokrasi, keadilan
kerukunan umat beragama pada umumnya dan perdamaian.
terlihat dalam tugas FKUB sebagaimana diatur b. Menampung dan menyalurkan aspirasi ormas
dalam pasal 9 ayat (2). yang berbunyi: keagamaan dan aspirasi masyarakat
FKUB Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud Dengan cara menampung dan menyalurkan
dalam Pasal 8 ayat (1) mempunyai tugas: aspirasi dari ormas dan aspirasi masyarakat,
a. Melakukan dialog dengan pemuka agama walaupun tugas ini sangat berat, namun
dan tokoh masyarakat; kami tetap melaksanakannya sesuai dengan
wewenang kami, karena keanggotaan FKUB
b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan
telah mewakili majlis-majlis agama maka
aspirasi masyarakat;
setidaknya aspirasi majlis-majlis agama
c. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan sebagai ormas dapat ditampung oleh FKUB”.22
dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi
c. Melakukan sosialisasi peraturan-perundangan
sebagai bahan kebijakan bupati/walikota;
dan kebijakan di bidang keagamaan yang
d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang- berkaitan dengan kerukunan umat beragama
undangan dan kebijakan di bidang keagamaan dan pemberdayaan masyarakat.
yang berkaitan dengan kerukunan umat
Dengan cara melakukan sosialisasi peraturan-
beragama dan pemberdayaan masyarakat;
perundangan dan kebijakan di bidang ke-
dan
agamaan yang berkaitan dengan kerukunan
e. Memberikan rekomendasi tertulis atas per- umat beragama dan pemberdayaan masyarakat,
mohonan pendirian rumah ibadat.20 tapi hal hal ini baru kami laksanakan pada tingkat
Dari hasil penelitian yang penulis temukan Kecamatan dan belum kami sosialisasikan
pada observasi, wawancara dan dokumentasi sampai ke RT, RW dan Kelurahan”.23
tentang Peranan Forum Kerukunan Umat d. Memberikan rekomendasi tertulis atas
Beragama (FKUB) dalam membina kerukunan permohonan pendirian rumah ibadat
umat beragama di Kota Bengkulu antara lain:
Dengan memberikan izin atau rekomendasi
a. Melakukan dialog dengan pemuka agama pendirian rumah ibadah, apabila telah me-
dan tokoh masyarakat menuhi syarat dalam pendirian rumah
Para pengurus FKUB kota Bengkulu mereka ibadah. FKUB juga harus menginventarisasi
telah melakukan dialog dengan tokoh agama jumlah permohonan rekomendasi yang diaju-
dan masyarakat, dalam melakukan dialog kan setiap tahunnya dan jumlah yang telah
itu tidak terbatas dalam pertemuan resmi, diberikan rekomendasinya. sampai sekarang
sebagiannya terjadi dalam kunjungan- ini masih ada diantara umat beragama yang
kunjungan FKUB ke pusat-pusat keagamaan sulit mendapatkan ijin pendirian rumah ibadah
setempat baik rumah ibadat maupun lembaga dari kelompok agama yang lain, mungkin
pendidikan serta lembaga-lembaga sosial yang karena masih memiliki sikap mayoritas dan
dikelola oleh lembaga-lembaga agama”. 21 minoritas, sikap curiga antar kelompok agama.
Dialog yang dilakukan FKUB Kota Bengkulu Padahal kita sudah memiliki peradaban dan
merupakan upaya untuk menjembatani budaya yang berbeda.
persoalan-persoalan yang terjadi, misalnya Menurut penulis FKUB harus mengikuti
berkenaan dengan permasalahan kerukunan peraturan dalam pendirian rumah ibadah.
umat beragama. Perlu adanya standar yang Berdasarkan peraturan bersama menteri agama
dan menteri dalam negeri nomor: 9 tahun 2006
20
Peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam
negeri nomor: 9 tahun 2006 dan nomor: 8 tahun 2006 dalam Pasal
22
8 ayat (2) tentang tugas FKUB Kota. Wawancara, dengan Mianusi, tanggal 02 Juli 2014
21 23
Wawancara, dengan Ibrahim, tanggal 27 Juni 2014 Wawancara, dengan Suriyanto, tanggal 01 Juli 2014

76
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

dan nomor: 8 tahun 2006 bab iv tentang pendirian Pasal 16


rumah ibadat pada Pasal 13 yang berbunyi: a. Permohonan pendirian rumah ibadat sebagai-
a. Pendirian rumah ibadat didasarkan pada mana dimaksud dalam Pasal 14 diajukan oleh
keperluan nyata dan sungguh-sungguh ber- panitia pembangunan rumah ibadat kepada
dasarkan komposisi jumlah penduduk bagi bupati/walikota untuk memperoleh IMB rumah
pelayanan umat beragama yang bersangkutan ibadati
di wilayah kelurahan/desa. b. Bupati/walikota memberikan keputusan
b. Pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak
pada ayat (1) dilakukan dengan tetap menjaga permohonan pendirian rumah ibadat diajukan
kerukunan umat beragama, tidak mengganggu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
ketenteraman dan ketertiban umum, serta Pasal 17
mematuhi peraturan perundang-undangan.
Pemerintah daerah memfasilitasi penyediaan
c. Dalam hal keperluan nyata bagi pelayanan lokasi baru bagi bangunan gedung rumah ibadat
umat beragama di wilayah kelurahan/desa yang telah memiliki IMB yang dipindahkan karena
sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak ter- perubahan rencana tata ruang wilayah.
penuhi, pertimbangan komposisi jumlah
Izin sementara pemanfaatan bangunan gedung
penduduk digunakan batas wilayah kecamatan
terdapat pada Pasal 18 yang berbunyi:
atau kabupaten/kota atau provinsi.
a. Pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah
Pasal 14:
ibadat sebagai rumah ibadat sementara harus
a. Pendirian rumah ibadat harus memenuhi mendapat surat keterangan pemberian izin
persyaratan administratif dan persyaratan sementara dari bupati/walikota dengan me-
teknis bangunan gedung menuhi persyaratan:
b. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana • Laik fungsi; dan
dimaksud pada ayat (1) pendirian rumah
• Pemeliharaan kerukunan umat beragama
ibadat harus memenuhi persyaratan khusus
serta ketenteraman dan ketertiban
meliputi:
masyarakat.
1) Daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk
b. Persyaratan laik fungsi sebagaimana dimaksud
pengguna rumah ibadat paling sedikit 90
pada ayat (1) huruf a mengacu pada peraturan
(sembilan puluh) orang yang disahkan oleh
perundang-undangan tentang bangunan
pejabat setempat sesuai dengan tingkat
gedung.
batas wilayah sebagaimana dimaksud
c. Persyaratan pemeliharaan kerukunan umat
dalam Pasal 13 ayat (3).
beragama serta ketenteraman dan ketertiban
2) Dukungan masyarakat setempat paling
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
sedikit 60 (enam puluh) orang yang disah-
(1) huruf b, meliputi:
kan oleh lurah/kepala desa;
a. izin tertulis pemilik bangunan;
3) Rekomendasi tertulis kepala kantor
b. rekomendasi tertulis lurah/kepala desa;
departemen agama kabupaten/kota; dan
c. pelaporan tertulis kepada FKUB kabupaten/
4) Rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/kota.
kota; dan
c. Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud
d. pelaporan tertulis kepada kepala kantor
pada ayat (2) huruf a terpenuhi sedangkan
departemen agama kabupaten/kota.
persyaratan huruf b belum terpenuhi,
pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi Pasal 19
tersedianya lokasi pembangunan rumah a. Surat keterangan pemberian izin sementara
ibadat. pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah
Pasal 15 ibadat oleh bupati/walikota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) diterbitkan
Rekomendasi FKUB sebagaimana dimaksud
setelah mempertimbangkan pendapat tertulis
dalam Pasal 14 ayat (2) huruf d merupakan
kepala kantor departemen agama kabupaten/
hasil musyawarah dan mufakat dalam rapat
kota dan FKUB kabupaten/kota.
FKUB, dituangkan dalam bentuk tertulis.

77
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

b. Surat keterangan pemberian izin sementara Kewajiban Tokoh Agama Membina Kerukunan
pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah Umat Beragama di Kota Bengkulu
ibadat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketika melihat, mendengar atau mengetahui
berlaku paling lama 2 (dua) tahun. telah terjadi kerawanan di bidang kerukunan
Pasal 20 hidup umat beragama, kita harus segera turun
a. Penerbitan surat keterangan pemberian izin kelapangan untuk mengidentifikasi kerawanan
sementara sebagaimana dimaksud dalam itu apa masalahnya, dimana terjadi, waktu
Pasal 19 ayat (1) dapat dilimpahkan kepada kejadian, apa sebabnya dan siapa saja terlibat
camat. dalam kerawanan tersebut. 26 tokoh agama
b. Penerbitan surat keterangan pemberian izin telah melakukan kewajibannya sebagai utusan
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat tokoh agama yang harus menormalisir keadaan
(1) dilakukan setelah mempertimbangkan berdasarkan kebijaksanaan pemerintah sesuai
pendapat tertulis kepala kantor departemen dengan wewenang dan tanggung jawab FKUB
agama kabupaten/kota dan FKUB kabupaten/ Kota Bengkulu, camat, lurah berkonsultasi
kota.24 dan berkoordinasi dengan tokoh agama/tokoh
masyarakat setempat. Hasil identifikasi dan
Menurut penulis FKUB Kota Bengkulu telah
langkah-langkah yang telah dilaksanakan untuk
melakukan tugas penertiban pendirian rumah
menanggulangi kerawanan dituangkan dalam
ibadah, mereka merekomendasi dalam rapat
laporan singkat, ditanda tangani oleh tokoh
FKUB, kemudian kunjungan ke lapangan
masyarakat setempat.
pendirian rumah ibadat. Kemudian memeriksa
segala persyaratan formal dan administrasi yang
telah diatur dalam PBM, aspirasi masyarakat Kerukunan Intern Umat Beragama di Kota
sekitar ditelusuri antar sesama lembaga pemberi Bengkulu
rekomendasi. Kerukunan intern umat beragama yang
masih terdapat ketidak harmonisan, karena di
Meredam dan Mencari Solusi terhadap dalam masing-masing agama adanya terdapat
Gangguan Kerukunan Umat Beragama perbedaan dogma/aqidah. Kerukunan intern
umat beragama harus harmonis, karena dalam
Apabila terjadi suatu gangguan kerukunan
satu agama pasti mempunyai tujuan yang sama.
umat beragama, sekecil apapun, maka FKUB
Tapi dalam suatu agama adanya perbedaan
diharapkan dapat membantu pemerintah daerah
aliran, atau organisasi sehingga menyebabkan
guna melokalisir gangguan agar tidak menyebar
ketidak harmonisan intern umat beragama,
dan meluas, meredamnya agar intensitasnya
seperti di kalangan umat muslim adanya ketidak
menurun dan mencarikan solusi jangka pendek
harmonisan bahkan mengarah pada konflik atau
dan jangka panjangnya melalui proses negosiasi
tindakan kekerasan terhadap munculnya aliran
dan mediasi. Peran FKUB dalam meredam dan
kelompok Ahmadiyah, dan aliran-aliran sempalan
mencari solusi terhadap gangguan kerukunan
yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam,
umat beragama secara terus menerus, bukan
antara Muhamadiyah dengan NU yang berbeda
saja melalui tugas-tugas yang secara formal
dalam perhitungan hari dan tanggal jatuhnya
telah tertuang dalam PBM tetapi juga melalui
bulan Ramadhan dan Idul fitri.
tugas-tugas lainnya yang tersirat yaitu deteksi
dini dan pemetaaan gangguan kerukunan, Dari hasil penelitian ini bahwa masalah
meredam dan mencari solusi jangka pendek kerukunan intern umat beragama merupakan
dan jangka panjang gangguan kerukunan umat masalah ideologi. Oleh karena itu, FKUB dan
beragama. 25 pemerintah tidak punya hak mengatur dogma/
ajaran dari setiap agama, karena negara kita
bukan negara agama, hal itu adalah hak
koridor masing-masing agama. Peran FKUB dan
24
Peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam pemerintah adalah sebagai fasilitator melindungi
negeri nomor: 9 tahun 2006 dan nomor: 8 tahun 2006 bab IV
tentang pendirian rumah ibadat pada Pasal 13
25 26
Wawancara, dengan Syaiful, Tanggal 27 Juni 2014. Wawancara, dengan Ibrahim, tanggal 27 Juni 2014

78
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

semua agama agar terjamin menjalakan ajaran kelompok agama yang lain, masih memiliki
agamanya. Oleh karena itu FKUB dan pemerintah sikap mayoritas dan minoritas, sikap curiga antar
mengharapkan adanya suatu sinergitas dan kelompok agama.
kemitraan dari tokoh agama untuk berperan Agar kerukunan hidup umat beragama dapat
membina dan mengembangkan sikap kerukunan terwujud dan tetap terpelihara Pemerintah tidak
dan keharmonisan dalam kehidupan kerukunan mencampuri masalah Akidah, dalam memberikan
intern umat beragama. bimbingan, pembinaan dan pelayanan tersebut,
Meningkatkan kerukunan antar umat beragama pemerintah sama sekali tidak mencampuri
di Kota Bengkulu bisa juga diartikan dengan masalah akidah dan kehidupan intern masing-
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi masing agama dan pemeluknya. Namun
pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang pemerintah perlu mengatur kehidupan ekstern
dada dan menerima perbedaan antar umat mereka, yaitu dalam hubungan kenegaraan dan
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling hubungan antar pemeluk agama yang berbeda
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam di Kota Bengkulu.
hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu Menurut penulis peran dan upaya yang
dengan lainnya tidak saling mengganggu”.27 harus dilakukan oleh berbagai pihak baik umat
Peranan yang sangat penting dalam membina beragama, tokoh agama/pemuka agama, dan
dan mengembangkan sikap toleransi dan dari pihak pemerintah. Apabila masing-masing
keharmonisan serta kerukunan hidup beragama pihak dapat berperan aktif dan melakukan upaya
adalah para pimpinan umat, tokoh yang berperan tersebut dengan maksimal, maka kerukunan
langsung dengan umat. Sikap keteladanan dan hidup antar umat beragama akan terwujud
kepemimpinan menjadi cermin bagi umat, dan senantiasa tetap tepelihara. Melayani dan
khotbah, ceramah agama dan materi-materi menyediakan kemudahan bagi agama Islam,
pembinanan harus menyentuh pada pola sikap Kristen, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha.
dan perilaku umat untuk saling menghargai, saling Pemerintah dalam batas dan kemampuannya
menghormati, saling mengasihi satu dengan yang yang ada bertugas mengadakan fasilitas ke-
lain, sehingga antar umat beragama terbangun hidupan beragama antara lain berupa rumah-
dan terpelihara kerukunan, keharmonisan dan rumah ibadah, kitab-kitab suci, penataran
toleransi beragama yang hakiki. dan peningkatan mutu bagi petugas-petugas/
Peraturan apapun yang dibuat oleh pemerintah rohaniawan-rohaniawan yang ada. Pengadaan
untuk menjamin kehidupan beragama di Kota sarana-sarana tersebut disamping membantu
Bengkulu, jika tanpa didukung oleh para pimpinan memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk tempat
umat beragama, maka peraturan itu tidak punya ibadah dan kitab-kitab suci, juga diarahkan untuk
arti/manfaat apa-apa di tengah masyarakat. membimbing dan merangsang para pemeluk
agama untuk mengadakan sendiri kebutuhan-
Menurut hemat penulis, upaya FKUB Kota
kebutuhan tersebut.
Bengkulu dalam membina kerukunan antar
umat beragama dengan mengajak semua agama
untuk bersikap toleransi antar umat beragama, Menerapkan Toleransi Beragama
lapang dada dan menerima perbedaan antar FKUB Kota Bengkulu telah mendorong,
umat beragama. Selain itu masyarakat juga memfasilitasi dan mengembangkan terciptanya
harus saling menghormati satu sama lainnya dialog dan kerjasama antara pimpinan majelis-
misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk majelis, dan organisasi-organisasi keagamaan
agama yang satu dengan lainnya tidak saling dalam rangka membangun toleransi dan ke-
mengganggu. Walaupun sampai sekarang ini rukunan antar umat beragama. Kerukunan
masih ada kelompok-kelompok tertentu yang umat beragama khususnya di Kota Bengkulu
mengatasnamakan agama melakukan tindakan sangat baik dan sangat kita perlukan, agar kita
radikalisme terhadap agama yang lain, sulitnya semua bisa menjalani kehidupan beragama
mendapatkan ijin pendirian rumah ibadah dari dan bermasyarakat dengan damai, sejahtera,
dan jauh dari kecurigaan kepada kelompok-
kelompok lain. Dengan begitu, agenda-agenda
27
Wawancara, dengan Syaiful, tanggal 02 Juli 2014 kemanusiaan yang seharusnya dilakukan dengan

79
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

kerja sama antaragama, seperti memberantas PGI, umat Hindu yang diwakili PHDI, dan umat
kemiskinan, memerangi kebodohan, mencegah Budha yang diwakili Walubi.
korupsi, membentuk pemerintahan yang bersih, Pluralisme agama yang merupakan landasan
serta memajukan bangsa, dapat segera dilakukan atau dasar-dasar kerukunan hidup beragama
dengan sebaik-baiknya. untuk mewujudkan kerukunan umat di Kota
Bengkulu. Pluralisme yaitu suatu pandangan
Faktor Pendukung dan penghambat atau paham yang memiliki prinsip bahwa
Faktor Pendukung keanekaragaman itu jangan menghalangi untuk
Yang menjadi faktor pendukung dalam bisa hidup berdampingan secara damai dalam
pelaksanaan tugas FKUB Kota Bengkulu antara satu masyarakat yang sama.30 Jadi, pengakuan
lain, adanya motivasi yang kuat dari masing- tentang pluralismenya berada pada tataran sosial,
masing pemuka agama untuk ikut merukunkan yakni bahwa secara sosiologis kita memiliki
masyarakat, secara internal, adanya semangat keimanan dan keyakinan masing-masing.
dan kekompakan para pengurus FKUB Kota Persoalan kebenaran adalah persoalan dalam
Bengkulu yang telah terbina. Bahkan dukungan wilayah masing-masing agama. Sikap toleransi
dari pemerintah daerah Kota Bengkulu yang beragama sangat dibutuhkan agar terciptanya
memberikan kantor sekretariat sehingga bisa masyarakat yang damai, tentram dan sejahtera,
dipakai dalam kegiatan FKUB. Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah
Faktor lain yang menjadi pendukung FKUB dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat
Kota Bengkulu dalam pemeliharaan kerukunan beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak
umat beragama di Kota Bengkulu ialah Tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama.
pernah ada perang agama di Kota Bengkulu. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia.
Kenyataan ini memperkuat pendapat bahwa Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh
hakekat ajaran agama-agama yang berkembang Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh
di Kota Bengkulu memang menghormati sesama mencabutnya.
pemeluk agama dan mendukung kerukunan antar Sikap toleransi beragama, kebebasan ber-
umat beragama”.28 Oleh sebab itu, jika terjadi agama pada hakikatnya adalah dasar bagi
sesuatu yang menyimpang dari prinsip umum ini terciptanya kerukunan antar umat beragama.
maka FKUB dan semua pihak akan segera duduk Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada
bersama mencari solusinya. Semua pihak sepakat kerukunan antar umat beragama. Kebebasan
bahwa sekecil apapun konflik bernuansa agama beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk
yang terjadi, harus segera dilokalisir, diredam, menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan
dan dipadamkan untuk kemudian dibangun tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
diatasnya jaringan persahabatan dan kerjasama. FKUB Kota Bengkulu menanamkan sikap
Faktor pendukung FKUB Kota Bengkulu toleransi beragama, karena toleransi beragama
yang memiliki sistem sosial dengan adanya adalah cara agar kebebasan beragama dapat
majlis-majlis agama pada tingkat pusat, bahkan terlindungi dengan baik. Kebebasan dan
sebagiannya juga sampai tingkat daerah. Majlis- toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang
majlis ini merupakan mitra penting pemerintah, sering kali terjadi adalah penekanan dari salah
selain menjadi wahana penghubung diantara satunya, contohnya penekanan kebebasan
sesama majlis agama sendiri”. 29 Diantara yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk
masalahnya terkadang adalah karena sebagian merukunkan dengan memaksakan toleransi
majlis itu sendiri tidak dapat mengklaim mewakili dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat
seluruh lapisan umat beragama yang dipimpinnya, mempersandingkan keduanya, pemahaman
karena banyaknya variasi umat di dalamnya. Kita yang benar mengenai kebebasan beragama
mengetahui didalam umat Islam yang diwakili dan toleransi antar umat beragama merupakan
MUI, di kalangan Kristen Protestan yang diwakili sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-
hari dalam bermasyarakat.
28
Wawancara, dengan Jonathan Laiskodat, Tanggal 04 Juli
2014
29 30
Wawancara, dengan Syaiful Afandi, tanggal 03 Juli 2014. Wawancara, dengan Ibrahim, tanggal 27 Juni 2014

80
Syahril: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Membina Kerukunan Umat Beragama

Faktor Penghambat seorang politikus dan pada saat yang sama dalam
Dalam upaya membina kerukunan umat ber- kasus-kasus pemilihan kepala daerah dengan
agama di Kota Bengkulu ini, dalam pelaksanaannya membentuk, mengembangkan dan memelihara
banyak sekali menemui hambatan seperti sarana masa pengikutnya.
dan prasarana yang belum memadai, belum Menurut penulis FKUB Kota Bengkulu di-
adanya kendaraan dinas, laporan kegiatan FKUB harapkan dapat mengidentifikasi potensi
yang belum dibuat semasa kepengurusan yang gangguan kerukunan umat beragama secara
lama, apalagi serah terima jabatan yang belum dini dengan memetakan gangguan kerukunan
ada, karena kesibukan kepengurusan FKUB yang yang telah terjadi di daerah dan dengan meng-
lama, penyaluran bantuan dana yang tersendat, identifikasi kemungkinan pengaruh gangguan
karena dana merupakan hal yang merupakan kerukunan di daerah lain terhadap daerahnya.
aspek vital dalam suatu kegiatan. Biasanya Apabila terjadi suatu gangguan kerukunan
dana berbentuk berupa uang atau sejenisnya. umat beragama, sekecil apapun, maka FKUB
Faktor penghambat dalam membina kerukunan diharapkan dapat membantu pemerintah daerah
umat beragama di Kota Bengkulu sekarang ini, guna melokalisir gangguan itu, meredamnya,
khususnya menyangkut persoalan teologi agama mencarikan solusi dan harus aktif bergerak,
yang sensitif. Sehingga kalangan umat beragama tanpa harus menunggu datangnya gangguan
merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah kerukunan umat beragama.
keimanan. Membicarakan teologi agama hanya
pada intern umat beragama saja, dialog yang Penutup
lebih mendalam tidak terjadi pada antar umat Peranan FKUB dalam membina kerukunan
beragama, karena baik pihak yang berbeda umat beragama di Kota Bengkulu antara lain
keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak telah melakukan dialog, sosialisasi Peraturan
satu sama lain. Masing-masing agama mengakui Bersama Menteri, memberi rekomendasi tertulis
kebenaran agama lain, tetapi kemudian atas permohonan pendirian rumah ibadat,
membiarkan satu sama lain bertindak dengan membina kerukunan antar umat beragama,
cara yang memuaskan masing-masing pihak. intern umat beragama dan umat beragama
Sikap fanatisme dikalangan umat beragama dengan pemerintah. Namun keberhasilan dalam
bisa saja menjadi hambatan dalam membina membina kerukunan umat beragama masih jauh
kerukuna umat beragama di Kota Bengkulu ini. dari harapan dan dapat dikatakan tidak efektif,
Misalnya dikalangan umat muslim akhir-akhir hal ini dapat dilihat masih jarang melakukan
ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dialog lintas agama, belum ada sosialisasi
pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan peraturan perundangan tentang kerukunan umat
sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni beragama sampai ke lapisan masyarakat tingkat
pemahaman keagamaan yang menekankan Kelurahan hingga RT (Rukun Tetangga), belum
praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana ada tindakan khusus dalam menertibkan rumah
sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan ibadah yang tidak ada izin.
dengan situasi dan kondisi masyarakat.
Faktor pendukung FKUB Kota Bengkulu dalam
Sikap fanatisme terhadap agama bukan saja membina kerukunan umat beragama adanya
pada umat muslim, akan tetapi juga pada agama kesadaran, motivasi, saling pengertian dan sikap
lain, sikap semacam ini tidak mudah dikikis toleransi antar umat beragama, dukungan dari
karena masing-masing sekte atau aliran dalam Walikota dengan memberi fasilitas gedung
agama tertentu. Islam misalnya, juga memiliki sekretariat. Sedangkan yang menjadi faktor
agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. penghambat FKUB dalam membina kerukunan
Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu umat beragama di Kota Bengkulu adalah sarana
pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak dan prasarana yang belum lengkap, sikap umat
pemimpin agama dalam Islam yang antara satu beragama terhadap teologi agama, adanya
sama lain memiliki pandangan yang berbeda-beda kepentingan politik yang membawa nama agama,
tentang agamanya dan terkadang bertentangan. dan sikap fanatisme terhadap agama.
Kepentingan politik dapat menimbulkan konflik
umat beragama, karena kepentingan utama

81
Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 2017

Daftar Pustaka Ruhana, Akmal Salim. Peran dan hubungan LSM


Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. dengan pemerintah dalam pemeliharaan
Jakarta. Grafindo Persada. 2004. kerukunan umat beragama di Indonesia.
Nanda Jody Putranto. eJournal Pemerintahan Jakarta. Badan Litbang dan penelitian
Integratif, Volume 1, Nomor 2, 2013 Kementerian Agama RI. 2010
Nurdin, Ali. Qur’anic Societi menelusuri konsep Suhanah, Peranan Forum kerukunan umat
masyarakat yang ideal dalam al-Qur’an. beragama dalam pelaksanaan pasal 8, 9,
Jakarta. Erlangga. 2006 dan 10 peraturan bersama menteri dalam
Mun’im A Siiry (ed.), Fiqih Lintas Agama, negeri dan menteri agama nomor 9 dan 8
Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, tahun 2006 di Propinsi Bali . Litbang dan
Jakarta: Paramadina, 2000. diklat Kementerian Agama RI tahun 2010.
Ismail, Faisal. Sejarah, Teologi dan etika lintas Harahap, Syahrin. Teologi Kerukunan. Jakarta.
agama: Islam Dalam Lintas sejarah. Interfidei. Prenada: 2011.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2005. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri
I wayan Suja. Perkembangan agama Hindu di Dalam Negeri Nomor: 9 Tahun 2006 Nomor:
Indonesia. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2005. 8 Tahun 2006
Ida Bagus Gede Wiyana. http://www. Yusuf, Mundzirin, Islam dan Budaya Lokal.
referensimakalah.com./2013/03. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Th. Sumartana. Sekelumit sejarah gereja Kalijaga.2010
protestan. yogyakarta. Pustaka Pelajar.2005. Zubaedi, Islam dan benturan Peradaban.(dialog
Thoha, Anis Malik. Tren Pluralisme Agama, filsafat barat dengan islam. dialog peradaban
Jakarta: Perspektif Kelompok GEMA INSANI, dan dialog agama). Yogyakarta: Ar Ruz
2005. Media. 2007.

You might also like