Professional Documents
Culture Documents
net/publication/298332928
CITATIONS READS
2 2,467
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ray March Syahadat on 12 February 2017.
ABSTRACT ABSTRAK
Baubau is appointed as one of heritage cities in Baubau ditetapkan menjadi salah satu kota pusa-
Indonesia because it has many historical inher- ka Indonesia karena menyimpan banyak pening-
itances. Although Baubau becomes an autono- galan sejarah. Meskipun Baubau menjadi daerah
mous region in 2001, some historical records otonom pada tahun 2001 tetapi berbagai catatan
show that the city has been existed long time ago sejarah menunjukkan bahwa kota ini telah ada
and passed some phases. One of those phases is sejak zaman dulu dan telah melalui beberapa
the development era by the Dutch Indies Govern- fase. Salah satunya ialah masa pembangunan
ment. There are many inheritances from colonial oleh pemerintah Hindia Belanda. Banyak pening-
period in the city even it is called as the largest galan zaman kolonial di kota ini bahkan bisa
in the Province of Southeast Sulawesi. Unfortu- dikatakan yang terbanyak se-Provinsi Sulawesi
nately, there are not many research and invento- Tenggara. Sayangnya belum banyak penelitian
ry by related stakeholders toward the colonial maupun inventarisasi dari stakeholders terkait
heritages in the city. This research aims to record terhadap peninggalan kolonial di kota ini.
or to list of current assets and to analyze the Penelitian ini bertujuan menginventarisasi serta
landscape characteristics of colonial heritages menganalisis karakter lanskap peninggalan ma-
located in Baubau. The result shows that there sa kolonial yang berada di Kota Baubau. Hasil
are four historical landscapes which save the yang diperoleh, terdapat empat lanskap sejarah
colonial heritage objects namely the colonial lad- yang menyimpan objek-objek peninggalan zaman
scape and early independence day (51 objects), kolonial yaitu lanskap kolonial dan awal ke-
Palabusa (4 objects), Wakonti (1 object), and merdekaan (51 objek), Palabusa (4 objek), Wa-
Chinatown (5 objects). The character which con- konti (1 objek), dan pecinan (5 objek). Karakter
structs of the three landscapes generally consist y ang m eny usun ket iga lanskap t ersebut
of buildings, structures, and monuments with umumnya berupa bangunan, struktur, dan mon-
art deco style. umen bergaya art deco.
Keywords: colonial, heritage city, historical land- Kata kunci: inventarisasi, karakteristik lanskap,
scape, inventory, landscape characteristic kolonial, kota pusaka, lanskap sejarah,
Paramita Vol. 25 No. 2 tahun 2015 [ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825] 185
Hlm. 185—195
Paramita Vol. 25, No. 2 tahun 2015
186
Lanskap Kolonial Kota … —Ray March Syahadat, dkk.
lonial yang berada di Kota Baubau Baubau (Gambar 1). Bisa dikatakan
Provinsi Sulawesi Tenggara. keberadaan lanskap bergaya kolonial
dan awal kemerdekaan di Sulawesi
Tenggara hanya terdapat di Kota
METODE PENELITIAN Baubau. Hal ini disebabkan dahulu
Baubau merupakan ibukota Afdeling
P en el i t i an i n i m en gg un aka n Sulawesi Timur pada tahun 1911 dan
metode kualitatif diskriptif dan metode juga ibukota Kabupaten Sulawesi
sejarah sehingga menghasilkan data Tenggara pada tahun 1952. Kota Koloni-
deskriptif berupa sejarah suatu lanskap al dihuni oleh orang-orang Eropa yang
sejarah peninggalan masa kolonial dan dibangun dengan rencana tertentu yang
awal kemerdekaan di Kota Baubau. berciri agama kristen berkembang di
Sumber data berupa informan kunci dalamnya, penekanan pada pengem-
dengan karakter berusia ≥ 60 tahun, bangan wajah fisik kota, kegiatan
tinggal di sekitar lanskap sejarah ekonomi sebagai penggeraknya, dan
berkarakter kolonial di Kota Baubau, infrastruktur yang meniru gaya Eropa
atau memiliki keterkaitan sejarah. Selain (Rabani 2010:13).
informan, sumber data juga diperoleh
dari dokumen sejarah seperti naskah,
foto, video, buku, dan hasil penelitian
terkait dengan lanskap sejarah dan lans-
kap kolonial. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara men-
dalam, observasi lapang, dan analisis
dokumen. Hasil yang diperoleh
kemudian dizonasikan berdasarkan seb-
aran objek pada masing-masing lanskap
sejarah dengan cara melakukan deliniasi
p a d a pe t a d en gan m e n g g un a ka n Gambar 1. Lankap Kolonial dan Awal Ke-
perangkat lunak Adobe Photoshop 7.0. merdekaan
dan CorelDRAW X4.
Karakter kolonial terlihat jelas
terutama di sekitar Jalan Balai Kota dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Jalan Letter Buton yang ditandai dengan
berdirinya beberapa bangunan bergaya
Lanskap yang terkait dengan art deco. Kawasan ini dulunya merupa-
masa kolonial di kota Baubau ada tiga, kan kawasan elit para petinggi Hindia
yaitu lanskap kolonial dan awal ke- Belanda. Beberapa objek sejarah pada
merdekaan, Palabusa, dan Wakonti. kawasan ini yang masih bertahan antara
Lanskap-lanskap tersebut dibangun lain bekas kantor asisten resindence, ru-
dibangun pada masa Belanda mulai mah jabatan asisten residence (Gambar
menetap di Kota Baubau yaitu setelah 2a), perumahan opsir KNIL (Gambar 2b
tahun 1906. dan 2c), rumah controliur, kantor pos
kolonial, pasangrahan kalangan atas,
Kolonial dan Awal kemerdekaan rumah jabatan dokter Belanda, Lapang-
an Merdeka, dan Letter Buton (Gambar
Lanskap kolonial dan awal ke- 3) sebagai landmark yang dibangun
merdekaan berada di pesisir utara Kota pemerintah kolonial (Rabani 2010:151-
187
Paramita Vol. 25, No. 2 tahun 2015
188
Lanskap Kolonial Kota … —Ray March Syahadat, dkk.
dapat dijumpai di Buton sehingga tidak gedung Wa Ode Wau (Saidu LOM 6
ditangkap oleh masyarakat. Kemudian, April 2014, komunikasi pribadi).
adanya kebijakan Kesultanan Buton Belanda mulai menetap di Kota
menetapkan bahwa orang asing hanya Baubau setelah perjanjian Asyikin-
boleh bermukim di sekitar pantai Brugman pada tanggal 8 April 1906
(Rabani 2010:78). Pada kawasan ini juga (Zahari 1977b:90-96). Belanda benar-
memungkinkan Belanda untuk men- benar merencanakan dan merancang
gontrol perekonomian karena berdeka- sebuah kota di pesisir Kota Baubau
tan dengan laut dan juga memiliki view yang terlihat dari banyaknya fasilitas
yang indah (Gambar 4). yang dibangun pada masa tersebut.
Adapun fasilitas-fasilitas tersebut yang
juga masih dapat ditemui saat ini antara
lain rumah jabatan pegawai kolonial,
rumah sakit, lapangan tenis, rumah ja-
batan bintara Belanda, penjara, gereja di
Jalan Jendral Sudirman, kantor doane di
P e l ab uh an Mu rh um, p em aka ma n
Tionghoa dan Belanda di Tanah Abang
(Gambar 5a), dan pasangrahan kalangan
bawah serta sekolah tionghoa di Jalan
Gambar 4. Kawasan Lingkar Jalan Balai Ko- Kartini (Gambar 5b). Belanda juga mem-
ta dan Jalan Letter Buton dari bangun fasilitas publik berupa taman di
laut. Gambar diproduksi dari tengah kota yang bernama Keboen Raja.
Tropenmuseum (1900-1940). Taman ini berada di perempatan Jalan
Kartini dan Jalan Jendral Sudirman
Beberapa catatan juga menyatakan yang dulunya ditumbuhi aneka semak
apresiasi Belanda terhadap keindahan berbunga dan tiga pohon besar, serta air
panorama laut di Baubau (Schoorl mancur dengan kolam segi enam di
2003:21-23). Pada masa kependudukan tengah-tengah taman (Gambar 6). Ko-
Belanda di Baubau, view tidak pernah lam bekas air mancur tersebut masih
luput dari perencanaan kota dan me- bisa ditemui di tapak namun kini dijadi-
nyebut Baubau sebagai kota landshaft kan tempat sampah (Wawancara Saidu
tetapi masyarakat Buton pada masa itu LOM 6 April 2014).
tidak memahami apa maksud dari ta-
gline tersebut terhadap Baubau. Hal ini
dibuktikan dahulu banyak ditemukan
hardscape berupa patung di sepanjang
jaringan jalan yang dibangun Belanda
untuk menambah keindahan kota.
Bahkan terdapat kantor khusus yang (a) (b)
mengatur tata kota di Baubau pada ma- Gambar 5. Salah satu makam Belanda di
sa kolonial yaitu kantor landshaft yang Tanah Abang (a) dan bekas
dilengkapi dengan bengkel yang dise- bangunan Sekolah sekolah
but bengkel landschaft. Keberadaan kan- Tionghoa (b)
tor dan bengkel landshaft kini masih
dapat ditemui di Jalan Jendral Sudirman Tidak hanya fasilitas untuk pihak
yang kini menjadi kantor ASDP se- pemerintah kolonial, Belanda juga mem-
dangkan bengkelnya berada di samping bangunkan istana untuk Sultan Buton
yang dikenal dengan sebutan Kamali
189
Paramita Vol. 25, No. 2 tahun 2015
(a) (b)
Gambar 6. Bekas kolam air mancur Keboen Raja (a) dan bekas bangunan Sekolah Ke-
pandaian Putri yang dibangun pada tahun 1954, dulunya merupakan tapak Ke-
boen Raja (b)
Baubau (Gambar 7). Rumah jabatan Baubau karena sebelum menjadi Sultan
bonto ogena di Jalan Sultan Hasanuddin Buton, La Ode Falihi pernah bertugas di
serta kantor dan rumah jabatan Kepala daerah tersebut dan ketika masa ja-
Distrik Bungi di Jalan Diponegoro juga batannya habis rumah tersebut turut
turut dibangun Belanda yang masih dibawanya. Rumah adat Buton tidak
dapat dijumpai hari ini. Beberapa men ggun akan paku dan meman g
bangunan yang dibangun pada periode dirancang sedemikian rupa oleh para
yang sama di lanskap ini antara lain ru- leluhur untuk dapat dibongkar pasang
mah pribadi kepala distrik bungi di karena masyarakat Buton merupakan
Jalan M.H. Thamrin, rumah saudagar suku pelaut yang mobilitasnya tinggi
Tionghoa di Jalan Mayjend Sutoyo, ru- (Wawancara Saidu LOM, 6 April 2014).
mah school opziner di Jalan Kartini, ru-
mah Sara Wolio yang ketika itu juga
menjabat sebagai jaksa bagi pemerintah
kolonial di Jalan Jendral Sudirman, ru-
mah kenepulu terakhir di Jalan Yos Su-
darso, rumah kepala Distrik Kabaena
yang juga pernah menjabat sebagai juru
bahasa kesultanan, dan rumah yarona
Kaledupa di Jalan Martadinata.
Pada l anskap ini j uga dapat
ditemui Malige, yaitu kediaman Sultan
Buton ke-37 dan Kamali Batulo (Gambar
8a), istana Sultan Buton ke-38 yang
digunakan permaisuri jika ingin mene- Gambar 7. Kamali Baubau
nangkan diri (Gambar 8b). Kedua
bangunan tersebut dimiliki oleh sultan Sistem pemerintahan yang bukan
yang menjabat pada periode pemerintah monarki di Buton, membuat adanya ke-
Hindia Belanda membangun di Kota tetapan bahwa setiap sultan yang men-
Baubau. Bangunan Kamali Batulo ber- jabat, mempunyai istananya masing-
asal dari Kulisusu (kini Kabupaten masing. Dalam hal ini ditegaskan bahwa
Buton Utara) yang dipindahkan ke istana juga tidak diwariskan sebagaima-
na jabatan sultan. Oleh karenanya, di
190
Lanskap Kolonial Kota … —Ray March Syahadat, dkk.
191
Paramita Vol. 25, No. 2 tahun 2015
192
Lanskap Kolonial Kota … —Ray March Syahadat, dkk.
masyarakat sekitar namun tidak terawat paling banyak ditemukan pada lanskap
dibandingkan bak air di lanskap pe- pecinan yaitu ruko-ruko yang usianya
ninggalan kesultanan tepatnya di Ke- ratusan tahun. Karakter pertokoan terse-
lurahan Baadia dan juga Air Matapuu di but sesuai dengan karakter daerah peci-
Kelurahan Waborobo yang keduanya nan yang umumnya (Dewi et al. 2005: 17
juga dibangun oleh Belanda. -26). Objek bersejarah lainnya yang
dapat ditemui di lanskap ini yaitu
Mesjid Raya Baubau, jembatan gantung,
Pecinan tanggul jembatan batu, dan pelabuhan
tua Kota Baubau.
Hubungan Buton dan Tiongkok Mesjid Raya Baubau merupakan
sudah terjalin sejak lama bahkan sebe- mesjid yang dibangun masyarakat lokal
lum Kerajaan Buton terbentuk. Etnis karena kecewa terhadap pemerintah
Tionghoa diperkirakan bermigrasi Belanda yang membangun gereja di Ko-
secara bertahap di Kota Baubau (Zahari ta Baubau tetapi tidak membangun
1977a: 28). Lanskap pecinan di Kota mesjid (Saidu LOM 13 Maret 2014,
Baubau terbentuk sekitar akhir abad ke- komunikasi pribadi). Padahal bisa
19 atau abad ke-20. Bukti catatan histor- dikatakan 100% masyarakat Buton ber-
is tercatat pada perjanjian Asyikin Brug- agama muslim. Objek selanjutnya yaitu
man pada 8 April 1906, disebutkan pada jembatan gantung yang merupakan jem-
pasal 22 ayat 2, “Keberadaan orang- batan pertama yan g ada di K ota
orang Cina yang tinggal di Buton telah Baubau. Jembatan ini dibangun oleh
menjadi besar karena Guvermen Be- Belanda di awal tahun 1900an (Suluhu
landa yang karena itu bila mereka 12 Februari 2014, komunikasi pribadi).
diminta bantuan perlu diberikan seperti Saat ini jembatan gantung telah berubah
juga membantu Guvermen Be- yang kini dibuat menjadi jembatan per-
landa” (Zahari 1977c: 94). Mereka da- manen. Sebagian bekas jembatan gan-
tang untuk memperebutkan peluang tung ini masih bisa ditemui di tapak.
ekonomi hingga akhirnya tinggal per-
manen berdekatan dengan permukiman
Belanda (Rabani 2010: 76-78).
Di Kota Baubau hanya terdapat
lanskap pecinan (Gambar 10). Tidak
ditemukan lanskap pekojan yang dihuni
etni s A rab seperti daerah- daerah
dengan pengaruh kolonial lainnya aki-
bat adanya kebijakan wijkenstelsel
(Suprihatin et al. 2009: 1-12;
Suryaningrum et al. 2009: 65-78). Etnis
Arab dapat membaur di lanskap Kera- Gambar 12. Lanskap pecinan
ton Buton sehingga tidak membentuk
permukiman sendiri sebagaimana etnis Dahulu, jembatan batu merupa-
Tionghoa. Hal ini dipengaruhi oleh kan tanggul pemecah ombak. Ben-
adanya ikatan emosional akibat persa- tuknya memanjang ke laut, membuat
maan agama oleh komunitas Arab dan masyarakat lokal mengatakan jembatan.
masyarakat Buton. Struktur tanggul jembatan batu ini da-
Terdapat 5 objek bersejarah pada hulu tidak menyatu tetapi terdiri atas
lanskap pecinan. Objek sejarah yang beberapa bagian tumpukan batu (Saidu
193
Paramita Vol. 25, No. 2 tahun 2015
(a) (b)
Gambar 13. Kawasan pecinan dulu (a) dan kini (b). Gambar kawasan pecinan dulu diproduksi
dari Sudjiton et al. (2012). Dengan seizin penerbit.
194
Lanskap Kolonial Kota … —Ray March Syahadat, dkk.
Hendro EP. 2014. Perkembangan Morfologi Sari AA. 2013. Transformasi spasial – terito-
Kota Cirebon dari masa kerajaan rial kawasan alun-alun Malang: se-
hingga akhir masa kolonial. Paramita. buah produk budaya akibat perkem-
24(1):17-30. bangan jaman. eJETU. 1(2013):13-21.
Makmun LMS. 2011. Sejarah ekonomi dan Schoorl JW. 2003. Masyarakat, Sejarah, dan
perdagangan kesultanan, p.101. Da- Budaya Buton. Huizen: Djambatan,
lam Fahimuddin MM (Ed). Menafsir KITLV.
Ulang Sejarah dan Budaya Buton. Suprihatin A, Antariksa, Meidiana, C. 2009.
Baubau: RESPECT. Pelestarian Lingkungan dan
Rabani L.O. 2010. Kota-Kota Pantai di Sulawe- Bangunan Kuno di Kawasan Pekojan
si Tenggara. Yogyakarta: Penerbit Om- Jakarta. Jurnal Tata Kota dan Daerah. 1
bak. (1): 1-12.
-------. 2012. Ironi identitas dan sejarah Kota Suryaningrum, S., Antariksa, Usman, F.
Baubau, p.147. Dalam Darmawan Y 2009. Pelestarian Kawasan Pecinan
dan Fahimuddin MM (Ed). Negeri Kota Bogor. Arsitektur e-Journal. 2(1):
Seribu Benteng: Lima Abad Dinamika di 65-78.
Kota Baubau. Baubau: RESPECT. Zahari AM. 1977a. Sejarah dan Adat Fiy Darul
Rukayah RS, Bharoto, Malik A. 2012. Be- Butuni (Buton) I. Jakarta: Proyek
tween colonial, moslem, and post- Pengembangan Media Kebudayaan
independence era, which layer of ur- Departemen Pendidikan dan Ke-
ban patterns should be conserved?. budayaan.
Procedia - Social and Behavioral Sciences. -------. 1977b. Sejarah dan Adat Fiy Darul Bu-
68(2012):775-789. tuni (Buton) III. Jakarta: Proyek
Said D. 2011. Sejarah Kabupaten Sulawesi Pengembangan Media Kebudayaan
Tenggara di Baubau, p.137. Dalam Departemen Pendidikan dan Ke-
Fahimuddin MM (Ed). Menafsir Ulang budayaan.
Sejarah dan Budaya Buton. Baubau: -------. 1977c. Sejarah dan adat Fiy Darul Bu-
RESPECT. t uni ( B ut on) I I . J a ka rt a : Pr oye k
Pengembangan Media Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Ke-
budayaan.
195