You are on page 1of 7

AKADEMIKA; Vol. 16. No.

1 Februari 2018

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP


TINGKAT TURNOVER PEGAWAI

ENCEP SAEFULLAH
Universitas Bina Bangsa Banten
Email: encepsaefullah80@yahoo.com

LISTIAWATI
Universitas Bina Bangsa Banten
Email: listy234@gmail.com

KIKI ZAKIYAH RIMANDANI


Universitas Bina Bangsa Banten
Email: kiki.zakiyah05@gmail.com

Abstract
This study intention to determine the effect of leadership style and work motivation on employee
turnover rate in the clinic and pharmacy Buchori Serang. Style of leadership and motivation
that support is needed for organizations or companies to reduce the employee turnover rate. This
research is descriptive and associative by using a quantitative approach. The subjects were all
employees of the pharmacy and clinic Buchori Serang Banten. Collecting data using
questionnaires and scales used is a Likert scale. While the analysis of data using linear
regression and correlation analysis. Based on the results of hypothesis testing leadership style
(H1) proves that the leadership style partial effect on the level of employee turnover. This is
evidenced by thitung 2.751> 2.023 ttabel while Hypothesis testing results of work motivation (H2)
proved that motivation is not partial effect on the level of employee turnover. This is evidenced
by thitung 1.007 < ttabel 2023.
The results of statistical calculations show value of fhitung = 4.761 with significant value 0.014,
significance value less than 0.05. And fhitung 4.761 greater than ftable 3.23. This means that the
style of leadership and motivation to work simultaneously affect the turnover rate of employees
at the Clinic and Pharmacy Buchori Serang. The amount of the percentage influence leadership
style and work motivation on employee turnover rate in the clinic and pharmacy Buchori
Attack of 0.196 or 19.6% using coefficients of determination that is determined by the value of
R Square rest influenced by other variables that are not described in this study.
Keywords: Leadership Style, Work Motivation, Employee Turnover

Pendahuluan utama suatu organisasi yang menjadi


perencana dan pelaksana dalam setiap
Dalam mencapai tujuan organisasi, aktivitas organisasi. Mereka mempunyai
setiap organisasi memerlukan sumber daya pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar
untuk mencapainya. Sumber daya belakang pendidikan, usia, jenis kelamin
merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan yang heterogen yang dibawa ke dalam suatu
yang diperlukan untuk menciptakan aktivitas organisasi sehingga tidak seperti mesin, uang,
ataupun kegiatan. Sumber daya itu antara dan material yang sifatnya pasif dan dapat
lain sumber daya alam, sumber daya dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam
finansial, sumber daya ilmu pengetahuan, mendukung tercapainya tujuan organisasi.
dan teknologi, serta sumber daya manusia. Sumber daya manusia, baik yang menduduki
Sumber daya manusia merupakan komponen posisi pimpinan maupun anggota merupakan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 68
AKADEMIKA; Vol. 16. No.1 Februari 2018

faktor terpenting dalam setiap organisasi atau Harnoto (2002) menyatakan, turnover
instansi baik pemerintah maupun swasta. intention adalah kadar atau intensitas dari
Hal ini karena berhasil tidaknya keinginan untuk keluar dari perusahaan,
banyak alasan yang menyebabkan timbulnya
suatu organisasi atau instansi sebagian besar
turnover intention ini dan di antaranya adalah
dipengaruhi oleh faktor manusia selaku
pelaksana pekerjaan. Oleh sebab itu, keinginan untuk mendapatkan pekerjaan
kebijakan pengelolaan sumber daya manusia yang lebih baik. Kemudian menurut Steel
khususnya pada upaya meminimalisir (2002) dan Mueller (2003), penelitian
keinganan pegawai untuk keluar atau mengenai proses turnover sebaiknya dimulai
penekanan tingkat turnover intention haruslah ketika karyawan baru mulai bekerja atau
bertitik tolak pemahaman tentang faktor- menjadi anggota perusahaan.
faktor yang mempengaruhinya yaitu sistem Pernyataan tersebut diperkuat oleh
kepemimpinan dan motivasi kerja, yang penelitian yang dilakukan oleh Steel dan
selanjutnya akan dijadikan dasar Ovalle pada tahun 1984 dalam Smither
pengambilan kebijakan pengembangan (1998) yaitu “memiliki intensi untuk
sumber daya manusia. meninggalkan pekerjaan memprediksi
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan turnover lebih baik daripada pengekespresian
dalam penanganan sumber daya yang tepat perasaan terhadap pekerjaan” pekerjaan
tergantung dari bagaimana seorang memprediksi turnover lebih baik daripada
pemimpin dalam mengelola perusahaan pengekespresian perasaan terhadap
tersebut. Suatu perusahaan diharuskan untuk pekerjaan” Turnover dibedakan menjadi
memiliki seorang pemimpin yang handal perilaku berpindah kerja secara sukarela
yang mampu mengantisipasi masa depan (voluntary turnover) dalam dua kelompok,
organisasi dan mengambil peluang dari yang dapat dihindari (avoidable) dan yang
perubahan yang ada serta menyelesaikan tidak dapat dihindari (unvoidable) perusahaan.
permasalahan yang ada dalam organisasi Menurut Suwandi dan Indrianto (2003),
sehingga dapat mengarahkan organisasi yaitu:
untuk mencapai tujuan yang diharapkannya. 1. Voluntary turnover yang dapat diartikan
Kemudian elemen yang bernilai penting sebagai karyawan meninggalkan
dalam organisasi selain gaya kepemimpinan perusahaan karena alasan sukarela.
adalah motivasi kerja. Memahami motivasi Voluntary turnover dapat dibedakan
sangatlah penting karena kinerja, reaksi menjadi dua:
terhadap kompensasi, dan persoalan SDM a. Voluntary turnover (yang dapat
yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi dihindari)
motivasi. Hal ini disebabkan oleh upah yang
Menurut Mathius dan Jackson (2003) lebih baik di tempat lain, kondisi kerja
mengemukakan definisi perpindahan kerja yang lebih baik di perusahaan lain,
sebagai suatu proses dimana karyawan masalah dengan kepemimpinan atau
meninggalkan organisasi dan posisi administrasi yang ada, serta adanya
pekerjaan tersebut harus digantikan orang perusahaan yang lebih baik.
lain. Pindah kerja dapat berupa pengunduran b. Unavoidable turnover (yang tidak dapat
diri, perpindahan keluar dari suatu dihindari)
organisasi, pemberhentian atau kematian Hal ini disebabkan oleh pindah kerja ke
anggota organisasi (Rita Andini, 2011). daerah lain karena mengikuti
Mobley, dkk., (Ferry, 2007) turnover sebagai pasangan, perubahan arah karir
salah satu bentuk penarikan diri karyawan individu, harus tinggal di rumah untuk
merupakan hak individu dalam menentukan menjaga pasangan atau anak, dan
pilihannya. Mobley dalam (Daromes, 2006) kehamilan.
mengemukakan sebelum terjadinya turnover, 2. Involuntary turnover dapat diartikan
perilaku yang mendahuluinya adalah adanya sebagian karyawan meninggalkan
niatan atau intensi turnover yang merupakan perusahaan karena terpaksa. Involuntary
prediktor terbaik dari turnover. turnover diakibatkan oleh tindakan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 69
AKADEMIKA; Vol. 16. No.1 Februari 2018

pendisiplinan yang dilakukan oleh dorongan karena adanya rangasangan dari


perusahaan. luar yang mempengaruhi untuk memenuhi
tujuan tertentu. (Suranta, 2002).
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah
laku yang dirancang sedemikian rupa untuk Kanfer Jones dan George (2007)
mempegaruhi bawahannya agar dapat mengemukakan motivasi merupakan
memaksimalkan kinerja yang dimiliki kekuatan psikologis yang akan menentukan
bawahannya sehingga kinerja organisasi dan arah dari perilaku seseorang (direction of
tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. person’s behavior) yaitu menunjukkan berbagai
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kemungkinan pilihan perilaku yang bisa
kepemimpinan untuk mengelola dipilih seseorang, tingkat upaya (level of effort)
bawahannya, karena seorang pemimpin akan yaitu menunjukkan sampai sejauh mana
sangat mempengaruhi keberhasilan upaya seseorang untuk mencapai suatu hasil,
organisasi dalam mencapai tujuannya dan tingkat ketegaran (level of persistence) yaitu
(Waridin dan Bambang Guritno, 2005). menujukkan apakah seseorang pada saat
Menurut Tjiptono (2006) gaya menghadapi rintangan atau masalah tetap
kepemimpinan adalah suatu cara yang berusaha untuk mengatasi masalah tersebut
digunakan pemimpin dalam berinteraksi ataukah menyerah. Menurut Robbins dan
dengan bawahannya. Sementara itu, Coulter (2004) ada tiga unsur utama yang
pendapat lain menyebutkan bahwa gaya dapat membentuk motivasi seseorang
kepemimpinan adalah pola tingkah laku yaitu:1) Unsur upaya (effort); 2) Unsur tujuan
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari organisasi / perusahaan (organizational goals);
seorang pemimpin yang dirasakan oleh 3) Unsur kebutuhan (needs).
oranglain (Hersey, 2004). Gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan seseorang pada saat orang Metode Penelitian
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku Metode penelitian yang digunakan
oranglain seperti yang ia lihat. dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
Untuk mencapai keberhasilan tersebut dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.
seorang pemimpin harus menerapkan gaya Metode ini ditunjukkan untuk
kepemimpinan yang baik, karena gaya menggambarkan bagaimana pengaruh gaya
kepemimpinan sangat mempengaruhi kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap
keberhasilan pemimpin dalam mengelola tingkat turnover di Klinik dan Apotek Buchori
pegwainya, terdapat banyak gaya pemimpin Serang, kemudian data yang tersedia akan
yang telah diterapkan oleh para pemimpin diolah menggunakan SPSS versi 22.0 . Untuk
dalam suatu organisasi. Menurut Malayu dapat menentukan ukuran sampel, penulis
Hasibuan macam-macam gaya mencoba menetapkan populasi dengan
kepemimpinan tersebut adalah sebagai menyesuaikan objek penelitiannya. Penulis
berikut:1) kepemimpinan otoriter; 2) memutuskan bahwa populasi yang akan
kepemimpinan partisipatif; 3) kepemimpinan dijadikan sampel yaitu semua pegawai yang
delegatif; 4) kepemimpinan situasional. bekerja di Klinik dan Apotek Buchori Serang
yang berjumlah 42 orang.
Menurut Malayu (2005), motivasi berasal
dari kata latin movere yang berarti dorongan Analisa regresi berganda yaitu analisa
atau pemberian daya penggerak yang untuk mengetahui arah pengaruh antar
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar independen secara bersama-sama dengan
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, variabel dependen, yaitu antara X1 terhadap
dan terintegrasi dengan segala daya Y dan X2 terhadap Y dengan model regresi
upayanya untuk mencapai kepuasan. sebagai berikut :
Menurut Robbins (2008) motivasi sebagai Y = a + b 1 X1 + b 2 X2
proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai
suatu tujuan. Motivasi sendiri ialah reaksi
yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 70
AKADEMIKA; Vol. 16. No.1 Februari 2018

Temuan Penelitian dan Pembahasan peningkatan, namun sebaliknya jika gaya


kepemimpinan mengalami penurunan,
Model persamaan regresi yang baik maka turnover pegawai mengalami
adalah yang memenuhi persyaratan asumsi pengurangan sebesar 0,521.
klasik, antara lain semua data berdistribusi
normal, model harus bebas dari gejala Koefisien motivasi kerja memberikan
multikolinieritas dan terbebas dari nilai sebesar 0,154 yang berarti bahwa jika
heteroskedastisitas. Dari analisis sebelumnya motivasi kerja semakin tinggi dengan asumsi
telah terbukti bahwa model persamaan yang variabel lain tetap maka turnover pegawai
diajukan dalam penelitian ini telah akan mengalami peningkatan, namun
memenuhi persyaratan asumsi klasik sebaliknya jika motivasi kerja mengalami
sehingga model persamaan dalam penelitian penurunan, maka turnover pegawai
ini sudah dianggap baik. Analisis regresi mengalami pengurangan sebesar 0,154.
digunakan untuk menguji hipotesis tentang Koefisien determinasi merupakan
pengaruh secara parsial variabel bebas besaran yang menunjukan besarnya variasi
terhadap variabel terikat. variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independenya. Dengan kata lain,
koefisien determinasi ini digunakan untuk
Unstandardized mengukur seberapa jauh variabel-variabel
Coefficients bebas dalam menerangkan variabel
Model B Std. Error terikatnya. Nilai koefisien determinasi
1(Constant) 10.667 11.694 ditentukan dengan nilai R square.
Gaya
.521 .189
Kepemimpinan Hasil perhitungan regresi dapat
Motivasi Kerja .154 .153 diketahui bahwa koefisien determinasi (R
Square) yang diperoleh sebesar 0,196 atau
19,6 %. Hal ini berarti 19,6% turnover
pegawai dipengaruhi oleh gaya
R Adjusted kepemimpinan dan motivasi kerja sedangkan
Model R Square R Square sisanya sebesar 80,4% dipengaruhi oleh
1 .443a .196 .155 variabel lain yang tidak dijelaskan atau tidak
diteliti dalam penelitian ini, seperti kepuasan
kerja, kompensasi, lingkungan kerja, stress
dapat diketahui persamaan regresi yang kerja, konflik antara pegawai, suasana kerja,
terbentuk adalah sebagai berikut: dan budaya organisasi. Dapat diketahui
Y = b 1 X1 + b 2 X2 bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi
Y = 0,521X1 + 0,154X2 kerja memenuhi tingkat yang siginifikan dan
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan layak untuk menjadi penelitian selanjutnya.
bahwa: Uji Koefisien Determinasi (KD) parsial
digunakan untuk mengetahui besarnya
a. Variabel gaya kepemimpinan dan pengaruh masing-masing variable
motivasi kerja mempunyai arah koefisien independen terhadap variable dependen.
yang bertanda positif terhadap Turnover
pegawai Berdasarkan tabel tersebut, dapat ditentukan
besar nilai koefisien variable gaya
b. Koefisien gaya kepemimpinan kepemimpinan dan motivasi kerja dengan
memberikan nilai sebesar 0,521 yang melihat nilai tabel Correlations Partial
berarti bahwa jika gaya kepemimpinan kemudian dihitung dengan menggunakan
semakin baik asumsi variabel lain tetap rumus koefisien determinasi yaitu KD = r2 X
maka turnover pegawai akan mengalami 100% sebagai berikut:

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 71
AKADEMIKA; Vol. 16. No.1 Februari 2018

dari 0.05 dan t hitung sebesar 1.007 < t tabel


Correlations 2.023 yang berarti bahwa hipotesis dalam
Zero- penelitian ini menerima Ho dan menolak Ha.
Model order Partial Part
Dengan demikian dapat berarti bahwa
1(Constant)
hipotesis H2 “Motivasi kerja tidak
Gaya
.419 .403 .395 berpengaruh secara parsial terhadap tingkat
Kepemimpinan
Motivasi Kerja .201 .159 .145 turnover pegawai” diterima.
Untuk menguji pengaruh variabel bebas
Model F Sig.
1 Regression 4.761 .014b
secara bersama-sama diuji dengan
Residual
menggunakan uji F.
Total Pengujian pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya
1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil
tingkat turnover pegawai (r2) adalah: perhitungan statistik menunjukkan nilai F
(0.403)2 X 100% = 16.24% hitung = 4.761 dengan nilai signifikansi
0.014, maka diperoleh nilai signifikansi
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap tingkat tersebut lebih kecil dari 0.05. Dan F hitung
turnover pegawai (r2) adalah: (0.159)2 X 4.761 lebih besar dari F tabel 3.23 sesuai
100% = 2.52% dengan dasar pengambilan keputusan dalam
uji F maka dapat disimpulkan bahwa “Gaya
Unstandardized
kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2)
Coefficients secara simultan atau bersama-sama
Std. berpengaruh terhadap tingkat tingkat
Model B Error T Sig. turnover pegawai”.
1(Constant) 10.667 11.694 .912 .367
Dengan menggunakan uji validitas
X1 .521 .189 2.751 .009 dengan jumlah 42 responden dan jumlah
X2 .154 .153 1.007 .320 butir pernyataan variabel gaya
kepemimpinan sebanyak 15, motivasi kerja
Hipotesis dalam penelitian ini diuji 16, dan turnover pegawai 15 memiliki rtabel =
kebenarannya dengan menggunakan uji 0,3044 diperoleh dengan tingkat kesalahan
parsial. Pengujian dilakukan dengan melihat 5% atau 0,05 dan n = 42, semua variabel
taraf signifikansi (p-value), jika taraf memenuhi nilai t tabel maka seluruh variabel
signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan valid. Kemudian diperoleh koefisien
dibawah 0.05 maka hipotesis diterima, reliabilitas gaya kepemimpinan = 0,842,
sebaliknya jika taraf signifikansi hasil hitung koefisien reliabilitas motivasi kerja = 0,910
lebih besar dari 0.05 maka hipotesis ditolak. dan turnover pegawai 0,898 karena seluruh
Terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis hasil perhitungan variabel ini lebih besar dari
gaya kepemimpinan menunjukan nilat t 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa semua
hitung 2.751 dengan taraf signifikansi 0.009. variabel adalah reliable. Penjelasan dari
Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari masing-masing analisis dan pengujian
0.05 dan t hitung sebesar 2.751 > t tabel terhadap variabel dijelaskan sebagai berikut:
2.023 yang berarti bahwa hipotesis dalam Berdasarkan hasil pengujian normalitas
penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. dengan menggunakan bantuan program
Dengan demikian dapat berarti bahwa SPSS 22 diperoleh hasil uji normalitas data
hipotesis H1 “Gaya kepemimpinan ini diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat 0,200 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
turnover pegawai” diterima. ditarik kesimpulan bahwa data penelitian
Terlihat bahwa hasil pengujian yang penulis uji berdistribusi normal.
hipotesis motivasi kerja (H2) menunjukan Berdasarkan uji multikolinearitas
nilai t hitung 1.007 dengan taraf signifikansi menunjukkan nilai toleransi variabel gaya
0.320. Taraf signifikansi tersebut lebih besar kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2)
yakni 0,981 lebih besar dari 0,10. Sementara

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 72
AKADEMIKA; Vol. 16. No.1 Februari 2018

itu nilai VIF variabel gaya kepemimpinan dari 0.05 dan t hitung sebesar 1.007 < t tabel
(X1) dan motivasi kerja (X2) yakni 1,019 2.023 yang berarti bahwa hipotesis dalam
lebih kecil dari 10, sehingga dapat penelitian ini menerima Ho dan menolak Ha.
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Dengan demikian dapat berarti bahwa
Berdasarkan uji Heteroskedastisitas Dari hipotesis H2 Motivasi kerja tidak
grafik tersebut terlihat titik-titik menyebar berpengaruh secara parsial terhadap tingkat
secara acak, tidak membentuk suatu pola turnover pegawai di Klinik dan Apotek
tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas Buchori Serang. Hasil ini, peneliti tidak
maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu mendukung penelitian sebelumnya (Arin
Y, hal ini berarti tidak terjadi penyimpangan Dewi Putrianti, Djamhur Hamid, M. Djudi
asumsi klasik heteroskedastisitas pada model Mukzam, 2014) yang menguji pengaruh
regresi yang dibuat, dengan kata lain model motivasi kerja terhadap tingkat turnover
regresi tidak terjadi heteroskedastisitas dan pegawai dengan hasil analisis yaitu adanya
penelitian dapat dilanjutkan. pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja
terhadap tingkat turnover pegawai.
Besarnya hubungan antara variabel X1
dan X2 secara bersama-sama terhadap Pengaruh gaya kepemimpinan dan
tingkat turnover pegawai ditunjukkan oleh motivasi kerja terhadap tingkat turnover
nilai R Square sebesar 0,196 hal ini pegawai, Hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan menunjukkan nilai F hitung = 4.761 dengan
dan motivasi kerja memiliki hubungan nilai signifikansi 0.014, maka diperoleh nilai
sebesar 19,6% terhadap tingkat turnover signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05. Dan
pegawai. F hitung 4.761 lebih besar dari F tabel 3.23
sesuai dengan dasar pengambilan keputusan
Pengaruh gaya kepemimpinan
dalam uji F maka dapat disimpulkan bahwa
terhadap tingkat turnover pegawai, Hasil
Gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja
pengujian hipotesis (H1) membuktikan
(X2) secara simultan atau bersama-sama
adanya pengaruh antara gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap tingkat tingkat
dengan turnover pegawai. hasil pengujian
turnover pegawai.
hipotesis gaya kepemimpinan menunjukan
nilat t hitung 2.751 dengan taraf signifikansi
0.009. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil
dari 0.05 dan t hitung sebesar 2.751 > t tabel Simpulan
2.023 yang berarti bahwa hipotesis dalam Berdasarkan penelitian yang telah
penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. dilakukan oleh penulis mengenai pengaruh
Artinya ada pengaruh antara gaya gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
kepemimpinan dengan tingkat turnover terhadap tingkat turnover pegawai di Klinik
pegawai di Klinik dan Apotek Buchori dan Apotek Buchori Serang, penulis
Serang. menyimpulkan: 1) Hasil pengujian hipotesis
Hasil ini, peneliti mendukung gaya kepemimpinan (H1) membuktikan
bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
penelitian sebelumnya (Fatemeh
Aghajanpoor Chahardeh, Mehrdad secara parsial terhadap tingkat turnover
Goodarzvand Chegini, 2015) yang menguji pegawai ; 2) Besarnya pengaruh gaya
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepemimpinan terhadap tingkat turnover
tingkat turnover pegawai dengan hasil analisis pegawai sebesar 16.24%; 3) Hasil pengujian
yaitu gaya kepemimpinan ada pengaruh hipotesis motivasi kerja (H2) membuktikan
secara signifikan terhadap tingkat turnover bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh
pegawai. secara parsial terhadap tingkat turnover
pegawai;4)Besarnya pengaruh motivasi kerja
Pengaruh motivasi kerja terhadap terhadap tingkat turnover pegawai sebesar
tingkat turnover pegawai, hasil pengujian 2.52%; 5) Gaya Kepemimpinan (X1) dan
hipotesis motivasi kerja (H2) menunjukan motivasi kerja (X2) secara simultan atau
nilai t hitung 1.007 dengan taraf signifikansi bersama-sama mempunyai pengaruh
0.320. Taraf signifikansi tersebut lebih besar terhadap tingkat turnover pegawai.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 73
AKADEMIKA; Vol. 16. No.1 Februari 2018

Referensi Malang. Universitas Brawijaya, Vol 12 No


2:2.
Hasibuan, M. S. 2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta. Shobirin, M. M. 2016. Analisis Pengaruh
Kepemimpinan, Komitmen Organisasi
Mangkunegara, A. P. 2010. Evaluasi Kinerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan
SDM. Bandung: Refika Aditama. Pindah Kerja Karyawan PT. Bank BTPN
Noor, J. 2013. Tinjauan Filosofis dan Praktis. Mitra Usaha Rakyat Area Semarang.
Jakarta: Prenada Media Group. Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran,
Vol. 02 No. 02:2.
Norita. 2015. Pengaruh Kompensasi dan
Loyalitas Karyawan Terhadap Intensi Sianipar, A. R. 2014. Hubungan Komitmen
Turnover di PT. Eramart Group Organisasi dan Kepuasan Kerja dengan
Samarinda. Intensi Turnover Pada Karyawan Bidang
Produksi. Universitas Katolik Soegijapranata.
Putrianti, A. D. 2014. Pengaruh Kompensasi
dan Motivasi Kerja Terhadap Tingkat Solihin, I. 2010. Pengantar Manajemen.
Turnover Intention Studi pada Karyawan Jakarta: Erlangga.
PT. TIKI Jalur Nurgraha Ekakurir Pusat

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Turnover Pegawai 74

You might also like