You are on page 1of 36

72

RS RK Charitas RS RK Charitas
Jl. Jend. Sudirman 1054 Palembang 30129 Jl. Jend. Sudirman 1054 Palembang 30129
Telp. (0711) 353374, 353375 Telp. (0711) 353374, 353375
Fax. (0711) 362205 Fax. (0711) 362205
2 71
Catatan :

___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
70 3

Breathe for the person

Nama : _____________________________

NIK : _____________________________
4 69

DAFTAR ISI

Daftar Isi 4
Open the Airway
SAFETY FIRST 7 Head tilt - Chin lift Manouver
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien 8
6 Sasaran Keselamatan Pasien 9
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien 10
Jenis Insiden 11
Alur Investigasi Insiden 13
Fish Bone 14
Ketepatan Indentifikasi Pasien 15
Peningkatan Komunikasi Efektif 21
25
Peningkatan Kewaspadaan Obat yang Perlu
Diwaspadai
For cervical injury,
Pastikan Tepat Prosedur, Tepat Lokasi, Tepat Pasien
30 use Jaw Thrust
Operasi
Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan 33
Kesehatan
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh 34
Clean Hands Safe Life 38
Kebersihan Tangan 39

Cara Melakukan Kebersihan Tangan dengan 40


Antiseptik Berbasis Alkohol
68 5

Neonate DAFTAR ISI


3:1
41
Cara Melakukan Kebersihan Tangan dengan
Sabun dan Air Mengalir
42
Kebersihan Tangan Bedah (WHO Guidelines On Hand
Hyigiene In Health Care, 2009)
Kebersihan Tangan Efektif 44
Penggunaan APD 45
Pengelolaan Limbah dan Benda Tajam 46
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB 46
 Give five cycles CPR in 2 minute Prosedur Etika Batuk 47
 One cycle, performed 3 chest com- Etika Batuk 48
pressions with 1 breathing Pemprosesan Peralatan Pasien 49
 Gently compress the chest about 1.5 Penyuntikkan yang Aman 49
inches (about 4 cm) Penempatan (Isolasi) Pasien
50
51
Alu Isolasi Pasien di RK. Charitas
Pengelolaan Pasien Immunocompromised 52
Pengelolaan Isolasi Pasien Menular Airborne 53
Pengelolaan Isolasi Pasien Menular Droplet 54
Pengelolaan Isolasi Pasien Menular Kontak 54
55
Kesehatan Karyawan
56
Fire Safety
6 67

DAFTAR ISI

58
Prinsip Pemadaman
59
Alat Pemadam Api Ringan
Prinsip Pengoperasian APAR 60
Basic Life Support 61
Early Access 64
Early CPR 65
Children & adult
Circulation 66  Child age 1 through 8 is essentially
Airway 69 the same as that for an adult
Breathing 70  Give five cycles CPR in 2 minute
Catatan 71  One cycle, performed 30 chest com-
pressions with 2 breathing

30 : 2
66 7

Restore blood circulation with chest


compressions
Cek the pulse before start compressions
no more than 10 seconds

Carotid artery Brachial/emoral artery

No pulse Start Compressions


8 65
PELAPORAN Early CPR
INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN

&

6 SASARAN
KESELAMATAN PASIEN

KETERANGAN LEBIH LANJUT, HUB :


KOMITE KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT

RS. RK. CHARITAS LT. 5 EXT. 683


64 9

Early Access UTAMAKAN


KESELAMATAN
PASIEN
Is the person conscious or unconscious?
If the person appears unconscious, tap or LAPORKAN SEGERA
shake his or her shoulder and ask loudly,
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

"Are you 6 SASARAN


KESELAMATAN PASIEN
OK?"
1. Ketepatan IDENTIFIKASI pasien
2. Peningkatan KOMUNIKASI yg
If the person doesn't respond efektif
3. Peningkatan keamanan OBAT yang
perlu diwaspadai
Call For Help
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prose-
Activate dur, tepat pasien OPERASI
Emergency System 5. Pengurangan risiko INFEKSI terkait
pelayanan kesehatan
Get defibrilator
6. Pengurangan risiko cedera pasien
akibat JATUH
10 63
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Insiden Keselamatan Pasien
(IKP, Patient Safety Incident)

 Setiap kejadian atau situasi yang dapat


mengakibatkan / berpotensi mengakibat-
kan harm (penyakit, cedera, cacat, kema-
tian dll) kepada pasien yang seharusnya
tidak terjadi
 Keadaan / kegiatan yg tidak konsisten dgn
SPO / kebijakan yang berlaku di RS teru-
tama untuk pelayanan kepada pasien
yang dapat mengancam keselamatan
pasien

Laporkan segera bila ada kejadian

Sadarlah bahwa :

Laporan anda akan mencegah kejadian yang


sama di kemudian hari

Laporan anda akan menyelamatkan pasien, petu-


gas, dan rumah sakit dari kejadian yang tidak
seharusnya terjadi
62 11

Basic Life Support

(AHA Guidelines 2010)

 Early access
Early recognition & Call for Help
 Early CPR
Start CPR —> Remember to spell C-A-B
 Early defibrillation
Start defibrillation as soon as possible
 Early advance care
ACLS dan post resusitaion care
12 61
60 13
PRINSIP PENGOPERASIAN APAR :
PASS (PULL, AIM, SQUEEZE DAN SWEEP)

Pull : tarik atau cabut pin pengaman APAR


Aim : arahkan nozzle atau selang ke api
Squeeze : tekan handle dari APAR
Sweep : kibas-kibas arah semprotan ke api

JANGAN PERNAH memadamkan api jika kondisi berikut


terjadi :
1. Tidak mempunyai peralatan pemadam
yang memadai
2. Api telah menjalar melampaui titik aslinya
3. Naluri Anda mengatakan kepada anda untuk KELUAR
14
Faktor Faktor Faktor Faktor
Individual Tugas Tim Komunikasi

SPO, Kebijakan, Supervisi, Ke- Verbal, non ver-


Fisik, pemimpinan,
psikologis, kom- Design tugas, bal, tertulis
pembagian tugas Pemahaman peran
petensi

Insiden
Keselamatan
Lingkungan
Pasien
Ketersediaan,
Kerja kesesuaian jenis
dan akses untuk
mengikuti pelati- Struktur Letak, peng-
Faktor sosial, han organisasi, gunaan, model
fisik, budaya
psikologis organisasi

Faktor Faktor Faktor Edukasi Faktor Faktor


Lingkungan Pasien / Pelatihan Organisasi Peralatan
kebakaran

Bagian - Bagian APAR pada Umumnya


Transmigrasi RI No. Per- 04.MEN/1980)
Per-04.MEN/1980)
memadamkan api pada mula terjadi
dilayani oleh 1 (satu) orang untuk
Adalah alat yang ringan serta mudah

(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


59
58 15
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Terdapat 2 macam cara identifikasi :

AKTIF PASIF
menanyakan pada mencocokkan dgn Dicocokkan
pasien / keluarga gelang identitas / dengan sticker
label identitas
Nama lengkap pada rekam
Tgl lahir (Tgl MRS bila identitas tidak jelas) medis / bon
No Rekam Medis (khusus cara pasif) pemeriksaan
penunjang / struk
Atau identitas tambahan : menu makanan /
Alamat tempat tinggal pasien buku ekspedisi
Nama orangtua / isteri / suami / keluarga pasien, dll
terdekat
Agama
Pekerjaan

Pasien Kompeten Aktif dan pasif

Pasien dan keluarga Pasif


menolak diidentifikasi

Pasien tidak kompeten


Tanpa dampingan keluarga

Gangguan Jiwa Anak yang belum mengerti


Gangguan Kesadaran nama dan tgl lahirnya
Retardasi mental Tuna rungu
Hambatan bicara Tuna wicara
Hambatan bahasa Meninggal Dunia
16 57
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN FIRE SAFETY

Macam– macam warna gelang :


a. Pink : Pasien rawat inap perempuan
b. Biru muda : Pasien rawat inap laki-laki
c. Kuning : Pasien risiko tinggi jatuh
d. Merah tua : Pasien risiko alergi (obat/makanan)

Informasi pada label gelang identitas :

a. Nama lengkap pasien c. Jenis Kelamin ( L / P )


b. Tanggal lahir d. Nomor Rekam Medis

Indikasi identifikasi :
a. Pasien masuk rawat inap
b. Pasien masuk rawat jalan
c.

d.
e.
Pasien akan mendapat tindakan medis (cek juga gelang
risiko alergi)
Perpindahan pasien antar unit
Merujuk pasien ke rumah sakit lain
API ?
f. Sebelum pemeriksaan penunjang
g. Sebelum membaca hasil pemeriksaan penunjang
h. Sebelum menyerahkan hasil pem. penunjang
i. Sebelum transfusi darah Suatu reaksi kimia berupa proses oksidasi yang
j. Penyerahan organ tubuh
k. Penyerahan bayi baru lahir
diikuti oleh proses pengeluaran cahaya dan panas
l. Pembagian makanan (cek gelang risiko alergi)
m. Penyerahan obat (cek gelang risiko alergi)
n. Pelayanan administrasi
o. Penyerahan Jenazah
56 17
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Lokasi pemasangan gelang :


 Dewasa dan anak → dipasang di pergelangan tangan
kanan → apabila tidak memungkinkan
→ tangan kiri / kaki kanan / kaki kiri.
 Bayi baru lahir dipasang di 2 (dua) lokasi: tangan kiri
dan kaki kanan.

Gelang Identitas dibuat Bag. Registrasi Rawat Inap, kec :


a. Pasien di UGD→label gelang dibuat oleh TPP UGD
b. Bayi baru lahir di VK / OK→label gelang dibuat bagian
VK

Gelang Gelang
Gelang Masuk melalui
dipasang di dipasang oleh
Perawat yang
Registrasi Rawat Ruang
Identitas sudah lulus
Inap Perawatan
orientasi
Identitas UGD UGD Perawat UGD
Identitas Bayi lahir di VK VK Bidan
Bidan yang ikut
Identitas Bayi lahir di OK OK
operasi
Identitas ODC surgical OK Perawat OK
Dipasang di UGD, bila alergi diketahui di UGD
Risiko
Dipasang di Ruang perawatan, bila alergi
Alergi
diketahui di ruang perawatan
Risiko Jatuh Dipasang di ruang perawatan sesuai pengkajian
18 55
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN PENGELOLAAN ISOLASI PASIEN MENULAR
KONTAK

CARA MENGIDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR D. APD : Petugas mengenakan sarung tangan bersih saat
memasuki kamar pasien. Bila diperkirakan pakaian akan
Bayi baru lahir Bayi baru lahir kembar
bersentuhan dengan pasien atau dengan benda-benda di
 Menanyakan nama lengkap ibu (bayi) & tanggal sekitar pasien, petugas harus mengenakan gaun pelindung
AKTIF lahir bayi (scort) saat memasuki kamar pasien.
Identitas tambahan : jenis kelamin bayi, tanggal
lahir ibu KESEHATAN KARYAWAN

Penanganan paska pajanan (tertusuk jarum, terkena darah/

Mencocokkan identitas yang tertera pada gelang cairan tubuh)  lihat buku saku K3RS.
identitas ibu dan bayi :

******
 Nama lengkap  Nama lengkap ibu,
ibu (diganti diikuti angka 1, 2, 3
nama lengkap sesuai urutan
bayi, bila sudah kelahiran bayi (mis:
PASIF
diketahui) By. Ny. Mawar 1,
By. Ny. Mawar 2,
dst.) (diganti nama
lengkap bayi, bila
sudah diketahui)
 Jenis kelamin  Jenis kelamin bayi
bayi  Tanggal lahir bayi
 Tanggal lahir  Nomor rekam medis
bayi masing-masing bayi
 Nomor rekam
medis bayi
54 19
PENGELOLAAN ISOLASI PASIEN MENULAR DROPLET KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

A. Tempatkan pasien dalam kamar tersendiri (single room)


PEMASANGAN GELANG DENGAN PENYULIT
atau bersama pasien lain yang terinfeksi kuman yang sama
(kohorting), dengan jarak antara tempat tidur > 1 meter. Edukasi ulang oleh PJ / KaRu. Bila pasien
B. Melakukan kebersihan tangan sebelum memasuki dan tetap menolak, pasien / keluarga mengisi
surat penolakan dan proses identifikasi
meninggalkan kamar pasien.
C. APD : Petugas dan pengunjung mengenakan masker
bedah ketika memasuki kamar pasien. Bila melakukan Pasien Tempel label
Pasien identitas di baju
tindakan yang menimbulkan aerosol (mis: suction, menolak
menolak pasien (pada dada
pemasangan
bronkoskopi, nebulizing, intubasi, resusitasi diidentifika kanan / tempat
gelang
kardiopulmoner) petugas harus mengenakan pelindung
mata. - Dokumentasikan pada catatan
keperawatan (rekam medis)
PENGELOLAAN ISOLASI PASIEN MENULAR - Gelang tidak dipasang → tempel
KONTAK label identitas di baju pasien (pada
Pasien dada kanan / tempat yang mudah
alergi terlihat petugas)
A. Petugas menempatkan pasien dalam ruang tersendiri
(single room) atau bersama pasien lain yang terinfeksi - Dokumentasi di catatan keperawatan
kuman yang sama (kohorting). - Gelang tidak dipasang → identifikasi
aktif
B. Melakukan kebersihan tangan sebelum memasuki dan
- Pasien tidak kompeten, tdk didampingi
meninggalkan kamar pasien. Kasus keluarga → pasang papan identitas
C. Gunakan peralatan pasien tersendiri (mis : stetoskop, dengan (nama lengkap, tanggal lahir, jenis
penyulit kelamin, nomor rekam medis) pada
termometer, tensimeter). Bila tidak memungkinkan, maka
(luka bakar tempat tidur, dgn syarat : pasien tidak
harus selalu dibersihkan dan didisinfeksi sebelum luas, fraktur boleh dipindahkan dari tempat tidur
digunakan untuk pasien lain dengan menggunakan larutan
alkohol 70%. Digunakan 2 gelang identitas :
I. Diletakkan di dalam inkubator pasien
Bayi dengan II. Dipasang pada anggota tubuh yang lain
berat badan
20 53
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN PENGELOLAAN PASIEN IMMUNOCOMPROMISED
CARA IDENTIFIKASI PASIEN TANPA IDENTITAS
A. Lakukan kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standar dan
Pasien penurunan kesadaran tanpa identitas yang jelas : kewaspadaan proteksi) selama pasien ditransportasi.
1. Laki-laki : Tn. XY, tgl MRS B. Sedapat mungkin kenakan masker bedah pada pasien.
2. Perempuan : Ny. XX, tgl MRS C. Beritahukan ruangan / RS yang dituju mengenai status
kewaspadaan isolasi pasien.
Pasien penurunan kesadaran tanpa identitas yang jelas
masuk pada hari yang sama digunakan inisial XY /
XX, diikuti numeral sesuai urutan. PENGELOLAAN ISOLASI PASIEN MENULAR
AIRBORNE
EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA
A. Tempatkan pasien dalam kamar tersendiri (ruang isolasi /
1. Penjelasan tentang risiko kesalahan identitas yang terjadi single room) dengan tekanan udara negatif. Bila tidak ada
2. Meminta pasien dan keluarga memverifikasi identitasnya kamar tersendiri, tempatkan pasien dengan pasien lain
3. Meminta pasien aktif bertanya dan mencocokkan
yang terinfeksi kuman yang sama (kohorting).
pemeriksaan, tindakan medis, atau obat-obatan sebelum
B. Pertahankan pintu selalu tertutup.
C. Melakukan kebersihan tangan sebelum memasuki dan
Indikasi Pelepasan Gelang :
meninggalkan kamar pasien.
 Pasien akan pulang
D. APD : Petugas mengenakan masker N-95, pengunjung /
 Pasien alergi dengan bahan gelang
pasien minimal mengenakan masker bedah.
 Pasien dirujuk ke RS lain
 Gelang longgar → segera diganti yang baru Bila melakukan tindakan yang menimbulkan aerosol
 Perubahan identitas melalui bagian registrasi (misal : suction, bronkoskopi, nebulizing, intubasi,
 Pasien meninggal dunia resusitasi kardiopulmoner) petugas harus mengenakan
 Status pasien menjadi risiko rendah jatuh pelindung mata.
(gelang risiko jatuh dilepas)

Gelang yang tidak terpakai lagi dimusnahkan den-


gan cara menggunting label identitas pada gelang.
52 21
PENGELOLAAN PASIEN IMMUNOCOMPROMISED PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

1. Kewaspadaan proteksi (Isolasi Protektif) diberlakukan


Komunikasi Efektif : terjadi apabila pesan dapat
pada pasien imunokompromais yang disebabkan oleh diterima secara tepat sebagaimana diharapkan oleh
(pasien ditempatkan dlm single room) : si pengirim
A. Gangguan imunologis (mis: gangguan imunitas tubuh
sejak lahir, HIV berat, luka bakar luas, dsb.). SBAR adalah :
B. Terapi yg dapat menekan daya tahan tubuh (mis: 1. suatu mekanisme komunikasi efektif berupa
singkatan tentang hal-hal yang kritis yang me-
kemoterapi, radiasi, cangkok organ / sumsum tulang). merlukan perhatian dan tindakan segera.
2. Diet pasien diatur sesuai dengan pedoman diet untuk 2. terdiri atas 4 (empat) seksi pertanyaan yang
pasien imunokompromais. kalau berlangsung untuk memungkinkan staf
3. Pembatasan jumlah pengunjung yang berada di dalam sharing informasi singkat padat dan terfokus.
ruangan dalam suatu waktu tertentu, maksimal 2 orang.
DI MANA MENULIS SBAR ??
4. Pintu kamar pasien harus selalu dalam keadaan tertutup
untuk menghindari kontaminasi dari udara di luar kamar. Rawat Petugas Form
5. Tanaman dan bunga segar tidak boleh diletakkan dalam Jalan Kesehatan Integrated
ruang perawatan intensif dan ruang pasien Note
immunocompromised. Tanaman dan bunga plastik juga Rawat Petugas Melaporkan Lembar
tidak diperbolehkan karena akan menyimpan debu. Inap Kesehatan kondisi Komunikasi
6. Transportasi pasien immunocompromised dari satu unit Dan pasien Efektif (SBAR)
Unit pertama kali
ke unit lain harus dibatasi seminimal mungkin. Apabila
Khusus
terpaksa harus dilakukan transportasi pasien keluar dari Melaporkan Form
ruang perawatan (misalnya untuk pemeriksaan kondisi Integrated
penunjang, operasi di kamar bedah, transfer ke ruangan pasien Note
bukan
lain atau merujuk keluar RS) :
pertama kali
Penunjang Petugas Buku SBAR
Medis Penunjang
medis
22 51
Situation  Sebutkan identitas Anda ALUR ISOLASI PASIEN DI RS RK CHARITAS
(situasi)  Sebutkan identitas pasien (nama, umur dan
bangsal rawat, diagnosis (bila ada))
 Apa yg terjadi pada diri pasien saat ini ?
 Keluhan apa yang diungkapkan pasien
kepada perawat atau dokter
Misalnya, pasien mengeluh sesak nafas
Background  Apa yg metalarbelakangi keluhan / kondisi
(latar yang digambarkan pada ‘situasi’
belakang)  Data data klinis apa yang mendukung
keluh-an / kondisi yang digambarkan pada
‘situasi’ (tanda vital, pemeriksaan labora-
torium, dan imaging)
 Misalkan, pasien mengeluh sesak nafas,
data yang mendukung adalah : frekuensi
nafas, saturasi dan analisis gas darah

Assessment  Masalah apa yang dialami pasien berdasar-


(penilaian) kan analisis situasi dan background.
 Seberapa besar tingkat kegawatan ma-
salah.
Misalnya, pada pasien yang mengalami
sesak nafas, penilaian dari perawat atau
dokter jaga adalah pasien mengalami gagal
nafas
Recommen-  Tindak lanjut apa yang harus dilakukan
dation untuk memecahkan masalah diatas.
(tindak lan- Contoh pasien dengan sesak nafas yang
jut) mengalami gagal nafas, rekomendasinya
adalah memindahkan pasien ke ICU
50 23
PENEMPATAN ( ISOLASI ) PASIEN PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

 Pasien berpenyakit menular (airborne, droplet, kontak) S “Selamat malam dr. Ahmad, saya dr.Niko, dokter jaga
yang dirawat di RS RK Charitas ditempatkan di: bangsal, saat ini pasien dokter Pak Herman, usia 62thn
1. Ruang isolasi bertekanan negatif (di ICU). dengan dk/PPOK mengalami sesak nafas berat”
2. Ruang terpisah / single room (di setiap paviliun).
B “Pasien kesadarannya menurun, TD = 130/70, N =
3. Ruang kohorting / rawat gabung.
110x/mnt RR = 40 x/menit S = afebris. Pasien tam-
 Pasien immunocompromised yang dirawat di RS RK
pak sesak berat, batas jantung normal, slem + ki-ka,
Charitas ditempatkan di ruang terpisah / single-room
EKG terakhir normal, foto thorax batas jantung nor-
(yang ada di setiap paviliun), bila tidak memungkinkan
mal, SpO2 80 %”
ruang kohorting.
A
 Mungkin sesak nya dari eksaserbasi PPOK.
 Saya berikan O2 3L/min, pasang monitor, per-
mintaan AGD
“saya belum tahu pasti apa problemnya, tetapi saya
khawatir sesak nafasnya bertambah berat “

R
1. “Apa ada instruksi lain dokter?”

2. Menyampaikan usulan apa yg akan


dilakukan berdasarkan assessment
(contoh ambil yg di bawah)
- Apakah dokter bisa datang?
- Apakah perlu di nebu, dok?
24 49
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF PEMROSESAN PERALATAN PASIEN

 Dibagi menjadi 3 :
1. Peralatan medis non-kritikal (mis: stetoskop,
termometer, tensimeter) → pembersihan
menggunakan deterjen / alkohol 70 %.
2. Peralatan medis semi kritikal (mis: endoskop, LMA,
laringoskop) → Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
menggunakan Glutaraldehyde 2%.
3. Peralatan medis kritikal (mis: instrumen bedah,
peralatan unit gigi) → pembersihan (pre-cleaning)
di ruangan masing-masing, sedangkan disinfeksi
dan sterilisasi terpusat di CSSD.

PENYUNTIKAN YANG AMAN

1. Memakai jarum suntik yang steril dan sekali pakai.


2. Bila jarum terpaksa ditutup kembali (recapping),
gunakan cara penutupan satu tangan.
3. Vial/ampul/botol infus single use hanya dapat
digunakan untuk 1 orang pasien dan 1 kali tindakan.
4. Penyuntikan multidose harus menggunakan teknik yang
memenuhi syarat aseptik.
5. Insulin flexpen hanya dapat digunakan untuk 1 orang
pasien dengan menggunakan jarum baru.

• Prosedur pembacaan ulang (read back) tidak


dilakukan untuk diruangan kamar operasi, UGD, ICU
bila kondisi pasien dalam keadaan gawat darurat /
emergency.
48 25
PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI

OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI

Obat Kewaspadaan Obat Look Alike /


Tinggi / High Alert Sound Alike
Medication (HAM) (LASA)

DEFINISI OBAT HAM & LASA

1. HAM (High Alert Medication) atau obat ke-


waspadaan tinggi adalah obat-obatan yang
termasuk dalam obat yang dapat menyebab-
kan risiko tinggi membahayakan pasien se-
cara signifikan apabila terjadi kesalahan.

2. Obat LASA (Look Alike Sound Alike)


adalah obat yang berisiko menimbulkan ke-
salahan karena nama obat yang membin-
gungkan yaitu obat yang bentuknya mirip
(Look Alike) atau namanya kedengaran
mirip (Sound Alike).
26 47
PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBAT YANG PERLU DIWASPADAI 3. Poli Rawat Jalan: Petugas rumah sakit memberikan
pelayanan baik administrasi maupun medis segera
(maksimal 30 menit) bagi pasien suspek TB dan pasien TB
GOLONGAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI sehingga mengurangi waktu pasien tersebut berada di
Golongan Nama obat fasilitas pelayanan kesehatan.
1. Natrium Klorida 3% (NaCl 3%) 4. Pasien TB yang perlu dirawat inap ditempatkan di ruang
Elektrolit
2. Dextrose 40% terpisah dari pasien lain (ruang isolasi di ICU), jika tidak
konsentrat
3. Kalium Klorida 7,46% (KCl 7,46%) memungkinkan, bisa menggunakan ruang kohorting
4. Magnesium Sulfat 40% (MgSO4 dengan lama perawatan maksimal 2 minggu.
40%) 5. Penampungan sputum oleh pasien harus dilakukan dalam
5. Magnesium Sulfat 20% (MgSO4 ruangan dengan konsep ruang terbuka terkena sinar
20%) matahari.
Antikoagulan 1. Streptokinase 1.500.000 IU 6. Apabila pasien akan ditransportasikan keluar dari ruang
injeksi 2. Heparin Sodium 5.000 IU/ml isolasi, pasien harus mengenakan masker bedah untuk
3. Enoxaparin Sodium 4.000 anti-Xa melindungi lingkungan sekitar.
IU/0,4ml
4. Enoxaparin Sodium 6.000 anti-Xa PROSEDUR ETIKA BATUK
IU/0,6ml
5. Parnaparin 4250 AXa iu/0.4 ml 1. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tisu /
6. Parnaparin 6400 AXa iu/0,6 ml saputangan, atau lengan baju bagian dalam.
7. Fondaparinux Sodium 25 mg/0,5 2. Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat
ml sampah medis (infeksius).
Insulin subku- 1. Insulin vial 100 unit/ml 3. Lakukan kebersihan tangan dengan menggunakan sabun
tan dan intra- 2. Insulin Flexpen 100 IU/ml dan air mengalir atau larutan berbahan dasar alkohol
vena (handrub alkohol).
Narkotika 1. Codein oral 10 mg; 20 mg; 30 mg 4. Kenakan masker apabila mengalami infeksi saluran
2. Fentanil injeksi 0,05/ml pernapasan.
3. Fentanil patch 12 μg/h; 25 μg/h
4. Morfin oral 10 mg; 15 mg
5. Morfin injeksi 10 mg/ml
6. Petidin injeksi 50 mg/ml
Agonis adren- 1. Epinephrine 1 mg/ml
ergik injeksi 2. Norepinephrine 1 mg/ml
46 27
PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI
B. Urutan pelepasan APD :
1. Sarung tangan → Hand Hygiene PENYIMPANAN OBAT HAM
2. Pelindung mata
3. Gaun pelindung  Seluruh obat kewaspadaan tinggi tidak disimpan di ruang perawatan
4. Apron melainkan disimpan dalam instalasi farmasi.

5. Topi  Obat kewaspadaan tinggi yang dapat disimpan di ruangan yaitu :


6. Masker
 Obat Epinephrine 1 mg/ml untuk penanganan untuk penanganan
7. Pelindung kaki → Hand Hygiene emergensi. Penyimpanannya dalam kulkas obat, diberi label dan
memiliki kartu stok
PENGELOLAAN LIMBAH DAN BENDA TAJAM  MgSO4 20 % dan MgSO4 40 % diruang kebidanan (VK) untuk
1. Proses pemilahan limbah di RS RK Charitas : menangani eklampsia pada kehamilan
2. Limbah non-medis → di dalam kantong berwarna hitam.
 Obat narkotika disimpan dalam lemari dengan dua pintu yang terkunci
3. Limbah medis→ di dalam kantong berwarna kuning. dan yang berbeda
4. Limbah sitostatika → di dalam kantong berwarna ungu.
5. Limbah tajam (mata pisau, pecahan kaca, jarum, spuit)  Memiliki kartu stok manual (tanggal, jml obat yg diambil atau ditam-
bahkan, jml stok dan nama petugas)
→ di dalam safety box.
 Obat diberi label tanda peringatan berwarna merah
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TB
1. Semua pasien yang berobat ke UGD dengan keluhan batuk
akan diberikan edukasi oleh petugas mengenai etika batuk
dan diharuskan memakai masker bedah, jika keluhan
pasien mengarah ke TB ( batuk ≥ 2 minggu atau batuk
darah ) akan dipisahkan di ruang isolasi UGD.
2. Semua pasien yang datang berobat ke poli rawat jalan
dengan keluhan batuk akan diberikan edukasi oleh
petugas RS terlatih mengenai etika batuk serta higiene
respirasi dan diharuskan memakai masker bedah
kemudian ditempatkan di ruang tunggu pasien batuk atau Harus dilakukan independent double check (IDC),
ruang terpisah dari pasien lain. kecuali pada pemberian CITO. IDC dilakukan setelah pem-
berian
28 45
PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBAT YANG PERLU DI-
WASPADAI

4. Jika tangan terdapat luka, ditutup dengan plester kedap


air.
DAFTAR OBAT LASA
5. Tutuplah kran dengan siku tangan atau putar kran dengan
menggunakanpaper towel.
Daftar Obat Look Alike
6. Membersihkan tangan dengan sabun cair dan air mengalir
Aminophyllin inj Calcii Gluconas inj apabila tangan terlihat kotor.
7. Membersihkan tangan dengan larutan berbahan dasar
Blistra inj Isorbid inj alkohol (handrub) bila tangan tidak terlihat kotor di antara
Epinephrine inj Extrace inj -- tindakan.
Atropine 0,25mg/ml inj 8. Keringkan tangan menggunakan paper towel (cukup 1
lembar) atau handuk sekali pakai.
Fargoxin inj Farpain inj -- 9. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan/
Tiaryt injeksi mengenakan sarung tangan.
Lasix inj Novalgin inj 10. Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila
masih ada isinya.
Syntocinon inj Methergin inj 11. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebe-
lum pengisian ulang.
Daftar Obat Sound Alike

DOBUTamine DOPamine

DOGmatil PROmactil A. Urutan pemakaian APD :


 Pelindung kaki
EPINEPHrine ePHEDrine  Apron
 Gaun pelindung
LAsix PLAvix  Masker
meTIFER meFINTER  Pelindung mata
 Topi
narFOZ norVASK  Sarung tangan

PERDIpine PETHIdine
44 29
 4 Jenis kebersihan tangan di RS RK Charitas : PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBAT YANG
1. Kebersihan tangan sosial (menggunakan sabun biasa PERLU DIWASPADAI
dan air mengalir).
2. Kebersihan tangan aseptik (menggunakan sabun
PENYIMPANAN OBAT LASA
chlorhexidine 2 % dan air mengalir).
3. Kebersihan tangan bedah (menggunakan sabun  Obat LASA disimpan digudang farmasi, farmasi rawat
chlorhexidine 4 % dan air mengalir). inap, farmasi rawat jalan dan depo farmasi dengan cara :
4. Kebersihan tangan menggunakan larutan berbahan
 Obat LASA tidak ditempatkan di area yang berdekatan,
dasar alkohol (handrub alkohol).
dengan diberi jeda minimal tiga jenis obat berbeda se-
 Lama waktu kebersihan tangan : belum diletakkan obat yang termasuk kategori LASA.
1. Kebersihan tangan dengan handrub alkohol:  Pada setiap tempat penyimpanan obat LASA diberi
20 - 30 detik . stiker LASA yang berwarna kuning
2. Kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir:
40 - 60 detik .
3. Kebersihan tangan pembedahan:
2 - 5 menit.

1. Tidak menggunakan jas lengan panjang saat bertugas di


area klinis, kecuali di area berisiko tinggi terpapar bahan  Permintaan obat sound alike sebaiknya tidak secara li-
B3 (misal : Kemoterapi, Laboratorium prosessing). san atau melalui telepon.
2. Melepaskan semua perhiasan yang ada (jam tangan, cin-
cin, gelang) selama bertugas dan saat melakukan kebersi-  Jika mendesak dan permintaan obat terpaksa dilakukan
han tangan (bagi petugas klinis / yang berkontak langsung secara lisan, harus dilakukan pengulangan dan penge-
dengan pasien). jaan obat yang diminta, kemudian saat visite dokter me-
3. Kuku dijaga tetap pendek (tidak melebihi 1 mm), tidak mastikan ulang bahwa obat yang diminta sesuai.
menggunakan kuku buatan dan cat kuku.
 Harus dilakukan independent double check (IDC), kec-
uali pada pemberian CITO. IDC dilakukan setelah
pemberian
30 43
PASTIKAN TEPAT PROSEDUR — TEPAT LOKASI — TEPAT KEBERSIHAN TANGAN BEDAH (WHO GUIDELINES
PASIEN OPERASI
ON HAND HYGIENE IN HEALTH CARE, 2009)

Langkah-langkah untuk menjamin Tepat Lokasi-Tepat


Prosedur-Tepat Pasien Operasi, melalui :
 Penandaan tempat operasi
 Implementasi Check List / Daftar Tilik sebagaimana
di-rekomendasikan oleh WHO : Proses Sign In, Time
Out, Sign Out

SIAPA ? Yang memberi Dokter Bedah yang akan men-


tanda? goperasi pasien

APA ? Tanda daerah tanda lingkaran (Ο)


operasi ?

APA ? Tanda bukan tanda silang (X)


daerah operasi ?

Kalau tanda hilang sebelum penandaan ulang oleh dokter


insisi ? yang akan melakukan tindakan
di kamar operasi.

Di mana dilakukan penandaan?

operasi  di ruang perawatan 1(satu) hari


elektif sebelum operasi  dihadapan
pasien / keluarga pasien dalam
keadaan sadar.
operasi cyto  di kamar operasi
one day care  di kamar operasi
42 31
KEBERSIHAN TANGAN BEDAH (WHO GUIDELINES PASTIKAN TEPAT PROSEDUR — TEPAT LOKASI — TEPAT
PASIEN OPERASI
ON HAND HYGIENE IN HEALTH CARE, 2009)

APA Yang - Organ yang mempunyai 2


? ditandai lokasi (kanan dan kiri)
? - Struktur multipel (jari tangan /
kaki)
- Level (spine)

APA Yang - Organ yang jumlahnya hanya


? tidak satu.
ditandai - Daerah yang sudah terpasang
? kateter atau instrumen lain.
- Operasi pada gigi (penandaan
dilakukan pada foto radiologi)
- Bayi prematur, dimana marker
dapat meyebabkan tato perma-
nen

SURGICAL SAFETY CHECKLIST


(SIGN IN, TIME OUT & SIGN OUT)

Sign in Sebelum Induksi Anestesi

Time Sebelum dokter bedah melakukan insisi


out
Sign Sebelum Luka Operasi Ditutup
out
32 41
PASTIKAN TEPAT PROSEDUR — TEPAT LOKASI —
TEPAT PASIEN OPERASI

FORM DAFTAR TILIK KESELAMATAN


PASIEN (Sign In, Time Out dan Sign Out)
berlaku juga di luar kamar operasi untuk
tindakan dengan menggunakan sedasi dalam
pelaksanaan prosedur medis atau tindakan
invasif.
Unit tersebut adalah :

 Medik  Poli Bedah


 UGD  Poli Bedah Mulut
 Keperawatan  Poli Gigi
 Endoscopy  Radiologi
 Kamar Bersalin
40 33
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN

Dengan cara
Melakukan
kebersihan tangan
yang efektif
Pada
5 moment
hand hygiene
34 39
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

Kebersihan tangan wajib dilakukan oleh seluruh petugas klinis


maupun non-klinis yang berada di lingkungan RS RK Charitas.

Sumber/referensi yang digunakan sebagai acuan kebersihan


tangan di RS RK Charitas adalah : Panduan WHO thn. 2009
(World Health Organization / Organisasi kesehatan dunia).

 5 Momen Kebersihan Tangan Menurut WHO:


1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik.
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien.

 Kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir


dilakukan jika tangan terlihat kotor.
 Kebersihan tangan dengan handrub berbasis alkohol
Pengkajian Awal Pengkajian Ulang
dilakukan jika tangan tidak terlihat kotor.
Saat pasien masuk Pengkajian ulang dilakukan secara
dan dirawat reguler setiap 3 hari sekali, atau se-
waktu-waktu apabila:
 Terjadi perubahan status klinis
 Perpindahan pasien antar ruan-
gan/unit
 Pasien jatuh
 Penambahan obat berisiko jatuh
 Pada pasien post operasi pengka-
jian risiko jatuh dilakukan setiap
hari s/d 3 hari post op
38 35
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
36 37
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

You might also like