You are on page 1of 6

Liarucha, et al, Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/Hari dengan 3 Shift/Hari ...

Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/hari


dengan 3 Shift/hari di RS Baladhika Husada dan RSD Kalisat
Kabupaten jember
(The Differences of Burnout of The Nurses in Inpatient’s Room
with 2 Shift/Day and 3 Shift/Day in Baladhika Husada Hospital
and Kalisat Regional Hospital in Jember Regency)
Ria Aridya Liarucha, Dodi Wijaya, Hanny Rasni
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp./Fax (0331) 323450
e-mail : riaaridyaliarucha@rocketmail.com

Abstract
Burnout was combination of the physical, psychological, and emotional exhaustion. The
differences of job schedules arrangement make each nurses has different duration when
giving services. The differences had various effects on their condition of burnout. The goal of
this study was analyzed the various burnout of nurses in inpatient room with 2 shift/day and 3
shift/day in Baladhika Husada Hospital and Kalisat Regional Hospital in Jember Regency. The
differences of job schedule arrangement causes the duration of nurses’ shift were different.
The differences of the duration could leads various burnout happens to nurses. This study was
non experimental study with cross sectional study design. Researchers used comparative
analysis to compare two groups of independent variables.This study used 60 samples of nurse
which used consecutive sampling. The results of Mann Whitney showed p value = 0,683 (p
value > α) so, it concluded that there was no differences in burnout of nurses in inpatients’
room with 2 shift/day and 3 shift/day in Baladika Husada hospital and Kalisat regional hospital
Jember Regency. It could be influenced by many factors. The factors were workload,
competence culture, and motivation. This research recommended the hospital attempted to
reduce or minimize burnout by applied good managerial system.

Keywords : burnout, work shift, nurses

Abstrak
Kelelahan Kerja adalah kombinasi dari kelelahan fisik, psikologis, dan emosional. Perbedaan
pengaturan jadwal pekerjaan membuat setiap perawat memiliki durasi yang berbeda saat
memberikan layanan. Perbedaan ini memiliki berbagai efek pada kondisi kelelahan. Tujuan
dari penelitian ini menganalisis kelelahan kerja perawat di ruang rawat inap 2 pergeseran/hari
hari dengan 3 pergeseran/hari di Rumah Sakit Baladhika Husada dan Rumah Sakit Daerah
Kalisat Kabupaten Jember. Perbedaan pengaturan jadwal kerja menyebabkan durasi
pergeseran perawat yang berbeda. Perbedaan durasi bisa mengarah berbagai burnout terjadi
perawat. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan cross
sectional. Peneliti menggunakan analisis komparatif untuk membandingkan dua kelompok
variabel inependen.Penelitian ini menggunakan 60 sampel perawat dengan pengambilan
secara berturut-turut dalam rentang waktu tertentu. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai
p = 0.683 (p value> α) sehingga, disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kelelahan perawat di
ruang rawat inap 2 pergeseran/hari dengan 3 pergeseran/hari di Rumah Sakit Baladika
Husada dan Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten Jember. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor terebut adalah beban kerja, budaya kompetensi, dan motivasi. Penelitian
ini merekomendasikan rumah sakit berusaha untuk mengurangi atau meminimalkan kelelahan
kerja dengan diterapkannya sistem manajerial yang baik.

Kata Kunci : kelelahan kerja, pergeseran kerja, perawat

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.2), Mei, 2016 280


Liarucha, et al, Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/Hari dengan 3 Shift/Hari ...

Pendahuluan kinerja perawat [8].


Perawat shift malam yang bekerja 10 jam
Pelayanan keperawatan adalah suatu memiliki tingkat kelelahan yang lebih tinggi
bentuk pelayanan profesional yang merupakan dibandingkan dengan perawat yang bekerja
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang shift pagi dengan lama kerja 7 jam pada perawat
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang bekerja 3 shift/hari. Kelelahan kerja
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, memberi kontribusi 50 % terhadap terjadinya
atau masyarakat, baik sehat maupun sakit [1]. kecelakaan kerja [9]. Pendapat tersebut
Pelayanan keperawatan profesional memiliki didukung oleh Yoder & Wise, perawat yang
lingkup yang kompleks yang didasarkan pada bekerja lebih dari 12 jam berada pada resiko
kebutuhan manusia sebagai individu yang unik tinggi terhadap kelelahan. Perbedaan
guna mencapai suatu tujuan yaitu kesejahteraan penjadwalan kerja mengakibatkan perbedaan
manusia [2]. Tenaga keperawatan di rumah lama waktu kerja seorang perawat dalam
sakit merupakan jenis tenaga kesehatan memberikan pelayanan. Perbedaan lama waktu
terbesar (jumlahnya 50-60%), memiliki jam kerja kerja mengakibatkan kondisi kelelahan yang
24 jam dalam pemberian layanan keperawatan bervariasi [10].
[3]. Pelayanan diberikan kepada pasien sebagai Hasil wawancara dengan 6 orang perawat
pengguna jasa pelayanan keperawatan yang dinas sore yang dilakukan di RS Baladhika
bermutu dan berkualitas [4]. husada menunjukan 2 perawat tidak mengalami
Kualitas pelayanan adalah derajat keluhan karena shift sore lebih pendek waktu
pemberian pelayanan yang efektif dan efisien kerjanya dibandingkan shift lainnya, 2 perawat
kepada pasien. Kualitas pelayanan dipengaruhi menyatakan merasa lelah jika pasien banyak
oleh karakteristik organisasi, karakteristik dan perawat yang dinas kurang, 2 perawat
perawat (individu), dan karakteristik kerja. lainnya mengeluhkan penurunan konsentrasi,
Karakteristik kerja memegang peranan penting lelah seluruh tubuh, gemetar, dan pusing.
dalam manajemen kinerja yang mengatur Hingga saat ini belum ada evaluasi terkait
kinerja untuk mengetahui seberapa efektif dan dengan tingkat kepuasan pasien sebagai salah
efisien suatu kinerja organisasi, salah satunya satu indikator kualitas pelayanan keperawatan
adalah jawal kerja Jadwal kerja perlu diatur dan tingkat kelelahan perawat pada ruang rawat
secara efektif sehingga organisasi dapat inap. Paparan di atas melatarbelakangi peneliti
mencapai tujuan yang diharapkan dan dapat untuk melakukan penelitian tentang perbedaan
tetap eksis di bidangnya [4]. Penjadwalan kerja kelelahan kerja perawat ruang rawat inap 2
memiliki fungsi untuk mengimplementasikan shifti/hari dengan 3 shift/hari di RS Baladhika
rencana susunan pegawai dengan menugaskan Husada dan RSD Kalisat Kabupaten Jember.
bekerja pada waktu tertentu. Shift kerja adalah
sistem penjadwalan kerja yang digunakan untuk
meningkatkan produktivitas kerja namun dapat Metode Penelitian
berakhir pada kelelahan kerja [5]. Waktu kerja Penelitian ini merupakan penelitian non
normal dalam 1 minggu adalah 40 jam dan jika eksperimen dengan desain analitik
lebih maka dikatakan debagai waktu lembur observasional yaitu analisis komparatif melalui
yang maksimal 3 jam/hari atau 14 jam/minggu pendekatan cross sectional. Teknik
[6]. pengambilan sampel menggunakan consecutive
Bekerja sebagai perawat yang dituntut sampling dengan sampel yang sesuai dengan
memberikan pelayanan prima dan berkualitas kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 30 perawat
selama 24 jam menjadikan seorang perawat ruang rawat inap RS Baladhika Husada dan 30
harus berada pada kondisi tubuh yang baik. Hal perawat ruang rawat inap di RSD Kalisat.
ini berlaku pula pada waktu-waktu yang Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
termasuk pada jam istirahat menurut ritme bersedia menjadi responden, perawat berstatus
sirkardian. Kondisi tubuh yang seharusnya pada aktif, bekerja ebh dari sama dengan 1 tahun di
fase istirahat harus dikondisikan pada kondisi rmah sakit tempat penelitian, berdinas pada
kerja yang mana dapat menggeser jam alami rentang waktu pukul 14.00-07.00 WIB, sehat
tubuh yang dapat mengakibatkan stres kerja fisik dan mental. Kriteria ekslusi pada penelitian
dan berakhir dengan kelelahan kerja [7]. ini adalah responden perawat menjalani cuti,
Kelelahan kerja dapat berdampak negatif pada responden perawat tidak berdinas hingga akhir
kesiap-siagaan, kewaspadaan, konsentrasi, shift, responden perawat memberikan layanan
pengambilan keputusan, suasana hati, dan selain pelayanan keperawatan (contoh :
administrasi). Penelitian ini dilakukan bulan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.2), Mei, 2016 281


Liarucha, et al, Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/Hari dengan 3 Shift/Hari ...

Desember 2014 hingga Juni 2015, waktu Kelelahan pada indikator konstansi perawat 2
penelitian dihitung mulai dari pembuatan shift/hari memiliki nilai rerata 3,250 yaitu
proposal sampai pembuatan laporan dan kategori lelah berat dan nilai terendah adalah
publikasi. Pengumpulan data primer dilakukan 3,0 yaitu kategori lelah berat serta nilai tertinggi
dengan menggunakan instrumen tes bourdon adalah 7,0 yaitu kategori lelah ringan.
wiersma yang digunakan untuk mengukur Data kelelahan perawat 3 shift/hari memiliki
kelelahan kerja perawat. Peneliti melakukan nilai rerata 5,740 yaitu pada kategori lelah
satu kali pengukuran yaitu di akhir shift untuk sedang dan nilai terendah 3,0 yaitu kategori
mengetahui kelelahan perawat setelah bekerja lelah berat serta nilai tertinggi 7,5 yaitu kategori
satu shift. Data yag diperoleh dianalisis lelah ringan. Kelelahan pada indikator
menggunakan uji mann whitney untuk kecepatan perawat 3 shift/hari memiliki nilai
mengetahui ada tidaknya perbedaan kelelahan rerata 8,500 yaitu kategori ada lelah dan nilai
perawat ruang rawat inap 2 shift/hari dengan 3 terendah adalah 3,0 yaitu kategori lelah berat
shifthari. serta nilai tertinggi adalah 9,0 yaitu kategori
normal. Kelelahan pada indikator ketelitian
Hasil Penelitian perawat 3 shift/hari memiliki nilai rerata 5,017
Tabel 1 Rerata Usia dan Lama Kerja Perawat 2 yaitu kategori lelah sedang dan nilai terendah
Shift/hari di RS Baladhika Husada (n=30) dan adalah 3,0 yaitu kategori lelah berat serta
3 Shift/hari di RSD Kalisat (n=30) pada bulan tertinggi adalah 7,5 yaitu kategori lelah ringan.
Mei 2015 Kelelahan pada indikator konstansi perawat 3
shift/hari memiliki nilai rerata 3,730 yaitu
No. Variabel Mean SD Min-Maks kategori lelah berat dan nilai terendah adalah
(tahun) 3,0 yaitu kategori lelah berat serta nilai tertinggi
1. Umur (tahun) adalah 9,0 yaitu kategori normal.
a. Perawat 2 34,17 7,953 23-49
shift/hari Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat
b. Perawat 3 30,53 2,300 27-35 Inap 2 Shift/dari dengan 3 Shift/hari
shift/hari Tabel 4. Analisis Perbedaan Kelelahan Perawat
2. Lama Kerja Ruang Rawat Inap 2 Shift/hari dengan
(tahun) 3 Shift/hari di RS Baladhika Husada
a. Perawat 2 9,27 7,982 1-27
dan RSD Kalisat Kabupaten Jember
shift/hari pada bulan Mei 2015
b. Perawat 3 7,60 2,647 1-14
shift/hari Variabel n Median Mean ± SD p value
(min-maks)
Kelelahan, Kecepatan, Ketelitian, dan Kelelahan 30 5,750 (3,8- 5,630 ±
Konstansi Perawat 2 6,8) 0,6747
Kelelahan perawat memiliki rentang nilai 0- Shift/hari
0,683
9, nilai 0 untuk lelah berat dan nilai 9 untuk Kelelahan 30 5,750 (3,0- 5,740 ±
Perawat 3 7,5) 0,8947
normal. Kelelahan perawat terdiri dari 3 indikator Shift/hari
yaitu kecepatan, ketelitian, dan konstansi. Data
kelelahan perawat 2 shift/hari memiliki nilai
rerata 5,630 yang berada pada kategori lelah Pembahasan
sedang dan nilai kelelahan terendah 3,8 yaitu Kelelahan, Kecepatan, Ketelitian, dan
kategori lelah berat serta nilai kelelahan tertinggi Konstansi
6,8 yaitu pada kategori lelah ringan. Kelelahan Kecepatan, ketelitian, dan konstansi
pada indikator kecepatan perawat 2 shift/hari merupakan indikator penilaian kelelahan.
memiliki nilai rerata 8,657 yaitu pada kategori Hasilnya berupa nilai dari masing-masing
ada lelah dan nilai terendah adalah 5,5 yaitu indikator (skor 0-9). Semakin tinggi skor dari
pada kategori lelah sedang serta nilai tertinggi indikator maka semakin rendah kelelahan yang
adalah 9,0 yaitu pada kategori normal. terjadi, begitu pula sebaliknya. Kelelahan
Kelelahan pada indikator ketelitian perawat 2 semakin tinggi ketika kecepatan, ketelitian, dan
shift/hari memiliki nilai rerata 5,083 yaitu berada konstansi semakin rendah (lambat, tidak teliti,
pada kategori lelah sedang dan nilai terendah dan tidak konstan dalam mengerjakan tes
adalah 3,0 yaitu kategori lelah berat serta nilai bourdon wiersma) [18].
tertinggi adalah 8,0 yaitu kategori ada lelah. Perawat dituntut memberikan pelayanan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.2), Mei, 2016 282


Liarucha, et al, Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/Hari dengan 3 Shift/Hari ...

yang prima selama 24 jam. Selama 24 jam, Shift kerja juga dapat mengakibatkan
pada manusia berlaku ritme sikardian atau jam kelelahan kerja khususnya bagi jadwal shift
biologis tubuh dimana tubuh telah mengatur yang berlawanan dengan ritme sirkardian [21].
secara alami waktu-waktu ketika seseorang aktif Jadwal shift yang berlawanan dengan ritme
bekerja dan istirahat untuk mempertahankan sirkardian menuntut perawat berada dalam
tubuh agar tubuh berada dalam kondisi kondisi prima dalam memberikan layanan
seimbang. Ketika aktivitas yang dilakukan tidak keperawatan bagi pasien. Kondisi kerja perawat
sesuai dengan jam biologis tubuh maka dapat pada waktu yang berlawanan dengan ritme
berakibat terjadinya kelelahan. sirkardian tidak diimbangi dengan istirahat yang
Perawat yang menjadi sampel pada berkualitas baik di dalam jam dinas (karena
penelitian ini adalah perawat yang bekerja mulai perawat harus tetap berada pada kondisi siap
pukul 14.00-7.00 WIB. Selama rentang waktu dan siaga meskipun pada kondisi istirahat)
kerja tersebut disekresi melatonin mulai pukul maupun diluar jam dinas (karena perawat
21.00 WIB. Hormon ini berfungsi mengatur melakukan aktivitas lain di lingkungan sosial
kondisi tubuh dalam fase istirahat. Sering kali sebagaimana yang dilakukan manusia sebagai
seorang perawat yang pada hari tersebut makhluk sosial).
mendapat giliran jaga shift sore atau malam, Perawat 2 shift/hari pada penelitian ini
namun tetap melakukan aktivitas lain sebelum bekerja pukul 14.00-07.00 WIB, sedangkan
bertugas (tidak mempersiapkan diri untuk perawat 3 shift/hari bekerja pukul 14.00-
istirahat) sehingga dapat mengakibatkan 20.00WIB lalu berganti shift selanjutnya pukul
kelelahan kerja. Rata-rata perawat dari dua 20.00-07.00 WIB. Hasil penelitian menunjukan
kelompok yang diteliti pada penelitian ini berada kondisi kelelahan sedang terjadi pada semua
pada kelelahan sedang (tidak ada beda). Hal perawat yang menjadi responden baik dari
tersebut dapat terjadi karena ada faktor lain perawat yang bekerja 2 shift/hari dan perawat 3
yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja yaitu shift/hari yang dapat dilihat bahwa jam kerja dari
motivasi kerja, beban kerja, dan budaya kedua kelompok tersebut terpaut jauh. Perawat
kompetisi. Faktor-faktor tersebut lebih jelasnya yang memiliki budaya kompetensi lebih tinggi
akan dibahas pada subab selanjutnya. dalam menangani pasien maka lebih rendah
kemungkinannya untuk mengalami kelelahan
Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat kerja [22]. Jam kerja yang panjang namun
Inap 2 Shift/dari dengan 3 Shift/hari disertai dengan budaya kompetensi yang tinggi
Shift kerja berhubungan dengan dalam menangani pasien mengakibatkan
kelelahan kerja [19]. Lama kerja (pengaturan kelelahan dapat diminimalkan sehingga berada
lama waktu kerja) bukan merupakan satu faktor pada kelelahan sama dengan perawat yang
penyebab kelelahan kerja (burnout). Kelelahan bekerja 3 shift/hari. Perbedaan budaya
kerja lebih disebabkan oleh beban kerja dan kompetensi ini bekaitan erat dengan iklim kerja
perasaan tertekan dalam melakukan pekerjaan. yang berbeda antara kedua kelompok perawat
Perawat yang secara sukarela menambah yang menjadi responden, dimana perawat 2
waktu kerjanya (lembur) tidak mengalami shift/hari memiliki iklim kerja yang lebih disiplin
kelelahan kerja yang lebih tinggi dibandingkan karena rumah sakit tersebut merupakan rumah
perawat yang tidak menambah jam kerjanya sakit TNI.
[20]. Tenaga keperawatan di rumah sakit Banyak atau sedikitnya jumlah pasien,
merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar kebutuhan perawatan yang diberikan pada
(jumlahnya 50-60%), memiliki jam kerja 24 jam masing-masing pasien, dan jumlah perawat
dalam pemberian layanan keperawatan [3]. yang memberikan layanan keperawatan
Seorang perawat ruang rawat inap memiliki mempengaruhi beban kerja dari masing-masing
tugas memberikan pelayanan keperawatan perawat. Perbedaan beban kerja mempengaruhi
kepada pasien selama 24 jam. Upaya dari kondisi kelelahan. Jumlah perawat ruang
peningkatan produktivitas kerja dalam yang bertugas adalah 2 orang pada setiap shift,
pemberian pelayanan keperawatan salah ketika jumlah pasiennya dan jenis perawatan
satunya dilakukan dengan sistem penjadwalan yang diberikan berbeda maka akan
kerja menggunakan shift. Waktu kerja normal mengakibatkan kelelahan kerja yang berbeda
untuk 6 hari kerja adalah 7 jam/hari untuk hari pula pada setiap ukuran waktu lama bekerja
ke1-5 dan 5 jam/hari untuk hari ke 6 (total 40 pada setiap perawat.
jam/minggu), untuk 5 hari kerja adalah 8 Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh
jam/hari (total 40 jam/minggu) [6]. terhadap kelelahan kerja adalah faktor internal

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.2), Mei, 2016 283


Liarucha, et al, Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/Hari dengan 3 Shift/Hari ...

perawat yaitu motivasi kerja. Motivasi kerja 2015] dari :


merupakan kebutuhan yang mendorong suatu http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_per
perbuatan demi tujuan tertentu. Problem menkes/PMK%20No.%2049%20ttg
motivasi kerja terjadi ketika seorang perawat %20Komite%20Keperawatan%20RS.pdf.
tidak bekerja secara maksimal sesuai dengan [4] Nursalam. Manajemen keperawatan :
potensi sesungguhnya. Perawat yang bekerja aplikasi dalam praktik keperawatan
dengan motivasi membuat perawat bekerja profesional. Jakarta : Salemba Medika;
dengan etos kerja yang ideal karena motivasi 2014.
mengandung rangsangan yang mengkibatkan [5] Marchelia V. Stres kerja ditinjau dari shift
seseorang melakukan sesuatu yang menjadi kerja pada karyawan. [internet]. 2014.
keinginannya yang pada akhirnya mampu [diambil Minggu, 7 Desember 2014] dari :
membuat seseorang merealisasikan http://ejournal.umm.ac.id/index.
keinginannya. Sistem kontrol dari kepala php/jipt/article/ download /1775/1863.
ruangan di kedua rumah sakit hanya dilakukan [6] Indonesia. Menteri Tenaga Kerja dan
pada pagi hari, sehingga faktor eksternal yang Transmigrasi. Waktu kerja lembur dan upah
mempengaruhi movitasi lemah. lembur. [internet]. 2004. [dimbil Senin, 23
Maret 2015] dari : http://betterwork.org/in-
Simpulan dan Saran labourguide/wp-
content/uploads/KEP_102_2004_-
Simpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada _Waktu__Upah_Kerja_Lembur.pdf.
perbedaan kelelahan perawat ruang rawat inap 2 [7] Harrington JM. Health effects of shift work
shift/hari dengan 3 shift/hari di RS Baladhika and extended hours of work. [internet].
Husada dan RSD Kalisat Kabupaten Jember (p 2008. [diambil Selasa, 17 Maret 2015] dari :
= 0,683 > α = 0,05). Faktor lain seperti beban http://mceolc.com/Health%20Effects.pdf.
kerja, motivasi, dan buaya kompetisi kerja diduga [8] Ellis JR. Quality of care, nurses’ work
berkaitan dengan kelelahan kerja. Tindakan schedules, and fatigue. [internet]. 2008.
dalam rangka meminimalkan kelelahan kerja [diambil Selasa, 3 Maret 2015] dari :
sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh perawat http://www.wsna.org/Topics/Fatigue/docum
saja melainkan instansi kesehatan misalnya ents/fatigue-white-paper.pdf.
rumah sakit juga ikut serta memfasilitasi perawat [9] Vilia, Safitri, Larasati. Hubungan shift kerja
agar senantiasa nyaman dalam menjalankan dengan kelelahan kerja pada perawat di
tugasnya yaitu memberi pelayanan asuhan instalasi rawat inap RSUD Dr. H. Abdul
keperawatan bagi pasien. Sebagai contohnya Moeloek Bandar Lampung. [internet]. 2013.
disediakan ruang bagi perawat untuk beristirahat [diambil Kamis, 19 Februari 2015] dari :
yang terpisah dengan ruang untuk pelayanan. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php
Ruangan istirahat ini sebaiknya dikondisikan /majority /article/download/261/259
agar ketika perawat istirahat tetap mampu [10] Yoder, Wise. Leading and managing in
memberikan pelayanan kepada pasien jika nursing Ed: V. USA : Elsevier; 2011.
diperlukan, selain itu sangat perlu dijalankannya [11] Moreira CMM. Cardiovascular risk factor :
manajemen yang baik khususnya dalam hal ini associations with physical activity, health-
adalah manajemen SDM (Sumber Daya related physical fitness, and diet in azorean
Manusia) yaitu bagi perawat. adolescent. [internet]. 2012. [diambil Jumat,
29 Mei 2015] dari :
Daftar Pustaka https://ciafel.fade.up.pt/files_download/tese
[1] Indonesia. Undang-undang keperawatan s/tese_carla_moreira.pdf.
no. 38 tahun 2014. [internet]. 2014. [diambil [12] Riyandiningsih H. Peran kondisi psikologis
Selasa, 10 Februari 2014] dari : dan karakteristik pribadi dalam
http://www.hukor.depkes.go.id/upprod_uu/U pengembangan kepemimpinan efektif :
U%20No.%2038%20Th%202014%20ttg sebuah tinjauan konseptual. [internet].
%20Keperawatan.pdf. 2012. [diambil Senin, 22 Juni 2015] dari :
[2] Suhaemi ME. Etika keperawatan : aplikasi http://eprints.unisbank.ac.id/281/1/ARTIKEL
pada praktik. Jakarta : EGC; 2004. -49.pdf.
[3] Indonesia. Menteri Kesehatan Republik [13] Rante DI. Pemilihan strategi penyelesaian
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan masalah dalam menghadapi kelelahan
Republik Indonesia nomor 49 tahun 2014. emosional pada perawat bagian Instalasi
[internet]. 2014. [diambil Jumat, 20 Maret Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.2), Mei, 2016 284


Liarucha, et al, Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2 Shift/Hari dengan 3 Shift/Hari ...

Daerah Aw. Syahranie Samarinda ditinjau kelelahan karyawa dengan metode bourdon
dari jenis kelamin. [internet]. 2013. [diambil wiersma dan 30 items of rating scale.
Senin, 22 Juni 2015] dari [internet]. 2012. [diambil Minggu, 7
http://ejournal.psikologi.fisip- Desember 2014] dari :
unmul.ac.id/site/wp- http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/3
content/uploads/2013/10/PEMILIHAN 2_39_joko_susetyo.pdf.
%20STRATEGI%20PENYELESAIAN [19] Maulana. Hubungan shift kerja dengan
%20MASALAH%20DALAM kelelahan kerja dan perubahan tekanan
%20MENGHADAPI%20KELELAHAN darah pada perawat unit rawat inap rumah
%20EMOSIONAL%20PADA sakit bukit asam tanjung enim Tahun 2009.
%20PERAWAT%20BAGIAN [internet]. 2009. [diambil Jumat, 29 Mei
%20INSTALASI%20GAW%20(10-09-13- 2015] dari http://eprints.unsri.ac.id/2046/.
04-41-19).pdf. [20] Patrick K. Burnout in nursing.[internet].
[14] Widiastuti S. Faktor determinan 2007. [diambil Jumat, 29 Mei 2015] dari :
produktivitas kerja pada pekerja wanita. http://www.ajan.com.au/Vol24/Vol24.3-
[internet]. 2011. [diambil Jumat, 29 Mei 7.pdf.
2015] dari : [21] Hedge A. Iological rhythms. [internet]. 2013.
http://eprints.undip.ac.id/32556/1/380_Suci [diambil Selasa, 17 Maret 2014] dari :
_Widiastuti_G2C007066.pdf. http://ergo.human.cornell.edu/
[15] Mariyanti S, Citrawati A. Burnout pada studentdownloads/dea3250pdfs/biorhythms
perawat yang bertugas di ruangan rawat .pdf.
inap dan rawat jalan RSAB Harapan Kita. [22] Choi SY, Kim KS. The effects of work
[internet]. 2011. [diambil Rabu, 18 Februari characteristics, supervision, and cultural
2014] dari : competence on nurses’ burnout. [internet].
http://download.portalgaruda.org/article.php 2014. [diambil Jumat, 29 Mei 2015] dari :
?article=94857&val=4564. http://www.sersc.org/journals/IJBSBT/vol6_
[16] Tambayong J. Patofisiologi untuk no4/18.pdf.
keperawatan. Jakarta : EGC; 2000.
[17] Suparno P. Teori perkembangan kognitif
Jean Piaget. Yogyakarta : Kanisius; 2009.
[18] Susetyo. Pengaruh shift kerja terhadap

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.2), Mei, 2016 285

You might also like