You are on page 1of 41

BEST PRACTICES

MATERIAL IN
PALM OIL MILL
2022
MILL System & CI Dept.
Rieza Rakhman Firdaus
01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Pemilihan Material di Mill Operation
OPTION PALM OIL MILL
(MEMO : 058/IOM/EN-BGA/IX/2015)
MEMO
MATERIAL IN
PALM OIL MILL

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Pemilihan Material di Mill Operation
OPTION PALM OIL MILL
(MEMO : 058/IOM/EN-BGA/IX/2015)
SHAFT & PLATE Machinery
International Standar BRAND σu σu
MEMO No. Description
Category
DIN AISI JIS TIRA THYSSENKRUPP BOHLER kg/mm2 Mpa
MATERIAL IN 1 RECEIPTION STATION
PALM OIL MILL a FFB Horizontal Scrapper Conveyor
b FFB Inclined Scrapper Conveyor 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
c Trasfer Carriage
d Cages C 45 1045 S 45 C HQ 760 7035 EMS 45 58,0 580 - 640 Medium Carbon Steel
2 STERILIZER STATION
a Wearing Plate/Liner Sterilizer
X5CrNi18-9 304 SUS 304 CLC 4003 (SF003) HiAce 450 F 300 430 HB Wear Resistant Steel
b Blowdown Chamber
3 THRESHING STATION
a Tipper
b Mechanical Bunch Feeder
c SFB Scrapper Conveyor
d Bunch Scrapper Conveyor
34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
e Thresher Drum
f Bottom Conveyor
g Fruit Elevator
h MPD Scrapper Conveyor
i Distribution Fruit Conveyor
42CrMo4 4140 SCM 4 HQ 709 7225 VCL 140 88,0 880 - 1030 Pre-Harden High Tensile Steel
j Horizontal Emptybunch Conveyor
k Inclined Emptybunch Conveyor 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
Creusabro 4800
l Liner Rail Track Scrapper Conveyor X5CrNi18-9 304 SUS 304
(Tw RS 430XT)
Hardox 450 F 300 430 HB 430 HB Wear Resistant Steel

4 PRESSING STATION
a Top Distribution Conveyor
42CrMo4 4140 SCM 4 HQ 709 7225 VCL 140 88,0 880 - 1030 Pre-Harden High Tensile Steel
b Digester
c Screw Press 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
d Wearing Plate/Liner Digester
e Crude Oil Gutter X5CrNi18-9 304 SUS 304 CLC 4003 (SF003) HiAce 450 F 300 430 HB 430 HB Wear Resistant Steel
f Sand Trap Tank

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Pemilihan Material di Mill Operation
OPTION PALM OIL MILL
(MEMO : 058/IOM/EN-BGA/IX/2015)
SHAFT & PLATE Machinery
International Standar BRAND σu σu
MEMO No. Description
DIN AISI JIS TIRA THYSSENKRUPP BOHLER kg/mm2 Mpa
Category

MATERIAL IN 5 CLARIFICATION STATION


PALM OIL MILL a Crude Oil Tank
b Clarifier Tank
X5CrNi18-9 304 SUS 304 CLC 4003 (SF003) HiAce 450 F 300 430 HB 430 HB Wear Resistant Steel
c Sludge Tank
d Hot Water Tank
6 KERNEL STATION
a Cake Breaker Conveyor (CBC) 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
Creusabro 4800
b Fibre Cyclone X5CrNi18-9 304 SUS 304
(Tw RS 430XT)
Hardox 450 F 300 430 HB 430 HB Wear Resistant Steel
Creusabro 4800
c Screw & Liner CBC X5CrNi18-9 304 SUS 304 HiAce 450 F 300 430 HB 430 HB Wear Resistant Steel
(Tw RS 430XT)
Auger Conveyor
d C 45 1045 S 45 C HQ 760 7035 EMS 45 58,0 580 - 640 Medium Carbon Steel
Ripple Mill (Rotor Bar)
e 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
f Cracked Mixture Conveyor C 45 1045 S 45 C HQ 760 1191 EMS 45 58,0 580 - 640 Medium Carbon Steel
g Cracked Mixture Elevator
h Shell Elevator 42CrMo4 4140 SCM 4 HQ 709 7225 VCL 140 88,0 880 - 1030 Pre-Harden High Tensile Steel
i Dry Kernel Elevator
j Wet Kernel Conveyor
k Wet Shell Conveyor C 45 1045 S 45 C HQ 760 7035 EMS 45 58,0 580 - 640 Medium Carbon Steel
l Dry Kernel Distribution Conveyor
7 BOILER STATION
a Fuel Distribution Conveyor 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
b Fuel Retravel Conveyor 42CrMo4 4140 SCM 4 HQ 709 7225 VCL 140 88,0 880 - 1030 Pre-Harden High Tensile Steel
c Fan 34NiCrMo6 4340 SNCM 447 HQ 705 6582 VCN 150 90,0 900 - 1100 High Tensile Nickel Chrome Steel
d Water Feed Tank X5CrNi18-9 304 SUS 304 CLC 4003 (SF003) HiAce 450 F 300 430 HB 430 HB Wear Resistant Steel

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Pemilihan Material di Mill Operation
OPTION PALM OIL MILL
(MEMO : 058/IOM/EN-BGA/IX/2015)
MEMO Momen Puntir ( kGmm )
MATERIAL IN
PALM OIL MILL

Tegangan Geser ( kG/mm2 )

Tegangan Geser ( kG/mm2 )

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Pemilihan Material di Mill Operation
OPTION PALM OIL MILL
(MEMO : 058/IOM/EN-BGA/IX/2015)
MEMO Momen Puntir ( kGmm )
MATERIAL IN FFB Inclined Scrapper Conveyor beroperasi dengan kecepatan 11 rpm yang
PALM OIL MILL digerakkan oleh Electromotor sebesar 30 KW dengan menggunakan material
shaft HQ 705 (Teg. Tarik= 90 kG/mm2) dia. 120 mm. (sf-1 = 5.6 dan sf-2 = 1.3
sd 3, ASME)

Apakah Material tersebut aman di aplikasikan untuk Shaft FFB Inclined


Scrapper Conveyor?
Tegangan Geser ( kG/mm2 )

Tegangan Geser ( kG/mm2 )

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Pemilihan Material di Mill Operation
OPTION PALM OIL MILL
(MEMO : 058/IOM/EN-BGA/IX/2015)
MEMO Momen Puntir ( kGmm )
MATERIAL IN FFB Inclined Scrapper Conveyor beroperasi dengan kecepatan 11 rpm yang
PALM OIL MILL digerakkan oleh Electromotor sebesar 30 KW dengan menggunakan material
shaft HQ 705 (Teg. Tarik= 90 kG/mm2) dia. 120 mm. (sf-1 = 5.6 dan sf-2 = 1.3
sd 3, ASME)

Apakah Material tersebut aman di aplikasikan untuk Shaft FFB Inclined


Scrapper Conveyor?
Tegangan Geser ( kG/mm2 ) 9.74 x 1 x 30 x 105
T= = 2.656.363,64 kGmm
11
5.1 x 2.656.363,64
τ= = 7.84 kG/mm2
1203
90
τ𝑎 = = 8.04 kG/mm2
(5.6 x 2)
Tegangan Geser ( kG/mm2 )
Berdasarkan perhitungan di atas, tegangan geser yang terjadi lebih kecil
daripada tegangan geser yang diijinkan, 𝝉 < 𝝉𝒂

oleh karena itu material HQ 750 dia. 120 mm, masih aman untuk aplikasi
pada Shaft FFB Inclined Scrapper Conveyor dengan daya yang dikerjakan
30 kW dan putaran shaft 11 rpm

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL
Leeb Hardness Tester Type HM 6580 LHT
Kode material : 14020220000280

ALAT UKUR
NILAI Alat ukur kekerasan material dengan satuan Hardness Leeb (HL).
KEKERASAN Keunggulan: Akurasi tinggi, berbagai kondisi kerja, berbagai sudut kerja (bahkan
MATERIAL dapat terbalik).
(LEEB HARD- Material yang dapat diukur kekerasannya:
NESS TEST)
● Steel ● Nodular cast iron (Besi cor nodular)
● Cast steel ● Cast aluminium (Aluminium cor)
● Cold work tool steel ● Brass (Kuningan)
● Stainless steel ● Bronze (Perunggu)
● Grey cast iron ● Copper alloy (Paduan tembaga)

Aplikasi:
● Rongga mati (die cavity) pada cetakan ● Gabungan part-part permanen
● Bearing atau part yang diproduksi massal ● Permukaan uji pada celah kecil lubang (hollow)
pada line produksi ● Identifikasi material dalam gudang (warehouse)
● Analisis kegagalan pada bejana bertekanan ● Pengujian cepat pada rentang besar dan
● Generator uap (steam) dan perlengkapan lain berbagai area pengukuran untuk benda kerja
● Benda kerja berat skala besar
● Permesinan

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL

KONVERSI HRC
KE MPa

Excellence Through Discipline


05
01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN

Konversi HRC ke MPa


OPTION PALM OIL MILL

KONVERSI HRC KE
MPa
KE MPa

Misalkan nilai yang ditunjukkan oleh alat


Kekuatan Tarik (MPa)
adalah 29 HRC, maka nilai kekuatan tarik
pada material tersebut adalah:
TS (MPa) = 38.15 x HRC - 168.3
TS (MPa) = 38.15*HRC - 168.3
= 38.15(29) -168.3
= 938.05 MPa

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL
Komponen Alat HM 6580 LHT
ALAT UKUR Device
NILAI
KEKERASAN
MATERIAL
(LEEB HARD-
NESS TEST)

LCD Display

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL
Langkah Pengoperasian Alat HM 6580 LHT
ALAT UKUR 1. Tekan tombol POWER untuk menyalakan alat
NILAI
2. Tekan tombol DIR untuk menggerakan kursor hingga mencapai arah tumbukan yang
KEKERASAN
MATERIAL diinginkan
(LEEB HARD-
NESS TEST)

3. Tekan tombol MAT untuk memilih material

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL
Langkah Pengoperasian Alat HM 6580 LHT
ALAT UKUR 4. Tekan tombol SCALE lalu lepas kembali hingga muncul simbol sesuai skala kekerasan
NILAI yang diinginkan
KEKERASAN
MATERIAL
(LEEB HARD-
NESS TEST)

5. Tekan tombol POWER selama 6 detik dan muncul AVE, tekan tombol RD/▲ atau
tombol DEL/▼ untuk memilih rata-rata dari 2-9, pilih 0 artinya tidak ada nilainya. Kemudian, tekan
tombol POWER lagi untuk keluar dari menu tersebut. Nilai tersebut menunjukkan hasil rata-rata dari
pengujian yang dilakukan.

Contoh: jika memilih angka 3, maka alat akan menunjukkan nilai rata-rata setelah 3 kali pengujian.

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL
Langkah Pengoperasian Alat HM 6580 LHT
ALAT UKUR
NILAI 6. Memori Data (Memorizing)
KEKERASAN
Data pengukuran akan tersimpan secara otomatis dalam memori dan jumlah pembacaan yang
MATERIAL
(LEEB HARD- tersimpan akan terus bertambah hingga 50 kelompok data. Jika memori penuh, alat akan
NESS TEST) menghapus pembacaan yang sudah sangat lama dan otomatis menyimpan pembacaan baru.

7. Pemanggilan Kembali Memori

Pada mode pengukuran akan terlihat M di layar, lalu tekan tombol RD/▲ untuk melihat data yang
tersimpan akan ditandai dengan R.

● Tekan tombol RD/▲ atau tombol DEL/▼ untuk memanggil kembali nilai pengukuran yang
tersimpan.
● Tekan tombol POWER/MENU untuk kembali ke mode pengukuran

8. Menghapus Data pada Memori

Pembacaan/pengukuran dapat dihapus dengan menekan tombol DEL/▼

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL
Pengukuran Kekerasan HM 6580 LHT
ALAT UKUR
NILAI Prinsip kerja:
KEKERASAN
Badan tumbukan dengan ujung uji berbentuk bola/bulat
MATERIAL
(LEEB HARD- yang terbuat dari tungsten karbida didorong ke permukaan
NESS TEST) sampel oleh gaya pegas lalu memantul kembali.

Pada jarak 1 mm dari permukaan sampel, tumbukan dan


kecepatan pantul dari benda tumbukan diukur dengan
metode berikut: Sebuah magnet permanen ada pada benda
tumbukan, ketika melewati kumparan pada pemegang
kumparan, dapat menginduksi tegangan listrik dalam
kumparan yang proporsional (sebanding) dengan kecepatan
magnet.

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Preparasi Sampel & Ketentuan Sampel
ALAT UKUR
NILAI Preparasi Sampel ● Benda kerja dengan berat ≤ 4 lbs (2 kg): dijaga dengan
KEKERASAN
● Sampel tidak memiliki sifat magnet support yang stabil. Permukaan antara benda kerja dan
MATERIAL
(LEEB HARD- ● Suhu permukaan sampel < 120 oC support harus keras, bersih, dan halus. Penjagaan
NESS TEST) benda kerja dapat dilakukan dengan mengoleskan
A. Ketentuan Berat petroleum jelly atau grease kuning lalu tekan perlahan
● Sampel harus logam padat, berat, dan tebal benda kerja pada support. Lalu, untuk menghilangkan
● Daerah permukaan yang akan terkena tumbukan harus udara yang terjebak pada kedua permukaan dapat
memiliki kekerasan tertentu dilakukan dengan menggerakkan ke belakang dan
● Benda kerja dengan berat 11 lbs (5 kg): diuji langsung depan
(tidak perlu support ring) ● Permukaan sampel yang kontak dengan permukaan
● Benda kerja dengan berat 6-11 lbs (3-5 kg): diletakkan plat dasar harus datar, paralel dan ground
pada bearing atau support pemberat dengan berat ● Arah tumbukan harus tegak lurus dari permukaan
lebih dari 11 lbs (5 kg) untuk menghindari tekukan, coupling
deformasi, dan displacement selama pengujian ● Ketebalan minimum sampel untuk coupling adalah 3
mm

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Preparasi Sampel & Ketentuan Sampel
ALAT UKUR B. Ketentuan Kekasaran
NILAI
KEKERASAN ● Permukaan sampel harus diamplas (polishing) untuk menghasilkan permukaan mengkilat. Kekasaran permukaan
MATERIAL harus ≤ 2 μm. Semakin kasar permukaan maka hasil kekerasan akan semakin rendah.
(LEEB HARD- C. Ketentuan Kebersihan
NESS TEST)
● Permukaan sampel harus bersif dan bebas dari noda, karat, dan bekas electroplating atau cat.
D. Ketentuan Stabilitas
● Benda kerja harus dibuat tetap (tidak dapat berpindah tempat) dengan beban tumbukan yang tegak lurus dengan
permukaan. Beban tumbukan yang diberikan dapat menghasilkan deformasi atau getaran pada beberapa benda
kerja dengan berat dan ketebalan yang sesuai. Kekerasan hasil uji dapat bernilai lebih rendah dari keadaan normal
pada beberapa benda kerja dengan bentuk cekungan/melengkung (curved)

E. Karakteristik Sampel

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Rekomendasi Posisi Pengujian pada Berbagai Benda Kerja
ALAT UKUR
NILAI 1. Pipa
KEKERASAN
MATERIAL
(LEEB HARD-
NESS TEST)

2. Plat

3. Rod atau Batang Panjang (Long Bar)

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Sampel dengan Permukaan Melengkung (Curve)
ALAT UKUR
NILAI Semakin besar radius lengkungan (curvature) pada permukaan benda kerja, operasi pengujian akan
KEKERASAN semakin mudah dilakukan.
MATERIAL
(LEEB HARD- ● Pada kondisi normal, pengujian dapat dilakukan langsung dengan support ring yang diletakkan
NESS TEST) pada lengkungan dengan radius 13/16” (30 mm) atau lebih.
● Benda kerja dengan radius < 13/16” (30 mm) harus ditambahkan support ring untuk pengujian

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Pengukuran
ALAT UKUR 1. Loading (Pembebanan)
NILAI ● Dorong/tekan tube beban ke support ring untuk mengunci beban tumbukan yang akan diberikan
KEKERASAN ● Tahan tube beban secara halus dan perlahan
MATERIAL
(LEEB HARD-
NESS TEST)

2. Placement (Penempatan)
● Tahan alat uji di antara jempol dan telunjuk sambil tahan tekanan pada benda kerja (uji)
● Catatan: perangkat harus ditekan secara halus pada permukaan dan arah tumbukan harus vertikal dari permukaan uji
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

3. Releasing (Pelepasan)
● Tekan tombol pelepasan pelan-pelan pada bagian atas alat uji dan lihat pengukuran. Nilai pengukuran akan terlihat
pada LCD.

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Pengukuran
ALAT UKUR
NILAI
KEKERASAN
MATERIAL
(LEEB HARD-
NESS TEST)

Excellence Through Discipline


01 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Langkah-Langkah Pengukuran Kekerasan
OPTION PALM OIL MILL
Kalibrasi Alat
ALAT UKUR ● Siapkan blok uji standar (standard test block) yang sudah tersedia (tertera informasi
NILAI mengenai kekerasan)
KEKERASAN ● Dorong/tekan tube beban ke support ring untuk mengunci beban tumbukan yang
MATERIAL
akan diberikan
(LEEB HARD-
NESS TEST) ● Ukur kekerasan blok uji standar (standard test block)
● Tekan dan tahan tombol POWER selama ± 8 detik hingga muncul tulisan CAL
● Tekan tombol RD/▲ atau tombol DEL/▼ untuk meningkatkan atau menurunkan nilai
kekerasan agar sesuai dengan yang tertera pada standard test block
● Tekan dan tahan kembali tombol POWER untuk kembali ke menu semula

Excellence Through Discipline


02
BEST PRACTICES
MATERIAL IN Apa perbedaan FA, RCFA dan RCA ? Page l 23
OPTION PALM OIL MILL
(dari Reliability Center, Inc, USA)
ROOT CAUSE Root Cause Analysis (Technical + Non Technical Causes for Any System / Items) More
Comprehensive
FAILURE
ANALYSIS Implies the conducting of a full-blown analysis that identifies the Physical, Human and
Latent Root Causes of HOW any undesirable event occurred. The word "Failure" has
been removed to broaden the definition to include such non-mechanical events like
safety incidents, quality defects, customer complaints, administrative problems (i.e. -
delayed shutdowns) and the similar events.

Root Cause Failure Analysis (Technical + Non Technical Causes For Mechanical /
Equipment Items)

Indicates conducting a comprehensive analysis down to all of the root causes


(physical, human and latent), but connotes analysis on mechanical items only.
The word "Failure" has a mechanical connotation to most people. Root Cause
Analysis is applicable to much more than just mechanical situations. It is an
attempt on our part to change the prevailing paradigm about Root Cause and its
applicability.

Failure Analysis (Technical cause at A Component Level)


Stopping an analysis at the Physical Root Causes. This is typically where most
people stop (Human Root), what they call their "Failure Analysis". The Physical
Root is at a tangible level, usually a component level. If it has failed, then it is
simply replaced.

Excellence Through Discipline


02
BEST PRACTICES
MATERIAL IN Mekanisme Kegagalan Utama Page l 24
OPTION PALM OIL MILL
(dari Reliability Center, Inc, USA)
ROOT CAUSE Physical Roots: Dari aspek fisik dari 131 RCA studi ditemukan mekanisme kegagalan
FAILURE Alasan fisik mengapa komponen gagal.
utama sebagai berikut :
Corrosion 18%
ANALYSIS
Human Roots: (Note – Ini adalah mekanisme Fatigue 44%
Kesalahan manusia baik secara langsung atau tidak yang kegagalan utama dan sering lebih Wear 10%
menyebabkan komponen gagal secara fisik dari satu mekanisme kerusakan yang
terlibat) Corrosion fatigue 13%
Management System (Latent) Roots: Overload 15%
Kelemahan dalam sistem manajemen atau pendekatan manajemen
yang membiarkan/ menyebabkan kesalahan manusia terus
Berbagai Jenis Kesalahan dari Sisi Tahapan Pekerjaan
berlangsung. Makin detail tingkat analisis, lebih baik kita dapat
memahami kejadian. Situation
ERRORS
Blindness

Operational Design Maintenance


Error Error Error

Installation Manufacture
Error Error

Excellence Through Discipline


02
BEST PRACTICES
MATERIAL IN Mekanisme Kegagalan Utama Page l 25
OPTION PALM OIL MILL
(dari Reliability Center, Inc, USA)
ROOT CAUSE Situation Blindness: Kontribusi Berbagai Jenis Kesalahan Hasil Indentifikasi RCA
FAILURE A situation where plant personnel, supervisors and hourly, recognize
59% Design errors
ANALYSIS the severe problems exist, but no action is taken and the result is a
significant failure. 38% Maintenance errors
Operational Errors: 24% Operating errors
these are situations where the machine or process was operated
beyond the normal or accepted design boundaries. 16% Installation errors
Design Errors: 12% Manufacturing errors
There were two categories of design errors. The most common 10% Situation Blindness
occurred when the design of the machine or the system did not meet
the needs of the operation. However there were also situations
where the machine performance requirements were changed ROOT CAUSE ANALYSIS APPLICATION ON SAFETY ISSUES
without a sound design review.
Maintenance Errors: SAFETY ISSUES
The maintenance mechanics did not properly repair or properly
install the machine or component after a repair.
Manufacturing Errors: RCA
The components were improperly manufactured and as a result
failed prematurely.
Installation Errors:
At the time of the installation a properly manufactured piece of Accident/Incident
equipment was installed incorrectly and, as a result, failed
prematurely.

Excellence Through Discipline


03
BEST PRACTICES
MATERIAL IN ROOT CAUSE FAILURE ANALYSIS (RCFA) Page l 26
OPTION PALM OIL MILL
(KEY POINTS)
ROOT CAUSE Root Cause Analysis: ROOT CAUSE FAILURE ANALYSIS (RCFA) KEY POINTS
FAILURE Penyebab yang, jika dikoreksi, akan mencegah terulangnya kejadian ➢ Team Approach ➢ Find Order in the Chaos
(kegagalan) serupa. Mungkin terdapat lebih dari satu penyebab principle investigator WHY tree
ANALYSIS ⚫ ⚫

Pareto
kegagalan yang dapat dikenali, satu menyebabkan kegagalan lainnya crossfunctional makeup

(RCFA) secara berurutan. Urutan ini dapat dianalisis sampai ditemukan akar

⚫ Cause Mapping
➢ Evidence Counts ⚫ Reliability Engineering
permasalahan yang sesungguhnya. Dengan mengidentifikasi root ➢ Identify Root Cause(s)
⚫ everyone has an opinion
cause dan mengkoreksinya, kegagalan serupa dimasa mendatang ⚫ Latent Causes are Important
diharapkan tidak akan terjadi lagi. ⚫ people, paper, parts, position ⚫ Avoid Blame
⚫ freeze it ➢ Make Recommendations
Alasan utama melakukan penyelidikan, analysis, dan melaporkan
GO bag ⚫ sell your results
suatu kejadian kegagalan adalah kita agar dapat mengidentifikasi ⚫
⚫ assign tasks
corrective actions yang sesuai untuk mencegah terulangnya kejadian ➢ Slow Down ⚫ track progress
serupa, sehingga kesehatan dan keselamatan publik, pekerja dan ⚫ don’t rush to fix failure ⚫ publish findings
lingkungan hidup dapat terlindungi. ⚫ keep people away

Beberapa Metoda dalam RCA CAUSE OF FAILURE


❑ Events and Causal Factor Analysis Mechanical Failure Corrosion Manufacturing Defect
❑ Barrier Analysis ⚫ Fatigue ⚫ General & Galvanic ⚫ Casting
❑ Fault Tree Analysis (FTA) ⚫ Ductile Failure ⚫ Perforation
⚫ Forging, rolling
❑ Cause and Effect Diagram (Fishbone/ Ishikawa Model) ⚫ Brittle Failure ⚫ Corrosion Fatigue
⚫ Machining & Grinding
❑ PROACT (PReserving Event Data; Ordering the Analysis Team; ⚫ Wear &
⚫ Stress Corrosion
Inter-granular Corrosion ⚫ Heat Treatment
Analyzing the Data; Communicating Findings and Fretting ⚫

Recommendations; Tracking for Results) ⚫ Crevice Corrosion ⚫ Plating & Hard


⚫ Overloading
⚫ High Temperature Surfacing
⚫ Overheating
⚫ Impingement & cavitation ⚫ Material Selection
⚫ Creep ⚫ Dezincification etc.
⚫ Design
Excellence Through Discipline
03
BEST PRACTICES
MATERIAL IN METALLURGIST TOOLS Page l 27
OPTION PALM OIL MILL
(For Failure Analysis)
ROOT CAUSE Failure Analysis Procedures The Metallurgist’s Tools
FAILURE ❑ History of Failed Part ❑ Naked Eye !
ANALYSIS ❑ On-site examination ❑ Microscopy
❑ On-site sampling ❑ Mechanical Tests
(RCFA) ❑ Preliminary laboratory ❑ Non-Destructive Testing
examination ❑ Chemical Analysis
❑ Microscopic examination
❑ Identification & Analysis
❑ Corrosion testing

The Naked Eye Non-destructive Testing Chemical Analysis


Personal Investigation ❑ radiography ❑ Chemical Analysis
❑ “Time is of the Essence” ❑ magnetic particle ❑ wet chemistry
❑ Use Eyes inspection ❑ spectroscopic analysis
❑ Interview Key Personnel ❑ dye penetrant ❑ carbon determinators
- Storage conditions examination ❑ X-ray diffraction
- Materials Handling Procedures ❑ ultrasonic testing ❑ X-ray fluorescence
❑ Get Operating & Maintenance ❑ strain gauges ❑ electron probe microanalysis
Logs

Excellence Through Discipline


04 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Failure Mode Identification Page l 28
OPTION PALM OIL MILL
(Mechanical & Metallurgical Damage)
MECHANICAL Ulet (ductile) Bila tegangan yang bekerja mencapai harga uts timbul retakan.
FAILURE Tegangan yang bekerja berasal dari:
➢ Beban
Statik Diperoleh dari analisis tegangan
➢ Konstruksi
Agar deformasi plastis tidak terjadi, tegangan yang bekerja harus
Getas (brittle)
Patah atau retak lebih kecil dari y.  bekerja < y
Faktor keamanan/ safety factor:
y
1 berlaku untuk konstruksi umum
y b
Dinamik (fatigue) − 1 0 berlaku untuk pesawat terbang
b
Mechanical Failure:
Analisis tegangan yang bekerja untuk mengetahui apakah terjadi
Jika beban operasi peralatan
derfomasi plastis atau tidak menggunakan Kriteria Tresca dan Von-
menghasilkan tegangan
Mises (dengan menggunakan elemen kecil 3D).
operasi lebih besar dari pada
kuat luluh (yield strength)
material atau kuat tarik
(tensile strength) material.
Untuk stress tiga dimensi
digunakan kriteria Von Mises

Excellence Through Discipline


04 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Failure Mode Identification Page l 29
OPTION PALM OIL MILL
(Mechanical & Metallurgical Damage)
MECHANICAL Dengan adanya gaya-gaya yang bekerja pada suatu komponen, maka Tegangan Puntir:
FAILURE patahan terjadi akibat adanya tegangan. Poros yang dikenai beban puntir murni akan mempunyai tegangan
Patahan akan dimulai dari titik terlemah, dimana tegangan lokalnya
tarik dipermukaan dan nol disumbu netral (gb. 2a).
melebihi kekuatan lokal.
Tegangan Tarik: Jika ada lubang pada poros tersebut, maka akan timbul konsentrasi
Pada tegangan tarik murni, jika tidak ada konsentrasi tegangan lokal tegangan dan akan meningkatkan tegangan diujung lubang,
atau cacat, maka kekuatan tariknya akan seragam disepanjang luas khususnya tegangan tarik dan tekan(gb. 2b).
penampang (gb. 1a).
Jika ada takikan atau notch, tegangan diujung takikan akan
meningkat sesuai ketajaman takikan (gb. 1b).
Tegangan tarik akan meningkat pada daerah sisi luar lubang (gb. 1c).

Excellence Through Discipline


04 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Failure Mode Identification Page l 30
OPTION PALM OIL MILL
(Mechanical & Metallurgical Damage)
MECHANICAL Tegangan Tekan: Tegangan Bending:
FAILURE Pada gaya tekan, tegangan tekan akan seragam disepanjang luas Pada pembengkokan/ bending, pada daerah permukaan yang
penampang jika tidak ada konsentrasi tegangan (gb.3a).
cembung akan mengalami tegangan tarik, sedangkan pada daerah
Jika ada takikan atau lubang, maka tegangan tekannya akan
meningkat (gb.3b). cekungan akan mengalami tegangan tekan (gb.4a). Tidak adanya
konsentrasi tegangan, maka pada sumbu netral = 0.
Jika ada takikan, maka tegangan akan meningkat pada ujung takikan
(gb. 4b).

Excellence Through Discipline


05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Failure Mode Identification Page l 31
OPTION PALM OIL MILL
(Mechanical & Metallurgical Damage)
METALLURGICAL Metallurgical Failure: Kurva Fatigue:
FAILURE Kegagalan material/ logam akibat adanya beban operasi peralatan
menghasilkan tegangan operasi lebih besar dari pada kuat luluh
(yield strength) material atau kuat tarik (tensile strength) material.
Hal diatas disebabkan oleh penurunan kuat tarik atau kuat luluh
material akibat adanya perubahan metalurgis seperti:
a) Pengkasaran mikrostruktur
b) Adanya fasa getas
c) Pengkasaran batas butir
d) Timbulnya voids pada Batas butir
e) Dekomposisi alloy
f) Penurunan kerapatan dislokasi, dsb.

Fatigue Failure: KOMPONEN YANG RENTAN TERHADAP FATIGUE


kegagalan yang terjadi akibat komponen mengalami pembebanan ➢ Komponen mesin (khususnya rotating equipment)
siklik dimana tegangan operasional maksimum-nya masih jauh ➢ Alat transportasi darat (otomotif) dan laut (kapal laut)
dibawah titik luluh logam tersebut.
➢ Struktur pesawat terbang
FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP FATIGUE: ➢ Boiler dan pressure vessel
❑ Mekanik (sistem pembebanan) ➢ Pipa, Heat Exchanger, Reaktor
❑ Material (komposisi paduan & proses)
➢ Konstruksi jembatan
❑ Lingkungan (suhu, tekanan spesifik, ion agresif, pH)

Excellence Through Discipline


05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 32
OPTION PALM OIL MILL
(Fatigue Failure Analysis)
METALLURGICAL FATIGUE PADA KOMPONEN MESIN EFEK TAKIK PADA KOMPONEN MESIN
FAILURE Terjadi pada daerah yang mengalami beban siklik dan vibrasi: Takik merupakan bentuk diskontinuitas geometrik yang dapat
a) Struktur
menaikkan tegangan lokal diujungnya.
b) Penguat
c) Gears Parameternya : “faktor konsentrasi tegangan”
d) Crank
 : tegangan lokal
e) Impeller
kt > 1 (bilangan tak berdimensi)
f) Rotor
sn : tegangan nominal
g) Turbin blade
“Makin tajam takikan makin besar nilai konsentrasi tegangan”
Terjadi pada daerah yang mengalami beban vibrasi dan dan siklus
termal: MEKANISME KEGAGALAN DAN PERAMBATAN RETAK FATIGUE
a) Sistem pipa dari kompressor (udara dan gas) Fase I : Perioda inisiasi retakan, retak kecil akibat konsentrasi tinggi
b) Pompa (untuk fluida)
Fase II : Perioda perambatan retakan, merambat secara bertahap
INISIASI RETAK FATIGUE Fase III : Perioda patah akhir, terjadi sangat cepat setelah retak
❑ Fabrikasi (cacat cating, forging, & machining) Baru 1931
❑ Transportasi (cacat dent & retak akibat stacking) 1932
❑ Perakitan & pemasangan mesin (cacat akibat welding,
unbalanced, misaligment, dll)
❑ Operasi (friksi dan aus, korosi pitting, korosi retak tegang, 1947
1948
penggetasan akibat hidrogen, dsb) 1950
“diujung retak terdapat konsentrasi tegangan yang sangat tinggi
sehingga dengan adanya beban, tegangan lokal diujung dapat 1951
melebihi kuat luluh bahkan kuat tarik material”
Excellence Through Discipline
05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 33
OPTION PALM OIL MILL
(Fatigue Failure Analysis)
METALLURGICAL PENAMPAKAN FATIGUE Prof. Dr. Ing. BJ Habibie “Mr Crack”
FAILURE “FATIGUE FRACTURE ADALAH PROGRESIF” Crack progression theory merupakan teori
yang digunakan untuk memprediksi titik
mula retakan pada sayap pesawat terbang
dengan perhitungan mendetail yang presisi
hingga tahapan atom.
BJ Habibie sadar betul jika sayap pesawat
yang kokoh ternyata memiliki struktur yang
berongga-rongga.
Sayap pesawat memikul beban
berat saat pesawat take off,
landing, hingga megalami
turbulensi. Bagian ini penting
untuk menahan beban yang
besar dan dalam waktu terus
menerus.
Pesawat biasanya mengalami
kelelahan pada bagian
penghubung saya dan body
utama pesawat terbang.
Pasalnya, dua bagian ini sering
Crack Propagation Site kali melakukan pekerjaan besar
Crack Initiation Site saat take off, landing, dan
(at the inclusions) turbulensi.
Excellence Through Discipline
05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 34
OPTION PALM OIL MILL
(Fatigue Failure Analysis)

METALLURGICAL
FAILURE
Kegagalan fatigue adalah suatu bentuk
kegagalan yang terjadi karena Kurva S-N
Kurva S-N menunjukkan lifetime material
tegangan yang berfluktuasi atau
dinamis. apabila diberikan beban secara siklik atau
❖ Tegangan yang diterapkan berulang. fatigue limit terjadi pada beberapa
menyebabkan kelelahan mungkin material salah satunya baja. Dalam hal ini
aksial (tarik atau kompresi), lentur kurva S-N menjadi horizontal pada N (siklik)
(bending) atau torsional (puntir). besar. Batas kelelahan adalah amplitudo
❖ Kegagalan fatik terjadi dalam tiga
maksimum dibawah material yang tidak
tahap berbeda: inisiasi retak di area
konsentrasi tegangan (dekat pernah gagal, tidak peduli berapa besar
penambah tegangan), perambatan jumlah siklus.
retak, kegagalan akhir
❖ Poin kunci: Kelelahan...Dapat
menyebabkan kegagalan bagian,
meskipun σmax < σy. Bertanggung
jawab atas ~ 75% kegagalan mesin
engineering.
❖ Istilah kelelahan dipinjam dari reaksi
manusia 'kelelahan' karena pekerjaan
yang berulang

Excellence Through Discipline


05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 35
OPTION PALM OIL MILL
(Fatigue Failure Analysis)
METALLURGICAL PETA PATAHAN FATIGUE
FAILURE

Excellence Through Discipline


05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 36
OPTION PALM OIL MILL
(Fatigue Failure Analysis)
METALLURGICAL PETA PATAHAN FATIGUE BEBERAPA ISTILAH DALAM FATIGUE
FAILURE ➢ BATAS FATIGUE (endurance limit/fatigue limit)
Torsional Fatigue Reverse Bending ➢ KEKUATAN FATIGUE (fatigue strength)
➢ UMUR FATIGUE (fatigue life)

Excellence Through Discipline


05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 37
OPTION PALM OIL MILL
(Brittle Vs Ductile Failure Analysis)
METALLURGICAL PATAH GETAS/ BRITTLE
FAILURE Kegagalan material yang melibatkan tanpa atau sedikit deformasi
plastis/elastis yang besar.

PATAH ULET/ DUCTILE


Kegagalan material yang melibatkan deformasi yang besar.

Kondisi yang dapat menyebabkan patah getas


➢ Perubahan kodisi operasi (Tempop < Temporiginal design)
➢ Terciptanya konsentrasi tegangan sangat tinggi (notches, cracks)
➢ Tegangan yang bekerja sangat besar
➢ Kecepatan regangan yang terjadi sangat tinggi

Tegangan, σ (MPa)
➢ Adanya residual stress dan PHWT
➢ Kehadiran fasa-fasa penggetas pada struktur mikro (MnS, sigma
fase,dsb)

PATAH GETAS/ BRITTLE

PATAH ULET/ DUCTILE

Regangan, ε (%)
Excellence Through Discipline
05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 38
OPTION PALM OIL MILL
(Brittle Vs Ductile Failure Analysis)
METALLURGICAL PATAH ULET/ DUCTILE
FAILURE

Excellence Through Discipline


05 BEST PRACTICES
MATERIAL IN
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak Page l 39
OPTION PALM OIL MILL
(Brittle Vs Ductile Failure Analysis)
METALLURGICAL PATAH GETAS/ BRITTLE
FAILURE

Excellence Through Discipline


05
Page l 40
Mekanisme Kegagalan Perambatan Retak
BEST PRACTICES
MATERIAL IN
OPTION PALM OIL MILL

METALLURGICAL HUBUNGAN ENDURANCE LIMIT DENGAN SIFAT MEKANIK MATERIAL aO aC


FAILURE Makin tinggi kekuatan dan kekerasan suatu material, makin tinggi
endurance limit-nya, sehingga semakin tinggi pula ketahanan fatigue-
nya.
Makin tinggi keuletan suatu material, makin rendah endurance limit-
nya, sehingga semakin rendah pula ketahanan fatigue-nya. (a) (d)

Problem Inspeksi dalam Mendeteksi Fenomena Fatigue


➢ Mayoritas berada pada fase inisiasi ketika ukuran retak masih
sangat kecil dan sulit dideteksi.
(b)
➢ Ketika retak sudah mencapai ukuran yang dapat dideteksi, (e)
perambatan sudah mencapai nilai kritis dengan laju yang sangat Informasi dari Kurva :
tinggi sehingga kegagalan dapat terjadi sebelum inspeksi ➢ Panjang retak kritis, ac
berikutnya dilakukan. ➢ Panjang retak mulai dapat
➢ Cyclic stress yang bervibrasi cenderung memiliki frekuensi dideteksi oleh NDT, ao
(c) ➢ Waktu propagasi retak
sangat tinggi yang akan mempercepat laju perambatan retak.
➢ Retak dapat lahir dan tumbuh pada daerah yang sukar diakses (remaining life)
seperti diberbagai lokasi welding. ➢ Jadwal inspeksi sebelum
➢ Retak dapat berasal dari permukaan dalam pipa yang sulit di failure terjadi.
inspeksi.

Excellence Through Discipline


TERIMA KASIH

MENU

Excellence Through Discipline

You might also like