You are on page 1of 14

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 195-208

Pencegahan Fraud Dengan Pengendalian Internal dalam Perspektif Alquran


Eko Sudarmanto1), Citra Kharisma Utami2)
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Tangerang [UMT] Indonesia
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Nusantara Bandung
*Email korespondensi: ekosudarmanto.umt@gmail.com

Abstract
The losses of fraudulent practices that are still occurring have become a problem for organizations and society
today. The problem discussed in this study is limited fraud prevention with internal control seen from the
perspective of the Qur’an, which is a holy book and the highest source of law for Moslems. This research is
important to know how the perspective of the Qur'an in seeing and providing solutions to existing problems. The
aim of this multi-case qualitative research is to explore methods of prevention against fraud by applying internal
controls from the perspective of the Qur'an. As a conclusion, that internal control is part of corporate governance,
so that management must consider the factors of thought, emotion, age, loyalty, justice, and the socio-economic
environment of employees in formulating a policy. Internal controls need to be designed to be able to anticipate
and prevent fraud that involves colluding with others. Internal controls can increase the ability to detect fraud by
increasing effectiveness and utilizing the latest technology. Contextually, several principles in internal control
are contained in several verses in the Qur’an. And what is more important is that in offering a solution to a
problem, the Qur’an always provides a perspective not only materially but also spiritually.

Keywords : fraud, internal control, Alquran

Saran sitasi: Sudarmanto, E., & Utami, C. K. (2021). Pencegahan Fraud Dengan Pengendalian Internal dalam
Perspektif Alquran. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 195-208. doi: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1593

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1593

1. PENDAHULUAN entitas pihak lain (Surjandari & Martaningtyas, 2015).


Kecurangan atau yang lebih dikenal dengan Fraud menciptakan kesalahan penilaian atau
istilah fraud, masih menjadi isu yang fenomenal dan mempertahankan penilaian salah yang ada untuk
sangat menarik untuk dibahas dan dilakukan kajian, membujuk seseorang membuat suatu kontrak. Hal
mengingat masih banyaknya berbagai kasus fraud tersebut dilakukan karena menyangkut memperkaya
yang terjadi di masyarakat. Association of Certified diri sendiri secara sengaja dengan cara menmgurangi
Fraud Examiners (ACFE) mendefinisikan fraud value/nilai aset secara rahasia (Enofe et.al., 2013).
sebagai suatu penggunaan jabatan oleh seseorang Fraud meliputi ketidakjujuran yang disengaja,
untuk memperkaya dirinya melalui penyelahgunaan kesalahan penyajian, manipulasi dan menampilkan
yang disengaja atau penyalahgunaan penggunaan aset fakta yang dapat merugikan orang lain dan organisasi.
atau sumber daya organisasi. Atau dengan kata lain, Fraud juga meliputi pencurian, apropriasi, upaya
fraud adalah kecurangan berkenaan dengan adanya untuk memperoleh sesuatu secara ilegal, dan
keuntungan yang diperoleh seseorang dengan kesalahan dalam membuat laporan keuangan
menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan termasuk aset dan kewajiban organisasi (Gilbert &
keadaan yang sebenarnya. Di dalamnya termasuk Wakefield, 2018). Sehingga fraud adalah penipuan
unsur-unsur surprise / tak terduga, tipu daya, licik, dan yang menyertakan elemen-elemen: (a) sebuah
tidak jujur yang merugikan pihak lain (ACFE, 2008). representasi; (b) mengenai sesuatu yang bersifat
Fraud juga dapat diartikan sebagai tindakan penipuan material; (c) sesuatu yang tidak benar; (d) dan secara
atau kekeliruan yang dilakukan oleh seseorang atau sengaja atau secara serampangan dilakukan untuk
badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut kemudian; (e) dipercaya; (f) dan ditindaklanjuti oleh
dapat mengakibatkan kerugian kepada individu atau
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 196
korban; (g) sehingga pada akhirnya korban paling merugikan diantara jenis kecurangan lainnya
menanggung kerugian (Zimbelman, 2014). (ACFE, 2020).
Secara skematis, ACFE menggambarkan fraud Kecurangan laporan keuangan dianggap sebagai
dalam hubungan kerja (occupational fraud) dalam kecurangan manajemen yang mengakibatkan
bentuk fraud tree. Pohon kecurangan ini kekeliruan bersifat material pada laporan keuangan
menggambarkan cabang-cabang dari kecurangan sehingga laporan keuangan mengandung informasi
dalam hubungan kerja, beserta ranting dan anak yang menyesatkan. Meningkatnya berbagai kasus
rantingnya. Sehingga occupational fraud tree skandal akuntansi di berbagai negara belahan dunia
mempunyai tiga cabang utama, yaitu corruption, asset menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa
misappropriation, dan fraudulent statements manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan
(Tuanakotta, 2010). keuangan (Skousen & Wright, 2009). Kecurangan
Salah satu penjelasan teoritis mengenai penyebab laporan keuangan selalu berhubungan dengan tata
seseorang melakukan fraud, pertama kali kelola perusahaan. Menurut Dechow, insiden
dikembangkan oleh Donald Cressey dengan teorinya kecurangan tertinggi terjadi pada perusahaan dengan
yang dikenal dengan fraud triangle. Dalam teorinya sistem tata kelola perusahaan yang lemah.
dijelaskan bahwa fraud triangle dibagi menjadi tiga Kecenderungan melakukan tindakan kecurangan
bagian, yaitu pressure, opportunity, dan sebagian besar terjadi pada perusahaan dengan latar
rationalization (Cressey, 1950). Pressure adalah belakang didominasi oleh pihak dalam (insider) dan
penggelapan uang perusahaan oleh pelaku yang kemungkinan besar tidak memiliki komite audit
bermula dari suatu tekanan. Orang tersebut (Dechow, 2012).
mempunyai kebutuhan keuangan yang mendesak, Upaya pencegahan terhadap tindakan fraud akan
sehingga secara personal kebutuhan individu lebih efektif untuk dilakukan dibandingkan dengan
dianggap lebih penting dari kebutuhan organisasi. melakukan upaya represif. Pencegahan perlu
Penyebab fraud kedua yaitu opportunity, dimana dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih
kecurangan akan dilakukan jika ada kesempatan besar dan rusaknya reputasi institusi maupun individu.
dimana seseorang harus memiliki akses terhadap aset Selain itu, kejadian kecurangan yang tidak segera
atau memiliki wewenang untuk mengatur prosedur ditangani dan terungkap karena lambatnya
pengendalian yang memperkenankan dilakukannya penanganan akan semakin memberi peluang pelaku
skema kecurangan. Penyebab yang ketiga yaitu untuk menutupi tindakannya dengan kecurangan yang
rationalization, artinya kecurangan yang dilakukan lain. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
karena ada rasionalisasi yang dilakukan seseorang melakukan pencegahan terhadap terjadinya
atau kelompok orang dengan membangun kecurangan yang benar dan tepat sasaran, sehingga
pembenaran atas kecurangan yang dilakukan. Pelaku segala bentuk dan upaya praktik kecurangan dapat
fraud biasanya mencari alasan pembenaran bahwa diantisipasi sedini mungkin agar terhindar dari risiko
yang dilakukannya bukan pencurian atau kecurangan, kerugian (Kurniasari, 2017).
tetapi sesuatu yang memang merupakan haknya. Banyak upaya untuk mencegah fraud
Namun demikian, beberapa individu lebih rentan berdasarkan teori maupun penelitian yang ada, dengan
melakukan kecurangan dibandingkan individu yang harapan praktik fraud dapat diantisipasi sedini
lain. Kecenderungan untuk melakukan kecurangan mungkin. Salah satunya adalah mencegah kecurangan
tergantung pada nilai-nilai etika dan keadaan pribadi dengan menerapkan pengendalian internal (internal
mereka (Abdullahi, 2015). control). Pengendalian internal merupakan bagian dari
Menurut laporan Association of Certified Fraud suatu sistem yang dipakai oleh manajemen untuk
Examiners (ACFE) tahun 2020, berdasarkan frekuensi mengatur dan mengarahkan setiap kegiatannya.
tindakan kecurangan yang terjadi, penyalahgunaan Pelaksanaan kegiatan intern dipengaruhi oleh
aset (asset misappropriation) merupakan tindakan manusia, sehingga dalam pelaksanaannya mempunyai
kecurangan yang memiliki frekuensi tertinggi disusul keterbatasan dan kelemahan, diantaranya: a) kurang
oleh korupsi (corruption) dan yang terakhir adalah matangnya suatu pertimbangan dalam pengambilan
kecurangan laporan keuangan (financial statement keputusan; b) kegagalan menerjemahkan perintah,
fraud). Tetapi financial statement fraud adalah jenis sehingga pelaksanaannya tidak efektif; c) pengabaian
kecurangan yang memiliki dampak kecurangan yang manajemen, yaitu sikap manajemen ketidak

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 197
peduliannya terhadap kebijakan dan prosedur; d) khususnya dalam kegiatan ekonomi dan pencegahan
adanya kolusi atau persekongkolan dalam tindak kejahatan dan kecurangan yang terjadi,
pelaksanaanya, sehingga kendali yang dilaksanakan semuanya telah diatur dalam Islam yang bersumber
hanya formalitas (Karyono, 2013). Dengan demikian, Alquran dan as-Sunnah. Meskipun tidak semua teks
meskipun rancangan struktur pengendaliannya ayat-ayat Alquran menjelaskan secara langsung
handal, bila terjadi praktik yang tidak sehat maka tidak terhadap suatu permasalahan yang ada, akan tetapi
akan dapat berfungsi efektif untuk mencegah dengan metodologi penafsiran yang benar Alquran
kecurangan. Ancaman aksi fraud bersifat dinamis, tetap dapat dijadikan rujukan utama sebagai dasar dan
dan pelaku terus-menerus menyusun cara baru untuk referensi dalam pembahasan serta penyelesaian
mendapatkan target dengan mudah, dan manajemen terhadap suatu permasalahan.
harus memperbarui atau merancang ulang kontrol Perlu diketahui bahwa dalam kajian penelitian,
yang sesuai untuk memitigasi aksi fraud (Robinson, tafsir merupakan salah satu wilayah penelitian dalam
2006). Menurut The Institute of Internal Auditor, ilmu agama Islam (Kepmenag, 1982). Metode tafsir
bahwa tanggung jawab untuk sistem pengendalian adalah cara-cara menafsirkan Alquran yang berupa
internal di dalam sebuah organisasi adalah menjadi kerangka atau kaidah yang digunakan dalam
tanggung jawab bersama di antara para eksekutif, menafsirkan ayat-ayat Alquran (Anwar & A.
dengan kepemimpinan yang biasanya diberikan oleh Muharom, 2015). Sedangkan metodologi tafsir adalah
direktur keuangan (Draz, 2011). pembahasan tentang metode-metode penafsiran
Di sisi lain, Islam sebagai agama yang sempurna (Baidan, 1998).
dan sesuai dengan fitrah manusia, tentu memiliki
konsep kehidupan yang sempurna dan paripurna (lihat 2. METODE PENELITIAN
Alquran, surah al-Maidah ayat 3). Tidak hanya Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan-nya, adalah melalui library research, yaitu metode
melainkan juga mengatur hubungan antar manusia penelitian yang dilakukan dengan mempelajari
yang dikenal dengan muamalah. Bahkan menurut literatur-literatur dan tulisan-tulisan yang mempunyai
penelitian yang dilakukan oleh Jalaluddin Rahmat, kaitan erat dengan permasalahan yang diajukan dalam
Islam merupakan agama yang menekankan urusan penelitian (Baidan, 2016), melalui pendekatan
muamalah lebih besar daripada urusan ibadah ritual. kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis
Islam ternyata banyak memperhatikan aspek proses dari proses berpikir secara deduktif dan
kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan
(Rahmat, 1991). antar fenomena yang diamati, dan senantiasa
Di kalangan para ahli ilmu pengetahuan terdapat menggunakan logika ilmiah (Kisworo & Iwan S.,
kesepakatan, bahwa dalam struktur ilmu pengetahuan 2017). Penggunakan metode kualitatif juga untuk
terdapat ilmu yang bersifat teoritis, dan ilmu yang mengeksplorasi berbagai sumber data, pengamatan,
bersifat praktis. Ilmu yang bersifat teoritis memiliki dan bukti dokumenter (Slack, Corlett & Morris, 2015;
peran sebagai dasar atau landasan untuk melakukan Yin, 2014).
praktik, dan ilmu yang bersifat praktik merupakan Sumber data penelitian ini adalah terdiri dari
pengamalan dari ilmu yang bersifat teoritis. Ilmu yang sumber data primer berupa ayat-ayat Alquran yang
bersifat teoritis disebut sebagai ilmu murni (basic dijadikan rujukan dengan penjelasan beberapa
science), sedangkan ilmu yang bersifat praktik disebut mufasir, dan sumber data sekunder yang terdiri dari
ilmu terapan (applied science) (Nata, 2018). Dan karya-karya penelitian ilmiah terdahulu yang relevan,
praktik muamalah dalam ekonomi merupakan berupa buku-buku serta karya ilmiah lainnya dari
penerapan langsung ilmu terapan dengan didasarkan berbagai sudut pandang. Sedangkan data yang
pada teori ilmu murni (dasar). digunakan adalah berbagai data kualitatif yang terjaga
Meskipun muamalah dan ekonomi terus berubah kualitasnya yang berbentuk kata-kata, kalimat, gerak
dan berkembang seiring dengan perkembangan tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto
teknologi dan kebutuhan manusia, dalam Islam tidak (Sugiyono, 2011) yang berasal dari berbagai sumber
ada suatu perkara pun yang tidak diatur melainkan tersebut.
semua telah ada landasan dan batasan syariat yang Metode tafsir Alquran yang dipakai sebagai
mengaturnya. Termasuk dalam hal bermuamalah, metode analisis dalam penelitian ini adalah metode

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 198
tafsir Al-Maudhu’i yaitu tafsir yang menjelaskan Fraud dalam organisasi korporasi umumnya
beberapa ayat Alquran yang mengenai suatu judul berasal dari dua arah, yaitu internal dan eksternal.
atau topik atau sektor-sektor tertentu (Djalal, 1991). Fraud internal adalah kecurangan yang berasal dari
Selanjutnya menarik kesimpulan menurut pihak dalam organisasi perusahaan itu sendiri, seperti
kerangka teori yang ada, yaitu yang berkaitan dengan korupsi, penyajian laporan palsu, rekayasa laporan
pembahasan mengenai pencegahan fraud dengan keuangan, laporan keuangan ganda, menutupi atau
pengendalian internal sesuai diskursus ilmiah, menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan
dilanjutkan dengan pembahasan ayat-ayat Alquran dalam penghitungan, pencurian atau penggunaan
yang memiliki keterkaitan makna dalam bahasan ini aktiva organisasi yang tidak tepat oleh para pegawai
menurut beberapa mufasir. dan manajemen untuk kepentingan pribadi atau
kelompok serta penggunaan yang tidak sesuai dengan
3. LANDASAN TEORI, HASIL DAN peruntukannya. Sedangkan fraud eksternal yaitu
PEMBAHASAN kecurangan yang berasal dari pihak luar organisasi
3.1. Landasan Teori perusahaan, seperti penyuapan, peninggian nilai
The Institute of Internal Auditor (IIA) suatu faktur, adanya faktur ganda serta penipuan kualitas
organisasi auditor internal di Amerika Serikat, seperti transaksi barang yang tidak sesuai dengan
mendefinisikan kecurangan (fraud) adalah penyajian yang telah disepakati (Sayyid, 2014).
sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan Kecurangan atas laporan (fraudulent statement)
melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur yaitu kecurangan dengan menyajikan laporan
kecurangan yang disengaja. Artinya adalah bahwa keuangan lebih baik dari sebenarnya (over statement)
fraud merupakan kecurangan yang mengandung dan lebih buruk dari yang sebenarnya (under
makna suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar statement) (Karyono, 2013), menyajikan aset atau
hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya, atau
tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran menyajikan aset dan pendapatan lebih rendah dari
keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang yang sebenarnya (Tuanakotta, 2010), tindakan yang
dilakukan oleh orang-orang dari dalam maupun dari disengaja untuk menghasilkan materi laporan
luar organisasi (Karyono, 2013). keuangan yang menyesatkan untuk menipu atau
Selanjutnya, Chartered Institute of Public Finance menggambarkan posisi keuangan organisasi yang
and Accountancy (CIPFA) menyatakan fraud sebagai salah (Albashrawi, 2016), membuat organisasi
kesalahan yang disengaja dan menyembunyikan fakta terlihat lebih atau kurang menguntungkan (Apostolou,
material, penghilangan bukti untuk melakukan 2012). Sedangkan kecurangan penyalahgunaan aset
kecurangan dan manipulasi yang merugikan keuangan (asset misappropriation) adalah “mengambil” secara
suatu individu atau organisasi. Fraud meliputi ilegal (tidak sah atau melawan hukum) yang dilakukan
penggelapan, pencurian, pemalsuan, penyalahgunaan, oleh seseorang yang diberi wewenang untuk
dan menghilangkan bukti dengan sengaja (CIPFA, mengelola atau mengawasi aset tersebut (Tuanakotta,
2013). 2010). Dan korupsi (corruption) adalah perbuatan
Secara umum dapat didefinisikan bahwa fraud yang merugikan kepentingan umum/publik atau
adalah suatu istilah yang umum, dan mencakup segala masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau
macam cara yang dapat digunakan dengan kelihaian kelompok tertentu. Korupsi dapat terjadi pada
tertentu, yang dipilih oleh seorang individu, untuk organisasi korporasi swasta maupun pada sektor
mendapatkan keuntungan dari pihak lain dengan publik pemerintahan (Karyono, 2013).
melakukan representasi yang salah. Tidak ada aturan Terdapat beberapa hal yang memotivasi
yang baku dan tetap yang bisa dikeluarkan sebagai manajemen menyajikan laporan keuangan yang
proposisi umum dalam mendefinisikan fraud, mengandung unsur kecurangan: (a) memberikan
termasuk kejutan, tipu muslihat, ataupun cara-cara dukungan agar harga saham tetap tinggi; (b)
yang licik dan tidak wajar yang digunakan untuk memberikan dukungan terhadap obligasi dan saham;
melakukan penipuan. Batasan satu-satunya untuk dan (c) memaksimalkan bonus bagi manajemen
mendefinisikan fraud adalah hal-hal yang membatasi (Zimbelman, 2014).
ketidakjujuran manusia (Zimbelman, 2014). Menurut Assosiation of Certified Fraud
Examiner (ACFE) dalam manual edisi ketiga,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 199
aksioma fraud meliputi: 1) Tersembunyi, kecurangan perbedaan kepentingan antara principal dan agent.
ini dilakukan secara tersembunyi dan berusaha untuk Masalah ini muncul karena ketika pemilik (principal)
menutupi perbuatannya; 2) Bukti sebalik, untuk memberikan wewenang kepada manajer (agent) untuk
membuktikan bahwa kecurangan yang terjadi harus bertindak atas nama mereka. Yang pada dasarnya
diusahakan agar kecurangan tersebut tidak terjadi, adalah karena perbedaan kepentingan dan asimetri
demikian pula sebaliknya; 3) Jenis-jenis fraud, yang informasi antara manajer dan pemilik. Masalah ini
terdiri dari intern fraud dan system control fraud. dapat dihilangkan jika kedua pihak memiliki
Intern fraud terjadi secara alamiah yang melekat kepentingan yang sam (Jensen & William, 1976). Dan
dalam setiap bentuk kegiatan. System control fraud peluang untuk melakukan fraud adalah suatu risiko
terjadi karena lemahnya sistem pengendalian internal yang muncul ketika pengendalian internal lemah,
dan biasanya pelaku mempunyai pengetahuan tentang karena risiko untuk tertangkapnya relatif rendah
sistem kerja internal tersebut (Karyono, 2013). (Zakaria, et.al., 2016).
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Sedangakan pengendalian internal (internal
seseorang melakukan tindakan fraud. Karena hampir control) didefinisikan sebagai rencana, metode,
setiap tindakan kriminal atau kejahatan selalu prosedur, dan kebijakan yang didesain oleh
didorong atau dipicu oleh suatu kondisi dan perilaku manajemen untuk memberi jaminan yang memadai
penyebab terjadinya. Dalam pembahasan ini, peneliti atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional,
membatasi hanya dengan menggunakan teori Segitiga kehandalan pe;aporan keuangan, pengamanan
Fraud (Fraud Triangle Theory) . Menurut teori ini, terhadap aset, kepatuhan terhadap undang-undang,
bahwa perilaku fraud itu terlaksana atau dilakukan kebijakan dan peraturan lain (Kumaat, 2011).
karena adanya tiga unsur, yaitu adanya tekanan Penelitian yang dilakukan oleh Oguda Ndege et.al.
(pressure), kesempatan (opportunity), dan (2015), juga Riri Zelmiyanti dan Lili Anita (2015),
pembenaran (rationalization). Teori yang pertama kali yang menyebutkan bahwa internal control sebagai
diformulasikan oleh kriminolog Donald R. Cressey proses yang dijalankan oleh dewan direksi entitas,
ini, menyimpulkan bahwa fraud umumnya terbagi manajemen, dan anggota lain, dirancang untuk
dalam tiga ciri-ciri umum. Pertama, pelaku fraud yang menyediakan keyakinan yang memadai mengenai
memiliki kesempatan untuk melakukan penipuan pencapaian tujuan dalam kategori efektivitas dan
(opportunity). Kedua, pelaku fraud mempunyai efisiensi operasi, keandalan dalam pelaporan
kebutuhan keuangan yang mendesak yang tidak dapat keuangan, dan kepatuhan akan hukum yang berlaku
diceritakan kepada orang lain (pressure). Ketiga, dan regulasi. Sehingga dari kedua penelitian tersebut
individu yang terlibat dalam fraud merasionalisasikan menyimpulkan bahwa internal control memiliki
perbuatan curangnya konsisten dengan kode etik pengaruh yang signifikan positif untuk pencegahan
pribadi mereka (rationalization) (Cressey, 1950). Dan fraud. Hal ini diperkuat oleh penelitian Susanto Salim
ketiga faktor fraud tersebut diperkuat dengan hasil (2019) yang menyimpulkan bahwa internal control
penelitian Skousen et. al. sebagai “triangle fraud”( merupakan cara yang paling efektif dalam perusahaan
Skousen et.al., 2009). untuk meminimalisir bahkan mengeliminasi
Kecurangan laporan keuangan memengaruhi kesempatan para anggota perusahaan untuk
berbagai pelaku pasar, termasuk investor, organisasi, melakukan fraud.
dan karyawan. Sebagaimana penelitian sebelumnya Dan juga memiliki peranan penting adalah audit
memberikan informasi terkait dengan kerugian internal harus memiliki jumlah dan kualitas sumber
organisasi secara tidak langsung atas tindakan fraud. daya manusia yang cukup dan memiliki kompetensi
Selain kerugian material yang ditanggung organisasi, yang memadai. Karena, dengan menjunjung tinggi
reputasi organisasi mungkin juga dipertanyakan sikap profesionalisme maka auditor akan lebih mudah
ketika terjadi fraud. Kepercayaan investor pada dalam mendeteksi apabila terjadi kecurangan
organisasi akan hilang dan mungkin akan menarik (Hutabarat, 2015). Karena berdasarkan penelitian
seluruh investasinya termasuk dana pensiun (Perols, sebelumnya ditegaskan bahwa terjadi peningkatan
2011). angka kejahatan keuangan akibat manipulasi dalam
Fraud yang terjadi pada suatu organisasi adalah akuntansi dan kegagalan audit sehingga memiliki
sebagai manifestasi klasik dari tata kelola organisasi dampak negatif yang serius dalam ekonomi yang
yang lemah. Pada organisasi swasta dikenal adanya mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 200
terhadap profesi audit (Popoola & Samsudin, 2015). antara lima orang melainkan Dia-lah yang
Hal ini selaras dengan temuan penelitian sebelumnya keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan antara
bahwa sebagian besar auditor tidak dapat mendeteksi jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak,
kecurangan karena mereka bukan spesialis dalam melainkan Dia ada bersama mereka di manapun
bidang fraud, mengingat terdapat perbedaan antara mereka berada. Kemudian Dia akan
audit terhadap kecurangan dan audit atas laporan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat
keuangan. apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya
Penelitian oleh Akbari (2013) menjelaskan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
bahwa pengendalian internal secara positif dapat 3.2. Pembahasan
mempengaruhi risiko operasional dan menekankan Fraud telah menjadi salah satu hambatan yang
pentingnya pengendalian yang baik guna memitigasi sangat besar dalam pembangunan ekonomi dewasa
risiko. Dan penelitian oleh Rahman dan Anwar (2014) ini (Azim & Azam, 2016). Tindakan fraud tentunya
juga menegaskan kembali argumen ini bahwa bukan suatu kesalahan biasa yang risikonya rendah,
pengendalian internal diidentifikasi sebagai salah satu akan tetapi suatu tindakan yang disengaja
teknik yang paling efektif untuk mencegah dimaksudkan untuk merugikan individu majikan dan
kecurangan. organisasi. Sehingga manajemen dan pemilik harus
Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi mempertimbangkan tentang pikiran, emosi, dan
lingkungan pengendalian internal: (a) integritas dan loyalitas karyawan mereka, untuk sesuatu yang lebih
etika; (b) komitmen terhadap kompetensi; (c) penting yaitu tentang kelangsungan bisnisnya
pimpinan yang kondusif; (d) struktur organisasi yang (Hamilton, 2016). Ada masalah yang tentunya sangat
mendukung; (e) pendelegasian wewenang dan berpengaruh terhadap perkembangan bisnis yang
tanggung jawab; (f) kebijakan dan praktik pembinaan perlu mendapat perhatian serius dari manajemen dan
sumber daya manusia; (g) peran pengawas internal; pemilik, yaitu menyangkut integritas dan etika
(h) hubungan kerja dengan instansi pemerintah terkait karyawan sebelum mereka diterima sebagai pekerja.
(Karyono, 2013). Karena sebagian besar kecurangan dilakukan
Di dalam Alquran, terdapat beberapa ayat yang oleh karyawan yang memanfaatkan kelemahan
berisi tentang perilaku curang. Diantaranya di dalam pengendalian internal, maka pengendalian internal
surah Al-Muthaffifin, ayat 1-6 yang artinya: yang ketat merupakan suatu langkah pertahanan yang
“Celakalah, bagi orang-orang yang curang. efektif untuk pencegahan kecurangan (Sidden &
Yaitu orang-orang yang apabila menerima Simmons, 2005). Peneliti lain menjelaskan bahwa
takaran dari orang lain mereka minta salah satu penggunaan pengendalian internal adalah
dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau untuk memastikan bahwa risiko akibat praktik
menimbang untuk orang lain, mereka kecurangan dapat dijaga seminimal mungkin
mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira (Adetiloye, et.al., 2016). Penelitian lainnya juga
bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, menemukan bahwa pembentukan sistem pengendalian
pada suatu hari yang besar. Yaitu pada hari internal yang memadai sangat diperlukan untuk
ketika semua orang bangkit menghadap Tuhan pencegahan kecurangan (Taiwo et.al., 2016).
seluruh alam.” Organisasi harus menjaga integritas bisnis
Sedangkan ayat Alquran yang berisi atau perintah mereka melalui kejujuran dengan penyajian informasi
untuk menyadari adanya pengawasan dan keuangan yang akurat. Etika perilaku dalam
pengendalian (control) baik dalam arti khusus maupun perusahaan sangat penting untuk dipantau dan
dalam arti luas. Diantaranya adalah di dalam surah Al- mendapat perhatian (Prentice, 2012). Termasuk
Mujadalah, ayat 7 yang artinya: beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
“Tidaklah kamu perhatikan, bahwa yang tidak beretika adalah sifat terlalu percaya diri,
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di sikap mementingkan diri sendiri, dan rasionalisasi
langit dan apa yang ada di bumi? Tiada sebuah kekeliruan.
pembicaraan rahasia antara tiga orang, Berkaitan dengan pentingnya seseorang menjaga
melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada integritas dirinya dimanapun berada, telah dijelaskan
pembicaraan antara tiga orang melainkan Dia- di dalam Alquran surah Ash-Shaf, ayat 2-3 yang
lah yang keempatnya. Dan tiada pembicaraan artinya:

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 201
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa orang yang dizalimi itu dapat kami pahami, namun
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu bagaimana bisa kami menolong orang yang berbuat
kerjakan. Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika zalim?” Beliau bersabda, “Cegah dan laranglah dia
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu dari berbuat zalim, begitulah menolongnya” (Ar-
kerjakan.” Rifai, 1999). Begitu besar manfaat dari saling
Ayat ini menunjukkan suatu integritas yang membantu terhadap sesama, ternyata mengajak ke
sebenarnya. Integritas itu meliputi kepaduan dan dalam kebaikan dan mencegah keburukan bisa selalu
keutuhan pribadi. Terpadu antara kata dan perbuatan dilakukan oleh siapapun, dalam kondisi apapun, dan
sehingga menunjukkan adanya kejujuran (al-shidq) dengan segala kemampuan dan sarana yang
dan konsistensi (istiqamah) dalam memperjuangkan dimilikinya.
kebenaran (Quthb, 2000). Hanya orang-orang yang Manajemen risiko dan pengendalian internal
memiliki integritas tinggi yang akan membawa memberikan kontribusi bagi penerapan good
keberuntungan dalam usaha, karena mereka corporate governance (GCG), khususnya dalam
menjauhkan diri dari sifat munafik dan sifat tercela meningkatkan keberhasilan pencapaian sasaran
lainnya. organisasi. Tanpa manajemen risiko, sistem
Umumnya, ketika kontrol internal lemah atau pengendalian internal menjadi berkurang
oportunistik, penipu pemula akan dapat dengan keefektifannya. Sementara tanpa sistem pengendalian
mudah menyelesaikan tindakannya secara individu internal, aspek pengendalian dari GCG menjadi
atau dengan berkolusi dengan orang lain. Seringkali kurang efektif (Susilo & Victor, 2019). Shah (2016)
ketika kecurangan terjadi, pelaku akan merekrut orang menyarankan bahwa organisasi harus secara
lain untuk berpartisipasi dalam tindakan kejahatan sistematis mengevaluasi efektivitas langkah-langkah
mereka. Di dalam perusahaan besar atau kecil, orang pencegahan kecurangan, sekaligus untuk menentukan
yang berkuasa seperti manajer dapat membujuk seberapa baik kontrol yang ada mampu mengatasi
karyawan dengan sedikit kewenangannya untuk risiko. Safa dan Von Solms (2016)
berkontribusi dalam melakukan kecurangan mereka merekomendasikan bahwa berbagi pengetahuan
atau dengan ancaman secara individu (Albrecht et.al., dalam organisasi untuk meningkatkan keamanan
2015). Penipu akan membujuk orang lain untuk informasi dapat mengurangi risiko insiden keamanan.
berkolusi dan membantu mereka untuk menyelesaikan Ayat Alquran yang memiliki makna terkait
tindakan kecurangan yang tidak dapat mereka tentang pentingnya pengorganisasian atau tata kelola
selesaikan sendiri atau agar apa yang mereka lakukan organisasi yang baik. Dan yang tidak boleh dilupakan
tidak dapat terdeteksi. Waddell (2016) mengatakan dalam pengorganisasian adalah harus selalu menjaga
bahwa kolusi terjadi ketika manajemen, karyawan, persatuan, persaudaraan, dan kebersamaan.
atau pihak ketiga bekerja sama untuk Sebagaimana ayat Alquran surah Ali Imran (3), ayat
menyembunyikan kecurangan, sehingga mengalahkan 103 yang artinya:
sistem kontrol internal. “Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali
Diantara ayat-ayat Alquran yang memerintahkan agama Allah, dan janganlah kamu bercerai
untuk saling tolong menolong dan bantu membantu berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
dalam kebaikan, serta larangan untuk bekerja sama ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-
dalam dosa dan permusuhan, antara lain dalam surah musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
Al-Ma’idah (5), ayat 2 yang artinya: lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah
“… Dan tolong menolonglah kamu dalam orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah
mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
tolong menolong dalam perbuatan dosa dan menyelamatkan kamu dari padanya. Demikian
permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.” agar kamu mendapat petunjuk.”
Menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengutip Menjelaskan ayat ini, yang dimaksud dengan tali
sebuah hadits bahwa Imam Ahmad meriwayatkan dari Allah ialah Alquran, sebagaimana dikatakan dalam
Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah SAW sebuah hadits al-Harits al-A’war, dari Ali mengenai
bersabda: “Tolonglah saudaramu yang zalim, maupun sifat Alquran yang diriwayatkan secara marfu’,
dizalimi.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah, menolong “Alquran merupakan tali Allah yang kuat dan jalan-

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 202
Nya yang lurus” (Ar-Rifai, 1999). Ayat ini governance – risk management – internal control.
menunjukkan akan pentingnya persatuan dan Dalam bagian yang berjudul “Clearing up a few
persaudaraan, yang hanya akan dicapai apabila ada misconception” ditegaskan bahwa, enterprise risk
suatu tali pengikat atau suatu alasan yang kuat untuk management (ERM) menangani lebih jauh daripada
menyatukan mereka. Dan tali pengikat yang paling pengendalian internal. Pengendalian internal adalah
kuat dan paling baik itu adalah tali agama Allah yang bagian terpadu dari ERM. Pengendalian internal
berupa Alquran. adalah salah satu bagian penting dari manajemen
Meskipun dalam penelitiannya terbatas untuk risiko perusahaan (Moeller, 2014).
memahami mengapa karyawan melakukan Beberapa peneliti menfokuskan pada tanggung
kecurangan terhadap perusahaan tempat mereka jawab auditor. Kostova (2013) mengungkapkan
bekerja, Benjamin dan Samson (2011) menyelidiki adanya hubungan antara karakteristik kecurangan
adanya ketidak adilan yang dirasakan serta persepsi dengan prosedur audit. Kostova menggambarkan
tidak aman dalam bekerja ternyata dapat adanya tanggung jawab auditor untuk
memunculkan niat untuk melakukan kecurangan. mengungkapkan kesalahan dan kecurangan. Auditor
Diungkapkan pula bahwa faktor usia memiliki diharapkan memberikan pendapat dan kesimpulan
pengaruh signifikan terhadap niat melakukan tentang keandalan laporan keuangan (Kostova, 2013).
kecurangan (Benjamin & Samson, 2011). Oleh karena Selanjutnya diungkapan juga adanya faktor ekonomi
itu perusahaan harus mempertimbangkan dan yang menyebabkan kecurangan, serta
memastikan mereka memitigasi risiko-risiko tersebut mengidentifikasi karakteristiknya. Disebutkan bahwa
agar lebih memadai. Karena kecurangan oleh lingkungan ekonomi dapat menjadi faktor utama yang
karyawan tidak hanya mempengaruhi internal mengarah pada kecurangan. Misalnya, organisasi
organisasi, tetapi juga eksternal (Peltier-Rivest & berada di bawah tekanan untuk mencapai target
Lanoue, 2015). Organisasi tidak hanya akan keuangan.
kehilangan asetnya, tetapi juga pendapatan, serta Berbeda dengan Kostova yang fokus pada faktor
reputasinya apabila fraud telah terjadi di dalam ekonomi, Love (2012) meneliti tanggung jawab
organisasinya. auditor untuk mendeteksi kecurangan yang terkait
Banyak ayat-ayat dalam Alquran yang berisi dengan standar pelaporan. Perlu diketahui bahwa
tentang pentingnya bersikap dan berlaku adil. standar GAAS (Generally Accepted Auditing
Diantaranya adalah di dalam surah An-Nahl (16), ayat Standards) mengakui tidak adanya kepastian untuk
90 yang artinya: memberikan jaminan yang absolut, melainkan sebatas
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku memberikan jaminan yang wajar dan mengurangi
adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan risiko material salah saji. Penemuan auditor atas
kepada kerabat, dan Dia melarang perbuatan informasi yang diterima memerlukan evaluasi ulang
keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia dari semua bidang audit. Karena pelaku kecurangan
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat dapat menyembunyikan perbuatannya melalui
mengambil pelajaran.” pernyataan dan dokumen palsu selama proses audit.
Kandungan ayat ini berisi prinsip-prinsip Love mencatat perbedaan antara melakukan audit
universal akhlak Islam dalam perilaku sosial serta GAAS dan pemeriksaan kecurangan. Audit GAAS
keadilan, ihsan dan menjauhi kezaliman yang akan menghasilkan opini auditor atas kewajaran
berdasarkan hubungan sosial. Tanpa keadilan, presentasi laporan keuangan dan dirancang untuk
manusia menjadi keji dan mungkar. Allah menyuruh mengurangi risiko salah saji secara material,
hamba-hamba-Nya berlaku adil, yaitu bersikap sedangkan pemeriksaan kecurangan adalah aktivitas
tengah-tengah dan seimbang, serta dianjurkan berbuat yang berbiaya tinggi karena membutuhkan
ihsan (Ar-Rifai, 1999). Makna yang terkandung dalam pemeriksaan semua saldo material (Love, 2012).
ayat ini begitu indah dan tentunya keadilan adalah Nicolaescu (2013) dalam penelitiannya berfokus
suatu kebutuhan yang asasi bagi setiap insan manusia. pada peran internal audit dalam mendeteksi
Robert Moeller dalam kajiannya terhadap kecurangan. Ukuran perusahaan audit mempengaruhi
Commitee of Sponsoring Organizations (COSO) kualitas terhadap laporan audit. Peneliti menemukan
internal control, memberikan gambaran yang jelas bahwa ketelitian dapat meningkatkan kemampuan
mengenai hubungan yang antara corporate untuk mendeteksi kecurangan. Kemampuan untuk

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 203
mendeteksi kecurangan juga dapat ditingkatkan Sebelumnya, Kranacher dan Stern (2004)
dengan keberadaan auditor internal. Suatu temuan memberikan saran untuk meningkatkan deteksi
menyarankan bahwa brainstorming dapat dijadikan terhadap fraud. Menurut sebuah studi COSO
sarana untuk auditor internal dalam menanggapi (Committee of Sponsoring Organization), bahwa
penilaian risiko. Penelitian ini juga menyimpulkan CEO melakukan 75% dari semua kecurangan (fraud).
bahwa internal audit adalah bagian yang penting dari Sementara Klarskov Jeppesen dan Leder (2016)
tata kelola perusahaan (corporate governance) menyatakan perlunya auditor untuk mempertanyakan
(Nicolaescu, 2013). Ilustrasi mudahnya adalah, integritas manajer. Kranacher dan Stern (2004)
pengendalian internal merupakan bagian penting dari mencatat adanya potensi konflik kepentingan antara
manajemen risiko, dan manajemen risiko menjadi auditor dengan pelaksana departemen perekrutan.
bagian penting dari tata kelola perusahaan. Legislasi berfungsi sebagai pencegah bagi perilaku
Berhubungan dengan tanggungjawab, setidaknya kecurangan, karena auditor harus secara aktif untuk
terdapat 19 ayat di dalam Alquran yang berisi tentang mendeteksi kecurangan (Kranacher & Stern, 2004).
konsep tanggung jawab. Salah satunya adalah di Rekomendasi dari temuan ini yaitu agar
dalam surah Al-Mudatsir (74), ayat 38 yang artinya: ditingkatkannya pendidikan auditor yang mencakup
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang pemahaman perilaku, keterampilan investigasi dan
telah diperbuatnya.” analisis lebih dalam.
Dijelaskan bahwa tiap-tiap diri harus Peningkatan pengetahuan selalu diperintahkan di
bertanggung jawab atas apa yang telah dikerjakannya. dalam Islam. Cukup banyak ayat-ayat Alquran berisi
Dia tergadaikan, yaitu akan diazab di dalam neraka tentang keutamaan orang-orang yang memiliki
yang disebabkan oleh amal perbuatannya sendiri (Al- kemampuan (kapabilitas) dalam ilmu pengetahuan. Di
Mahalli, 2017). Segala apa yang telah dikerjakan oleh dalam surah Al-Mujadilah (58), ayat 11 yang artinya:
seseorang, harus dipertanggung jawabkan tidak hanya “…Niscaya Allah akan meninggikan orang-
di dunia tetapi juga akan dipertanggung jawabkan orang yang beriman di antaramu dan orang-
kepada Allah di akhirat kelak. orang yang berilmu pengetahuan beberapa
Berbeda dengan peneliti lainnya, Westhausen derajat.”
(2017) meneliti tentang kelemahan dalam fungsi Ayat tersebut menjelaskan bahwa secara garis
audit internal. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa besar manusa dapat dibedakan ke dalam dua
fungsi audit internal untuk mengendalikan kelompok besar: pertama, orang yang sekedar
kecurangan, saat ini sedang mengalami beriman dan beramal; dan yang kedua, adalah orang
perkembangan. Pertumbuhan dalam teknologi, seperti yang beriman dan beramal shalih serta memiliki
sistem digital sangat membantu dalam meningkatkan pengetahuan. Posisi atau derajat kelompok kedua ini
efektivitas fungsi audit internal. Temuan lainnya lebih tinggi bukan saja karena nilai ilmu yang dimiliki,
adalah adanya kelemahan dalam pengendalian tetapi juga amal dan usahanya untuk mengajarkan
internal, yang mengesampingkan faktor kapabilitas ilmu yang dimiliki tersebut, baik melalui lisan, tulisan
(Westhausen, 2017). Untuk mengatasi kelemahan atau tindakan (LPMQ, 2018). Dari penjelasan ayat
dari hasil temuan ini, maka sangat diperlukan adanya tersebut, diketahui bagaimana keutamaan orang-orang
peningkatan pelatihan dan pengetahuan bagi yang memiliki ilmu pengetahuan dibanding dengan
pengendali internal secara terus menerus dan mereka yang tidak atau kurang berilmu.
berkesinambungan. Selanjutnya, Simha dan Satyanarayan (2016)
Cone et.al. (2007) merekomendasikan bahwa meneliti terhadap persepsi deteksi kecurangan dan
pendidikan dan pelatihan harus diberikan dan metode pencegahan, dengan menggunakan
disesuaikan guna memenuhi dan menyesuaikan wawancara auditor forensic kualitatif. Peneliti juga
persyaratan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan mempertimbangkan peran teknologi dalam deteksi
perlu mendefinisikan materi pelatihan untuk dan pencegahan kecurangan. Disebutkan bahwa
memastikan bahwa materi pelatihan tersebut telah auditor forensic saat masih belum memadai dalam
sesuai dan mencakup semua yang diperlukan guna mendeteksi kecurangan, sehingga diperlukan suatu
meningkatkan kesadaran atas praktik kecurangan, metode untuk menambah, dan meningkatkan
termasuk membuat langkah-langkah pencegahannya penggunaan metode pencegahan yang lain. Para
yang dapat diambil (Cone, et.al., 2007). peneliti juga memberikan pengakuan tentang adanya

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 204
peran lebih dari teknologi dalam fraud. Temuan “…Supaya Allah menguji kamu, siapa di antara
lainnya adalah masalah keamanan dari para kamu yang lebih baik amalnya.”
responden, dan adanya kebutuhan auditor untuk Dia (Allah) telah menjadikan kehidupan dan
mendapatkan pelatihan dalam hal profil kriminal, menetapkannya agar Dia menguji amal kalian, siapa
teknologi, serta perilaku dalam keuangan (Simha & yang lebih ikhlas karena Allah dan lebih taat kepada-
Satyanarayan, 2016). Niranjanamurthy & Chahar Nya (Zuhaili, et.al., 2008). Dari penjelasan ayat ini,
(2013) berpendapat bahwa perubahan teknologi dan ternyata kualitas suatu pekerjaan itu lebih diutamakan
bisnis yang konstan membutuhkan pendekatan di sisi Allah dibanding dengan kuantitas. Dan
terkoordinasi dengan memanfaatkan algoritma dan bagaimana kualitas pekerjaan seseorang ternyata
solusi berbasis teknologi. Krummeck (2000) menggambarkan kesungguhannya, keikhlasannya,
merekomendasikan bahwa komunikasi adalah kunci dan ketaatannya terhadap aturan yang ada.
untuk mengelola perubahan dan harus meliputi Faktor lingkungan dan komunitas sosial
berbagai saluran komunikasi. memiliki pengaruh yang sangat penting bagi tindakan
Di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang dan pencegahan kejahatan (Chua et.al., 2007).
menyebut tentang pentingnya menguasai ilmu Demikian pula, Alfawaz et.al. (2010)
pengetahuan, teknologi dan sains. Firman Allah mengidentifikasi lingkungan sosial sebagai faktor
dalam surah Ar-Rahman (55), ayat 33 yang artinya: penting di antara faktor lainnya seperti teknologi dan
“Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu regulasi. Pulz et.al. (2017) menemukan bahwa ada
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit korelasi antara indeks sosial ekonomi terhadap
dan bumi, maka lintasilah. Kamu tidak dapat kerugian karena kecurangan, sehingga ia
menembusnya kecuali dengan kekuatan.” merekomendasikan penggunaan indikator tersebut
Ayat ini menjelaskan anjuran Allah kepada jin untuk memprediksi kecurangan (Pulz, et.al., 2017).
dan manusia untuk menjelajahi semua tempat, baik di Sebuah penelitian dari Igwe (2011) mengemukakan
darat, laut, maupun angkasa. Ada satu syarat yang bahwa faktor sosial-ekonomi seperti pengangguran
dikemukakan Allah bersamaan dengan anjuran ini, dan kemiskinan, keduanya merupakan faktor
yaitu bahwa aktivitas tersebut hanya dapat penyumbang tindak kecurangan (Igwe, 2011). Dari
dilaksanakan bila manusia dan jin memiliki ilmu yang beberapa temuan tersebut, perlu untuk
dapat dipergunakan untuk mewujudkannya (LPMQ & mempertimbangkan lingkungan sosial-ekonomi.
LIPI, 2018). Menurut para ulama, objek utama yang Meskipun faktor tersebut berada di luar kendali
dituju oleh firman Allah ini adalah manusia. Karena perusahaan, pemahaman terhadap lingkungan yang
manusia adalah subjek yang selalu menjadi baik, dapat menyesuaikan strategi pencegahan
pembicaraan utama dalam hampir seluruh ayat-ayat di kecurangan secara lebih baik dan memadai.
dalam Alquran. Disebutkan ternyata lingkungan memiliki
Dimitrijevic, Milovanovic, dan Stancic (2015) pengaruh yang sangat besar terhadap seseorang.
meneliti dengan menunjukkan bagaimana pengaruh Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Kahfi (18),
preventif internal kontrol dapat meningkatkan kualitas ayat 82 yang artinya:
pengendalian dan kinerja perusahaan secara “Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan
keseluruhan. Disebutkan bahwa pengembangan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
sistem pengendalian internal memberikan penghalang bawahnya ada harta benda simpanan bagi
protektif terhadap kecurangan. Selain itu, para peneliti mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang
juga membahas teknik pengendalian internal serta yang shalih…”
peran dan tanggung jawab manajemen dalam Dalam menafsirkan “dan kedua orang tuanya
pengendalian internal (Dimitrijevic et.al., 2015). adalah orang shalih,” Ibnu Katsir menjelaskan bahwa
Yang perlu digarisbawahi adalah tentang perlunya ayat di atas menjadi dalil tentang keshalihan seseorang
pengendalian internal dan merancang teknik berpengaruh kepada anak cucunya di dunia dan
pencegahan untuk menghindari kecurangan. akhirat berkat ketaatan dan syafaatnya kepada meraka,
Tentang keutamaan kualitas suatu karya atau maka mereka terangkat derajatnya di surga agar kedua
pekerjaan, Allah berfirman di dalam Alquran surah orang tuanya senang dan bahagia (Ar-Rifai, 2000).
Al-Mulk (67), ayat 2 yang artinya: Penelitian lainnya tentang metode otomatis
mendeteksi fraud. Simeunović, Grubor, dan Ristic

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 205
(2016) meneliti penggunaan analisis forensik digital 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
untuk mendeteksi fraud. Kasus spesifik diperiksa dan 4.1. Kesimpulan
diteliti terkait dengan kecurangan, hasilnya konsep Pengendalian internal adalah bagian dari tata
yang diperkenalkan ini terbukti efektif untuk kelola perusahaan, sehingga manajemen harus
menyelidiki kecurangan dalam akuntansi dan mempertimbangkan faktor pikiran, emosi, usia,
mendeteksi bukti adanya kecurangan digital. Para loyalitas, keadilan, dan lingkungan sosial-ekonomi
peneliti mencatat bahwa dari keseluruhan 65% yang karyawan dalam menyusun suatu kebijakan.
terdeteksi penipuan, 10% terdeteksi oleh auditor dan Meskipun faktor lingkungan sosial-ekonomi berada di
23% terdeteksi oleh internal kontrol yang proaktif. luar kendali perusahaan, pemahaman terhadap
Simeunović et.al. menambahkan bahwa pencegahan lingkungan yang baik dapat membantu dalam
proaktif memerlukan kontrol yang memadai dan penyusunan strategi pencegahan kecurangan dengan
menciptakan budaya jujur serta integritas di tempat lebih baik dan memadai.
kerja. Di era big data, teknologi, dan kompleksitas Pengendalian internal harus dirancang agar dapat
sekarang ini, diperlukan adanya pendekatan mengantisipasi adanya kecurangan yang melibatkan
gabungan analisis digital dan keterampilan audit orang lain berkolusi dan membantu pelaku dalam
untuk pencegahan fraud (Simeunović, et.al., 2016). menyelesaikan kejahatannya supaya tidak terdeteksi.
Tentang keutamaan integritas secara menyeluruh Sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan
(komprehensif), Allah berfirman di dalam Alquran bagi pengendali internal harus dilakukan secara terus
surah Al-Baqarah (2), ayat 208 yang artinya: menerus dan berkesinambungan.
“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu Ketelitian pengendali internal dapat
semua ke dalam Islam secara keseluruhan, dan meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah kecurangan. Untuk meningkatkan efektivitas fungsi
setan. Sesungguhnya ia musuh yang nyata pengendalian internal, dapat memanfaatkan teknologi
bagimu.” terkini. Pengendali internal yang preventif dapat
Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Abbas dan para meningkatkan kualitas pengendalian dan
tabi’in mengatakan bahwa maksudnya ialah masuklah meningkatkan kinerja perusahaan. Sistem
ke dalam Islam dan taatilah segala perintah-Nya pengendalian internal yang baik berfungsi sebagai
secara optimal. Dan jauhilah apa-apa yang diinginkan penghalang (proteksi) terhadap kecurangan.
setan kepadamu, karena sesungguhnya setan itu tiada Sedangkan pengendalian internal yang proaktif dan
lain hanya menyuruhmu kepada keburukan, kekejian, memadai dapat membangun budaya jujur menuju
dan mengajakmu menjadi penghuni neraka (Ar-Rifai, organisasi yang berintegritas.
2000). Kata as-Silm berarti damai, orang yang Secara kontekstual beberapa prinsip temuan
beriman diminta agar memasukkan totalitas dirinya dalam pengendalian internal untuk mencegah
dalam wadah kedamaian. Ia damai dengan dirinya, terjadinya fraud terdapat di beberapa ayat dalam
keluarganya, seluruh manusia, binatang, tumbuh- Alquran. Dimulai dari pentingnya integritas, kerja
tumbuhan dan alam raya. Kata kaffah berarti secara sama, tata kelola, keadilan, pertanggung jawaban,
menyeluruh, jangan mengamalkan sebagian ajarannya pendidikan, teknologi, kualitas kerja, lingkungan
dan menolak atau mengabaikan sebagian yang lain. sosial, serta totalitas dalam berusaha. Dan yang paling
Karena setan selalu menggoda manusia, baik yang penting dalam menawarkan solusi atas suatu masalah,
durhaka apalagi yang taat. Manusia supaya tidak Alquran tidak sekedar perspektif secara ‘material’
mengikuti langkah setan, karena ia musuh yang nyata, melainkan juga dalam perspektif spiritual.
yang menjerumuskan manusia dengan cara bertahap, 4.2. Rekomendasi
sehingga ia tidak sadar telah terjerumus dalam Temuan yang menjadi rekomendasi dari
kebinasaan (Shihab, 2000). Secara kontekstual, ayat penelitian ini, adalah bahwa secara umum telah terjadi
ini menjelaskan bagaimana keutamaan suatu aktivitas ketidak adilan dalam ilmu pengetahuan dewasa ini.
pekerjaan yang apabila dilakukan dengan penuh Terutama dalam hal sumber referensi dalam mencari
ketekunan, kejujuran, dan benar (beramal dengan solusi suatu masalah, masih sedikit ditemukan karya-
berdasarkan ilmu) akan mendapatkan hasil yang karya ilmiah yang menjadikan Alquran sebagai solusi
maksimal dan optimal. utama dalam penyelesaian suatu masalah dan
menjadikan karya ilmuwan muslim sebagai sumber

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 206
referensi utama. Padahal sangat banyak hasil karya Benjamin, O.A. & Samson B.S. (2011). Effect of
ilmuwan muslim dan para mufasir yang karya mereka Perceived Inequality and Perceived Job
apabila dikaji dan dipelajari ternyata kandungan ilmu Insecurity on Fraudulent Intent of Bank
dan pengetahuan yang telah mereka hasilkan sangat Employees in Nigeria. Europe’s Journal of
dalam dan luas. Psychology, 7 (1), 99–111.
Chartered Institute of Public Accountancy [CIPFA].
5. REFERENSI (2013). The Investigation of Fraud in the Public
Abdullahi, et.al. (2015). Fraud Triangle Theory and Sector (12th edition). London: CIPFA.
Fraud Diamond Theory, Understanding the Chua, C.E.H., Wareham J. & Robey D. (2007). The
Role of Online Trading Communities in
Convergent and Divergent For Future Research.
Managing Internet Auction Fraud. MIS
International Journal of Academic Research in
Quarterly, 31 (4), 759–781.
Accounting, Finance and Management Science, 5
Cone, B.D. et.al. (2007). A Video Game for Cyber
(4), 38–45.
Security Training and Awareness. Computers &
Adetiloye, K.A., Olokoyo F.O. & Taiwo J.N. (2016).
Security, 26 (1), 63–72.
Fraud Prevention and Internal Control in the Cressey, Donald. (1950). The criminal violation of
Nigerian Banking System. International Journal financial trust. American Sociological Review, 15
of Economics and Financial Issues, 6 (6), 738–743.
(3). Dechow, et.al. (2012). Detevting Earning
Akbari, P. (2013). A Study on Factors Affecting Management: A New Approach. Journal of
Operational Electronic Banking Risks in Iran Accounting Research, 50 Ed 2, 275–334.
Banking Industry (case study: Kermanshah melli DiGabriele, J.A. (2016). The expectation differences
bank). International Journal of Management and among stakeholders in the financial valuation
Business Research, 2 (2), 123–135. fitness of auditors. Journal of Applied
Albashrawi, M. (2016). Detecting financial fraud Accounting Research, 17 (1), 43–60.
using data mining techniques: A decade review Dimitrijevic, D., Milovanovic V. & Syancic V.
from 2004 to 2015. Journal of Data Science, 14 (2015). The role of a company’s internal control
(3), 553–569. system in fraud prevention. Financial Internet
Albrecht, C. et.al. (2015). The role of power in Quarterly “E-Finanse,” 11 (3), 34–44.
financial statement fraud schemes. Journal of Djalal, Abdul. (1991). Urgensi Tafsir Maudhu’i pada
Business Ethics, 131, 803–813. Masa Kini. Jakarta: Bulan Bintang.
Al-Mahalli, Imam J. & Imam J. As-Suyuti. (2017). Draz, Daniel. (2011). Fraud Prevention: Improving
internal controls, Tahun 2011 dalam
Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru
http://www.csoonline.com/article/2127917/fraud
Algensindo.
prevention/fraud-prevention-improving-internal-
Anwar, Rosihan & Asep Muharom. (2015). Ilmu
controls.html diunduh 27 April 2020.
Tafsir. Bandung: Pustaka Setia.
Enofe, et.al. (2013). The Impact of Forensic
Apostolou, B. & Apostolou. (2012). The value of risk
Accounting on Fraud Detection. European
assessment: Evidence from recent surveys. The Journal of Busniness and Management, 5 (26),
Forensic Examiner. 61–72.
http://www.theforensicexaminer.com/ diunduh Gilbert, M. & Wakefield A. (2018). Tackling fraud
tanggal 05 Mei 2020. effectively in central government departments: A
Ar-Rifai, M. Nasib. (2000). Kemudahan Dari Allah review of the legal powers, skills and regulatory
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema environment of UK central government counter
Insani Press. fraud teams. Journal of Financial Crime, 25 (2),
Azim, M.I. & Azam S. (2016). Bernard Madoff’s 384–399.
‘Ponzi Scheme’: Fraudulent behavior and the role Hamilton, E.L. (2016). Evaluating the intentionality of
of auditors. Accountancy Business and the Public identified misstatements: How perspective can
Interest, 15, 122–137. help auditors in distinguishing errors from fraud.
Baidan, Nasruddin. (1998). Metodologi Penafsiran Auditing Journal of Practice & Theory, 35, 57–
Alquran. Jakarta: Pustaka Pelajar. 78.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 207
Hutabarat, Julia Fitri. (2015). Pengaruh Nata, Abuddin. (2018). Islam dan Ilmu Pengetahuan
Profesionalisme, Independensi, Kompetensi Dan (1st ed.). Jakarta: Prenada Media Group.
Tanggunjawab Auditor Terhadap Kemampuan Ndege, Oguda, Odhiambo & Byaruhangga. (2015).
Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. Jom Effect of Internal control on Fraud Detection and
FEKON, 2 (2), 1–14. Prevention in District Treasuries of Kakamega
Igwe, C.N. (2011). Socio-Economic Developments County. International Journal of Business and
and the Rise of 419 Advanced-fee Fraud in Management Invention, 4 (1), 47–57.
Nigeria. European Journal of Social Science, 20 Nicolaescu, E. (2013). Internal auditors’ role in
(1), 184–193. detecting fraud. Contemporary Readings in Law
Jensen, Michael C. & William H. Meckling. (1976). and Social Justice, 1, 106.
Theory of The Firm: Managerial Behafior, Niranjanamurthy, M. & Chahar D. (2013). The Study
Agency Costs and Ownership Strucure. Journal of E-commerce Security Issues and Solutions.
of Financial Economics, vol. 3. International Journal of Advanced Research in
Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: Andi. Computer and Communication Engineering, 2
Kisworo, Marsudi W. & Iwan Sofana. (2017). Menulis (7).
Karya Ilmiah Penelitian,Penulisan, Presentasi Peltier-Rivest, D. & Lanoue N. (2015). Cutting fraud
dan Publikasi Ilmiah. Bandung: Informatika. losses in Canadian organizations. Journal of
Klarskov, Jeppesen K. & Leder C. (2016). Auditors’ Financial Crime, 22, 295–304.
experience with corporate psychopaths. Journal Perols, J. (2011). Financial statement fraud detection:
of Financial Crime, 23 (4), 870–881. An analysis of statistical and machine learning
Kostova, S. (2013). Audit procedures for disclosure of algorithms. Auditing: A Journal of Practice &
errors and fraud in financial statements. Theory, 30 (2), 19–50.
Economic Themes, 51 (2), 355–375. Popoola, Che-Ahmad & Samsudin. (2015). Forensic
Kranacher, M.J. & Stern L. (2004). Enhancing fraud accounting and fraud: capability and competence
detection through education. CPA Journal, 74 requirements in Malaysia. Journal of Modern
(11), 66–67. Accounting and Auditing, 10 No. 2, 825–
Krummeck, S. (2000). The Role of Ethics in Fraud 834.
Prevention: A Practitioner’s Perspective. Prentice, R.A. (2012). Good directors and bad
Business Ethics: A European Review, 9 (4), 268– behavior. Business Horizons, 55 (6), 535–541.
272. Pulz, J. et.al. (2017). Fraud Detection in Low-Voltage
Kumaat, Valery G. (2011). Internal Audit. Jakarta: Electricity Consumers Using Socio-economic
Penerbit Erlangga. Indicators and Billing Profile in Smart Grids.
Kurniasari, Novia Tri. (2017). Strategi Pencegahan Institution of Engineering and Technology, 1.
Kecurangan (Fraud) Dalam Pengelolaan Quthb, Sayyid. (2000). Tafsir Fi Zhilalil Quran.
Keuangan Badan Litbang dan Inovasi Jakarta: Gema Insani Press.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Rahman, R.A. & Anwar I.S.K. (2014). Effectiveness
Bogor: Institut Pertanian Bogor. of Fraud Prevention and Detection Techniques in
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran [LPMQ]. Malaysian Islamic Banks. Procedia-Social and
(2018). Tafsir Alquran Tematik (Jilid 8). Jakarta: Behavioral Sciences, 145, 97–102.
Kamil Pustaka. Rahmat, Jalaluddin. (1991). Islam Alternatif, (Cet.
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran & Lemabaga IV). Bandung: Mizan.
Ilmu Pengetahuan Indonesia [LPMQ & LIPI]. Robinson, P. (2006). Insider fraud is “serious threat.”
(2018). Mengenal Ayat-ayat Sains Dalam Financial Service Authority.
Alquran. Jakarta: Widya Cahaya. http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/4754840.stm
Love, V.J. (2012). Auditors’ responsibility for diunduh tanggal 27 April 2020.
detecting fraud. CPA Journal, 82 (6), 32–38. Safa, N.S. & Von Solms R. (2016). An Information
Moeller, Robert R. (2014). COSO Internal Control- Security Knowledge Sharing Model in
Understanding and Implementing the New Organizations. Computers in Human Behaviour,
Framework. New Jersey: John Wiley & Son. 57, 442–451.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 208
Salim, Sussanto, et.al. (2019). Pengaruh Budaya Susilo, Leo J. & Victor R. Kaho. (2019). Manajemen
Organisasi, Peran Auditor Internal, Peran Risiko Panduan Untuk Risk Leaders dan Risk
Auditor Eksternal, dan Internal Control Terhadap Practitioners (II). Jakarta: Grasindo.
Pencegahan Fraud di Surabaya. Universitas Taiwo, J. et.al. (2016). Growth of Bank Frauds and the
Taruma Nagara Jakarta: Conference on Impact on the Nigerian Banking Industry.
Management and Behavioral Studies, ISSN No. Journal of Business Management and
2541-3406, 135–145. Economics, 4 (12), 1–10.
Sayyid, A. (2014). Pemeriksaan Fraud Dalam The Association of Certified Fraud Examiner [ACFE].
Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. (2008). The Report to The Nation on
Al_Banjari, 13 (2), 137–162. Occupational Fraud and Abuse. Texas: Austin.
Shah, M.H., Ahmed J. & Soomro Z.A. (2016). The Association of Certified Fraud Examiner [ACFE].
Investigating the Identity Theft Prevention (2020). Report to Nation 2020.
Strategies in M-commerce. International https://www.acfe.com/uploadedFiles/ACF
Conference ITS. Melbourne. diunduh tanggal 19 April 2020.
Shihab, M. Quraish. (2000). Tafsir Al-Mishbah: Tuanakotta, Theodorus M. (2010). Akuntansi
Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran. Jakarta: Forensik & Audit Investigative (2nd ed.). Jakarta:
Lentera Hati. Salemba Empat.
Sidden, K. & Simmons D. (2005). Banking on Waddell, C. (2016). Using network analysis to detect
Security. American City & County, 120, 11–30. collusive fraud: Could notorious fraudsters have
Simeunovic, N., Grubor G. & Ristic N. (2016). been caught in the act? The CPA Journal, 86 (3),
Forensic accounting in the fraud auditing case. 1–8.
European Journal of Applied Economics, 13 (2), Westhausen, H.U. (2017). The escalating relevance of
4. internal auditing as anti-fraud control. Journal of
Simha, A. & Satyanarayan S. (2016). Straight from the Financial Crime, 24 (2), 322.
horse’s mouth: Auditors’ on fraud detection and Yin, R.K. (2014). Case study research: Design and
prevention, roles of technology, and white- methods (5th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage
collars getting splattered with red! Journal of Publication, inc.
Accounting & Finance (2158-3625), 16 (1), 26– Zelmiyanti, Riri & Anita L. (2015). Pengaruh Budaya
44. Organisasi Dan Peran Auditor Internal Terhadap
Skousen, C.J. & C.J. Wright. (2009). Detecting and Pencegahan Kecurangan Dengan Pelaksanaan
Predicting Financial Statement Fraud: The Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel
Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS Intervening. Jurnal Akuntansi Keuangan Dan
No.99. Advances in Financial Economics, 13, Bisnis, 67–76.
53–81. Zimbelman, Mark F, et.al. (2014). Akuntansi
Slack, R.E., Corlett S. & Morris R. (2015). Exploring Forensik. Jakarta: Salemba Empat.
employee engagement with (corporate) social Zuhaili, Wahbah, et.al. (2008). Buku Pintar Alquran –
responsibility: A social exchange perspective on Seven in One. Jakarta: Almahira.
organizational participation. Journal of Business
Ethics, 127, 537–548.
Surjandari, D.A. & Martaningtyas I. (2015). An
Empirical Study: The Effect of Performance
Incentives, Internal Control System,
Organizational Culture, or Fraud of Indonesia
Government Officer. Mediteranian Journal of
Social Sciences, 6 (5), 71–76.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

You might also like