You are on page 1of 7

https://stikes-nhm.e-journal.

id/OBJ/index

Article
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI HEALTH CARE ASSOCIATED INFECTIONS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA KENDARI
Putu Agustin Kusumawati1, Yusuf Sabilu1, Asnia Zainuddin1, Putu Sudayasa2*, Eman
Sulaiman3
1
Prodi Pasca Sarjana, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo,
Kendari, Indonesia
2*
Departemen Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari,
Indonesia
3
Rumah Sakit Aliyah, Kendari, Indonesia

SUBMISSION TRACK A B S T R A C T

Recieved: March 08, 2021


Health Care Associated Infections (HAIs) are
Final Revision: March 17, 2021
infections caused by microorganisms and bacteria that
Available Online: april 15, 2021
are obtained when patients are treated 3x24 hours not
only in hospitals but also in other health care facilities
KEYWORDS and are not limited to infections only in patients, but
also infections in health workers who obtained at the
Health Care Associated Infections
time of performing patient care procedures. The
(HAIs), Qualitative, Committee work
purpose of this study was to analyze the
program implementation and output
implementation of the HAIs Infection Prevention and
Overview of the incidence of HAIs
Control Program at the Kendari City Regional General
CORRESPONDENCE Hospital (RSUD). This research is a qualitative

Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights


reserved
PUTU AGUSTIN KUSUMAWATI/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)

E-mail: putusudayasa@gmail.com research. Sampling procedure using purposive


sampling technique, data collection was carried out by
in-depth interviews, observation and focus group
discussions (FGD). Participants in this study consisted
of 4 men and 2 women. Data was collected by means
of in-depth interviews, observation and focus group
discussions (FGD). The qualitative research
instrument is the researcher himself. Data analysis,
using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA)
according to (Smith, Flowers et al. 2009) which
consists of Reading and re-reading, Initial noting,
Developing themes, Searching for connection across
amergent themes, Moving the next cases, Looking for
patterns across cases, Taking Interpretations to
Deeper levels. The validity of the data includes
Credibility, Transferbility, Dependability,
Confirmability. The results of this study discuss the
input process: Leadership, process components:
Implementation of committee work programs and
output An overview of the incidence of Health Care
Associated Infections (HAIs) at the Kendari City
Hospital.

I. INTRODUCTION Daerah Operasi (IDO). Di Indonesia


angka kejadian infeksi di rumah sakit
Health Care Associated Infections
sekitar 3 – 21% (rata-rata 9%) atau
(HAIs) merupakan infeksi yang didapat
lebih 1,4 juta pasien rawat inap di
pasien selama menjalani prosedur
rumah sakit seluruh dunia. Hasil
perawatan dan tindakan medis di
pengambilan data awal di Rumah
pelayanan kesehatan setelah = 48 jam
Sakit Umum Daerah Kota Kendari,
dan setelah = 30 hari setelah keluar
data HAIs pada bulan Januari s/d
dari fasilitas pelayanan kesehatan
September 2017 kasus phlebitis
(Haque et al., 2018). HAIs dapat
karena pemasangan infus sebanyak
memperpanjang hari rawat pasien
108 orang (1,8 %), kasus dekubitus
selama 4–5 hari dan bahkan bisa
sebanyak 1 orang (0,01%) dan kasus
menjadi penyebab kematian pasien.
IDO (Infeksi Daerah Operasi)
Sebuah survei prevalensi dilakukan
sebanyak 1 orang (0.01%) (RSU Kota
oleh WHO di 55 rumah sakit dari 14
Kendari: Bidang Perencanaan, 2017).
negara yang mewakili empat wilayah
Tingginya angka infeksi HAIs menjadi
WHO (Asia Tenggara, Eropa,
masalah yang penting di suatu rumah
Mediterania Timur dan Pasifik Barat)
sakit (Aisyah 2012). Health Care
mengungkapkan bahwa rata-rata 8,7%
Associated Infections (HAIs) saat ini
pasien rumah sakit menderita infeksi
merupakan salah satu penyebab
HAIs (Haque et al., 2018)
meningkatnya angka kesakitan
Jenis HAIs yang paling sering terjadi di
(morbidity) dan angka kematian
fasilitas pelayanan kesehatan,
(mortality) di rumah sakit sehingga
terutama rumah sakit mencakup:
menjadi permasalahan baru dibidang
Ventilator associated pneumonia
kesehatan (Rangki & Wati, 2018).
(VAP), Infeksi Aliran Darah (IAD),
Program Pencegahan dan
Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi
Pengendalian Infeksi sangat penting

2
PUTU AGUSTIN KUSUMAWATI/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)

untuk dilaksanakan di Rumah sakit yang akan diteliti dan kesiapan peneliti
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan memasuki lapangan. Analisa data,
lainnya sebagai tempat pelayanan menggunakan Interpretative
kesehatan disamping sebagai tolak Phenomenological Analysis (IPA)
ukur mutu pelayanan juga untuk menurut (Smith et al., 2009) yang
melindungi pasien, petugas juga terdiri dari Reading and re-reading,
pengunjung dan keluarga dari resiko Initial noting, Developing themes,
tertularnya infeksi karena dirawat, Searching for connection across
bertugas dan berkunjung ke suatu amergent themes, Moving the next
Rumah sakit atau fasilitas pelayanan cases, Looking for patterns across
kesehatan lainnya (Alifariki, 2019). cases, Taking Interpretations to
Berdasarkan fenomena tersebut, maka Deeper levels. Keabsahan data
peneliti tertarik untuk melakukan menckup Credibility, Transferbility,
penelitian tentang Pelaksanaan Dependability, Confirmability
Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi HAIs di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota III. RESULT AND DISCUSSION
Kendari. Setelah dilakukan penelitian dan
wawancara mendalam terhadap
II. METHODS beberapa responden, peneliti
Penelitian ini menggunakan desain menemukan adanya potensi
penelitian kualitatif yaitu untuk disefektifitas dalam pelaksanaan
mengeksplorasi dan memahami Program PPI Health Care Associated
masalah-masalah dalam konteks Infections di RSUD Kota Kendari,
sosial dengan menciptakan gambaran karena masih ada beberapa unsur
menyeluruh dan kompleks yang dalam pelaksanaan program PPI
disajikan, melaporkan pandangan masih belum patuh dalam menerapkan
terperinci dari para sumber program PPI. Hal ini akan dibahas
informasi,serta dalam seting alamiah lebih mendalam dalam hasil penelitian
dari pelaksanaan program berikut:
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Health Care Associated Infections di 1. Komponen Imput: Kepemimpinan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Pencapaian tujuan organisasi banyak
Kendari. Pemilihan sampel penelitian
aspek yang menjadi penting dalam
menggunaan teknik Purposive
pemenuhannya, diantaranya adalah
Sampling. Partisipan yang ikut serta
unsur kepemimpinan atau pemimpin.
dalam penelitian ini sampai mencapai
Pegawai atau karyawan yang ada jika
saturasi data sebanyak lima orang.
tidak dikelola dengan baik maka tidak
Pengumpulan data dilakukan dengan
akan dapat mencapai tujuan yang
wawancara mendalam, observasi dan
telah ditetapkan. Oleh sebab itu
focus grup discussion (FGD).
pemimpin harus mampu mengelola
Instrumen penelitian kualitatif adalah
Sumber Daya Manusia (SDM) dan
peneliti sendiri. Sebagai human
setiap pemimpin mempunyai metode
instrument pada penelitian kualitatif
memimpin dalam mencapai tujuan
peneliti melakukan evaluasi terhadap
organisasi (Wijono, 2018).
diri sendiri menyangkut pemahaman
(Rivai & Mulyadi, 2010), menyatakan
peneliti terhadap metode penelitian
bahwa kepemimpinan secara luas
kualitatif, penguasaan teori, wawasan
meliputi proses mempengaruhi dalam
dan kesiapan peneliti terhadap bidang
menentukan tujuan organisasi,

3
PUTU AGUSTIN KUSUMAWATI/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)

memotivasi perilaku pengikut untuk hubungannya dengan pekerjaan para


mencapai tujuan, mempengaruhi anggota kelompok.
interprestasi mengenai peristiwa-
peristiwa para pengikutnya,
pengorganisasian dan 2. Komponen Proses: Pelaksanaan
aktivitasaktivitas untuk mencapai program kerja PPI
sasaran, memelihara hubungan kerja
sama dan kerja kelompok, perolehan Program kerja PPI merupakan suatu
dukungan dan kerja sama dari orang- kegiatan yang diawali dari proses
orang di luar kelompok atau perencanaan, pelasanaan dan
organisasi. Sebagaiman pernyataan pengawasan serta Pendidikan dalam
partisipan yang menyatakan bahwa uapaya untu menekan angak kejadian
“orang-orang yang ada disitu memang HAIs. Salah satu program PPI adalah
sudah sesuai dan sudah terlaksanan surveillance, surveillance dilakukan
dengan tepat, karena yang susun untuk mengetahui angka kejadian
adalah ahlinya (P2)” HAIs di sutu rumah saki. Secara garis
Pernyataan partisipan diatas besar HAIs di RSUD K masih sangat
menunjukkan bahwa suatu organisasi tinggi hal ini dibuktikan dar data
atau kelompok yang dipimpin oleh triwulan ke dua angka phlebitis masih
pemimpin yang handal dan baik akan sangat tinggi yaitu rata-rata 9,5 ‰
mampu dengan baik untuk mencapai dengan nilain standar 1 ‰, sedangkan
tujuan suatu organisasi. kejadian infeksi daerah operasi (IDO)
Kepemimpinan juga dikatakan sebagai nilai rata-rata 3,1% dari nilai standar
proses mengarahkan dan 2%. Kejadian ini dapat terjadi akibat
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang beberapa factor, diantaranya adalah
ada hubungannya dengan pekerjaan proses pelaksanaan program PPI yang
para anggota kelompok. belum maksimal kepada semua
Kepemimpinan secara luas adalah individu yang terlibat. Sebagaimana
meliputi proses mempengaruhi dalam pernyataan partisipan yang
menentukan tujuan organisasi, menyatakan bahwa “Terkait dengan
memotivasi perilaku pengikut untuk PPI, ini memang merupakan program
mencapai tujuan, mempengaruhi yang semestinya harus kita
interprestasi mengenai peristiwa- laksanakan disetiap pelayanan
peristiwa para pengikutnya, kesehatan, seperti rumah sakit,ini
pengorganisasian dan merupakan amanah peraturan menteri
aktivitasaktivitas untuk mencapai kesehatan tahun 27 terkait dengan
sasaran, memelihara hubungan kerja pencegahan dan pengendalian infeksi
sama dan kerja kelompok, perolehan di fasilitas kesehatan, ini wajib
dukungan dan kerja sama dari orang- diterapkan (P4)”
orang di luar kelompok atau organisasi Proses pelaksaan program PPI sudah
(Rivai & Mulyadi, 2010). Sejumlah cukup maksimal kita jalankan,
definisi melihat kepemimpinan sebagai walaupun terkadang masih terkendala
fokus proses kelompok. Dari perspektif dari prilaku pasien, keluarga maupun
ini, pemimpin ada di pusat perubahan petugas yang masih susah untuk
dan aktivitas kelompok. Dengan berubah.
demikian kepemimpinan juga Kita sudah jalankan mi juga program
dikatakan sebagai proses PPI semampu kita, tapi itu mi lagi, kita
mengarahkan dan mempengaruhi kan juga tidak selamanya sama-sama
aktivitas-aktivitas yang ada dengan pasien, kita juga kadang tidak

4
PUTU AGUSTIN KUSUMAWATI/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)

bias mi control itu perilaku berkompeten serta yang terpenting


keluarganya. yang perlu dicontoh oleh instansi
SOP, poster sudah ada mi dibuat dan kesehatan lainnya adalah dengan
kita tempel, tapi begitu mi juga orang, adanya dukunga Pimpinan yang begitu
mereka perhatikan kah atau tidak itu totalitas untuk menjami agar program
apa yang ditempel-tempel hahaha PPI ini dapat terlaksanan dengan
(tertawa) maksimal demin memberikan pelayan
yang bermutu yang tentunya pelayan
Hasil wawancara diata menunjukkan yang mengutamakan keselamatan
bahwa seacara garis besar, pasien, petugas maupun lingkungan.
pelaksanaan program PPI di RSUD K Sejalan dengan penelitian sebelumnya
sudah berjalan namun belum menjelaskan bahwa pelaksanaan
maksimal. Kondisi ini disebabkan program PPI yang belum optimal
karenan kepatuhan pasien, diakibatkan oleh beberapa factor yaitu
pengunjung/keluarga pasien dan ketersediaan sarana dan prasarana
sebagai petugas yang masih sangat pendukung, kepatuhan petugas
rendah. Struktur tertinggi dalam organ maupun pengunjung serta pasien,
PPI adalah langsung di bawahi oleh Pendidikan dan pelatihan yang tidak
direktur, setelah itu diamanakna rutin dilaksnakan dan informasi
kepada ketua komite untuk mengatur kegiatan surveillance yang tidak
regulasi dan menjamin agar program dilakukan sosialisasi terhadap hasil
PPI terlaksana dengan baik. Dalam hal temuannya (Rahmawati & Kusnan,
ini RSUD Kota Kendari secara 2019).
persayaratan terkait organ PPI sudah 3. Komponen Output: Angka kejadian
memenuhi standar yaitu pimpinan Health Care Associated Infections
harus membentuk komite PPI yang (HAIs)
diatur dalam surat keputusan direktur.
Komite PPI terdiri dari ketua komite, Rumah sakit merupakan suatu tempat
sekertaris, IPCN/seorang perawat, dimana orang yang sakit dirawat dan
IPCD/seorang dokter dan anggota ditempatkan dalam jarak yang sangat
lainnya (Menkes, 2017). dekat. Ditempat ini pasien
Optimalisasi pelaksanaan program PPI mendapatkan terapi dan perawatan
dari tinjauan dukungan manajemen untuk dapat sembuh. Tetapi, rumah
dan organisasi dapat dipengaruhi oleh sakit selain untuk mencari
adanya kebijakan yang dibuat, kesembuhan, juga merupakan depot
penerapan SOP, metode penerapan bagi berbagai macam penyakit yang
program, ketersediaan sumberdaya berasal dari penderita maupun dari
yang cukup dan kompeten, pengunjung yang berstatus karier.
ketersediaan anggaran dana, Kuman penyakit ini dapat hidup dan
kelengkapan sarana dan prasarana berkembang di lingkungan rumah
serta kedisiplanan dalam melakukan sakit, seperti; udara, air, lantai,
monitoring dan evaluasi (Nasution, makanan dan benda-benda medis
2012). maupun non medis. Terjadinya infeksi
Hal inilah yang menjadi salah satu HAIs akan menimbulkan banyak
contoh baik dalam proses manajemen kerugian, antara lain lama hari
dan organisai PPI RSUD Kendari, perawatan bertambah panjang,
dimana dalam penentuan Komite PPI penderitaan bertambah, biaya
memang benar-benar ditentukan meningkat (Sagala, 2016).
berdasarkan standar yang berlaku dan Infeksi HAIs ini dapat berasal dari
melibatkan orang-orang yang dalam tubuh penderita maupun luar

5
PUTU AGUSTIN KUSUMAWATI/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)

tubuh. Infeksi yang muncul selama sendiri, namun dipengaruhi oleh


seseorang tersebut dirawat di rumah banyak factor baik dari factor internal
sakit dan mulai menunjukkan suatu maupun factor ekternal pasien
gejala selama seseorang itu dirawat begitupun juga baik dari factor internal
atau setelah selesai dirawat disebut rumah sakit, maupun factor ekternal
infeksi HAIs (Kusnan et al., 2020). rumah sakit.
Health Care Associated Infections Sejalan dengan penelitian sebelumnya
(HAIs) adalah adanya suatu menemukan factor yang paling
organisme pada jaringan atau cairan mempengaruh tingginya angka
tubuh yang disertai suatu gejala klinis kejadian infeksi di rumah sakit adalah
baik lokal maupun sistemik. Hasil dipengaruhi oleh ketersediaan sarana
wawancara dengan partisipan dan prasarana rumah sakit, seperti
menyatakan bahwa : sterilisasi yang terstandar,
“sampai saat ini, tantangan terbesar di ketersediaan air bersih, pengelolaan
seluruh rumah sakit, tidak hanya di limbah, ketersediaan saran dan
RSU Kota bahwa “ memang angka prasarana cuci tangan (Herman &
kejadian Hai situ masih di atas nilai Handayani, 2016). Beberapa
standar yang ditentukan. Soalnya hal kejadaian HAIs di rumah sakit masih
ini sangat susah kami capai, karena cukup tinggi seperti kejadian flebitis.
HAis ini tidak hanya berhubungan Kejadian flebitis ini dipengaruhi oleh
dengan petugas, terkadang ketidak beberapa factor, misalnya tindakan
patuhan pasien juga salah satu aseptic saat prosedur pemasangan
penyebab ini terjadinya hais (P4) ”. infus maupun saat perawatan, terapi
“Kami di RSU Kota sudah berupaya cairan yang pekat maupun
keras untuk menekan angka kejadian kemampuan petugas dalam
hais, kita sudah adakan edukasi, melakukan tindakan pemberian terapi
sosialisasi bahkan kita ajari juga melaui intra vena. Beberapa factor
pasien dan keluarga, tapi tetap saja tersebut sangat berkaitan dengan
angka hais ini masih diatas standar. ketersediaan saran dan prasarana di
Soalnya pasien juga dengan keluarga, lingkungan rumah sakit. Misalnya
terkadang mereka tidak mau dengar ketersedian sarana dan prasaran cuci
kita, susah mereka dikasitahu (P5)” tangan yaitu hand sanitizer, air
Pernyataan di atas menunjukkan bahw mengalir dan sabun maupun lokasi-
angka kejadian HAIs di RSUD Kota lokasi penempatan fasilitas cuci
Kendari masih cukup tinggi, hal ini tangan yang tidak strategis atau
sejalan dengan penelitian yang bahkan tidak tersedia (Alifariki, 2019).
dilakukan oleh Irdan, 2017 yang
menyatakan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang IV. CONCLUSION
angka kejadian infeksinya masih Kesimpulan yang dapat diambil dari
cukup tinggi diatas negara-negara hasil penelitian ini tentang analisis
maju lainnya, dan tingkat tertingi pelaksanaan program pencegahan
terjadi di unit rawat inap. Instalasi dan pengendalian infeksi di Rumah
rawat inap adalah salah satu unit Sakit Umum Daerah Kota Kendari
dirumah sakit yang tidak pernah sepi dimulai dari proses imput :
dari pengunjung, baik itu kunjungan Kepemimpinan, komponen proses :
pasien maupun kunjungan dari Pelaksanaan program kerja komite
keluarga atau pengunjung lainnya. dan oautput Gambaran angka kejadian
Angka kejadian infeksi dirumah sakit Health Care Associated Infections
tidak hanya bersumber dari pasien itu

6
PUTU AGUSTIN KUSUMAWATI/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)

(HAIs) secara garis besar sudah cukup Kemenkes.


baik. Namun pada kejadian phlebitis, Nasution, L. H. (2012). Infeksi
hasil surveilancenya masih melebihi nosokomial. Departemen Ilmu
atau diatas nilai standar yang Kesehatan Kulit Dan Kelamin, 39,
ditetapka. Hal ini menjadi perhatian 39.
khusus oleh pihak manajemen untu Rahmawati, R., & Kusnan, A. (2019).
menekan angka kejadian phlebitis di Relationship of Self-Efication and
RS. Untuk penelitian selanjutnya Organizational Culture with Nurse
diharapkan dapan melakukan Behavior in the Implementation of
penelitian kualitatif fenomenologi Safe Injecting Practices in Kendari
kepada pasien maupun pengunjung City Hospital. Jurnal
terkait efektifitas pelaksanaan program Keperawatan, 10(2), 105–110.
PPI di RSUD Kota Kendari. Rangki, L., & Wati, R. (2018). Analisis
Determinan Perilaku Perawat
dalam Penerapan Praktek
Menyuntik yang Aman Di RSUD
REFERENCES Kota Kendari. Jurnal Aisyah:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 163–
Alifariki, L. A. (2019). Hubungan 172.
Pelaksanaan Program Rivai, V., & Mulyadi, D. (2010).
Pencegahan Dan Pengendalian Kepemimpinan & Perilaku
Infeksi Terhadap Perilaku Perawat Organisasi. Jakarta: Rajawali
Dalam Pencegahan Dan Pers.
Pengendalian Infeksi Nosokomial RSU Kota Kendari: Bidang
Ruang Rawat Inap Rsud Kota Perencanaan. (2017). Profil
Kenda. Malahayati Nursing Rumah Sakit Kota Kendari.
Journal, 1(2), 148–159. Sagala, D. S. P. (2016). Hubungan
Haque, M., Sartelli, M., McKimm, J., & Pengetahuan Perawat Dengan
Bakar, M. A. (2018). Health care- Sikap Dalam Pencegahan Infeksi
associated infections–an Nasokomial Di Rumah Sakit
overview. Infection and Drug Umum Bhayangkara Kotamadya
Resistance, 11, 2321. Tebing-tinggi Tahun 2016. Jurnal
Herman, M. J., & Handayani, R. S. Ilmiah Keperawatan Imelda, 2(2),
(2016). Sarana dan prasarana 111–118.
Rumah Sakit Pemerintah dalam Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M.
upaya pencegahan dan (2009). Interpretative
pengendalian infeksi di Indonesia. phenomenological analysis:
Jurnal Kefarmasian Indonesia, Theory, method and research.
6(2), 137–146. London: sage.
Kusnan, A., Binekada, I. M. C., Wijono, S. (2018). Kepemimpinan
Susanty, S., Hajri, W. S., Afrini, I. dalam perspektif organisasi.
M., & Syam, Y. (2020). Safe Kencana.
injection practices and the incident
of Needle Stick Injuries (NSIs).
Enfermeria Clinica, 30, 73–76.
Menkes, R. I. (2017). Permenkes RI
Nomor 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta:

You might also like