You are on page 1of 41

JURNAL 1

https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gaj/article/download/2441/995

JURNAL 2
https://jurnaltsm.id/index.php/JBA/article/download/754/534/

JURNAL 3
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/article/download/42606/33766/
Gorontalo Accounting Journal
https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gaj
Vol. 5, No. 2, October 2022
P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066
Nationally Accredited Journal, Decree No.36/E/KPT/2019 Sinta 4

Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan, Tanggung


Jawab Sosial Perusahaan dan Manajemen Laba terhadap
Kinerja Keuangan
Putri Yuni Sentya1, Mardianto2
1,2UniversitasInternasional Batam/Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota
Batam, Kepulauan Riau/Indonesia
Email: 1942079.putri@uib.edu1, mardianto.zhou@uib.ac.id2

Citation: Sentya, P. Y. & Mardianto. (2022). Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan,
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan.
Gorontalo Accounting Journal, 5(2), 214–232. DOI: 10.32662/gaj.v5i2.2441

Artikel info
Abstract. The purpose of this study is to analyze the effect of
Artikel history: corporate governance mechanisms (the proportion of the board of
Received: 15-09-2022 commissioners, institutional ownership, audit quality), the effect
Revised: 28-09-2022 of corporate social responsibility, and the effect of earnings
Accepted: 30-09-2022 management on financial performance. The population of the
research carried out was taken from company reports listed on
the Indonesia Stock Exchange, where all samples used were
financial reports, reports from 2017 to 2021. The sample was
quoted using a purposive sampling technique, namely quoting
samples based on certain characteristics. This study uses a
quantitative method where the sample used is 70 companies with
222 data samples. Descriptive statistics, Chow test, Hausman
test, R test, t test and F test are used as data analysis methods.
Based on the research that has been done, it is found that there
is no significant relationship between the independent board of
commissioners, institutional ownership, audit quality, earnings
management and corporate social responsibility, so the
hypothesis in this study is rejected.

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh


mekanisme tata kelola perusahaan (proporsi dewan komisaris,
kepemilikan institusional, kualitas audit), pengaruh tanggung
jawab sosial perusahaan, serta pengaruh manajemen laba
terhadap kinerja keuangan. Populasi dari penelitian yang
dilakukan, diambil dari laporan perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia, dimana seluruh sampel yang digunakan
menggunakan laporan keuangan, laporan keberlanjutan dan
laporan tahunan dari tahun 2017 hingga 2021. Sampel dikutip
dengan menggunakan teknik pengutipan sampel secara
purposive yaitu pengutipan sampel berdasarkan karakteristik
tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dimana sampel yang digunakan sebanyak 70 perusahaan
dengan data sampel sebanyak 222. Statistik deskriptif, uji
chow, uji hausman, uji R, uji t dan uji F digunakan sebagai
metode analisis data. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan menghasilkan bahwa antara proporsional dewan
214
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

komisaris independen, kepemilikan institusional, kualitas


audit, manajemen laba dan tanggung jawab sosial perusahaan
tidak memiliki hubungan yang signifikan sehingga hipotesis
pada penelitian ini ditolak.
Keywords: Corresponden author:
Financial Email: 1942079.putri@uib.edu
Performance;
Corporate Social
Responsibility;
Corporate
Governance

Pendahuluan
Kinerja keuangan saat ini menjadi penentu bagi investor yang ingin berinvestasi
disebuah perusahaan. Kinerja keuangan yang buruk memiliki kemungkinan untuk
kehilangan investor atau tidak mendapatkan investor. Kinerja keuangan yang buruk
terjadi disebabkan oleh perusahaan yang tidak dapat menjalankan tata kelola
perusahaan dengan baik dan benar. Peneliti menemukan fakta yang diperoleh dari
artikel yang diterbitkan oleh Kontan.co.id (2021) yang menyatakan bahwa pada
tahun 2021 sekitar 32 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
diantaranya PT First Indo American Leasing Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Garuda
Indonesia Tbk, PT Express Transindo Utama Tbk dan perusahaan lainnya,
menghasilkan ekuitas yang buruk yang artinya sekitar 32 perusahaan memiliki tata
kelola perusahaan yang kurang baik. Maka dari itu diperlukannya penerapan tata
kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sianipar & Wiksuana (2019)dengan menggunakan
sampel 26 bank pembangunan daerah di Indonesia, dimana peneliti menemukan
fakta bahwa tata kelola perusahaan yang baik (GCG) memang memberikan pengaruh
yang baik bagi kinerja keuangan, namun pernyataan tersebut tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dzaky, Abdurohman, Christian, Sukma dan Ilyas
(2021)dengan menggunakan 42 sampel yang terdiri dari 14 perusahaan yang dilihat
selama 3 periode, penelitian tersebut mengungkapkan fakta bahwa tata kelola
perusahaan yang baik (GCG) tidak memberikan pengaruh apapun untuk kinerja
keuangan. Kedua hasil penelitian tersebut menunjukan hasil yang inkonsistensi.
Perusahaan yang dinilai baik tidak hanya perusahaan yang baik bagi
pemangku kepentingan saja akan tetapi perusahaan yang baik seharusnya mampu
menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Mahrani & Soewarno (2018).
Di Indonesia sendiri sudah menjelaskan aturan dalam Undang-Undang Perseroan
No.40 Tahun (2007) yang membahas perseroan terbatas yang mengungkapkan
bahwa program CSR harus dilaksanakan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung
jawabnya terhadap pihak-pihak yang terkait atau terdampak oleh aktivitas
perusahaan. Dengan diterbitkannya undang-undang yang secara tidak langsung
berkaitan dengan CSR membuat beberapa pihak meyakini bahwa CSR sangat
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Penelitian yang membahas impak dari CSR terhadap kinerja keuangan sudah
dijalankan oleh banyak peneliti. Namun masih terdapat hasil penelitian yang tidak
konsisten antara para peneliti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wu,
Shao, Yang, Ding, Tao dan Zhang (2020) dengan melakukan 1.445 pengamatan
terhadap perusahaan manufaktur dari tahun 2013 hingga 2018 dengan mencocokan
database dan model regresi China Stock Market & Accounting Research Database
(CSMAR) dan Rangking CSR Ratings (RKS) mengungkapkan bahwa CSR memberikan
pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan peneliti Ngoc
(2018) dengan menggunakan sampel dari bank di vietnam selama periode 2011–
215
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

2016 mengungkapkan bahwa CSR memiliki hubungan signifikan negatif dengan


kinerja keuangan. Untuk mengungkap ketidakkonsistenan yang terjadi antara para
peneliti sebelumnya mendorong peneliti menggunakan variabel lain yaitu
manajemen laba sebagai penambah variabel yang sudah ada dan demi memastikan
hubungan CSR dengan GCG dengan kinerja keuangan.
Manajemen laba digunakan sebagai akibat untuk meningkatkan kinerja
keuangan dimana pihak manajemen memberikan informasi yang bukan sebenarnya
kepada pemangku kepentingan atau pemilik. Demi menyelaraskan kepentingan yang
berbeda antara pemangku kepentingan dengan pihak manajemen, maka dari itu
diperlukannya mekanisme kontrol seperti GCG. Nuryana & Surjandari (2019)telah
melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 25 laporan keuangan industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan pada tahun
2012 hingga 2016 menemukan fakta bahwa manajemen laba tidak memiliki faktor
penyebab yang signifikan terhadap kinerja keuangan.
Berdasarkan uraian yang telah dituangkan, penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai pengaruh GCG, CSR dan manajemen laba dengan kinerja
keuangan. Penelitian ini akan mengkaji kembali mengenai penelitian yang telah
dikaji oleh Mayang Mahrani dan Noorlailie Soewarno dengan menambah variabel
bebas dan menghilangkan variabel mediasi untuk memastikan kevalidannya dengan
menggunakan informasi-informasi terbaru yang berasal dari industri yang berada di
indonesia.
Penelitian ini menimbulkan beberapa rumusan masalah, yaitu (1) Apakah
proporsi dewan komisaris independen memberikan pengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan? (2) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan? (3) Apakah kualitas audit memberikan pengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan? (4) Apakah tanggung jawab sosial perusahaan
memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan? (5) Apakah
manajemen laba memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan?
Penelitian ini juga memiliki beberapa tujuan, yaitu (1) Sebagai media analisis
pengaruh signifikan proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja
keuangan (2) Sebagai media analisis pengaruh signifikan kepemilikan institusional
terhadap kinerja keuangan (3) Sebagai media analisis pengaruh signifikan kualitas
audit terhadap kinerja keuangan (4) Sebagai media analisis pengaruh signifikan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan (5) Sebagai media
analisis pengaruh signifikan manajemen laba terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh Proporsional Dewan Komisaris Independen Terhadap Kinerja
Keuangan
Variabel proporsional dewan komisaris independen digunakan untuk
mengetahui jumlah komisaris yang berasal dari luar perusahaan sehingga investor
dapat menilai tingkat pengawasan yang dimiliki suatu perusahaan. Kyere (2020)
telah meneliti tentang kinerja keuangan dengan komisaris independen yang
menghasilkan penelitian dengan pernyataan yakni kinerja keuangan tidak terikat
hubungan signifikan dengan komisaris independen, dimana pada penelitian yang
telah dikaji oleh Kyere menggunakan 252 perseroan yang tercatat di Bursa Efek
London sebagai sampel. Berbeda dari hasil penelitian yang sebelumnya, peneliti
Kabir & Thai (2017) dengan memanfaatkan sampel perseroan yang terdaftar di
Vietnam menunjukan hasil bahwa komisaris independen berhubungan signifikan
yang positif dengan kinerja keuangan, kemudian dibuktikan kembali dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh Prabowo, Titisari dan Wijayanti (2018) dimana
terbukti bahwa terdapat hubungan signifikan yang positif antara komisaris
independen dengan kinerja keuangan, penelitian tersebut dilakukan dengan
menggunakan sampel 34 perusahaan.

216
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

H1: Proporsional Dewan Komisaris Independen Berpengaruh Positif terhadap Kinerja


Keuangan
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan
Kepemilikan saham atas institusi dapat disebut juga sebagai kepemilikan
institusional yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengawasan yang dilakukan
oleh institusi. Nuryana dan Surjandari (2019) membuktikan bahwa kepemilikan
institusional tidak dapat memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja
keuangan. Namun, pada penelitian yang telah diteliti oleh Purwanto, Bustaram dan
Subhan (2020) memberikan hasil yang berbeda, hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat mempengaruhi kinerja
keuangan secara signifikan.
H2: Kepemilikan Institusional Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Keuangan
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Kinerja Keuangan
Kualitas audit menggambarkan sebuah evaluasi mengenai bagus maupun
tidaknya suatu peninjauan yang pernah ditinjau oleh auditor. Hal ini meningkatkan
kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga perusahaan yakin dengan
kualitas audit yang lebih baik akan dapat mempengaruhi kinerja keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ado, Rashid, Mustapha dan Ademola (2020) dengan
memanfaatkan sampel yang diperoleh dari perusahaan yang terdaftar di Nigeria
mengungkapkan bahwa kualitas audit yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu audit fee,
auditor independen dan auditor size, ketiga independen tersebut dapat
mempengaruhi kinerja keuangan secara signifikan yang positif.
H3: Kualitas Audit Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Keuangan
Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan wujud tanggung jawab yang
dilaksanakan oleh perusahaan kepada warga dan lingkungan sekitar yang mana
biasanya diterapkan untuk membangun citra perusahaan di lingkungan masyarakat
sehingga dapat mempengaruhi investor dan membuat kinerja keuangan semakin
baik. Firdiansjahc, Apriyanto, dan Widyaratna (2020) menemukan fakta bahwa
ternyata CSR yang diterapkan oleh perusahaan dapat berpengaruh signifikan yang
positif dengan kinerja keuangan.
Dibuktikan kembali dengan penelitian yang dilakukan oleh Cho, Chung dan
Young (2019) yang mengungkapkan bahwa CSR berhubungan signifikan positif
terhadap kinerja keuangan. Analisis korelasi antara kinerja CSR dan indikator
kinerja keuangan yang dilakukan oleh peneliti mengungkapkan bahwa antara
tingkat pertumbuhan total aset dan kesehatan perusahaan dan kontribusi sosial
memiliki hubungan yang positif.
Adapun penelitian yang mengungkapkan bahwa CSR yang diterapkan oleh
perusahaan tidak berhubungan signifikan dengan kinerja keuangan, pernyataan
tersebut diungkapkan oleh Oyewumi, Ogunmeru dan Oboh (2018) dengan
menggunakan sampel dari bank-bank di Nigeria yang merupakan sebuah negara
berkembang.
H4: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berpengaruh Positif terhadap Kinerja
Keuangan
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Manajemen laba biasanya digunakan karena adanya motivasi-motivasi seperti
motivasi bonus, motivasi pajak, penawaran umum perdana dan motivasi penarikan
investor. Dengan dilakukannya manajemen laba biasanya perusahaan percaya itu
akan mempengaruhi tingkat kinerja keuangan.Firdiansjahc, Apriyanto dan
Widyaratna (2020) menggunakan manajemen laba sebagai variabel kontrol,
menunjukan bahwa hubungan antara manajemen laba sebagai variabel kontrol
dengan kinerja keuangan saling berhubungan signifikan yang positif. Sedangkan

217
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

Nuryana dan Surjandari (2019) dengan menggunakan sampel 25 perusahaan


menunjukan bahwa manajemen laba tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan kinerja keuangan.
H5: Manajemen Laba Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Kinerja Keuangan
Model Penelitian
Saat ini Investor menjadi peran penting bagi suatu perusahaan yang sedang
berjalan. Namun investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi disuatu
perusahaan yang dinilai dapat menjamin kemajuan perusahaanya, sehingga investor
dapat memperoleh keuntungan investasinya. Maka dari itu sebelum berinvestasi
biasanya investor akan memeriksa kinerja keuangan suatu perusahaan terkait.
Perusahaan dapat memperoleh kinerja keuangan yang baik dengan penerapan
tata kelola perusahaan yang baik, dimana tata kelola perusahaan dapat berupa
penambahan proporsional dewan komisaris independen, penambahan investor dari
institusi serta penerapan kualitas audit yang baik. Selain menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik, perusahaan juga perlu menerapkan tanggung jawab sosial
perusahaan serta menghindari manajemen laba pada laporan keuangan perusahaan
secara bersamaan. Meskipun dari beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa
hal tersebut tidak dapat mempengaruhi baik buruknya suatu kinerja keuangan jika
diterapkan salah satu. Namun secara garis besar belum ditemukan penelitian yang
meneliti tata kelola perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen
laba terhadap kinerja keuangan secara bersamaan. Dari analisis tersebut
menghasilkan kerangka berpikir sebagai berikut:

Proporsional Dewan
Komisaris Independen

Kepemilikan Institusional
Kinerja
Keuangan
Kualitas Audit

Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan
Earnings
Manajemen Laba

Gambar 1. Model Penelitian

Kinerja Keuangan yang digunakan sebagai variabel penelitian merupakan


variabel terikat pada penelitian ini, sedangkan variabel bebas yang digunakan pada
penelitian ini adalah Proporsional Dewan Komisaris Independen, Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba.
Metode Penelitian
Dalam upaya pengumpulan informasi, penelitian ini memanfaatkan metode
kuantitatif. Dimana metode kuantitatif diterapkan guna menguji hipotesis yang
sudah disusun sebelumnya. Dengan menggunakan metode pengumpulan
kuantitatif, peneliti dapat mengambil sampel perusahaan yang telah tercatat di
Bursa Efek Indonesia dengan menganalisis dokumen yang tersedia. Pendekatan
kuantitatif menurut Creswell & Creswell (2018) menjelaskan bahwa penelitian

218
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

kuantitatif berpusat pada pendekatan yang dimanfaatkan untuk menguji teori


objektif dengan menguji suatu hubungan antar variabel.
Populasi dari penelitian yang dilakukan, diambil dari laporan perseroan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia, dimana seluruh sampel yang digunakan
menggunakan laporan keuangan, laporan keberlanjutan dan laporan tahunan dari
tahun 2017 hingga 2021. Sampel akan dikutip dengan menggunakan teknik
pengutipan sampel secara purposive yaitu pengutipan sampel berdasarkan
karakteristik tertentu. Berikut ini adalah karakteristik yang dimaksud dalam
penelitian ini, yaitu (1) seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
selama tahun 2017 hingga 2021 kecuali perusahaan jasa keuangan, (2) Perusahaan
yang menerbitkan CSR sesuai dengan pedoman atau indeks pelaporan
keberlanjutan GRI Standard, (3) perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan dan
laporan keuangan akhir tahun yang telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik
maupun auditor independen (4) laporan keuangan yang digunakan sedang tidak
dalam kerugian pada periode tertentu.
Lingkup objek dari penelitian ini ialah Proporsional Dewan Komisaris
Independen, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional dan Manajemen Laba. Adapun definisi oprasional dan rumus dari
variabel yang digunakan oleh peneliti, yaitu yang pertama kinerja keuangan yang
dijadikan variabel terikat dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu analisis
laporan posisi keuangan pada periode tertentu yang dimanfaatkan dalam proses
penilaian tingkat efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan dalam mengelola sumber
dayanya untuk menghasilkan pendapatan pernyataan tersebut diungkap oleh
(Shoukat Malik dan Nadeem, 2014).
Penelitian ini memanfaatkan 2 proksi Kinerja Keuangan yaitu Pengembalian
Aset atau Return On Asset (ROA) dan Tobin’s Q. Variabel ROA digunakan sebagai
pengukur persentase tingkat efektifnya suatu aset perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan atau rasio profitabilitas perusahaan yang mana rumus yang kita
gunakan mengutip penelitian dari Mahrani dan Soewarno (2018) yang di kutip dari
IAI (2007). ROA dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Variabel Tobin’s Q merupakan suatu indikator pengukur kinerja perusahaan,


terutama mengenai nilai perusahan yang menunjukan suatu performa perusahaan.
Dalam penelitian ini Tobin’s Q variabel diukur dengan Q rasio yang telah di
modifikasi oleh Chung dan Pruitt (1994) rumus tersebut dikutip oleh peneliti dari
artikel milik Mahrani and Soewarno (2018) yang dirumuskan secara matematis
sebagai berikut :

𝑀𝑉(𝐶𝑆)+𝐵𝑉(𝑃𝑆)+𝐵𝑉(𝐼𝑁𝑉)+𝐵𝑉(𝐶𝐿)+𝐵𝑉(𝐿𝑇𝐷)−𝐵𝑉(𝐶𝐴)
C-PQ =
𝐵𝑉(𝑇𝐴)

Dimana C-PQ adalah Tobin's Q rasio dengan model Chung dan Pruitt (1994),
MV(CS) adalah nilai saham biasa (harga penutupan pada akhir tahun× jumlah
saham beredar), BV(PS) adalah nilai buku saham preferen, BV(LTD) adalah nilai
buku hutang jangka panjang, BV(INV) adalah nilai buku persediaan, BV(CL) adalah
nilai buku kewajiban lancer, BV(CA) adalah nilai buku aset lancer, BV(TA) adalah
nilai buku dari total aset.
Yang kedua proporsional dewan komisaris independen merupakan variabel
bebas. Variabel ini digunakan untuk mengetahui jumlah komisaris yang berasal dari
luar perusahaan. Peneliti menggunakan rumus yang dikutip dari artikel Mahrani
219
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

dan Soewarno (2018) untuk melakukan penelitian terhadap dewan komisaris


independen sebagai berikut :

𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑡 𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑖𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟𝑠


KIND =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑖𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟

Dimana KIND merupakan Proporsi dewan komisaris independen

Yang ketiga kepemilikan institusional atau kepemilikan saham atas institusi


dapat disebut juga sebagai kepemilikan institusional, kepemilikan institusional
merupakan variabel bebas dari penelitian ini dan diukur menggunakan rumus yang
dikutip dari artikel Mahrani and Soewarno (2018) sebagai berikut :

Jumlah saham yang dimiliki institusi


INST =
Jumlah saham beredar

Yang keempat kualitas audit merupakan variabel bebas pada penelitian ini
yang menggambarkan sebuah evaluasi mengenai bagus maupun tidaknya suatu
peninjauan yang pernah ditinjau oleh auditor. Variabel kualitas audit dinilai
menggunakan variabel dummy, yakni laporan keuangan perusahaan yang diaudit
oleh KAP 4 Besar dapat diberi nilai 1, sebaliknya laporan keuangan yang diaudit oleh
selain dari KAP 4 Besar dapat diberi nilai 0 (Mahrani & Soewarno, 2018).
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Yang kelima CSR sebagai salah satu dari independen yang digunakan
merupakan wujud tanggung jawab yang diterapkan oleh perusahaan untuk warga
dan lingkungan sekitar yang mana CSR biasanya diterapkan untuk membangun
citra perusahaan di lingkungan masyarakat. Pengukuran CSR pada penelitian ini
menggunakan metode content scoring berdasarkan Global Reporting Initiative yang
pernah di praktekan oleh Wu, Shao, Yang, Ding dan Zhang (2020)dalam penelitian
CSR pada kinerja keuangannya, yang mana sampel akan diambil dengan cara
pemberian score seperti, perusahaan yang menyampaikan item CSR tersebut sesuai
standar akan diberi nilai 1, sebaliknya yang tidak menyampaikan diberi nilai 0.
Berikut adalah hitungan yang digunakan dalam riset ini:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 "1"


CSR =
𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝐺𝑅𝐼−𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑

Yang keenam atau Independen terakhir yang kita gunakan adalah manajemen
laba yang dapat diartikan sebagai salah satu perbuatan yang secara sengaja
dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan yang
akan disajikan kepada pemangku kepentingan. Tindakan tersebut dilakukan karena
adanya motivasi terhadap beberapa hal seperti, motivasi bonus, motivasi pajak,
penawaran umum perdana dan motivasi penarikan investor. Terdapat beberapa
model untuk mengukur manajemen laba, seperti model industri, model Healy, model
de Angelo, model Jones dan model Jones yang dimodifikasi Dechowdkk., 1995. Pada
penelitian yang akan dilakukan, peneliti menggunakan model Jones yang
dimodifikasi dengan langkah pengukuran sebagai berikut yang mana rumus
tersebut didapat dari artikel Mahrani and Soewarno (2018), yang pertama tentukan
nilai jumlah akrual, yang menggambarkan selisih antara laba bersih dan arus kas
operasi:
TAit = NIit - CFOit.

220
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

Yang kedua memastikan nilai parameter 𝛿 1, 𝛿 2, dan 𝛿 3 dengan model Jones


(1991):
TAit = 𝛿 1+ 𝛿 2∆REVit +𝛿 3PPEit.

Untuk membuat skala informasi, seluruh variabel tersebut dibagi dengan aset
tahun sebelumnya, sehingga rumusnya akan seperti berikut:

TACCit/TAit – 1 = 𝛿 0 + 𝛿 1 (1/TAit – 1) + 𝛿 2(∆REVit / TAit – 1) + 𝛿 3(PPEit / TAit – 1) +𝜀 it.

Dimana TACCit adalah jumlah akrual perusahaan i pada tahun t, NIit adalah
laba bersih perusahaan i pada tahun t, CFOit adalah Aliran kas dari aktivitas operasi
perusahaan i pada periode t, TAit-1 adalah jumlah aset perusahaan i pada akhir tahun
t-1, ∆REVit adalah perubahan penjualan perusahaan i tahun antara t dan t-1, PPEit
adalah aset tetap (property, plant & equipment) perusahaan i pada tahun t, 𝛿 0 adalah
konstanta dan 𝛿 1, 𝛿 2, 𝛿 3 adalah Koefisien regresi. Nilai parameter 𝛿 1, 𝛿 2 dan 𝛿 3
diestimasi dengan regresi kuadrat terkecil biasa.
Yang ketiga dengan menggunakan nilai parameter 𝛿 1, 𝛿 2 dan 𝛿 3, nilai akrual
non-diskresioner dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

NDACCit/TAit-1 =𝛿 0+ 𝛿 1(1/TAit – 1) + 𝛿 2(∆REVit/TAit – 1) + 3(PPEit/Ait –1) + 𝜀 it.

Yang keempat total akrual didapat dari penjumlahan akrual diskresioner dan
akrual non-diskresioner. Indikator suatu manajemen laba yaitu adalah nilai akrual
diskresioner dimana nilai akrual dapat dihitung dengan cara total akrual dikurangi
dengan akrual non-diskresi:

DAit/TAit-1 = (TACCit/TAit) – (NDACCit/TAit-1)

Dimana NDACCit adalah non akrual diskresioner i pada tahun t dan DACCit
adalah akrual diskresioner i pada tahun t. Proksi dari manajemen laba adalah DACC
yang dibagi dengan TAit-1 (Total Aset awal tahun).
Pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari data sekunder atau dapat
disebut data yang diambil secara tidak langsung atau melalui pengamatan yang
dilakukan oleh orang lain, pernyataan tersebut dikutip dari buku yang berjudul
“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan” yang disusun oleh Sugiyono
(2013). Laman Situs perusahaan ataupun laman situs BEI (www.idx.co.id)
merupakan tempat penerbitan laporan keuangan perusahaan yang digunakan oleh
peneliti untuk pengambilan data sampel sedangkan situs resmi pengambilan data
harga saham diambil dari laman www.finance.yahoo.com.
Penelitian ini menggunakan regresi panel sebagai model analisis dan pengujian
hipotesis. Eviews 10 digunakan untuk mengolah data sekunder yang telah diperoleh
untuk penelitian ini, dimana pengolahan data tersebut ditujukan untuk menguji
kebenaran dari hipotesis yang telah di asumsikan. Analisis deskriptif statistik
menggunakan Eviews dilakukan pada tahap awal dalam proses uji coba, kemudian
peneliti melakukan uji regresi panel dan di lanjutkan dengan uji chow dan uji
hausman untuk memilih model terbaik kemudian diikuti uji F, uji t, dan uji R dengan
tetap menggunakan software Eviews 10.
Hasil analisis statistik deskriptif menjelaskan informasi mengenai jumlah data
yang diteliti, nilai mean, standar deviasi, minimum, dan maksimum dari setiap
variabel yang disajikan. Gambaran mengenai variabel yang sedang diteliti dapat
dilihat dari hasil analisis deskriptif berupa akumulasi data dasar dalam bentuk
deskripsi yang tidak dapat menarik kesimpulan, pernyataan tersebut dikutip dari
221
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

buku yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan” yang
disusun oleh Sugiyono (2013). Analisis lebih lanjut akan dilakukan ketika peneliti
sudah mendapatkan nilai dari hasil analisis.
Uji chow dan uji hausman digunakan untuk pemilihan model regresi data panel
yang paling tepat digunakan untuk melakukan analisis penelitian. Adapun macam-
macam model regresi data panel yaitu (1) Pooled Least Square (PLS) adalah suatu
estimasi data panel yang menganggap bahwa waktu atau objek tidak dapat
menimbulkan pengaruh error regresi dan bersifat tetap, (2) Fixed Effect Model
(FEM)adalah suatu estimasi data panel yang menganggap bahwa waktu atau objek
dapat menimbulkan pengaruh error regresi dan bersifat tetap. (3) Random Effect
Model (REM) adalah suatu estimasi data panel yang menganggap bahwa perbedaan
objek dan waktu dapat menimbulkan pengaruh error regresi dan bersifat tetap.
Sebelum melakukan uji chow dan uji hausman, peneliti melakukan pengujian
data menggunakan model regresi data panel. Dilakukannya uji chow bertujuan
untuk menentukan model yang paling cocok digunakan antara PLS atau FEM. Model
PLS dikatakan sesuai apabila nilai signifikansinya lebih besar daripada 0.05,
sedangkan model FEM dikatakan sesuai apabila nilai signifikansinya lebih kecil
daripada 0.05.
Setelah dilakukan uji chow, maka selanjutnya dapat dilakukan uji hausman.
Dilakukannya uji hausman bertujuan untuk menentukan model penelitian yang
paling sesuai digunakan antara FEM atau REM. Model REM dikatakan sesuai
apabila nilai signifikansinya lebih besar daripada 0.05, sedangkan model FEM
dikatakan sesuai apabila nilai signifikansinya lebih kecil daripada 0.05.
Setelah pengujian data selesai maka selanjutnya akan dilanjutkan ke pengujian
Hipotesis. Uji hipotesis ditujukan demi memastikan hipotesis yang telah disusun
dapat diterima seberapa jauh berdasarkan data yang telah dikumpulkan,
pernyataan tersebut dikutip dari buku yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Tindakan” yang disusun oleh Sugiyono (2013) Peneliti menggunakan
software Eviews untuk media pengujian data. Adapun 3 uji hipotesis yang akan
dilakukan, yaitu (1) Uji F merupakan pengujian pengaruh antara setiap variabel
bebas yang digunakan dengan variabel terikat pilihan merupakan tujuan dari uji F
dalam analisis linier. Variabel bebas dinilai dapat berpengaruh secara simultan
dengan variabel terikat jika variabel tersebut memiliki nilai signifikan < 0,5.
Sedangkan variabel dikatakan tidak berpengaruh secara simultan dengan variabel
terikat jika variabel tersebut memiliki nilai signifikan ≥ 0,5, (2) Uji t merupakan
pengujian hubungan antara setiap variabel bebas yang digunakan dengan variabel
terikat yang dipilih merupakan tujuan dari uji t. Variabel bebas dikatakan
berpengaruh secara simultan dengan variabel terikat jika variabel tersebut memiliki
nilai signifikan < 0,5. Sedangkan variabel dikatakan tidak berpengaruh secara
simultan terhadap dependen jika variabel tersebut memiliki nilai signifikan ≥ 0,5, (3)
Uji R merupakan pengujian yang ditujukan agar dapat meraih informasi mengenai
kecocokan suatu model regresi dari hasil regresi panel. Hasil nilai koefisien
determinasi (Adjusted R Square) yang merupakan persentase variabel bebas dapat
digunakan untuk penentuan uji R, dimana variabel bebas yang digunakan dapat
menjelaskan variabel terikat yang dipilih atau persentase kesesuaian model
penelitian.

222
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

Hasil dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Uji Statistik Deskriptif
Dua jenis variabel yang menjadi acuan dan kemudian akan dipaparkan pada
penelitian ini, yang pertama adalah variabel terikat kinerja keuangan yang diukur
menggunakan ROA dan Tobins Q, kemudian jenis variabel yang kedua adalah
variabel bebas yang terdiri dari Proporsional Dewan Komisaris Independen,
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional dan
Manajemen Laba. Selanjutnya nilai-nilai dari kedua tabel numeric berikut ini akan
menjelaskan setiap variabel penelitian ini.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif


Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
ROA 0.0000199 1.152748 0.086029 0.117663
Tobins Q 0.805453 902.7165 6.728379 62.04830
Proporsional 0.000000 0.750000 0.400756 0.117668
Dewan
Kepemilikan
Komisaris
Kepemilikan 0.000000 0.983068 0.533022 0.289701
Institusional
Kualitas Audit 0.000000 2.000000 0.751131 0.443705
Manajemen Laba -0.058438 0.122632 0.00000133 0.016595
Tanggung Jawab 0.168224 1.000000 0.576098 0.144129
Sosial
Perusahaan
Sumber : Data diolah, 2022

ROA
Dilihat pada tabel 1, pengembalian aset terendah terjadi pada PT Indofarma
Tbk (INAF) pada tahun 2020 yang mempunyai tingkat rasio sebesar 0.0000199 atau
0,00199%. Artinya, perusahaan INAF adalah perusahaan yang memiliki kinerja
keuangan yang terburuk jika dibandingkan dengan total perusahaan yang diteliti.
Sementara itu, pengembalian aset tertinggi terjadi pada perusahaan Mitra Keluarga
Karyasehat Tbk (MIKA) pada tahun 2020 dengan tingkat rasio sebesar 1.152748 atau
115,3%. Artinya, perusahaan MIKA merupakan perusahaan yang memiliki tingkat
kinerja keuangan yang terbaik dibandingkan dengan total perusahaan yang diteliti.
Nilai rata-rata pengembalian aset adalah 0.086029 atau 8,6% dari total
pengukuran, artinya perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini secara
keseluruhan memiliki tingkat pengembalian aset yang terbilang kurang baik.
Kemudian besarnya nilai standar deviasi yaitu 0.117663 atau 11,8% menunjukan
bahwa banyak terjadi variasi data dan nilai rata-rata tersebut menunjukan
representasi yang buruk dari perusahaan.
Tobin’s Q
Dilihat dari tabel 1 menunjukan bahwa tingkat kinerja perusahaan terendah
terjadi pada PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di tahun 2021 dengan tingkat rasio
0.805453. Artinya perusahaan INCO adalah perusahaan yang memiliki kinerja
perusahaan sekaligus kinerja keuangan yang paling buruk dibandingkan dengan
total perusahaan yang diteliti. Sementara itu, tingkat rasio kinerja perusahaan yang
paling tinggi terjadi pada PT Indofarma Tbk (INAF)di tahun 2020 dengan tingkat rasio
yaitu 902.7165. Artinya Perusahaan INAF merupakan perusahaan yang memiliki
kinerja perusahaan sekaligus kinerja keuangan yang paling baik dibandingkan
223
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

dengan total perusahaan yang diteliti meskipun pada tingkat pengembalian asetnya
dinilai paling rendah.
Nilai rata-rata kinerja perusahaan adalah 6.728379 dari total pengukuran,
artinya perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini secara keseluruhan
memiliki tingkat kinerja perusahaan sekaligus kinerja keuangan yang kurang baik.
Kemudian besarnya nilai standar deviasi yaitu 62.04830 menunjukan bahwa banyak
terjadi variasi data dan nilai rata-rata tersebut menunjukan representasi yang
lumayan buruk dari perusahaan.
Proporsional Dewan Komisaris Independen
Dari tabel 1 menunjukan bahwa nilai persentase dari komisaris independen
terendah berada di perusahaan perusahaan Pembangunan Jaya Ancol Tbk di tahun
2018 dan 2019 dengan tingkat rasio sebesar 0.000000. Artinya tingkat pengawasan
pada perusahaan Pembangunan Jaya Ancol Tbk cukup lemah dibandingkan dengan
total perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian. Jika proporsional dewan
komisaris independen semakin sedikit maka tingkat pengawasan perusahaan
menjadi semakin lemah sehingga berpotensi terjadinya penggunaan prinsip
akuntansi yang lebih agresif dan kurang konservatif yang dilakukan oleh manajer
perusahaan. Sementara itu, tingkat persentase tertinggi berada di perusahaan Surya
Citra Media Tbk (SCMA) dengan nilai rasio 0.750000 atau 75%. Artinya tingkat
pengawasan pada perusahaan SCMA merupakan yang paling baik. Sehingga dapat
diyakini kinerja pada perusahaan SCMA juga cenderung lebih baik daripada
perusahaan lainnya yang diteliti.
Nilai rata-rata proporsional dewan komisaris independen adalah 0.400756
atau 40,1%, artinya rata-rata dari perusahaan yang diteliti memiliki tingkat
pengawasan yang baik, sehingga tata kelola perusahaannya pun baik. Kemudian
nilai standar deviasi yaitu 0.117668 atau 11,77% yang artinya menunjukan bahwa
terdapat banyak variasi pada data dan nilai rata-rata tersebut menunjukan
representasi yang sedikit buruk dari perusahaan.
Kepemilikan Institusional
Nilai minimum kepemilikan institusional yang ditunjukkan dari tabel 1 yaitu
sebesar 0.00 atau 0% yang artinya tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh
institusi untuk perusahaan Aneka Tambang Tbk (ANTM) di tahun 2017, 2018, 2020,
dan 2021, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di tahun 2020 dan 2021, PT Wijaya
Karya Tbk (WIKA) di tahun 2017, 2019, 2020 dan 2021, PT Waskita Karya Tbk
(WSKT) di tahun 2017 dan 2019, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di tahun 2017, PT
Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) di tahun 2021, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) di tahun
2018, 2019, 2020 dan 2021, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di tahun 2017, 2019,
2020 dan 2021. Semua pengawasan diawasi oleh pemerintah Indonesia sehingga
mungkin bisa dibilang juga cukup baik bagi perusahaan. Sementara itu nilai rasio
tertinggi terdapat pada perusahaan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) di
tahun 2019 dengan nilai rasio 0.85000 atau 85%, artinya perusahaan tersebut
memiliki tingkat pengawasan yang sangat baik dibandingkan dengan perusahaan
lain yang diteliti.
Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 0.533022 atau 53,3% yang mempunyai
arti bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti mempunyai tingkat pengawasan yang
sudah baik. Kemudian nilai standar deviasi untuk variabel ini adalah 0.289701 atau
28,97% yang artinya bahwa banyak terjadi variasi data dan nilai rata-rata tersebut
menunjukan representasi yang buruk dari perusahaan.

224
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

Kualitas Audit
Nilai minimum kualitas audit yaitu 0.00000 atau 0%, artinya tingkat kualitas
pemeriksaan yang diterapkan oleh beberapa perusahaan yang di teliti cukup rendah
jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang diteliti. Beberapa perusahaan
yang dinilai cukup rendah yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) di tahun 2020 dan
2021, PT Cisadane Sawit Raya (CSRA) di tahun 2020 dan 2021, PT Impack Pratama
Industri Tbk (IMPC) di tahun 2020 dan 2021, PT Puradelta Lestari (DMAS) di tahun
2020, PT Wijaya Karya Beton (WTON) pada 2017, 2018, 2019, dan 2020, PT Mitra
Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) di tahun 2020 dan 2021, PT Waskita Beton Precast
Tbk (WSBP) pada tahun 2018 dan 2019, PT Phapros Tbk (PEHA) pada tahun 2020
dan 2021, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) pada tahun 2017, 2018, 2019, 2020
dan 2021, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) pada 2020 dan 2021, PT
Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada tahun 2019, 2020 dan 2021, PT Intiland
Development Tbk (DILD) pada tahun 2020, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada
tahun 2017, 2018, 2019 dan 2021, PT Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) pada tahun
2017, 2018 dan 2019, PT Indofarma Tbk (INAF) pada tahun 2019 dan 2020, PT
Persero Tbk (PTPP) pada tahun 2017, 2018, 2019, 2020 dan 2021, PT Wijaya Karya
Tbk (WIKA) pada tahun 2018, 2019, 2020 dan 2021, PT Wismilak Inti Makmur (WIIM)
pada tahun 2021 dan yang terakhir PT Adhi Karya Tbk (ADHI) pada tahun 2018,
2019, 2020 dan 2021. Sementara itu nilai tertinggi terdapat pada perusahaan yang
tidak terdapat pada perusahaan nilai minimum yaitu sebesar 1.0000 atau 100%
artinya tingkat kualitas pemeriksaan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut
sangat baik jika dibandingkan perusahaan yang mendapat nilai terendah.
Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 0.751131 atau 75,1% yang artinya rata-
rata perusahaan menggunakan jasa akuntan publik dari BIG 4 yang mana jasa
akuntan tersebut sudah terakreditasi sebagai jasa akuntan terbaik, dengan
banyaknya perusahaan yang menggunakan jasa akuntan tersebut maka dapat
dipastikan rata-rata kualitas pemeriksaan yang diterapkan oleh perusahaan yang
diteliti sudah baik. Kemudian nilai standar deviasi dari variabel ini adalah 0.443705
atau 44,37% yang artinya menunjukan bahwa terdapat variasi pada data, namun
nilai rata-rata tersebut menunjukan representasi yang cukup baik dari perusahaan.
Manajemen Laba
Nilai minimum manajemen laba terdapat pada perusahaan Astra Graphia Tbk
yaitu sebesar -0.058438 atau -5,84%, artinya tingkat manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan Astra Graphia Tbk cukup rendah sehingga perusahaan
bisa dibilang cukup jujur dalam menyajikan laporan keuangannya dibandingkan
dengan perusahaan lain yang diteliti. Sementara itu nilai tertinggi terdapat pada
perusahaan United Tractors Tbk yaitu sebesar 0.122632 atau 12,26%, artinya
tingkat kemungkinan terjadinya manajemen laba yang dipraktikan oleh perusahaan
United Tractors Tbk lebih tinggi dari pada perusahaan lain yang diteliti.
Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 0.00000133 atau 0,000133% yang
mempunyai arti bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti memiliki tingkat
manajemen laba yang cukup rendah sehingga bisa dibilang tidak banyak
perusahaan yang menerapkan manajemen laba dan rata-rata perusahaan cukup
jujur dalam menerbitkan laporan perusahaannya. Kemudian nilai standar deviasi
dari variabel ini adalah 0.016595 atau 1,66% yang artinya menunjukan bahwa
terdapat banyak variasi pada data, dan nilai rata-rata tersebut menunjukan
representasi yang tidak terlalu buruk dari perusahaan.

225
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Nilai minimum tingkat persentase CSR terdapat pada perusahaan Indo
Tambangraya Megah Tbk yaitu 0.168224 atau 16,82% yang artinya bahwa
perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk kurang baik dalam menerapkan CSR
pada perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan lain yang diteliti. Sedangkan
tingkat persentase tertinggi terdapat pada perusahaan Perusahaan Medco Energi
Internasional Tbk yaitu dengan nilai persentase sebesar 100% yang artinya bahwa
perusahaan Medco Energi Internasional Tbk sangat baik dalam memenuhi tanggung
jawab sosial perusahaannya sesuai standar yang berlaku di bandingkan dengan
perusahaan lainnya.
Nilai rata-rata untuk variabel dari adalah 0.576098 atau 57,61% yang artinya
bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti lumayan baik dalam memenuhi tanggung
jawab perusahaannya. Kemudian nilai standar deviasinya adalah 0.144129 atau
14.41% yang artinya menunjukan bahwa terdapat banyak variasi pada data, dan
nilai rata-rata tersebut menunjukan representasi yang buruk dari perusahaan.
Hasil Uji Hipotesis

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis dengan Dependen ROA


Variabel Prediksi Koefisien t-statistik Signifikansi Keterangan
C

0.126505 1.712415 0.0889


Proporsional Tidak H1 Ditolak
Dewan Signifikan
Komisaris
Independen 0.011590 0.150122 0.8809
Kepemilikan Tidak H2 Ditolak
Institusional Signifikan 0.033870 0.308516 0.7581
Kualitas Audit Tidak H3 Ditolak
Signifikan -0.036203 -0.839471 0.4026
Tanggung Tidak H4 Ditolak
Jawab Sosial Signifikan
Perusahaan -0.062454 -1.408853 0.1610
Manajemen Signifikan H5 Diterima
Laba -1.203399 -3.492256 0.0006
Adjusted R- 0.645146
Squared
F-Statistik 6.405050
Signifikansi (S- 0.000000
Statistik)
Sumber : Data diolah, 2022

226
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis dengan Dependen Tobin’s Q


Variabel Prediksi Koefisien t-statistik Signifikansi Keterangan
C

13.90074 0.578832 0.5633


Proporsional Tidak H1 Ditolak
Dewan Signifikan
Komisaris
Independen 69.82340 1.945214 0.0531
Kepemilikan Tidak - H2 Ditolak
Institusional Signifikan 30.22228 -1.428386 0.1546
Kualitas Tidak - H3 Ditolak
Audit Signifikan 17.57067 -1.391096 0.1656
Tanggung Tidak H4 Ditolak
Jawab Sosial Signifikan -
Perusahaan 6.091250 -0.258775 0.7961
Manajemen Tidak - H5 Ditolak
Laba Signifikan 331.6943 -1.752069 0.0812
Adjusted R- 0.024890
Squared
F-Statistik 2.123121
Signifikansi 0.063840
(S-Statistik)
Sumber : Data diolah, 2022

Hasil Uji F
Tabel 2 menunjukkan nilai f-statistik sebesar 6.405050 dan nilai signifikansi
kurang dari 0.05 yaitu sebesar 0.000000, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Proporsional Dewan Komisaris Independen, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba secara keseluruhan
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian aset (ROA). Sedangkan f-statistik pada
tabel 3 menunjukkan nilai sebesar 2.123121 dan nilai signifikansi diatas 0.05 yaitu
sebesar 0.063840 sehingga dapat disimpulkan bahwa Proporsional Dewan Komisaris
Independen, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional dan Manajemen Laba secara keseluruhan tidak berpengaruh terhadap
Tobins Q. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa seluruh hipotesis yang telah
disusun tidak dapat di terima karena salah satu variabel pengukur dependen
dinyatakan tidak signifikan artinya tidak terdapat pengaruh mekanisme tata kelola
perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen laba terhadap
kinerja keuangan.
Hasil Uji t
Pengujian H1
Tabel 2 menunjukkan hasil uji t-statistik Proporsional Dewan Komisaris
Independen dengan hasil positif yaitu sebesar 0.150122 dan nilai signifikansi
Proporsional Dewan Komisaris Independen diatas 0.05 yaitu sebesar 0.8809,
sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Proporsional Dewan Komisaris Independen
tidak signifikan dengan ROA. Sedangkan tabel 3 Menunjukkan hasil uji t-statistik
Proporsional Dewan Komisaris Independen dengan hasil positif 1.945214 dan nilai
signifikansi Proporsional Dewan Komisaris Independen diatas 0.05 yaitu 0.0531
sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Proporsional Dewan Komisaris Independen

227
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

tidak signifikan dengan Tobins Q. Dari kedua hasil tersebut diambil kesimpulan
bahwa H1 pada penelitian ini di tolak.
Pengujian H2
Tabel 2 menunjukkan hasil uji t-statistik dari Kepemilikan Institusional dengan
hasil uji positif sebesar 0.308516 dan nilai signifikansi dari Kepemilikan
Institusional diatas 0.05 yaitu 0.7581, sehingga bisa disimpulkan bahwa
Kepemilikan Institusional tidak signifikan dengan ROA. Sedangkan Tabel 3
Menunjukkan hasil uji t-statistik dari Kepemilikan Institusional dengan hasil negatif
sebesar -1.428386 dan nilai signifikansi dari Kepemilikan Institusional diatas 0.05
yaitu 0.1546 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Kepemilikan Institusional
tidak signifikan dengan Tobins Q. Dari kedua hasil tersebut diambil kesimpulan
bahwa H2 pada penelitian ini di tolak.
Pengujian H3
Tabel 2 menunjukkan hasil uji t-statistik dari Kualitas Audit dengan hasil
negatif yaitu sebesar -0.839471 dan nilai signifikansi dari Kepemilikan Institusional
lebih besar dari 0.05 yaitu 0.4026, sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa
Kepemilikan Institusional tidak signifikan dengan ROA. Sedangkan tabel 3
Menunjukkan hasil uji t-statistik dari Kualitas Audit dengan hasil negatif sebesar -
1.391096 dan nilai signifikansi dari Kepemilikan Institusional diatas 0.05 yaitu
0.1656 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Kepemilikan Institusional tidak
signifikan dengan Tobins Q. Dari kedua hasil tersebut diambil kesimpulan bahwa H 3
pada penelitian ini di tolak.
Pengujian H4
Tabel 2 menunjukan hasil uji t-statistik dari CSR dengan hasil negatif sebesar
-1.408853 dan nilai signifikansi CSR diatas 0.05 yaitu 0.1610 sehingga bisa diambil
kesimpulan bahwa CSR tidak signifikan dengan ROA. Sedangkan tabel 3
menunjukkan hasil uji t-statistik dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan
hasil negatif yaitu sebesar -0.258775 dan nilai signifikansi dari CSR diatas 0.05 yaitu
0.7961 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa CSR tidak signifikan dengan Tobins
Q. Dari kedua hasil tersebut diambil kesimpulan bahwa H4 pada penelitian ini di
tolak.
Pengujian H5
Tabel 2 Menunjukan hasil uji t-statistik Manajemen Laba sebesar -3.492256
dengan arah negatif dan nilai signifikansi Manajemen Laba sebesar 0.0006 dimana
artinya nilai tersebut < 0.05. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Manajemen
Laba memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan ROA. Sedangkan tabel 3
Menunjukan hasil uji t-statistik Manajemen Laba dengan hasil negatif sebesar -
1.752069 dan nilai signifikansi Manajemen Laba diatas 0.05 yaitu 0.0812 sehingga
bisa diambil kesimpulan bahwa Manajemen Laba tidak signifikan dengan Tobins Q.
Karna salah satu hasil pengukuran dinyatakan tidak signifkan maka diambil
kesimpulan bahwa H5 pada penelitian ini di tolak.
Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh hipotesis yang telah
disusun tidak dapat di terima artinya tidak terdapat pengaruh mekanisme tata kelola
perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen laba terhadap
kinerja keuangan.
Uji Koefisien Determinasi (R-Square)
Seberapa besar kemampuan suatu variabel bebas menjelaskan variabel terikat
dapat dibuktikan melalui hasil dari uji Adjusted R-Squared. Karena terdapat 2
pengukuran untuk variabel terikat yaitu menggunakan ROA dan Tobins Q maka
terdapat 2 hasil pengukuran yang akan dijelaskan. yang pertama hasil regresi FEM
dari ROA dengan nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.645146 dan yang kedua hasil
regresi REM dari Tobins Q dengan nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.024890. Dari

228
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

nilai R-Squared ROA yang pertama menunjukan bahwa variasi variabel terikat yaitu
ROA secara simultan dapat dijelaskan dengan variabel bebas yang digunakan yaitu
Kepemilikan Institusional, Proporsional Dewan Komisaris Independen, Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan, Kualitas Audit dan Manajemen Laba sebesar 6,45%
sedangkan 93,55% masih bisa dijelaskan dengan variabel yang tidak terdapat dalam
model.
Karena nilai Adjusted R-Squared yang dihasilkan dari penelitian ini hamper
sama dengan 0%, artinya dependen ROA hanya dapat dijelaskan secara terbatas oleh
variabel-variabel bebas. Nilai tersebut didapat karena pada model penelitian hanya
terdapat satu variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan ROA. Sedangkan
nilai pengujian dengan dependen Tobins Q menunjukan bahwa variasi variabel
terikat yaitu Tobins Q secara simultan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu
Kepemilikan Institusional, Proporsional Dewan Komisaris Independen, Manajemen
Laba, Kualitas Audit, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebesar 2,45% sedangkan
97,55% masih dapat dijelaskan dengan variabel yang tidak terdapat pada model.
Karena hasil Adjusted R-Squared yang dihasilkan dari penelitian ini hanya 2,45%,
artinya dependen Tobin’s Q hanya dapat dijelaskan sangat terbatas oleh variabel-
variabel bebas. Nilai tersebut didapat karena pada model penelitian tidak terdapat
satupun dari variabel yang digunakan memiliki pengaruh signifikan terhadap Tobins
Q.
Pembahasan
Pengaruh Proporsional Dewan Komisaris Independen Terhadap Kinerja
Keuangan
Hasil penelitian menyatakan bahwa H1 yang mengungkapkan antara
proporsional dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan memiliki
hubungan yang signifikan positif ditolak. Artinya keberadaan dewan komisaris
independen didalam perusahaan tidak begitu menimbulkan dampak yang baik bagi
kinerja keuangan perusahaan karena komisaris independen dinilai belum mampu
menjalankan tanggung jawab dan pengawasan terhadap manajemen perusahaan
sehingga komisaris kehilangan kepercayaan atas kinerjanya oleh para pelaku pasar.
Karena ketidak kompetennya seorang komisaris independen dapat merugikan
perusahaan dalam pengawasan dan keuangan karena suatu perusahaan yang
mempekerjakan seorang komisaris independen harus membayarkan gaji mereka.
Pada akhirnya semakin banyaknya perusahaan mempekerjakan komisaris dari luar
perusahaan maka akan semakin menurunkan kinerja keuangan perusahaan yang
diakibatkan oleh laba yang semakin menurun. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa tata kelola perusahaan tidak dapat diukur dengan proporsional dewan
komisaris independen untuk menilai hubungan antara tata kelola perusahaan
dengan kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Kyere (2020) yang mengungkapkan bahwa Kinerja Keuangan
tidak dapat dipengaruhi oleh Proporsional Dewan Komisaris Independen.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan
Hasil penelitian menyatakan bahwa H2 yang mengungkapkan antara
kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan memiliki hubungan yang
signifikan positif ditolak. Hal tersebut dikarenakan investor institusional mayoritas
cenderung tidak profesional mereka justru cenderung berpihak kepada manajerial
perusahaan dan tidak menganggap penting pemegang saham minoritas dan
cenderung mengabaikannya, sehingga bisa membuat terjadinya penurunan kinerja
perusahaan ketika terjadinya kenaikan kepemilikan institusional. Dengan
menurunnya kinerja perusahaan artinya juga menurunkan kinerja keuangan karena
pemegang saham mayoritas tidak memberikan kontribusi yang baik bagi

229
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

perusahaan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tata kelola perusahaan tidak
dapat diukur dengan kepemilikan institusional untuk menilai hubungan antara tata
kelola perusahaan dengan kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Nuryana dan Surjandari (2019) yang mengungkapkan bahwa
Kinerja Keuangan tidak dapat dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional.
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Kinerja Keuangan
Hasil penelitian menyatakan bahwa H3 yang mengungkapkan antara kualitas
audit dengan kinerja keuangan memiliki hubungan yang signifikan positif ditolak.
Artinya pemeriksaan laporan keuangan dengan menggunakan auditor BIG 4
ataupun tidak itu tidak dapat mempengaruhi kinerja keuangan tapi justru akan
menurunkan kinerja keuangan karena membuat laba semakin menurun karena
harus membayar mahal auditor. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tata kelola
perusahaan tidak dapat diukur dengan kualitas audit untuk menilai hubungan
antara tata kelola perusahaan dengan kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini memperlemah pernyataan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Ado, Rashid, Mustapha dan Ademola (2020) yang
mengungkapkan bahwa Kinerja Keuangan dapat dipengaruhi oleh Kualitas Audit
dengan.
Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Hasil penelitian menyatakan bahwa H4 yang mengungkapkan antara CSR
dengan kinerja keuangan memiliki hubungan yang signifikan positif ditolak. Artinya
CSR dinilai tidak mampu mempengaruhi suatu kinerja keuangan di perusahaan,
sehingga meskipun perusahaan menerapkan atau tidak menerapkan CSR itu tidak
akan mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan.
Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Cho, Chung, and Young (2019) yang mengungkapkan bahwa
Kinerja Keuangan tidak dapat dipengaruhi oleh CSR.
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Dilihat melalui kedua hasil pengukuran dari penelitian ini menyatakan bahwa
kinerja keuangan dapat dipengaruhi oleh manajemen laba apabila kinerja keuangan
diukur dengan ROA, sedangkan ketika diuji menggunakan dependen pengukuran
Tobins Q tidak memiliki hubungan signifikan positif antara Manajemen Laba dengan
Kinerja Keuangan. Sehingga adanya hipotesis yang mengungkapkan bahwa Kinerja
Keuangan dapat dipengaruhi secara signifikan positif oleh Manajemen Laba tidak
dapat diterima, karena hubungan manajemen laba dengan kinerja keuangan
memiliki hubungan yang negatif dan signifikan jika dependen hanya menggunakan
pengukuran ROA tapi jika menambahkan Tobins Q dalam pengukurannya maka
hipotesis tersebut ditolak. Maka dapat ditarik kesimpulan penelitian ini
membuktikan bahwa manajemen laba tidak dapat memperngaruhi kinerja keuangan
secara langsung, sehingga meskipun perusahaan menerapkan praktik Manajemen
Laba, hal tersebut tidak akan memberikan pengaruh langsung kepada Kinerja
Keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Firdiansjahc, Apriyanto, dan Widyaratna (2020) yang
mengungkapkan bahwa Kinerja Keuangan tidak dapat dipengaruhi oleh Kinerja
Keuangan.

Kesimpulan dan Saran


Hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukan bahwa tata kelola
perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen laba tidak dapat
mempengaruhi kinerja keuangan secara langsung. Sehingga seluruh hipotesis yang
230
Putri Yuni Sentya & Mardianto Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

disusun tidak diterima. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin banyak atau
tidaknya komisaris independen, dimiliki siapa saja sebuah saham dan dilakukannya
audit laporan keuangan secara profesional ataupun tidak itu semua tidak dapat
menjelaskan pengaruh antara tata kelola perusahaan dengan kinerja keuangan.
Justru dengan semakin banyaknya komisaris dari luar perusahaan akan menambah
pengeluaran biaya gaji yang tidak diperlukan dan juga tidak menjamin bahwa
perusahaannya akan lebih terawasi dan suatu kualitas audit tidak sepenuhnya
menjadi jaminan atas tingkat kinerja suatu perusahaan. Selain itu dilakukannya
manajemen laba oleh manajer atau tidak itu tidak dapat mempengaruhi kinerja
keuangan bagi perusahaan, namun apabila manajemen laba terjadi di suatu
perusahaan, mungkin itu akan mengurangi rasa kepercayaan investor terhadap
perusahaan. Selain itu juga sebuah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat tidak dapat mempengaruhi kinerja keuangan bagi perusahaa, meskipun
tanggung jawab sosial perusahaan dinilai sangat penting dan baik oleh masyarakat
namun dari penelitian ini bisa diambil faktanya bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi kinerja keuangan akan tetapi
hal tersebut dapat membuat baik citra perusahaan di hadapan masyarakat.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu disarankan bagi perusahaan-
perusahaan di Indonesia supaya lebih seleksi kembali dalam memilih komisaris
independen agar perusahaan dapat terawasi dengan baik dan juga perusahaan
harus menerima seluruh kepentingan antara pemegang saham minoritas dengan
pemegang saham mayoritas tanpa terkecuali sehingga dapat mencapai kinerja
perusahaan yang baik yang mana dengan itu akan menciptakan kinerja keuangan
yang baik pula. Mungkin auditor ternama tidaklah penting untuk membuat kinerja
keuangan semakin baik dan alangkah baiknya demi menghemat pengeluaran yang
tidak begitu penting perusahaan bisa menggunakan jasa auditor biasa yang pasti
laporan keuangan tetap dapat teraudit dengan benar.
Kemudian bagi masyarakat dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan
ketika ingin melakukan investasi kepada perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia. Yang harus diperhatikan ketika ingin berinvestasi di perusahaan ialah
perhatikan pada tingkat pengembalian aset perusahaan.

Daftar Pustaka
Ado, A. B., Rashid, N., Mustapha, U. A., & Ademola, L. S. (2020). The impact of audit
quality on the financial performance of listed companies nigeria. Journal of
Critical Reviews, 7(9), 37–42. https://doi.org/10.31838/jcr.07.09.07
Cho, S. J., Chung, C. Y., & Young, J. (2019). Study on the relationship between CSR
and financial performance. Sustainability (Switzerland), 11(2), 1–26.
https://doi.org/10.3390/su11020343
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative,
and Mixed Methods Approaches. SAGE Publications.
https://books.google.co.id/books?id=s4ViswEACAAJ
Dzaky, T. H., Abdurohman, Z., Christian, J., Ar, R., Sukma, R., & Ilyas, S. (2021).
Effect of Good Corporate Governance on Financial Performance. 58(3), 389–399.
www.psychologyandeducation.net
Firdiansjahc, A., Apriyanto, G., & Widyaratna, L. (2020). Analisis of ceo dualify
influence and corporate social responsibility (Csr) toward financial performance
through earning management on food & beverage company listed in Indonesian
stock exchange period 2013 - 2017. International Journal of Scientific and
Technology Research, 9(1), 1206–1216.
Kabir, R., & Thai, H. M. (2017). Does corporate governance shape the relationship
between corporate social responsibility and financial performance? Pacific
231
Gorontalo Accounting Journal Vol 5 (2), 2022 Page 214 - 232

Accounting Review, 29(2), 227–258. https://doi.org/10.1108/par-10-2016-0091


Kyere, M. (2020). Corporate governance and firms financial performance in the United
Kingdom. February 2019, 1–15. https://doi.org/10.1002/ijfe.1883
Mahrani, M., & Soewarno, N. (2018). The effect of good corporate governance
mechanism and corporate social responsibility on financial performance with
earnings management as mediating variable. Asian Journal of Accounting
Research, 3(1), 41–60. https://doi.org/10.1108/AJAR-06-2018-0008
Ngoc, N. B. (2018). The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure on
Financial Performance: Evidence from Credit Institutions in Vietnam. Asian
Social Science, 14(4), 109. https://doi.org/10.5539/ass.v14n4p109
Nuryana, Y., & Surjandari, D. A. (2019). The effect of good corporate governance, and
earning management on company financial performance. Global Journal of
Management and Business Research: Accounting and Auditing, 19(1), 26–39.
Oyewumi, O. R., Ogunmeru, O. A., & Oboh, C. S. (2018). Investment in corporate
social responsibility, disclosure practices, and financial performance of banks in
Nigeria. Future Business Journal, 4(2), 195–205.
https://doi.org/10.1016/j.fbj.2018.06.004
Prabowo, A. S. P., Titisari, K. H., & Wijayanti, A. (2018). The Effect of Good Corporate
Governance on Financial Performance of The Company (Empirical Study on
Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry Listed On
Indonesia Stock Exchange Year 2015-2016). The 2nd International Conference on
Technology, Education, and Social Science 2018, 2018, 167–175.
Purwanto, P., Bustaram, I., Subhan, S., & Risal, Z. (2020). the Effect of Good
Corporate Governance on Financial Performance in Conventional and Islamic
Banks: an Empirical Studies in Indonesia. International Journal of Economics and
Financial Issues, 10(3), 1–6. https://doi.org/10.32479/ijefi.9139
Shoukat Malik, M., & Nadeem, M. (2014). Impact of Corporate Social Responsibility
on the Financial Performance of Banks in Pakistan. International Letters of Social
and Humanistic Sciences, 21, 9–19.
https://doi.org/10.18052/www.scipress.com/ilshs.21.9
Sianipar, R. H., & Wiksuana, I. G. B. (2019). the Study of Effect of Good Corporate
Governance on Financial Performance. Russian Journal of Agricultural and Socio-
Economic Sciences, 86(2), 166–170. https://doi.org/10.18551/rjoas.2019-02.19
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Winarto, Y. (2021). No Title. In Kontan.co.id.
https://investasi.kontan.co.id/news/data-terbaru-bei-sebut-ada-sekitar-32-
perusahaan-tercatat-memiliki-ekuitas-negatif?page=2
Wu, L., Shao, Z., Yang, C., Ding, T., & Zhang, W. (2020). The impact of CSR and
financial distress on financial performance-evidence from chinese listed
companies of the manufacturing industry. Sustainability (Switzerland), 12(17).
https://doi.org/10.3390/SU12176799

232
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI P-ISSN: 1410 – 9875
Vol. 21, No. 1a-2, Nov 2019, Hlm. 173-184 E-ISSN: 2656 – 9124
Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN


SELVI SEMBIRING
ITA TRISNAWATI

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20 Jakarta 11440, Indonesia
sembiringselvi5@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to obtain the empirical evidence about factors which influence firm
value. The independent variabels in this research are manajerial ownership, institutional ownership, capital
structure, profitability, company growth, firm size, dividen policy and the dependent variable is firm value.
Population in this research are manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange from 2013 – 2016.
And period of this research is 2014 – 2016. The selection of samples used purposive sampling method and there
are 42 companies and 123 observations meet those criteria for samples. This research uses multiple regression
method for data analysis. The result of this research shows that capital structure, profitability, company growth
and firm size have influence to firm value. Where as, manajerial ownership, institutional ownership and dividen
policy have not influence to firm value.

Keywords: Firm Value, Manajerial Ownership, Institutional Ownership, Capital Structure, Profitability, Company
Growth, Firm Size and Dividen Policy.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, struktur modal, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, dan
variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2016. Dan periode penelitian ini adalah 2014 – 2016.
Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan ada 42 perusahaan dan 123 pengamatan yang
memenuhi kriteria untuk sampel. Penelitian ini menggunakan motode regresi berganda untuk menganalisis data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Nilai Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktu Modal, Profitabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen.

PENDAHULUAN perusahaan ke depan dan menciptakan


pandangan baik dari konsumen terhadap
Persaingan di dunia bisnis membuat perusahaan. Modal merupakan cara yang
perusahaan menghadapi situasi yang rumit. paling efektif dalam mempertahankan
Dengan kondisi tersebut perusahaan harus perusahaan. Modal diperoleh dari perusahaan
dapat bertahan dengan cara mencari modal, berhutang kepada pihak eksternal yang
menyusun strategi baru, ide-ide untuk bersedia meminjamkan dan dapat juga

173
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-2 November 2019

diperoleh dengan menerbitkan saham preferen dari harga saham yang stabil dan mengalami
maupun saham biasa. kenaikan dalam jangka panjang. Jadi, semakin
Dana atau modal yang terkumpul tinggi harga saham maka semakin tinggi pula
berasal dari pihak internal yaitu modal pribadi nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan
dari pelaku perusahaan itu sendiri dan pihak mencerminkan peningkatan laba investor.
eksternal yaitu kreditur dengan hutang bank Harga saham di pasar modal terbentuk karena
dan investor yang menanamkan modalnya adanya kesepakatan permintaan dan
pada perusahaan. Perusahaan harus dapat penawaran investor, maka dari itu harga saham
meyakinkan kreditur bahwa pinjaman yang merupakan fair price yang dijadikan proksi nilai
diberikan akan dikembalikan tepat waktu perusahaan.
beserta bunga pinjamannya dan meyakinkan Kepemilikan manajerial merupakan
investor bahwa perusahaan akan membagikan manajer sekaligus pemegang saham
dividen baik dividen kas, dividen property, perusahaan dan secara aktif ikut serta dalam
dividen utang, dividen likuidasi, dan dividen pengambilan keputusan perusahaan.
saham. Kepemilikan manajerial dikaitkan dengan upaya
Kreditur dan investor tidak akan mudah dalam mengikatkan nilai perusahaan.
percaya. Salah satu ukuran yang bisa Rahmawati et al (2015) menyatakan bahwa
digunakan untuk memperoleh kepercayaan manajer sekaligus pemegang saham akan
kreditur dan investor adalah dengan nilai berusaha menaikkan nilai perusahaan, karena
perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan nilai perusahaan maka
merupakan tujuan dari dibangunnya nilai kekayaan yang dimiliki manajer sebagai
perusahaan agar dapat memaksimalkan laba pemilik saham juga meningkat. Untuk mencapai
untuk meningkatkan kemakmuran pemilik hal tersebut maka manajer akan berusaha agar
perusahaan dan pemegang saham. Nilai perusahaan tidak mengalami kebangkrutan.
perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki Jika mengalami kebangkrutan makan manajer
perusahaan. Dengan begitu jika nilai akan kehilangan insentif dan investor akan
perusahaan tinggi maka kreditur dan investor kehilangan dana yang diinvestasikan.
percaya jika mereka meminjamkan dana maka Kepemilikan institusional merupakan
akan dikembalikan. Sebaliknya jika nilai kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi
perusahaan rendah kreditur dan investor tidak atau lembaga seperti bank, perusahaan
percaya jika pinjaman yang diberikan akan asuransi, perusahaan investasi, dan
dikembalikan. sebagainya. Kepemilikan institusional berperan
Salah satu cara untuk meningkatkan memonitor perusahaan. Kepemilikan
nilai perusahaan adalah melalui pasar modal. institusional lebih dari 5% mampu memonitor
Pasar modal merupakan perantara antara manajemen lebih besar. Semakin besar
perusahaan dengan investor. Pasar modal pemanfaatan aktiva perusahaan, semakin kecil
adalah sarana pendanaan untuk kegiatan yang terjadinya pemborosan yang dilakukan oleh
berkaitan dengan penawaran umum dan manajemen. Keberadaan kepemilikan institusi
perdagangan efek seperti surat pengakuan membuat pengawasan lebih efektif, karena
utang, surat berharga komersial, saham, institusi yang profesional mampu mengevaluasi
obligasi, unit pernyertaan kontrak investasi kinerja perusahaan yang nantinya akan
kolektif. mempengaruhi nilai perusahaan (Franita 2016).
Perusahaan biasanya menerbitkan Kebijakan dividen adalah keputusan
saham di pasar modal yaitu saham biasa dan keuangan perusahaan tentang apakah laba
saham preferen. Wijaya (2014) menyatakan yang dihasilkan akan dibagikan kepada investor
bahwa besarnya nilai perusahaan dapat dilihat atau ditahan sebagai laba ditahan (Putra dan

174
P-ISSN: 1410 – 9875 Selvi Sembiring
E-ISSN: 2656 – 9124 Ita Trisnawati

Lestari 2016). Prastuti dan Sudiartha (2016) dan kebijakan dividen terhadap nilai
menyatakan bahwa nilai perusahaan tercermin perusahaan.
dari kemampuan perusahaan dalam membayar Hasil dari penelitian ini diharapkan
dividen. Pembayaran dividen yang tinggi dapat memberikan manfaat kepada investor
memberikan sinyal bagi para investor, dan kreditur dalam pengetahuan mengenai nilai
pembayaran dividen yang tinggi akan perusahaan dan serta memberikan referensi
mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan, bagi peneliti selanjutnya apabila mengambil
ketika pembayaran dividen tinggi maka akan topic yang sama.
mempengaruhi naiknya harga saham yang Sistematika penulisan dalam penelitian
berdampak pada meningkatnya nilai ini adalah pertama, pendahuluan menjelaskan
perusahaan. latar belakang, masalah penelitian, tujuan dan
Berdasarkan banyaknya faktor-faktor manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
yang mempengaruhi nilai perusahaan di atas Kedua, kerangka teoritis yang mengambarkan
penulis termotivasi untuk melakukan penelitian masalah penelitian, penelitian terdahulu, model
mengenai hubungan antara faktor - faktor penelitian, dan pengembangan hipotesis.
tersebut terhadap nilai perusahaan, terutama Ketiga, bentuk penelitian yang digunakan,
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa obyek penelitian, definisi operasional variabel
Efek Indonesia. dan pengukurannya, teknik pengumpulan data
Penelitian ini merupakan untuk data yang digunakan serta jenis data
pengembangan dari penelitian yang dilakukan yang digunakan dalam penelitian, dan metode
oleh Rasyid (2015). Penelitian sebelumnya analisis data dimana data tersebut dianalisis
memiliki variabel independen yakni kepemilikan menggunakan statistik deskriptif, pengujian
manajerial, kepemilikan institusional, struktur kualitas data, dan pengujian hipotesis.
modal, profitabilitas, dan pertumbuhan Keempat, gambaran umum sampel yang
perusahaan, sedangkan penelitian ini menjelaskan kriteria pengambilan sampel,
menyesuaikan variabel dari penelitian statistic deskriptif variabel yang memuat
sebelumnya ditambahkan variabel independen deskripsi statistik mengenai variabel yang
lainnya yaitu ukuran perusahaan dan kebijakan diteliti, hasil uji kualitas data, dan pengujian
dividen diambil dari penelitian yang dilakukan hipotesis. Kelima, kesimpulan yang berisi
oleh Winarto (2015). Periode pengamatan yang ringkasan hasil penelitian dan pembahasan
digunakan peneliti sebelumnya adalah tahun pada bab sebelumnya, keterbatasan yang
2006 sampai dengan 2007 di Bursa Efek dialami oleh peneliti, dan rekomendasi untuk
Indonesia, sedangkan untuk penelitian ini peneliti selanjutnya.
menggunakan periode pengamatan dari tahun
2013 sampai dengan 2016. Objek penelitian Teori Keagenan
sebelumnya dan penelitian saat ini sama yaitu Agency theory (teori keagenan) adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa suatu wewenang yang diberikan kepada agen
Efek Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas yaitu manajemen untuk melakukan tindakan
maka penelitian yang dilakukan diberi judul untuk kepentingan pemilik yaitu prinsipal
“Faktor Faktor yang mepengaruhi Nilai (Raharjo 2007). Ahmad dan Septriani (2008)
Perusahaan”. menyatakan tujuan utama teori keagenan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk adalah menjelaskan bagaimana cara pihak-
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat
kepemilikan menejerial, kepemilikan mendesain kontrak dengan tujuan
institusional, struktur modal, profitabilitas, meminimalisir cost sebagai dampak adanya
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan

175
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-2 November 2019

informasi yang tidak simetris dan kondisi sinyal positif yang bisa menarik investor dan
ketidakpastian. begitu pula sebaliknya (Ratih dan Damayanthi
Informasi akuntansi manajemen dalam 2016).
teori keagenan digunakan untuk dua tujuan. Paramita (2012) menyatakan, informasi
Pertama, sebagai acuan pengambilan tertentu yang hanya diketahui oleh manajemen,
keputusan oleh agen dan prinsipal. Kedua, sedangkan investor tidak mengetahui informasi
untuk mengetahui apakah kontrak kerja yang tersebut membuat adanya informasi yang tidak
sudah dibuat dan disetujui sesuai dengan yang simetris (asymmetric information) antara
terjadi dengan cara mengevaluasi dan juga manajemen dan investor. Asimetri informasi
apakah hasil yang dibagikan sesuai dengan muncul saat manajer lebih mengetahui
kontak kerja (Raharjo 2007). informasi internal dan prospek perusahaan di
Pembagian peran antara pembuat masa yang akan datang dibandingkan investor
keputusan dan pemilik perusahaan dan stakeholder lainnya. Dengan kata lain
mengakibatkan manajer sebagai pembuat asimetri informasi timbul karena satu pihak
keputusan mengutamakan kepentingan memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki oleh
pribadinya. Investor berupaya agar manajer pihak lain.
tidak memegang kas terlalu banyak untuk
menghindari pemakaian kas untuk kepentingan Nilai Perusahaan
pribadi. Tindakan seperti ini akan menimbulkan Nilai perusahaan merupakan
masalah agensi dan mengakibatkan munculnya pencapaian suatu perusahaan sebagai
biaya agensi (agency cost) (Auditta et al 2011). gambaran dari kepercayaan masyarakat
Untuk mengurangi timbulnya masalah setelah perusahaan melalui proses dalam
keagenan, manajemen perusahaan harus waktu lama, yaitu dari perusahaan didirikan
melaksanakan tanggung jawabnya dengan sampai sekarang (Denziana dan Monica 2016).
diawasi oleh investor sehingga investor dan Menurut Franita (2016) nilai perusahaan adalah
menajer perusahaan mendapatkan kepentingan harga yang dapat dijual dengan kesepakatan
sesuai dengan porsi masing-masing. Dalam hal harga yang akan dibayar oleh pembeli.
ini manajer bertanggung jawab untuk Tingginya harga saham akan
meningkatkan nilai perusahaan agar dapat meningkatkan juga nilai perusahaannya dan
memberikan hasil yang baik bagi investor dan kemakmuran investor akan semakin tinggi.
manajemen perusahaan (Auditta et al 2011). Rendahnya harga saham juga berpengaruh
pada nilai perusahaan yang rendah juga yang
Teori Sinyal berakibat pada anggapan investor terhadap
Signaling theory merupakan sinyal perusahaan yang kurang baik (Agustina 2017).
yang mengambarkan kondisi perusahaan Hal ini dikarenakan harga saham merupakan
kepada investor sebagai rasa tanggung jawab gambaran dari nilai aset perusahaan yang
atas pengelolaan perusahaan (Lanawati dan sesungguhnya yang dapat dipengaruhi oleh
Amilin 2015). Agar sinyal yang diberikan efektif peluang investasi. Meidiawati dan Mildawati
maka harus dapat ditangkap oleh pasar dan (2016) menyatakan bahwa dengan adanya
dipersepsikan baik dan tidak mudah ditiru oleh peluang investasi akan memberikan sinyal
perusahaan lain yang berkualitas buruk positif tentang pertumbuhan perusahaan di
(Paramita 2012). Perusahaan pasti akan masa depan yang dapat meningkatkan harga
menghasilkan baik keuntungan atau kerugian, saham.
keuntungan dan kerugian ini akan menjadi Nilai perusahaan dapat diukur dengan
berita di pasar modal, dimana keuntungan akan menggunakan proxy Tobin’s Q dan Price Book
menjadi berita baik yang akan memberikan Value (PBV). Dalam penelitian ini

176
P-ISSN: 1410 – 9875 Selvi Sembiring
E-ISSN: 2656 – 9124 Ita Trisnawati

menggunakan PBV sebagai indicator untuk Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
mengukur nilai perusahaan. Dimana PBV Menurut penelitian yang dilakukan oleh
adalah perbandingan antara harga pasar per Rasyid (2015) menyatakan bahwa struktur
lembar saham dengan nilai buku per lembar modal tidak berpengaruh signifikan terhadap
saham. nilai perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Syardiana et al
Kepemilikan Manajerial dan Nilai (2015) yang menyatakan bahwa struktur modal
Perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Menurut penelitian Rasyid (2015) Penelitian yang dilakukan oleh Saraswathi et al
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh (2016) menyatakan bahwa struktur modal
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
tersebut didukung pula oleh penelitian yang perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh
dilakukan oleh Jusriani dan Rahardjo (2013) penelitian dari Prastuti dan Sudiartha (2016),
serta Borolla (2011) yang menyatakan bahwa Meidiawati dan Mildawati (2016) serta Galin
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh dan Idamiharti (2015) yang menyatakan bahwa
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang struktur modal berpengaruh positif dan
dilakukan oleh Sukirni (2013), Ratih dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Damayanthi (2016) serta Rahmawati et al Ha3: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai
(2015) menyatakan kepemilikan manajerial perusahaan
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
nilai perusahaan. Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Ha1: Kepemilikan manajerial berpengaruh Menurut penelitian yang dilakukan oleh
terhadap nilai perusahaan Rasyid (2015) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap nilai
Kepemilikan Institusional dan Nilai perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh
Perusahaan penelitian dari Meidiawati dan Mildawati (2016),
Menurut penelitian Rasyid (2015) Wijaya dan Sedana (2015), Sinarmayarani dan
kepemilikan institusional berpengaruh signifikan Suwitho (2016), Putra dan Lestari (2016),
terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut Pertiwi et al (2016), Jusriani dan Rahardjo
didukung pula oleh penelitian Nuraina (2012), (2013) serta Denziana dan Monica (2016) yang
Borolla (2011) dan Sukirni (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
menyatakan kepemilikan institusional signifikan terhadap nilai perusahaan.
berpengaruh positif secara signifikan terhadap Ha4: Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan perusahaan
oleh Warapsari dan Suaryana (2016)
menyatakan kepemilikan institusional tidak Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil Perusahaan
tersebut didukung dengan penelitian oleh Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Sinarmayarani dan Suwitho (2016) bahwa Rasyid (2015) menyatakan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
Ha2: Kepemilikan institusional berpengaruh tersebut didukung oleh penelitian dari
terhadap nilai perusahaan Syardiana et al (2015), Saraswathi et al (2016),
Suastini et al (2016), dan Chaidir (2015) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

177
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-2 November 2019

perusahaan. Sedangkan penelitian yang dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


dilakukan oleh Meidiawati dan Mildawati (2016) Penelitian yang dilakukan oleh Denziana dan
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan Monica (2016) menunjukkan bahwa ukuran
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. perusahaan berpengaruh positif dan tidak
Hasil tersebut didukung oleh penelitian dari signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dhani dan Utama (2017) bahwa pertumbuhan Ha6: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai nilai perusahaan
perusahaan.
Ha5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
terhadap nilai perusahaan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Winarto (2015) menyatakan bahwa kebijakan
Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap
Menurut penelitian yang dilakukan oleh nilai perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh
Winarto (2015) menyatakan bahwa ukuran penelitian dari Putra dan Lestari (2016), Prastuti
perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai dan Sudiartha (2016) dan Jusriani dan
perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh Rahardjo (2013) menyatakan kebijakan dividen
penelitian yang dilakukan Franita (2016) bahwa berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang Sukirni (2012) menyatakan bahwa kebijakan
dilakukan oleh Rahmawati et al (2015) dividen berpengaruh positif secara tidak
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan signifikan. Sedangkan penelitian yang
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. dilakukan oleh Meidiawati dan Mildawati (2016)
Hasil penelitian tersebut didukung oleh menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak
penelitian yang dilakukan oleh Prastuti dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sudiartha (2016) yang menyatakan ukuran Ha7: Kebijakan dividen berpengaruh terhadap
perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai nilai perusahaan
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Putra dan Lestari (2016), Pratama dan Model Penelitian
Wiksuana (2016), Nuraina (2012) dan Bentuk dari model penelitian yang
Meidiawati dan Mildawati (2016) menyatakan digunakan dalam penelitian ini adalah:
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Struktur Modal
Nilai Perusahaan
Profitabilitas

Pertumbuhan Perusahaan

Ukuran Perusahaan
Gambar 1 Model Penelitian
Kebijakan Dividen
178
P-ISSN: 1410 – 9875 Selvi Sembiring
E-ISSN: 2656 – 9124 Ita Trisnawati

METODE PENELITIAN digunakan dari tahun 2014-2016. Kriteria


Pemilihan sampel dan pengumpulan data sampel perusahaan yang dapat dijadikan
Populasi yang digunakan dalam sebagai sampel menggunakan purposive
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sampling adalah sebagai berikut:
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2013-2016. Periode penelitian yang

Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel


Keterangan Jumlah Total
Perusahaan Data
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 136 408
Indonesia pada tahun 2013 – 2016
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan (3) (9)
keuangan yang berakhir per tanggal 31 Desember
selama tahun 2013 – 2016
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang (26) (78)
Rupiah dalam laporan keuangan selama tahun 2013 –
2016
Perusahaan yang memperoleh laba bersih setelah pajak (41) (123)
selama tahun 2013 – 2016
Perusahaan manufaktur yang membagikan kas dividen (24) (72)
setiap tahunnya selama tahun 2014 – 2016
Data outlier (3)
Jumlah sampel 42 123

Kepemilikan Manajerial
Nilai perusahaan merupakan Kepemilikan saham manajerial
pencapaian suatu perusahaan sebagai =
Jumlah saham beredar
gambaran dari kepercayaan masyarakat × 100%
setelah perusahaan melalui proses dalam
waktu lama, yaitu dari perusahaan didirikan Kepemilikan institusional adalah
sampai sekarang (Denziana dan Monica 2016). proporsi kepemilikan yang dimiliki oleh
Berdasarkan penelitian Rasyid (2015), nilai institusional seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan dapat diukur dengan perusahaan invetasi dan kepemilikan saham
menggunakan rumus: lainnya kecuali anak perusahaan dan institusi
Harga pasar per lembar saham lain yang memiliki hubungan istimewa
PBV =
Nilai buku per lembar saham (perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi)
× 100% (Kusumaningrum dan Rahardjo 2013).
Kepemilikan manajerial merupakan Berdasarkan penelitian Rasyid (2015),
proporsi kepemilikan saham oleh direksi, kepemilikan institusional dapat diukur dengan
manajemen, komisaris atau pihak yang secara menggunakan rumus:
aktif berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Berdasarkan penelitian
Rasyid (2015), kepemilikan manajerial dapat
diukur dengan menggunakan rumus:

179
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-2 November 2019

Kepemilikan Institusional perusahaan itu beroperasi. Berdasarkan


Kepemilikan saham institusional penelitian Rasyid (2015), pertumbuhan
= perusahaan dapat diukur dengan
Jumlah saham beredar
× 100% menggunakan rumus:
Laba bersih(t) − Laba bersih(t−1)
PG =
Struktur modal diukur dengan Debt to Laba bersih(t−1)
Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio yang Ukuran perusahaan adalah jumlah
dapat menunjukkan dan menggambarkan aset yang dimiliki perusahaan dalam waktu
komposisi modal atau struktur modal dari tertentu. Berdasarkan penelitian Winarto
perbandingan antara total hutang dan jumlah (2015), ukuran perusahaan dapat diukur
modal yang digunakan sebagai sumber dengan menggunakan rumus:
pembiayaan. Berdasarkan penelitian Rasyid SZ = Ln (Total aset)
(2015), struktur modal dapat diukur dengan Kebijakan dividen adalah keputusan
menggunakan rumus: keuangan perusahaan tentang apakah laba
Total hutang yang dihasilkan akan dibagikan kepada investor
DER = × 100%
Total ekuitas atau ditahan sebagai laba ditahan (Putra dan
Profitabilitas adalah kemampuan Lestari 2016). Berdasarkan penelitian Winarto
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan (2015), kebijakan dividen dapat diukur dengan
di masa depan dan merupakan salah satu menggunakan rumus:
indikator keberhasilan sebuah perusahaan. Kas Dividen
Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan DPR =
Laba Bersih
rasio Return on Equity (ROE) yang merupakan Pengujian hipotesis dilakukan dengan
rasio yang menggambarkan kemampuan menggunakan multiple regression analysis
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan α (alpha) 5% untuk memprediksi
bagi investor. Berdasarkan penelitian Rasyid hubungan antara variabel independen dengan
(2015), profitabilitas dapat diukur dengan variabel dependen.
menggunakan rumus:
Laba bersih setelah pajak HASIL PENELITIAN
ROE =
Total ekuitas Penelitian ini menggunakan laporan
× 100% keuangan perusahaan manufaktur yang
Pertumbuhan perusahaan adalah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
kemampuan perusahaan dalam 2013-2016.
mempertahankan posisi bisnisnya dalam
perkembangan ekonomi dan industri dimana

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif


Variabel N Maximum Minimum Mean Std. Deviasi
PBV 123 1573.000000 0.3080000 109.9153387 245.4216643
KM 123 0.8053295 0.0000000 0.048058025 0.1452125946
KI 123 0.9941334 0.0083673 0.673942015 0.1943856862
DER 123 5.1524186 0.0011296 0.645283846 0.7613413789
ROE 123 1.4353328 0.0000001 0.180735450 0.2069455671
PG 123 3.3945656 -0.9999993 0.110269393 0.5978375000
SZ 123 34.7192600 25.6194840 28.85578473 1.731469809
DPR 123 1.4586333 0.0002938 0.371253227 0.2470138842

180
P-ISSN: 1410 – 9875 Selvi Sembiring
E-ISSN: 2656 – 9124 Ita Trisnawati

Tabel 3 Hasil Uji Statistik t


Variabel (B) T Sig. Kesimpulan
(Constant) -1041.873 -5.004 0.000
KM 7.886 0.090 0.929 Ha1 tidak diterima
KI 45.635 0.732 0.465 Ha2 tidak diterima
DER 30.074 1.620 0.108 Ha3 tidak diterima
ROE 892.863 12.764 0.000 Ha4 diterima
PG -61.939 -2.652 0.009 Ha5 diterima
SZ 32.056 4.538 0.000 Ha6 diterima
DPR 58.488 0.963 0.338 Ha7 tidak diterima

Berdasarkan tabel di atas, maka perusahaan mempunyai kinerja yang baik,


persamaan regresi dalam penelitian ini dapat sehingga memberikan sinyal positif kepada
dinyatakan sebagai berikut: investor yang dapat membuat harga saham
PBV = -1041.873 + 7.886 KM + 45.635 KI + meningkat. Harga saham perusahaan di pasar
30.074 DER + 892.863 ROE – 61.939 akan meningkatkan nilai perusahaan di mata
PG + 32.056 SZ + 58.488 DPR para investor.
Nilai konstanta (constant) sebesar - Pertumbuhan perusahaan (PG)
1041.873 menunjukkan variabel independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)
kepemilikan manajerial, kepemilikan dengan tingkat sig. 0.009 dan dengan nilai beta
institusional, struktur modal, profitabilitas, -61.939. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan kesalahan sebesar 0.05. Hal ini dikarenakan
dan kebijakan dividen bernilai konstan atau 0, perusahaan yang tidak bertumbuh akan
maka variabel dependen nilai perusahaan menghasilkan prospek yang buruk sehingga
bernilai sebesar -1041.873. rate of return (tingkat pengembalian) rendah.
Kepemilikan manajerial (KM) tidak Prospek yang rendah akan mempengaruhi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) penurunan nilai perusahaan.
dengan tingkat sig. 0.929. Nilai tersebut lebih Ukuran perusahaan (SZ) berpengaruh
besar dari tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hal positif terhadap nilai perusahaan (PBV) dengan
ini menunjukkan bahwa Ha1 tidak diterima. tingkat sig. 0.000 dan dengan niali beta 32.056.
Kepemilikan institusional (KI) tidak Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat kesalahan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) sebesar 0.05. Hal ini dikarenakan ukuran
dengan tingkat sig. 0.465. Nilai tersebut lebih perusahaan yang tinggi berpengaruh pada nilai
besar dari tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hal perusahaan yang semakin tinggi pula. Hal ini
ini menunjukkan bahwa Ha2 tidak diterima. disebabkan karena perusahaan yang besar
Struktur modal (DER) tidak cenderung memiliki kondisi yang stabil. Kondisi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) yang stabil menyebabkan naiknya harga saham
dengan tingkat sig. 0.108. Nilai tersebut lebih perusahaan di pasar modal. Inverstor
besar dari tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hal berespektasi pada perolehan dividen dari
ini menunjukkan bahwa Ha3 tidak diterima. perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan
Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif saham perusahaan dapat memacu
terhadap nilai perusahaan (PBV) dengan meningkatknya harga saham di pasar modal.
tingkat sig. 0.000 dan dengan nilai beta sebesar Peningkatan ini menunjukkan perusahaan
12.764. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat dianggap memiliki “nilai” yang lebih besar.
kesalahan sebesar 0.05. Hal ini dikarenakan Kebijakan dividen (DPR) tidak
peningkatan laba memberikan cerminan bahwa berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)

181
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-2 November 2019

dengan tingkat sig. 0.338. Nilai tersebut lebih penelitian terlalu singkat dari tahun 2014-2016,
besar dari tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hal sehingga belum mampu mendeteksi pengaruh
ini menunjukkan bahwa Ha7 tidak diterima. dalam jangka panjang (3) Terdapat masalah
heteroskedastisitas pada beberapa variabel
PENUTUP independen.
Untuk mengarasi keterbatasan dalam
Berdasarkan uji hipotesis, dapat penelitian ini, terdapat rekomendasi untuk
disimpulkan profitabilitas, pertumbuhan penelitian selanjutnya, yaitu (1) Menambah
perusahaan dan ukuran perusahaan memiliki variabel independen lain yang diharapkan
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Di sisi memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan
lain, kepemilikan manajerial, kepemilikan seperti laverage, likuiditas dan lain-lain (2)
institusional, struktur modal, dan kebijakan Memperpanjang periode penelitian menjadi
dividen tidak memiliki pengaruh terhadap nilai empat tahun atau lebih dan menggunakan
perusahaan. tahun penelitian terbaru, agar hasil penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa yang diperoleh nantinya dapat lebih
keterbatasan, yaitu (1) Menggunakan tujuh mencerminkan pengaruh dalam jangka panjang
variabel independen sedangkan masa terdapat (3) Menambah jumlah data yang digunakan
variabel independen lainnya yang diduga dapat untuk penelitian, supaya mengatasi masalah
mempengaruhi variabel dependen yang tidak heteroskedastisitas pada data penelitian.
digunakan dalam penelitian ini (2) Tahun

REFERENSI:

Agustina, Dewi . 2017. Pengaruh Corporate Governance dan Variable Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 19, N0. 1.
Ahmad, A.W. dan Septriani, Y. 2008. Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya.
Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.03, No.02: 47-55.
Auditta, I.G. , Sutrisno dan Achsin, M. 2011. Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Aplikasi Manajemen, Vol.12, No.02: 284-294.
Borolla, J.D. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan. Prestasi, Vol.07,
No.01: 11-24.
Chaidir. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi, Vol.01, No.02: 1-21.
Denziana, A. dan Monica, W. 2016. Analisis Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 di BEI Periode 2011-2014).
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.07, No.02: 241-254.
Dhani, I.P dan Utama, A.A.G.S. 2017. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal, dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga, Vol.02,
No.01: 136-148.
Franita, R. 2016. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Mediasi, Vol.05, No.02: 72-89.
Galin, E.N. dan Idamiharti. 2015. Penentu Struktur Modal dan Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan. e-Jurnal Apresiasi Ekonomi, Vol.03, No.02: 129-139.

182
P-ISSN: 1410 – 9875 Selvi Sembiring
E-ISSN: 2656 – 9124 Ita Trisnawati

Jusriani, I.F. dan Rahardjo, S.N. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan
Utang, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011). Dipenogoro Journal
of Accounting, Vol.02, No.02: 1-10.
Kusumaningrum, D.A.R. dan Rahardjo S.N. 2013. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2012). Dipenogoro Journal of Accounting, Vol.02, No. 4:2337-3806.
Lanawati dan Amilin. 2015. Cash Ratio, Debt to Equity, Return on Asset, Firm Size, Growth dan Dividen
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan, Vol.02, No.01: 55-64.
Meidiawati, K. dan Mildawati, T. 2016. Pengaruh Size, Growth, Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.05, No.02: 1-16.
Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan
Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.19, No.02: 110-125.
Paramita, R.W.D. 2012. Pengaruh Laverage, Firm Size dan Voluntary Disclousure terhadap Earnings
Response Coeffisient (ERC). Jurnal WIGA, Vol.02, No.02: 103-118.
Pertiwi, P.J., Tommy, P. dan Tumiwa, J.R. 2016. Pengaruh Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal EMBA, Vol.04, No.01: 1369-1380.
Prastuti, N.K.R. dan Sudiartha, I.G.M. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol.05, No.03: 1572-1598.
Pratama, I.G.B.A. dan Wiksuana, I.G.B. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Laverage terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol.05, No.02: 1338-1367.
Putra, A.N.D.A. dan Lestari, P.V. 2016. Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.05, No.07:
4044-4070.
Raharjo, E. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Perspektif Akuntansi. Fokus Ekonomi,
Vol.02, No.01: 37-46.
Rahmawati, A., Nurdin, D. dan Bidin, C.R.K. 2015. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Manufakur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako, Vol.03, No.01: 1-6.
Rasyid, A. 2015. Effect of Ownership Structure, Capital Structure, Profitability and Company’s Growth
Towards Firm Value. International Journal of Business and Management Invention, Vol.04,
No.04: 25-31.
Ratih, I.D.A. dan Damayanthi, I.G.A.K. 2016. Kepemilikan Manajerial dan Profitabilitas pada Nilai
Perusahaan dengan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Sebagai Variabel Pemoderasi. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.14, No.02: 1510-1538.
Saraswathi, I.A.A., Wiksuana, I.GB. dan Rahyuda, H. 2016. Pengaruh Resiko Bisnis, Pertumbuhan
Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Profitabilitas serta Nilai Perusahaan Manufaktur. E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol.05, No.06: 1729-1756.

183
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-2 November 2019

Sinarmayarani, A. dan Suwitho. 2016. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan Melalui Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol.05, No.05:
1-18.
Suastini, N.M., Purbawangsa, I.D.A. dan Rahyuda, H. 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia (Struktur Modal sebagai Variabel Moderasi). E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, Vol.05, No.01: 143-172.
Sukirni, D. 2012. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Kebijakan
Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, Vol.01, No.02: 1-12.
Syardiana, G., Rodoni, A. dan Putri, Z.E. 2015. Pengaruh Investment Opportunity Set, Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan dan Return on Asset terhadap Nilai Perusahaan. Akuntanbilitas,
Vol.08, No.01: 39-46.
Warapsari, A.A.A.U. dan Suaryana, I.G.N.A. 2016. Pengaruh Kepemilikan dan Institusional terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Utang sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol.16, No.03: 2288-2315.
Wijaya, B.I. dan Sedana, I.B.P. 2015. Pengaruh Proftabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan
Dividen dan Kesempatan Investasi sebagai Variabel Mediasi). E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol.04, No.12: 4477-4500.
Wijaya, M.E. 2014. Pengaruh Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai
Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu,
Vol.01, No.01: 52-58.
Winarto, J. 2015. The Determinants of Manufacturer Firm Value in Indonesia Stock Exchange.
International Journal of Information, Business dan Management, Vol.07, No.04: 323-349.

184
Y Anni Aryani, Corporate Social Responsibility ... 1

EG I BIS
AT MATRIK: JURNAL MANAJEMEN, STRATEGI BISNIS
R

N
ST

IS
DAN KEWIRAUSAHAAN
Homepage: https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/index

P-ISSN : 1978-2853
E-ISSN : 2302-8890
Vol. 14 No. 1, Februari 2020, 1 - 9

Corporate Social Responsibility dan Kinerja Perusahaan: Studi pada Perusahaan


yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Y Anni Aryani1), Doddy Setiawan2)
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah
email: doddy.setiawan@staff.uns.ac.id SINTA 2

DOI : https://doi.org/10.24843/MATRIK:JMBK.2020.v14.i01.p01

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan yang teredaftar di Jakarta Islamic Index pada periode 2013 – 2015. Penelitian ini
menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan corporate social
responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi kinerja corporate social responsibility
maka akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan corporate social responsibility bisa menjadi
penggerak perusahaan untuk memperoleh nilai yang lebih baik. Selanjutnya, penelitian ini menguji secara lebih mendalam
pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja dengan memperhitungkan ukuran perusahaan dan leverage.
Hasil pengujian menunjukkan hasil yang sama dengan pengujian awal. Hal ini membuktikan bahwa corporate social
responsibility memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan.
Kata kunci: Corporate social responsibility, kinerja perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, Jakarta Islamic Index

Corporate Social Responsibility and Company Performance: Study in Companies Listed in Jakarta Islamic Index

ABSTRACT
This research aims at examining the effect of corporate social responsibility on firm performance. Sample of the
study consists of company that listed on Jakarta Islamic Index during 2013-2015. This study uses multiple regression
to test the hypothesis. The result shows that corporate social responsibility has positive effect on firm performance.
The higher performance of corporate social responsibility, the better firm performance. Therefore, corporate social
responsibility are able to drive firm performance better. Further, the study investigates in more deeply the effect of
corporaqate social responsibility on the firm size and leverage. This provides similar result for each models. Thus,
this study offers empirical evidence that corporate social responsibility has positive value to the firm performance.
Keywords: Corporate social responsibility, firm performance, firm size, leverage, Jakarta Islamic Index

PENDAHULUAN pelaksanaan corporate social responsibility juga


Pemerintah mengeluarkan PP No.47/2012 yang diharapkan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
mengatur tentang tanggung jawab sosial untuk Penelitian mengenai dampak corporate social
Perusahaan Terbatas. PP No.47/2012 menyatakan responsibility terhadap kinerja perusahaan sudah
bahwa setiap perusahaan mempunyai tanggung banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh
jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan Aðan et al. (2016), Choi et al. (2010), Mishra &
sekitarnya. Dengan menggunakan konsep 3P Suar (2010) dan Wang et al.(2015) menunjukkan
(People, Planet and Profit), tanggung jawab sosial terdapat pengaruh positif corporate social
diharapkan memberikan nilai tambah bagi responsibility terhadap kinerja perusahaan.
masyarakat dan juga lingkungan di sekitar Keputusan perusahaan untuk melakukan corporate
perusahaan (Milne & Gray, 2013). Peningkatan social responsibility memiliki pengaruh yang baik
kualitas hidup masyarakat dan lingkungan akan bagi nilai perusahaan (Cheung, Tan, Ahn, & Zhang,
mengakibatkan dampak positif terhadap taraf hidup 2010). Investor memberikan nilai yang lebih tinggi
masyarakat, sehingga meningkatkan daya beli kepada perusahaan yang aktif melakukan tanggung
masyarakat. Perusahaan dapat menjual lebih banyak jawab sosial. Semakin tinggi usaha perusahaan untuk
produk kepada masyarakat. Dengan demikian melakukan tanggung jawab sosial akan
2 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, Februari 2020

meningkatkan kinerja perusahaan. Akan tetapi, Sayekti, & Purnamawati, 2016; Fitriani & Setiany,
penelitian yang dilakukan oleh Aras et al.(2010), 2014; Restuti & Nathaniel, 2012).
Aupperle et al.(1985) dan McWilliams & Siegel Penelitian terdahulu mengenai dampak
(2000) tidak menemukan pengaruh corporate corporate social responsibility tidak menunjukkan
social responsibility terhadap kinerja perusahaan. hasil yang konsisten. Oleh karena itu, penelitian ini
Hasil penelitian Aras et al.(2010), Aupperle et al. akan menguji pengar uh corporate social
(1985) dan McWilliams & Siegel (2000) responsibility terhadap kinerja perusahaan dalam
menunjukkan usaha perusahaan untuk melakukan konteks perusahaan di Indonesia. Seperti yang
tanggung jawab sosial tidak memiliki dampak positif disarankan oleh Goyal et al.(2013), penelitian
terhadap kinerja perusahaan, sehingga tidak mengenai hubungan antara corporate social
mengkonfirmasi harapan bahwa corporate social responsibility dan kinerja perusahaan sebaiknya
responsibility memiliki peran penting untuk dilakukan di negara berkembang. Penelitian ini
meningkatkan kinerja perusahaan. mengisi gap riset ini dengan melakukan penelitian di
Penelitian yang dilakukan oleh Crisostomo et Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang
al.(2011) menemukan corporate social yang mempunyai lingkungan yang berbeda dengan
responsibility berpengaruh negatif terhadap kinerja negara maju. Selain itu penelitian ini fokus pada
perusahaan. Usaha perusahaan untuk melakukan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
tanggung jawab sosial justru merusak kinerja karena penelitian sebelumnya masih sangat jarang
perusahaan. Hasil penelitian mengenai hubungan yang meneliti penerapan corporate social
antara corporate social responsibility dan kinerja responsibility di Jakarta Islamic Index (JII). JII
perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. mempunyai kontribusi 37 persen dari kapitalisasi
Goyal et al.(2013) dan Malik (2015) dalam meta- Bursa Efek Indonesia. Jumlah ini cukup besar,
analisis yang mereka lakukan mengkonfirmasi bahwa sehingga JII bisa memberikan pengaruh yang cukup
hasil penelitian terdahulu tidak konsisten. Oleh signifikan untuk perkembangan BEI.
karena itu, Goyal et al.(2013) dan Malik (2015) Penelitian ini mempunyai perbedaan dengan
menyarankan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian terdahulu. Pertama, penelitian ini fokus
keterkaitan antara corporate social responsibility pada perusahaan yang terdaftar di JII, sedangkan
dan kinerja perusahaan. Secara lebih spesifik Goyal penelitian terdahulu masih jarang yang meneliti
et al.(2013) menyarankan penelitian di negara dampak CSR terhadap kinerja pada perusahaan di
berkembang, untuk lebih memahami kaitan antara JII. Kedua, penelitian ini melakukan pengujian
corporate social responsibility dan kinerja mengenai dampak corporate social responsibility
perusahaan pada konteks yang berbeda dibandingkan terhadap kinerja dengan mempertimbangkan
dengan negara maju. beberapa hal, yaitu: ukuran perusahaan dan
Penelitian mengenai corporate social leverage. UU No.40/2007 dan PP No.47/2012
responsibility dan kinerja perusahaan juga sudah menyatakan tanggung jawab sosial merupakan
banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian oleh Fauzi kewajiban bagi perusahaan yang bergerak di bidang
& Idris (2009), Ibrahim et al.(2015) dan Yuliana et pertambangan dan penggunaan lingkungan maka
al.(2008) yang mengkonfirmasi dampak positif penelitian ini juga akan memperhitungkan hal ini
tanggung jawab sosial terhadap kinerja perusahaan. untuk menguji dampak corporate social
Pelaksanaan corporate social responsibility yang responsibility terhadap kinerja perusahaan.
baik oleh perusahaan di Indonesia dapat Argumentasi 3P (people, planet and profit) dalam
meningkatkan profitabilitas yang mampu diraih hal pelaksanaan corporate social responsibility
perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian Fauzi et menyatakan bahwa pelaksanaan corporate social
al.(2007), Oeyono et al.(2011) dan Sarumpaet responsibility yang baik mengakibatkan peningkatan
(2006) tidak menemukan pengaruh corporate kualitas hidup manusia dan juga kualitas lingkungan
social responsibility terhadap kinerja pada di sekitar manusia. Peningkatan kualitas hidup dan
perusahaan di Indonesia. Pelaksanaan tanggung kualitas lingkungan memberikan dampak positif bagi
jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan di taraf hidup masyarakat. Dengan peningkatan taraf
Indonesia tidak memberikan dampak yang hidup masyarakat, maka perusahaan mampu
diinginkan. Informasi mengenai corporate social menjual produk lebih banyak. Masyarakat lebih
responsibility juga tidak digunakan oleh investor peduli terhadap kualitas lingkungan maka
untuk mengambil keputusan investasi (Awuy, perusahaan yang melaksanakan corporate social
Y Anni Aryani, Corporate Social Responsibility ... 3

responsibility lebih baik akan mendapatkan hutang terhadap ekuitas. Dengan menggunakan
pengakuan lebih tinggi. Citra perusahaan akan konsep agency cost yang dikembangkan Jensen &
menjadi lebih baik, sehingga perusahaan lebih mudah Meckling (1976), hutang meruakan salah satu
menjual produknya. Terdapat dampak positif mekanisme yang bisa dgunakan untuk mengawasi
pelaksanaan corporate social responsibility manajemen. Hutang melibatkan pihak ketiga,
terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menduga sehingga pengawasan terhadap manajemen akan
pelaksanaan corporate social responsibility akan semakin ketat. Dengan demikian struktur hutang
memberikan dampak positif terhadap kinerja terhadap modal berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. perusahaan (Margaritis & Psillaki, 2010;
Vithessonthi & Tongurai, 2015). Oleh karena itu,
METODE PENELITIAN penelitian ini menggunakan leverage sebagai
Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang variabel kontrol. Variabel kontrol ketiga yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index pada periode 2013 digunakan adalah kualitas audit. Kualitas audit juga
– 2015 dan mempunyai laporan keuangan yang dapat dipandang sebagai bagian dari praktik
lengkap. Terdapat 112 perusahaan yang menjadi corporate governance. Praktik corporate
sampel akhir dari penelitian ini. Penelitian ini governance yang baik mampu meningkatkan
menggunakan unbalanced panel data untuk kinerja perusahaan (Buallay, Hamdan, & Zureigat,
menguji dampak pengungkapan corporate social 2017). Kualitas audit yang baik merupakan salah
responsibility terhadap kinerja perusahaan. satu aspek corporate governance yang baik.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penelitian Buallay et al. (2017) mengkonfirmasi
pengungkapan corporate social responsibility. dampak positif kualitas audit terhadap kinerja
Pengukuran pengungkapan corporate social perusahaan di Arab Saudi. Kualitas audit merupakan
responsibility dengan mengacu ke indeks GRI 3 variabel dummy, yaitu 1 jika Kantor Akuntan Publik
(Global Reporting Initiative Index). Indeks ini (KAP) yang mengaudit adalah anggota Big-4 dan 0
terdiri dari 79 butir. Penelitian ini menggunakan jika KAP yang mengaudit perusahaan bukan KAP
content analysis, yaitu dengan menganalisis yang tergolong Big-4.
pelaporan keuangan perusahaan yang menjadi Penelitian ini menggunakan persamaan
sampel penelitian ini. Apabila perusahaan tersebut berikut ini untuk menguji dampak corporate social
mengungkapkan informasi seperti yang tertera di responsibility terhadap kinerja perusahaan.
butir indeks GRI maka akan diberi nilai 1 dan 0 jika
tidak mengungkapkan informasi. Nilai maksimal ROEit = α + β1CSR + β2UP + β3Lev + β4KA +
indeks GRI ini adalah 100%, jika perusahaan ε………..(eq.1)
mengungkapkan semua informasi yang ada di butir
GRI. Penelitian ini mengikuti penelitian sebelumnya ROEit = return on equity,
seperti Lone et al.(2016) dan Setiawan et al.(2018) CSR = corporate social responsibility,
yang menggunakan GRI sebagai instr umen mengacu ke indeks GRI
penghitungan corporate social responsibility. UP = ukuran perusahaan, log total asset
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Lev = leverage, rasio hutang dibagi dengan
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan diukur ekuitas
dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba KA = kualitas audit, variabel dummy yaitu 1 jika
berdasarkan jumlah ekuitas yang dimiliki (Return perusahaan diaudit KAP yang tergolong
on Equity/ROE). Variabel kontrol dalam penelitian Big-4 dan 0 jika perusahaan diaudit oleh
ini terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan KAP non Big-4.
kualitas audit. Ukuran perusahaan dihitung dengan
log total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini juga membagi sampel penelitian
Perusahaan besar mempunyai sumber daya yang berdasarkan ukuran perusahaan, yaitu perusahaan
lebih banyak, sehingga perusahaan besar dapat besar dan perusahaan kecil. Tahap berikutnya,
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Penelitian peneliti melakukan pengujian untuk masing-masing
sebelumnya menunjukkan pentingnya ukuran subsampel berdasarkan persamaan 1. Berikutnya
perusahaan dalam menganalisis dampak strategi sampel penelitian ini dibagi dua berdasarkan
perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih baik leverage, yaitu subsampel yang mempunyai
(Benito-Osorio, Colino, Guerras-Martín, & Zúñiga- leverage tinggi dan subsampel yang mempunyai
Vicente, 2016). Leverage merupakan rasio antara
4 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, Februari 2020

leverage rendah. Penelitian ini menguji persamaan pertambangan dan pertanian dan 0 jika
1 untuk masing-masing subsampel berdasarkan tidak
leverage ter sebut. Terakhir penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
memperhitungkan dampak UU No.40/2007 dan PP Tabel 1 berikut menyajikan statistik deskriptif
No.47/2017 yang mewajibkan perusahaan yang penelitian ini. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
terkait langsung dengan pengelolaan sumber daya rata-rata dalam penelitian ini adalah 17,40 persen,
alam untuk melakukan corporate social sedangkan nilai tengah adalah 13,50 persen. Data
responsibility. Oleh karena itu, peneltian ini ini menunjukkan sampel dalam penelitian ini
menambah variabel dummy yaitu 1 jika perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas positif. Jadi secara
tersebut termasuk industri pertambangan dan rata-rata sampel dalam penelitian ini memperoleh
pertanian dan 0 jika tidak. laba. Selanjutnya rata-rata nilai indeks CSR adalah
21,20 persen. Hasil ini menunjukkan pengungkapan
ROAit = α + β1CSR + β2UP + β3Lev + β4KA + tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia
β5IND +ε………..(eq.2) masih rendah. Pengungkapan CSR berkisar antara
8,86 persen sampai dengan 37,98 persen. Nilai rata-
IND = variabel industry, variabel dummy yaitu 1 rata leverage dalam penelitian ini adalah 75,90
jika perusahaan tersebut termasuk industri persen. Informasi ini menunjukkan struktur modal
dalam sampel penelitian ini masih di dominasi oleh
Tabel 1 Statistikekuitas daripada hutang.
Deskriptif
Variabel Maximum Minimum Mean Median Std, Dev
ROE 1,6825 -0,7769 0,1740 0,1350 0,2808
CSR 0,3798 0,0886 0,2120 0,2025 0,0767
UP 33,4049 22,9530 30,3459 30,5729 1,7725
Lev 3,1758 0,0800 0,7590 0,5551 0,6236
N 112
ROEit = return on equity, CSR = corporate social responsibility, mengacu ke indeks GRI, UP
= ukuran perusahaan, log total asset, Lev= leverage, rasio hutang dibagi dengan ekuitas.

Tabel 2 menunjukkan komposisi KAP yang sebesar 74,10 persen, sedangkan sisanya diaudit oleh
mengaudit sampel penelitian ini. Sebagian besar KAP non Big-4. Jadi 75 persen sampel dalam
dalam penelitian ini diaudit oleh KAP Big-4 yaitu penelitian ini diaudit oleh KAP Big-4.
Tabel 2. Statistik Deskriptif untuk Variabel Dummy
Variabel Frekuensi 1 Frekuensi 0
KA 0,7410 0,2590
N 112
KA = kualitas audit, variabel dummy yaitu 1 jika perusahaan diaudit KAP yang tergolong Big-4 dan
0 jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big-4.
Tabel 3 menunjukkan pengujian korelasi antar Hal ini mengindikasikan memang ada hubungan yang
variabel dalam penelitian ini. Tabel 3 menunjukkan kuat antara kedua variabel tersebut.
bahwa korelasi antara CSR dan ROE signifikan.
Tabel 3. Korelasi
ROE CSR LEV UP
ROE -----
-----
CSR 2,19968** -----
(0,0299) -----
LEV -0,96393 -1,0960 -----
(0,3372) (0,2755) -----
UP -0,8051 3,5291*** 0,6743 -----
(0,4225) (0,0006) (0,5015) -----

**,***signifikan pada tingkat 5%, 10%. ROEi = return on equity, CSR = corporate
social responsibility, mengacu ke indeks GRI, UP = ukuran perusahaan, log total asset,
Lev= leverage, rasio hutang dibagi dengan ekuitas.
Y Anni Aryani, Corporate Social Responsibility ... 5

Tabel 4 berikut menunjukkan hasil pengujian hipotesis


Tabel 4. Pengujian Hipotesis
FULL
Variabel BESAR KECIL LEV_BESAR LEV_ KECIL
SAMPLE
C 0,4112 -0,2665 0,1725 0,1769 0,8318
(0,0001) (0,3808) (0,0008) (0,0007) (0,0000)
CSR 0,0058** 0,0020** 0,0099*** 0,0032*** 0,0071**
(0,0318) (0,0782) (0,0000) (0,0000) (0,0326)
UP -0,0137*** 0,0109 -0,0079*** -0,0051*** -0,0250***
(0,0025) (0,2832) (0,0095) (0,0000) (0,0000)
LEV -0,0358*** -0,0497*** -0,0262*** -0,0250*** -0,2307*
(0,0001) (0,0000) (0,0022) (0,0000) (0,0737)
KA 0,0385*** -0,0025 0,0884** 0,0357*** 0,0105***
(0,0000) (0,8349) (0,0314) (0,0000) (0,0000)

Adjusted R-square 0,1471 0,2205 0,2934 0,0996 0,1522


F statistic 5,7866 4,8891 6,7101 2,5494 3,4240
Prob (F-statistic) 0,0003 0,0021 0,0002 0,0500 0,0150
N 112 56 56 57 55
*,**,***signifikan pada tingkat 10%, 5%, 10%. ROEi = return on equity, CSR = corporate social responsibility, mengacu ke indeks GRI,
UP = ukuran perusahaan, log total asset, Lev= leverage, rasio hutang dibagi dengan ekuitas, KA = kualitas audit, variabel dummy yaitu 1 jika
perusahaan diaudit KAP yang tergolong Big-4 dan 0 jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big-4.

Tabel 4 menunjukkan CSR berpengaruh positif perusahaan memperoleh reputasi yang baik dari
terhadap ROE. Hal ini menunjukkan bahwa semakin stakeholder. Reputasi yang baik ini merupakan kunci
tinggi nilai CSR maka semakin tinggi nilai ROE. bagi perusahaan untuk terus bertahan. Stakeholder
Penambahan CSR akan berdampak baik pada akan terus mengingat bahwa perusahaan
peningkatan ROE. Hasil penelitian ini merupakan mempunyai reputasi yang baik terkait dengan
bukti empiris bahwa corporate social responsibility tanggung jawab mereka terhadap produk, sehingga
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja mereka akan tetap menjaga loyalitasnya kepada
perusahaan. Hal ini sejalan dengan harapan bahwa perusahaan. Secara jangka panjang ini merupakan
usaha perusahaan dalam menjalankan tanggung suatu modal yang berharga bagi perusahaan.
jawab sosial akan memberikan dampak yang positif Hasil penelitian ini mengkonfirmasi penelitian
terhadap pencapaian kinerja perusahaan. Aðan et al. (2016), Choi et al. (2010), Mishra dan
Dengan menggunakan argumentasi triple Suar (2010) dan Wang et al.(2015) yang
bottom line atau 3P (People, Planet and Profit), menunjukkan bahwa corporate social responsibility
maka hasil penelitian ini mengkonfirmasi harapan berpengaruh positif. Keputusan perusahaan untuk
bahwa jika perusahaan yang menjalankan tanggung melakukan corporate social responsibility akan
jawab sosial dan juga lingkungan akan mendorong membantu perusahaan dalam mencapai kinerja yang
peningkatan taraf hidup masyarakat, sehingga labih baik. Akan tetapi penelitian ini tidak sesuai
mereka bisa membeli lebih banyak. Pada akhirnya dengan Aras et al.(2010), Aupperle et al.(1985),
perusahaan akan memperoleh keuntungan yang Crisostomo et al.(2011) dan McWilliams dan Siegel
diharapkan dan juga keberlangsungan usaha. Hal (2000) yang tidak berhasil menemukan dampak
ini penting bagi perusahaan. Argumentasi yang bisa positif corporate social responsibility terhadap kinerja
juga diajukan terkait hubungan antara corporate perusahaan. Dalam konteks penelitian di Indonesia,
social responsibility dan kinerja perusahaan adalah hasil penelitian ini sejalan dengan Fauzi dan Idris
menggunakan argumentasi Minor dan Morgan (2009), Ibrahim et al.(2015) dan Yuliana et al.(2008)
(2011) yang menyatakan bahwa tanggung jawab yang mengkonfirmasi dampak positif tanggung jawab
sosial merupakan suatu jaminan bagi reputasi sosial terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan
perusahaan. Perusahaan memang mengeluarkan Indonesia yang melakukan tanggung jawab sosial
biaya untuk melakukan kegiatan corporate social dengan baik juga menunjukkan peningkatan kinerja
responsibility, akan tetapi imbal baliknya adalah perusahaan. Investor akan bereaksi positif terhadap
6 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, Februari 2020

usaha perusahaan untuk melaksanakan tanggung Dampak corporate social responsibility


jawab sosial (Barus & Maksum, 2011). terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang
Tabel 4 juga menunjukkan variabel kontrol mempunyai leverage tinggi dan rendah. Hasil
seperti ukuran perusahaan, leverage dan kualitas pengujian juga menunjukkan hasil yang konsisten,
audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja yaitu corporate social responsibility berpengaruh
perusahaan. Perusahaan yang lebih besar cenderung positif terhadap kinerja perusahaan. Jadi pada
mempunyai kinerja yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang mempunyai leverage tinggi dan
dengan perusahaan kecil. Hal ini ditunjukkan dari rendah, dampak pelaksanaan corporate social
hasil pengujian yang memperlihatkan ukuran responsibility adalah sama yaitu positif. Hasil
perusahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja pengujian ini menunjukkan tindakan perusahaan yang
perusahaan. Selanjutnya leverage juga berpengaruh memperhatikan corporate social responsibility
negatif terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan memberikan dampak positif terhadap kinerja
yang mempunyai leverage tinggi cenderung perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan ini
mempunyai profitabilitas yang rendah. Tabel 4 juga memberikan nilai tambah bagi persuahaan. Oleh
menunjukkan bahwa kualitas audit berbanding lurus karena itu, nilai perusahaan akan mengalami
dengan pencapaian kinerja perusahaan. Perusahaan peningkatan. Usaha perusahaan dalam memberikan
yang diaudit KAP Big-4 memperoleh efek positif perhatian kepada corporate social responsibility
untuk mencapai kinerja yang lebih baik. juga member ikan dampak positif bagi nilai
Hasil pengujian untuk sub sampel perusahaan perusahaan. Perusahaan dapat menyeimbangkan
besar dan perusahaan kecil menunjukkan bahwa baik kinerja sosial dan nilai perusahaan. Investor bisa
untuk perusahaan besar dan perusahaan menggunakan informasi mengenai corporate social
menghasilkan hasil yang konsisten dengan hasil responsibility dalam mengambil keputusan.
pengujian secara keseluruhan. Corporate social Perusahaan yang banyak melakukan tindakan
responsibility mempunyai pengaruh positif terhadap corporate social responsibility mempunyai nilai
kinerja perusahaan. Dalam konteks perusahaan yang lebih baik.
besar dan perusahaan kecil, pelaksanaan corporate Tabel 5 berikut menunjukkan hasil pengujian
social responsibility akan memberikan dampak memperhitungkan dampak industry pertambangan
positif terhadap kinerja perusahaan. dan pertanian.

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis


VARIABLES ROA ROE
C 0.4077 0.5598
(0.0001) (0.0000)
CSR 0.0056** 0.0065***
(0.0328) (0.0000)
IND -0.0555* -0.1593
(0.0982) (0.2109)
LN -0.0132*** -0.0151***
(0.0025) (0.0000)
LEV -0.0374*** -0.0901***
(0.0000) (0.0000)
KA 0.0484*** 0.1001
(0.0000) (0.1048)

Adjusted R-square 0.1606 0.1640


F statistic 5.2477 5.3555
Prob (F-statistic) 0.0002 0.0002
N 112 112
*,**,***signifikan pada tingkat 10%, 5%, 10%. ROEi = return on equity, ROA = return on assets, CSR = corporate
social responsibility, mengacu ke indeks GRI, UP = ukuran perusahaan, log total asset, Lev= leverage, rasio hutang
dibagi dengan ekuitas, KA = kualitas audit, variabel dummy yaitu 1 jika perusahaan diaudit KAP yang tergolong Big-
4 dan 0 jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big-4. IND = variabel industry, variabel dummy yaitu 1 jika perusahaan
tersebut termasuk industri pertambangan dan pertanian dan 0 jika tidak
Y Anni Aryani, Corporate Social Responsibility ... 7

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil pengujian melakukan tindakan corporate social responsibility
dampak corporate social responsibility dengan mempunyai nilai yang cukup tinggi dibandingkan
memperhitungkan dampak industri juga dengan perusahaan yang kurang memperhatikan
menunjukkan hasil positif. Kebijakan untuk corporate social responsibility. Investor melihat
melakukan tanggung jawab sosial merupakan suatu bahwa informasi mengenai corporate social
hal yang penting bagi perusahaan. Perusahaan yang responsibility memberikan petunjuk mengenai nilai
mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap perusahaan.
tanggung jawab sosial akan memperoleh dampak Salah satu aspek penting dalam pengambilan
yang baik dalam rangka peningkatan kinerja keputusan perusahaan adalah struktur kepemilikan
perusahaan. Dampak positif corporate social perusahaan. Struktur kepemilikan di Indonesia
responsibility ter hadap kinerja perusahaan didominasi oleh keluarga (Carney & Child, 2013;
menunjukkan hasil yang konsisten baik Setiawan, Bandi, Phua, & Trinugroho, 2016).
menggunakan ROA dan ROE dalam mengukur Penelitian ini tidak memperhitungkan aspek struktur
kinerja perusahaan. kepemilikan, seper ti kepemilikan keluarga,
kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing.
SIMPULAN Untuk penelitian berikutnya dapat memperhitungkan
Penelitian ini menguji pengaruh corporate aspek struktur kepemilikan dalam menginvestigasi
social responsibility terhadap kinerja perusahaan hubungan antara corporate social responsibility
di Indonesia. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dan kinerja perusahaan.
corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan, sehingga mengkonfirmasi REFERENSI
dugaan bahwa corporate social responsibility Aðan, Y., Kuzey, C., Acar, M. F., & Açýkgöz, A.
mempunyai dampak yang positif terhadap kinerja (2016). The relationships between corporate
perusahaan. Perusahaan yang melakukan tindakan social responsibility, environmental supplier
tanggung jawab sosial yang baik memiliki kinerja development, and firm performance. Journal
yang lebih tinggi. of Cleaner Production, 112, 1872-1881.
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi teoritis doi:https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.08.090
dan praktis. Implikasi teoretis menunjukkan bahwa Aras, G., Aybars, A., & Kutlu, O. (2010). Managing
penelitian ini memperkuat argumentasi bahwa corporate performance: Investigating the
corporate social responsibility mempunyai relationship between corporate social
dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Jadi responsibility and financial performance in
biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan corporate emerging markets. International Journal of
social responsibility akan menghasilkan return yang Productivity and Performance Management,
lebih baik yaitu berupa pencapaian kinerja yang lebih 59(3), 229-254. doi:10.1108/17410401011
tinggi. Implikasi teoritis berikutnya adalah hasil 023573
penelitian ini mengkonfirmasi triple bottom line, Aupperle, K. E., Carroll, A. B., & Hatfield, J. D.
bahwa kegiatan tanggung jawab sosial pada tetap (1985). An empirical examination of the
memberikan dampak positif terhadap kinerja relationship between corporate social
keuangan perusahaan. responsibility and profitability. Academy of
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah Management Journal, 28(2), 446-463.
manajer tidak perlu ragu dalam melaksanakan Awuy, V. P., Sayekti, Y., & Purnamawati, I. (2016).
tanggung jawab sosial. Usaha yang dilakukan pada Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
saat melaksanakan tanggung jawab sosial akan Responsibility (CSR) Terhadap Earnings
memberikan dampak yang baik bagi perusahaan. Response Coefficient (ERC) (Suatu Studi
Dampak tersebut dapat berupa reputasi yang bagi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang
perusahaan (Minor & Morgan, 2011), sehingga Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
perusahaan dapat membangun hubungan jangka 2010-2013). Jurnal Akuntansi dan
panjang yang lebih baik dengan stakeholder. Keuangan, 18(1), 15 - 26.
Kegiatan corporate social responsibility ini juga Barus, R., & Maksum, A. (2011). Analisis
dapat berperan sebagai jaminan reputasi perusahaan Pengungkapan Informasi Corporate Social
(Minor & Morgan, 2011). Perusahaan yang banyak Responsibility dan Pengaruhnya terhadap
8 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, Februari 2020

Return Saham Jurnal Akuntansi dan Auditing Goyal, P., Rahman, Z., & Kazmi, A. A. (2013).
Indonesia, 15(1), 83 - 102. Corporate sustainability performance and firm
Benito-Osorio, D., Colino, A., Guerras-Martín, L. performance research: Literature review and
Á., & Zúñiga-Vicente, J. Á. (2016). The futur e resear ch agenda. Management
international diversification-performance link in Decision, 51(2), 361-379. doi:10.1108/
Spain: Does firm size really matter? 00251741311301867
International Business Review, 25(2), 548- Ibrahim, M., Solikahan, E. Z., & Widyatama, A.
558. doi:https://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2015. (2015). Karakteristik Perusahaan, Luas
09.004 Pengungkapan Corporate Social Responsibility,
Buallay, A., Hamdan, A., & Zureigat, Q. (2017). dan Nilai Perusahaan Jurnal Akuntansi
Corporate governance and firm performance: Multiparadigma, 6(1), 99 - 106.
evidence from Saudi Arabia. Australasian Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory
Accounting, Business and Finance Journal, of the firm: Managerial behavior, agency costs
11(1), 78-98. and ownership structure. Journal of financial
Carney, R. W., & Child, T. B. (2013). Changes to economics, 3(4), 305-360.
the ownership and control of East Asian Lone, E. J., Ali, A., & Khan, I. (2016). Corporate
corporations between 1996 and 2008: The governance and corporate social responsibility
primacy of politics. Journal of financial disclosure: evidence from Pakistan. Corporate
economics, 107(2), 494-513. Governance: The international journal of
Cheung, Y. L., Tan, W., Ahn, H.-J., & Zhang, Z. business in society, 16(5), 785-797.
(2010). Does Corporate Social Responsibility doi:doi:10.1108/CG-05-2016-0100
Matter in Asian Emerging Markets? Journal Malik, M. (2015). Value-Enhancing Capabilities of
of Business Ethics, 92(3), 401-413. CSR: A Brief Review of Contemporary
doi:10.1007/s10551-009-0164-3 Literature. Journal of Business Ethics,
Choi, J.-S., Kwak, Y.-M., & Choe, C. (2010). 127(2), 419-438. doi:10.1007/s10551-014-2051-9
Corporate social responsibility and corporate Margaritis, D., & Psillaki, M. (2010). Capital
financial performance: Evidence from Korea. structure, equity ownership and firm
Australian Journal of Management, 35(3), performance. Journal of Banking & Finance,
291-311. doi:10.1177/0312896210384681 34(3), 621-632. doi:https://doi.org/10.1016/
Crisóstomo, V. L., Freire, F. S., & Vasconcellos, F. j.jbankfin.2009.08.023
C. d. (2011). Corporate social responsibility, firm McWilliams, A., & Siegel, D. (2000). Corporate
value and financial performance in Brazil. social responsibility and financial performance:
Social Responsibility Journal, 7(2), 295-309. correlation or misspecification? Strategic
doi:10.1108/17471111111141549 Management Journal, 21(5), 603-609.
Fauzi, H., & Idris, K. M. (2009). The relationship Milne, M. J., & Gray, R. (2013). W(h)ither Ecology?
of CSR and financial performance: New The Triple Bottom Line, the Global Reporting
evidence from Indonesia companies. Issues in Initiative, and Corporate Sustainability
Social and Enviromental Accounting, 3(1), Reporting. Journal of Business Ethics,
66 - 87. 118(1), 13-29. doi:10.1007/s10551-012-1543-8
Fauzi, H., Mahoney, L. S., & Abdul Rahman, A. Minor, D., & Morgan, J. (2011). CSR as Reputation
(2007). The Link between Corporate Social Insurance: Primum Non Nocere. California
Performance and Financial Performance: Management Review, 53(3), 40-59.
Evidence from Indonesian Companies. Issues doi:10.1525/cmr.2011.53.3.40
in Social and Environmental Accounting, Mishra, S., & Suar, D. (2010). Does Corporate
1(1), 149 - 159. Social Responsibility Influence Firm
Fitriani, H., & Setiany, E. (2014). Pengaruh Performance of Indian Companies? Journal
Voluntary Disclosure of Financial Information of Business Ethics, 95(4), 571-601.
dan CSR Disclosure terhadap Ear ning doi:10.1007/s10551-010-0441-1
Response Coefficient. Jurnal Akuntansi dan Oeyono, J., Samy, M., & Bampton, R. (2011). An
Bisnis, 14(2). doi:http://dx.doi.org/10.20961/ examination of corporate social responsibility
jab.v14i2.158 and financial performance: A study of the top
Y Anni Aryani, Corporate Social Responsibility ... 9

50 Indonesian listed corporations. Journal of Vithessonthi, C., & Tongurai, J. (2015). The effect
Global Responsibility, 2(1), 100-112. of firm size on the leverage–performance
Restuti, M. M. D., & Nathaniel, C. (2012). Pengaruh relationship during the financial crisis of 2007–
Pengungkapan Corporate Social Responsibility 2009. Journal of Multinational Financial
terhadap Earning Response Coefficient. Jurnal Management, 29, 1-29. doi:https://doi.org/
Dinamika Manajemen, 3(1), 40 - 48. 10.1016/j.mulfin.2014.11.001
Sarumpaet, S. (2006). The relationship between Wang, D. H.-M., Chen, P.-H., Yu, T. H.-K., & Hsiao,
environmental performance and financial C.-Y. (2015). The effects of corporate social
performance of Indonesian companies. Jurnal responsibility on brand equity and firm
Akuntansi dan Keuangan, 7(2), 89-98. performance. Journal of Business Research,
doi:https://doi.org/10.9744/jak.7.2.pp.%2089-98 68(11), 2232-2236. doi:https://doi.org/10.1016/
Setiawan, D., Bandi, B., Phua, L. K., & Trinugroho, j.jbusres.2015.06.003
I. (2016). Ownership structure and dividend Yuliana, R., Purnomosidhi, B., & Sukoharsono, E.
policy in Indonesia. Journal of Asia Business G. (2008). Pengaruh karakteristik perusahaan
Studies, 10(3), 230 - 252. terhadap corporate social responsibility (CSR)
Setiawan, D., Hapsari, R. T., & Wibawa, A. (2018). dan dampaknya terhadap reaksi investor.
Dampak Karakteristik Dewan Direksi terhadap Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
Pengungkapan Corporate Social Responsibility 5(2), 245 - 276.
pada Perusahaan Pertambangan di Indonesia.
Mix: Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(1), 1 - 15.

You might also like