Professional Documents
Culture Documents
The tudy will analyze the impact of tourism by the type of special interet tourism to the
environment. Impact on the coat and islands, the impact on vegetation, the impact wildlife,
and the impact on urban areas and rural areas.
Positive impact on the coat and the island is the efort for preservation and conservation
of coral reefs, reef ish, giant clams and turtles, and encouraged to make environmentally-
friendly tourism activities. The negative impact is a damage to coral reefs from snorkeling
activities, and the loss of traditional land allotment to the beach.
The positive impact on vegetation is their attempt to biodiversity and conservation of
vegetation typical of Publications, and reforetation activities is to replant mangrove.
Negative impacts on vegetation is illegal logging and the clearing of trees to increase tourit
attraction as supporters of the main activities. commercialization of the plant for souvenirs.
Positive impact on wildlife is their conservation, preservation, and biodiversity, the
breeding of animals and relocating the animals to their natural habitat. The negative impact
is going hunting animals as souvenirs and tourit consumption, harassment of wildlife
photography, animal exploitation for pertujukan, changes in animal intincts, and the
migration of animals.
Positive impact on urban areas and rural areas is happening arrangement karimunjawa
towns and villages, and their empowerment. The negative impact of pressure on the land for
the opening of a new tourit attraction, there are exchange in the function of residential land
into commercial land, and the occurrence of traic congetion, noise pollution, air pollution,
and pollution aethetics.
aktiitas pariwisata dengan unsur ekonomi, Dari latar belakang masalah yang
sosial budaya, dan lingkungan, selanjutnya dipaparkan di atas, maka perumusan
munculah dampak positif dan dampak masalah penelitian ini adalah, apa
negatif didalamnya. saja dampak lingkungan baik positif
Karimunjawa sebagai detinasi atau negatifnya yang dihasilkan dari
wisata yang berada di kabupaten Jepara kegiatan wisata minat khusus snorkeling
Jawa Tengah dari tahun 2009-2014 terhadap lingkungan di detinasi wisata
selalu mengalami peningkatan jumlah Karimunjawa?
kunjungan wisatawannya. Pada Gambar
1.1 pertumbuhan jumlah wisatawan TINJAUAN PUSTAKA
Karimunjawa menunjukan bahwa pada 1. Pariwisata
tahun 2009 wisatawan nusantara yang Undang undang no 10 Tahun 2009
mengunjungi Karimunjawa hanya 12.812 tentang Kepariwisataan Republik Indonesia
wisatawan dan wisatawan mancanegara mendeinisikan pariwisata adalah “Berbagai
879 wisatawan, sedangkan di tahun 2014 macam kegiatan wisata yang didukung
jumlah wisatawan mancanegara menjadi oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
71.081 wisatawan dan 8.669 wisatawan disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
mancanegara. Regresi setiap tahun memiliki pemerintah, dan pemerintah daerah”
kecenderungan untuk selalu naik, walau 2. Dampak
masih didominasi oleh wisatawan nusantara. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Dari data pada gambar 1.1 di atas, terlihat mendeinisikan dampak adalah “Dampak/
bahwa perkembangan kunjungan wisatawan dam•pak/ n 1 benturan; 2 pengaruh kuat yg
selalu naik, dari kenaikan tersebut tentunya mendatangkan akibat (baik negatif maupun
akan menghasilkan dampak atau tabrakan positif); 3 Fis benturan yg cukup hebat
dari kegiatan pariwisata dengan lingkungan antara dua benda sehingga menyebabkan
yang ada di Karimunjawa terutama dari perubahan yg berarti dl momentum (pusa)
kegiatan snorkeling. sitem yg mengalami benturan itu;“
2. Rumusan Masalah Ismayanti (2010:181-186) menjelaskan
Sabda Elisa Priyanto, M.Par : Dampak Perkembangan Pariwisata Minat Khusus Snorkeling
Terhadap Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Karimunjawa 15
Gambar 2.1 Kerangka Proses Dampak Pariwisata (Sumber: Mahieson dan Wall dalam
Ismayanti 2006:183)
bahwa dampak pariwisata itu merupakan keagamaan, dan wilayah perkotaan dan
serangkaian kegiatan yang dilakukan pedesaan. Indikator dampaknya baik secara
oleh wisatawan yang secara langsung positif dan negatif adalah seperti pada tabel
menyentuh dan melibatkan masyarakat 2.1 berikut.
segingga membawa berbagai dampak 4. Wisata minat khusus.
pada masyarakat. Kegiatan kepariwisataan Ismayanti (2010:155) mengatakan
dilakukan mulai dari keberangkatan hingga bahwa pariwisata minat khusus merupakan
di daerah tujuan wisata manapun. Mathieson pariwisata yang menawarkan kegiatan yang
dan Wall (Dalam Ismayanti: 2010:183) tidak biasa dilakukan oleh wisatawan pada
menggambarkan kerangka proses terjadinya umumnya atau wisata yang membutuhkan
sebuah dampak pariwisata di dalamnya keahlian khusus atau ketertarikan khusus
terdiri dari tiga elemen dasar yakni elemen untuk melakukannya, dan setiap orang
dinamis, tatis, dan elemen kons ekuensi. mempunyai keahlian masing-masing.
3. Faktor Lingkungan isik. 5. Snorkeling.
Ismayanti (2010:203-208) menjabarkan Pengertian dasar snorkeling adalah suatu
dampak pariwisata terhadap lingkungan itu teknik menikmati pesona keindahan dasar
ada delapan hal yaitu air, udara, pantai dan laut dengan menggunakan perlatan dasar
pulau, pegunungan dan area liar, vegetasi, selam berupa snarkle, in (kaki katak) dan
kehidupan liar, situs sejarah, budaya dan mask (kacamata renang). Jenis penyelaman
16 JURNAL Kepariwisataan Volume 10 Nomor 3 September 2016 : 13 - 28
Tabel 2.1 Manfaat dan beban pariwisata terhadap lingkungan isik
Dampak
No Manfaat Beban Pariwisata
Terhadap
1 Air 1. Program kebersihan dan 1. Polusi pembuangan limbah (polusi
penghematan air. air)
2. Penggunaan Alat 2. Sulit mendapatkan air bersih
transportasi air ramah 3. Gangguan kesehatan masyarakat
lingkungan (seperti 4. Kerusakan vegetasi air
perahu dayung) 5. Etetika perairan berkurang
6. Makanan laut menjadi berbahaya
akibat air beracun
2 Udara 1. Penggunaan kendaraan 1. Polusi udara
ramah lingkungan 2. Polusi suara
2. Penggunaan alat angkutan 3. Gangguan kesehatan masyarakat
udara masal
3 Pantai dan 1. Preservasi dan konservasi 1. Lingkungan tepian pantai rusak
Pulau pantai dan laut 2. Kerusakan karang laut
2. Kegiatan wisata ramah 3. Hilangnya peruntukan lahan pantai
lingkungan tradisional
4. Erosi pantai
4 Pegunungan 1. Reboisasi 1. Tanah longsor
dan Area liar 2. Peremajaan pegunungan 2. Erosi tanah
3. Menipisnya vegetasi pegunungan
4. Polusi visual.
5 Vegetasi 1. Upaya biodiversitas 1. pembalakan liar
2. Reboisasi 2. pembabatan pepohonan
3. konservasi 3. banyak kebakaran hutan (akibat api
unggun)
4. koleksi tanaman untuk cinderamata
6 Kehidupan 1. konservasi dan preservasi 1. pemburuan hewan sebagai
Liar 2. biodiversitas cinderamata
3. pembiakan satwa 2. pelecehat satwa liar untuk fotograi
4. relokasi hewan ke habitat 3. eksploitasi hewan untuk pertunjukan
asli 4. gangguan reproduksi hewan
5. pembuatan peraturan 5. perubahan inting hewan
tentang pemburuan 6. migrasi hewan.
7 Situs Sejarah 1. konservasi dan preservasi 1. kepadatan di daerah wisata
dan budaya 2. renovasi 2. alterasi fungsi awal situs
keagamaan 3. manajemen pengunjung 3. komersialisasi daerah wisata.
8 Wilayah 1. Penataan kota atau desa 1. Tekanan terhadap lahan
perkotaan 2. Pemberdayaan masyarakat 2. Perubahan fungsi lahan tempat
dan 3. Manajemen pengunjung tinggal menjadi lahan komersil
perdesaan 3. Kemacetan lalulintas
4. Polusi suara, polusi udara, polusi
etetika
Sumber: Ismayanti (2010:207)
Sabda Elisa Priyanto, M.Par : Dampak Perkembangan Pariwisata Minat Khusus Snorkeling
Terhadap Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Karimunjawa 17
ini dilakukan pada laut dangkal karena tidak yaitu dampak positif dan dampak negatif.
menggunakan alat bantu pernafasan berupa Selanjutnya dengan mengetahui apa
tabung oksigen. Snorkeling atau menyelam saja dampak positif dan negatif yang
di permukaan atau selam dangkal (skin dihasilkan dari kegiatan wisata minat
diving) juga adalah kegiatan berenang atau khusus snorkeling di Karimunjawa, akan
menyelam dengan mengenakan peralatan muncul saran untuk masyarakat, indutri dan
berupa masker selam dan snorkel. Walaupun pemerintah untuk kemajuan Karimunjawa
untuk melakukan snorkeling tidak butuh kedepannya. Kerangka teoritis penelitian ini
kemampuan khusus, bahkan yang tidak bisa secara sederhana bisa dilihat pada gambar
berenang juga bisa melakukan kegiatan ini. 2.2 di bawah ini.
(backpackerborneo.com)
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Teoritis.
Setelah melihat tinjauan putaka di atas, 1. Teknik Pengumpulan Data
maka kerangka teoritis yang akan mendasari Data primer yang digunakan
penulisan ini adalah adanya dampak dalam penelitian ini diperoleh melalui
atau tabrakan dari lingkungan di elemen pengamatan dan pencatatan langsung yaitu
lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, isik berupa observasi lapangan langsung ke
(alam dan bangunan isik), tehnologi dan Karimunjawa dan wawancara, sedangkan
politik pada masyarakat dengan aktiitas dalam melakukan wawancara, digunakan
dari sitem pariwisata dan komponennya teknik pengambilan sampel secara purposive
di suatu detinasi wisata yang dalam hal sampling yaitu sampel dipilih sesuai dengan
ini adalah dari jenis wisata minat khusus maksud dan tujuan tertentu. Sampel dalam
snorkeling, selanjutnya munculah dampak, penelitian adalah pemandu wisata, pelaku
indutri, masyarakat dan wisatawan (Renna:
NEGATIF? POSITIF?
Tabel 4.1 Penerimaan Negara bukan pajak berdasarkan PP no. 59 Tahun 1998, Balai Taman
Nasional Karimunjawa.
No Jenis Kegiatan Wisman Wisnus
1 Pengunjung Rp. 20.000 Rp. 2.000
2 Penelitian Rp. 100.000 Rp. 45.000
Pengambilan Gambar Snapshoot
3 a. Film Rp. 3.000.000 Rp. 2.000.000
b. Video Komersil Rp. 2.500.000 Rp. 1.500.000
Olahraga/rekreasi alam bebas
4 Rp. 750.000 Rp. 50.000
menyelam
Sumber: Balai Taman Nasional Karimunjawa.
Gambar 4.1 Graik Dugaan Perubahan Kondisi Ekositem di Karumunjawa tahun 2010-2015
(Suryanti: 2010)
karena mereka belum terbiasa dengan hewan sebagai cinderamata dan untuk
lingkungan laut, sehingga mereka tidak dikonsumsi, dengan semakin banyaknya
sadar bisa menginjak-injak terumbu karang wisatawan yang datang ke Karimunjawa
yang masih hidup, atau menjadikan terumbu tentunya permintaan akan cinderamata dari
karang sebagai tempat berdiri ketika beberapa jenis hewan khas akan menjadi
beritirahat di sela-sela mereka snorkeling. buruan wisatawan, seperti cangkang kerang,
Hilangnya peruntukan lahan untuk dan juga permintaan untuk dijadikan bahan
pantai tradisional adalah dampak negatif konsumsi akan semakin memperbanyak
selanjutnya yang muncul, banyaknya upaya untuk memburu hewan khas
pembangunan akomodasi penginapan baru Karimunjawa.
guna mencukupi kebutuhan wisatawan Dampak kedua adalah terjadinya
ketika liburan tiba adalah salah satu pelecehan satwa liar untuk fotograi, ini
penyebeb utamanya. terjadi di Pulau Menjangan besar, dimana
2. Dampak terhadap vegetasi. wisatawan bisa melakukan foto dengan
Dampak positif pariwisata minat khusus beberapa satwa laut seperti Bintang Laut,
snorkeling terhadap vegetasi adalah upaya Ikan Buntal, Penyu, dan beberapa satwa
biodiversitas, reboisasi dan konservasi laut lainnya. Ketiga dampak negatifnya
yang dilakukan di karimunjawa adalah adalah terjadinya eksploitasi hewan untuk
dengan melakukan penanaman kembali pertunjukan, masih di Pulau Menjangan
bakau sebagai kawasan penyanggah pesisir, Besar, wisatawan bisa turun ke dalam
melakukan konservasi terhadap kawasan kolam untuk berinteraksi dengan Hiu-Hiu
pantai di Karimunjawa, dan adanya upaya karang dan beberapa penyu, yang ini akan
biodiversitas dengan melangsungkan memberikan dampak selanjutnya bagi
kehidupannya dan berinteraksi dengan hewan hewan tersebut yakni terjadinya
faktor biologi dan non biotik. perubahan inting dari hewan yang dijadikan
Dampak negaif bagi vegetasi yang objek fotograi dan untuk pertunjukan
pertama adalah pembalakan liar dan tersebut.
pembabatan pohon yang dilakukan untuk 4. Dampak terhadap wilayah perkotaan dan
menambah kawasan wisata baru untuk perdesaan.
memnuhi kebutuhan wisatawan yang Dampak pariwisata positif terhadap
datang, dan terjadinya penebangan pohon wilayah perkotaan dan perdesaan di
untuk dijadikan cinderamata seperti jenis Karimunjawa adalah adanya penataan kota
pohon Dewandaru (Fragrarea fragrans), dan perdesaan, seperti adanya pemisahan
Kalimosodo (Cordia subcordata). dermaga utama dan dermaga wisata,
3. Dampak terhadap kehidupan liar. penataan pedagang cinderamata, sampai ke
Dampak positif terhadap kehudipan liar memperindah ruang terbuka umum seperti
adalah adanya upanya untuk konservasi, alun-alun dan membangun pintu gerbang
preservasi dan biodiversitas terhadap ke objek wisata yang baik. Selanjutnya ada
ekositem di Karimunjawa. Kemudian ada pemberdayaan masyarakat setempat dengan
upaya untuk pembiakan satwa seperti Hiu adanya paguyupan-paguyupan yang bekerja
Karang di Pulau Menjangan Besar dan bersama untuk memajukan taraf kehidupan
kemudian dari hasil pembiakan tersebut masyarakat dengan menjual layanan kepada
Hiu Karang akan direlokasi ke habitat wisatawan.
asli mereka. Dampak negatif terhadap Dampak negatif terhadap wilayah
kehidupan liar adalah terjadinya perburuan perkotaan dan perdesaan yang pertama
26 JURNAL Kepariwisataan Volume 10 Nomor 3 September 2016 : 13 - 28
adalah tekanan terhadap lahan karena penginapan di Karimunjawa, perlu
pembentukan dan pengembangan atraksi diterapkan konsep “Compact
wisata baru untuk memberkaya pilihan Development”
berwisata di Karimunjawa, seperti Bukui d. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,
Joko Tuo, Bukit Love, Bukit karimunjawa, khususnya Kabupaten Jepara lebih baik
selajutnya yang kedua adalah terjadinya untuk bisa mengajak masyarakat di
fungsi lahan tempat tinggal menjadi Karimunjawa dalam membuat aturan
lahan komersil, masyarakat lokal mulai atau kebijakan tentang pembangunan
membangun penginapan-penginapan untuk kawasan wisata di Karimunjawa,
memenuhi kebutuhan wisatawan yang setiap yang kedepannya diharapkan Taman
tahun selalu mengalami peningkatan, dan Nasional Karimunjawa juga bisa sebagai
ini dijadikan peluang bisnis oleh masyarakat kawasan wisata yang bisa membantu
lokal, dan yang ketiga adalah ketika musim meningkatkan perekonomian masyarakat
liburan sering terjadi kemacetan lalulintas, setempat.
polusi udara dan polusi etetika. Ketika 2. Rekomendasi Meso.
musim liburan ada ribuan wisatawan ke a. Perlunya sumber daya manusia yang
Karimunjawa, dalams sehari akan ada professional dalam menjadi pemandu
ratusan kapal wisata beroperasi untuk wisata di Karimunjawa. Seperti
membawa wisatawan, ini akan memberikan memberikan pelatihan menjadi pemandu
kemacetan lalulintas, dan polusi udara di wisata yang berwawasan lingkungan
karimunjawa, belum lagi ditambah dengan kepada pemandi wisata di Karimunjawa.
polusi etetika terhadap masyarakat lokal, b. Pemerintah Kabupaten Jepara perlu
seperti berubahnya budaya lokal karena mengkaji tudi kelayakan tentang daya
semakin besarnya gesekan dengan dunia tampung detinasi wisata Karimunjawa,
luar. karena pada beberapa kasus, faktor
Berdasarkan hasil dari analisis dan utama dari kerusakan lingkungan di
simpulan yang telah diuraikan di atas, maka Karimunjawa adalah karena jumlah
diusulkan rekomendasi terdiri menjadi 3 wisatawan yang sudah melampaui
bagian yaitu rekomendasi makro, meso, dan ambang batas dari segi kuantitas
mikro. wisatawan.
1. Rekomendasi Makro c. Pemerintah Kabupaten Jepara
a. Perlu adanya penyusunan zonasi terbaru seharusnya juga membuat kebijakan
dengan memperjelas cakupan zona inti dalam membatasi jumah pembangunan
dan perlindungan dengan zona wisata akomodasi penginapan di kawasan
di Taman Nasional Karimunjawa. Karimunjawa, dan membuat aturan
Sehingga akan Nampak jelas zona tentang tandar pembuatan akomodasi di
mana yang memang diperuntukan untuk Karimunjawa, seperti harus mempunyai
perlindungan dan keletarian, dan zona konsep “green hotel”
mana yang bisa dikembangkan sebagai d. Pemerintah Kabupaten Jepara dalam
kawasan pariwisata. membuat aturan dan kebijakan,
b. Diperlukannya sumber daya manusia juga perlu mempertimbankan hasil
yang ahli dalam mengawasi aktiitas dari penelitian ini terutama dalam
kepariwisataan di terutama terhadap pembentukan zonasi dan pemberdayaan
dampak-dampak yang dihasilkan. masyarakat lokal untuk sumber daya
c. Dalam pembangunan jenis akomodasi pariwisata pariwisata yang professional.
Sabda Elisa Priyanto, M.Par : Dampak Perkembangan Pariwisata Minat Khusus Snorkeling
Terhadap Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Karimunjawa 27