Professional Documents
Culture Documents
Abstract: RRI Surabaya currently employs a total of more than 100 people consisting of civil
servants and regular employees. RRI Surabaya seeks to improve the quality and quantity of work
from each employee by conducting performance appraisals. In the performance appraisal which
has been done so far, there are some shortcomings, namely: performance appraisal process takes
too long and inefficient, no information is available about the performance of each employee in
one period, there is no weighted value for each evaluation criteria in SKP evaluation and work
behavior evaluation, the evaluation tends to be a subjective one, it is difficult to calculate how
much time it takes to complete the work because of the absence of date recording when a task is
given and also when the task is completed. To overcome these problems, RRI Surabaya needs a
Performance Appraisal Information System using Management by Objective (MBO) Method. With
the help of Performance Appraisal Information System using Management by Objective (MBO)
Method is expected to produces more valuable informations about performance appraisal results.
RRI Surabaya (Radio Republik perilaku kerja dilakukan dengan cara menilai
Indonesia) saat ini memiliki karyawan sejumlah seorang pegawai berdasarkan pengamatan
lebih dari 100 orang yang terdiri dari pegawai terhadap enam perilaku kerja, yaitu: orientasi
negeri sipil (PNS) dan pegawai bukan PNS. pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerja
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan sama, dan kepemimpinan. Penilaian terhadap
karir bagi pegawai-pegawainya, RRI Surabaya SKP memiliki bobot sebesar 60% dan penilaian
berusaha untuk meningkatkan kualitas dan terhadap perilaku kerja pegawai memiliki bobot
kuantitas pekerjaan setiap pegawai dengan sebesar 40%.
melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja dilakukan sekali dalam
Penilaian kinerja PNS dilakukan setiap satu tahun pada akhir tahun dan masih dilakukan
akhir tahun dan melibatkan dua pihak, yaitu: secara manual. PNS di RRI surabaya berjumlah
penilai (merupakan atasan dari pegawai yang 184 orang dengan rata-rata pekerjaan dapat
dinilai) dan pegawai yang dinilai. Penilaian mencapai lebih dari 400 pekerjaan setiap
kinerja tersebut terdiri atas dua unsur, yaitu: tahunnya. Setiap pegawai tersebut diharuskan
penilaian terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) mencatat setiap kegiatan/tugas yang dilakukan
dan penilaian perilaku kerja pegawai. SKP ke dalam buku SKP. Isi dari buku SKP tersebut
adalah rencana kerja dan target kerja yang akan kemudian diperiksa dan dihitung jumlah
dicapai oleh seorang PNS pada masa kerjanya pekerjaannya oleh atasan langsung pegawai
dalam periode 1 tahun. SKP memuat kegiatan sebagai penilai dan digunakan untuk penilaian
tugas jabatan dan target yang harus dicapai. SKP dari aspek kuantitas. Hal tersebut
Sedangkan perilaku kerja yang dinilai meliputi: merepotkan penilai karena harus memeriksa
orientasi pelayanan, integritas, komitmen, banyak dokumen yang terpisah-pisah, sehingga
disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan. mengakibatkan proses penilaian kinerja menjadi
Penilaian SKP dilakukan dengan cara lama dan tidak efisien.
membandingkan realisasi pekerjaan dengan Pada penilaian kinerja yang telah
target pekerjaan yang telah ditetapkan dilakukan selama ini tidak tersedia informasi
berdasarkan tiga kriteria, yaitu: kuantitas, kinerja pegawai dalam satu periode sehingga
kualitas, dan waktu. Sedangkan penilaian tidak dapat segera mengetahui urutan pegawai
satu pekerjaan tidak dapat diketahui dengan Pertama, pegawai menambahkan data
pasti karena tidak adanya pencatatan kapan kegiatan tugas jabatan, membuat SKP,
tugas dikerjakan dan kapan tugas tersebut menambahkan kegiatan dan target pada SKP,
terselesaikan. membuat buku SKP, dan menambahkan
2. Proses penilaian perilaku kerja pekerjaan pada buku SKP.
Pada proses penilaian perilaku kerja Kedua, penilai menilai kualitas pekerjaan
terdapat kelemahan yaitu tidak adanya bobot pegawai yang ada di buku SKP, menilai SKP,
penilaian pada masing-masing perilaku kerja dan menilai perilaku kerja berdasarkan kriteria
tersebut, sehingga tidak dimungkinkan penilaian yang ada.
adanya pembobotan kepentingan untuk Ketiga, sistem akan menghitung nilai
masing-masing perilaku kerja tersebut. akhir kinerja setiap pegawai secara otomatis
Pembobotan kepentingan ini misalnya: berdasarkan nilai total SKP dan nilai total
penilai sebagai atasan ingin mendongkrak perilaku kerja.
aspek kerja sama dalam tim di kalangan
bawahannya, maka penilai dapat Pemodelan Sistem
melakukannya dengan cara menaikkan bobot Pada pemodelan sistem yang baru,
untuk perilaku kerja sama agar perilaku kerja terdapat tiga entity yang ikut berperan dalam
tersebut menjadi lebih penting daripada sistem yang dibangun yaitu admin, pegawai, dan
perilaku kerja lainnya. penilai. Admin memberikan masukan ke sistem
3. Proses pembuatan laporan hasil penilaian berupa data: divisi, jabatan, golongan, pegawai,
kinerja jabatan pegawai, golongan pegawai, periode,
Pada proses pembuatan laporan hasil range nilai, perilaku kerja, kriteria SKP, dan
penilaian kinerja, permasalahan terdapat pada kriteria penilaian perilaku kerja. Penilai
penghitungan nilai akhir penilaian kinerja memberikan masukan berupa data: penilaian
oleh penilai yang harus dilakukan satu per kualitas pekerjaan, penilaian perilaku kerja, dan
satu untuk setiap pegawai yang menyebabkan kriteria penilaian kegiatan tugas jabatan.
proses pembuatan laporan menjadi kurang Sedangkan pegawai memberikan masukan ke
efisien. Pada penilaian kinerja yang telah sistem berupa data: kegiatan tugas jabatan, buku
dilakukan selama ini laporan yang dihasilkan SKP dan SKP.
kurang informatif. Hal ini dapat diketahui Sebagai respon dari masukan tersebut,
dari tidak tersedianya informasi sistem memberikam keluaran kepada penilai
perbandingan kinerja pegawai dalam satu berupa laporan: histori penilaian kinerja
periode sehingga tidak dapat segera diketahui bawahan, pegawai dengan kinerja terbaik
siapa pegawai dengan kinerja terbaik dan seluruh divisi, pegawai dengan kinerja terburuk
yang terburuk, baik itu secara keseluruhan seluruh divisi, pegawai dengan kinerja terbaik
maupun berdasarkan kriteria tertentu yang sampai yang terburuk per divisi, pegawai yang
telah ditetapkan. Selain itu, juga tidak gagal mencapai target, dan pekerjaan pegawai
terdapat informasi tentang pegawai yang yang gagal mencapai target. Sedangkan kepada
belum dapat mencapat target SKP. Padahal pegawai, sistem memberikan keluaran berupa
informasi perbandingan kinerja dan laporan hasil penilaian kinerja pegawai.
informasi tentang pegawai yang belum dapat Hasil pemodelan sistem melalui diagram
mencapai target sangat berguna dalam blok dapat dilihat pada Gambar 1.
kenaikan jabatan maupun pemberian
reward/punishment sesuai dengan aturan
yang berlaku di RRI Surabaya.
Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem merupakan
tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan
dalam membangun atau mendesain sistem
informasi penilaian kinerja tersebut. Pada
perancangan sistem yang baru terdapat tiga
tahapan yang akan dilakukan.
Untuk mencetak histori penilaian kinerja pegawai. Hasil cetak laporan histori penilaian
bawahan, penilai dapat memfilter histori kinerja bawahan dapat dilihat pada Gambar 10.
penilaian berdasarkan periode penilaian dan NIP
Untuk mencetak daftar pegawai dengan periode penilaian. hasil cetak laporan pegawai
nilai kinerja terbaik di setiap divisi, penilai dapat terbaik per divisi dapat dilihat pada Gambar 11.
memfilter daftar pegawai terbaik berdasarkan
SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan untuk
pengembangan selanjutnya terhadap sistem ini
adalah:
1. Sistem ini dapat dikembangkan untuk
diintegrasikan dengan seluruh cabang RRI di
indonesia, sehingga dapat diketahui kinerja
pegawai dari masing-masing cabang.