You are on page 1of 8

Research CONTINUING MEDICAL EDUCATION 3 skp

Prognostic Factors of Surgical-Site Infection (SSI)


and Length of Hospitalization in Children with
Postoperative Intussusception

Leecarlo Millano LG, Rochadi


Pediatric Surgery Department, Sardjito General Hospital/Faculty of Medicine University of
Gadjah Mada, Yogyakarta
* Presented in The 8th ASEAN Congress of Pediatric Surgery, Singapore, October 8 - 9, 2013

Abstract:

Background
Usual surgical complications after laparotomy gical-site infection event with OR of 19.250 (95%
either manual reduction or resection anas- CI 2.083-177.915), 21.333 (95% CI 3.646-124.831),
tomotic, can be expected in intussusception 11.2 (95% CI 2.204-56.925), respectively, while
cases. For all studies, reported that there were postoperative haemoglobin, operation time
some complications including wound infection, duration, and type of operator, had a protective
wound dehiscence and evisceration if bowel effect in surgical-site infection event with OR of
surgery was performed, but the reason is still 0.464 (95% CI 0.321-0.691), 0.130 (95% CI 0.028-
unclear. 0.602), 0.098 (95% CI 0.011-0.908), respectively.
Otherwise, preoperative albumin, operation
Objective time duration and type of operator (consultants
To identify prognostic factors associated with or residents), contributed significantly in length
surgical-site infection event and length of hos- of hospitalization with OR of 30 (95% CI 1.471-
pitalization for children post operative for intus- 611.797), 10.5 (95% CI 2.15-51.28), 12 (95% CI 1.294-
susception. 111.333), respectively.

Method Conclusion
This cohort retrospective study identified prog- Sepsis and preoperative haemoglobin level
nostic factors for surgical-site infection event were the strong factors associated with the
and length of hospitalization using retrospec- outcome of surgical-site infection event, while
tive data from the medical records in Sardjito type of operator (consultants or residents) and
General Hospital from January 2010 to Decem- operation time duration were the strong factors
ber 2012. The different factors then analyzed us- associated with the outcome of length of opera-
ing chi square with level of significance p<0.05 tion for children with intussusceptions in Sard-
to find each role in the outcome of surgical-site jito General Hospital.
infection event and length of hospitalization
Key Word:
Result Prognostic factors for intussusception, surgical-
Preoperative haemoglobin, sepsis, type of ward site infection, length of hospitalization
after operation, contributed significantly in sur-

Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016 MEDICINUS 17


leading article
research

PENDAHULUAN

Intususepsi merupakan bentuk invaginasi usus ke dalam bagian usus itu sendiri, dan biasanya meli-
batkan usus halus dan usus besar. Intususepsi merupakan suatu kondisi emergensi, dimana keter-
lambatan diagnosis seperti sering terjadi, dapat menyebabkan perforasi usus, obstruksi dan nekro-
sis.1

Manajemen tindakan untuk kasus intususepsi ini, secara umum terbagi atas dua bagian yaitu, (1)
non-operatif, reduksi dengan menggunakan tekanan hidrostatik atau pneumatik, dan (2) tindakan
operatif, baik reduksi manual (milking procedure), maupun reseksi anastomosis. Tindakan operatif
dikerjakan apabila tindakan non-operatif gagal dilakukan, berkisar 10% dari keseluruhan kasus.2,3

Sayangnya, pada kasus-kasus intususepsi yang dikerjakan dengan tindakan operatif, menyisakan
suatu komplikasi, salah satunya adalah infeksi luka operasi (ILO), yang akan memperpanjang lama
perawatan pasien di rumah sakit. Beberapa penelitian menyatakan bahwa komplikasi kejadian in-
feksi luka operasi pada pasien intususepsi berkisar 26%, dan adanya dehisiensi luka operasi sampai
8%.3

Studi ini akan menjelaskan faktor-faktor prognostik apa saja yang mempengaruhi kejadian infeksi
luka operasi pada kasus intususepsi yang menjalani operasi laparotomi, di RSUP dr. Sardjito, Yogya-
karta.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di sub bagian bedah anak FK UGM/RSUP. dr. Sardjito Yogyakarta dari Januari
2010 sampai dengan Desember 2012, menggunakan desain cohort retrospective untuk mengevalu-
asi faktor prediktor kejadian infeksi luka operasi dan lamanya perawatan pada pasien-pasien pasca
operasi intususepsi secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini berasal dari data rekam medik
dengan cara komputerisasi dengan memasukkan kode ICD X untuk intususepsi (K.56.1), yang diam-
bil dengan cara consecutive non probability sampling, yang akhirnya didapatkan 34 anak penderita
intususepsi yang telah dilakukan operasi laparotomi.

Setelah data didapat, dilakukan identifikasi terhadap faktor prediktor dari masing-masing kasus
tersebut. Data yang didapat kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 17 untuk mengetahui fak-
tor prognostik dari intususepsi. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini, memiliki skala
nominal dan ordinal. Untuk data dengan skala ordinal maupun nominal dianalisis menggunakan
chi-square test. Tingkatan perbedaan yang bermakna, didefinisikan sebagai nilai P ≤0,05. Estimasi
risiko relatif (RR= relative ratio) tiap variabel dinyatakan dengan risk ratio yang disertai dengan in-
terval kepercayaan 95%. Untuk mengetahui variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap ke-
jadian infeksi luka operasi dan lama perawatan, digunakan analisis multivariat.

HASIL

Dari 34 anak, anak laki-laki sebanyak 21 orang (61,8%), dan perempuan 13 orang (38,2%) (tabel 1). Usia
3-9 bulan berjumlah 18 orang (52,9%), usia 9-12 bulan 4 orang (11,8%), dan diatas 12 bulan berjumlah
12 orang (35,3%) (tabel 2). Dari data demografi tersebut, variabel-variabel bebasnya adalah, yaitu ka-

18 MEDICINUS Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016


research

dar hemoglobin pre- dan pasca operasi (dinyatakan dalam g/dL), kadar albumin pre- dan pascaope-
rasi (dinyatakan dalam g/dL), lama operasi, jenis operator, kejadian sepsis pasca operasi, tipe bangsal
perawatan pasca operasi, tindakan reseksi, status gizi pasien, dilihat hubungannya dengan kejadian
infeksi luka operasi dan lama perawatan pascaoperasi.

Infeksi Luka Operasi

Infeksi luka operasi lebih ban-


yak terjadi pada pasien den-
gan kadar Hb preoperatif ≤12
g/dl (9,7% vs 5,3%, p=0,002
dengan 95% IK 2,083-177,915),
kejadian sepsis pascaope-
rasi (35,3% vs 8,8%, p=0,0000
dengan 95% IK 3,646-124.831),
berhubungan dengan bang-
sal perawatan pascaoperasi,
dimana pasien pascaoperasi
yang masuk ke perawatan
PICU terlebih dahulu memi-
liki risiko infeksi luka ope-
rasi 35,3% vs 8,8% yang tidak
melalui perawatan PICU ter-
lebih dahulu (p=0,002, 95% IK
2,204-56,925) (tabel 3).

Lama Perawatan
Pascaoperasi

Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi lama-nya perawatan pasca operasi, adalah kadar albu-
min preoperasi, dimana pasien dengan kadar albumin 2,56-3,52 g/dl, 19,4% vs 2,9% dengan pasien
yang memiliki kadar albumin >3,52 g/dl (p=0,045, 95% IK 1,471-611,797), lamanya waktu operasi, dima-
na operasi yang berlangsung lebih lama dari 120 menit 35,3% vs 11,8% dibandingkan dengan operasi
yang berlangsung ≤ 120 me-nit (p=0,002, 95% IK 2,150-51,281), dan tipe operator, dimana jika ope-
rasi dilakukan residen memiliki waktu perawatan yang lebih panjang dibandingkan dengan operasi
yang dilakukan oleh konsulen (44,1% vs 2,9%, p=0,019, 95% IK 1,294-111,323) (tabel 4).

Sedangkan beberapa variabel seperti kadar Hb pre- dan pascaoperasi, kejadian sepsis, perawatan
bangsal setalah operasi, dan tindakan reseksi anastomosis, merupakan faktor-faktor protektif ter-
hadap kejadian lama perawatan, dimana nilai rasio odd dengan interval kepercayaannya (95% CI)
masing-masing faktor tersebut kurang dari 1 (tabel 5).

DISKUSI

Infeksi luka operasi, masih merupakan penyumbang angka kesakitan yang besar, pada pasien-
pasien pascaoperasi. Angka kejadian infeksi ini, berkisar 500.000 kasus pertahunnya, dari sekitar 27

Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016 MEDICINUS 19


leading article
research

20 MEDICINUS Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016


research

Gambar 1. Infeksi luka operasi terjadi oleh karena beberapa faktor penyumbang, adanya inokula-
si bakteri yang didapatkan dari berbagai macam sumber; kemudian virulensi bakteri yang men-
gontaminasi luka operasi yang berbeda pada masing-masing pasien; dan kondisi lingkungan
mikro pada lokasi luka, yang dipengaruhi oleh kondisi hemostasis, electrosurgery, benang pen-
jahitan, dan ruang “mati” pada luka. (Fry DE, et al. Surgical site infection. AORN 2007;86(5):801-10)

Gambar 2. Sistem pertahanan tubuh host/pasien merupakan suatu kombinasi yang kompleks
dari respon inate dan adaptif, yang seharusnya mencegah terjadinya kejadian infeksi luka ope-
rasi. Beberapa perubahan fisiologis, dapat terjadi saat periode perioperatif (preoperatif, intra-
operatif, dan pascaoperatif), sehingga memicu kejadian infeksi luka operasi, kondisi medis yang
kronis juga menyumbang kelemahan sistem pertahanan tubuh host/pasien. (Fry DE, et al. Surgi-
cal site infection. AORN 2007;86(5):801-10)

Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016 MEDICINUS 21


leading article
research

juta tindakan operasi, termasuk di dalamnya tin- atau kultur empiris yang banyak terdapat di
dakan operasi untuk kasus-kasus intususepsi.4 suatu rumah sakit tersebut. Dimana pemberian
Walaupun bakteri ditengarai merupakan kon- antibiotik yang dianggap bermanfaat, adalah
taminan utama terhadap kejadian infeksi luka jika diberikan minimal 30 menit, sebelum ope-
operasi, dan memperlama waktu perawatan di rasi dilakukan.5-8
rumah sakit, namun ternyata tidak semua luka
operasi yang terinfeksi. Pada beberapa laporan KESIMPULAN
kasus sebelumnya, kondisi pasien dan “lingku-
ngan” ternyata menyumbang kejadian infeksi Pada penelitian ini, didapatkan bahwa sepsis,
luka operasi (gambar 1).5,6 Odom-Forren, tahun dan kadar hemoglobin preoperatif, dan bang-
2005, meneliti tentang faktor-faktor yang ber- sal perawatan pasca operasi, merupakan faktor
pengaruh terhadap kejadian infeksi luka ope- terkuat berhubungan dengan kejadian infeksi
rasi dan menyimpulkan empat hal yang paling luka operasi. Sedangkan kadar albumin pre-
berpengaruh, pertama yaitu, jumlah bakteri operasi, jenis operator (konsulen atau residen),
yang masuk, yang kedua adalah virulensi bak- dan waktu lamanya operasi, merupakan fak-
teri, ketiga adalah lingkungan mikro sekitar luka tor kuat yang berhubungan dengan lamanya
operasi, dan yang keempat adalah sistem perta- waktu perawatan pasien-pasien pascaoperasi
hanan tubuh host/pasien.7 intususepsi di RSUP dr. Sardjito. Dari faktor-fak-
tor prognostik ini, diharapkan di kemudian hari
Pengaruh sistem pertahanan tubuh (response dapat dilanjutkan untuk mencari manajemen
inate) host/pasien juga sangat besar untuk ter- penanganan pencegahan kejadian infeksi luka
jadinya infeksi luka operasi. Ketika respon tubuh operasi terhadap pasien-pasien pascaoperasi
host/pasien rendah, maka kejadian infeksi luka bedah pada umumnya, dan kasus intususepsi
operasi akan meningkat. Respon host/pasien pada khususnya.
ini, dipengaruhi oleh dua faktor kondisi, yaitu
faktor genetik dan yang didapat (acquired).
Faktor genetik, bervariasi pada masing-masing
individu, yang artinya ada beberapa orang den-
daftar pustaka
gan kondisi genetik yang lebih rentan mengala- 1. Applegate KE. Intussusception in children: evidence-
mi infeksi dibandingkan yang lain. Sedangkan based diagnosis and treatment. Pediatr Radiol
2009;39(suppl 2):S140-3
faktor yang didapat, biasanya lebih umum dan 2. Ignacio RC, Fallat ME. Intussusception. In: Holcomb III
banyak ditemui, beberapa diantaranya adalah GW, Murphy JP, Ostlie DJ, editors. Aschraft’s Pediatric
kondisi-kondisi fisiologi, seperti hipoglikemi, hi- Surgery 5th ed. Saunders Elsevier.; 2010.p.508-16
3. Ein SH, Daneman A. Intussusception. In: Grossfeld JL,
potermia, sepsis, dan lain-lain (gambar 2).5
O’Neill Jr JA, Fonkalsrud EW, Coran AG, editors. Pediat-
ric Surgery 6th ed. Mosby Inc.; 2006.p.1313-41
Fry DE, dkk (2007) dan Gould D (2012) meneliti 4. Nichols RL. Preventing surgical site infections: a sur-
geon’s perspective. Emerging Infectious Disease
hal-hal yang merupakan faktor risiko mening-
2001;7(2):220-4
katnya kejadian infeksi luka operasi, yaitu, ope- 5. Fry DE, Fry RV. Surgical site infection: the host. AORN
rasi yang melibatkan abdomen, waktu operasi Journal 2007;86(5):801-10
yang lebih lama dari dua jam, adanya penyakit 6. Gould D. Causes, prevention, and management of sur-
gical site infection. Nursing Standard 2012;26(47):47-
paru kronis, dan penurunan konsentrasi serum 56
albumin preoperasi.5,6 Manajemen pencegahan 7. Odom-Forren J. Surgical-site infection: still a reality.
terjadinya infeksi luka operasi ini, melibatkan Nursing Management 2005;11:16-20
8. Brook I. Microbiology and management of post-surgi-
keseluruhan sistem yang kompleks, termasuk di
cal wounds infection in children. Pediatr Rehabilitation
dalamnya pemberian antibiotik profilaksis pre- 2002;5(3):171-6
operatif, yang disesuaikan dengan kultur luka

22 MEDICINUS Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016


PROGNOSTIC FACTORS OF SURGICAL-SITE INFECTION (SSI) AND
LENGTH OF HOSPITALIZATION IN CHILDREN WITH POSTOPERATIVE
INTUSSUSCEPTION

CONTINUING MEDICAL
3 SKP
EDUCATION

Pilih Benar (B) atau Salah (S) pada pernyataan di bawah dengan membubuhkan tanda () di samping kanan.

No. Pernyataan B S
1 Insusespsi merupakan bentuk invaginasi usus ke dalam bagian usus itu sendiri dan
biasanya melibatkan usus halus dan usus besar.
2 Manajemen tindakan pada kasus intususepsi, secara umum, terdiri dari dua bagian,
yakni reduksi manual (milking procedure) dan reseksi anastomosis.
3 Penelitian ini dilakukan dari Januari 2010 hingga Desember 2012 dengan menggunakan
metode cohort retrospective.
4 Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki skala nominal dan
ordinal, dimana kedua skala tersebut dianalisis dengan menggunakan chi-square test.
5 Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui variabel yang memiliki pengaruh terbesar
terhadap kejadian infeksi luka operasi dan lama perawatan.
6 Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini antara lain kadar hemoglobin pre dan pasca
operasi, kadar gula darah pre dan pasca operasi, lama operasi, jenis operator, kejadian
sepsis pasca operasi, tipe bangsal, tindakan reseksi, status gizi pasien.
7 Angka kejadian infeksi luka operasi berkisar 200.000 kasus per tahun dari sekitar 20 juta
tindakan operasi, termasuk di dalamnya tindakan operasi untuk kasus-kasus
intussusepsi.
8 Menurut Odom-Forren (2005), terdapat empat hal yang paling berpengaruh dalam
kejadian infeksi luka operasi, yaitu jumlah bakteri yang masuk, virulen bakteri,
lingkungan mikro sekitar operasi dan sistem pertahanan tubuh host/pasien.
9 Menurut Fry DE, dkk (2007) dan Gould D (2012), hal-hal yang menjadi faktor risiko
meningkatnya kejadian infeksi luka operasi adalah operasi di luar abdomen, waktu
operasi yang singkat (kurang dari 2 jam), adanya penyakit jantung dan penurunan
konsentrasi serum albumen pre-operasi.
10 Pada penelitian ini, diperoleh bahwa sepsis, kadar hemoglobin pre operatif dan bangsal
perawatan pasca operasi merupakan faktor yang paling kuat berhubungan dengan
kejadian infeksi luka operasi.

KETERANGAN:
- Tandai () pada jawaban yang dipilih.
- Sasaran dari artikel dan kuis CME ini adalah untuk dokter umum/dokter spesialis.
- Dokter akan memperoleh jumlah SKP yang tertera di bagian atas dan akan mendapatkan
sertifikat jika jumlah jawaban benar ≥ 60%.
- Sertifikat akan dikirimkan setelah dokter mengerjakan setiap artikel CME dalam satu edisi
terbit.
- Masa berlaku kuis CME untuk setiap edisi adalah 3 tahun setelah artikel diterbitkan, sehingga
jawaban yang diterima melewati batas waktu tersebut, tidak akan memperoleh SKP.
- Artikel dan kuis CME setiap edisinya juga bisa diakses langsung di http://cme.medicinus.co/

CARA MENGIRIM JAWABAN:


- Lipat tiga bagian (secara horizontal) lembaran ini hingga berbentuk seperti amplop (lihat
gambar).
- Setelah dilipat tiga bagian, kirimkan lembaran kuis dan formulir biodata yang telah diisi ke
alamat redaksi MEDICINUS yang tertera di halaman selanjutnya. Atau bisa dengan cara men-
scan lembar biodata dan jawaban ke email indra.manenda@dexagroup.com.

Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016 MEDICINUS 23


24 MEDICINUS Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016

You might also like