Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pemberian Pupuk Feses Sapi dengan Dosis yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott) di
Kabupaten Kepahiang
The Influence of Giving Cow Fertilizer Fertilizers with Different Doses on the Growth and
Production of Odot Grass (Pennisetum purpureum Cv. Mott) in Kepahiang District
ABSTRACT
This study aimed to determine the growth and production of Odot grass (Pennisetum purpureum Cv.Mott) by
giving different doses. The study was conducted in Tugu Rejo Village, Kec. Kabawetan, Kab. Kepahiang, Prov.
Bengkulu using Randomized Block Design (RBD), with 4 treatments P0 (Control), P1 (cow feces fertilizer 10
tons / ha), P2 (cow feces fertilizer 15 tons / ha) and P3 (cow feces fertilizer 20 tons / ha) each treatment consisted
of 6 replications and 2 cm thick coffee skin mulch. The variables observed included growth and production of
Odot grass. The data obtained was analyzed by using variance (ANOVA), if it had a significant effect it would
be carried out further testing of Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The results showed the treatment had no
significant effect (P> 0.05) on plant height and leaf length but had a significant effect (P <0.05) on leaf width
and had a very significant effect (P <0.01) on the number of tillers and material production dried Odot grass
(Pennisetum purpureum Cv.Mott). The conclusions of this study were using 15 tons / ha cow feces fertilizer + 2
cm coffee skin mulch better for growth and Odot grass production (Pennisetum purpureum Cv.Mott).
Key words: Cow faecal fertilizer, growth, production, Pennisetum purpureum Cv.Mott
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pertumbuhan dan produksi rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott)
dengan pemberian dosis yang berbeda. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Rejo, Kec. Kabawetan, Kab.
Kepahiang, Prov. Bengkulu dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 4 perlakuan P0
(Kontrol), P1(pupuk feses sapi 10 ton/ha), P2 (pupuk feses sapi 15 ton/ha) dan P3 (pupuk feses sapi 20 ton/ha)
setiap perlakuan terdiri dari 6 ulangan dan mulsa kulit kopi setebal 2 cm. Variabel yang diamati meliputi
pertumbuhan dan produksi rumput Odot. Data yang diperoleh di analisa dengan menggunakan sidik ragam
(Anova), bila berpengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil
penelitian menunjukan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman dan panjang daun
namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap lebar daun dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah
anakan serta produksi bahan kering rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott). Kesimpulan penelitian ini
dengan menggunakan dosis pupuk feses sapi 15 ton/ha + mulsa kulit kopi setebal 2 cm lebih baik terhadap
pertumbuhan dan produksi rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott).
Kata kunci : Pupuk feses sapi, pertumbuhan, produksi, Pennisetum purpureum Cv.Mott
PENDAHULUAN dwarf elephant grass merupakan jenis
rumput unggul yang memiliki produktivitas
Ketersediaan akan hijauan pada saat yang tinggi dan kandungan nutrisi yang
ini semakin terbatas. Pakan hijauan cukup baik. Kultivar ini memiliki
merupakan pakan pokok pada ruminansia karakteristik perbandingan rasio daun yang
(Rukmana, 2005). Salah satu rumput tinggi dibandingkan batang (Lasamadi et al,
budidaya yang dapat dikembangkan yaitu 2013).
rumput Odot (Pennisetum purpureum Penggunaan pupuk anorganik secara
Cv.Mott). Rumput Odot (Pennisetum terus menerus tanpa aturan juga dapat
purpureum Cv. Mott) atau biasa dinamakan mengganggu keseimbangan sifat tanah,
366 | Pengaruh pemberian pupuk feses sapi dengan dosis yang berbeda…(Sulaiman et al., 2018)
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput pembersihan areal (Land-clearing) bertujuan
Odot (Pennisetum Purpureum Cv.Mott) di membersihkan areal tersebut terhadap
Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Pemberian pepohonan, semak-semak dan alang-alang
pupuk feses sapi pada dosis yang berbeda atau tumbuhan lainnya dengan
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan mempertimbangkan beberapa jenis
dan produksi rumput Odot (Pennisetum pepohonan sebagai pelindung, peneduh dan
purpureum Cv. Mott). pencegah erosi.
Pada tahap selanjutnya yaitu
pengolahan lahan secara manual, dengan
MATERI DAN METODE
menggunakan cangkul dan penggaruk tanah
sebagai alat dalam pengolahan lahan ini,
Pada metode penelitian ini antara
yang bertujuan untuk menggemburkan tanah
lain yaitu meliputi waktu, bahan dan alat,
sehingga menjadi media yang siap di tanam.
serta tahapan penelitian.
Pembuatan lubang tanam bertujuan
Penelitian ini telah dilaksanakan
untuk mempermudah penanaman,
pada bulan September 2017sampai bulan
menyediakan tempat bagi akar tanaman dan
Januari 2018 di Desa Tugu Rejo Kecamatan
menyediakan lingkungan perakaran yang
Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi
baik untuk rumput Odot (Pennisetum
Bengkulu.
purpureum Cv. Mott).
Adapun penggunaaan alat dan bahan
Pemupukan dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pupuk organik yang berasal
cangkul, sabit, gunting, tali rafia, rol
dari pupuk kandang yaitu feses sapi sebagai
meter/meteran, timbangan, dan mistar.Bahan
media pupuk dan mulsa kulit kopi dalam
yang akan digunakan adalah rumput Odot
media penutup tanah. Pemupukan dilakukan
(Pennisetum purpureum Cv. Mott) dan mulsa
sebelum penanaman bibit rumput odot, yang
kulit kopi. Desa Tugu Rejo Kecamatan
diberikan pada setiap lobang pada lubang
Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi
tanam yaitu dengan ukuran 75 x 75 cm
Bengkulu.
dengan 24 satuan percobaan.
Pada tahapan penelitian ini
Reksohadiprodjo (1994) dan
menggunakan rumput Odot (Pennisetum
Regan(1997) melaporkan pemilihan bibit
purpureum Cv. Mott) yang baru ditanam
rumput Odot dibudidayakan dengan
dengan jarak tanamyaitu 75 x 75 cm. Dalam
potongan batang (stek) atau sobekan rumpun
penelitian ini telah dilaksanakan beberapa
(pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari
tahapan diantaranya yaitu persiapan lahan,
batang yang sehat dan tua, dengan panjang
pengolahan lahan secara manual, membuat
stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling
lubang tanam, pemupukan rumput Odot
sedikit 2 buku atau mata).
(Pennisetum purpureum Cv. Mott),
Menurut Dapa (2016) bibit tanaman
penanaman rumput pemupukan rumput Odot
rumput Odot (Pennisetum pupureum Cv.
(Pennisetum purpureum Cv. Mott)
Mott) dalam bentuk stek ditanam sedalam 2
pengukuran pertumbuhan dan pengukuran
cm.
produksi.
Penanaman rumput Pennisetum
Persiapan dan Pengolahan Lahan purpureum Cv. Mott menggunakan
Persiapan lahan merupakan langkah penanaman untuk memperbanyak tanaman
awal dalam penelitian ini setelah semua alat yaitu dengan cara vegetatif atau dengan stek
dan bahan dipersiapkan.Persiapan lahan batang.
meliputi yaitu pembersihan lahan yang masih Pemberian mulsa kulit kopi di
terdapat tanaman-tanamanyang dapat berikan dengan cara penebaran dengan
mengganggu dalam pertumbuhan rumput ketebalan 2 cm pada setiap perlakuan.
Odot (Pennisetum purpureum Cv.
Mott).AAK (2003) melaporkan bahwa
368 | Pengaruh pemberian pupuk feses sapi dengan dosis yang berbeda…(Sulaiman et al., 2018)
program Software SPSS 16.0 (Nugroho, Hasil analisis tanah unsur N, P, dan
2008) K menunjukan peningkatan dari sebelum di
lakukannya penelitian dan sesudah
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukannya penelitian. Menurut
Kartasapoetra dan Sutejo (2005) pupuk
Keadaan Lokasi Penelitian kandang bermanfaat untuk meningkatkan
Letak Geografis penelitian ini kesuburan tanah, mempertinggi kadar humus,
berada pada koordinat 3º39’00.71 LS – memperbaiki struktur tanah, mendorong
102º35’20.81 BT. Adapun data iklim pada
kehidupan jasad renik, sebagai sumber unsur
saat penelitian yaitu tertera pada Tabel 1 : makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman
Rata-rata temperatur udara berkisar
sehingga keseimbangan unsur hara di dalam
23,53 – 24,12. Menurut Mannetje dan Jones tanah menjadi lebih baik.
(1992) suhu yang paling baik untuk
pertumbuhan tanaman rumput jenis gajah Pertumbuhan Rumput Odot (Pennisetum
antara 25 - 40 °C. Curah hujan pada 3 bulan purpureum Cv. Mott)
penelitian tergolong rendah. Menurut Hasil sidik ragam menunjukkan
BMKG Nasional (2010) rata-rata curah hujan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
tergolong rendah 5-20 mm, sedang 20–50 (P>0,05) terhadaptinggi tanaman.
mm, tinggi 50-100 mm dan sangat tinggi Pengukuran tinggi tanaman setiap
>100mm. Menurut Mcllroy (1977) hujan minggunya berbeda pada minggu ke-2
yang terlalu tinggi mempercepat pengikisan berkisar 27,86 – 30,79 cm dan pada minggu
unsur hara tanah di lahan terbuka, sehingga ke-8 berkisar 65,06 -68,64 cm. Rata-rata
produktivitas tanaman menjadi rendah. pertumbuhan rumput Odot (Pennisetum
Tabel 2 merupakan hasil analisis purpureum Cv. Mott), terdapat pada tabel 3.
tanah sebelum dilakukan penelitian dan
sesudah melakukan penelitian.
Tabel 1. Data rata-rata iklim, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, suhu dan
kelembaban
Bulan
Parameter Iklim
Oktober November Desember
Intensitas cahaya
52,23 34,21 39,52
matahari (%)
Temperatur udara (°C) 24,12 24,06 23,53
Curah hujan (mm) 13,06 14,21 12,49
Kelembaban (%) 85,10 86,90 87,87
Sumber : BMKG Stasiun Geofisika Kabupaten Kepahiang (2018)
370 | Pengaruh pemberian pupuk feses sapi dengan dosis yang berbeda…(Sulaiman et al., 2018)
Lebar Daun
Tabel 5. Rata-rata lebar daun (cm) rumput Odot
Rata-rata Lebar
Perlakuan
Daun
Minggu P0 P1 P2 P3
2 1,38 ± 0,33a 1,74 ± 0,41bc 1,87 ± 0,41c 1,53 ± 0,29ab
4 1,73 ± 0,28a 2,10 ± 0,33b 2,11 ± 0,27b 1,98 ± 0,26b
6 1,97 ± 0,33a 2,22 ± 0,23b 2,23 ± 0,15b 2,20 ± 0,19b
a b
8 2,20 ± 0,29 2,39 ± 0,45 2,50 ± 0,20b 2,40 ± 0,15b
Keterangan: Superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). P0
(kontrol), P1 (pupuk feses sapi 10 ton/ha), P2 (pupuk feses sapi 15 ton/ha), P3 (pupuk feses sapi 20 ton/ha).
372 | Pengaruh pemberian pupuk feses sapi dengan dosis yang berbeda…(Sulaiman et al., 2018)
memiliki data yang berbeda. Pada tinggi potong 30 hari. Menurut Budiono (2018)
batang yang tertinggi pada P2 68,64 cm, dengan 3 kali pemberian pupuk feses sapi,
lebar daun yang terlebar pada P2 2,5 cm, sebesar 2598 gram/petakdan Dapa (2016)
panjang daun yang terpanjang pada P2 51,94 produksi segar 5,68 -7,83 kg dengan
cm dan jumlah anakan yang terbanyak pada pemberian Pupuk Urea, Biourin dan
P2 4 batang. Hal ini juga berpengaruh Kombinasinya pada pemotongan ketiga.
terhadap produksi segar yang dihasilkan Menurut Lasamadi et al. (2013) pemberian
setiap perlakuan. Berikut merupakan grafik pupuk pada tanaman juga memiliki batas
produksi segar (g/m²), tertera pada grafik 2: optimal.
Batang Daun Pada Gambar 2 terlihat bahwa
produksi segar batang dan daun P0 (kontrol)
1600 memiliki produksi segar yang rendah
dibandingkan dengan perlakuan P1, P2 dan
1400 P3.. Menurut Ifradi dan Elsifitriana (2003)
1200 Produksi Segar g/m² pupuk kandang dapat mempertahankan
1112 bahan organik tanah, meningkatkan
1000 973 aktivitas biologis dan juga meningkatkan
800
800 800 ketersediaan air tanah. Semakin tinggi kadar
air tanah maka penyerapan dan perpindahan
600 unsur hara maupun air akan lebih baik,
400 466 486 480
sehingga laju fotosintesis untuk dapat
406
menghasilkan cadangan makanan bagi
200 pertumbuhan tanaman lebih terjamin dan
P0 P1 P2 P3 produksipun akan meningkat.
Perlakuan
Produksi Bahan Kering
Grafik 2. Produksi segar rumput Odot Hasil sidik ragam menunjukkan
perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01).
Terlihat pada Gambar 2, bahwa Produksi berat kering rumput Odot dengan
produksi segar rumput Odot pada perlakuan pemberian pupuk feses sapidengan dosis
P2 memiliki produksi yang lebih tinggi yang berbeda memberikan pengaruh yang
dibandingkan P0, P1 dan P3. Produksi pada berbeda. Hasil uji lanjut BK batang
perlakuan P2 sebesar 1598 gr/m². Produksi menunjukan bahwa P3, P2 dan P1 berbeda
segar pada penelitian ini lebih tinggi nyata (P<0,05) denganP0 dan BK daun P2
dibandingkan dengan penelitian Zahroh et al. berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap P1,
(2016) dengan produksi rumput Odot P3 dan P0.
berkisar 86,11-219,44 gram dengan umur
Tabel 7. Rata-rata produksi bahan kering batang dan daun rumput Odot
Perlakuan
Produksi
P0 P1 P2 P3
gram/m²
a b
BK Batang 10,48±2,13 15,58±3,12 17,72±4,57b 15,35±3,24b
374 | Pengaruh pemberian pupuk feses sapi dengan dosis yang berbeda…(Sulaiman et al., 2018)
Mannetje, L. and R.M. Jones. 1992. Plant
Haryanto. 2007. Kecukupan pakan ternak Resources of South-East Asia no 4.
solusi menuju ketahanan pangan Forages. Prosea, Bogor.
nasional. Bahan Orasi Pengukuhan
Peneliti Utama sebagai Profesor Riset Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan yang
Bidang Nutrisi Ruminansia. Badan Efektif. PT. Agromedia Pustaka,
Penelitian dan Pengembangan Jakarta.
Pertanian, Jakarta.
Nugroho, S. 2008. Dasar-dasar Rancangan
Hidayah. 2003. Kajian Penggunaan Pupuk Percobaan.UNIB Press, Bengkulu.
PHONSKA Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Rumput Raja (King Syamsuddin, St. N. 2016. Pertumbuhan
Grass). Institut Pertanian Bogor, Kembali (Regrowth) Rumput Gajah
Bogor. Mini (Pennisetum purpureum Cv.Mott)
Melalui Pemberian Pupuk Organik Cair
Hillel, D. 1980. Application of Soil Physics. Pada Lahan Kering–Kritis. Skripsi.
Academic Press, New York. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lukas, Ricky G., David. A. K., dan M. Rachmawati, M. dan Mashur. 2000. Pupuk
Najoan. 2017. Karakter Morfologi dan Bokashi. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Kandungan Nutrien Rumput Gajah Indonesia, Jakarta.
Dwarf (Pennisetum purpureum cv.
Mott) pada Naungan dan Pemupukan Regan, C.S. 1997. Forage Conservation in
Nitrogen. Jurnal LPPM Bidang Sains The Wet/Dry Tropics for Small
dan Teknologi 4 (2): 33-43. Landholder Farmers. Thesis. Faculty of
Science Nothern Territory University,
Mega, R. S. 2012. Produksi dan Nilai Nutrisi Australia.
Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum) Cv. Taiwan yang Diberi Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi
Dosis Pupuk N, P, K Berbeda pada Tanaman Hijauan Makanan Ternak
Lahan Kritis Tambang Batubara. Tropik. Universitas Gadjah
Universitas Andalas, Padang. Mada.Yogyakarta.
Rukmana, R.. 2005. Rumput Unggul Hijauan Sirait, J., Tarigan, A. dan Simanikhuru, K.
Makanan Ternak. Kanisius (Anggota 2013. Karakteristik Morfologi Rumput
IKAPI). Jakarta. Gajah Kerdil (Pennisetum purpureum
cv Mott) pada Jarak Tanam Berbeda di
Sawen, D. 2012. Pertumbuhan Rumput Dua Agroekosistem di Sumatera Utara.
Gajah (Pennisetum purpureum) dan Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Benggala (Panicum maximum) akibat Peternakan dan Veteriner :641 – 649.
Perbedaan Intensitas Cahaya.
Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Wijaya, K. A. 2008. Nutrisi Tanaman
Tanaman 2 (1): 17-20. Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi
Sarwanto, D. dan S. E. Tuswati.2017. Pustaka, Jakarta.
Pertumbuhan Rumput Gajah Kerdil
(Pennisetum purpureum cv. Mott) di Wong, C.C. 1991. Shade tolerance of tropical
Lahan Terbuka Bekas Penambangan forage. Proceeding of Workshop
Batu Kapur Kawasan Karst Gombong Forages for Plantation Crops. Ed by
Jawa Tengah. Biosfera 34 (3): 131- Shelton, H. M. and Sturr, W. W.
137. ACIAR No. 32 : 64.
Satata, B dan Kusuma, M. E. 2014. Pengaruh Zahroh F., Muizzudin, dan Chamisijatin. L.
Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak 2016. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk
(Sapi, Ayam, dan Kambing) terhadap Kandang terhadap Tinggi Tanaman,
Pertumbuhan dan Produksi Rumput Luas Daun, dan Berat Basah Rumput
Brachiaria humidicola. Ilmu Hewani Gajah Odot (Pennisetum purpureum
Tropika, Palangka Raya. Cv. Mott). Prosiding Seminar Nasional
II: 908 – 914.
376 | Pengaruh pemberian pupuk feses sapi dengan dosis yang berbeda…(Sulaiman et al., 2018)