You are on page 1of 15

Vol. 3 No.

2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

Artikel Penelitian

Kehamilan Tidak Diinginkan di Usia Remaja

Putri Salmah Fauziah1*, Hamidah2, Aning Subiyatin3


1,2,3Program Studi Kebidanan, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia

*Corresponding author: putrisalmah9.11@gmail.com

ABSTRACT
Background: Unwanted pregnancy has been experienced by many adolescent girls due to
premarital sexual activity. Unwanted pregnancies in adolescents can lead to high abortions,
which can lead to an increase in maternal mortality in Indonesia. Objective: This study aims
to obtain in-depth information about unwanted pregnancy in adolescents at the Rumah Grow
Harapan Foundation, Bandung City. Methods: This study uses a qualitative method with a
phenomenological approach. Sampling by purposive sampling. The data was collected through
a Focus Group Discussion (FGD) with five teenagers, then an in-depth interview with one of
the administrators of the Rumah Grow Harapan Foundation was conducted, and a study of
documentation as a form of triangulation. The results of the FGD and interviews were written
in the form of verbatim transcripts, and thematic analysis and coding were carried out. The
results of the documentation study were in the form of demographic data from each teenager,
Foundation profiles, and activity photos. Furthermore, data reduction and presentation were
carried out. Results: Four themes were found that influence the occurrence of unwanted
pregnancies in adolescents, namely knowledge, violence in courtship, promiscuity, and family
roles, where lack of knowledge, lack of family roles, and free association make adolescents
behave outside the limits resulting in unwanted pregnancies. Conclusion: Unwanted
pregnancy in adolescents is due to the lack of parental roles in parenting to provide good
education, attention, and supervision to their children so that they do not behave outside the
control of their parents.

Keywords: unwanted pregnancy, adolescents, parents, promiscuity, violence in dating

ABSTRAK
Latar belakang: Kehamilan tidak diinginkan sudah banyak dialami oleh remaja perempuan
akibat aktivitas seksual pranikah. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja dapat menimbulkan
tingginya aborsi yang dapat memicu pada peningkatan angka kematian ibu di Indonesia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang
kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Kota Bandung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus
Group Discussion (FGD) dengan lima remaja, kemudian dilakukan wawancara mendalam
dengan salah satu pengurus Yayasan Rumah Tumbuh Harapan dan studi dokumentasi sebagai
bentuk triangulasi. Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu
dilakukan analisis tematik dan koding, lalu hasil studi dokumentasi dalam bentuk data
demografi dari masing-masing remaja, profil Yayasan dan foto kegiatan. Selanjutnya
dilakukan reduksi dan penyajian data. Hasil: Didapatkan empat tema yang mempengaruhi
terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja yaitu pengetahuan, kekerasan dalam

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 53


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

pacaran, pergaulan bebas dan peran keluarga, dimana kurangnya pengetahuan, kurangnya
peran keluarga serta pergaulan yang bebas membuat remaja berperilaku diluar batas yang
mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Simpulan: Kehamilan tidak diinginkan pada
remaja disebabkan kurangnya peran orang tua dalam pola asuh untuk memberikan pendidikan,
perhatian dan pengawasan yang baik pada anaknya agar tidak berperilaku diluar kendali orang
tuanya.

Kata kunci: kehamilan tidak diinginkan, kekerasan dalam pacaran, orang tua, pergaulan bebas, remaja

PENDAHULUAN menyatakan bahwa pada tahun 2020 jumlah


Kehamilan tak diinginkan banyak kehamilan yang tidak diinginkan di
dirasakan oleh remaja perempuan akibat Indonesia yang mencapai 17,5% (3).
hubungan seksual pranikah. Kehamilan tak Kehamilan tersebut dapat menimbulkan
diinginkan pada remaja berawal dikala komplikasi selama hamil dan bersalin yang
masa pubertas. Periode pubertas yakni menjadi sebab utama kematian anak
periode yang muncul di masa remaja, perempuan berumur 15-19 tahun sehingga
dimana remaja menurut organisasi WHO mengakibatkan kesakitan dan kematian ibu.
(World Health Organization) ialah masa Menurut SDKI (Survei Demografi dan
umur antara 10 sampai 19 tahun (1), selain Kesehatan Indonesia) tahun 2019 di
itu pubertas ditandai dengan matangnya Indonesia angka kematian ibu mencapai
organ reproduksi manusia dengan ditandai 305 per 100.000 kelahiran hidup (4). Selain
perubahan bentuk dan proporsi tubuh serta hal tersebut, kehamilan di umur remaja
peranan fisiologis seperti pematangan dapat berdampak pada bayinya yaitu
organ reproduksi, tidak hanya itu periode lahirnya bayi dengan berat badan lahir
pubertas merupakan periode yang sangat rendah (BBLR), komplikasi intrapartum,
berarti, terjalin sangat cepat, tidak beraturan persalinan prematur, dan cacat lahir yang
serta terdapatnya perubahan sistem menjadi sebab kematian neonatal dan
reproduksi. Pada masa tersebut bisa menjadi risiko bagi bayi yang lahir dari ibu
memicu terjadinya perilaku seks yang dengan umur dibawah 20 tahun (5).
menyimpang dan menjadi penyebab Masalah tersebut tidak hanya terjadi di
kehamilan tak diinginkan remaja (2). Indonesia, melainkan di negara-negara
Menurut BKKBN tahun 2017, lainnya yaitu menurut data WHO (World
fenomena kehamilan tidak diinginkan Health Organization) terdapat 10 juta
terjadi di beberapa provinsi yaitu salah remaja perempuan berumur 15–19 tahun
satunya Jawa Barat sebesar 10,9%. Tidak mengalami kehamilan tidak diinginkan di
hanya itu kehamilan tak diinginkan negara berkembang setiap tahunnya.
menimbulkan tingginya aborsi di kelompok Hasil SDKI (Survei Demografi dan
remaja seperti di Bandung 47%. Hal Kesehatan Indonesia) tahun 2017,
tersebut dikarenakan seks bebas yang mengenai kesehatan reproduksi remaja
mengakibatkan kehamilan tak diinginkan yaitu menunjukkan pada perilaku
(3). berpacaran menjadi awal mula perilaku
Menurut kepala Badan berisiko yang menjadikan remaja rentan
Kependudukan dan Keluarga Berencana mengalami kehamilan tidak diinginkan (6).
Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, Di Indonesia perkara tersebut diatur pada

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 54


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

kitab undang-undang hukum pidana tahun 18% dilakukan oleh mahasiswa, 20%
2019 Pasal 417 ayat 1 berbunyi “Setiap dilakukan oleh pelajar, 37% dilakukan
orang yang melakukan persetubuhan wanita dibawah 20 tahun (9). Untuk itu
bersama orang yang bukan suami atau peneliti ingin mendapatkan gambaran
istrinya dipidana lantaran perzinaan dengan secara mendalam tentang kejadian
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun kehamilan tidak diinginkan pada remaja di
atau hukuman kategori II” (7). Salah satu Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Kota
upaya pemerintah untuk menangani konflik Bandung Tahun 2022.
tersebut merupakan pembentukan
pendekatan spesifik yaitu adanya METODE
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
(PKPR). Pendekatan ini bertujuan untuk kualitatif dan desain fenomenologi.
mendukung penyedia pelayanan khususnya Gambaran yang ingin diketahui secara
Puskesmas sanggup memberikan mendalam adalah faktor penyebab
pelayanan kesehatan yang menyeluruh, kehamilan tersebut dalam segi umur,
sesuai dan memenuhi kebutuhan remaja pendidikan, pengetahuan, pergaulan bebas,
yang menginginkan privacy, diakui, kekerasan dalam pacaran, dan peran
dihargai dan dilibatkan pada perencanaan, keluarga pada remaja yang berada di
pelaksanaan hingga penilaian aktivitas (8). Yayasan Rumah Tumbuh Harapan. Data
Layanan konseling sebagai yang digunakan pada penelitian ini
karakteristik menurut PKPR mengingat merupakan data primer yang didapatkan
konflik remaja tidak hanya berkaitan pada dari hasil FGD, wawancara mendalam dan
fisik namun pada psikososial juga. Upaya dokumentasi.
jangkauan terhadap kelompok remaja pula Penelitian dilaksanakan pada bulan
dilaksanakan melalui aktivitas komunikasi Mei-Juli 2022. Penentuan partisipan
informasi dan edukasi (KIE), Focus Group menggunakan teknik purposive sampling
Discussion (FGD) serta penyuluhan ke dengan kriteria inklusi jenis kelamin
sekolah dan kelompok-kelompok remaja perempuan, umur 12-19 tahun, sedang
(8). Masalah tersebut tidak hanya terjadi di hamil/pernah hamil 1 kali, tempat tinggal di
Indonesia, melainkan di negara-negara Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Kota
lainnya yaitu menurut data WHO (World Bandung, dapat berkomunikasi, bersedia
Health Organization) terdapat 10 juta menjadi partisipan, latar belakang
remaja perempuan berumur 15–19 tahun pendidikan tidak dibatasi, adapun kriteria
mengalami kehamilan tidak diinginkan di eksklusi adalah mengalami gangguan jiwa,
negara berkembang setiap tahunnya. tidak bersedia menjadi partisipan, drop out
Hasil studi pendahuluan di Yayasan dan sedang sakit kronis Selain itu peneliti
Rumah Tumbuh Harapan menyebutkan menggunakan teknik snowball sampling.
bahwa jumlah Perempuan dengan Jumlah sampel sebanyak 5 remaja yang
kehamilan tidak diinginkan pada tahun mengalami kehamilan tidak diinginkan
2018 yang ditangani ada 96 kasus dan untuk dilakukan FGD. Teknis FGD
meningkat menjadi 120 kasus pada tahun dilakukan oleh staff pekerja sosial sebagai
2019 namun pada tahun 2020 mengalami moderator, peneliti sebagai penanya
penurunan menjadi 36 kasus. Berdasarkan sekaligus sekretaris dan satu pengurus
persentase kasus dari 2011-2020 terdapat Rumah Tumbuh Harapan untuk dilakukan

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 55


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

wawancara mendalam serta studi


dokumentasi berupa distribusi karakteristik Tabel 2. Gambaran Hasil Analisis Data FGD
partisipan dan foto selama penelitian.
Penelitian ini sudah lulus uji etik Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta No.
085/PE/KE/FKK-UMJ/V/2022.

HASIL
Berdasarkan studi dokumentasi yang
dilakukan di Yayasan Rumah Tumbuh
harapan Kota Bandung didapatkan data
demografi partisipan remaja, sebagai
berikut:
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Partisipan

Berdasarkan data demografi tersebut


diketahui gambaran umur dan pendidikan “…Menurut aku remaja itu usia
terakhir remaja yang berada di Rumah keemasan, gabisa balik lagi…” (Partisipan
Tumbuh Harapan yaitu paling banyak G)
berusia 16 tahun 2 orang dan 19 tahun 2
orang. Lalu pendidikan terakhir paling “Menurut aku remaja itu dimana
banyak SMP dengan jumlah 3 orang. yang kita bisa berpikir yang lebih lagi, oh
Pengetahuan mengenai pengertian remaja misalkannya dalam perbuatan misalkannya
berdasarkan hasil FGD di Rumah Tumbuh pasti taulah baik buruknya pilihan gitu…”
Harapan beberapa partisipan mengatakan (Partisipan F)
bahwa pengertian remaja yaitu masa
Mengenai hal-hal yang dirasakan saat
keemasan yang tidak bisa terulang kembali,
remaja, partisipan menjawab masa remaja
adanya perubahan pola pikir, dapat
yang mereka rasakan yaitu munculnya rasa
membedakan hal yang baik dan buruk,
tanggung jawab, banyak menghabiskan
senang bergaul dan selalu merasa ingin
waktu bermain dengan teman, merasakan
tahu.
apa itu cinta, galau tetapi ada pula rasa

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 56


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

sedih karena masalah keluarga yang Faktor penyebab terjadinya


dialaminya saat remaja. kehamilan tidak diinginkan menurut
partisipan yaitu pergaulan, kurangnya
“…pastinya semuanya, awal-awal perhatian dari orang tua dan pacaran.
kita mulai bisa ngerasain galau diputusin,
dicuekin, terus mulai-mulai ngerasa happy “…karena pacaran, kan pacaran itu
bisa main, mulai ngerasa-ngerasa kaya ya harus gitu terus penasaran jadi
tanggung jawab…” (Partisipan G) ingin coba-coba karena mau…” (Partisipan
T)
“…di remaja aku tuh udah kaya
ngeliat masalah keluarga, udah mikirin “…mungkin kurangnya perhatian
juga tentang orang tua juga, apalagi dari dari orang tua, terus keadaan keluarganya
kecil udah tau orang tua cerai itu udah begitu, mungkin dia dapet perhatian rasa
bikin masa remaja aku tuh bikin down…” kasih sayang itu dari orang terdekatnya…”
(Partisipan F) (Partisipan Am)

Ciri-ciri remaja menurut hasil FGD dengan Dampak dari kehamilan tidak diinginkan
partisipan yaitu terlihat pada pola pikir menurut partisipan yaitu putus sekolah,
mereka yang lebih dewasa, adanya membuang waktu, jauh dari keluarga,
perubahan pada fisik seperti timbulnya trauma dan dipandang buruk oleh
jerawat, tumbuhnya bulu halus di kulit masyarakat.
kemaluan dan mulai memperhatikan
penampilan diri. “…dampaknya banyak sih kak kalo di
aku satu berkurangnya komunikasi sama
“…pasti pikirannya lebih jauh lebih keluarga sekarang, yang kedua akupun
dewasa gitu…” (Partisipan Am) ngelanjutin pendidikan masih mikir-mikir
dulu kalo emang anak aku ya dibawa
“…tumbuh banyak jerawat terus pulang masih bisa engga aku ngelanjutin
mulai tumbuh rambut-rambut terus lebih pendidikan sambil ngerawat anak, biaya
itu lah ya lebih penampilan mulai anak juga, ketiga itu sih pasti punya trauma
dipercantik…” (Partisipan T) dampaknya sama kejadiannya, yang
Arti kehamilan tidak diinginkan menurut keempat sih yang terakhir menurut aku apa
partisipan adalah kehamilan yang tidak yang kita lakukan itu pasti dipandang
direncanakan, yang terjadi di usia remaja, orang jelek…” (Partisipan F)
diluar pernikahan. “…menurutku dampaknya ke diri
“…buat aku tuh kehamilan tidak sendiri dulu kan kita jadi gabisa ngehendle
diinginkan di usia remaja, berawal dari aku aktivitas kita sebelumnya waktunya
yang belum cukup umur …” (Partisipan terbuang…” (Partisipan G)
An) Hal itu diperkuat dengan hasil wawancara
“ya kehamilan tidak diinginkan itu mendalam dengan salah satu pengurus
contohnya yang kaya yang aku alamin Rumah Tumbuh Harapan yang mengatakan
sekarang gitu loh, kan emang kita tuh ga bahwa mereka sebenarnya mengetahui
ngerencanain…” (Partisipan F) dampak yang akan dialaminya seperti

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 57


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

“tau, kebanyakan tau, tapi pengen Mengenai pergaulan bebas, pengaruh


coba-coba. Mereka semua tau dampaknya teman yang dirasakan partisipan yaitu
seperti apa, putus sekolah mereka tau, membuat mereka lebih terbuka dengan
susah dapat laki-laki mereka tau, susah temannya dibandingkan dengan
dapat kembali ke pergaulan mereka di keluarganya, ada juga yang mengatakan
lingkungan tau, di gosipin temen mereka bahwa dia terpengaruh oleh temannya
tau…” (Pengurus Rumah Tumbuh untuk menggunakan aplikasi dating agar
Harapan) mendapatkan pacar, ada pula yang
mengatakan bahwa di lingkungannya
Cara mencegah kehamilan tidak diinginkan banyak perempuan yang mengalami
menurut partisipan saat FGD adalah dengan kehamilan di luar nikah.
cara edukasi, perhatian orang tua, menjaga
batasan antara perempuan dan laki-laki, “…kalo dari temen tuh bisa lebih
memilih teman yang memberi dampak terbuka, kalo ke orang tua tuh suka rada-
baik. rada sungkan gimana mau nanya juga takut
dimarahin. Jadi banyak tau sharing kaya
“…menghindari itu mungkin tidak gitu dari temen bukan orang tua…”
berdekatan tidak terlalu dekat dengan laki- (Partisipan G)
laki terus tidak terlalu mungkin
menghindari lah dari laki-laki…” “kalo sama temen sih lebih terbuka
(Partisipan Am) ya ga malu-malu juga apalagi temen deket,
saling sharing pengalaman pribadi. Kalo di
“…buat pencegahan KTD itu daerah aku kampung aku yang kaya gini
pastinya pergaulan, terus informasi, banyak sama pacar-pacarnya. Tapi aku
kurangnya perhatian, misalnya di rumah terbukanya bukan sama orang yang kaya
kurang perhatian jadi di luapin ke orang gini, beda lagi sih temennya” (Partisipan
lain akhirnya orang lain minta apa kita An)
nurut gitu, itu bisa dirubah suatu saat.
Pelajaran sih harus lebih ditekankan di Menurut partisipan ciri-ciri pergaulan
sekolah soal kehamilan tidak diinginkan, bebas terlihat pada penampilan, pergaulan,
aborsi, terus tanggung jawab yang utama” lingkungan bermain, mudah terpengaruh
(Partisipan G) media sosial.

Sumber informasi mengenai kesehatan “…bisa aja pakaiannya, itu kalo


reproduksi yang diterima partisipan berasal pakaian minim-minim ya dari circle
dari orang tua, sekolah dan internet. pertemanan dia misalnya aga brutal kan
keliatan ya dari gerak-geriknya, tempat
“aku orang tua sama sosial media, mereka berkunjung kaya diskotik terus
kalo di sekolah ga pernah dalem banget tempat-tempat nongkrong yang ga jelas
soalnya belum jelas ada yang bilang gini, remang-remang” (Partisipan G)
bilang gini” (Partisipan Am)
“remaja sekarang itu kalo lihat dari
“aku orang tua, apalagi mama suka segi video mereka liat di youtube video-
kasih tau terus sama dari sekolah juga” video kaya gitu dan merasa mereka tuh bisa
(Partisipan F) melakukan padahal mereka tuh masih

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 58


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

punya pendidikan masa depan, dalam “…aku sama dia tuh dikenalin sama owner
bergaul juga” (Partisipan F) kerja aku, aku tau dia sering ada disitu
cuma aku ga kenal awalnya, terus aku di
Perilaku pasangan yang dialami oleh kenalin, di deketin, disuruh mau deket sama
partisipan mengatakan bahwa pasangan dia, karena dia secara finansial royal ya
mereka baik terhadap mereka tetapi ada untuk uang, suka ngasih uang, terus dikasih
partisipan yang mengatakan bahwa laki- tau sama owner kerja aku gapapa mau aja
laki tersebut bukan pacarnya dan ada pula di deketin kaya gitu ambil uangnya terus
yang mengatakan bahwa pada awalnya disitu juga mikir kan dia juga ga bisa punya
pasangan itu berperilaku baik tetapi anak, dia mandul kaya gitu, jadi
akhirnya pergi meninggalkan dia saat ngelakuinnya karena terpaksa, sebenernya
mengetahui kehamilannya. aku nolak aku ga bisa gitu terus dia bilang
“baik, dia itu bukan pacar aku, tapi temen kalo kamu ga mau ya ya berarti aku ga
kerja, dia juga udah punya istri kan cuma bakal ngasih kamu uang kaya gitu…”
dia kalo soal uang itu royal gitu, kalo apa- (Partisipan An)
apa suka ngasih” (Partisipan An) Fakta tersebut diperkuat oleh hasil
“awalnya dia baik, kita sering chatingan wawancara mendalam dengan salah satu
terus ngajak ketemuan, main kan, tapi pengurus Rumah Tumbuh harapan yang
akhirnya pas tau aku kaya gini dia pergi mengatakan bahwa partisipan T berawal
ninggalin ga ada kabar” (Partisipan T) dari aplikasi dating, lalu melakukan
hubungan seksual atas dasar saling suka,
Berdasarkan kejadian kehamilan yang lalu partisipan An dia melakukan hubungan
partisipan alami, mereka melakukan seksual dengan senior di tempat kerjanya
hubungan seksual atas dasar saling suka, yang sudah memiliki istri, tapi karena
ada pula yang mengakui bahwa dia diancam dan masalah ekonomi akhirnya An
melakukannya karena terpaksa diancam melakukan hubungan seksual, partisipan G
oleh pasangannya, dan ada yang berawal dari orang tuanya yang tidak
mengatakan bahwa dia melakukan merestui hubungannya karena perbedaan
hubungan seksual dengan pacarnya karena agama.
tidak mendapat restu dari orang tuanya.
“…klien T ini dia pacaran ikutan
“aku tuh kenal pacar aku dari aplikasi temen di aplikasi dating, temen-temennya
dating, dia udah kuliahan. Aku sering banyak lewat aplikasi ya udah lah coba
chatingan sama dia terus aku diajak gimana dan ternyata nemu pacar disitu pas
ketemuan, akhirnya aku pacaran sama dia ketemuan yaudah pacaran terus melakukan
terus ya aku memang sama dia sama-sama hubungan, nah kalo kaya gitu memang
mau. Aku coba berkali-kali gitu sampe sebenernya sudah melakukan seks dari
akhirnya aku telat haid terus suruh pacarku jaman sekolah, dari lingkungan dia gitu
datang buat cek test pack itu terus pas di dan dia juga udah sering, klien An karena
cek ternyata hasilnya positif. Terus dia dia sadar kondisi keluarga seperti ini ya
pergi ga ada kabar semua kontak aku di aku harus sudah baik-baik, aku harus kerja
blokir dari aplikasi itu sama WA aku buat keluarga tapi karena terjadi suatu hal
semuanya dia blokir…” (Partisipan T) ya itu lah dia kaya ngerasa gimana sama

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 59


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

keluarga kaya aku tuh udah tanggung diberitahu secara jelas terkait masalah
jawab keluarga tapi aku malah kaya seksualitas khususnya saat remaja dari
gini…” orang tua, sehingga mereka kurang
mendapatkan informasi tersebut.
Pendidikan dan sikap orang tua terhadap
partisipan terkait kesehatan reproduksi. “…sama orang tua kalo pendidikan
Mereka mengatakan bahwa orang tua seksnya ga pernah tapi kalo di luar ada
mereka bersikap tegas selalu mengingatkan berita apa gitu, jangan kaya gitu ya, jadi
untuk jaga kebersihan diri saat mereka edukasinya kurang kalo dari orang tua,
mengalami menstruasi. mungkin mikirnya di sekolah udah diajarin
gitu mungkin” (Partisipan G)
“…Aku sering diingetin ke
kebersihan karena kan aku orangnya Respon orang tua terhadap kejadian
gimana ya tipenya bisa bersih tapi ga kehamilan yang tidak diinginkan pada
maksimal contohnya kebersihan rumah, anaknya yaitu orang tua mereka terkejut
kebersihan diri, paling sering ditegor itu mengetahui faktanya bahwa anak mereka
kebersihan diri…” (Partisipan F) hamil di luar nikah, ada pula partisipan
yang belum memberitahu orang tuanya
“kalo aku mens itu SMP kelas 2 pas karena belum siap menerima bagaimana
pertama liat itu kaya teriak-teriak gitu kan respon orang tua terhadapnya, ada pula
terus aku bilang ke mama, mama ini yang mengatakan bahwa ibunya dimarahi
kenapa, coba diperiksa mama kan terus ayahnya karena anaknya hamil diluar
gimana cara itunya ya kan, terus bersihin nikah.
banyak bersihin ceboknya dari atas ke
bawah” (Partisipan T) “sebenernya orang tua belum dikasih
tau karena kan mau minta restu dulu
Sikap orang tua terhadap partisipan adalah soalnya beda agama, kalo misalkan
selalu memberikan pengertian untuk tidak direstui yah nanti mau nikah tuh, kalo ga di
berpacaran dan menasihati mereka untuk restui ya nanti pikir-pikir mau gimana.
fokus pada sekolahnya terlebih dahulu. Belum ada keberanian buat ngomong…”
“…iya sih orang tua ngingetin (Partisipan G)
jangan dulu pacaran fokus sekolah, laki- “…Mama cuma nanyain doang tapi
laki tuh gimana ya, ga perlu dicari kalo kita ga terlalu nyalahin sih malah ayah aku
sukses pasti laki-laki dateng ke kita, kejar yang nyalahin mama karena terlalu sibuk
masa depan…” (Partisipan T) sama ayah aku yang baru kan aku soalnya
“…orang tua pernah kan aku sekolah anak pertama juga” (Partisiapan Am)
ya diingetin harus fokus sekolah dulu Manfaat kegiatan dan fasilitas yang
jangan pikir pacar-pacaran entar kalo diterima oleh masing-masing partisipan di
ngerasain sakit entar ditanggung aku Rumah Tumbuh Harapan yaitu mereka
sendiri bilangnya begitu…” (Partisipan banyak mendapatkan hal positif yaitu
Am) banyak mendapat motivasi, kegiatan
Berdasarkan pernyataan partisipan, mereka positif, menjadi lebih mandiri, serta merasa
mengatakan bahwa mereka kurang

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 60


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

lebih diperhatikan karena rasa PEMBAHASAN


kekeluargaan di Rumah Tumbuh Harapan. Umur
Berdasarkan data demografi partisipan
“…yang pertama saling merhatiin remaja yang berada di Rumah Tumbuh
satu sama lain, saling mendukung juga, Harapan didapatkan informasi bahwa ada
tujuan untuk lebih ke berpikiran positif dua partisipan yang berusia 16 tahun, satu
sebelumnya kan sendirian di kos mikirnya partisipan berusia 17 tahun dan dua
macem-macem jadi disini lebih berkurang” partisipan berusia 19 tahun, dengan empat
(Partisipan G) partisipan sedang hamil dan satu partisipan
“…disini mendapatkan motivasi pernah hamil satu kali. Di masa kehamilan,
terus rangkulan dari semuanya. mereka merasa stress karena kehamilannya
Kegiatannya kelas, menjahit, sharing- di luar pernikahan, mereka juga merasa
sharing kerohanian, perasaannya disini takut dan malu dengan keluarga serta
kekeluargaannya.” (Partisipan T) lingkungan sekitarnya karena masalah
tersebut dinilai aib bagi keluarganya. Hal
Peran Rumah Tumbuh Harapan sebagai ini sesuai dengan hasil penelitian Samano
wali mereka selama hamil, banyak dalam Aminatussyadiah (2020) yang
memberikan fasilitas yang bertujuan untuk menyatakan bahwa kehamilan di masa
mengubah mindset, karakter dan pola pikir remaja dapat memicu risiko medis karena
mereka agar menjadi pribadi yang lebih organ reproduksi yang belum sepenuhnya
baik serta dapat menurunkan angka aborsi siap mengalami kehamilan serta risiko
di Indonesia. psikososial yang lebih besar karena
kehamilan tersebut terjadi diluar
“kalo klien untuk mengubah mindset
pernikahan (10).
terus merubah mereka lebih ke karakter,
kami selalu motivasinya itu kamu gimana
Pendidikan
caranya kamu kelola emosi kamu,
Berdasarkan data demografi partisipan
memanage waktu kamu terus melihat
remaja yang berada di Rumah Tumbuh
bahwa ya semua orang punya kesempatan
Harapan didapatkan hasil pendidikan
kedua, kalo dulu kalian pernah punya
terakhir remaja pada tingkat SMP sebanyak
salah, kalian punya kesempatan kedua dan
tiga orang dan pendidikan terakhir SMA
itu yang kami ajari itu bahwa kamu tidak
sebanyak dua orang. Menurut data tersebut
akan jatuh di tempat yang sama lagi.
didapatkan bahwa kehamilan tidak
Setelah kalian keluar dari rumah RUTH
diinginkan mayoritas terjadi pada remaja
anda tidak akan ngalamin KTD lagi, jadi
yang berpendidikan SMP. Hal ini sejalan
biasanya di surat kami itu kalo klien keluar
dengan hasil penelitian Realita dan
selalu ada catatan klien bahwa saya
Meiranny (2018) yang menyatakan bahwa
bersedia tidak diterima sebagai klien di
kurangnya pengetahuan disebabkan karena
rumah RUTH lagi, harapan dan visi
rendahnya pendidikan sehingga dapat
Yayasan kan kaya stop aborsi, mereka
mempengaruhi perilaku seksual remaja
dateng kesini aja itu udah stop aborsi, jadi
yang mengakibatkan kehamilan tidak
kaya biar angka aborsinya di Indonesia
diinginkan. Pengetahuan seksual yang tidak
semakin turun…” (Pengurus Rumah
sesuai dapat melahirkan persepsi yang tidak
Tumbuh Harapan).
benar tentang seksualitas dan selanjutnya

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 61


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

akan mendorong perilaku seksual yang yang belum menikah. Berdasarkan hasil
menyimpang dengan segala akibatnya (10). wawancara dengan pengurus Yayasan
mengakui bahwa mereka mengetahui
Pengetahuan dampak yang akan dialami jika melakukan
Berdasarkan hasil penelitian FGD remaja hal itu, seperti putus sekolah, dibicarakan
yang berada di Rumah Tumbuh Harapan teman, sulit kembali dengan lingkungan
mengatakan bahwa remaja adalah masa yang dulu, tetapi mereka tetap melakukan
keemasan yang tidak terulang kembali, karena rasa ingin tahu mereka yang tinggi
masa dimana mereka mengalami perubahan dan ingin coba-coba sehingga mereka mau
diri seperti menstruasi, timbulnya jerawat, melakukan hubungan seksual tersebut. Hal
tumbuhnya bulu di bagian kulit kemaluan, ini sejalan dengan hasil penelitian yang
perubahan pola pikir menjadi dewasa, rasa dilakukan oleh Auliyah dan Winarti (2020)
keingintahuan yang tinggi, dapat yang menjelaskan bahwa partisipan yang
membedakan hal baik dan buruk, masa berpengetahuan lebih tinggi berisiko untuk
dimana mereka banyak menghabiskan berperilaku seksual, dikarenakan informasi
waktu dengan teman serta timbulnya rasa yang didapatkan belum terbukti semuanya
tanggung jawab. Hanya sebagian kecil benar dan informasi yang didapatkan
partisipan yang dapat menjawab dengan terkadang hanya setengah-setengah
benar mengenai pengertian remaja. sehingga mendorong remaja berpikiran
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil untuk melakukannya karena rasa ingin
penelitian Dianada tahun 2018 dalam coba-coba yang besar (11).
Parizka A.Wahyuni dan Yuliani Winarti Hal tersebut menjadi penyebab
mengatakan bahwa remaja mengalami mereka tetap melakukan hubungan seksual
perubahan fisik yang bisa dilihat adalah karena pengaruh informasi yang mereka
perubahan pada karakteristik seksual (11). terima tidak terbukti kebenarannya. Riset
Semua partisipan dapat menjelaskan ini sesuai dengan hasil Nur Khotimah dkk
bagaimana faktor penyebab terjadinya (2021) yang melaporkan jika pengetahuan
kehamilan tidak diinginkan yaitu remaja terkait kesehatan reproduksi sudah
pergaulan, berpacaran, dan kurangnya baik, tetapi sikap seksual pranikah bisa
perhatian dari orang tua mereka. Dampak dipengaruhi oleh aspek lain, misalnya
kehamilan tidak diinginkan menurut hasil aspek yang diakibatkan oleh teknologi yang
penelitian FGD remaja yang berada di semakin canggih sehingga mempermudah
Rumah Tumbuh Harapan yaitu adanya rasa partisipan mengakses hal-hal yang dapat
stress, depresi, membuang waktu karena mempengaruhi sikap seksual pranikah (12).
seharusnya mereka bisa melanjutkan Pemberian informasi tentang kesehatan
sekolah, kuliah atau bekerja untuk reproduksi yang benar sesuai dengan
mencapai cita-cita, namun tertunda oleh pertumbuhan fisik, psikologis, serta
kehamilan diluar nikah yang mereka alami. kognitif anak akan berdampak positif pada
Selain dari itu mereka juga menjelaskan sifat serta perilaku remaja. Bekal
cara pencegahan kehamilan tidak pengetahuan yang layak sepatutnya
diinginkan yaitu edukasi, pengawasan membuat remaja lebih bertanggung jawab
orang tua, berhati-hati dalam bergaul dan dalam berperilaku serta lebih dapat
berpacaran untuk mengetahui batasan melindungi diri remaja dari bermacam
hubungan antara laki-laki dan perempuan kendala kesehatan reproduksi. Metode

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 62


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

terbaik guna melindungi remaja dari mereka. Kepuasan terhadap hubungan


kendala kesehatan reproduksi yaitu dengan tersebut bermakna pada pengembangan
membagikan informasi secara benar dan harga diri serta konsep diri. Teman sebaya
jelas (13). memiliki pengaruh yang besar terhadap
remaja dalam melakukan hubungan seks,
Pergaulan bebas hal ini dapat dilihat jika hasrat seksual pada
Dalam lingkup pertemanan, semua masa remaja tersebut (15).
partisipan mengatakan bahwa lingkungan
pertemanan mereka banyak yang Kekerasan dalam pacaran
berpacaran. Selain itu, menurut mereka ciri- Berdasarkan hasil penelitian terkait
ciri pergaulan bebas terlihat dari pakaian perilaku pasangan mereka selama
yang digunakannya, seperti pakaian yang berpacaran yaitu sebagian besar partisipan
minim atau terbuka, lalu tempat mereka mengatakan bahwa pasangan mereka
bermain di jalanan atau tempat yang sepi adalah orang yang baik, tidak pernah
agar mereka merasa bebas melakukan apa memukul, mereka melakukan hubungan
yang mereka mau, dan berpacaran tidak seksual atas dasar suka sama suka dan
mengenal batas. Hanya saja temannya saling menginginkannya. Pengurus
memberikan pengaruh lain yaitu pengguna Yayasan berkata kliennya yang berpacaran
media sosial aktif seperti aplikasi dating melakukan hubungan seksual karena
dan facebook untuk mendapatkan pacar. mereka mau, mereka merasa mendapat
Sejalan dengan hasil penelitian perhatian yang tidak mereka dapatkan di
Simawang dkk tahun 2022 yang rumahnya akhirnya dia mendapatkan
menyatakan bahwa remaja sangat sering perhatian dari pasangannya. Selain itu satu
terpengaruh oleh teman sebaya, terutama partisipan mengatakan bahwa dia
pada saat mengembangkan diri. Bahkan, melakukan hubungan seksual dengan
teman sebaya juga biasanya saling bertukar terpaksa karena pasangannya mengancam
informasi terkait kesehatan reproduksi dan tidak akan memberikan uang kepadanya
mempengaruhi remaja dalam bersikap jika tidak mau melakukan hubungan
terhadap lawan jenisnya. Namun, teman seksual. Satu partisipan lagi mengatakan
sebaya terkadang memberikan informasi bahwa dia melakukan hubungan seksual
yang tidak benar karena kurangnya bukan dengan pacarnya tetapi dijebak oleh
pengawasan khususnya terkait informasi orang yang dia kenal dari media sosial.
seksual sehingga hal tersebut seringkali Berdasarkan kedua partisipan tersebut
menimbulkan dampak negatif terhadap dapat dinyatakan bahwa mereka mengalami
remaja lainnya (14). kekerasan seksual, dimana mereka dipaksa
Pengaruh teman sebaya ini sangat dan diancam oleh pasangannya untuk
mementingkan harga diri mereka serta melakukan hubungan seksual.
konsep diri dalam dimulainya masa remaja, Menurut SDKI tahun 2017 dalam
terdapat peningkatan pengaruh teman Dewi Purnamawati dan Virnanda
sebaya yang mempengaruhi orientasi Aritonang (2020) yang menunjukkan
pembentukan tujuan dan sikap. Selama ini, sebanyak 16% wanita yang mengatakan
remaja mulai menghabiskan lebih sedikit “dipaksa” untuk melakukan hubungan
waktu dengan keluarga mereka serta lebih seksual pertama kali. Selain dengan
banyak waktu dengan teman sebaya paksaan, pasangan yang mengajak

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 63


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

hubungan seksual juga merayu dan batasan berteman dengan laki-laki. Orang
meyakinkan akan bertanggung jawab jika tua mereka tidak menjelaskan secara jelas
terjadi kehamilan pada partisipan. Sehingga bagaimana pengaruh hubungan antara
yang awalnya partisipan menolak tetapi perempuan dan laki-laki jika mereka
akhirnya partisipan mau untuk melakukan berpacaran, tidak menjelaskan bagaimana
berhubungan seksual (16). batasan pertemanan antara laki-laki dan
Sejalan dengan riset Prameswari dan perempuan terutama mereka yang sudah
Nurchayati (2021) menyatakan bahwa memasuki masa remaja serta orang tua
terjadinya kekerasan dalam berpacaran mereka tidak pernah memberitahu jika laki-
yang dirasakan oleh partisipan merupakan laki yang sudah mimpi basah dan
sebab adanya aspek budaya yaitu gender perempuan yang sudah menstruasi jika
dan romantisme. Laki- laki selaku melakukan hubungan seksual maka dapat
pemegang kekuasaan atas hubungan serta menyebabkan kehamilan.
perempuan hanya dapat diam serta Sesuai dengan hasil penelitian
menerima dengan pasrah atas perlakuan Girsang (2020) bahwa pemberian informasi
yang didapatkan, sebaliknya romantisme mengenai kesehatan reproduksi dan
berkaitan dengan pendapat jika cinta dapat seksualitas tidak diberikan secara jelas oleh
menaklukan segalanya (17). Ditambah orang tua. Sebagian besar hanya
dengan adanya tekanan dari pasangan yang menyampaikan masalah pubertas yaitu
menyebabkan terbentuknya perilaku menstruasi pada remaja. Selain itu
seksual pranikah disebabkan kebutuhan penyampaian tentang bahaya seks pranikah
seorang untuk menyayangi serta dicintai, dan larangan melakukan hubungan seksual
seseorang wajib rela melakukan apa saja pranikah juga tidak disampaikan secara
terhadap pasangannya guna meyakinkan detail kepada anak. Hal ini disebabkan oleh
keseriusannya tanpa memikirkan risiko beberapa kendala diantaranya orang tua
yang hendak dialami. Perekonomian yang menganggap umur anak masih belum
semakin maju pula memberi akibat kepada dewasa sehingga belum membutuhkan
orang- orang yang perekonomian informasi tersebut. Ditambah lagi
menengah ke bawah. Kemiskinan membuat kurangnya kedekatan orangtua dengan anak
peluang untuk remaja khususnya menyebabkan tidak terjalinnya hubungan
perempuan untuk melakukan perilaku komunikasi yang baik sehingga anak
seksual pranikah (18). cenderung tidak mempedulikan nasihat
yang disampaikan oleh orang tua (19).
Peran keluarga Pengawasan orang tua kepada kelima
Peran keluarga partisipan mengenai partisipan di Rumah Tumbuh Harapan yaitu
masalah kesehatan reproduksi berdasarkan mereka mengatakan bahwa orang tuanya
hasil FGD yaitu semua orang tua partisipan sering mengingatkan untuk hati-hati dalam
sering mengingatkan untuk menjaga berteman, harus ingat waktu dan batasan,
kebersihan terutama saat mereka sudah ada partisipan mengatakan orang tua
mengalami menstruasi. Tetapi orang tua mereka tegas kepada mereka dalam
mereka kurang memberikan pengetahuan berteman sehingga di rumah mereka merasa
mengenai pendidikan seksual, kebanyakan terlalu banyak dilarang membuat mereka
orang tua hanya mengingatkan untuk ingin bebas saat di luar rumah. Selain itu,
jangan berpacaran dan harus menjaga mereka merasa bahwa lebih banyak

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 64


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

menghabiskan waktu dengan teman mengabaikan keputusan sendiri yang


daripada dengan keluarga karena kesibukan menyadari bahwa keputusan tersebut tidak
orang tua mereka terhadap pekerjaannya, tepat. Terdapat beberapa pengalaman baru
sehingga mereka merasa lebih terbuka yang hanya didapatkan dari temannya
dengan temannya daripada dengan sehingga remaja cenderung lebih merasa
keluarganya. Pihak pengurus Yayasan pun nyaman meluangkan waktu bersama
mengakui bahwa mereka memang kurang temannya (14).
mendapat perhatian, karena ada sebagian Saat orang tua mengetahui keadaan
kecil klien mereka yang orang tuanya yang dialami anaknya membuat orang tua
mengalami perceraian, sehingga kurang mereka merasa terkejut, sedih, kecewa dan
mendapat perhatian dan kasih sayang dari marah. Terdapat partisipan yang
keluarganya, satu partisipan melakukan mengatakan bahwa orang tua mereka
karena masalah ekonomi, dia merasa masa mengetahui keadaannya dan belum bisa
remajanya terhalang oleh kondisi ekonomi menerima keadaan yang mereka alami
yang membuat dia putus sekolah dan karena anaknya yang masih sekolah dan
memutuskan untuk bekerja membantu pasangannya pergi tidak bertanggung
ibunya. Sebagian besar partisipan juga jawab. Satu partisipan mengatakan bahwa
mengatakan keluarganya tegas dan merasa orang tuanya belum mengetahui
terkekang sehingga saat berada di luar keadaannya, dia mengaku pada orang
rumah mereka merasa bebas melakukan apa tuanya jika dia pindah tempat kerja.
yang mereka inginkan. Sebagian kecil partisipan mengatakan
Orang tua memiliki peran yang bahwa orang tuanya merasa kecewa karena
penting untuk meningkatkan pengetahuan keadaannya tetapi setelah itu mereka tetap
remaja dengan memberikan informasi mendukung dia selama di Rumah Tumbuh
mengenai pendidikan seks kepada anaknya. Harapan.
Faktanya masih banyak orang tua yang Berdasarkan kejadian tersebut sesuai
memiliki kesibukan dan tidak memiliki dengan penelitian Yani dkk (2020) yang
waktu luang yang cukup seperti menyatakan bahwa peran orang tua dalam
memberikan informasi kepada anaknya di mendidik anaknya sangat menentukan
rumah. Kegagalan fungsi keluarga dalam pembentukan karakter dan perkembangan
menjalankan perannya adalah awal pemicu kepribadian anak. Komunikasi yang baik
remaja untuk melakukan hal-hal yang antara orang tua dan anaknya dapat
menyimpang menjadikan perilaku seksual menciptakan suasana saling memahami
pranikah sebagai salah satu bentuk terhadap berbagai jenis masalah keluarga.
pelampiasan anak terhadap orang tua (11). Sebaliknya jika kurangnya peran keluarga
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian membuat remaja berisiko 1,04 kali lebih
Latifa dan Aulia (2020) yang menyatakan tinggi melakukan perilaku seksual berat
tingkat perilaku seksual remaja dipengaruhi dibandingkan peran keluarga yang baik.
oleh sering atau tidaknya seorang remaja Hal ini menunjukkan bahwa peran dari
berinteraksi dengan temannya, karena keluarga sangat berpengaruh dengan
kebutuhan sosial dan rasa ingin diterima perilaku seksual remaja pada zaman
dalam suatu kelompok, keputusan perilaku sekarang. Dengan pengawasan yang ketat
seksual remaja sering didorong oleh maka akan memperkecil risiko negatif dari
tekanan dari temannya dan cenderung perilaku seks para remaja, semakin baik

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 65


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

peran keluarga maka semakin ringan pula dan seksual, adanya kekerasan dalam
perilaku seksual yang dilakukan oleh para pacaran serta lingkungan pertemanan yang
remaja (20). membuat mereka berperilaku di luar
Datangnya mereka ke Rumah kendali orang tuanya sehingga
Tumbuh Harapan membuat banyak mengakibatkan kehamilan tidak
perubahan dalam diri mereka, adanya diinginkan.
kegiatan positif seperti kelas menjahit dan
kelas memasak untuk pengembangan skill UCAPAN TERIMA KASIH
klien. Selain itu ada kelas konseling Ucapan terima kasih kepada semua pihak
keluarga, konseling individu, konseling yang telah memberikan banyak bantuan
kelompok, dan kelas flourish, kegiatan serta dukungan sehingga penulis mampu
tersebut berisi tentang rencana hidup menyelesaikan artikel penelitian ini.
mereka dalam berbagai aspek dan berfokus
pada perubahan karakter, sehingga KONFLIK KEPENTINGAN
membuat mereka semakin semangat, Penulis tidak memiliki konflik kepentingan
mandiri, termotivasi, merasa lingkungan dan tidak ada afiliasi atau koneksi dengan
yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan organisasi apapun yang dapat menimbulkan
perhatian menjadikan mereka yakin akan pertanyaan bias dalam diskusi dan
adanya kesempatan kedua untuk kesimpulan artikel penelitian ini.
memperbaiki diri menjadi lebih baik dan
semakin mendekatkan diri kepada Allah REFERENSI
SWT. Pihak Yayasan pun mengatakan 1. Rosyida DAC. Kesehatan reproduksi
bahwa tujuannya dari Rumah Tumbuh remaja dan wanita. Tim Pustaka
Harapan adalah untuk menurunkan angka Baru, editor. PT Pustaka Baru.
aborsi di Indonesia serta menumbuhkan Yogyakarta: PT Pustaka Baru; 2021.
harapan baru dengan membantu mereka 12–60 p.
merubah karakter dan pola pikir agar 2. Rahayu dkk. Buku ajar kesehatan
mereka yakin akan adanya kesempatan reproduksi remaja dan lansia. 1st ed.
kedua yang lebih baik. Airlangga University Press.
Surabaya: Airlangga University
SIMPULAN Press; 2017.
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini 3. Sari DAD. Tinjauan literatur :
adalah gambaran secara mendalam Determinan terjadinya kehamilan
mengenai kejadian kehamilan tidak tidak diinginkan pada remaja di
diinginkan pada remaja di Yayasan Rumah Indonesia. Media Gizi Kesmas.
Tumbuh Harapan Kota Bandung yang telah 2021;1–5.
diperoleh melalui focus group discussion, 4. Pertiwi NFA. Peran komunitas
wawancara mendalam, dan studi dalam pencegahan kehamilan tidak
dokumentasi yaitu remaja yang mengalami diinginkan pada remaja. Midwifery J
kehamilan tidak diinginkan terjadi karena J Kebidanan UM Mataram.
kurangnya peran keluarga khususnya orang 2020;5(2):83.
tua. Kurangnya perhatian dari orang tua, 5. WHO. Adolescent Pregnancy.
adanya perceraian orang tua, kurangnya newsroom. 2020.
pendidikan terkait kesehatan reproduksi 6. BKKBN. Kesehatan reproduksi dan

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 66


Vol. 3 No. 2 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
myjmfkk@umj.ac.id
e-issn: 2722–8088

nikah dini. bkkbn.go.id. 2019. A, Amalia R. Hubungan peran


7. Basuki K. Mengenal lebih dekat keluarga dan teman sebaya dengan
kontroversial RUU KUHP, perilaku seksual remaja di
perspektif teori dan praktik hukum di Indonesia : a systematic. J Kesehat
Indonesia. 2019. Tambusai. 2022;3:98–106.
8. Amieratunnisa A, Indarjo S. 15. Sari WNI, Winarti Y. Hubungan
Implementasi program pelayanan religiusitas dengan perilaku seks
kesehatan reproduksi remaja. Higeia pranikah berisiko kehamilan tidak
J Public Heal. 2018;2(1):69–79. diinginkan pada mahasiswa program
9. Paliyama JK, Susilowati E. studi S1 Kesehatan Masyarakat di
Resiliensi perempuan dengan Universitas Muhammadiyah
kehamilan tidak diinginkan di Kota Kalimantan Timur. Borneo Student
Bandung. J Ilm Perlindungan dan Res. 2021;2(2):1060–6.
Pemberdaya Sos. 2021;3(2). 16. Purnamawati D, Virnanda A.
10. Aminatussyadiah A, Wardani SFP, Kehamilan yang tidak diinginkan
Rohmah AN. Media informasi dan pada remaja, kekerasan dalam
tingkat pendidikan berhubungan berpacaran, peran orangtua dan
dengan kehamilan remaja Indonesia. sekolah. Jurnak IAKMI. 2020;25–6.
J Kebidanan. 2020;9(2):173. 17. Prameswari FHK, Nurchayati.
11. Auliyah A, Winarti Y. Hubungan Dinamika psikologis remaja
sikap dengan perilaku seks pranikah perempuan korban kekerasan dalam
berisiko Kehamilan Tidak pacaran yang memilih
Diinginkan (KTD) pada mahasiswa mempertahankan hubungan
prodi S1 Kesehatan Masyarakat pacarannya. J Penelit Psikol.
Universitas Muhammadiyah 2021;08(07):204–17.
Kalimantan Timur. Borneo Student 18. Lestari P, Pratiwi EA, Wasliah I.
Res. 2020;2(1):387. Pengetahuan remaja terhadap
12. Nur Khotimah R, Masitha Arsyati A, perilaku seksual pranikah. J Ilmu
Saputra Nasution A. Gambaran Keperawatan Anak. 2019;2(2):77.
pengetahuan remaja mengenai 19. Girsang L. Studi Kualitatif
seksual pranikah di SMA “X” Kota Kehamilan tidak diinginkan pada
Bogor tahun 2021. Promotor. remaja di kelurahan Saribudolok
2021;5(1):22. Kecamatan Silimakuta Kabupaten
13. Darmawan FH, Puspitasari A. Simalungun. J Komunitas Kesehat
Pengetahuan dan sikap tentang Masy. 2020;2(2):34–46.
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) 20. Yani LI, Realita F, Surani E.
pada siswi di SMK Pasundan Putra Pengaruh sosial ekonomi dan peran
Cimahi. J Kesehat Kartika. keluarga terhadap perilaku seksual
2019;14(3):133–9. remaja di SMA Kesatrian 1 Kota
14. Simawang AP, Hasan K, Febriyanti Semarang. Link. 2020;16(1):36–41.

Disubmit: 22/09/2022 Diterima: 29/12/2022 Dipublikasi: 31/12/2022 DOI: 10.24853/myjm.3.2.53-67 | 67

You might also like