You are on page 1of 8

e-ISSN 2528-7109

p-ISSN 1978-3000

Level Penambahan Bokashi Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi


pada Panen Pertama Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides)

Addition Level of Cattle Feces Bokashi on Growth and Production of the First Harvest of
King Grass (Pennisetum purpureophoides)

Sadjadi, B. Herlina, dan W. Supendi

Fakultas Pertanian Prodi Peternakan Universitas Musi Rawas


Jl. Komplek Perkantoran Pemkab MURA Kel. Air kuti I. Lubuklinggau 31628
Koresponden e-mail: sadjadi_71@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aims to determine the rate of manure bokashi addition on growth and production in the first
harvest of King grass (Pennisetum purpureophoides). The observed parameters consisted of plant height, number
of tillers, fresh weight production, dry weight production, dry matter production. This research method used non
factorial Randomized Block Design (RBD), consisting of 6 (six) treatments with 4 (four) replications. As for the
treatment performed is P0: Not using manure bokashi (control). P1: 50g / Polybag. P2: 75g / Polybag. P3: 100g /
Polybag. P4: 125g / Polybag. and P5: 150g / Polybag. From 6 treatment levels and 4 replications we got 24
experimental units with 3 sample plants each, so the total sample used were 72 experimental units. To know the
effect of treatment, the data obtained were analyzed by analysis of variance and real honest difference (RHD)
advanced test. Based on the result of research that the level of addition of manure bokashi significantly affect on
plant height, number of tillers, fresh weight production, dry weight production and dry material production. The
additional level of cow dung bokhasi of 30 tons/ha (P5) was able to give the best effect on all observed variables.

Key words: Level, manure Bokhasi, King Grass (Pennisetum purpureophoides).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level penambahan bokashi kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan
produksi pada panen pertama rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Parameter yang diamati terdiri dari
tinggi tanaman, jumlah anakan , produksi berat segar, produksi berat kering, produksi bahan kering. Metode
penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 6 (enam) perlakuan
dengan 4 (empat) ulangan. adapun perlakuan yang dilakukan adalah P0 : Tidak menggunakan bokashi kotoran
sapi (kontrol). P1 : 50g/Polybag. P2 : 75g/Polybag. P3 : 100g/Polybag. P4 : 125g/Polybag. dan P5 :
150g/Polybag. Dari 6 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan didapat 24 unit percobaan dengan masing masing 3 unit
tanaman sampel, sehingga total sampel yang digunakan 72 unit percobaan. Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan, data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam dan uji lanjut BNJ. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa level penambahan bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah anakan, produksi berat segar, produksi berat kering dan produksi bahan kering. Level penambahan
bokhasi kotoran sapi 30 ton/ha (P5) mampu memberikan pengaruh terbaik terhadap semua peubah yang diamati.

Kata Kunci : Level, Bokhasi, Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides).

PENDAHULUAN Ketersediaan pakan khususnya pakan


hijauan baik kualitas, kuantitas maupun
Rumput unggul seperti rumput raja kontinuitasnya merupakan faktor yang
(Pennisetum purpureophoides) merupakan penting dalam menentukan keberhasilan
salah satu hijauan pakan ternak yang usaha peternakan ternak ruminansia.
sangat diperlukan dan besar manfaatnya Rumput raja merupakan hasil
bagi pengembangan usaha peternakan persilangan antara rumput gajah
khususnya untuk ternak ruminansia dan (Pennisetum purpureum) dengan rumput
kelangsungan populasi ternak ruminansia. barja (Pennisetum thypoides). Rumput raja

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 4 Oktober-Desember 2017 | 411


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

adalah tanaman tahunan (perennial), Tola et al. (2007) menyatakan bahwa


tumbuh tegak membentuk rumpun. Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan
Perakarannya dalam, bentuknya mirip salah satu alternatif dalam penerapan
dengan tanaman tebu, tingginya 2-4 m dan teknologi pertanian organik yang
apabila dibiarkan tumbuh tegak dapat berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
mencapai 7 m, berbatang tebal dan keras. Kotoran sapi merupakan bahan organik
Rumput raja memiliki pertumbuhan yang yang mempunyai prospek yang baik
sangat cepat mengalahkan rumput gajah. dijadikan pupuk organik (bokashi), karena
Produksi rumput raja sangat tinggi dapat mempunyai kandungan unsur hara yang
mencapai 1.076 ton rumput segar/ha/tahun cukup tinggi selanjutnya dijelaskan bahwa
(Suyitman et al., 2003). pupuk bokashi kotoran sapi merupakan
Umumnya rumput raja yang salah satu alternatif dalam penerapan
digunakan di Indonesia adalah rumput teknologi pertanian organik yang
yang tumbuh secara liar. Namun untuk berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
peternakan yang relatif besar maka rumput Penggunaan bahan organik hingga
yang digunakan adalah rumput yang saat ini dianggap sebagai upaya terbaik
sengaja ditanaman atau dipelihara secara dalam perbaikan produktifitas tanah
khusus. Hal ini dilakukan untuk marginal termasuk tanah masam. Arinong
memenuhi kebutuhan pakan ternak. (2005) menyatakan bahwa bahan organik
Rumput-rumputan dipilih karena berperan penting dalam meningkatkan
merupakan tanaman yang produktifitasnya kesuburan tanah melalui perbaikan sifat
tinggi dan memiliki sifat yang dapat fisik, kimia, dan biologis tanah.
memperbaiki kondisi tanah (Gonggo et al., Menurut Noor dan Ningsih (2001),
2005). Rumput raja merupakan tanaman bokashi kotoran sapi merupakan pupuk
yang dapat memperbaiki kondisi tanah lengkap, yang mengandung unsur hara
yang rusak akibat erosi (Sanderson dan makro dan mikro. Kandungan unsur hara
Paul, 2008). bokashi kotoran sapi adalah Nitrogen ( N )
Kendala dalam penyediaan pakan sebesar 0,92 %, Posfor ( P ) 0,23 %,
hijauan yang berkualitas dan berkelanjutan Kalium ( K ) 1,03 %, serta mengandung
adalah lahan subur atau produktif untuk Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro lainnya
penanaman pakan hijauan ternak. Salah seperti Fe, Cu, Mn, Zn, Bo, dan Mo, yang
satu solusi untuk mengatasi masalah berfungsi sebagai bahan makanan bagi
tersebut adalah dengan pemanfaatan lahan- pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
lahan marjinal atau kurang produktif Menurut Tolla et al. (2007)
dengan pemberian unsur hara yang Pemberian dosis bokashi yang berbeda
diperlukan tanaman dengan cara pada tanaman jagung menunjukkan
pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan semakin tinggi dosis yang di berikan maka
tanaman (Fanindi et al., 2005). semakin bagus pula pertumbuhan dan
Salah satu cara untuk meningkatkan produksinya. Dosis 20 ton/ha bokashi
produksi hijauan adalah dengan melakukan kotoran sapi memberikan hasil yang
pemupukan, sehingga media tanam untuk tertinggi pada pertumbuhan dan produksi
tanaman menjadi subur dan menghasilkan tanaman jagung
hijauan yang baik kualitasnya dan tinggi Berdasarkan uraian diatas maka
produksinya. peneliti tertarik untuk melakukan

412 | Level Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Raja (Sadjadi et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

penelitian level penambahan bokashi Aplikasi Pupuk Bokashi


kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan Aplikasi pupuk bokashi kotoran sapi
produksi pada panen pertama rumput raja dicampurkan pada setiap polybag
(Pennisetum purpureophoides). Tujuan berukuran 10 kg dan di aduk secara rata
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dengan tanah dengan dosis sesuai
pemberian bokashi kotoran sapi terhadap perlakuan. Adapun dosis bokashi kotoran
pertumbuhan dan produksi rumput raja sapi yang digunakan yaitu 50 g, 75 g, 100
(Pennisetum purpureophoides) pada panen g, 125 g, dan 150 g per polybag, serta
pertama. kontrol (tanpa bokashi kotoran sapi).
Penanaman rumput raja dilakukan
MATERI DAN METODE pada sore hari, sebelum stek ditanam
Penelitian ini telah dilaksanakan di terlebih dahulu media tanam disiram
Kelurahan Sumber Harta Kecamatan dengan air hingga lembab supaya mudah
Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas, dalam proses penanaman. Penanaman
dengan ketinggian tempat 78m dpl, waktu dilakukan bersamaan, setiap polybag diisi
penelitian selama 2 bulan dimulai pada sebanyak satu stek (batang) rumput raja
bulan Maret sampai Mei 2017. yang seragam. Penanaman stek dilakukan
Bahan-bahan yang digunakan dalam dengan posisi miring 300.
penelitian ini adalah rumput Raja, air, Selama penelitian dilakukan
tanah ultisol, pupuk bokashi kotoran sapi, pemeliharaan yaitu dengan melakukan
polybag ukuran 10 kg, waring/striming. pembersihan gulma dan penyiraman.
Alat yang digunakan meliputi cangkul, Pembersihan gulma akan selalu dilakukan
parang, cutter, meteran, neraca analitik, baik yang tumbuh pada polybag maupun
alat tulis, dan ember. Tempat penelitian yang tumbuh disekitar polybag.
dilahan dengan ukuran 600 cm x 800 cm, Penyiraman dilakukan setiap hari pada
sebelum digunakan areal dibersihkan. pagi dan sore pada saat musim kemarau,
Selanjutnya lokasi penelitian di pagar dan apabila pada musim hujan tidak
keliling dengan menggunakan dilakukan penyiraman. Penelitian ini
waring/striming. berakhir setelah tanaman berumur 60 hari
Media tanam yang digunakan adalah setelah tanam. Pada akhir penelitian
tanah ultisol yaitu tanah yang diambil dilakukan pengamatan sesuai parameter
sampai kedalaman 1,5 meter, tanah yang perlakuan. Dalam penelitian ini akan
sudah siap kemudian dibersihkan dari sisa- diamati beberapa parameter yaitu :
sisa ranting dan daun. Tanah dimasukan ke
Tinggi Tanaman (cm)
dalam polybag ukuran 10 kg sampai penuh Pengukuran tinggi tanaman
sebanyak 72 polybag. dilakukan dengan cara mengukur dari
Bibit yang digunakan adalah stek pangkal batang diatas permukaan tanah
batang yang diambil dengan cara sampai titik tumbuh teratas. Pengukuran
memotong batang rumput raja sekitar 5 cm dilakukan diakhir penelitian.
dari permukaan tanah. Lalu batang
dipotong setiap 3 ruas/buku untuk Jumlah Anakan (tunas)
dijadikan bibit. Bibit berasal dari satu Penghitungan jumlah anakan
lokasi yang sama dan seragam. dihitung semua anakan yang terbentuk.
Penghitungan dilakukan diakhir penelitian.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 4 Oktober-Desember 2017 | 413


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

Produksi Berat Segar (g) raja. Perlakuan yang akan dicobakan dalam
Penghitungan produksi berat segar penelitian ini adalah sebagai berikut:
dilakukan dengan cara menimbang P0 = Tanpa pupuk bokashi kotoran sapi
tanaman rumput raja yang telah dipotong (kontrol)
pada ketinggian 5cm dari pangkal batang. P1 = Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dengan
dosis 10 ton/Ha = 50 g/Polybag
Produksi Berat Kering (g)
P2 = Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dengan
Produksi berat kering, setiap
dosis 15 ton/Ha = 75 g/Polybag
polybag tanaman rumput raja ditimbang
P3 = Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dengan
berat keringnya, yaitu setelah tanaman
dosis 20 ton/Ha = 100 g/Polybag
dikeringkan dengan sinar matahari selama
48 jam. P4 = Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dengan
dosis 25 ton/Ha = 125 g/Polybag.
Produksi Bahan Kering (g) P5 = Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dengan
Tanaman yang sudah kering dari dosis 30 ton/Ha = 150 g/Polybag.
sinar matahari, kemudian dimasukan ke
dalam oven dengan temperature 60°C Apabila perlakuan menunjukan
selama 48 jam, selanjutnya dilakukan pengaruh nyata sampai sangat nyata, maka
penimbangan. di adakan uji lanjutan dengan
menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
eksperimental dengan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial terdiri dari Hasil analisis keragaman pengaruh
6 (enam) taraf perlakuan dan 4 (empat) kali pemberian bokashi kotoran sapi terhadap
ulangan sehingga didapat 24 unit pertumbuhan dan produksi rumput raja
percobaan dengan masing-masing 3 (Pennisetum purpureophoides) pada panen
tanaman sampel, sehingga total sampel pertama tercantum pada Tabel 1.
yang digunakan 72 unit tanaman rumput

Tabel 1. Pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan produksi rumput raja
(Pennisetum purpureophoides) pada panen pertama

No Peubah yang diamati P KK (%)


1. Tinggi Tanaman (cm) 22,10** 3,81
2. Jumblah Anakan (tunas) 33,84** 6,67
3. Produksi Berat Segar (g) 5,19** 16,55
4. Produksi Berat Kering (g) 6,74** 2,77
5. Produksi Bahan Kering(g) 33,35** 2,73
Keterangan :
P = Perlakuan Pemberian Bokashi Kotoran Sapi
** = Berpengaruh sangat nyata
KK = Koefesien Keragaman

414 | Level Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Raja (Sadjadi et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan kering dan produksi bahan kering.Hasil uji BNJ dan data tabulasi
pemberian bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuan bokashi kotoran sapi terhadap semua peubah yang diamati
tinggi tanaman, jumlah anakan, produksi berat segar, produksi berat tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji BNJ perlakuan bokashi kotoran sapi dan data tabulasi pada semua peubah yang diamati

Perlakuan Nilai BNJ


Parameter yang diamati
P0 P1 P2 P3 P4 P5 5% 1%
aA bB bB bB bB cC
Tinggi Tanaman (cm) 1.65 ±12.80 192,75 ±3.43 1.87 ±10.24 193.33 ±17.55 198.33 ±8.97 209.67 ±5.66 16.6 20,29
aA aA bA bB cB cC
Jumlah Anakan (tunas) 5.17 ±1.38 5.83 ±1.40 6.25 ±1.53 6.83 ±1.29 7.75 ±1.14 8.75 ±1.07 1,01 1,26
aA bA cC cC cC dE
Produksi Berat Segar (g) 497.50 ±1.38 505.33 ±1.40 508.17 ±1.53 562.92 ±1.29 649.33 ±1.14 774.50 ±1.07 6,85 8,54
aA aA aA aA bA bB
Produksi Berat Kering (g) 328.50 ±12.37 331.50 ±10.41 337.25 ±10.94 343 ±12.81 352 ±5.84 360.50 ±16.68 21,30 26,56
aA aA bB bB bB cC
Pruduksi Bahan Kering (g) 31.25 ±0.96 32 ±1.15 34.25 ±2.22 34.75 ±0.96 36.25 ±1.26 38.75 ±1.26 2,11 2.63
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ 5 % dan 1 %.

Tinggi Tanaman (cm) Pemberian bokashi dengan dosis yang lebih banyak akan
Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan level semakin memperbaiki kandungan unsur hara tanah. Hal ini sesuai
bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap dengan pendapat Hidayat (2003), menyatakan bahwa penggunaan
pertumbuhan tinggi tanaman hal ini terlihat perbedaan terhadap rata- pupuk dalam kegiatan budidaya dimaksudkan untuk meningkatkan
rata tinggi tanaman pada setiap perlakuan, dimana Kontrol (P0) ketersediaan hara dalam tanah bagi tanaman. Selanjutnya Sholeh et
menempati posisi terendah sedangkan yang tertinggi yaitu perlakuan al., (1997), menyatakan bahwa penambahan bahan organik (bokashi)
yang diberi bokhasi 150 g (P5). Diketahui bahwa perlakuan P5 ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan
menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu dengan rata rata 209,67 unsur hara dalam tanah.
cm dan terendah pada perlakuan P0 yaitu dengan rata rata 165,33 cm. Pemberian pupuk berkaitan erat denganketersediaan unsur
Rata-rata tinggi tanaman terlihat berurutan sesuai level yang hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman. Bokashi dapat
diberikan, semakin tinggi level bokhasi kotoran sapi yang diberikan, meningkatkan dan memperbaiki kandungan unsur hara, ini
semakin tinggi pula laju pertumbuhan tinggi tanaman. disebabkan karena bokashi kotoran sapi mengandung bahan organik

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 4 Oktober-Desember 2017 | 415


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. perlakuan P5 (30 ton/ha) memberikan


Selain itu bokashi juga mengandung unsur jumlah anakan yang terbanyak (8,75
hara makro (N,P, dan K) dan unsur hara anakan). Hal ini disebabkan karena
mikro seperti Ca, Mg, B, S, dan lainnya. bokashi yang berasal dari kotoran sapi
Unsur hara makro inilah yang dibutuhkan mengandung sejumlah unsur hara dan
oleh tanaman. Peran utama nitrogen bagi bahan organik yang dapat memperbaiki
tanaman adalah untuk merangsang sifat fisik, kimia dan bilogi tanah serta
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, menyediakan unsur hara N, P dan K yang
khususnya batang, cabang dan daun. dibutuhkan oleh tanaman. Penambahan
Nitrogen juga berperan penting dalam hal bahan organik dalam bokashi yang
pembentukan hijau daun yang berguna semakin banyak maka semakin banyak
sekali dalam fotosintesis (Lingga dan pula unsur hara terutama unsur N yang
Marsono, 2003). diterima oleh tanah. Unsur N merupakan
Demikian juga dengan phospor unsur hara yang penting karena merupakan
selain berperan dalam proses fotosintesis, unsur hara yang paling banyak
phospor juga berperan dalam menstimulasi dibutuhkanuntuk pertumbuhan tanaman.
pertumbuhan akar, pembentukan benih dan Nitrogen (N) berfungsi sebagai penyusun
respirasi. Hal ini sesuai dengan pendapat asam-asam amino, protein komponen
Winata (2012), Unsur hara yang pigmen klorofilyang penting dalam proses
dibutuhkan tanaman diperoleh dari tanah fotosintesis.Sebaliknya jika kekurangan N
hasil dari dekomposisi bahan organik yang menyebabkan pertumbuhan dan
akan memperbaiki kesuburan fisik, kimia perkembangan tanaman terganggu yang
dan biologi tanah. Ketersediaan unsur hara disebabkan oleh terganggunya
tanah di daerah tropis tidak dapat pembentukan klorofil yang sangat penting
mencukupi kebutuhan tanaman untuk untuk proses fotosintesa (Sholeh et
pertumbuhan dan produksi, sehingga perlu al.,1997).
penambahan pupuk sebagai sumber unsur
hara.Terpenuhimya kebutuhan unsur hara Produksi Berat Segar
makro inilah yang diduga menyebabkan Hasil pengamatan jumlah berat
adanya pengaruh level perlakuan segar menunjukan bahwa perlakuan
pemupukan terhadap pertambahan pemberian bokashi kotoran sapi
tinggivertikal tanaman. berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap produksi berat segar. Diketahui
Jumlah Anakan (Tunas) bahwa perlakuan P5 menghasilkan
Hasil analisis keragaman produksi berat segar tertinggi yaitu dengan
menunjukan bahwa perlakuan level rata rata 774,50 g dan paling sedikit pada
bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat perlakuan P0 yaitu dengan rata rata 497,50
nyata (P<0,01) terhadap pertambahan g. Hal ini diduga berkaitan dengan peranan
jumlah anakan. Diketahui bahwa perlakuan N sebagai komponen yang berperan bagi
P5 menghasilkan jumlah anakan terbanyak pertumbuhan tanaman.
dengan rata rata 8,75 tunas dan paling Bertambahnya unsur N dalam tanah
sedikit pada perlakuan P0 yaitu dengan berasosiasi dengan pembentukan Sel-sel
rata rata 5,17 buah. Hasil uji Beda Nyata pada tanaman sehingga hal ini
Jujur (BNJ) menunjukkan bahwa pada meningkatkan proses fotosintesis yang

416 | Level Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Raja (Sadjadi et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

memacu pertumbuhan dan jumlah tanaman Produksi Bahan Kering


sehingga berpengaruh pada berat segar Hasil analisis keragaman
perlakuan. Peranan P sebagai komponen menunjukan bahwa perlakuan pemberian
essensisl ADP dan ATP yang bersama- bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat
sama berperan penting dalam fotosintesis nyata terhadap bobot bahan kering.
dan penyerapan ion inilah yang diduga Diketahui bahwa perlakuan P5
mampu meningkatkan produksi tanaman. menghasilkan bahan kering terbaik yaitu
Semakin lama umur tanaman akan dengan rata rata 38,75 g dan paling sedikit
memberikan kesempatan pada tanaman pada perlakuan P0 yaitu dengan rata rata
untuk tumbuh lebih lama sehingga 31,25 g. Pada perlakuan P5 menghasilkan
jumlahdaun yang terbentuk pun lebih bahan kering terbaik hal ini diduga karena
banyak dan berpengaruh pada berat segar pada pengamatan produksi berat segar dan
tanaman. Selanjutnya Sutedjo (2010), produksi berat kering didapat pada
menyatakan bahwa pemberian bokashi perlakuan P5 yang terbaik dibandingkan
sebagai sumber bahan organik juga pada perlakuan lainnya, hal ini juag
meningkatkan aktivitas mikroorganisme di berlaku pada perlakuan P0 dimana pada
dalam tanah. perlakuan P0 menghasilkan produksi
terendah pada semua peubah yang diamati.
Produksi Berat Kering Hal ini dikarenakan pupuk bokashi
Hasil analisis keragaman kotoran sapi mengandung unsur hara
menunjukan bahwa perlakuan pemberian Makro dan Mikro (C, N, P, K, Ca dan Mg)
bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat yang berfungsi untuk proses pertumbuhan
nyata (P<0,01) terhadap produksi berat dan produksi. Sesuai dengan pendapat Tola
kering. Diketahui bahwa perlakuan P5 et al. (2007) bahwa peningkatan pemberian
menghasilkan produksi berat kering bokashi pada level tertentu mampu
tertinggi yaitu dengan rata rata 360,50 g memberikan pengaruh pada pertumbuhan
dan paling sedikit pada perlakuan P0 yaitu dan produksi tanaman. Selanjutnya
dengan rata rata 328,50 g. Hal ini karena Arinong (2005) bahwa untuk
produksi berat kering dipengaruhi oleh meningkatkan pertumbuhan dan produksi
produksi berat segar dimana pada
tanaman, bila bokashi diaplikasikan ke
perlakuan P5 juga menghasilkan produksi tanah maka akan berfungsi sebagai media
berat segar yang tertinggi sehingga atau pakan untuk perkembangan
berpengaruh pada produksi berat kering. mikroorganisme, sekaligus menambah
Hal ini juga dipengaruhi oleh banyaknya unsur hara dalam tanah.
jumlah daun ataupun anakan pada
perlakuan P5 sehingga kemampuan KESIMPULAN
fotosintesisnya lebih besar jika
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Berdasarkan penelitian yang di
lakukan dapat disimpulkan, bahwa:
Hal ini sesuai dengan pendapat Djunaedi
Perlakuan dosis pupuk bokashi kotoran
(2009) bahwa produksi tanaman biasanya
sapi memberikan pengaruh sangat nyata
dipengaruhi oleh pertumbuhan
pada semua peubah yang diamati dan
vegetatifnya. Jika pertumbuhan
vegetatifnya baik, maka ada kemungkinan Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi
produksinya akan baik pula. dengan dosis 30 ton/Ha setara 150

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 4 Oktober-Desember 2017 | 417


e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000

g/Polybag memberikan hasil terbaik pada Noor, A. dan R.D. Ningsih. 2001. Upaya
semua peubah yang diamati yaitu: tinggi meningkatkan kesuburan dan
tanaman, jumlah anakan, produksi berat produktivitas tanah di lahan kering.
Dalam. Prosiding Lokakarya Strategi
segar, produksi berat kering dan produksi
Pembangunan Pertanian Wilayah
bahan kering. Kalimantan. Instalasi Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Banjarbaru.
Arinong. 2005. Aplikasi Berbagai Pupuk Suyitman, S. Jalaludin, Abudinar, N. Muis,
Organik pada Tanaman Kedelai di Ifradi, N. Jamaran, M. Peto, dan
Lahan Kering. Jurnal Sains dan Tanamasni. 2003. Agrostologi.
Teknologi. 5 (2):65-72 Diktat. Fakultas Peternakan
Universitas Andalas, Padang.
Djunaedy, A. 2009. Pengaruh jenis dan
dosis pupuk bokashi terhadap Sanderson, M. A. and R. A., Paul. 2008.
pertumbuhan dan hasil kacang Perennial forages as second
panjang (Vigna sinensis generation bioenergy crops.
L.). Agrovigor, 2(1): 42-46. International Journal of Molecular
Fanindi, A.S. Yuhaini dan A.Wahyu 2005. Sciences. 9: 768-788.
Pertumbuhan dan produktifitas
Sholeh, D. Nursyamsi, S. J. Adiningsih.
tanaman Sorgum (Sorgum bicolor L)
1997. Pengolahan bahan organik dan
Moeneh dan Sorgum sudanense
Nitrogen untuk tanaman padi dan
(Piper Stafp) yang Mendapatkan
ketela pohon pada lahan kering yang
Kombinasi Pemupukan N,P,K dan
mempunyai tanah ultisol di Lampung.
Ca. Prosiding Seminar Nasional
Prosiding: Pertemuan pembahasan
Peternakan dan Veteriner, 12-13
dan komunikasi hasil penelitian
September di Bogor, Buku 2 : 872-
tanah dan agroklimat, Bidang Kimia
885.
dan biologi tanah, Depertemen
Hidayat, M.F. 2003. Pemanfaatan Asam Pertanian. Pp: 193-206.
Humat dan Omega pada Pemberian
Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara
Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan
Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Gmelina arborea Roxb yang
Diinokulasi Cendawan Mikroba Tola, F. H. dan K. Dahlan. 2007.
Arbuskular (CMA). Tesis. Program Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk
Pascasarjana. Institut Pertanian Bokashi Kotoran Sapi terhadap
Bogor. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung. Jurnal Agrisistem, 1(3): 30-
Gonggo, B. M., B. Hermawan, and D.
43.
Anggraeni. 2005. Pengaruh jenis
tanaman penutup dan pengolakan Winata, N. A. S. H., Karno, K., dan S.
tanah terhadap sifat fisika tanah pada Sutarno. 2012. Pertumbuhan dan
lahan alang-alang. Jurnal ilmu-ilmu Produksi Hijauan Gamal (Gliricidia
pertanian Indonesia. 7(1):44-55. sepium) dengan Berbagai Dosis
Pupuk Organik Cair. Animal
Lingga, P. dan Marsono. 2003. Membuat
Agriculture Journal. 1(1): 797-807.
Kompos. Cetakan ke- Enam. PT.
Swadaya. Jakarta.

418 | Level Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Raja (Sadjadi et al., 2017)

You might also like