You are on page 1of 9

HUBUNGAN PENGGUNAAN GAWAI DENGAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK

DAN STATUS GIZI PADA SISWA SMAN 1


DAHA UTARA

(Correlation Of Phone Use With Diet, Physical Activity And Nutrition Status In
Students Of Sman 1 Daha Utara)

Muhammad Edwar Ramadhani 1


1
STIKes Husada Borneo dan Alamat Jl A. Yani km 30,5 no 4 Banjarbaru
*Korepondensi: @gmail.com

Abstract
Gadget is a small application that runs on the windows operating system. The purpose of
this study was to determine the relationship between smartphone use and diet, physical
activity and nutritional status at SMAN 1 Daha Utara. The research method uses an
observational method with a cross sectional approach. The number of respondents as many
as 71 people. The research instrument is a 24-hour food recall questionnaire, use of
gadgets, physical activity, weight scales and microtoice to measure nutritional status. data
with spearman rank test. The results obtained that the majority of the use of gadgets in the
frequent category were 43 respondents (60.6%), moderate eating patterns were 46
respondents (64.8%), physical activity was in the moderate category as many as 36
respondents (50.7%), nutritional status was in the normal category. as many as 41
respondents (57.7%). Based on the results of the Spearman rank test, it can be concluded
that there is no relationship between students' eating patterns (p = 0.465) and the use of
gadgets. There is a relationship between students' physical activity (p=0.000), nutritional
status (p=0.001) with the use of gadgets. It is expected that restrictions on the use of
gadgets at certain hours by implementing a healthy diet, regular physical activity and
maintaining a nutritional balance are expected.

Keywords: diet, physical activity, nutritional status, use of gadgets


Pendahuluan menerus, dan intens akan membentuk suatu
Masa remaja merupakan suatu fase hubungan persahabatan (1).
perkembangan antara masa kanak-kanak dan Penting memahami masa remaja karena
masa dewasa, berlangsung antara usia 10-24 remaja masa dimana seseorang akan selalu
tahun. Fase ini ditandai dengan pertumbuhan tertarik padahal hal baru. Apalagi dengan
dan perkembangan fisik, mental, sosial dan teknologi yang semakin canggih, banyak
emosional yang cepat. Keberhasilan seorang remaja kecenderungan untuk memiliki alat
remaja dalam mencapai potensi yang optimal komunikasi guna mengakses informasi yang
dipengaruhi oleh faktor genetik dan terhubung dengan dunia luar. Teknologi
lingkungan. Masa remaja sebagian besar informasi yang saat ini menjadi trend yaitu
diarahkan pada persoalan hubungan teman gawai. Seiring dengan perkembangan dan
sebaya. Remaja akan banyak menghabiskan kemajuan teknologi penggunaan gawai
waktu bersama teman-teman sebaya dari sedang marak terjadi dikalangan anak-anak,
pada bersama anggota keluarga. Remaja remaja dan orang dewasa. Ketergantungan ini
mulai berusaha melepaskan diri dari membuat para remaja sulit lepas dari gawai,
Hubungan dan dominasi orang tua, dan mulai pola pikir remaja yang cenderung terbuka
bergerak mencari identitas dalam kelompok- lebih mudah menerima hal-hal baru yang
kelompok yang berjenis kelamin sama, dan bersifat inovatif dibandingkan orang tua
rata-rata usia sama. Interaksi yang terus sehingga intensitas pemakaian di kalangan
mereka dapat merubah pola interaksi lingkungannya atau teman sebaya yang
sosialnya (2). berdampak pada status gizinya (8).
Gawai salah satu perangkat atau Selain memengaruhi aktivitas
instrumen elektronik yang memiliki tujuan dan fisik.kebiasaan duduk terus menerus,
fungsi praktis terutama untuk membantu menonton televisi, penggunaan komputer dan
pekerjaan manusia sebagai alat komunikasi alat-alat berteknologi tinggi lainnya dapat
yang modern, contohnya : laptop, handphone, menyebabkan kurangnya aktivitas fisik
smartphone, android, tablet dan lain-lain. menyebabkan banyak energi yang tersimpan
Indonesia sebagai salah satu negara maju sebagai lemak, sehingga orang-orang yang
yang mengikuti perkembangan zaman, dan kurang melakukan aktivitas cenderung
telah menjadi korban dari munculnya produk menjadi gemuk. Hal ini menjelaskan bahwa
komunikasi berupa gawai. Masyarakat tingkat aktivitas fisik berkontribusi dengan
Indonesia banyak yang menggemari gawai kejadian berat badan berlebih (9).
karena terpangaruh dengan trend yang ada di Penggunaan gawai dengan frekuensi
dunia. Memasuki era modernisasi seperti tinggi dapat berdampak pada kesehatan yang
sekarang ini, masyarakat banyak yang membuat aktivitas fisik mulai menurun
menggunakan gawai sebagai salah satu sehingga meminimalisir pergerakan, bahkan
media atau sarana berkomunikasi (3). cenderung tidak bergerak saat memegang
Penggunaan gawai yang berlebihan ponsel (gawai). Menurut statistik lembaga riset
pada remaja berkaitan dengan status gizi pemasaran digital E-Marketer pada 2018
(Pertiwi et al, 2018). Screen-time yang tinggi, jumlah pengguna aktif smartphone di
tingkat aktivitas fisik rendah, membuat pola Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan
makan menjadi kurang sesuai sehingga dalam jumlah itu, Indonesia akan menjadi negara
jangka panjang dapat memengaruhi status gizi dengan pengguna smartphone terbesar ke 4
(5). Bermain gawai merupakan salah satu yang aktif di dunia setelah Cina, India dan
bentuk aktivitas fisik yang tidak aktif atau Amerika (10).
disebut sedentary lifestyle yang dapat Remaja yang sehari-harinya hanya
meningkatkan asupan kalori selama berdiam diri di rumah dan tidak melakukan
penggunaan gawai (6). Dari hasil penelitian di aktivitas fisik cenderung mengalami gizi lebih
Brazil pada remaja usia 11- 14 tahun karena menyebabkan tubuhnya kurang
ditemukan bahwa tingginya screen-time mengeluarkan energi, jika asupan energi
berkaitan dengan penigkatan berat badan dan berlebih tanpa diimbangi aktivitas fisik yang
pola makan tidak sehat, penelitian di Kanada seimbang maka remaja mudah mengalami
juga didapatkan anak sekolah menunjukkan kelebihan berat badan. Berbagai sarana dan
bahwa 64% anak-anak memiliki minimal 1 fasilitas memadai menyebabkan gerak dan
buah Electronic Entertaiment and aktivitas menjadi semakin terbatas dan hidup
Communicatio Devices (EECDs) dan semakin santai karena segalanya sudah
penggunaan EECDs di malam hari tersedia (11).
berhubungan dengan peningkatan berat Hasil studi pendahuluan awal yang
badan, penurunan kualitas asupan dan dilakukan peneliti di SMAN 1 Daha Utara pada
penurunan aktivitas fisik secara signifikan (7). 10 orang siswa dengan rincian, 5 orang laki-
Remaja memiliki pola aktivitas fisik dan laki dan 5 orang perempuan diperoleh hasil
pola makan yang berbeda seiring tumbuh diantaranya : pola makan siswa laki-laki
kembangnya. Banyak penelitian tentang kategori cukup 4 orang dan kategori kurang 1
penilaian status gizi remaja namun belum orang, sedangkan pola makan siswa
spesifik. Pola aktivitas fisik dan pola makan perempuan kategori cukup 4 orang dan
pada remaja sangat menarik untuk diteliti lebih kategori kurang 1 orang. Aktivitas fisik siswa
mendalam karena pada usia remaja terjadi laki-laki kategori sedang 3 orang dankategori
perubahan dari anak-anak menuju dewasa ringan 2 orang, sedangkan aktivitas fisik siswa
sehingga merubah pola aktivitas fisik dan pola perempuan kategori ringan 5 orang. Status
makannya yang dipengaruhi oleh Gizi siswa laki-laki kategori kurang 3 orang,
kategori normal 1 orang dan kategori lebih 1 Penggunaan Gawai n %
orang, sedangkan status gizi siswa Normal 28 39,4
perempuan kategori normal 4 orang dan Sering 43 60,6
kategori lebih 1 orang. Berdasarkan Total 71 100
permasalahan tersebut peneliti melakukan Sumber : Data Primer 2022
penelitian yang berjudul hubungan Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
penggunaan gawai dengan pola makan, penggunaan gawai tertinggi adalah
aktivitas fisik dan status gizi pada siswa SMAN kategori sering sebanyak 43 responden
1 Daha Utara. (60,6%) dan terendah adalah kategori
bergizi karena masih adanya kandungan normal sebanyak 28 responden (39,4%)
zat lain yang lebih tinggi di banding makanan
2. Pola makan siswa SMAN 1 Daha Utara
penghasil karbohidrat lainnya seperti protein.
Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan
Jika dibandingkan dengan berbagai jenis pola makan siswa SMAN 1 Daha
tanaman yang umum dipakai sebagai Utara
penghasil karbohidrat seperti beras giling, Pola Makan n %
jagung rebus, dan singkong maka biji Baik 16 22,5
cempeda Di Indonesia konsumsi tepung terigu Cukup 46 64,8
juga tinggi pada masyarakat disamping Kurang 9 12,7
konsumsi beras. Indonesia juga sudah Total 71 100
melakukan impor tepung terigu, demi Sumber : Data Primer 2022
memenuhi kebutuhan masyarakat akan terigu. Berdasarkan tabel 2 diketahui
Alasan pemerintah melakukan impor terigu bahwa pola makan siswa tertinggi adalah
karena produksi dalam negeri belum kategori cukup sebanyak 49 responden
mencukupi kebutuhan terigu masyarakat (64,8%) dan terendah adalah kategori
Indonesia.k tersebut termasuk memiliki kadar kurang sebanyak 9 responden (12,7%).
zat gizi yang relatif potensial.
3. Aktivitas fisik siswa SMAN 1 Daha Utara
Metode Penelitian Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan
Metode penelitian ini menggunakan aktivitas fisik siswa SMAN 1 Daha Utara
Aktivitas Fisik n %
penelitian observasional dengan
Ringan 31 43,7
menggunakan pendekatan cross sectional Sedang 36 50,7
study. penelitian ini untuk menganalisis Berat 4 5,6
hubungan penggunaan gawai dengan pola Total 71 100
makan, aktivitas fisik dan status gizi pada Sumber : Data Primer 2022
siswa SMAN 1 Daha Utara. Instrumen Berdasarkan tabel 3 diketahui
penelitian menggunakan kuesioner food recall bahwa aktivitas fisik tertinggi adalah
24 jam, kuesioner penggunaan gawai, sebanyak 36 responden (50,7%) kategori
kuesioner aktivitas fisik, timbangan berat sedang dan terendah adalah sebanyak 4
badan dan pengukur tinggi badan (microtoice) responden (5,6%) kategori berat.
untuk mengukur status gizi. Pengumpulan
data menggunakan data primer dan data 4. Status Gizi siswa SMAN 1 Daha Utara
sekunder. Teknik Analisis data penelitian Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan
meliputi pengumpulan data, editing, coding, status gizi siswa SMAN 1 Daha
tabulating, cleaning dan describing. Utara
Status Gizi n %
Hasil Kurus 19 26,8
1. Penggunaan gawai pada siswa SMAN 1 Normal 41 57,7
Daha Utara Gemuk 11 15,5
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan Total 71 100
penggunaan gawai siswa SMAN 1 Sumber : Data Primer 2022
Daha Utara
Berdasarkan tabel 4 diketahui Berdasarkan tabel 6 diketahui
bahwa status gizi siswa tertinggi adalah bahwa dari 27 orang responden (87,1%)
kategori normal sebanyak 41 responden yang penggunaan gawai sering, sebanyak
(57,7%) dan terendah adalah kategori 31 responden yang aktivitas fisik ringan,
gemuk sebanyak 4 responden (5,6%). sedangkan dari 16 responden (44,4%)
yang penggunaan gawai sering dan
5. Hubungan penggunaan gawai dengan sebanyak 36 responden yang aktivitas
pola makan fisik sedang. Dari hasil uji rank spearman
Tabel 5 Tabulasi silang berdasarkan didapat nilai signifikan (p) yaitu sebesar
penggunaan gawai dengan pola 0,000 atau p value < 0,05 maka H0 ditolak
makan pada siswa SMAN 1 Daha dan Ha diterima yang berarti penggunaan
Utara
Pola Makan Total
gawai terbukti memiliki hubungan dengan
Pengguna aktivitas fisik pada siswa SMAN 1 Daha
Baik Cukup Kurang
an Gawai Utara.
n % n % n % n %
Normal 5 31,2 19 41,3 4 44,6 28 39,4
Sering 11 68,8 27 58,7 5 55,4 43 60,6 7. Hubungan penggunaan gawai dengan
Jumlah 16 100 46 100 11 100 71 100 status gizi
p value = 0,465*
Tabel 7 Tabulasi silang berdasarkan
*Uji Rank Spearman
Sumber : Data Primer 2022
pengunaan gawai dengan
status gizi pada siswa SMAN 1
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
Daha Utara
dari 11 responden (68,8%) yang Status Gizi Total
penggunaan gawai sering, sebanyak 16 Pengguna
Kurus Normal Gemuk
responden yang pola makan baik, an Gawai
n % n % n % n %
sedangkan dari 27 responden (58,7%) Normal 2 10,5 19 46,3 7 63,6 28 39,4
yang penggunaan gawai sering, sebanyak Sering 17 89,5 22 53,7 4 36,4 43 60,6
Jumlah 19 100 41 100 11 100 71 100
46 responden yang pola makan cukup,
p value = 0,001*
serta dari 5 responden (55,4%) yang *Uji Rank Spearman
penggunaan gawai sering, sebanyak 9 Sumber : Data Primer 2022
orang yang pola makan kurang. Dari hasil Berdasarkan tabel 7 diketahui
uji rank spearman didapat nilai signifikan bahwa dari 17 responden (89,5%) yang
(p) yaitu sebesar 0,465 atau p value > penggunaan gawai sering, sebanyak 19
0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak responden yang status gizi kurus,
yang berarti penggunaan gawai tidak sedangkan dari 22 responden (53,7%)
terbukti memiliki hubungan dengan pola yang penggunaan gawai sering, sebanyak
makan pada siswa SMAN 1 Daha Utara. 41 responden yang status gizi normal,
serta dari 4 responden (36,4%) yang
6. Hubungan penggunaan gawai dengan penggunaan gawai sering, sebanyak 11
aktivitas fisik responden yang status gizi gemuk. Dari
Tabel 6 Tabulasi silang berdasarkan hasil uji rank spearman didapat nilai
penggunaan gawai dengan signifikan (p) yaitu sebesar 0,001 maka p
aktivitas fisik pada siswa value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha
SMAN 1 Daha Utara
Aktivitas Fisik Total
diterima berarti penggunaan gawai
Penggunaan terbukti memiliki hubungan status gizi
Ringan Sedang Berat
Gawai pada siswa SMAN 1 Daha Utara.
n % n % n % n
Normal 4 12,9 20 55,6 4 100 28
Sering 27 87,1 16 44,4 0 0 43 Pembahasan
Jumlah 31 100 36 100 4 100 71 1. Penggunaan gawai
p value = 0,000*
Berdasarkan hasil penelitian
*Uji Rank Spearman
Sumber : Data Primer 2022 mengenai penggunaan gawai pada siswa
SMAN 1 Daha Utara menunjukkan
penggunaan gawai kategori normal
sebanyak 28 responden (39,4%) dan Pola makan yang cukup terdiri dari
penggunaan kategorisering sebanyak 43 makanan yang mengandung sumber zat
responden (60,6%). Hasil penelitian ini gizi karbohidrat, lemak dan protein.
menunjukkan bahwa mayoritas Makanan zat pembangun mengandung
pengunaan gawai adalah sering yaitu > 3 zat gizi protein dan mineral. Makanan zat
jam (10). Gawai sangat berperan penting pembangun antara lain kacang-kacangan,
bagi kehidupan manusia guna tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging,
berkomunikasi, memperbanyak relasi, susu, keju, Makanan sumber zat pengatur
menambah wawasan pengetahuan, dapat berupa vitamin dan mineral antara
pendidikan bisnis, namun di sisi lain lain sayuran dan buah-buahan (13).
terjadi hal yang berlawanan disebabkan Penelitian Ismiati (2017)
oleh faktor kelalaian penggunaan atau menunjukkan bahwa pola makan yang
kurang tepat dalam memanfaatkan fungsi baik dan sehat dapat menjaga status gizi
gawai sebenarnya (12). dan menghindari risiko obesitas dengan
Pada sisi negatif dari penggunaan mengurangi konsumsi makanan yang
gawai yang berlebihan pada remaja mengandung lemak yang tinggi,
berkaitan dengan status gizi, screen-time mengandung minyak, margarin, sumber
yang tinggi, aktivitas fisik yang rendah, protein hewani yang banyak mengandung
membuat pola makan tidak sesuai kolesterol. Dengan mengatur pola makan
sehingga dalam jangka pajang dapat yang baik dan gizi seimbang dapat
mempengaruhi status gizi (Pertiwi et al, memenuhi kebutuhan gizi pada remaja.
2018). Bermain gawai merupakan salah Sejalan dengan penelitian Makoginta
satu bentuk aktivitas fisik yang tidak aktif (2016) bahwa pola makan merupakan
atau disebut sedentary lifestyle yang kebiasaan penting yang dapat
dapat meningkatkan asupan kalori selama mempengaruhi keadaan gizi dan untuk
penggunaan gawai (6). memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Usia
Dampak dari gawai adalah pengaruh remaja adalah usia rentan gizi karena
media sosial, dimana remaja tumbuh kembang yang pesat dan
diperkenalkan dengan makanan dan dibutuhkan energi yang cukup untuk
minuman siap saji, sehingga remaja melakukan beragam aktivitas fisik. Pola
status gizinya akan bergeser dari makan yang seimbang seperti makan
makanan tradisional/lokal ke fast food, makanan yang mengandung cukup
dimana hamper semua remaja telah protein, tinggi lemak, dan karbohidrat,
memiliki gawai dan sekarang kemanapun terutama karbohidrat murni dan disertai
mereka pergi akan membawa gawai (4). asupan serat yang tinggi dapat
2. Pola Makan mempengaruhi kadar lipoprotein,
Berdasarkan hasil penelitian trigliserida, dan juga kolestrol dalam
mengenai pola makan pada siswa SMAN darah.
1 Daha Utara menunjukkan pola makan 3. Aktivitas fisik
kategori baik sebanyak16 responden Berdasarkan hasil penelitian
(22,5%), kategori cukup sebanyak 46 mengenai aktivitas fisik pada siswa SMAN
responden (64,8%) dan kategori kurang 1 Daha Utara menunjukkan aktivitas fisik
sebanyak 9 responden (12,7%). Hasil kategori ringan sebanyak 31 responden
penelitian ini menunjukkan bahwa (43,7%), kategori sedang sebanyak 36
mayoritas pola makan responden adalah responden (50,7%) dan kategori
kategori cukup. Hal ini diperoleh dari hasil beratsebanyak 4 responden (5,6%). Hasil
penelitian yang dilakukan bahwa siswa penelitian ini menunjukkan bahwa
SMAN 1 Daha Utara memiliki pola makan mayoritas aktivitas fisik adalah sedang.
cukup yaitu setiap pagi, siang dan malam Hal ini diperoleh dari hasil penelitian yang
hari serta sesuai dengan AKG. dilakukan bahwa siswa SMAN 1 Daha
Utara tetap beraktivitas seperti biasa
seperti mengobrol dengan Seseorang yang gemuk
teman/saudara, nonton tv, tidur, menggunakan lebih banyak energi untuk
membersihkan rumah, mencuci baju, melakukan suatu pekerjaan yang
mencuci piring, menyetrika, makan, dilakukan dari pada orang yang kurus
mandi, sebagian siswa berjalan kaki ke (18). Status gizi pada remaja harus selalu
sekolah dan olahraga. diperhatikan hal ini disebabkan pada
Aktivitas fisik sangat penting bagi masa remaja perkembangan tubuh harus
kesehatan manusia dalam melakukan memerlukan banyak energi dan vitamin,
kegiatan sehari-hari. Kurangnya gerak jika status gizinya tidak diperhatikan maka
disebabkan karena bermain gawai terlalu akan menimbulkan dampak obesitas atau
lama akan mengakibatkan risiko kegemukan sebab pola makan yang tidak
kegemukan, serta faktor lainnya seperti teratur dan menu makanan yang tidak
diabetes, jantung, darah tinggi dan sehat seperti fast food, minuman yang
penyakit lain yang dapat timbul. Menurut mengandung alkohol/soda, snack dan lain
Yusuf (2010) aktivitas fisik tidak hanya sebagainya.
terbatas pada kegiatan berolahraga, 5. Hubungan penggunaan gawai dengan
namun kegiatan lainnya yang sehari-hari pola makan pada siswa SMAN 1 Daha
dapat dilakukan seperti berjalan, menari, Utara
bercocok tanam, menyapu, mengepel, Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
mencuci, melukis, mencangkul dan lain- dari 11 responden (68,8%) yang
lain. penggunaan gawai sering, sebanyak 16
Keuntungan dari aktivitas fisik responden yang pola makan baik,
(olahraga) adalah mempertahankan dan sedangkan dari 27 responden (58,7%)
meningkatkan kemampuan fungsional. yang penggunaan gawai sering, sebanyak
Olahraga seperti berjalan akan 46 responden yang pola makan cukup,
membangun daya tahan tubuh, serta dari 5 responden (55,4%) yang
meningkatkan tonus otot, meningkatkan penggunaan gawai sering, sebanyak 9
fleksibilitas sendi, memperkuat tulang, orang yang pola makan kurang. Dari hasil
mengurangi stres, dan membantu uji rank spearman didapat nilai signifikan
menurunkan berat badan. Keuntungan (p) yaitu sebesar 0,465 atau p value >
lainnya adalah meningkatkan peningkatan 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
fungsi kardiovaskuler, perbaikan profil yang berarti penggunaan gawai tidak
lipoprotein plasma, peningkatan tingkat terbukti memiliki hubungan dengan pola
metabolik, peningkatan waktu makan pada siswa SMAN 1 Daha Utara.
pengosongan gastroinstentinal, Hasil penelitian ini menunjukkan
penurunan risiko cedera akibat bahwa pola makan baik cenderung
kecelakaan jatuh, pencegahan penyakit menggunakan gawai sering. Waktu
depresi, dan peningkatan kualitas (17). menatap layar tidak terkait pola makan
4. Status Gizi mereka, mereka cenderung memiliki
Berdasarkan hasil penelitian pilihan makan yang tidak terbatas
mengenai status gizi pada siswa SMAN 1 sehingga dengan menggunakan gawai
Daha Utara menunjukkan status gizikurus tidak berpengaruh terhadap pola makan.
sebanyak 19 responden (26,8%), normal Penelitian ini didukung pula oleh
sebanyak 41 responden (57,7%) dan Manumpil, dkk (2015) yang menunjukkan
gemuk sebanyak 11 responden (15,5%). bahwa anak pra sekolah yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan gawai berlebih memiliki
mayoritas status gizi adalah normal. Hal status gizi yang baik, hal ini disebabkan
ini diperoleh dari hasil penelitian dengan karena status gizi dapat seimbang ketika
menggunakan IMT/U sesuai dengan berat orang tua mampu mengatur pola makan
badan dan tinggi badan serta umur siswa mereka, tingkat kebutuhan gizi anak-anak
SMAN 1 Daha Utara.
juga sesuai dengan kebutuhan gizi yang signifikan menyebabkan remaja
dibutuhkan oleh tubuh. mengalami obesitas, gangguan
6. Hubungan penggunaan gawai dengan keseharian (sulit tidur, pusing dan
dengan aktivitas fisik pada siswa penuaan dini) dan penyakit degeneratif.
SMAN 1 Daha Utara Perlu diketahui bahwa aktivitas fisik yang
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dilakukanremaja bermanfaat untuk
dari 27 orang responden (87,1%) yang menjaga kebugaran danmencegah
penggunaan gawai sering, sebanyak 31 timbulnya permasalahan gizi seperti
responden yang aktivitas fisik ringan, obesitas, gizi kurang, atau eating
sedangkan dari 16 responden (44,4%) disorders (Al Rahmad et al, 2020).
yang penggunaan gawai sering dan 7. Hubungan penggunaan gawai dengan
sebanyak 36 responden yang aktivitas status gizi pada siswa SMAN 1 Daha
fisik sedang. Dari hasil uji rank Utara
spearman didapat nilai signifikan (p) Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa
yaitu sebesar 0,000 atau p value < 0,05 dari 17 responden (89,5%) yang
maka H0 ditolak dan Ha diterima yang penggunaan gawai sering, sebanyak 19
berarti penggunaan gawai terbukti responden yang status gizi kurus,
memiliki hubungan dengan aktivitas fisik sedangkan dari 22 responden (53,7%)
pada siswa SMAN 1 Daha Utara. yang penggunaan gawai sering, sebanyak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41 responden yang status gizi normal,
aktivitas fisik sedang cenderung serta dari 4 responden (36,4%) yang
menggunakan gawai normal, hal ini penggunaan gawai sering, sebanyak 11
karena pengaruh dari majunya teknologi responden yang status gizi gemuk. Dari
menyebabkan tubuh kita kurang gerak hasil uji rank spearman didapat nilai
(hypokinetic) sehingga dapat signifikan (p) yaitu sebesar 0,001 maka p
menyebabkan berbagai penyakit. Gaya value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha
hidup duduk terus-menerus dalam bekerja diterima berarti ada hubungan status gizi
(sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan penggunaan gawai pada siswa
dengan adanya faktor risiko, merokok, SMAN 1 Daha Utara.
pola makan yang tidak sehat dapat Hasil penelitian ini menunjukkan
menyebabkan penyakit tidak menular bahwa status gizi gemuk cenderung
seperti kelebihan berat badan. Gaya menggunakan gawai sering. Pada remaja,
hidup masa kini dimana teknologi yang bermain gawai memiliki kaitan dengan
serba canggih dan modern dapat kelebihan berat badan karena
mengakibatkan seorang remaja ketidakseimbangan energi akibat terlalu
menghabiskan 5-6 jam sehari untuk tidak banyak bermain gawai.
melakukan aktivitas fisik yang berarti. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Penelitian ini didukung oleh Jamni (2020) menunjukkan bahwa ada
penelitian Anggraini (2015) bahwa ada hubungan penggunaan gawai dengan
hubungan aktivitas fisik dengan status gizi, hal ini karena remaja memiliki
penggunaan teknologi informasi dan rasa ketergantungan terhadap gawai yang
komunikasi (gawai). Kebiasaan memiliki desain menarik, serta
penggunaan gawai dengan durasi waktu menimbulkan sikap individual dan jarang
yang tinggi berdampak terhadap memperhatikan kesehatan serta gizinya.
rendahnya aktivitas fisik. Rendahnya
aktivitas fisik seperti menonton TV, Kesimpulan
bermain gadget dan jarang menghabiskan 1. Penggunaan gawai siswa tertinggi adalah
waktu di luar rumah. Aktivitas tidak aktif kategori sering sebanyak 43 responden
tersebut dapat disebut dengan perilaku (60,6%).
sedentari. Perilaku sedentari pada remaja 2. Pola makan siswa tertinggi adalahkategori
merupakan salah satu faktor risiko yang cukup sebanyak 46 responden (64,8%).
3. Aktivitas fisik siswa tertinggi adalah among C anadian children”. Pediatric
kategori sedang sebanyak 36 responden obesity, 8(1), 42-51
(50,7%). 8. Zuhdy, N. 2015. Hubungan Pola Aktivitas
4. Status gizi siswa tertinggi adalah kategori Fisik Dan Pola Makan Dengan Status Gizi
normal sebanyak 41 responden (57,7%). Pada Pelajar Putri SMA Kelas 1 Di
5. Penggunan gawai tidak terbukti memiliki Denpasar Utara. Tesis. Universitas
hubungan dengan pola makan pada siswa
SMAN 1 Daha Utara dengan p value = Udayana. Denpasar
0,465. 9. Virgianto dan Purwaningsih. 2013.
6. Penggunaan gawai terbukti memiliki Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko
hubungan dengan aktivitas fisik pada siswa Terjadinya Obesitas pada Remaja Usia 15-
SMAN 1 Daha Utara dengan p value 17 Tahun. Media Medika Mudia. Vol. 3
=0,000. 10. Kementrian Komunikasi dan Informasi
7. Penggunaan gawai terbukti memiliki Republik Indonesia, 2018. Kecanduan
hubungan dengan status gizi pada siswa Gawai ancam Anak-anak. Kominfo RI,
SMAN 1 Daha Utarap value = 0,001. Jakarta available
from
Daftar Pustaka :https://kominfo.go.id/content/detail/13547/
1. Kusmiran, E. 2013. Kesehatan reproduksi kecanduan-gawai-ancam-anak-anak/0/
remaja dan wanita. Jakarta: Salemba sorotan_media
Medika 11. Hudha. 2012. Hubungan Pola Makan Dan
2. Fazrian Noor. 2014. “Analisa Penggunaan Aktivitas Fisik. Jakarta: Gramedia
Smartphone Dalam Pertemanan Di 12. Umma, N. L. 2019. Perubahan Perilaku
Sekolah Kelas X di SMA N 4 Palangkaraya Remaja Pasca Berdirinya Warung Kopi
Tahun Ajaran 2013/2014” (Skripsi). Wifi: studi kasus kecanduan gawai di
Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah dusun kanigoro desa keboharan
Palangkaraya. kecamatan krian kabupaten sidoarjo. UIN
3. Iswidharmanjaya, D. 2014. Bila Si Kecil Sunan Ampel Surabaya.
Bermain Gadget: Panduan bagi Orang Tua 13. Marwanti, 2013. Pengetahuan Masakan
untuk Memahami Faktor-faktor Penyebab Indonesia. Adicita Karya Nusa,
Anak Kecanduan Gadget’. Yogyakarta
4. Pertiwi, M. S., Sanubari, T. P. E., & Putra, 14. Ismiati. 2017. Hubungan Pola Makan Dan
K. P. 2018. Gambaran Perilaku Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada
Penggunaan Gawai dan Kesehatan Mata Remaja Di Sma Negeri 2 Sigli Kabupaten
Pada Anak Usia 10-12 Tahun. Jurnal Pidie. Journal Of Health care Technology
Keperawatan Muhammadiyah, 3(1). And Medicine. E-ISSN : 2615-109X. Vol. 3
5. American Academy Of Pediatrics. 2011.
No. 1 April 2017. Universitas Ubudiyah
SIDS and Other Sleep-Related Infant
Deaths: Expansion of Recommendations Indonesia
for a Safe Infant Sleeping Environment. 15. Mokoginta, F. S.,. 2016. ‘Gambaran Pola
PEDIATRICS, 128(5), 1341–1367. Asupan Makanan pada Remaja di
http://doi.org/10.1542/peds.2011-2220 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara’,
6. Al Rahmad, A. H. 2019. Sedentari Sebagai Jurnal e-Biomedik (eBm), 4(2): 1–10.
Faktor Kelebihan Berat Badan Remaja. 16. Yusuf, S. 2010, Landasan Bimbingan dan
Jurnalokasi Kesehatan, 5(1), 16-21. Konseling, Bandung: PT. Remaja
https://doi. org/10.30602/jvk.v5i1.163. Rosdakarya
7. Chahal, H., Fung, C., Kuhle, S., & 17. Potter & Perry. 2009. Fundamental
Veugelers, P. J. 2013. “Availability and Keperawatan, Edisi 7 Buku 1. Jakarta :
night‐time use of electronic entertainment Salemba Medika.
and communication devices are associated
with short sleep duration and obesity
18. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
19. Manumpil, dkk. 2015. "Hubungan
Penggunaan Gadget Dengan Tingkat
Prestasi Siswa Di SMAN 9 Manado".
Ejournal Keperawatan (e-Kep) 3 : 1-5
20. Anggraini, Lonia. 2014. Hubungan
Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Status
Gizi Pada Anak Usia Prasekolah di Kota
Semarang
21. Al Rahmad, A. H., Fitri, Y., Suryana, S.,
Mulyani, N. S., Fajriansyah, F., & Abdul,
H. 2020. Analysis of the Relationship
between Nutritional Influence with the
Obesity Phenomenon among Primary
School Students in Banda Aceh Province,
Indonesia. Open Access Macedonian
Journal of Medical Sciences, 8(E), 267–
270.
https://doi.org/https://doi.org/10.3889/oamj
ms.2020.3471
22. Jamni, T. 2020. Dampak gawai dan status
gizi pada remaja diSMK Negeri 1 Lhoknga
dan Poltekkes Aceh 2019 i. SAGO: Gizi
dan Kesehatan 2020, Vol. 1(2) 207-213.

https://dood.la/e/vceota3cjhu6

You might also like