Professional Documents
Culture Documents
2728
Juli 2019
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 148-
La Ode Alifariki1
1
Medical Faculty of Halu Oleo University
Email: ners_riki@yahoo.co.id
Background: Nosokomial infections are infections carried out during the health
process within 48 hours after either from the environment or medical devices
used for medical action. One of the steps to control the incidence of
nosokomial infections is by implementing the PPI RS program, especially in the
inpatient room.
Purpose: of this research is to know the relationship of Infection Prevention
and Control Program to Nurse Behavior in Prevention and Control of Nosokomial
Infection.
Methods: The type of this research is observational analytic research using
cross sectional study. The population in this study were all nurses in the
inpatient wards of Kendari Hospital. The sample in this research is some of
nurses in inpatient ward of Kendari Hospital. The sampling technique using
proportional random sampling technique with the sample number of 55
respondents. The statistical test used is chi square.
Results: showed that there is a relation of the implementation of Infection
Prevention and Control program to the behavior of Nurses in Prevention and
2
Control of Nosokomial Infection (X hit = 9,421).
Conclusion: There is relation of the implementation of Infection Prevention
and Control Program on Nurse Behavior in Prevention and Control of Nosocomial
Infection.
148
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-
2728
Juli 2019
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 2, JULI 2019] 148-160
149
1491
infeksi nosokomial untuk ILO menurunkan terjadinya suatu
(Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK infeksi (Hutahaean, Handiyani dan
(Infeksi Saluran Kemih) 15,1%, IADP Gayatri, 2017). Hal ini sesuai
(Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, dengan hasil penelitian yang
Pneumonia 24,5% dan Infeksi dilakukan Herpan (2012) yaitu
Saluran Napas lain 15,1%, serta bahwa perilaku perawat
Infeksi lain 32,1% (Lelonowati, mempengaruhi upaya pencegahan
Dewi. 2015). dan pengendalian yang ada di
Berdasarkan fenomena masih pelayanan kesehatan khususnya
tingginya angka risiko terjadinya Rumah Sakit, karena dengan adanya
infeksi di Rumah Sakit maka perlu peran serta perawat dalam
dilakukan upaya untuk melakukan pencegahan dan
meminimalkan risiko terjadinya pengendalian infeksi yang ada di
infeksi di Rumah Sakit dengan Rumah Sakit akan mempengaruhi
ditetapkanya pencegahan dan dalam hasil sebagai salah satu
pengendalian infeksi (PPI) (Afandi, tujuan untuk upaya pencegahan
2016). (Herpan, Yuniar Wardani, 2012).
Tim PPI (pencegahan dan Salah satu cara untuk
pengendalian infeski) dibentuk meningkatkan perilaku perawat
berdasarkan kaidah organisasi yang dalam pencegahan infeksi
miskin struktur dan kaya fungsi dan nosokomial maka ada kebijakan
dapat menyelenggarakan tugas, manajemen yang dibuat oleh tim
wewenang dan tanggung jawab pencegahan dan pengendalian
secara efektif dan efisien (Buenita, infeksi (PPI) antara lain kebijakan
2016). Efektif dimaksud agar kewaspadaan infeksi yaitu
sumber daya yang ada di Rumah kebersihan tangan, penggunaan alat
Sakit dan fasilitas pelayanan
pelindung diri (APD), peralatan
kesehatan lainnya dapat
perawatan pasien, pengendalian
dimanfaatkan secara optimal sesuai
lingkungan, pemrosesan peralatan
dengan yaitu antara lain
pasien dan penatalaksanaan linen
dilaksanakan oleh IPCO (infection
(Depkes, 2008).
prevention control officer), IPCN Program Pencegahan dan
(infection prevention control Pengendalian Infeksi (PPI)
nurse), dan IPCLN (infection merupakan sebuah program yang
prevention control link nurse) wajib dilaksanakan disetiap fasilitas
(Nugraheni, Ratna, 2012). pelayanan kesehatan di Indonesia
Keberhasilan program untuk meminimalisir risiko
pencegahan dan pengendalian penyebaran infeksi. Selain peran
infeksi di Rumah Sakit ditunjukkan teknis, faktor manajemen
dengan perilaku petugas dalam merupakan unsur yang
memberikan pelayanan kesehatan diperlukan dalam keberhasilan
yang paling utama adalah perawat Program Pencegahan dan
karena perawat merupakan petugas Pengendalian Infeksi di Rumah
yang paling sering kontak dengan Sakit. Pada tahun 2008 Kementrian
pasien (Afandi, 2016). Kesehatan mengeluarkan sebuah
Dalam upaya pencegahan dan
acuan bagi manajemen program
pengendalian infeksi perawat
dituntut untuk memberikan PPI dalam Keputusan Menteri
pelayanan yang baik serta mampu Kesehatan Republik Indonesia
untuk berperan serta dalam upaya Nomor 270/Menkes/SK/III/2007
Tentang Pedoman Manajerial
150
1501
Program Pencegahan dan keperawatan dan melaporkan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit kejadian atau ketidakpatuhan
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tenaga kesehatan dalam mencegah
Lainnya (Nelwan dkk, 2017). infeksi nosokomial. Hasil observasi
Namun, hal tersebut tentu 10 perawat terdapat 6 (60%)
tidak mudah karena harus ada perilaku yang tidak sesuai dengan
tanggung jawab yang diemban oleh pencegahan dan pengendalian
perawat dalam mematuhi peraturan infeksi nosokomial antara lain
yang sudah ada untuk melaksanakan dalam mengganti flabot infus
standar dalam upaya pencegahan perawat tidak menggunakan sarung
(Nugraheni dan Ratna, 2012). Hal tangan, saat akan melakukan
tersebut diharapkan akan mampu tindakan keperawatan perawat
memberikan dampak yang besar tidak melakukan cuci tangan
bagi perilaku seluruh tenaga medis terlebih dahulu dan langsung
khususnya perawat dalam mematuhi memakai sarung tangan, tidak
peraturan-peraturan yang ada menggunakan masker saat akan
dalam memberikan pelayanan berinteraksi dengan pasien
kesehatan serta upaya pencegahan gangguan sistem pernafasan
infeksi di Rumah Sakit (Afandi, ataupun bukan, tidak
2016). memperhatikan dalam membuang
Adanya upaya tersebut harus sampah medis yang sesuai dengan
diimbangi dengan adanya label tempat sampah tersebut.
pengawasan oleh Tim pengendali Selain itu, dari laporan pencapaian
infeksi yang memiliki tugas standar pelayanan minimal (SPM)
sedemikian rupa agar dapat didapatkan data angka kejadian
dikontrol sesuai dengan tujuan yang infeksi nosokomial di Rumah Sakit
dibuat sebelumnya agar nantinya Umum Daerah Kota Kendari pada
dapat benar-benar memberikan bulan Januari-Juni yaitu sebesar
manfaat yang baik bagi Rumah Sakit 1,12% atau sekitar 54 kejadian dari
ataupun pelayanan yang ada di 6.790 pasien yang telah dilakukan
Rumah Sakit (Afandi, 2016). perawatan (RSUD, 2017).
Berdasarkan hasil survey Adanya tim PPI (pencegahan
pendahuluan yang dilakukan di dan pengendalian infeksi) di Rumah
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kendari untuk Tim PPI (pencegahan yang dibentuk bertujuan untuk
dan pengendalian infeksi) yaitu Tim menurunkan angka kejadian infeksi
PPI di RSUD Kota Kendari terdiri nosokomial, hal itu dapat dilihat
dari IPCO (infection prevention dari hasil observasi pengendalian
control officer) yaitu yang dijabat infeksi sudah menjalankan
oleh dokter, IPCN (infection kinerjanya dengan baik melalui
prevention control nurse) yaitu 1 perencanaan, pelaksanaan,
orang perawat yang bertugas untuk pengawasan, pembinaan, serta
berkeliling di tiap ruangan untuk evaluasi seharusnya dapat diimbangi
mengontrol serta mengawasi oleh hasil (out come) yang baik pula
kegiatan atau laporan tentang untuk perilaku perawat.
kejadian infeksi nosokomial dan Namun, dari hasil obsevasi
IPCLN (infection prevention control didapatkan masalah bahwa dengan
link nurse) yaitu beberapa perawat adanya kinerja yang dilakukan oleh
(Kepala Ruangan) yang ada di tim PPI (pencegahan dan
masing-masing ruangan pengendalian infeksi) menunjukan
151
1511
bahwa perilaku perawat masih Metode
buruk terhadap pencegahan infeksi Jenis penelitian ini adalah
nosokomial, hal itu terbukti karena penelitian observasional dengan
masih banyaknya perawat yang pendekatan cross sectional study
mengabaikan pentingnya tindakan (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada
pencegahan melalui tindakan- penelitian ini adalah semua perawat
tindakan dalam memberikan di ruang rawat inap RSUD Kota
pelayanan perawatan seperti Kendari. Sedangkan sampel adalah
kebersihan tangan, pengelolaan sebagian perawat di ruang rawat
sampah, pengelolaan alat medis inap RSUD Kota Kendari. Adapun
serta yang lainnya. teknik pengambilan sampel dengan
Adanya kesenjangan yang menggunakan teknik proportional
terjadi antara kinerja tim PPI random sampling 55 responden.
dengan perilaku perawat dalam Data diolah dengan program
mencegah infeksi nosokomial maka SPSS 16.0 for windows untuk
peneliti tertarik untuk melakukan penyajian data dalam bentuk tabel
penelitian dengan judul “Hubungan dan narasi berdasarkan variabel
pelaksanaan program Pencegahan yang diteliti. Data dianalisi dengan
dan Pengendalian Infeksi terhadap univariat dan bivariat (Chi square
Perilaku Perawat dalam Pencegahan dan phi test) pada batas kemaknaan
dan Pengendalian Infeksi α = 0,05 (Arikunto, 2010).
Nosokomial di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari ?”
n %
Kelompok Umur
25-30 37 67,3
31-36 16 29,1
≥ 37 2 3,6
Jenis kelamin
Laki-laki 19 34,5
Perempuan 36 65,5
Tingkat pendidikan
D3 keperawatan 33 60
Sarjana keperawatan 22 40
152
1521
yang paling banyak adalah yang sedikit adalah berpendidikan
berpendidikan Sarjana sebanyak 33 Diploma Tiga Keperawatan
responden (60%) dan yang paling sebanyak 22 responden (40%).
n %
Perilaku perawat dalam pencegahan
infeksi nosokomial 25 45,5
Baik 30 55,5
Kurang
Pelaksanaan program PPIRS
Baik 18 32,7
Kurang 37 67,3
Analisis Bivariat
Tabel 3. Analisis Hubungan pelaksanaan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi terhadap Perilaku Perawat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari