You are on page 1of 14

IMPLIKASI HUKUM INTERNASIONAL PADA FLIGHT INFORMATION REGION

(FIR) SINGAPURA ATAS WILAYAH UDARA INDONESIA TERHADAP


KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Oleh: Eco Silalahi
Pembimbing: Dr. Maryati Bachtiar, SH., M.Kn
Widia Edorita, SH., MH
Alamamat: Jalan Garuda Sakti km2 Perum Oce Regency Blok D1, Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru Riau
Email: eco_silalahi@yahoo.com

ABSTRACT

The sovereignty of a country is the highest power state of that country how to govern
and enforce the law in the territory. As one of the largest country in the world, Indonesia
was not sovereign over the territory, in particular airspace. The airspace of Riau Islands and
Natuna until 1946 is controlled by Flight Information Region (FIR) Singapore. It means that
every flight in that airspace must received permission from Singapore, including Indonesia
itself. Indonesia is supposed to be ruling all of Indonesia territory without delegating to any
party.
According to above description, The author is interested to doing research with the
title Implication of the International law in Flight Information Region Upper the Airspace of
Indonesia Againts Sovereignty of the Republic of Indonesia. This thesis aims to determine
how the navigation settings in Indonesia. Furthermore, to determine the implications of the
delegation the airspace of Riau Islands and Natuna to Singapore FIR against Indonesian
sovereignty.
In the thesis, the author uses the method of normative legal research. Data sources
supported by the data source of primary, secondary and tertiary. While data collection
techniques is the study of literature and study data using deductive method is to analyze the
problems of a general nature and then drawn to a conclusion in particular based on existing
theory.
The results of the discussions in this thesis is, first, Flight navigation settings in Indonesian
airspace divided into three, namely, Jakarta FIR which covers the western part of the Borneo
island to the western part of Indonesia began western part of Central Java and Christmas
Island belongs to Australia. Ujung Pandang FIR covers the eastern part of Indonesia,
ranging from the eastern part of the island of Borneo, and East Java up to Papua, plus one
FIR Singapore covering airspace Riau and Natuna Islands, which is divided into three
sectors, namely A, B and C. Second, the implications of the delegation of airspace and
Natuna the Riau Islands to Singapore FIR against Indonesia is divided into three, namely, the
first in the fields of politics will affect the position of Indonesia in the civil aviation of world
that have an impact on the public's view of the ability of Indonesia, especially in the flight
will be low-cost. In economics, income from fee of airspace across Riau Islands and Natuna
is not achieved by Indonesia as full as must be, because Singapore collects the fee does not
provide the transparency of the number of flights across the region. Finally, in the field of
defense and security, Indonesia must be vigilant because the area is also used by Singapore
to conduct military exercises. So can damage parts of Indonesia and Indonesian security
defense harm.
Keywords: Implications, delegation, airspace, FIR Singapore

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 1


A. Latar Belakang Masalah dalam negri, termasuk warga negara
Salah satu unsur yang harus asing yang ada di wilayahnya,
dipenuhi untuk terbentuknya suatu walaupun tidak memiliki
Negara adalah pemerintahan yang kewarganegaraan (stateless), mengatur
berdaulat atau kedaulatan. Kedaulatan wilayah darat, laut maupun udara utuk
(souvereignity) adalah ciri atau atribut kepentingan pertahanan, keamanan,
hukum dari suatu negara, yang keselamatan penerbangan maupun
menandakan simbol adanya hukum kegiatan sosial lainnya.4
yang berlaku dan berotoritas tinggi di Namun Kedaulatan itu seringkali
suatu negara tersebut. 1 berlaku secara semu di Indonesia.
Kedaulatan ini pertama sekali Menurut Peneliti Asosiasi Ekonomi
diperkenalkan oleh seorang pakar Ilmu Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin
Negara berkebangsaan Perancis, Jeans dalam acara "Musyawarah Akbar Demi
Bodin (1539-1596). Menurut beliau, Kedaulatan Bangsa", ³Penyebab
kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi lenyapnya kedaulatan negara adalah
dalam suatu negara. Kedaulatan ini karena proses reformasi dikontrol oleh
sifatnya tunggal, asli dan abadi. kepentingan asing, Semua undang-
Tunggal berarti hanya ada satu undang yang lahir di era reformasi
kekuasaan tertinggi , sehinga kekuasaan bertentangan dengan konstitusi. Sistem
itu tidak dapat dibagi-bagi. Asli berarti negara Indonesia sekarang hilang dan
kekuasan itu berasal dari negara itu dikuasai oleh mafia yang berkuasa´ 5
sendiri bukan lahir dari kekuasaan Hal yang kurang disadari Indonesia
negara lain. Sedangkan abadi berarti sebagai ancaman kedaulatan, akan
kedaulatan negara itu berlangsung terus tetapi seiring berjalanannya waktu
menerus tanpa terputus-putus.2 kerugian demi kerugian akan semakin
Sedangkan menurut Mochtar besar dirasakan Indonesia.
Kusumaadmaja, Kedaulatan suatu Bukan hanya wilayah darat
negara merupakan kekuasaan tertinggi Indonesia yang dalam hal ini
suatu negara di wilayahnya. Definisi pertambangan dan perkebunannya,
wilayah dalam hal ini bukan hanya ataupun laut dalam hal ini
daratan saja, termasuk wilayah laut, pertambangan Migas yang sudah
ruang udara di atas darat dan laut, dasar dikuasai asing. Wilayah udara yang
laut beserta tanah di bawahnya.3 berguna sebagai sarana transportasi
Sebagai negara berdaulat, juga ada yang dikuasai asing. Flight
Indonesia pada prinsipnya dapat Information Region (FIR) Singapura
menentukan bentuk negara, bentuk sejak tahun 1946 sampai saat ini
pemerintahan, organisasi kekuasaan memegang penuh navigasi penerbangan
kedalam maupun keluar, mengatur di daerah Kepulauan Riau dan Natuna.
hubungan dengan warga negaranya, Setara dengan usia kemerdekaan
mengatur penggunaan public domain, Indonesia, lalu lintas penerbangan di
membuat undang±undang dasar beserta daerah tersebut dikendalikan penuh
peraturan pelaksanaannya, mengatur oleh Singapura. Sehingga setiap
hubungan politik ke luar negri maupun penerbangan yang melintasi daerah
Kepulauan Riau dan Natuna harus
1
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional
4
1,Sinar Grafika, Jakarta: 2010, hal.210 H.K. Martono dan Ahmad Sudiro, Hukum
2
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Udara Nasional dan Internasional Publik, Rajawali
Aksara, Jakarta: 1993, hal. 69 Pers, Jakarta: 2012, hal. 253
3 5
Maria Maya Lestari, Hukum Laut http://www.globalmuslim.web.id/2013/02
Internasional, Pusat Pengembangan Pendidikan /migas-dikuasai-asing-kedaulatan-negeri.html,
Universitas Riau, Pekanbaru: 2009, hal. 34 diakses pada tanggal 6 Juni 2014

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 2


seizin Singapura terlebih dahulu. Tidak Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
terkecuali Indonesia sendiri. yang menggantikan Undang-Undang
Masalah navigasi udara ini No. 15 Tahun 1992 tentang
menjadi sangat penting karena bukan Penerbangan yang berbunyi ³1HJDUD
saja bersinggungan dengan masalah Kesatuan Republik Indonesia berdaulat
ekonomi, tetapi lebih luas menyangkut penuh dan eksklusif atas wilyah
keamanan dan kenyamanan serta 5HSXEOLN ,QGRQHVLD´ 8
martabat kedaulatan bangsa. Bentuk Di wilayah Kepulauan Riau ini
ancaman yang bisa muncul diantara sendiri, FIR Singapura yang sudah
Indonesia Singapura mencakup militer memegangnya selama puluhan tahun
dan non militer. Persepsi ancaman ini sering bertindak berlebihan (over
dapat menciptakan konflik konflik antar acting) dalam mengatur pesawat
kedua negara.6 Selain itu, pendegelasian Indonesia di atas wilayah Indonesia
itu juga sudah merupakan pelanggaran sendiri dengan mengatasnamakan
wilayah udara. keselamatan penerbangan (sebenarnya
Wilayah udara Kepulauan Riau adalah bisnis penerbangan) di Changi
sendiri sudah dipegang kendalinya oleh Airport untuk kepentingan Singapura
Singapura sejak tahun 1946, akan tetapi sendiri. 9
legalitas perjanjiannya baru disahkan Semua penerbang Indonesia yang
pada tanggal 21 September 1995 lewat sering atau yang pernah melaksanakan
Perjanjian Penyelarasan Ulang Garis tugas di wilayah ini pasti merasakan
Batas FIR Singapura dan FIR Jakarta kejanggalan yang sangat tidak
yang telah diratifikasi berdasarkan mengenakkan ini. Bergerak di rumah
Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1996 sendiri, akan tetapi harus mendapat izin
pada tanggal 2 Februari 1996. dan diatur mutlak oleh tetangganya
Berdasarkan perjanjian tersebut semua yang tinggal disebelah, dengan rumah
penerbangan yang melewati FIR yang jauh lebih kecil atau dari
Singapura yang berada di atas pavilumnya sekalipun.10 Bicara tentang
Kepulauan Riau dan Natuna diatur oleh ekonomi, sekarang Batam yang menjadi
Singapura tanpa melibatkan pemerintah pusat pertumbuhan di Kepulauan Riau,
Indonesia. Kewenangan yang dimiliki tepat berada di tengah pusaran
Singapura itu disebut Flight penduniaan, dan berhadapan langsung
Information Region (FIR). dengan konstelasi persaingan dunia.11
Untuk kasus ini, Chichago Maka secara otomatis akses menuju
Convention 1944 menyatakan ³7KH Batam akan semakin sibuk saja
contracting States recognize that every kedepannya. Tak terkecuali akses udara
state has complete and exclusive yang jika saja pengaturannya dipegang
sovereignty over the airspace above its Indonesia akan sangat menguntungkan.
WHUULWRU\´ $UWLQ\D ³VHWLDS QHJDUD Hal ini yang menjadi
berdaulat mempunyai kedaulatan yang pertimbangan bagi penulis untuk
utuh dan penuh atas ruang udara diatas membahas segala bentuk dampak yang
ZLOD\DKQ\D´7. Dipertegas dalam Pasal 1
8
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan, Pasal 5
6 9
Ludiro Madu, dkk, Mengelola Perbatasan Chappy Hakim, Berdaulat di Udara
Indonesia di Dunia Tanpa Batas, Graha Ilmu, Membangun Citra Penerbangan Nasional,PT
Yogyakarta: 2010, hal. 169. Kompas Media, Jakarta: 2010 hal. 71
7 10
May Lim Charity, Permasalahan Kedaulatan Ibid
11
Wilayah Ruang Udara di Indonesia (The Problem Heri Muliono, Merajut Batam Masa Depan,
of Indonesian Air Space Sovereignty), Jurnal Menyongsong Status Free-Trade Zone, Pustaka
Legislasi Indonesia ,Vol.11 No. 1-Maret 2014. LP3ES, Jakarta: 2001, hal 26
Hal.67

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 3


sudah terjadi dan kemungkinan yang menegakkan kedaulatan negara
akan terjadi jika FIR Singapura tetap secara utuh.
saja memegang kendali atas wilayah c) Hasil penelitian ini diharapkan
Udara Kepulauan Riau, dengan harapan bermanfaat sebagai sumber
agar bisa berubah kedepannya, maka informasi dan bahan referensi
penulis merumuskannya dalam judul : bagi pemerintah, akademisi, para
³,PSOLNDVL +XNXP ,QWHUQDVLRQDO pemerhati masalah-masalah
pada Flight Information Region (FIR) kedaulatan negara maupun bagi
Singapura Atas Wilayah Udara masyarakat pada umumnya.
Indonesia Terhadap Kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia D. Kerangka Teoritis
1.5, ´ 1. Teori Kedaulatan Negara
Kedaulatan adalah kekuasaan
B. Rumusan Masalah tertinggi untuk menentukan hukum
Berdasarkan uraian-uraian yang dalam negara. Sifat kedaulatan itu
dipaparkan pada latar belakang di atas, tunggal asli, abadi dan tak terbagi-
maka penulis merumuskan masalah bagi.12 Teori kedaulatan terbagi menjadi
sebagai berikut: beberapa bagian, salah satunya adalah
1. Bagaimana pengaturan navigasi Teori Kedaulatan Negara. Menurut
penerbangan di wilayah udara George Jellinek, yang menciptakan
Indonesia? hukum bukanlah Tuhan dan bukan pula
2. Bagaimanakah implikasi Raja, tetapi negara. Jellinek
pendelegasian wilayah udara berpendapat bahwa hukum merupakan
Kepulauan Riau dan Natuna tersebut penjelmaan daripada kemauan negara.
kepada FIR Singapura terhadap Negara adalah satu-satunya sumber
kedaulatan Indonesia? hukum. Oleh sebab itu kekuasaan
tertinggi harus dimiliki oleh negara.13
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kekuasaan ini meliputi hal pemanfaatan
1) Tujuan Penelitian wilayah, pemberlakuan hukum dan
a) Untuk mengetahui pegaturan mengupayakan segala hal demi
navigasi penerbangan di keamanan dan kesejahteraan
Indonesia. masyarakatnya.
b) Untuk mengetahui implikasi Kedaulatan teritorial suatu negara
pendelegasian wilayah udara mencakup tiga dimensi, yang terdiri
Kepulauan Riau dan Natuna dari daratan, lautan dan udara. Seperti
tersebut kepada FIR Singapura sebuah dalil hukum Romawi yang
terhadap Indonesia. berbunyi cujus estsolum, ejus est usque
ad coelum. 'DOLO LQL EHUDUWL ³%DUDQJ
2) Kegunaan Penelitian siapa memiliki sebidang tanah dengan
Adapun yang menjadi manfaat demikian juga memiliki segala-galanya
penelitian ini dilakukan adalah yang berada di atas permukaan tanah
sebagai berikut: tersebut sampai kelangit dan segala apa
a) Sebagai syarat untuk \DQJ EHUDGD GL GDODP WDQDK´14 Masalah
menyelesaikan perkuliahan Strata status hukum ruang udara diatas
satu Ilmu Hukum di Fakultas wilayah daratan dan perairan suatu
Hukum Universitas Riau. negara berdaulat yang digunakan untuk
b) Memberikan sumbangan
pemikiran dibidang ilmu hukum 12
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi
khususnya di bidang hukum Aksara, Jakarta:2011, hlm.69
13
internasional tentang pentingnya Ibid
14
Ibid, hlm 114

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 4


melakukan penerbangan, mulai dibahas 2. Teori Monisme Primat Hukum
secara resmi dalam Konferensi Paris Internasional
1910 yang berlangsung dari 10 Mei dan Dalam memahami berlakunya
berakhir 10 Juni 1910. Latar belakang hukum Internasional secara umum,
Konferensi Paris 1910 adalah insiatif terdapat dua aliran, yaitu aliran
Prancis melihat kenyataan banyaknya dualisme dan aliran monisme. Aliran
penerbangan yang berlangsung di dualisme bersumber pada teori bahwa
Eropa, tanpa memperhatikan kedaulatan daya ikat hukum internasional
negara dibawahnya, karena pada saat bersumber pada kemauan negara,
itu belum ada pengaturannya, termasuk hukum internasional dan hukum
merugikan Prancis pada saat itu. Balon nasional merupakan dua sistem atau
bebas tinggal landas dari satu negara perangkat hukum yang terpisah. Aliran
dan mendarat di negara lain tanpa Monisme didasarkan pada pemikiran
adanya izin dari negara yang bahwa satu kesatuan dari seluruh
bersangkutan akan membahayakan, hukum yang mengatur hidup manusia.
apalagi pesawat udara dapat digunakan Dengan demikian hukum nasional dan
untuk mengangkut militer, mata-mata hukum internasional merupakan dua
yang dapat mengancam keamanan bagian dalam satu kesatuan yang lebih
nasional negara dibawahnya. besar yaitu hukum yang mengatur
Selanjutnya pembahasan ruang kehidupan manusia.15
udara meluas meliputi seluruh negara Dalam aliran monisme ini
dunia melalui Konvensi Chichago 1944. terdapat dua perangkat hukum ini
Alasannya karena semakin jelas mempunyai hubungan yang hirarkis.
pentingnya pengaturan ruang udara Mengenai hirarki dalam teori monisme
setelah dampak yang dirasakan dalam ini melahirkan dua pendapat yang
Perang Dunia kedua. Dalam Pasal 1 berbeda dalam menentukan hukum
Konvensi Chicago 1944 menegaskan: mana yang lebih utama antara hukum
The Contracting States recognize that internasional dan hukum nasional. Ada
every state has complete and exclusive pihak yang menganggap hukum
sovereignty over the airspace above its nasional lebih utama dari hukum
territory, dengan doktrin setiap Negara internasional. Dalam teori monisme,
berdaulat mempunyai kedaulatan yang paham ini disebut degan paham
utuh dan penuh terhadap wilayah monisme dengan primat hukum
udaranya. nasional.
Berdasarkan prinsip kedaulatan di Dalam paham ini hukum
udara tersebut, pesawat udara asing internasional merupakan perpanjangan
bersama dengan awak pesawat udara, tangan atau lanjutan dari hukum
penumpangnya tetap harus mematuhi nasional, atau dapat dikatakan bahwa
hukum dan regulasi nasional negara hukum internasional hanya sebagai
tempat pesawat udara tersebut hukum nasional dalam urusan luar
melakukan penerbangan. Batas negri. Paham ini melihat bahwa
yurisdiksi teritorial suatu negara kesatuan hukum nasional dan hukum
berdasarkan Konvensi Chicago 1944 internasional pada hakikatnya adalah
adalah batas ke atas sampai tidak hukum internasional bersumber dari
terbatas dan kebawah sampai pusat hukum nasional. Alasan yang
bumi, sepanjang dapat di eksploitasi. dikemukakan adalah sebagai berikut: 16

15
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum
Internasional ,Alumni, Jakarta: 2003, hlm 57
16
Ibid, hlm 61

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 5


1. Tidak adanya suatu organisasi diatas pihak merupakan perbuatan yang sakral
negara-negara yang mengatur yang dikaitkan dengan unsur
kehidupan negara-negara; keagamaan. Namun, dalam
2. Dasar hukum internasional dapat perkembangan pacta sunt servanda
mengatur hubungan antara negara diberi arti pactum, yang berarti sepakat
terletak pada wewenang negara tidak perlu dikuatkan dengan sumpah
untuk mengadakan perjanjian dan tindakan formalitas lainnya.
internasional yang berasal dari Sedangkan nudus pactum sudah cukup
kewenangan yang diberikan dengan sepakat saja.17
konstitusi masing-masing negara. Di Indonesia, asas pacta sunt
Jika dihubungakan dengan kasus servanda disimpulka dalam Pasal 1338
wilayah udara Kepulauan Riau dan ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi:
Natuna yang dipegang oleh Singapura, ³6HPXD SHUMDQMLDQ \DQJ GLEXDW VHFDUD
wilayah tersebut seharusnya kembali sah berlaku sebagai undang-undang
kepada Indonesia, karena baik dari bagi mereka yang membuatnya.Suatu
hukum Internasional dan hukum perjanjian tidak dapat ditarik kembali
Nasional mengatur bagaimana suatu selain dengan sepakat kedua belah
negara berdaulat atas ruang udaranya. pihak, atau karena alasan-alasan yang
Konvensi Chicago sebagai acuan oleh undang-undang dinyatakan cukup
hukum Internasional dalam Pasal 1 untuk itu. Suatu perjanjian harus
menjamin kedaulatan wilayah udara GLODNVDQDNDQ GHQJDQ LWLNDG EDLN´ 18
dalam sebuah negara. Demikian juga Begitu juga dalam sistem hukum
dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor internasional, perjanjian internasional
1 tahun 2009 yang menjadi acuan juga merupakan sumber hukum bagi
dalam hukum nasional Indonesia, negara-negara yang terlibat. Ini tertuang
mengatur tentang bagaimana Indonesia dalam pasal 38 Mahkamah
berdaulat dan ekslusif terhadap wilayah Internasional Permanen dan pasal 38
udara di seluruh kawasan udara ayat 1 Mahkamah Internasional.
Indonesia. Perjanjian Internasional yang
dimaksud adalah perjanjian yang dibuat
3. Pacta Sunt Servanda atau dibentuk oleh dan diantara anggota
Asas pacta sunt servanda atau masyarakat internasional sebagai subjek
disebut juga dengan asas kepastian hukum internasional dan bertujuan
hukum. Asas ini berhubungan dengan untuk mengakibatkan hukum tertentu.
akibat perjanjian. Asas pacta sunt Seperti halnya suatu teori internasional
servanda merupakan asas dimana setiap yang dikenal dengan teori Pacta Sunt
pihak harus menghormati suatu Servanda yang menyatakan bahwa ³
perjanjian yang telah dibuat para pihak, Based on principle of pacta sunt
sebagaimana layaknya sebuah undang- servanda, once an agreement is ratified,
undang. Mereka tidak boleh melakukan there will be no more room to say that
intervensi terhadap substansi kontrak GR QRW FRQIURP WR DVWDWHV LQWHUHVW´
yang telah dibuat. (Berdasarkan prinsip pacta sunt
Asas pacta sunt servanda pada servanda, sekali sebuah perjanjian
mulanya dikenal dengan hukum gereja. diratifikasi maka tidak ada ruang untuk
Di dalam hukum gereja itu disebutkan mengatakan bahwa negara-negara tidak
bahwa terjadinya suatu perjanjian
apabila ada kesepakan kedua belah
pihak dan dikuatka dengan sumpah. Ini 17
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik
mengandung makna bahwa setiap Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta: 2010,
perjanjian yang diadakan oleh kedua hlm. 10
18
Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 6


tunduk terhadapnya).19 Teori ini dilihat dari sifatnya maka penelitian ini
menerangkan bahwa suatu perjanjian tergolong kepada deskriptif analitis
atau konvensi yang telah dibuat oleh maksudnya penelitian ini menggambarkan
para pihak merupakan undang-undang keadaan yang timbul karena adanya
yang harus dipatuhi bagi para pihak peraturan hukum yang mengatur tentang
yang membuatnya. pendelegasian wilayah Kepulauan Riau
Perjanjian Internasional yang dan Natuna kepada Singapura kemudian
dibuat antara negara diatur dalam menganalisanya berdasarkan peraturan
Vienna Conventation on the Law of yang berlaku.
Treaties (Konvensi Wina) 1969.
Konvensi ini berlaku (entry into force) 2. Sumber Data
pada 27 januari 1980. Dalam Konvensi Adapun jenis data yang
ini diatur mengenai bagaimana prosedur digunakan dalam penelitian ini dapat
perjanjian internasional sejak tahap dibedakan atas :
negosiasi hingga diratifikasi menjadi a. Bahan Hukum Primer
hukum nasional.20 Bahan hukum primer adalah
Banyak istilah yang digunakan Bahan hukum yang mempunyai otoritas
untuk perjanjian internasional (autoritatif).22 Merupakan data yang
diantaranya dalah traktat (treaty), pacta penulis peroleh dari hasil menelusuri
(pact), konvensi (convention), piagam perpustakaan dengan cara membaca
(statute), charter, declaration, protokol, peratuan perundang-undangan, traktat
arrangement, accord, modus vivendi, dan pendapat para ahli lainnya. Data
coovnant, dan lain lain. Semua ini primernya antara lain:
apapun namanya mempunyai arti yang 1) Konvensi Chichago 1944 sebagai
tidak berbeda dengan perjanjian Konvensi internasional tentang
internasional. wilayah udara.
2) Keputusan Presiden RI No. 7
E. Metode Penelitian Tahun 1996 tentang Pengesahan
Untuk melakukan penelitian yang Agreement Between The
baik dan terarah diperlukan suatu Government of The Republic
metode penelitian untuk mencari data Indonesia dan The Government of
yang akurat dan benar guna menjawab The Repubic of Singapore on The
pokok-pokok permasalahan dengan Reagnliment of The Boundary
metode-metode sebagai berikut: Between The Singapore Flight
1. Jenis Penelitian Information Region and The
Dalam penelitian ini penulis Jakarta Flight Information
menggunakan metode penelitian hukum Region.
normatif yaitu penelitian yang membahas 3) Undang-Undang No. 1 Tahun
tentang aspek-aspek hukum baik itu asas- 2009 tentang Penerbangan.
asas hukum untuk perbandingan hukum 4) Undang-Undang No. 24 Tahun
dan sejarah hukum dengan melihat 2000 tentang Perjanjian
perundang-undangan yang berlaku.21 Jika Internasional.
5) Literatur-literatur lainnya yang
terkait dengan Pendelegasian
19
6XNDQGD +XVLQ ³Compliance and Dispute Wilayah udara kepada Indonesia
Settlement under the Transboundary Atmoshperic
kepada Singapura.
3ROOXWLRQ 5HJLPHV ´ (2004), Jurnal International
Law UNPAD, vol.3 No. 1, hlm 30
20
Syahmin AK, Hukum Kontrak Internasional, Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2003,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2006 hlm.195 hlm 4
21 22
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Sinar Grafika, Jakarta:2011, hlm. 47

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 7


b. Bahan Hukum Sekunder F. Hasil dan Pembahasan
Merupakan data kepustakaan 1. Indonesia adalah negara maritim
yang penulis peroleh untuk menunjang yang memiliki wilayah yang sangat
data primer yang dapat membantu luas yaitu daratan sekitar 1,937 juta
menganalisa serta memahami bahan km2, luas laut kedaulatan 3,1 juta
primer terebut berupa, buku-buku km2, dan luas laut ZEE (Zona
literatur, teori-teori hukum, hasil Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2.
penelitian, karya tulis dari kalangan ahli Termasuk dalam kawasan
hukum, blog-blog hukum, dan kepulauan ini adalah pulau-pulau
sebagainya. besar seperti Sumatra, Jawa, sekitar
c. Bahan Hukum Tersier tiga perempat Borneo, Sulawesi,
Merupakan data tambahan yang kepulauan Maluku dan pulau-pulau
penulis dapatkan sebagai tambahan kecil di sekitarnya, dan setengah
petunjuk yang mendukung penjelasan bagian barat dari pulau Papua.
bahan data primer dan data sekunder. Pulau-pulau ini terbentang dari
timur ke barat sejauh 6.400 km dan
3. Teknik Pengumpulan Data sekitar 2.500 km jarak antara utara
Dalam penelitian ini penulis dan selatan. Garis terluar yang
mengumpulkan data melalui Studi mengelilingi wilayah Indonesia
kepustakaan untuk memperoleh adalah sepanjang kurang lebih
informasi dari buku-buku, perundang- 81,000 km.
undangan dan teori-teori yang Wilayah udara banyak
berkembang, pendapat para ahli serta digunakan sebagai sarana
hal lain yang berhubungan dengan transportasi pesawat udara. Di
penelitian ini. wilayah darat kita mengenal lalu
Selain itu penulis mengupayakan lintas jalan dengan sarana dan
wawancara kepada para ahli, prasarana serta pengaturannya yang
pemerintah, serta pengamat-pengamat sudah sangat jelas. Di wilayah
hukum internasional melalui social laut, kapal menjadi sarana
media untuk menanggapi ataupun tranportasi serta pelabuhan dan
sekedar pendapat tentang permasalahan radar sebagai prasarananya. Lalu
dalam penelitian ini. lintas udara mirip dengan lalu
lintas laut, dimana pesawat udara
4. Analisa Data sebagai sarana dan bandara serta
Dari pengolahan data tersebut radar sebagai prasarananya. Lalu
dilakukan analisis data secara kualitatif, lintas udara ini diatur dan diawasi
yaitu mana uraian-uraian yang oleh Air Traffic Control (ATC)
dilakukan terhadap data-data yang yang dibagi dalam dimensi
terkumpul disusun secara logis dan tertentu. Pembagian dimensi ini
sistematis tanpa menggunakan rumus dikenal dengan Flight Information
tertentu. Dalam menarik kesimpulan Region (FIR).
dapat digunakan dengan metode Pada awalnya wilayah
berpikir deduktif yang mana suatu Indonesia dibagi menjadi empat
penarikan kesimpulan dari yang bersifat FIR Indonesia ditambah satu FIR
umum kepada yang bersifat khusus.23 Singapura. Empat FIR tersebut
adalah FIR Jakarta, FIR Bali, FIR
Ujung Pandang, dan FIR Biak. FIR
Jakarta meliputi wilayah bagian
barat Pulau Kalimantan hingga
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op Cit bagian barat Indonesia dan mulai
hlm. 31

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 8


bagian barat Jawa Tengah. FIR Kepulauan Riau dan Natuna.
Bali meliputi Kalimantan bagian Wilayah udara ini dibagi dalam
tengah hingga bagian timur, Jawa penggolongan zona yaitu:26
Timur hingga Nusa Tenggara. FIR a) Zona A, sekitar Batam dan
Ujung Pandang meliputi Pulau sebagian Provinsi Riau dkelola
Sulawesi, Maluku, hingga oleh Singapura.
Kepulauan Aru dan FIR Biak b) Zona B, sekitar perairan
meliputi wilayah Perairan Arafuru perbatasan di Laut Natuna
hingga Pulau Papua. dikelola oleh Singapura.
Berdasarkan Supplement c) Zona C, sekitar perairan Laut
Aeronautical Information Natuna hingga perariran
Publication (AIP) dari Direktorat Belitung dan perairan
Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kalimantan Barat masih
Nomor 02/05 tanggal 14 April diperdebatkan antara Indonesia,
2005 ruang udara Indonesia dibagi Singapura dan Malaysia.
menjadi tiga FIR, yaitu FIR Jakarta Terbentuknya FIR didasarkan
dan FIR Ujung Pandang ditambah kepada Konvensi Chicago 1944
satu FIR Singapura. FIR Jakarta khususnya dalam Annex 11 tentang
tetap meliputi wilayah bagian barat Air Traffic Service (ATS). Dalam
Pulau Kalimantan hingga bagian bagian umum ketentuan ini
barat Indonesia mulai bagian barat menjelaskan bahwa setiap negara
Jawa Tengah, ke arah selatan FIR anggota-anggota ICAO wajib
Jakarta juga mencakup Pulau menentukan bagian-bagian dari
Christmas milik Australia, wilayah udaranya tempat pemberian
sedangkan FIR Ujung Pandang pelayanan lalu lintas udara untuk
meliputi wilayah bagian timur kepentingan keselamatan. Pelayanan
Indonesia, dimana wilayah tiga FIR yang diberikan ATS berupa Flight
sebelumnya digabungkan menjadi Information Service dimana termasuk
satu FIR Ujung Pandang, FIR didalamnya pemberian masukan dan
Ujung Pandang ini juga mencakup informasi yang berguna dalam
wilayah Timor Leste dan Papua pelaksanaan penerbangan. Ruang
Nugini.24 lingkup dari pemberian masukan dan
Seluruh ruang udara ini informasi tersebut yaitu mengenai
dikeleola oleh BUMN AirNav informasi yang memiliki hubungan
Indonesia. Luas total FIR yang dengan prosedur penerbangan.
dikelola oleh AirNav adalah seluas Pemberian informasi itu dapat
4.110.752 Km2 ; Luas Wilayah = berupa:27
5.193.252 Km2, dengan Jumlah 1. Informasi yang dikeluarkan
Lalu Lintas Penerbangan : 9887 oleh badan meteorologi atau
Movement / hari.25 kantor prakiraan cuaca
Sedangkan FIR Singapura mengenai berbagai
mengatur wilayah meliputi kemungkinan yang akan terjadi
tentang kondisi cuaca (panas,
24
Evi Zuraida, Tinjauan Yuridis Upaya hujan, berawan);
Pengambilalihan Pelayanan Navigasi 2. Informasi mengenai aktifitas
Penerbangan Pada Flight Information Region
dari sebuah gunung berapi atau
(FIR) Singapura atas Wilayah
IndonesiaBerdasarkan Perjanjian antara Indonesia
Singapura Tahun 1995,Tesis, Jakarta: 2012, hlm.
55
25 26
http://www.airnavindonesia.co.id, diakses May Lim Charity, Op Cit, hlm. 70
27
pada tanggal 24 Oktober 2014 Ibid, hlm. 35

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 9


asap yang berasal dari sebuah 2007) otoritas penerbangan
gunung berapi; Amerika Serikat, Federation
3. Informasi mengenai unsur- Aviation Administration (FAA)
unsur udara apakah dan European Unian (EU)
mengandung bahan radio aktif melarang penerbangan
atau bahan kimia yang dapat Indonesia melintas bebas di
menimbulkan racun, serta wilayah udara mereka.
informasi lainnya. Meskipun sudah ada beberapa
maskapai kita yang di izinkan
2. Implikasi yang timbul dari melintas atau mendarat di
pendelegasian wilayah udara wilayah EU, termasuk Garuda
Kepulauan Riau dan Natuna Indonesia. Akan tetapi secara
kepada FIR Singapura dibagi umum Indonesia masih masuk
menjadi tiga bagian: kategori dua atau dilarang
a. Implikasi dibidang politik, terbang.29 Persoalan
sebagai negara terbesar di Asia pengelolaan FIR Kepulauan
Tenggara, seharusnya Indonesia Natuna belum selesai sudah
memegang peran penting dalam muncul persoalan baru terkait
pengaturan navigasi dengan pelaksanaan ASEAN
penerbangan, akan tetapi yang Open Sky Policy pada tahun
terjadi malah sebaliknya, 2015. Persoalan bertambah
Indonesia malah belum bisa rumit karena Singapura dan
berdaulat penuh di dalam Thailand sudah menyatakan
wilayahnya sendiri. Menurut siap untuk menjadi pusat
Pemerhati Kebijakan Publik kontrol wilayah udara ASEAN.
dan Perlindungan Konsumen, Seharusnya sebagai negara
Agus Prambagyo mengatakan terbesar di ASEAN, kontrol
bahwa Pendelegasian wilayah wilayah regional harus
udara Kepulauan Riau dan dipegang oleh Indonesia. Istilah
Natuna sangat banyak ASEAN Open Sky itu
merugikan Indonesia, karena sebenarnya tidak ada, yang ada
jalur penerbangan Singapura adalah Indonesia Open Sky,
akan diposisikan di tempat karena jika dibandingkan
yang paling efisien. Lebih dengan negara ASEAN yang
daripada itu tidak pantas lain, wilayah Indonesia jauh
sebenarnya negri sebesar lebih luas dan sangat strategis
Indonesia diatur oleh negara untuk diekploitasi. Dapat
setitik Singapura, karena ini dikatakan pula bahwa yang
akan berpengaruh pada posisi menjadi tujuan dibuatnya
Indonesia di mata penerbangan ASEAN Open Sky adalah untuk
sipil dunia akan rendah.28 membebaskan wilayah udara
Pernyataan Agus Prambagyo Indonesia bukan wilayah
ini sangat tepat karena memang ASEAN. Maka, kalaupun
Penerbangan Indonesia sedang ASEAN Open Sky pada
mengalami penurunan akhirnya akan diberlakukan,
kepercayaan di mata dunia. Ini pusat ATFM harus berada di
terbukti sudah 7 tahun (mulai tangan Indonesia, bukan di
28 29
Berdasarkan hasil wawancara dengan Agus http://airportnet.insw.go.id/portal/m_berita
Prambagyo, Pemerhati Kebijakan Publik pada /berita/ display_detail/1853, diakses pada tanggal 5
tanggal 7 Mei 2014 Nopember 2014

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 10


Singapura ataupun Thailand sektor A yang kemudian
demi menjaga harga diri bangsa disetorkan kepada PT. (Persero)
sebagai negara terbesar di Angkasa Pura II dan dibukukan
ASEAN. sebagai penerimaan jasa
b. Implikasi dibidang Ekonomi, kebandarudaraan. Masalah
Perjanjian Penyelarasan Ulang yang timbul dari RANS Charge
Garis Batas tahun 1995 yang ini adalah berdasarkan audit
menjadi dasar hukum yang dilakukan oleh Tim
pendelegasian ini, Pasal 6 Optimalisasi Penerimaan
mengatur bahwa Pemerintah Negara (TOPN) pada tahun
Singapura atas nama 2000-2004, Internal Control
Pemerintah Indonesia akan atas RANS Charge yang dusetor
memungut jasa pelayanan CAAS diperkirakan masih
navigasi penerbangan atau kurang memadai. Setoran
Route Air Navigation Service RANS Charge untuk periode
(RANS) Charges atas 1999-2004 yang diterima oleh
penerbangan sipil di wilayah Kementrian Perhubungan pada
udara yang didelegasikan tahun 2005 sebesar USD
kepada Singapura30, khususnya 5,578,473.52 tidak dapat
pada sektor A yang merupakan diketahui rinciannya oleh pihak
salah satu jalur transportasi Kemenhub maupun TOPN,
paling sibuk di dunia. RANS sedangkan untuk periode
Charges tersebut termasuk berikutnya yakni sejak setoran
dalam Penerimaan Negara tersebut dialihkan ke
Bukan Pajak (PNBP). PNBP Pemerintah (Kemenhub) tahun
merupakan pungutan atas 2004, Direktorat Jenderal
pemanfaatan kekayaan yang Perhubungan Udara (Ditjen
dimiliki negara atau Hubud) tidak dapat melakukan
pemanfaaatan fasilitas/layanan verifikasi maupun rekonsiliasi
yang diberikan/disediakan oleh data sehingga kelayakan jumlah
negara. Salah satu pungutan PNBP Penerimaan Jasa
yang memanfaatkan kekayaan Pelayanan dari sektor A
yang dimiliki negara Indonesia tersebut diragukan .31
bersumber dari jasa c. Implikasi dalam bidang
penerbangan yang diperoleh pertahanan keamanan negara.
dari sektor A. RANS Charge Dalam strategi penggunaan
ini termasuk dalam PNBP jenis kekuatan udara, maka
Departemen Perhubungan pengendalian atau kontrol
Berdasarkan pendelegasian terhadap ruang udara sangat
tersebut, dengan dasar Minute mutlak diperlukan untuk
Of Discussion antara Indonesia memberi keleluasaan pada
dan Singapura tahun 1999, suatu tindakan ofensif. Selain
sejak April 1999 Pemerintah itu juga akan memberikan
Singapura melalui Civil kemudahan untuk pergerakan
Aviation Authorityof Singapore kekuatan di darat dan
(CAAS) memungut jasa pergerakan di laut.
pelayanan penerbangan dari Karakteristik keunggulan
kekuatan udara seperti berupa
30
Pasal 6, Perjanjian Penyelarasan Ulang
31
Garis Batas Indonesia-Singapura Tahun 1995 Evi Zuraida, Op Cit, hlm 115

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 11


kecepatan, penyusupan dan darat, laut dan sekaligus
pendadakan seringkali wilayah udara, maka
dijadikan sebagai teori dasar penguasaan ATC tersebut
untuk menghancurkan centre of memberikan kesempatan dan
gravity musuh. Sehingga dalam keleluasaan kepada Singapura
pertempuran udara, strategi untuk melakukan tindakan
penggunaan kekuatan udara illegal seperti kegiatan intelijen,
akan selalu terkait dengan pemotretan udara dan melatih
pencapaian keunggulan di para penerbangnya
udara. James J Petroni melaksanakan latihan/training
merumuskan sebagai berikut:32 di wilayah udara Indonesia.
Resiko (risk) = Ancaman Bila keadaan ini terus berlanjut
(treath) + Kerentanan maka bila terjadi konflik
(vulnerability) ± Kemampuan terbuka maka akan dapat
(capability). Rumusan ini dijadikan strategi operasi udara
memberi penjelasan bahwa dan akan menjadi suatu
resiko yang dihadapi oleh ancaman karena Singapura
bangsa Indonesia akan sangat akan memanfaatkan
besar bila ancaman (treath) dan karakteristik keunggulan
kerentanan juga sangat besar. kekuatan udara berupa
Jika dihadapkan pada kecepatan dan pendadakan.34
kemampuan yang dimiliki saat
ini, maka akan menghasilkan G. Kesimpulan
resiko sangat besar bagi bangsa 1. Pengaturan navigasi penerbangan
Indonesia. Kondisi ini bila di wilayah udara Indonesia menjadi
dikaitkan dengan penguasaan tiga yaitu, FIR Jakarta yang
Air Traffic Control (ATC) oleh meliputi wilayah bagian barat
Singapura beserta kemampuan Pulau Kalimantan hingga bagian
kekuatan udaranya, jelas hal ini barat Indonesia mulai bagian barat
akan menimbulkan suatu Jawa Tengah dan Pulau Christmas
resiko. Besar atau kecilnya milik Australia. FIR Ujung
suatu resiko akan tergantung Pandang meliputi wilayah bagian
pada bagaimana pemerintah timur Indonesia, mulai dari bagian
Indonesia mengurangi potensi timur pulau Kalimantan, dan Jawa
ancaman dan mengurangi Timur hingga ke Papua, ditambah
kerentanan yang terjadi saat satu FIR Singapura yang meliputi
ini.33 Perkiraan resiko dari wilayah udara Kepulauan Riau dan
penguasaan ATC adalah sangat Natuna, yang dibagi menjadi tiga
besar karena ancaman yang sektor yaitu sektor A, B dan C.
dihadapi ada didepan mata. Hal Pendelegasian ini diatur dalam
ini semakin bertambah karena Perjanjian Penyelarasan Ulang
berbatasan dengan negara Garis Batas FIR Singapura dan FIR
tetangga yang mempunyai Jakarta pada tanggal 21 September
kemampuan militer cukup baik. 1995 yang telah diratifikasi
Dengan keterbatasan wilayah berdasarkan Keputusan Presiden
No. 7 Tahun 1996 pada tanggal 2
32
Amrizal Mansur, Flight Information Region Februari 1996
(FIR): Implikasi Penguasaan Air Traffic Control
Oleh Singapura di Kepulauan Riau, Jurnal
Universitas Pertahanan, hlm. 64
33 34
Ibid Ibid, hlm 65

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 12


2. Implikasi pendelegasian wilayah segera mengatur Single Air Traffic
udara Kepulauan Riau dan Natuna Provider dimana semua wilayah
kepada FIR Singapura adalah di udara Indonesia diatur dalam satu
bidang politik, akan berpengaruh FIR (Flight Information Region).
pada posisi Indonesia di mata 2. Pemerintah Indonesia harus lebih
penerbangan sipil dunia yang serius dalam upaya pengembalian
berdampak pada pandangan wilayah udara Kepulauan Riau dan
masyarakat dunia terhadap Natuna, salah satunya
kemampuan Indonesia khususnya mengalokasiakan dana anggaran
di bidang penerbangan akan dalam pembangunan sarana
rendah. Selain itu dalam Pasal 1 navigasi yang memadai dan sesuai
Chicago Convention 1944 yang tuntutan jaman.
diratifikasi dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2009 I. DAFTAR PUSTAKA
menyatakan bahwa ³VHWLDS QHJDUD 1. Buku
berdaulat mempunyai kedaulatan AK, Syahmin, 2006, Hukum
yang utuh dan penuh atas ruang Kontrak Internasional, PT
udara dLDWDV ZLOD\DKQ\D´. Di RajaGrafindo Persada, Jakarta.
bidang ekonomi Pendapatan dari
RANS Charge di wilayah FIR Ali, Zainuddin, 2011, Metode
Singapura yang termasuk dalam Penelitian Hukum, Sinar Grafika,
PNBP tersebut, tidak sepenuhnya Jakarta
diterima Indonesia secara
transparan. Karena Indonesia tidak Busroh , Abu Daud, 1993, Ilmu
pernah tau dengan pasti berapa Negara, Bumi Aksara, Jakarta.
penerbangan yang melintasi
wilayah Kepulauan Riau dan Hakim, Chappy, 2010, Berdaulat di
Natuna tersebut. Di bidang Udara Membangun Citra
pertahanan keamanan, Indonesia Penerbangan Nasional,PT Kompas
harus waspada karena wilayah Media, Jakarta.
tersebut dipakai juga oleh
Singapura untuk melakukan latihan Heri, Muliono, 2001, Merajut
militer. Adanya Defence Batam Masa Depan, Menyongsong
Cooperation Agreement (DCA) Status Free-Trade Zone, Pustaka
juga memperburuk kondisi LP3ES, Jakarta.
Indonesia dimana Singapura bisa
mengundang negara ketiga untuk H.K. Martono dan Ahmad Sudiro,
latihan training di wilayah udara 2012, Hukum Udara Nasional dan
Indonesia. Internasional Publik, Rajawali Pers,
H. Saran Jakarta.
1. Dilakukan secepatnya pengakajian
ulang terhadap Perjanjian J.G. Starke, 2010 , Pengantar
Penyelarasan Ulang Garis Batas Hukum Internasional 1,Sinar
Indonesia Singapura tahun 1995 Grafika, Jakarta.
yang menjadi dasar hukum yang
berlaku saat ini. Dimana harus Kusumaatmadja, Mochtar, 2003,
diupayakan bahwa harus Pengantar Hukum Internasional
dikembalikan kepada pihak ,Alumni, Jakarta.
Indonesia. Sehingga Indonesia
dapat mulai memikirkan untuk

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 13


Madu, Ludiro, dkk, 2010, http://www.globalmuslim.web.id/20
Mengelola Perbatasan Indonesia di 13/02 /migas-dikuasai-asing-
Dunia Tanpa Batas, Graha Ilmu, kedaulatan-negeri.html,
Yogyakarta.
Maria Maya Lestari, 2009, Hukum http://www.airnavindonesia.co.id,
Laut Internasional, Pusat
Pengembangan Pendidikan http://airportnet.insw.go.id/portal/m
Universitas Riau, Pekanbaru. _berita /berita/ display_detail/1853,
Soerjono Soekanto dan Sri
Mamudji, 2003, Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Salim H.S, 2010, Hukum Kontrak


Teori dan Teknik Penyusunan
Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta

2. Jurnal/Kamus/Makalah

Amrizal Mansur, Flight Information


Region (FIR): Implikasi
Penguasaan Air Traffic Control
Oleh Singapura di Kepulauan Riau,
Jurnal Universitas Pertahanan

6XNDQGD +XVLQ ³Compliance and


Dispute Settlement under the
Transboundary Atmoshperic
3ROOXWLRQ 5HJLPHV ´ (2004), Jurnal
International Law UNPAD, vol.3
No. 1

May Lim Charity, Permasalahan


Kedaulatan Wilayah Ruang Udara
di Indonesia (The Problem of
Indonesian Air Space Sovereignty),
Jurnal Legislasi Indonesia ,Vol.11
No. 1-Maret 2014
3. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang Penerbangan

KUH Perdata

Perjanjian Penyelarasan Ulang


Garis Batas Indonesia-Singapura
Tahun 1995

4. Website

JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 1 Februari 2015 14

You might also like