You are on page 1of 6

HUBUNGAN STRESS KERJA DENGAN PERILAKU MEDIKASI DI RUANG

AL-QOMAR DAN ASY-SYAM RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

Sigit Iswanto*
Okti Sri Purwanti **

Abstract
Research background: room of Al-Qomar and Asy-Syam have the high stressor. Job system which is not
well design, can cause the sigh subjektive, heavy work load, is not effective and inefficient which is on its
innings can generate the work, so that downhill work productivity. Target of research is analysis the relation
between stress work behaviorally medication of nurse in Al-Qomar and Asy-Syam Room of Islamic Hospital
Surakarta. This research is including type of research of observational and explanatory because direct
observation researcher and analysis the relation stress work behaviorally medication. This research use the
instrument research in the form of questioner and checklist. This research take the sample 22 respondent by
taking entire or all population. Analysis this research use the formula of correlation by using level signifikansi
(α: 0,05).Result the research is: there are relation which significan between variable stress work the (work
load, situation work, and relation interpersonal) behaviorally medication in Al-Qomar and Asy-Syam room in
Islamic Hospital of Surakarta, with the value rcount = -0,856 and α : 0,000. so that excelsior stress work hence
progressively lower the behavior medication. Referring to research result which have been conducted by
hence researcher have the suggestion to related or relevant institution to be able manage the stress nurse
so that expected can improve the performance, behavioral and quality of job. Need the existence of
furthermore research to know the other factors causing behavioral degradation medication.

Keyword: work stress, behaviorally medication

* Sigit Iswanto :
Perawat Rumah Sakit Islam Surakarta. Jln Ahmad Yani Pabelan Kartasura iswantoproject@yahoo.com
** Okti Sri Purwanti
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln Ahmad Yani Tromol Pos 1 Kartasura

PENDAHULUAN pembuatan keputusan yang harus cepat dan tepat


untuk menolong yang merupakan sumber stress
Perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan psikososial.
kesehatan yang sering bertemu dengan pasien Hasil pendataan yang dilakukan bagian
akan memungkinkan terjadinya stress. Semakin catatan medik Rumah Sakit Islam Surakarta
banyak jumlah pasien yang dirawat dan semakin selama tahun 2005, didapatkan hasil jumlah
beragamnya penyakit dan tingkat kebutuhan yang pasien yang masuk ruang Al-Qomar sebanyak 919
tinggi dari pasien dan keluarga akan memicu pasien. Hasil tersebut didapat dari bulan Januari
terjadinya stress Ketidak- mampuan seorang 96 pasien, februari 84 pasien, Maret 75 pasien,
perawat akan sangat berdampak pada sistem April 71 pasien, Mei 70 pasien, Juni 78 pasien,
pelayanan yang diberikan dan juga akan Juli 75 pasien, Agustus 100 pasien, september 89
mempengaruhi prilaku kerja mereka. Perawat di pasien, Oktober 87 pasien, November 94.
ruang Al-Qomar dan Asy-Syam menghadapi ber- Kapasitas tempat tidur sebanyak 16 bed dan
bagai aspek dalam lingkungan kerja antara lain jumlah perawat sebanyak 12 orang. Sedangkan
lingkungan fisik dan psikososial. Lingkungan fisik untuk bangsal Asy-Syam sebanyak 625 pasien.
berupa terdapatnya berbagai jenis pasien dan Hasil tersebut didapat dari bulan Januari 65
penyakit, area kerja yang luas, dan kebisingan dari pasien, februari 50 pasien, Maret 61 pasien, April
penunggu pasien karena jam besuk yang relatif 57 pasien, Mei 61 pasien, Juni 45 pasien, Juli 55
tidak dibatasi menjadikan beban kerja yang pasien, Agustus 72 pasien, september 55 pasien,
meningkat, tanggung jawab yang kurang. Oktober 52 pasien, November 52. Kapasitas
Hubungan interpersonal yang kurang baik antar tempat tidur sebanyak 12 bed dan jumlah perawat
karyawan, tuntutan yang tinggi dari pasien, serta sebanyak 10 orang.

Hubungan Stress Kerja Dengan fterilaku Medikasi ... ( Sigit Iswanto dan Okti Sri fturwanti) 75
Jumlah perawat ruang Al-Qomar dan Asy- Al-Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Islam
Syam yang terdiri dari 22 perawat dengan tingkat Surakarta.
pendidikan yang berbeda dan lamanya masa kerja Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat,
serta pengalaman yang diperoleh akan semakin manfaat praktis. Bagi Istitusi Rumah Sakit:
menjadi pemicu terhadap munculnya stress penelitian ini diharapkan dapat memberikan
dimana akhirnya akan menurunkan kinerja dari gambaran tentang stress kerja perawat dan
perawat itu sendiri. Dari data yang diperoleh oleh perilaku medikasi (perawatan luka) perawat
peneliti jumlah perawat 22 orang terdiri dari: Satu ruang Al-Qomar dan Asy-Syam sehingga mampu
orang pendidikan Sarjana Perawat, delapan belas memberikan informasi dalam upaya
orang pendidikan D III Perawatan, tiga orang pengembangan dan peningkatan perawatan
pendidikan SPK. Berdasarkan hasil observasi khususnya dalam mencegah dan mengelola stress
yang dilakukan oleh peneliti selama bekerja di bagi perawat di Ruang Al-Qomar dan Asy-As
Rumah Sakit Islam Surakarta, dan berdasarkan Syam Rumah Sakit Islam Surakarta.
hasil wawancara dengan beberapa perawat di
ruang Al-Qomar dan Asy- Syam, menunjukkan
bahwa ada beberapa Fenomena yang terjadi METODE PENELITIAN
berkaitan dengan stress kerja diantaranya:
1. Tingginya jumlah pasien mondok di Rumah Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Sakit Islam Surakarta khususnya pada bangsal observasional karena peneliti tidak memberikan
bedah ruang Al-Qomar dan Asy-Syam, perlakuan kepada subyek penelitian tetapi peneliti
2. Banyaknya pasien yang memerlukan tindakan hanya memberikan penilaian terhadap responden
perawatan luka, dengan cara observasi langsung terhadap
3. Pada saat medikasi berlangsung kepala bangsal responden.
harus ikut turun tangan sendiri untuk Metode yang digunakan adalah metode
membantu kerja perawat pelaksana, eksplanatif yaitu peneliti akan menjelaskan atau
4. Tingkat pendidikan dan lama masa kerja yang menganalisis hubungan antara stress kerja dengan
berbeda, perilaku medikasi (perawatan luka) perawat di
5. Kurangnya perhatian terhadap alat ruang Al-Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit
perlindungan diri yang ada, Islam Surakarta.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, perawat Rancangan Penelitian yang diguna kan adalah
diruang Al-Qomar dan Asy-Syam memiliki cross sectional yaitu pengamatan hanya dilakukan
stressor yang tinggi karena perawat setiap hari sekalii sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh
akan berhadapan dengan aspek lingkungan fisik peneliti
dan lingkungan psikososial yang tinggi dari Populasi pada penelitian adalah semua perawat
pekerjaannya. Ketidak mampuan perawat dalam yang ada di ruang Al-Qomar dan Asy-Syam
menjawab tuntutan lingkungan akan menimbul Rumah Sakit Islam Surakarta sebanyak 22 orang
kan situasi stress dalam lingkungan kerja sehingga perawat dan sampel pada penelitian ini adalah
secara sadar ataupun tidak, dapat mempengaruhi seluruh populasi.
kinerja dan prilaku perawat itu sendiri. Hal ini
Penelitian ini membahas dua variabel
mendorong peneliti untuk mengetahui hubungan
yaitu varibel bebas stress kerja perawat dan
stress kerja dengan perilaku perawat khususnya
varibel terikat yaitu perilaku medikasi perawat.
tindakan medikasi (perawatan luka) perawat di
ruang Al-Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Instrumen yang digunakan dalam
Islam Surakarta. penelitian ini menggunakan dua macam instrumen
Berdasarkan uraian dan fenomena- yaitu. Kuesioner untuk menilai karakteristik
fenomena yang terjadi di ruang Al-Qomar dan responden dan variabel stress kerja sedangkan
Asy-Syam Rumah Sakit Islam Surakarta, maka instrumen yang lain adalah dengan checklist yaitu
peneliti merumuskan masalah adakah hubungan untuk menilai perilaku medikasi perawat.
antara stress kerja dengan perilaku medikasi Penilaian Instrumen yang digunakan
(perawatan luka) perawat di bangsal bedah ruang dalam penelitian ini adalah pada kuesioner
Al-Qomar dan Asy- Syam Rumah Sakit Islam menggunakan skala linkert dan pada checklist
Surakarta? meng gunakan skala Guttman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Penelitian ini menggunakan uji korelasi
mengetahui apakah ada hubungan antara stress dengan menggunakan korelasi product moment
kerja dengan perilaku medikasi perawat di ruang dari pearson. Penggunaan uji ini dimulai dari

76 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No.2, Juni 2008, 76-82
pengumpulan data dan kemudian dilakukan uji c. Lama kerja
kenormalan data dengan uji kolmogorov smirnov Lama Kerja
untuk menilai distribusi data normal atau tidak.
Setalah data yang diolah dinyatakan
berdistribusi normal kemudian data dilakukan 14%
pengolahan untuk uji korelasi dengan 32%
< 1tahun

menggunakan uji korelasi product moment 1-5 tahun


>5 tahun
pearson, menggunakan program komputer SPSS 54%

versi 13.00 .

Deskrptive Lama Kerja


HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagian besar responden telah bekerja antara
Perawat, subjek penelitian ini adalah semua 1-5 tahun sebesar 12 orang dengan persentase
perawat Al-Qomar dan Asy-Syam sebanyak 22 59%, sedangkan lama kerja yang paling sedikit
perawat. Karakteristik perawat di ruang Al- adalah kurang dari 1 tahun sebanyak 3 responden
Qomar dan Asy-Syam di Rumah Sakit Islam dengan persen tase 14%. Semakin lama kerja
Surakarta adalah sebagai berikut: seseorang maka akan meningkat pengalaman
a.Umur kerjanya sehingga menurunkan derajat stress kerja
UMUR mereka menurut Sutan (2004).

d. Status perkawinan
14% 20-25 Th Sebagian besar responden telah menikah
32%
26-30 Th sebanyak 13 responden dengan persentase sebesar
27% 31-35 Th
59%, sedangkan yang belum menikah sebanyak 9
>35 Tn
responden dengan persentase sebesar 41%.
27%
Sedangkan perawat tidak ada yang duda atau
janda. Menurut Sutan (2004), pekerja yang sudah
Gambar 1. Deskriptive Umur Responden menikah akan mampu mengontrol emosinya dan
mampu bertanggung jawab penuh terhadap
Gambaran umur responden dapat dilihat dari pekerjaannya.
persentase di atas dideskripsikan menjadi: 7 e. Status kepegawaian
perawat (20-25 th) sebanyak 32%, 6 perawat (26- Status kepegawaian responden antara
30 th) sebanyak 27%, 6 perawat (31-35 th ) se pegawai tetap dan pegawai kontrak adalah sama
banyak 27%, dan 3 perawat (>35 th) sebanyak yaitu masing masing 11 orang atau 50 %. Status
14%. Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa kepegawaian yang sama antara pegawai kontrak
perawat di ruang Al-Qomar dan Asy-Syam dan pegawai tetap menunjukkan adanya
mempunyai usia yang cukup produktif. keseimbangan antara perawat sehingga dapat
menjadikan kontrol dan bukan sebagai anak tiri.
a. Jenis Kelamin
Mayoritas jenis kelamin responden adalah wanita Hasil penelitian beban kerja di ruang Al-
sebanyak 15 responden dengan persentase sebesar Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Islam
68%, sedang responden pria 7 orang dengan Surakarta menggambarkan bahwa 12 responden
persentase sebesar 32%. menunjukka beban kerja tinggi dcan 10 responden
menunjukkan beban kerja rendah. Hasil tersebut
b. Tingkat Pendidikan dapat diartikan lebih dari 50 % responden
Mayoritas perawat adalah D III keperawatan menyatakan beban kerja tinggi
sebesar 19 responden dengan persentase sebesar Hasil penelitian situasi kerja di ruang Al-
86%, sedang responden dengan pendidikan SPK Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Islam
sebanyak 3 orang dengan persen tase sebesar Surakarta ,12 responden menunjukkan situasi
14%. Menurut Depkes (1999), perawat kerja tinggi dan 10 responden menunjukkan
profesional adalah perawat dengan pendidikan D situasi kerja rendah. Hasil tersebut dapat diartikan
III perawatan. Jadi karena perawat Al-Qomar lebih dari 50 % responden menyatakan situasi
dan Asy-Syam mayoritas adalah D III kerja tinggi.

Hubungan Stress Kerja Dengan fterilaku Medikasi ... ( Sigit Iswanto dan Okti Sri fturwanti) 77
Hasil penelitian di ruang Al-Qomar dan data stress kerja yang dilakukan oleh peneliti
Asy-Syam Rumah Sakit Islam Surakarta pada bulan Januari ditemukan skor hasil: 1671
menggambarkan bahwa 11 responden dan skor total 2024 menunjukkan tingkat stress
menunjukkan hubungan interpersonal tinggi dan perawat Al-Qomar dan Asy-Syam kategori
11 responden menunjukkan hubungan tinggi.
interpersonal rendah. Hasil perhitungan = 1671 x 100 % = 82 %
Hasil penelitian stress kerja didapatkan 2024
bahwa 12 responden menunjukkan stress kerja Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mc. Grath
tinggi dan 10 responden menunjukkan stress kerja (1989), menemukan kesepakatan tentang sumber
rendah.. stress dalam bidang keperawatan yakni: 67 %
Hasil penelitian perilaku medikasi di responden menyatakan waktu tidak mencukupi
ruang Al-Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit untuk melakukan tugas secara memuaskan, 54 %
Islam Surakarta didapatkan bahwa 11 responden menyatakan rasio antara pelayanan dan sumber-
menunjukkan bagus dan 11 responden sumber, 46 % menyatakan batas waktu ditentukan
menunjukkan perilaku medikasi kurang orang lain (Abraham dan Stanley, 1997).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Penelitian yang dilakukan pada responden
sub variabel beban kerja dengan 22 responden tentang perilaku medikasi didapatkan skor hasil:
ditemukan hasil mean: 688 dan skor yang di 444 dan skor total : 770. Penentuan kategori
harapkan: 1144 dengan nilai minimum 30 dan perilaku medikasi berdasarkan pendapat Sugiono
maximum 39. Hasil yang didapatkan adalah = (2005).
688 x 100 % = 60 %. Hasil perhitungan = 444 x 100 % = 57 %
1144 770
Penentuan kategori beban kerja berdasarkan Penelitian yang dilakukan Mc. Grath
pendapat Sugiono (2005) yaitu kategori rendah. (1989), menemukan kesepakatan tentang sumber
Hasil ini sesuai dengan pendapat Suwandi (1999), stress dalam bidang keperawatan yakni: 67 %
bahwa perbedaan respon pada individu responden menyatakan waktu tidak mencukupi
dipengaruhi oleh maturitas, potensi stressor, sosial untuk melakukan tugas secara memuaskan, 54 %
budaya, dan tipe kepribadian. menyatakan rasio antara pelayanan dan sumber-
Hasil penelitian menyebutkan bahwa sumber, 46 % menyatakan batas waktu ditentukan
situasi kerja di bangsal Al-Qomar dan Asy-Syam orang lain (Abraham dan Stanley, 1997).
sesuai dengan hasil perhitungan secara statistik Untuk mengetahui jenis data
adalah diperoleh skor hasil: 547 dan skor total : didistribusikan secara normal atau tidak maka
792. dilakukan pengujian dengan menggunakan uji
Hasil perhitungan adalah: 547 x 100 % = 69 % Kolmogorov Smirnov. Dari data didapatkan skor
792 beban kerja (0,639), situasi kerja (0,791),
Penentuan kategori situasi kerja berdasarkan hubungan interpersonal (0,797), stress kerja
pendapat Sugiono (2005) yaitu kategori sedang. (0,844), perilaku medikasi (0,940). Data dapat di
Menurut Riggio (1990) menyatakan stress kerja kategorikan berdistribusi normal sehingga di
menunjukan keadaan ketegangan yang disebabkan dalam penentuan uji hubungan digunakan
oleh kondisi pekerjaan yang berat. Sistem kerja Korelasi Product Moment dari Pearson.
yang tidak dirancang dengan baik dapat Hasil pengujian hubungan antara variabel
menyebabkan keluhan subyektif, beban kerja stress kerja dengan perilaku medikasi
berat, tidak efektif dan tidak efisien yang pada digambarkan dengan menggunakan grafik scatter
gilirannya dapat menimbulkan ketidakpuasan plot sebagai berikut.
bekerja, sehingga produktivitas kerja atau kinerja 1. Hub beban dan perilaku medikasi
menurun (Bina Diknakes, 2001). Hasil penelitian didapatkan hasil ada
Berdasarkan dari hasil perhitungan secara statistik hubungan antara beban kerja dengan perilaku
maka dapat diketahui skor hasil = 436 dan skor medikasi ini ditunjukkan dengan besarnya nilai
total = 616 dengan nilai minimum 19 dan nilai r = -0,877 dan α yang diperoleh adalah 0,000
maximum 25. sehingga terdapat hubungan yang signifikan
Hasil perhitungan adalah : 436 x 100 % = 71 % antara beban kerja dan perilaku medikasi karena α
616 < 0,05.Hasil ini sesuai dengan pendapat Hardjana
Penentuan kategori hubungan interpersonal (1995) yang menyebutkan beberapa faktor beban
berdasarkan pendapat Sugiono (2005) yaitu kerja seperti tuntutan pekerjaan yang tinggi,
kategori sedang. Berdasarkan hasil perhitungan perhatian yang lebih pada penanganan pasien,

78 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No.2, Juni 2008, 76-82
tingkat kesembuhan pasien rendah akan Scater Plot Stress Kerja dan Perilaku Medikasi
mempengaruhi stress kerja perawat yang pada Grafik penyebaran titik membentuk pola linear
akhirnya akan menurunkan kinerja dan menunjukkan ada hubungan antara stress kerja
mengakibatkan perubahan perilaku. dengan perilaku medikasi. Grafik tersebut
2. Hub situasi Kerja dan perilaku menggambarkan semakin tinggi stress kerja maka
Terdapat hubungan antara situasi kerja semakin rendah perilaku medikasi Terdapat
dengan perilaku medikasi yang dapat dilihat dari hubungan antara stress kerja dengan prilaku
besarnya r = -0,897 dan  yang diperoleh yaitu medikasi yang dapat dilihat dari besarnya r = -
0,000 sehingga terdapat hubungan yang signifikan 0,856 dan  yang diperoleh yaitu 0,000 sehingga
karena  < 0,05. Hal ini menunjukan situasi kerja terdapat hubungan yang signifikan karena  <
berhubungan dengan prilaku medikasi.. 0,05. Hal ini menunjukan stress kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada berhubungan dengan perilaku medikasi.
hubungan yang signifikan antara situasi kerja dan Hubungan antara stress kerja dan perilaku
perilaku medikasi. Jadi dapat disimpulkan situasi medikasi di ruang Al-Qomar dan Asy-Syam
kerja di ruang Al-Qomar dan Asy-Syam menunjukkan hubungan yang signifikan dimana
mempengaruhi perilaku perawat dalam medikasi. dapat diartikan bahwa semakin tinggi stress kerja
Hasil penelitian ini sesuai dengan maka semakin turun perilaku medikasi perawat di
pendapat Hardjana (1995) bahwa lingkungan ruang Al-Qomar dan Asy-Syam.
tempat tinggal yang kumuh, gaduh dan sesak serta Menurut Koch cit Dewi, (1998) juga
keadaaan lingkungan yang dirasa mengancam mengemukakan bahwa stress yang dialami
atau merugikan dapat meningkatkan stress kerja seseorang tidak hanya mempengaruhi kesehatan
perawat yang pada akhirnya produktivitas mentalnya saja tetapi juga mempengaruhi cara-
menurun. cara individu dalam melakukan tugas dan
Riggio (1990) menyatakan bahwa stress pekerjaannya.
kerja menunjukkan keadaan ketegangan yang Hasil penelitian yang menunjukkan
disebabkan kondisi pekerjaan. Sedangkan hubungan yang signifikan antara stress kerja dan
menurut Behr and Newman cit Luthans (1992), kinerja juga dapat dipengaruhi faktor-faktor lain
menyebutkan stress kerja merupakan kondisi diantaranya motivasi, kepuasan kerja, kondisi
tidak menyenangkan dari interaksi pekerja dangan fisik kerja sistem kompensasi, desain pekerjaan,
pekerjaannya yang membuat karyawan aspek ekonami, dan teknis yang diterapkan
menyimpang dari normal. (Handoko, 2000).
3. Hub Interpersonal dgn perilaku Hubungan antara stress kerja dan perilaku
Terdapat hubungan yang signifikan antara medikasi ini diperkuat oleh pendapat Abraham
hubungan interpersonal dengan prilaku and Stanley (1997) bahwa stress kerja dapat
medikasi yang dapat dilihat dari besarnya r = dipengaruhi oleh beban kerja yang tinggi,
hubungan interpersonal yang gagal, waktu kerja
0,893 dan  yang diperoleh yaitu 0,000. Hal
yang kurang memadai. Sehingga akan
ini menunjukan hubungan interpersonal mempengaruhi kinerja karyawan (Hasibuan
berhubungan dengan prilaku medikasi. 2000).
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat
Sutherland dan Cooper cit Smet (1994) bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
masalah dalam berhubungan dengan orang lain
adalah stressor yang potensial, seperti masalah Berdasar hasil penelitian , maka peneliti membuat
dengan berhubungan dengan tim kerja lain bisa kesimpulan sebagai berikut:
menimbulkan stress kerja sehingga 1. Perawat ruang Al-Qomar dan Asy-Syam
mempenguruhi individu dalam bertugas. Rumah Sakit Islam Surakarta memiliki
4. Hub Stress kerja dan Perilaku gambaran stress kerja dalam kategori tinggi.


2. Perawat Al-Qomar dan Asy-Syam Rumah
Sakit Islam Surakarta memiliki gambaran



90


perilaku medikasi dalam kategori rendah.




Stress Kerja



85



 3. Terdapat hubungan yang bermakna
(signifikan) antara variabel stress kerja (beban
80




kerja, hubungan interpersonal, dan situasi




75



20 22

Perilaku Medikasi
24
kerja) dengan prilaku medikasi di ruang Al-
Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Islam.

Hubungan Stress Kerja Dengan fterilaku Medikasi ... ( Sigit Iswanto dan Okti Sri fturwanti) 79
Berkaitan dengan hasil penelitian, peneliti diberikan oleh perawat dalam melakukan
menyampaikan beberapa saran kepada: asuhan keperawatan sehari-hari.
a. Instansi Rumah Sakit: Pengelolaan stress kerja d. Peningkatan hubungan interpersonal yang
secara konstruktif sangat diperlukan untuk baik perlu ditingkatkan sehingga tercapai
mempertahankan perilaku yang sesuai dengan lingkungan kerja yang baik dan kekeluargaan
standart perawatan dan akan meningkatkan dan lingkungan yang baik akan
kinerja dari perawat yang pada akhirnya akan mempengaruhi situasi kerja yang mendukung
meningkatkan produktivitas kerja. tercapainya produktivitas kerja, sehingga
b. Instansi Perawatan: dengan banyaknya stress sebagai perawat harus mampu mengurangi
kerja di linkungan Rumah Sakit diharapkan stress bagaimanapun kondisinya.
perawat mampu mengelola stress yang didapat e. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
yang pada akhirnya tidak menurunkan kualitas stress kerja dan perilaku medikasi perlu
kinerja peawat. kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut.
c. Saran untuk mengurangi stress kerja perawat
perlu dipertimbangkan beban kerja yang

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (1994). Standar Asuhan Keperawatan. Direktorat RSU & Pendidikan. Direktorat Jendral Pelayan
Medik. Jakarta

Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Abraham, C, Stanley, E. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Azwar, Asrul. (2002). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Dewi, S. (1998). Stress Kerja Dan Performansi Kerja Pada Karyawan PT. Berca Indonesia Cilegon. Skripsi
(Tidak Diterbitkan). Psikologi UGM

DPP PPNI. (1999). Keperawatan Dan Praktek Keperawatan . DPP PPNI. Jakarta

Hamid, A , S. (2001). Peran PPNI Dalam Pemantapan Keperawatan Sebagai Profesi. PP PPNI JATIM.

Luthans. (1992). Organizational Behaviour. Mc. Grow-Hill. Toronto

Makmur, Sutan (2004).Menempatkan Mata Hati bagi Pengembangan SDM di Daerah Perbatasan.
Jakarta.http://www.Depnakertrans.go.id

Purwanti, M.U. (2000). Hubungan Stress Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Periksa IRD RSUP dr.
Sardjito Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). PSIK UGM. Yoyakarta

Rekam Medik (2005). Catatan Medik Rawat Inap Bangsal Al-Qomar Dan Asy-Asyam . Rumah Sakit Islam
Surakarta. Surakarta.

Suwandi (1999) Manusia dan Stress Dalam Kehidupan . Rineka Cipta. Jakarta

Saminem (2005). Identitas Wanita Indonesia. Jakarta. http //: www. ummigroup. co.id

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Grasindo. Jakarta

80 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 2, Juni 2008, 76-82

You might also like