You are on page 1of 5

Nama : Rafi Bevanatha

NIM : 210231605260
Offr :C
Matkul : Tarjamah

UJIAN AKHIR SEMESTER 3


Soal
1. Dalam proses penerjemahan terdapat kegiatan pemahaman makna kosa kata dari sisi
leksikal, gramatikal dan kultural. Tugasnya, buatlah contoh masing-masing dan
penjelasannya dalam penerjemahan kalimat dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Arab
atau sebaliknya.
2. Loss and gain karena beberapa sebab (lihat halaman 245 artikel tersebut). Sebutlah tiga
sebab terjadinya loss and gain dilengkapi contoh dan penjelasannya
3. Simak video tersebut kemudian buatlah 2 contoh untuk masing- masing dari 6 rule
dilengkapi penjelasannya.

Jawaban
1. Leksikal
Perhatikan contoh berikut:
a. Rumah
b. Berumah
Penjelasan: Contoh ini adalah kata kunci yang tidak berubah. Berdasarkan kamus KBBI, arti kata
'rumah' adalah bangunan tempat tinggal. Sedangkan contoh kedua (b) merupakan kata turunan.
Contoh kedua (b) memiliki arti yang berbeda dengan contoh pertama (a) meskipun kata dasarnya
sama, yaitu rumah. Penambahan awalan atau awalan pada kata 'rumah' membuat arti 'rumah'
berubah bukan sekedar bangunan menjadi tempat tinggal tetapi menjadi bangunan menjadi
tempat tinggal.
‫خذ بعين االعتبار األمثلة التالية‬:
‫ منزل‬-‫أ‬
‫ الصفحة الرئيسية‬-‫ب‬
‫ استنادًا إلى قاموس‬.‫ هذا المثال هو كلمة أساسية لم تتغير‬KBBI، ‫فإن معنى كلمة "منزل" هو مبنى‬
‫ المثال الثاني (ب) له معنى مختلف عن األول (أ) على الرغم من أن‬.‫ بينما المثال الثاني (ب) كلمة مشتقة‬.‫للسكن‬
‫ إن إضافة بادئة أو بادئة لكلمة "منزل" تجعل معنى "المنزل" يتغير ليس‬.‫ أي المنزل‬،‫الكلمة األساسية هي نفسها‬
‫فقط مبنى لمكان للعيش فيه ولكن للحصول على مبنى لمكان للعيش فيه‬.

Gramatikal
Makna gramatikal hadir sebagai akibat proses gramatika, misalnya afiksasi,
perubahan internal, penggabungan (idhafi). Kata ‫ مسلم‬misalnya bermakna ‘seorang penganut
agama Islam’. Makna tersebut berubah menjadi dua orang penganut agama Islam setelah
mengalami proses afiksasi (mendapat akhiran (-‫ ان‬dan setelah mendapat akhiran -‫ ون‬berubah
maknanya menjadi sejumlah orang penganut Islam.
‫مسلم‬ ‘seorang penganut Islam’
‫ ان‬+ ‫‘ مسلم‬dua orang penganut Islam’
‫ ون‬+ ‫‘ مسلم‬sejumlah orang penganut Islam’
‫ كلمة مسلم على‬.)‫ والدمج (إضافة‬، ‫ والتغييرات الداخلية‬، ‫ على سبيل المثال اإللصاق‬، ‫يأتي المعنى النحوي نتيجة العمليات النحوية‬
--( ‫ تغير المعنى إلى اثنين من أتباع اإلسالم بعد تجربة عملية التثبيت (الحصول على النهاية‬."‫سبيل المثال تعني "من أتباع اإلسالم‬
‫ غيروا معناه إلى عدد من أتباع اإلسالم‬- ‫ان) وبعد الحصول على النهاية‬.

‫'مسلم 'أحد أتباع اإلسالم‬


‫ ان ' اثنان من أتباع اإلسالم‬+ ‫" مسلم‬
‫ ون" عدد من الناس أتباع اإلسالم‬+ ‫مسلم‬.

Kultural
Makna Kultural merupakan Makna kosa kata dari sisi kultural merupakan makna
yang menjelaskan unsur-unsur budaya terkhusus pada aspek kebudayaannya. Makna kultural
tidak tercantum didalam kamus, akan tetapi muncul dari masyarakat itu sendiri.
Contoh: Pak Bambang sedang menumbuk padi menggunakan tutunggulan
Penjelasan: Kata tutunggulan merupakan makna kultular karena tidak tercantum di dalam
kamus akan tetapi muncul pada masyarakat di daerah Jawa. Tutunggulan merupakan alat
yang digunakan untuk menumbuk padi

2. Loss and gain disebabkan oleh tiga faktor yaitu


a. Pengetahuan akan subjek tertentu atau legal jargon
Hal ini karena objek penelitian ini merupakan teks bidang khusus yaitu
Hukum dimana teks ini sensitif dengan ilmu tertentu yaitu Hukum itu sendiri atau
memuat kata dan istilah-istilah dalam bidang Hukum. Apabila penerjemah
menjumpai sebuah istilah khusus ilmu Hukum pada BSu, penerjemah harus dapat
mengalihkannya dalam BSa dengan disesuaikan sistem Hukum yang berlaku
pada BSa (Indonesia). Contoh terdapat Apabila penerjemah menjumpai sebuah
istilah khusus ilmu Hukum pada BSu, penerjemah harus dapat mengalihkannya
dalam BSa dengan disesuaikan sistem Hukum yang berlaku pada BSa
(Indonesia).
b. Untranslatability ( ketidakterjemahan )
Merupakan penyebab terjadinya Loss dan Gain dimana terdapat bagian
BSu yang tidak dapat dialihkan ke dalam BSa ataupun diganti dengan makna
lain pada BSa dan tidak mengalami tambahan apapaun atau penjelasan dalam
tanda kurung. Bagian BSu tersebut tetap berdiri sendiri dengan kata atau istilah
aslinya BSu dan tidak ada padanannya dalam BSa yang sesuai dengan sistem
Hukum BSa (Indonesia). Contoh dalam bahasa Jerman, ada satu kata yang
disebut Schadenfreude, yang berarti sebuah kecenderungan di mana seseorang
merasa gembira atas penderitaan orang lain. Tak ada terjemahan yang pas
ataupun kata dengan makna yang sama untuk kata Schadenfreude, baik dalam
bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
c. Bahasa Latin
Dalam penelitian terhadap terjemahan buku Hukum The Concept of Law
ini ditemukan adanya istilah-istilah Latin. Hal ini sesuai dengan teori
Nozizwe&Ncube (2014) mengenai penerjemahan Hukum bahwa dalam teks
Hukum akan ada banyak kata atau istilah yang sudah terspesialisaikan dalam
bahasa Latin maupun inggris. Kata atau istilah dalam bahasa Latin ini tidak
diterjemahkan oleh penerjemah karena ketidaktahuan penerjemah mengenai
bahasa Latin tersebut. Namun, penggunaan bahasa Latin sebagai faktor penyebab
terjadinya Loss dan Gain pada penelitian ini tidak mengalami pengalihan bahasa
pada BSa.
d. Teori ini Menjelaskan bahwa salah satu faktor yang paling penting untuk
menentukan arah tujuan penerjemahan adalah target pembaca.
Tujuan:
 Tujuan umum yang dituju oleh penerjemah.
 Tujuan komunikatif dalam teks sasaran.
 Tujuan yang dituju oleh strategi atau prosedur penerjemahan tertentu

3. 6 rules beserta contohnya


a. Hasil teks terjemahan ditentukan oleh skoposnya
Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan. Hal ini jelas
bahwa Skopos mengutamakan hasil, fungsi dan proses terjemahan yang mengacu
pada bahasa sasaran. Dengan demikian memperhatikan bahasa sasaran atau hasil
terjemahan menjadi fokus atau peraturan utama dalam teori Skopos itu sendiri.
Contoh:
‫الكذب هو العمل يحب الشيطان‬
Berbohong adalah perbuatan yang disukai syaiton(informatif)
Janganlah kamu berbohong, karena itu adalah perbuatan
syaiton(imperatif)
‫القهوة مر‬

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi itu pahit. Kalimat
tersebut bertujuan sebagai kalimat informatif yang memberitahu bahwasanya rasa
dari suatu kopi itu pahit.
b. Teks Sasaran sebagai Pemberi Informasi di dalam Bahasa dan Budaya Sasaran
yang Berasal dari Bahasa dan Budaya Sumber
Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran
dan bahasa sasaran berdasarkan tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa
sumber.

)Fushah(‫كيف حالك؟‬

)Amiyah(‫ازيك؟‬
Kalimat ‫ كي ف حال ك؟‬apabila di terjemahkan ke dalam bahasa Arab amiyah
menjadi ‫ازيك؟‬

)Fushah( ‫ماسمك‬
)Amiyah( ‫إيه إسمك‬

c. Budaya Sasaran yang terkandung di dalam hasil terjemahan tidak harus selalu
sama dengan budaya pada Bahasa sumber
Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya
(teks sumber tidak dapat dihasilkan dari teks sasaran).

‫إفطار‬

Sarapan atau Buka Puasa

‫البيت‬

Rumah atau Bait Puisi


d. Teks terjemahan sesuai dengan kondisi pembaca sasaran
Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi
intratekstual).
‫ال ينبغي أن نفكر بشكل سلبي في اآلخرين‬

Kita tidak boleh berfikir negatif terhadap orang lain


Kita tidak boleh bersuudzon terhadap orang lain

ّ
‫رأى رافي الظلم الذي يعيش فيه املسلمون‬
Rafi melihat kedholiman di tempat umat islam
Rafi melihat ketidakadilan di tempat umat islam
e. Terjemahan harus memiliki benang merah yang sama dengan teks sumber
Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi
intertekstual).
QS Al- Kahf Ayat 39
ۚ َ ‫اًل‬ َ َ ََ۠ َ ّٰ ‫َ ۤ ّٰ اَل ُ َ اَّل‬ ُْ ْ َ ْ ‫َ ٓاَل‬
‫َول ْو ِاذ َدخل َت َج َّن َت َك قل َت َما شا َء الل ُه ۙ ق َّوة ِا ِبالل ِه ِۚا ْن ت َر ِن انا اق َّل ِم ْن َك َما َّو َول ًدا‬

Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan ”Masya


Allah, La quwwata illa billah” (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini
terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, sekalipun
engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu.
f. Kelima aturan di atas harus berurutan dan sesuai dengan aturan skopsos

You might also like