You are on page 1of 9

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 5 Nomor 3 Desember 2017

Analisis Beban Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pacarkeling


SurabayaWorkload analysis for health worker in Pacarkeling Public Health
Center Surabaya
Eska Distia Permatasari*, Nyoman Anita Damayanti*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Email: eska.distia.permatasari-2017@fkm.unair.ac.id
Manajemen Kesehatan
Manajemen Kesehatan
ABSTRACT Indonesiaso that the problem of subjective workload
Workload problem is the most can be solved by making the right decision.
problem experienced by a number of
Public Health Center, including at
Pacarkeling Public Health Center Keywords: workload, time and motion
Surabaya. The results of the preliminary study, Public Health Center
survey showed that 58.33% of health
workers have a heavy or high workload. PENDAHULUAN
Recognition of high workload perceptions Tenaga kesehatan khususnya dokter,
that are not proportional to the quantity of bidan, dan perawat merupakan sumber
work performed by health workers. It can daya manusia yang keberadaannya sangat
influence the wrong decision making to dibutuhkan di Puskesmas. Menurut
solved problems at the Public Health Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75
Center. To prove that the problem of high Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
workload is not a subjective problem alone, Masyarakat, analisis kebutuhan tenaga
the researcher conducting research that kesehatan di Puskesmas terkait jenis dan
aims to find out the objective workload jumlah tenaga kesehatan dihitung
category of every health worker expecially berdasarkan beban kerja. Perhitungan
doctors, midwives, and nurses at beban kerja obyektif perlu dilakukan untuk
Pacarkeling Public Health Center mengetahui kondisi beban kerja yang
Surabaya. This research is quantitative sesungguhnya.
descriptive. The sample of the study were Puskesmas Pacarkeling Surabaya
doctors, midwives, and nurses at merupakan kategori Puskesmas perkotaan
Pacarkeling Public Health Center yang turut berpartisipasi dalam
Surabaya. Workload analysis is done by menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
using time and motion study method. Hasli program Jaminan Kesehatan Nasional
research shows that all medical personnel, (JKN). Secara keseluruhan jumlah tenaga
midwifery, and nursing at Pacarkeling dokter, bidan, dan perawat yang
Public Health Center Surabaya have memberikan pelayanan kesehatan di
underload workload category with the Puskesmas Pacarkeling sejumlah 12 orang
average of productive working time terdiri dari 2 dokter umum, 1 dokter gigi, 4
69,46% every day. So that the objective bidan, dan 5 perawat. Jumlah tenaga
workload measurement results are needed tersebut seharusnya sudah sesuai apabila

65
dibandingkan dengan standar minimal Penelitian dilaksanakan di unit poli umum,
ketenagaan Puskesmas di perkotaan unit poli gigi, dan unit poli KIA serta di
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI dalam kegiatan UKM Puskesmas
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Pacarkeling Surabaya. Penelitian
Kesehatan Masyarakat, bahkan untuk berlangsung selama 2 minggu jam kerja
kategori dokter umum sudah melebihi untuk menghitung beban kerja obyektif
standar yang minimalnya berjumlah 1 menggunakan metode time and motion
orang. study dengan cara melakukan pengamatan
Survei pendahuluan dilakukan pada tenaga kesehatan.Serta dilakukan
seluruh dokter, bidan dan perawat yang ada wawancara pada responden untuk
di Puskesmas Pacarkeling Surabaya. mendapatkan beberapa hal yang terkait
Berdasarkan survei tersebut sebesar dengan pekerjaannya.
91,67% responden menyatakan bahwa Populasi penelitian adalah seluruh
memiliki tugas yang banyak dan sisanya tenaga medis, kebidanan, dan keperawatan
8,33% memiliki tugas yang tidak banyak. yang melaksanakan kegiatan UKM dan
Persepsi atas kepemilikan tugas yang UKP di Puskesmas Pacarkeling Surabaya.
banyak tersebut mengakibatkan mereka Sampel pada penelitian ini adalah
menyatakan bahwa memiliki beban kerja merupakan total populasi yang berjumlah
yang berat (58,33%). Masalah beban kerja 13 orang dan terdiri dari 3 dokter umum
secara subyektif harus dibuktikan dengan dan 1 dokter gigi, 2 bidan Puskesmas dan 2
perhitungan bebam kerja obyektif karena bidan kelurahan, serta 4 perawat dan 1
apabila masalah ini diprioritaskan untuk perawat gigi.
diselesaikan padahal belum ada kejelasan Data yang dihasilkan dalam
yang pasti, maka akan menyebabkan penelitian berupa data primer. Data primer
kesalahan dalam pengambilan keputusan. yang dihasilkan adalah data hasil
Berdasarkan kondisi yang telah perhitungan beban kerja didapatkan dari
diuraikan sebelumnya, peneliti ingin pengamatan terkait tugas pokok, tugas
menganalisis kondisi beban kerjaa riil pada tambahan, tugas di luar tugas pokok dan
tenaga kesehatan khususnya dokter, bidan, tambahan, serta kegiatan pribadi yang
dan perawat di Puskesmas Pacarkeling dilakukan oleh masing-masing tenaga
Surabaya. Sehingga tujuan penelitian ini kesehatan. Data tersebut kemudian
adalah untuk mengetahui kategori beban dikelompokkan berdasarkan waktu kerja
kerja obyektif setiap tenaga kesehatan berdasarkan aktivitas produktif dan tidak
khususnya dokter, bidan, dan perawat di produktif kemudian dikategorikan dalam
Puskesmas Pacarkeling Surabaya kategori beban kerja menurut
berdasarkan analisis beban kerja Groenewegen dan Hutten. Sedangkan dari
menggunakan metode time and motion hasil wawancara didapatkan hasil terkait
study. Penelitian ini dilakukan untuk dengan jenis-jenis tugas (tugas pokok dan
menjawab pertanyaan bahwa apakah benar fungsi) yang harus dilaksanakan masing-
tenaga kesehatan khususnya dokter, bidan, masing jenis tenaga, serta jenis dan jadwal
dan perawat ada di Puskesmas tersebut pelayanan pasien. Semua data hasil
mempunyai beban kerja yang tinggi. penelitian dianalisis untuk mengetahui
kategori beban kerja setiap jenis tenaga
kesehatan berdasarkan komponen aktivitas
yang lebih mendominasi.
METODE PENELITIAN Beberapa hal yang diamati adalah
Penelitian ini adalah jenis penelitian jenis aktivitas dan waktu pelaksanaan
deskriptif kuantitatif. Berdasarkan ada atau pekerjaan. Jenis aktivitas hasil pengamatan
tidaknya perlakukuan, penelitian ini nantinya dapat dikelompokkan pada
merupakan penelitian observasional. aktivitas produktif dan aktivitas tidak

66
produktif. Hasil dari pengamatan dan 1. Dokter umum paling banyak mereka
perhitungan adalah berupa kategori beban menghabiskan waktu kerja dengan
kerja. Seorang pekerja akan berfungsi melalukan tugas pokok yaitu 3.157,50
secara optimal apabila berada pada menit (60,49 %).
kategori beban kerja ideal atau moderate 2. Dokter gigi waktu paling banyak
dan kurang maksimal apabila dalam melakukan kegiatan untuk mengerjakan
kondisi underload dan overload [5]. tugas tambahan yaitu 2.078,00 menit
Ketentuan kategori tersebut adalah (39,81 %).
overload bila beban kerja dari aktivitas 3. Bidan puskesmas mereka paling banyak
produktif sebesar >90 % dari total waktu menggunakan waktu kerja untuk
kerja, moderate atau ideal bila 85-90 % mengerjakan tugas pokok sebesar
dari total waktu kerja, dan underload bila 2.500,50 (47,90 %).
<85 % dari total waktu kerja.
4. Bidan kelurahan mereka paling banyak
menggunakan waktu kerja untuk
mengerjakan tugas pokok sebesar
2.815,50 (53,94 %).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beban kerja yang dianalisis dalam 5. Perawat menghabiskan waktu kerja
penelitian ini adalah beban kerja secara mereka untuk mengerjakan tugas pokok
obyektif adalah beban kerja nyata yang juga yaitu 2.844,25 menit (54,49 %).
dilihat dari keseluruhan waktu yang 6. Perawat gigi paling banyak
dipakai atau jumlah aktivitas yang menggunakan waktu kerja nya dengan
dilakukan. Perhitungan beban kerja melakukan kegiatan pribadi yaitu
obyektif dilakukan dengan metode time sebanyak 1.971,00 (37,76 %)
and motion study. Pengamatan satuan Komponen perhitungan beban kerja
waktu kerja dibagi berdasarkan waktu dapat dikelompokkan menjadi dua
kerja 1) tugas pokok, 2) tugas tambahan, 3) kelompok untuk mengidentifikasi proporsi
tugas di luar tugas pokok dan tambahan, kegiatan produktif dan kegiatan tidak
dan 4) kegiatan pribadi. produktif yang dilakukan setiap tenaga
Proporsi rincian tugas-tugas yang selama selama jam kerja dapat dilihat pada
dikerjakan setiap masing-masing teaga tabel berikut ini:
kesehatan dari kegiatan UKM dan UKP
adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rata-Rata Proporsi Kegiatan
Produktif dan Kegiatan Tidak Produktif
serta Kategori Beban Kerja Tenaga Medis,
Kebidanan, dan Keperawatan di
Puskesmas Pacarkeling Surabaya.

67
Kegiatan Kegiatan Tidak
Jumlah
Produktif Produktif Kategori
Jenis Tenaga
Waktu Waktu Waktu Beban Kerja
% % %
(menit) (menit) (menit)
Dokter umum 66,9 33,0 100,0
3.493,00 1.727,00 5.220,00 Underload
2 8 0
Dokter gigi 71,9 28.8 100,7
3.753,00 1.508,00 5.261,00 Underload
0 8 8
Bidan 82,7 20,8 103,5
4.318,00 1.089,50 5.407,00 Underload
Puskesmas 2 7 9
Bidan Kelurahan 66,7 33,4 100,2
3.485,00 1.748,00 5.233,00 Underload
6 9 5
Perawat 66,8 36,0 102,8
3.487,50 1.880,75 5.368,25 Underload
1 3 4
Perawat gigi 61,6 38,3 100,0
3.219,00 2.001,00 5.220,00 Underload
7 3 0
Beban kerja obyektif yang diamati serta akibat dari kurangnya kedisiplinan
dan dianalisis adalah berdasarkan tugas dalam pelaksanaan tupoksi.
pokok dan tugas tambahan. Tugas tersebut 1. Dokter umum
termasuk dalam kegiatan produktif setiap Dokter umum hanya memiliki waktu
tenaga medis, kebidanan, dan keperawatan pelaksanaan kegiatan produktif sebesar
dalam menjalankan tugas dan fungsi 66,92% dari total waktu kerja
mereka. Berdasarkan hasil observasi (berdasarkan Tabel 1). Waktu kerja
perhitungan beban kerja obyektif pelaksanaan kegiatan produktif ini
menggunakan metode time and motion belum optimal karena seseorang dalam
study selama dua minggu jam kerja bekerja akan berfungsi secara optimal
didapatkan hasil bahwa dokter, bidan, apabila kondisi beban kerja ideal
perawat memiliki beban kerja rendah dengan waktu kerja produktif sekitar
(underload) atau dengan kata lain tidak ada 85-90% dari total waktu kerja [5].
yang memiliki beban kerja yang tinggi Normatifnya dokter umum
(overload). Hasil perhitungan metode time melaksanakan tugas pokoknya di dalam
and motion study hanya menitikberaktan maupun di luar gedung Puskesmas.
pada besar penggunaan waktu produktif Akibat dari pengaturan waktu kerja
dan tidak dapat mengukur kualitas kerja yang kurang baik maka dokter umum
subyek yang diamati [16]. belum bisa melaksanakan seluruh tugas
Hasil perhitungan beban kerja yang pokok dalam menjalankan fungsi
telah dilaksanakan berlawanan dengan jabatannya di Puskesmas. Dokter umum
dengan hasil survei pendahuluan yang di Puskesmas Pacarkeling Surabaya
dilakukan sebelum penelitian yaitu sebesar telah mengoptimalkan pelaksanaan
58,33% responden yang merupakan tugasnya di dalam gedung dengan
seluruh dokter, bidan, perawat menyatakan memberi pelayanan di BP disamping
bahwa memiliki beban kerja yang berat menyempatkan melaksanakan tugas di
atau tinggi. Persepsi mengenai kepemilikan luar gedung saat memberi pelayanan
beban kerja yang tinggi oleh sebagian pada masyarakat melalui kegiatan
tenaga medis, kebidanan, dan keperawatan penyuluhan. Sangat jarang sekali dokter
juga dapat disebabkan oleh pengaturan umum mendampingi perawat
kerja dan pembagian tugas di Puskesmas melaksanakan tugas di Pusling. Hal
Pacarkeling Surabaya yang kurang baik tersebut dikarenakan dokter umum
kurang disiplin dalam melaksanakan

68
tupoksi yang ada di Puskesmas. Tupoksi jam kerja Puskesmas.. Penambahan jam
yang dibuat belum sepenuhnya kerja secara inisiatif tersebut
dilaksanakan dengan baik oleh dokter dimanfaatkan untuk menyelesaikan
umum. Pada era JKN ini juga muncul tugas-tugas dalam pembuatan laporan
persepsi bahwa dokter akan semakin disebabkan karena salah satu bidan
memiliki banyak tugas karena pasien Puskesmas memiliki tugas tambahan
yang datang di pelayanan kesehatan sebagai penanggung jawab dalam
tingkat pertama seperti Puskesmas akan pengelolaan dana kegiatan yang terkait
semakain banyak sehingga beban kerja program JKN sehingga waktu kerjanya
semakin tinggi. Berdasarkan hasil lebih banyak dipakai untuk
penelitian tidak ada dokter yang mengerjakan tugas tambahannya. Tugas
memiliki beban kerja tinggi karena pada pokok terkait kegiatan di luar
saat jam pelayanan tidak semua Puskesmas yaitu kegiatan Posyandu
pemeriksaan pasien ditangani langsung telah dibagi rata dengan tenaga
oleh dokter namun dalam kondisi kesehatan yang lain karena bidan
tertentu dapat ditangani oleh perawat Puskesmas merasa tidak akan memiliki
atau bidan. Beban kerja dokter dapat banyak waktu apabila harus
dioptimalkan dengan mengatur jadwal mengunjungi 53 Posyandu per bulan.
pelayanan dengan baik misalnya tidak 4. Bidan kelurahan
melaksanakan jadwal kegiatan di luar Bidan kelurahan memiliki waktu
gedung bersamaan dengan pelaksanaan pelaksanaan kegiatan produktif sebesar
kegiatan di dalam gedung (pelayanan di 66,76% dari total waktu kerja
BP). Hal tersebut dapat dilakukan sedangkan sisanya dipakai untuk
dengan memanfaatkan waktu sisa melaksanakan tugas di luar tugas pokok
pelayanan BP setelah jam 12.00 untuk dan tugas tambahan serta kegiatan
melaksanakan tugas pokok lainnya di pribadi. Tugas di luar tugas pokok dan
luar gedung. tambahan yang biasanya dikerjakan
adalah melakukan pelayanan pasien di
2. Dokter gigi Puskesmas bersama bidan Puskesmas
Dokter gigi memiliki waktu kerja yang bukan termasuk tugas pokoknya.
pelaksanaan kegiatan produktif sebesar Seharusnya pelayanan kebidanan yang
71,90% dari total waktu kerja yang juga harus dilaksanakan bidan kelurahan
merupakan waktu kerja produktif yang sesuai tupoksi mereka adalah pelayanan
belum ideal. Kegiatan produktif yang kebidanan di kelurahan wilayah kerja
dilakukan dokter gigi ini paling banyak mereka Hal ini bisa menjadi alasan
berasal dari tugas tambahan. Hal ini sehingga waktu kerja produktif bidan
disebabkan karena dokter gigi kelurahan menjadi belum mencapai
menduduki jabatan rangkap. Dokter gigi angka ideal.
adalah salah satu tenaga yang tidak Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
hanya memiliki jabatan fungsional RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
sebagai dokter gigi namun juga Kesehatan Masyarakat, tugas bidan desa
menduduki jabatan struktural sebagai (kelurahan) di wilayah kerjanya sesuai
penanggungjawab bagian retribusi atau dengan kewenangannya antara lain:
keuangan (bendahara). a. pelayanan KIA-KB;
3. Bidan Puskesmas b. pelayanan promotif, preventif dan
Bidan Puskesmas memiliki waktu pemberdayaan masyarakat; serta
pelaksanaan kegiatan produktif yang c. deteksi dini dan pengobatan awal
sudah mendekati ideal yaitu sebesar terkait kesehatan ibu dan anak,
82,72% dari total waktu kerja selain itu termasuk gizi.
waktu kerja mereka melampaui waktu

69
Berdasarkan hasil wawancara dengan dari total waktu kerja. Kegiatan di luar
bidan kelurahan, kegiatan pelayanan tugas pokok dan tugas tambahan yang
kebidanan di dalam gedung dalam satu tidak berhubungan dengan tugas pokok
tahun terakhir ini tidak bisa dan fungsi perawat tersebut diantaranya
dilaksanakan karena gedung pelayanan adalah membantu petugas loket
di kelurahan sedang dalam masa mendaftar pasien saat pagi hari, mencari
perbaikan. Pelayanan yang bisa rekam medis pasien, membantu dokter
dilaksanakan selama satu tahun terakhir menulis rujukan pasien, membantu
ini adalah pelayanan di luar gedung petugas farmasi dalam melayani pasien
yaitu kunjungan rumah pada ibu hamil yang mengambil obat, dan melakukan
dan kunjungan akseptor KB yang input data pasien di Sistem Informasi
berisiko serta kegiatan pemberdayaan Manajemen Puskesmas. Kegiatan
masyarakat seperti program PBHS, melaksanakan tugas di luar tugas pokok
Kadarzi, dan pendampingan kader dan tambahan tersebut sedikit banyak
dalam kegiatan pemantauan jentik menyita waktu kerja perawat. Namun
nyamuk. Kendala gedung tersebutlah jika pembagian tugas di Puskesmas
yang kemungkinan menjadi hambatan dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok
bidan kelurahan untuk melaksanakan dan fungsi setiap tenaga kesehatan yang
tugasnya secara optimal. Sebaiknya ada di Puskesmas tersebut kemungkinan
bidan kelurahan juga memperhatikan tidak akan ada lagi tenaga kesehatan
dan mengetahui tugas-tugas pokok yang yang mengerjakan tugas yang bukan
harus dikerjakan sehingga waktu kerja merupakan tanggungjawabnya.
tidak terpakai sia-sia untuk kegiatan 6. Perawat gigi
yang bukan merupakan kegiatan Perawat gigi hanya memiliki waktu
produktif. kerja untuk kegiatan produktif sebesar
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 61,67% dari total waktu kerja dan hal
RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat ini jauh dari waktu kerja produktif yang
Kesehatan Masyarakat, juga terdapat ideal yaitu sebesar 85-90% dari total
peran Pusling yang masih berkaitan waktu kerja. Waktu yang digunakan
dengan kinerja bidan yaitu mendukung untuk melaksanakan tugas tambahan
pelaksanaan kegiatan luar gedung juga hanya sebesar 26,69% dari total
seperti Posyandu, Imunisasi, dan KIA. waktu kerja, tugas diluar tugas pokok
Bidan kelurahan sebaiknya menjalankan dan tambahan sebesar 0,57% dari total
fungsinya melakukan pelayanan waktu kerja, dan sisanya 37,76% dari
kebidanan di Pusling secara bergantian total waktu kerja digunakan untuk
sesuai dengan wilayah kerja setiap melaksanakan kegiatan pribadi
bidan kelurahan agar bidan kelurahan Berdasarkan hasil tersebut dapat
bisa mencapai kinerja yang optimal. diketahui bahwa pembagian tugas di
5. Perawat Puskesmas Pacarkeling Surabaya masih
Perawat memiliki kategori beban kerja belum merata. Meskipun semuanya
rendah (underload) dengan waktu sama-sama memiliki beban kerja yang
pelaksanaan kegiatan produktif 66,81% rendah (underload) namun masih
dari total waktu kerja namun perawat terdapat tenaga yang memiliki tugas
memiliki waktu kerja yang melampaui pokok dan produktif relatif lebih banyak
jam kerja Puskesmas. Hal ini namun juga ada yang memiliki tugas
disebabkan karena pada saat jam kerja tidak begitu banyak sehingga masih
selain mengerjakan tugas pokok dan tersisa banyak waktu kerja dan
tugas tambahan perawat juga digunakan untuk melaksanakan
mengerjakan kegiatan di luar tugas kegiatan pribadi.
pokok dan tambahan sekitar 22,19%

70
Berdasarkan uraian yang telah Metode kualitatif digunakan untuk
tertulis sebelumnya dapat diketahui bahwa membantu proses idetifikasi pada setiap
persepsi beban kepemilikan beban kerja tahapan pengembangan sistem. Metode
yang tinggi oleh tenaga dokter, bidan, dan kuantitatif digunakan untuk mengukur
perawat di Puskesmas Pacarkeling kualitas informasi dengan membandingkan
Surabaya dikarenakan pengaturan jadwal nilai kualitas informasi (kelengkapan,
kerja yang kurang tepat. Pengaturan jadwal kemudahan, kesesuaian, keakuratan dan
kerja yang kurang tepat dapat ketepatan waktu pelaporan) sebelum
menyebabkanpekerjaan tidak dapat dilakukan ujicoba dan setelah dilakukan uji
dijalankan sebagaimana mestinya dan coba sistem informasi sistem informasi
dapat mempengaruhi kinerja individu [11]. administrasi penggunaan vaksin. Desain
Selain itu persepsi tersebut juga penelitian ini menggunakan desain Pre-
disebabkan karena tanggungjawab dan Experimental (pre-test and post-test) yaitu
tugas masing-masing individu tidak desain penelitian yang hanya mengukur
dikrjakan sesuai job description. Seperti satu kelompok objek sebelum dan sesudah
yang terjadi pada dokter dan perawat pemberian perlakuan.6
ketika melakukan pelayanan pasien baik Subyek penelitian dibagi kedalam 2
dalam kegiatan UKM maupun UKP. bagian yaitu subyek wawancara mendalam
Ketidaktepatan dalam menjalankan job dan subyek angket (questioner) dengan
description atau tupoksi menyebabkan rincian 1) Subyek wawancara mendalam
terjadinya kesenjangan kuantitas tugas yang diamati yaitu 1 orang Kepala Bidang
yang dikerjakan tim kerja sehingga Pengendalian dan pencegahan penyakit, 1
kemungkinan ada individu yang beban Orang Kasie Surveilans dan Imunisasi, 1
kerjanya tinggi, ada pula yang rendah [2]. wakil supervisor imunisasi, 1 Pengelola
Persepsi yang salah oleh tenaga rantai dingin vaksin (cold chain) dan 3
dokter, bidan, dan perawat yang ada di orang Jurim (juru imunisasi) puskesmas
Puskesmas Pacarkeling Surabaya apabila dengan kriteria Puseksmas dekat, sedang
dibiarkan saja tanpa ada pengukuran beban dan jauh; 2) Subyek kuesioner sebelum
kerja obyektif sperti yang peneliti lakukan dan setelahpengembangan sistem informasi
akan menimbulkan masalah yaitu adalah responden yang berkaitan dengan
kesalahan manajemen dalam pengambilan sistem informasi administrasi penggunaan
keputusan terkait keluhan beban kerja vaksin yaitu 1 wakil supervisor imunisasi,
subyektif pekerja [2][7]. Selain itu keluhan 1 pengelola rantai dingin vaksin (cold
subyektif atas beban kerja yang tidak chain) dan 13 orang juru imunisasi
diatasi oleh manajemen juga akan puskesmas.
menimbulkan masalah kinerja tenaga
dokter, bidan, dan perawat. Hal tersebut KESIMPULAN
dikarenakan bahwa keluhan tenaga dokter,
bidan, dan perawat terhadap beban kerja Kesimpulan
akan mempengaruhi kondisi psikologis dan Seluruh tenaga dokter, bidan,
motivasi individu sehingga kinerja akan perawat di Puskesmas Pacarkeling
[11][14]
menurun . Dengan demikian Surabaya memiliki kategori beban kerja
meskipun permasalahan ini bukanlah underload dengan rata-rata pelaksanaan
permasalahan yang mungkin tidak begitu waktu kerja produktif 69,46% setiap
dianggap penting akan menjadi harinya. Hal tersebut tidak sesuai dengan
permasalahan yang besar jika tidak segera hasil survey pendahuluan yaitu 58,33%
diselesaikan. memiliki beban kerja yang berat atau
tinggi. Persepsi beban kerja yang tinggi
Jenis penelitian yang digunakan tersebut dikarenakan jadwal kerja untuk
adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. melaksanakan tupoksi sesuai dengan

71
masing-masing jabatan belum disusun 9. Hendianti, dkk,. Gambaran Beban
dengan baik, sehingga sebagian besar Kerja Perawat Pelaksana Unit Instalasi
mereka merasa beban kerja nya tinggi Gawat Darurat Rumah Sakit
namun hanya pada saat waktu tertentu saja. Muhammadiyah Bandung. Karya
Ilmiah. Fakultas Ilmu Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Universitas Padjadjaran. 2010.
1. Arsi, M.R., Analisis Beban Kerja 10. Laraswatie, dkk. Kebutuhan Perawat
untuk Menentukan Jumlah Optimal Puskesmas Berbasis Analisis Beban
Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Kerja (Studi Kasus Di Puskesmas
Karyawan Berdasar Pada Job Rembang 2 Kabupaten Rembang).
Description. Jurnal Teknik ITS Vol.1 Jurnal Manajemen Kesehatan
No:1.. 2012. Indonesia Vol. 4 No. 2 Agustus 2016
2. Chirdan, et al. Perceptions Of 11. Manuho, dkk. 2015. Hubungan Beban
Working Conditions Amongst Health Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
Workers In State-Owned Facilities In Pemberian Asuhan Keperawatan Di
Northeastern Nigeria. Annals of Instalasi Rawat Inap C1 RSUP Prof.
African Medicine Journal Vol. 8, No. 4; Dr. R. D. Kandou Manado. ejournal
2009:243-249 Keperawatan (e-Kep) Volume 3.
3. Erwin. Dkk., Produktivitas Waktu Nomor 2, Mei 2015
Kerja Perawat di Ruang Rawat 12. Muzammil, A,. Analisis Lingkungan
Penyakit Dalam dan Bedah RSUD Kerja dan Beban Kerja Terhadap
Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Kinerja Perawat RSUD Petala Bumi
Ners Indonsia. Vol.1 No:2. 2011. Pekanbaru. Jom Vekom Vol.1, No:2.
4. Gibson, Ivanecevich, J.L., dan 2014.
Donnely, J.L. Organisasi: Perilaku, 13. Muzammil, A,. Analisis Lingkungan
Struktur dan Proses. Edisi VIII. Alih Kerja Dan Beban Kerja Terhadap
Bahasa: Nunuk Adiani. Jakarta: Kinerja Perawat RSUD Petala Bumi
Binarupa Aksara. 2000. Pekanbaru. Jom Fekon Vol.1 No.2
5. Groenewegen, P dan Hutten, J. Oktober 2014
Workload and Job Satisfaction Among 14. Omolayo, Benjamin. Influence of
General Practitioners. Vol 32; Edisi 10. Mental Workload on Job Performance.
1991. A Review of the Literature International Journal of Humanities
Social Science and Medicine.. and Social Science Vol. 3 No. 15;
6. Ilyas, Y. Perencanaan SDM Rumah August 2013.
Sakit: Teori, Metoda, dan Formula. 15. Permatasari, E.D. Analisis Penerapan
Edisi Revisi. Depok: Pusat Kajian Workload Indicators of Staffing Need
Ekonomi Kesehatan FKM-UI. 2004 (WISN) sebagai Metode dalam
7. Haryanti, dkk,. Hubungan Antara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Medis,
Beban Kerja Dengan Stres Kerja Kebidanan, dan Keperawatan (Studi di
Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Puskesmas Pacarkeling Surabaya).
RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Skripsi. Surabaya: Universitas
Managemen Keperawatan . Volume 1, Airlangga. 2015.
No. 1, Mei 2013; 48-56. 16. Puspita, A.S. Analisis Kebutuhan
8. Hendianti,. dkk,. Gambaran Beban Tenaga dengan Metode Workload
Kerja Perawat Pelaksana Unit Instalasi Indicators of Staffing Need (WISN) di
Gawat Darurat Rumah Sakit Unit Pelatihan dan Pengembangan
Muhammadiyah Bandung. Jurnal Rumah Sakit Tabet Jakarta Tahun
Ilmu Keperawatan Universitas 2011. Skripsi. Depok: Universitas
Padjadjaran. Indonesia

72
17. Republik Indonesia. Undang-Undang
RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara.
18. Republik Indonesia. Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Sekretariat
Negara.
19. Rizcarachmakurnia, dkk. Analisis
Beban Kerja Dan Kebutuhan Tenaga
Perawat Di Puskesmas Poncol Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal) Volume 5,
Nomor 3, Juli 2017
20. Hussain, et al. Workload and
Performance of Employees.
Interdisciplinary Journal Of
Contemporary Research In Business
Vol.3 No.5 September 2011.
21. Young, G. & Zavelina, L,.
‘Assessment of Workload Using
NASA Task Load Index in
Perianesthesia Nursing’. 2008

73

You might also like