You are on page 1of 9

Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429

Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

Total Bakteri, Angka TBA, Dan Sifat Sensoris Bumbu Dasar Putih Pasta
Berdasarkan Lama Simpan
Total Bacteria, TBA Numbers, And Sensoric Properties Of White Paste Basic Seasoning
Based On Storage Time

Dewa Febrian Riyandi, Yunan Kholifatuddin Sya’di, Nurhidajah


Program Studi S1 Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Semarang
Jalan Kedungmundu Raya No. 18 Semarang, 50273
Email : Dewaf77@gmail.com

Riwayat Artikel: Dikirim 7 Januari 2022; Diterima 2 Februari 2022; Diterbitkan 14 April 2022
DOI:

Abstract
Seasoning is a spice ingredient that is processed into dishes that have a high level of aroma and taste without losing the components of natural
ingredients. The characteristics of the seasoning are yellowish white, distinctive aroma and wet texture. Seasoning damage can occur due to
oxidation of fat which is influenced by humidity at room temperature. The purpose of this study was to determine the relationship between shelf
life and total bacteria, TBA number, and sensory properties of the experimental type of white pasta seasoning. For making white paste seasoning,
all ingredients are selected fresh and weighed, then the blanching process is carried out by soaking all ingredients in hot water at 80oC for 5
minutes. Then blend all ingredients using oil and sauté over low heat for about 30 minutes. This study used a monofactor completely randomized
design, with 5 treatments of shelf life (0, 5, 10, 15, and 20 days) and 5 replications. The results of this study showed an increase in bacterial
growth during 20 days of storage. At storage 0, 5, 10, and 15 days the results were not significantly different, while at storage 20 days gave
significantly different results in the long storage treatment. All the old treatments for storing white pasta base spices were acceptable to the
panelists.
Keywords: White base seasoning, shelf life, total bacteria, TBA and sensory properties

PENDAHULUAN
Bumbu adalah suatu bahan rempah yang efek daya simpan bumbu yang diolah masakan
diolah menjadi masakan Indonesia sehingga selama penyimpanan (Hambali et al, 2005).
memiliki tingkat aroma dan cita rasa tanpa Selama penyimpanan bumbu dasar putih
menghilangkan komponen bahan alaminya. pasta ada permasalahan yang sering dihadapi
Salah satu contoh bahan rempah yang dapat terutama kerusakan lemak yang didapat dari
diolah menjadi produk olahan bumbu dasar minyak goreng. Senyawa yang terkandung
semi basah yakni bumbu dasar putih pasta. dalam minyak yang diolah untuk pembuatan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan bumbu dasar putih pasta akan mengalami
bumbu diantaranya bawang merah, bawang penurunan mutu bumbu selama penyimpanan
putih, kemiri, ketumbar, lada, garam dan bahan suhu ruang. Bumbu dasar putih pasta memiliki
tambahan seperti daun salam, daun jeruk, kandungan lemak yang tinggi maka selama
batang serai, jahe, dan lengkuas. Karakteristik penyimpanan berlangsung bumbu mengalami
bumbu yang dihasilkan dari berbagai dampak kerusakan yang disebabkan oleh suhu,
komposisi bahan mempunyai rasa gurih, aroma panas cahaya matahari, oksigen, dan asam
yang wangi, berwarna putih terang kekuningan sehingga akan mempengaruhi terhadap reaksi
dan tekstur padat namun sedikit basah. yang dapat menimbulkan dampak kerusakan
Penggunaan rempah alami juga berpengaruh pada bahan pangan sehingga menyebabkan
untuk memberikan cita rasa dan memberikan
HALAMAN 1
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

kenaikan pada total bakteri dan angka TBA Kemasan yang digunakan pada bumbu
pada bumbu (Elisabeth, 2002). dasar putih pasta adalah gelas jar. Pemilihan
Angka TBA adalah metode yang digunakan kemasan gelas jar sangat cocok sebagai
untuk mengidentifikasi oksidasi lemak minyak pengemas bumbu karena memiliki sifat inert,
pada bumbu yang mengandung asam lemak transparan, kedap udara, dan tidak bereaksi
sehingga banyak ikatan rangkapnya dengan bahan pangan yang dikemas. Jika
memberikan dampak bumbu dasar putih pasta dilihat secara fisik, kemasan gelas jar
yang teroksidasi secara langsung selama merupakan wadah yang kaku dan mempunyai
penyimpanan oleh udara pada suhu ruang. bentuk simetris sehingga dapat ditumpuk dan
Faktor lain penyebab terjadinya oksidasi pada menghemat ruang penyimpanan sehingga
bumbu dipengaruhi oleh kelembaban suhu rentan mengalami kerusakan selama
ruang yang menyebabkan oksigen menguap penyimpanan suhu ruang. Kelemahan gelas jar
sehingga minyak yang terkandung dalam yang memiliki sifat mudah pecah sehingga
bumbu dasar putih menjadi padat. Pengolahan menyebabkan pemakaiannya terbatas pada
bumbu dasar putih pasta dengan cara bahan makanan yang tidak memerlukan
penumisan dapat menyebabkan penurunan pemanasan pada suhu tinggi (Pulungan, 2018).
fisikokimia dan reaksi penurunan mutu Berdasarkan uraian dan permasalahan yang
bumbu. Hal ini dipengaruhi oleh oksidasi terkandung dalam artikel ini penulis ingin
lemak yang terjadi karena adanya kontak fisik mengetahui total bakteri, angka TBA, dan sifat
penggunaan minyak goreng selama proses sensoris pada bumbu dasar putih pasta
pemasakan. Reaksi meningkatnya angka TBA berdasarkan lama simpan.
yang terjadi selama degradasi asam lemak atas
dasar penguraian asam lemak yang berarti BAHAN DAN METODE
semakin banyak ikatan rangkap dari minyak Bahan
yang dipakai maka laju kecepatan oksidasinya Bahan pembuatan bumbu dasar putih
juga semakin meningkat angka TBA (Lim and pasta adalah bawang merah, bawang putih,
Han, 2016). kemiri, ketumbar, lada, garam, dan minyak
Salah satu alternatif untuk mengurangi nabati. Bahan untuk analisis meliputi
masalah kerusakan pada bumbu yaitu dengan media NA (Nutrient Agar), larutan NaCl
melakukan pendugaan umur simpan terhadap Fisiologis (0,9%). Pereaksi Thiobarbituric
bumbu dasar putih pasta. Masa simpan bumbu Acid, larutan 4 N HCl, batu didih, kapas,
dasar pasta putih pada suhu ruang memiliki vaseline, dan aquadest.
karakteristik bumbu dengan kondisi kurang
baik karena bumbu memiliki kadar lemak yang Metode
tinggi dan mengandung senyawa volatil. Untuk Penelitian ini menggunakan metode
itu dibutuhkan kemasan yang memiliki laju Rancangan Acak Lengkap (RAL)
transmisi gas oksigen agar dapat melindungi monofaktor yaitu perlakuan lama simpan
bumbu dari proses oksidasi dan hidrolisis dan taraf faktor 5 ulangan dengan variasi
selama penyimpanan. sehingga mudah lama simpan pada 0 hari, 5 hari, 10 hari, 15
mengalami kontaminasi bakteri pembusuk hari, dan 20 hari yang menggunakan
maupun patogen. Menurut Kusumah (2017), sampel bumbu dasar putih pasta.
kadar lemak dan kontaminasi memiliki Pembuatan Bumbu Dasar Putih Pasta
hubungan yang sangat erat terhadap bahaya Pembuatan bumbu pasta putih semua
keamanan pangan, namun disisi lain juga dapat bahan dipilih secara segar dan ditimbang,
bermanfaat untuk menunjukkan kualitas mutu bahan yang digunakan meliputi bawang
pada bumbu selama masa simpan. merah 550 g, bawang putih 250 g, kemiri
200 g, ketumbar 50 g, lada 20 g, garam 20

HALAMAN 2
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

g, 200 ml minyak nabati. Selanjutnya setelah masa inkubasi selesai (Fardiaz,


dilakukan proses blansing dengan 2001). Kriteria cawan petri yang dapat
merendam semua bahan dalam air panas dihitung berdasarkan SNI 01- 2332.3-2006
dengan suhu 80oC selama 5 menit. Setelah menyatakan bahwa perhitungan jumlah
itu bawang merah, bawang putih, kemiri total bakteri berkisar 30–300 (Hartanti,
didiamkan hingga kering lalu dimasukkan 2013). Hasil perhitungan banyaknya koloni
blender dan dihaluskan dengan kemudian dimasukkan ke dalam rumus
menggunakan minyak nabati 200 ml. berdasarkan Standar Plate Count (SPC):
Kemudian tumis bumbu dengan api kecil 1
𝑵 = 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑥 faktor pengenceran x 10
serta masukan komponen bahan tambahan Keterangan N = Jumlah Koloni Produk (g)
seperti garam, daun salam, daun jeruk, jahe
dan lengkuas kedalam tumis tersebut Analisis TBA
sampai bumbu berwarna putih terang Perhitungan untuk menentukan TBA
kurang lebih 30 menit (Putri, 2018). dilakuan dengan cara mengambil sampel
bumbu dasar putih pasta ditimbang
Analisis Total Bakteri sebanyak 3 gram, kemudian untuk tahap
Analisis total bakteri yaitu untuk selanjutnya sampel dilarutkan
mengetahui jumlah bakteri dengan metode menggunakan 50 ml aquades. Kemudian
perhitungan TPC pada tiap cawan yang sampel dimasukan pada labu destilasi 1000
menggunakan media NA (Nutrient Agar). ml sambil dicuci dengan 48,5 ml aquades
Media NA dilakukan penimbangan serta tambahkan 1,5 ml 4 N HCl,
menggunakan alat neraca Ohaus sebanyak kemudian masukan 3 batu didih serta beri
22,4 g, kemudian dimasukan ke tabung vaseline pada permukaan tutup labu
Erlenmeyer dan tambahkan aquades 1.000 destilat. Pasangkan seperangkat alat
ml. Homogenkan media NA destilasi serta nyalakan tombol ON dan
menggunakan kompor. Siapkan larutan tunggu proses pemanasan selama 10 menit
NaCl 0,9% yang sudah berisi sampel maka akan memperoleh hasil sebanyak 50
diambil sebanyak 5 g dimasukan pada ml. Kemudian hasil destilat dipindahkan ke
tabung reaksi steril yang terisi 45 ml lalu dalam tabung reaksi dan ditambahkan
dihomogenkan (pengenceran 10-1). Pipet 1 reagen TBA sebanyak 5 ml (larutan 0,02 M
ml larutan sampel kemudian campurkan ke thiobarbituric-acid dalam 90% asam asetat
dalam 9 ml larutan NaCl 0,9% hingga glasial). Untuk tahap selanjutnya tabung
terbentuk pengenceran 10-4. Larutan reaksi didinginkan dengan air mengalir
sampel yang telah diencerkan 10-1 sampai kemudian diukur absorbansinya pada
10-4 dilakukan penanaman dengan uji total panjang gelombang 528 nm dengan
bakteri dengan menggunakan metode aquadest sebagai titik nol. Analisis angka
hitung cawan dengan cara tuang yaitu TBA dihitung dalam satuan ppm
dengan mengambil suspensi menggunakan (Sudarmadji et al., 1997). Perhitungan TBA
mikropipet 0,1 ml larutan dari sesuai rumus:
pengenceran 10-3 dan 10-4 secara duplo. 3x𝐴528𝑥7,8
Kemudian ditanam dan diratakan dengan Angka TBA = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = ppm
cara memutar cawan petri menggunakan Keterangan:
batang L. Setelah media agar yang udah A528 = Panjang Gelombang
ditanam membeku, cawan petri dibungkus
kertas lalu diletakan ke dalam inkubator Rancangan Penelitian
dengan suhu 37°C selama maksimal 48 jam Rancangan percobaan pada penelitian
dengan posisi terbalik. Total bakteri ini menggunakan Rancangan Acak
dihitung menggunakan alat colony counter Lengkap (RAL) monofaktor yaitu dengan

HALAMAN 3
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

5 taraf perlakuan lama simpan (0, 5, 10, 15, dasar putih pasta terdapat komponen
dan 20 hari) dan 5 ulangan. Data yang akan antibakteri (Kurniasih et al., 2015). Hasil rerata
diperoleh sebanyak 25 unit percobaan. total bakteri terhadap bumbu dasar putih pasta
Parameter pengujian adalah total bakteri, berdasarkan lama simpan dapat dilihat pada
angka TBA dan sifat sensoris (warna, Tabel 2.
aroma, dan tekstur). Rancangan penelitian Tabel 2:
dengan kombinasi pada perlakuan Rerata total bakteri bumbu dasar putih pasta
rancangan acak lengkap (RAL) berdasarkan lama simpan.
monofaktor dapat dilihat pada Tabel 1. Lama Simpan Rerata Total Bakteri
Tabel 1: (Hari) (CFU/g)
Rancangan penelitian bumbu dasar putih 0 (1,7±0,6) x104
pasta 5 (1,8±0,5) x104
Lama Simpan (Hari) 10 (2,0±0,7) x104
Ulangan 15 (8,4±0,7) x104
0 5 10 15 20
20 (8,9±0,6) x104
1 U1L1 U1L2 U1L3 U1L4 U1L5
Tabel 2. Menunjukan bahwa bumbu dasar
2 U2L1 U2L2 U2L3 U2L4 U2L5
putih selama penyimpanan di suhu ruang
3 U3L1 U3L2 U3L3 U3L4 U3L5
terjadi peningkatan tumbuh adanya bakteri
4 U4L1 U4L2 U4L3 U4L4 U4L5
yang dilakukan berdasarkan perlakuan yang
5 U5L1 U5L2 U5L3 U5L4 U5L5
berbeda pada hari ke 0, 5, 10, 15, dan 20 hari.
Keterangan:
Ulangan (U1, U2, U3, U4, dan U5) Total bakteri terhadap bumbu dasar putih pasta
Lama Simpan (L1, L2, L3, L4, dan L5) dengan nilai tertinggi yaitu 20 hari berkisar
8,9x104 Sedangkan untuk total bakteri dengan
Analisa Data nilai terendah yaitu pada 0 hari berkisar
Data hasil angka TBA yang diperoleh, 1,7x104. Pada penyimpanan jumlah bakteri
diolah menggunakan software SPSS (Statistical sudah mencapai 8,9x104, hal ini kemungkinan
Product and Service Solutions) dan diolah terjadi karena kontaminasi bumbu dengan
secara statistik menggunakan One Way Anova, lingkungan setelah selesai pemasakan. Menurut
jika ada pengaruh dimana p<0,05 maka diuji Fellows (2012), penyebab utama kontaminasi
lanjut menggunakan Duncan. Sementara data yaitu bakteri yang terikat oleh udara pada saat
hasil total bakteri dan sifat sensori yang proses pengemasan bumbu dasar putih pasta
diperoleh dari analisa laboratorium dipaparkan secara langsung. Berdasarkan persyaratan mutu
secara deskriptif. yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Indonesia (SNI 2725.1:2009) jumlah bakteri
HASIL DAN PEMBAHASAN maksimum untuk bumbu dasar putih pasta
Total Bakteri yaitu maksimal 1,0 x 105.
Selama pembuatan bumbu dasar putih Faktor yang berpengaruh terhadap
pasta dengan bahan rempah yang digunakan pertumbuhan bakteri adalah terlalu tingginya
dan penggunaan kemasan gelas jar dapat suhu ruangan dan kelembaban selama
menentukan daya simpan mutu bumbu selama penyimpanan. Kemunculan bakteri pada
penyimpanan. Pertumbuhan bakteri pada bumbu dapat diketahui dengan jumlah total
bumbu yang disebabkan oleh kontaminan pada bakteri maka dilakukan perhitungan total plate
saat pengambilan sampel. Bakteri yang tumbuh count (TPC). Perhitungan total bakteri yang
pada bumbu dasar putih pasta dapat merusak menggunakan metode perhitungan cawan sel
keamanan mutu dari bumbu tersebut. bakteri yang tumbuh dapat dilihat secara
Pertumbuhan bakteri pada sampel tidak akan langsung tanpa penggunaan alat mikroskop
tumbuh banyak selama penyimpanan karena (Nara 2013). Selama penyimpanan pada suhu
pada komponen rempah penyusun bumbu ruang bumbu dasar putih pasta mengandung

HALAMAN 4
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

asam yang dihasilkan maka semakin lama pada perlakuan hari ke 20 berbeda nyata
penyimpanan aktivitas bakteri mengakibatkan sedangkan untuk hari ke 0, 5, 10, dan 15 hari
terjadinya kerusakan mutu bumbu tersebut. menunjukan tidak ada beda nyata. Data hasil
Kerusakan akan mengikuti selama angka TBA bumbu dasar putih pasta dengan
penyimpanan berlangsung dengan adanya perlakuan lama simpan dapat dilihat pada
metabolisme oleh bakteri yang didukung Gambar 1.
dengan ketersediaan nutrisi pada bumbu Gambar 1:
selama penyimpanan sehingga bakteri Rerata nilai angka TBA bumbu dasar putih pasta
mengalami pertumbuhan yang meningkat (Jay, berdasarkan lama simpan.
2000). Angka TBA
Jika dikaitkan dengan jenis kemasan yang 1

Nilai Angka TBA (ppm)


digunakan adalah gelas jar maka tidak ada b
0,8
pengaruh pada total bakteri selama
penyimpanan. Oleh karena itu selama 0,6
penyimpanan hingga 20 hari dinyatakan 0,4 a a a a
0,769
bumbu dasar putih pasta masih dapat
digunakan untuk diaplikasikan dalam bentuk 0,2 0,277 0,325 0,343 0,344
masakan. 0
0 5 10 15 20
Angka TBA Lama Simpan (Hari)
Angka TBA salah cara untuk mengetahui Keterangan :
adanya ketengikan suatu produk pangan yang a.b = Notasi huruf yang berbeda menunjukan
mengandung lemak. Kegunaan angka TBA perbedaan pada taraf Uji Duncan memiliki nilai
untuk menganalisa aldehid yang telah diketahui (p<0,05).
penyebab utama ketengikan pada lemak Gambar 1. Menunjukan bahwa selama
bumbu dasar putih pasta. Salah satu penyimpanan bumbu dasar putih pasta terjadi
keuntungan dari penggunaan parameter ini peningkatan nilai angka TBA yang tertinggi
adalah reagen asam TBA dapat langsung pada penyimpanan hari 20 yaitu 0,769 ppm dan
digunakan pada lemak bahan yang diuji tanpa nilai angka TBA terendah pada penyimpanan
diperlakukan ekstraksi terlebih dahulu. hari 0 yaitu 0,277 ppm. Hasil analisa uji angka
Ketengikan merupakan hasil oksidasi lemak TBA bumbu dasar putih pasta berdasarkan
yang akan menurunkan kualitas mutu bumbu. lama simpan dapat disimpulkan bahwa pada
Senyawa fenol dari bahan baku bumbu yang penyimpanan sampai 20 hari bumbu dasar
digunakan rata–rata mengandung minyak atsiri putih pasta mengalami kenaikan pada nilai
yang dapat menghambat ketengikan. Terdapat angka TBA maka semakin lama penyimpanan
perubahan nilai ketengikan bumbu dasar putih bumbu dasar putih pasta maka bilangan
pasta berdasarkan lama penyimpanan yang peroksida semakin meningkat. Peningkatan ini
berbeda (Buck, 1991). diduga karena adanya penumpukan senyawa
Hasil Uji Anova diperoleh p-value 0,039 peroksida yang teroksidasi selama
(<0,05), H0 ditolak sehingga ada perbedaan penyimpanan berlangsung. Hal ini dipengaruhi
nyata terhadap perlakuan lama simpan (0, 5, 10, oleh selama penyimpanan suhu ruang
15, dan 20 hari) terhadap angka TBA bumbu (Tamaela, 2003).
dasar putih pasta yang disimpan berdasarkan Menurut penelitian Legowo et al. (2002)
variasi lama simpan. Untuk menelusuri lebih menunjukkan bahwa semakin lama
lanjut kelompok mana yang signifikan uji lanjut penyimpanan bumbu dasar putih pasta
Duncan. Hasil dari uji Duncan menunjukan mengalami peningkatan nilai angka TBA.
bahwa terdapat perbedaan nilai angka TBA Meskipun selama penyimpanan mengalami

HALAMAN 5
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

peningkatan tetapi peningkatannya relatif Tabel 3:


rendah. Hal ini menunjukkan adanya peran Rerata Hasil Sifat Sensori Bumbu Dasar Putih
bakterisidal yang terdapat dalam bumbu dasar Pasta Berdasarkan Lama Simpan
putih pasta. Faktor yang mempengaruhi nilai Lama Rerata Sifat Sensori
angka TBA meliputi suhu penyimpanan. Suhu Simpan Warna Aroma Tekstur
(Hari)
penyimpanan akan mengikuti dengan
0 4,0 3,3 4,0
penurunan oksidasi lemak, jika deposisi lemak
5 3,7 3,0 3,7
terlalu tinggi maka bumbu menjadi lebih peka
10 3,0 2,7 3,3
terhadap oksidasi dan mempengaruhi 15 2,7 2,3 3,3
penyebaran lemak pada saat dilakukannya
20 2,3 2,0 3,0
penyimpanan suhu ruang.
Jika dikaitkan dengan jenis kemasan yang Warna
digunakan adalah gelas jar maka tidak ada Warna merupakan salah satu penentu
pengaruh pada angka TBA bumbu dasar putih untuk mengidentifikasi kualitas serta
pasta selama penyimpanan karena bumbu penerimaan penilaian pada produk pangan.
memiliki daya simpan waktu panjang maka Karakteristik produk pangan yang memiliki
penggunaan gelas jar menunjukkan bahwa tingkat warna yang bagus akan mempengaruhi
cukup efektif untuk menghambat kerusakan konsumen untuk menentukan daya tarik
mutu bumbu yang terjadi selama penyimpanan konsumen dalam produk yang akan dipili
20 hari. Oleh karena itu selama penyimpanan Adanya perubahan kimia pada bumbu akan
hingga 20 hari dinyatakan bumbu dasar putih mengakibatkan reaksi pencoklatan dan
pasta masih dapat digunakan untuk karamelisasi (Tahir et al., 2014).
diaplikasikan dalam bentuk masakan. Nilai Berdasarkan penelitian yang telah
angka TBA yang dihasilkan dalam penelitian ini dilaksanakan dapat dilihat dari tabel 3.
masih memenuhi standar mutu bumbu dengan Menunjukan bahwa selama penyimpanan
batas nilai TBA nya adalah >3 ppm (Abubakar, bumbu dasar putih pasta mengalami
1992). perubahan warna. Pada penyimpanan. pada
Sifat Sensori hari ke 0 sampai hari ke 20 mengalami
Menurut Adawiyah dan Waysima (2009) perubahan warna yang mengakibatkan
Pengujian sensori merupakan salah satu alat penurunan penilaian warna bumbu dasar putih
untuk mengetahui adanya perbedaan pasta yaitu 4,0 – 2,3. Daya terima tertinggi pada
karakterisasi serta mempengaruhi penerimaan parameter warna bumbu dasar putih pasta
konsumen untuk mengatur kelengkapan yakni pada perlakuan lama penyimpanan hari 0
sensori secara langsung. Beberapa parameter dengan nilai 4,0 sedangkan daya terima
penting dalam sifat mutu sensori antara lain terendah pada parameter warna bumbu dasar
adalah warna, aroma, rasa, dan tekstur terhadap putih pasta yakni pada perlakuan lama
bumbu dasar putih pasta. Tingkat kesukaan penyimpanan hari 20 dengan nilai 2,3.
dan karakteristik bumbu dasar putih pasta Spesifik warna bumbu dasar putih pasta
dapat dilihat dari warna, aroma, dan tekstur setelah proses pemasakan berwarna putih
dengan skala mutu nya sangat tidak suka diberi kekuningan selama penyimpanan suhu ruang
skor (1), tidak suka diberi skor (2), netral diberi mengalami perubahan warna menjadi kuning
skor (3), suka diberi skor (4), dan sangat suka kecoklatan. Perubahan warna disebabkan
diberi skor (5) pada bumbu dasar putih pasta adanya penurunan kandungan pigmen akibat
dapat dilihat pada Tabel 3. reaksi enzimatis dan degradasi oleh
mikroorganisme selama penyimpanan.
penggunaan minyak goreng selama
penyimpanan sehingga bumbu mengalami

HALAMAN 6
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

perubahan warna Selama penyimpanan bumbu bumbu dasar putih pasta mengalami
pada suhu ruang dan selama penyimpanan perubahan aroma. Pada penyimpanan. pada
suhu ruang berlangsung panas cahaya matahari hari ke 0 sampai hari ke 20 mengalami
juga dapat menurunkan kualitas mutu bumbu perubahan aroma yang mengakibatkan
semakin banyaknya lemak pada permukaan penurunan penilaian aroma bumbu dasar putih
bumbu. pasta yaitu 3,3–2,0. Daya terima tertinggi pada
Hasil penilaian sifat sensori oleh panelis parameter aroma bumbu dasar putih pasta
sesuai dengan pengujian total bakteri dan nilai yakni pada perlakuan lama penyimpanan hari 0
angka TBA terhadap warna bumbu dasar putih dengan nilai 3,3 sedangkan daya terima
pasta yang telah dilakukan penyimpanan terendah pada parameter aroma bumbu dasar
selama 20 hari yang menunjukkan bahwa putih pasta yakni pada perlakuan lama
panelis masih menyukai bumbu dasar putih penyimpanan hari 20 dengan nilai 2,0.
pasta ini karena warna dari bumbu dengan Perlakuan lama simpan bumbu dasar putih
perlakuan lama simpan tidak ada perubahan pasta berpengaruh terhadap aroma yang
tetapi untuk lama simpan pada hari 20 bumbu dihasilkan. Pengaruh kesukaan panelis pada
terlihat warna menjadi pekat. Hal ini aroma kemungkinan dipengaruhi oleh senyawa
dikarenakan bumbu dasar putih pasta volatil kompleks yang terdapat pada bahan
mengandung senyawa karotenoid dan karoten rempah alami yang digunakan. Namun
yang terikat dengan minyak sehingga senyawa volatil yang terkandung juga bersifat
mengalami perubahan warna pencoklatan tidak stabil bila dipanaskan selama proses
terhadap reaksi non enzimatis akibat adanya pemasakan. Hal ini salah satu penyebab
pemanasan saat penumisan bumbu (Farah perubahan aroma terjadi selama penyimpanan
2008). Jika dikaitkan dengan kemasan yang bumbu dasar putih pasta (Farah 2008).
digunakan adalah gelas jar maka sangat Hasil penilaian sifat sensori oleh panelis
berpengaruh dengan terjadinya perubahan sesuai dengan pengujian total bakteri dan nilai
warna bumbu dasar putih pasta selama angka TBA terhadap aroma bumbu dasar putih
penyimpanan di suhu ruang. Menurut Winarno pasta yang telah dilakukan penyimpanan
(2008), Hasil warna yang semakin bagus selama 20 hari yang menunjukkan bahwa
menentukan kualitas derajat penerimaan oleh panelis mencium sampel bumbu dasar putih
panelis karena memberi daya tarik serta pasta dengan penggunaan bawang putih maka
memberikan penilaian yang terbaik terhadap aroma bumbu identik bahan rempah yang
bumbu dasar putih pasta. khas. Penggunaan minyak dalam pembuatan
bumbu dasar putih pasta dapat menghasilkan
Aroma aroma yang harum. Menurut komentar panelis
Aroma merupakan sarana terpenting yang juga mengemukakan masih menyukai bumbu
digunakan untuk menilai kualitas bahan pangan dasar putih pasta ini karena belum tercium bau
dengan uji sifat sensori menggunakan indera tengik selama penyimpanan berlangsung.
penciuman yang dihasilkan. Aroma juga dapat
memberikan hasil komentar panelis terhadap Tekstur
produk yang diberikan secara langsung dengan Tekstur merupakan salah satu faktor
penilaian disukai atau tidak disukai. Aroma penting untuk mengetahui kualitas mutu
pada bumbu akan muncul karena penggunaan pangan yang dihasilkan serta memiliki
bahan rempah yang menimbulkan bau harum karakterisik dan perbedaan di setiap produk.
yang khas serta menarik (Setyaningrum dan Menurut Gozali et al., (2001), menyatakan
Saparinto, 2014). bahwa tekstur didefinisikan sebagai salah satu
Berdasarkan penelitian yang telah cara untuk mengetahui unsur komponen dan
dilaksanakan dapat dilihat dari tabel 3. unsur struktur yang ditata serta digabung
Menunjukan bahwa selama penyimpanan
HALAMAN 7
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

menjadi mikro dan makro struktur yang penyimpanan hari 20 menunjukan adanya beda
memberikan pernyataan struktur ke luar dalam nyata pada angka TBA. Selama penyimpanan
segi aliran serta deformasi. 20 hari bumbu terhadap sifat sensori
Berdasarkan penelitian yang telah menunjukkan bahwa tingkat kesukaan bumbu
dilaksanakan dapat dilihat dari tabel 3. dasar putih pasta masih dapat diterima oleh
Menunjukan bahwa selama penyimpanan panelis.
bumbu dasar putih pasta mengalami
perubahan tekstur. Pada penyimpanan. pada UCAPAN TERIMAKASIH
hari ke 0 sampai hari ke 20 mengalami Ucapan terima kasih terutama ditujukan
perubahan tekstur yang mengakibatkan kepada Universitas Muhammadiyah Semarang
penurunan penilaian tekstur bumbu dasar karena telah memberi fasilitas penulis sehingga
putih pasta yaitu 4,0–3,0. Daya terima tertinggi penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
pada parameter tekstur bumbu dasar putih
pasta yakni pada perlakuan lama penyimpanan DAFTAR PUSTAKA
hari 0 dengan nilai 4,0 sedangkan daya terima Abubakar. 1992. Pengaruh Konsentrasi Garam
terendah pada parameter tekstur bumbu dasar dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu
putih pasta yakni pada perlakuan lama Dendeng Sapi. Dalam: S. Iskandar dan S.
penyimpanan hari 20 dengan nilai 3,0. Syahriar (penyunting). Prosiding
Spesifik tekstur bumbu dasar putih pasta Hasilhasil penelitian ruminansia besar.
adalah padat dan terlihat basah hal ini diduga Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal 125-
karena penggunaan minyak goreng pada saat 132.
melakukan pencampuran bahan menggunakan Adawiyah, D. R. dan Waysima.2009. Evaluasi
blender kemudian melakukan penumisan Sensori Produk Pangan (edisi 1).
bumbu tersebut. Tekstur bumbu setelah Departemen Ilmu dan Teknologi
melakukan penumisan akan mengalami Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian,
perubahan. Bumbu dasar putih pasta saat Institut Pertanian Bogor. Bogor.
ditumis, pada awalnya minyak melapisi
permukaan bumbu. Pada saat penumisan Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2009.
terjadi peresapan minyak ke dalam bumbu. Batas Maksimum Cemaran Mikroba
Ketika bumbu didinginkan pada suhu ruang dalam Pangan: SNI 7388-2009. Jakarta
terjadi pengerasan pada permukaan bumbu,
Buck. 1991. Antioxidant. Di Dalam Food
karena minyak bersifat padat pada suhu ruang.
Bumbu dasar putih pasta mengandung Additive User’s Hand Book. Jim Smith
(eds). Blackie & Sons Ltd. London. pp
senyawa karotenoid dan karoten yang terikat
149-183
dengan minyak sehingga mengalami
pencoklatan reaksi non enzimatis akibat adanya Elisabeth, Jenny., 2002, 18 April. Pilih Yang
pemanasan saat pembuatan bumbu (Farah Mana. Ragam Minyak Goreng. Harian
2008). Kompas.
KESIMPULAN Farah, 2008. Pembuatan dan Penyimpanan Bumbu
Berdasarkan hasil penelitian total bakteri Merah. Skripsi. Fakultas Teknologi
bumbu dasar putih pasta menunjukan selama Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
penyimpanan 20 hari jumlah bakteri cenderung Fardiaz, S.2001. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT
meningkat namun masih memenuhi standar Raja Grafindo Persada. Jakarta.
mutu yang dipersyaratkan SNI. Pada
penyimpanan 0, 5, 10, dan 15 hari bumbu dasar
putih pasta tidak beda nyata sementara pada

HALAMAN 8
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. X No. X, Tahun XXXX, Halaman (X-X) e-ISSN: 2656-0291

Fellows PJ. 2012. Teknologi Pengolahan Pangan: Organoleptik Dendeng Sapi Selama
Prinsip dan Praktik, 3rd Ed. Jakarta (ID): Penyimpanan. Jurnal Teknologi dan Industri
Buku Kedokteran. Pangan, 12 (2) : 64-69.
Hartanti, F.K. 2013. Evaluasi Metode Lim, Seung Talk and Jung Ah Han. 2016.
Pengujian Angka Lempeng Total Improvement in Antioxidant
Menggunakan Metode Petrifilm Functionality and Shelf Life of Yukwa
Aeorobic Count Plate Terhadap Metode (fried Rice Snack) by Tumeric (Curcuma
Uji SNI 01.2332.2006 Pada Produk Langa L) Powder Addition. Food
Perikanan di LPPMHP Surabaya. Jurnal Chemistry 199: 590-596.
Teknik Industri HEURISTIC. 13(2): 89-
105 Nara SM. 2013. Karakteristik Mutu
Mikrobiologis dan Biokimiawi Produk
Gozali T., A. D. Sutrisno, dan D. Ernida. 2001. Olahan Tradisional Ikan Asin Basah (Ina
Pengaruh Waktu Pengukusan dan Sua) dari Kepulauan Maluku Tengah
Perbandingan Jamur Tiram dengan Roti [Tesis]. Manado: Pascasarjana Unsrat.
Tawar terhadap Karakteristik Nugget
Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida). Pulungan, M.H., A.D. Sukmana, dkk. 2018.
Himpunan Makalah Seminar Nasional Teknologi Pengemasan dan
Teknologi Pangan. Perhimpunan Ahli Penyimpanan. Malang: UB Press.
Teknologi Pangan Indonesia (PATPI). Setyaningrum, H dan Saparinto, C. (2014).
Hambali, Erliza., A. Suryani dan M. Rivai. Panduan Lengkap Gaharu. Jakarta:
2005. Membuat Aneka Bumbu Instan Pasta. Penebar Swadaya.
Jakarta: Penebar Swadaya. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
Jay, J. M. 2000. Modern Food Microbiology. 6 th Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Edition. Aspen Publishers, Inc., Penerbit Liberty kerjasama dengan pusat
Maryland. Antar Universitas Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kurniasih, RP, Nurjazuli, N & Hanani DY.
2015. Kontaminasi Bakteri Escherichia Tahir, M.M., Abdullah, N., Rahmadani, R.
coli dalam Makanan di Warung Makan 2014. Formulasi Bumbu Penyedap
Sekitar Terminal Borobudur, Magelang. Berbahan Dasar Ikan Teri
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 3(1): 549– (Stolephorusspp.) dan Daging Buah Picung
558. (Pangium edule) dengan Penambahan
Rempah- Rempah. Prosiding Seminar
Kusumah, G.R.B. 2017. Pengaruh Formula dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
dan Perbandingan Bumbu Serbuk 2014. Riau.
dengan Santan Serbuk Terhadap
Karakteristik Bumbu Gulai Serbuk Tamaela P. 2003. Effek antioksidan asap cair
dengan Metode Foam-Mat Drying. tempurung kelapa untuk menghambat
Program studi teknologi pangan. oksidasi lipid pada steak ikan cakalang
Fakultas teknik. Universitas Pasundan. (Katsuwonus pelamis) asap selama
Bandung. penyimpanan. Journal Ichthyos 2(2): 59- 62.

Legowo, M. A., Soepardi, R. Miranda, Anisa, Winarno, F.G.,2008. Kimia Pangan dan Gizi
dan Y. Rohidayah. 2002. Pengaruh Edisi terbaru. Bogor,M-brio Pres.
Perendaman Daging Pra Kyuring dalam
Jus Sirih terhadap Ketengikan dan Sifat

HALAMAN 9

You might also like