You are on page 1of 13

$QDOLVLV(ILVLHQVL7HNQLVGDQ6NDOD(NRQRPL,QGXVWUL3HUEDQNDQ6\DULDKGL,QGRQHVLD 

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN SKALA EKONOMI INDUSTRI


PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Fitriningsih Amalo
Universitas Muhammadiyah Kupang
E - m a i l : ithyamalo@yahoo.com

ABSTRACT
T h i s st u d y a i m ed t o m ea su r e t h e ex t en t o f t ec h n i c a l ef f i c i en c y o f I sl a m i c b a n k i n g i n d u st r y, a n a l y z i n g

po t e n t i a l i m pr o v e m e n t s c o m p o s i t i o n o f i n pu t a n d o u t p u t , d e t e r m i n e t h e s o u r c e o f t e c h n i c a l e f f i c i e n c y ,
a n d to k n o w th e po s i t i o n o f ec o n o m i es o f sc a l e. T h e a n a l y s i s t e c h n i qu e u s e d D a t a E n ve l o pm e n t
A n a l y si s (D E A ). T h e d e t e r m i n a t i o n o f i n pu t a n d o u t pu t u s e d t h e i n t e r m e d i a t i o n a ppr o a c h . T h e va r i -
a b l e s i n pu t s a r e n a m e l y d e po s i t s , f i x e d a s s e t s , l a b o u r c o s t s , a n d o u t pu t s (f i n a n c i n g ). Sa m pl i n g t e c h -
n i qu e i s pu r po s i ve s a m pl i n g . Sa m pl e s i z e a r e 18 b a n k s th e pe r i o d 2007-2010. T h e r e s u l t s s h o we d
t h a t t h e t e c h n i c a l e f f i c i e n c y o f I s l a m i c b a n k i n g i n d u s t r y e x pe r i e n c e d vo l a t i l e g ro wt h , t h e a ve r a g e
tec h n i c a l wa s n o t effi c i en t (i n e f f i c i e n c y ). T h e ef f i c i en t sc o r ed a r e n a m el y D K I B a n k (2007), B ank of
E a st J a va (2007), B a n k o f W e s t K a l i m a n t a n (2007), P e r m a t a B a n k (2008-2009 ), a n d B a n k o f we s t
J a v a (2010). T h e s o u r c e s o f t e c h n i c a l i n e f f i c i e n c y i n t h e I n d o n e s i a n I s l a m i c b a n k i n g i n d u s t r y w a s

f r o m t h e i n pu t a n d o u t pu t va r i a b l e s . T h e po t e n t i a l i m pr o ve m e n t s s h o u l d b e d o n e b y t h e b a n k t o
o pt i m i z e t h e u s e o f i n e f f i c i e n t i n pu t f o r m a x i m i z i n g o u t pu t . T e c h n i c a l e f f i c i e n c y va l u e wa s d o m i n a t e d
by pu r e tec h n i c a l effi c i en c y wh i l e l o w sc a l e ef f i c i en c y a n d ec o n o m i es o f sc a l e po s i t i o n o f I sl a m i c
b anking i n d u st r y i n I n d o n esi a . D u r i n g t h e pe r i o d o f o b s e r va t i o n s h o ws t h e c o n s t a n t Co n d i t i o n Re -
t u r n t o Sc a l e (CRS) f o u r b a n k s , D e c r e a s i n g Re t u r n t o Sc a l e (D RS).T h e c o n d i t i o n o f th e b a n k s I n -
c r e a si n g Re t u r n t o Sc a l e (I RS) we r e 13 b a n k s . T h i s c o n d i t i o n m e a n s t h a t t h e i n c r e a se i n o u t pu t wi l l be

f o l l o we d b y l o we r c o s t s .

Keywords: T e c h n i c a l E f f i c i e n c y , E c o n o m i e s o f Sc a l e , I s l a m i c B a n k i n g I n d u s t r y , D a t a E n ve l o pm e n t
A n a l y si s.

PENDAHULUAN lagi dari perbankan syariah untuk tetap bertahan


dalam persaingan industri perbankan di Indonesia.
Perbankan syariah secara kuantitas dan ke- Aset perbankan syariah dari tahun ketahun
giatan mengalami peningkatan, dalam kondisi ter- mengalami pertumbuhan yang baik, akan tetapi ke-
sebut maka tantangan perbankan syariah saat men- naikan asset tersebut tidak seimbang dengan
jalankan aktivitasnya juga semakin besar. Per- pangsa pasar yang diperoleh industri perbankan
bankan syariah sebagai bagian dari struktur per- syariah di Indonesia yaitu 3,20% dibanding dengan
bankan di Indonesia, memiliki peran yang sama Timur Tengah sekitar 20% dan Malaysia sekitar
dengan perbankan konvensional dalam memenuhi 10%. Kondisi tersebut dapat menunjukkan bahwa
kebutuhan masyarakat. Apalagi paska dikeluarkan Bank Syariah belum efisien, seperti yang disam-
deregulasi sektor perbankan undang-undang/ UU paikan oleh Suseno (2008), efisiensi merupakan
No. 10 tahun 1998 yang mengarahkan pada bank akar permasalahan kesehatan dan sumber pertum-
konvesional untuk membuka unit-unit syariah. buhan perbankan. Mendorong pengembangan
Maka sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik kuantitas dan kegiatan usaha maka harus mem-


 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL2NWREHU

perbaiki nilai efisiensi dari bank tersebut. Hal ini tiannya adalah yang diukur dari tingginya asset, se-
dilengkapi oleh pendapat Ascarya dkk (2008) dangkan skala ekonomi menurut Kusuma (2005)
menyebutkan bahwa untuk meningkatkan pangsa merupakan hubungan antara output dengan biaya
pasar perbankan syariah diperlukan adanya peng- sebagai akibat adanya proses produksi. Indikator
ukuran kinerja di antaranya melalui ukuran efisiensi, Perusahaan mendapatkan skala ekonomi bila
sehingga pada akhirnya tujuan perbankan syariah peningkatan biaya operasi dengan tingkat yang
dapat tercapai. Farrel (1957) Membagi efisiensi lebih rendah dari outputnya. Berdasarkan gambar-
suatu perusahaan menjadi dua komponen yakni efi- an di atas peneliti tertarik untuk melakukan peneli-
siensi alokatif dan efisisensi teknis. Efisiensi alokatif tian dengan judul “Efisiensi Teknis dan Skala Eko-
adalah kemampuan perusahaan dalam mengopti- nomi Industri Perbankan Syariah di Indonesia”.
malkan penggunaan input yang tersedia sedangkan
efisiensi teknis mencerminkan kemampuan per-
usahaan dalam memaksimumkan output yang di- TINJAUAN PUSTAKA
hasilkan dengan sejumlah input yang tersedia. Karim (2006) mengartikan efisiensi adalah
Kalirajan dan Shand (1999) menyatakan melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk
“The concept of technical efficiency is central mendapatkan hasil yang optimal. Efisiensi dikenal
to measuring the firm performance” yang ber- sebagai salah satu kombinasi untuk menghasilkan
arti konsep efisiensi teknis adalah pusat mengukur kinerja dan pada umumnya efisiensi merujuk pada
kinerja perusahaan. Kumbhaker dan Lovell (2000) penggunaan minimum sejumlah input tertentu guna
dalam Endri (2008) yang menyatakan bahwa menghasilkan sejumlah output tertentu. Secara se-
efisiensi teknis merupakan salah satu dari kom- derhana, menurut Nopirin (1997) efisiensi dapat
ponen efisiensi ekonomi secara keseluruhan, tetapi berarti tidak adanya pemborosan.
dalam rangka mencapai efisiensi ekonomisnya Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari
suatu perusahaan harus efisien secara teknis, oleh (2003), ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu:
karena itu fokus pembahasana pada penelitian ini (a) efisiensi Input yang sama menghasilkan ouput
adalah efisiensi teknis. yang lebih besar; (b) Input yang lebih kecil
Efisiensi dan skala ekonomi adalah ukuran menghasilkan output yang sama; (c) Input yang
menilai kinerja suatu perusahaan. Kusuma (2005) besar menghasilkan output yang lebih besar.
memaparkan bahwa skala ekonomi menunjukan Farrel (1957) Membagi efisiensi suatu perusa-
hubungan antara output dengan biaya sebagai haan menjadi dua komponen yaitu; (a) Efisiensi alo-
akibat adanya proses produksi. Perusahaan men- katif adalah kemampuan perusahaan dalam meng-
dapatkan skala ekonomi bila peningkatan biaya optimalkan penggunaan input yang tersedia; (b)
operasi dengan tingkat yang lebih rendah dari out- Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan per-
putnya, sehingga bila dikaitkan dengan efisien, salah usahaan dalam memaksimumkan output yang di-
satu faktor yang menyebabkan inefisiensi adalah hasilkan dengan sejumlah input yang tersedia. Budi
tidak terdapatnya economies of scale. (2010) Efisiensi teknis merupakan proses peng-
Penelitian di Indonesia yang mengaitkan antara ubahan input menjadi output. Konsep ini hanya
efisiensi dan skala ekonomi, salah satunya berlaku pada hubungan internal yang bersifat teknis
dilakukan oleh Suseno (2008), yang menganalisis antara input dengan output. Kombinasi dari kedua
efisiensi dan skala ekonomi pada industri per- ukuran ini dapat digunakan untuk mengukur
bankan syariah di Indonesia, namun setelah ditelaah efisiensi ekonomi.
lebih dalam bahwasannya skala ekonomi yang di- Tobin dalam Atmawardhana (2006) menye-
maksud oleh Suseno adalah skala usaha, sehingga butkan ada empat faktor yang menyebabkan efi-
judul dengan pembahasan tidak relevan. Skala usa- siensi dalam lembaga keuangan yakni: (a) Faktor
ha berbeda dengan skala ekonomi, skala usaha utama adalah efisiensi karena arbitrase informasi;
yang dimaksud oleh Suseno (2008) pada peneli- (b) Efisiensi karena ketepatan penilaian asset-
$QDOLVLV(ILVLHQVL7HNQLVGDQ6NDOD(NRQRPL,QGXVWUL3HUEDQNDQ6\DULDKGL,QGRQHVLD 

asetnya; (c) Efisiensi karena lembaga keuangan Kelebihan DEA menurut Purwantoro (2003)
bank mampu mengantisipasi resiko yang muncul; dalam Huri dan Susilowati (2004) yakni: (a) Dapat
(d) Efisiensi fungsional, yaitu berkaitan dengan menangani banyak input dan output; (b) Tidak perlu
administrasi dan mekanisme pembayaran yang asumsi hubungan fungsional antara variabel input
dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan. Ter- dan output: (c) UKE dibandingkan secara langsung
masuk didalam efisiensi fungsional ini adalah risk dengan sesamanya; (d) Input dan output dapat me-
pooling, general insurance, administrasi, dan miliki satuan pengukuran yang berbeda.
mobilisasi dana masyarakat. Input dan output adalah dua elemen yang
Efisiensi adalah bukan hal yang baru didalam harus tersedia untuk mengukur efisiensi. Menurut
dunia penelitian, beberapa pendekatan telah Hadad dkk (2003), untuk lembaga keuangan ada
dikembangkan dan diaplikasikan untuk mengukur tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk men-
dan menghitungnya. Metode pengukuran efisiensi jelaskan hubungan input dan output, yakni: (a) Pen-
perbankan yakni: 1) Traditional Approach yaitu dekatan Produksi (Production Approach); Insti-
menggunakan Index Number atau Rasio, seperti tusi sebagai produser dari rekening tabungan dan
ROI, Return On Asset (ROA), Capital Adequacy kredit pinjaman, (b) Pendekatan Intermediasi (In-
Ratio(CAR), Profitability Ratio Net, Return on termediation Approach); Mengubah dan Men-
Equity (ROE) Kelemahan analisis rasio terlihat trasfer asset-aset keuangan dari unit- unit yang kele-
pada kondisi di mana terdapat banyak input dan bihan dana ke unit- unit yang kekurangan dana,
banyak output yang akan diperhitungkan, 2) Re- (c) Pendekatan aset (Aset Approach); Mengukur
gression Approach yaitu pendekatan yang meng- kemampuan perbankan dalam menanamkan dana
gunakan sebuah model dari tingkat output tertentu dalam bentuk kredit, surat berharga, dan alterna-
sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. tive asset lainnya.
Pusvitasari (2007) dalam Maflachatun (2010) Berbeda dengan Astiyah dan Husman (2006)
Kelemahan pendekatan regresi yakni tidak dapat pendekatan dalam penentuan variabel input dan
mengatasi kondisi banyak output, karena hanya output dari bank yakni: (a) Intermediasy Ap-
satu indikator output yang dapat ditampung dalam proach, adalah penentuan variabel input dan
sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan peng- variabel output dengan memperhatikan fungsi bank
gabungan banyak output dalam satu indikator, infor- sebagai lembaga intermediasi, (b) User-Cost Ap-
masi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi, 3) proach adalah penentuan variabel input dan
Frontier Approach mempunyai dua jenis yakni: variabel output bank berdasarkan fungsi bank
parametrik dan non-parametrik. Pendekatan para- sebagai penentu harga dipasar perbankan, (c)
metrik terdiri dari Stochastic Frontier Approuch Value Added Approach adalah penentuan variabel
(SFA), Distribution Free Approach (DFA) dan input dan output bank berdasarkan tujuan bank
Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan pen- untuk menghasilkan nilai tambah (keuntungan) yang
dekatan non-parametrik adalah Data Envelop- maksimal.
ment Analysis (DEA). Ascarya dan Yumanita (2006) menyampaikan
Penelitian ini menggunakan analisis non dalam hasil penelitiannya bahwa definisi mengenai
parametrik yakni DEA. Alasan alat analisis DEA input dan output untuk masing- masing pendekatan
dipakai untuk mengukur efisiensi yakni; 1) Efisiensi masih subject to discuss untuk memperoleh hasil
yang diukur adalah bersifat teknis, disebabkn DEA yang benar- benar mencerminkan karakteristik
hanya memperhitungkan nilai absolut dari suatu Bank Syariah. Pendekatan intermediasi ditetapkan
variabel; 2) Nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat dalam penelitian ini karena mencerminkan karak-
relatif atau hanya berlaku dalam sekumpulan Unit teristik Bank Syariah yang menghimpun dana dari
Kegiatan Ekonomi (UKE) yang dibandingkan masyarakat dan menyalurkannya.
(Nugroho,1995). Sufian (2007) meneliti efisien perbankan
syariah di Malaysia tahun 2001-2005 dengan
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL2NWREHU

metode DEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan menjadi penentu Bank Syariah men-
selama periode penelitian, inefisiensi skala men- capai efisiensi teknis murni. Keterbatasan penelitian
dominasi inefisiensi teknis murni di sektor per- ini tidak menyajikan potensi perbaikan input out-
bankan Malaysia dan peneliti menemukan bahwa put, rujukan pratek terbaik bagi bank yang ine-
bank asing menunjukkan efisiensi teknis yang lebih fisien. Penelitian ini ingin menyempurnakan ke-
tinggi dibandingkan dengan bank dalam negeri bila kurangan penelitian terdahulu, dengan mengkaji
dikaitkan dengan efisiensi skala. Kekurangan pene- sumber efisiensi teknis, potensi perbaikan input
litian ini tidak menjabarkan sumber- sumber inefi- output, rujukan praktek terbaik bagi bank yang
siensi, potensi perbaikan kombinasi input output inefisien, dan posisi skala ekonomi.
dan rujukan pratek terbaik bagi bank yang inefisien.
Endri (2008) melakukan penelitian terkait efi-
siensi teknis perbankan syariah di Indonesia, tahun METODE PENELITIAN
2005-2007 dengan mengambil 15 sampel Bank Populasi dalam penelitian adalah industri per-
Syariah. menggunakan metode SFA. Hasil pene- bankan syariah di Indonesia. Pada tahun penelitian
litiannya adalah tingkat efisiensi yang paling tinggi bank umum syariah (BUS) berjumlah 23, unit usaha
yakni tahun 2007, dan yang paling rendah tahun syariah (UUS) berjumlah 23. Teknik pengambilan
2006. Variabel yang tidak berpengaruh adalah sampel dilakukan dengan cara pemilihan sample
aktiva tetap dan biaya tenaga kerja (2006), se- bertujuan (Purposive Sampling), maka didasar-
dangkan variabel yang berpengaruh adalah DPK kan pada penilaian terhadap beberapa karakteristik
dan biaya tenaga kerja (2005 dan 2007) Keter- anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud
batasan dari penelitian ini adalah tidak menyajikan penelitian terpilih 18 sampel Bank Syariah. Adapun
potensi perbaikan kombinasi input output, rujukan variabel- variabel operasional terangkum dalam
praktek terbaik bagi bank yang inefisien, dan posisi tabel 1.
skala ekonomi pada objek penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam pene-
Sutawijaya dan Lestari (2009) meneliti litian ini adalah analisis data kuantitatif, dengan
efisiensi tehnik perbankan indonesia pasca krisis menggunakan Pendekatan Non- Parametrik yakni
ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Data Envelopment Analysis (DEA), yang basis pro-
perhitungan DEA untuk efisiensi teknis dengan gramasi linier secara teknis perhitungan dibantu
asumsi teknologi VRS dan CRS pada umumnya dengan paket-paket software efisiensi DEA berupa
mengalami penurunan. Kecenderungannya saat Banxcia Frontier Analyst (BFA) 3.
krisis bank mengadakan efisiensi, agar biaya yang Teknik analisis data adalah sebagai berikut:
dikeluaran menurun. Hal ini disebabkan fungsi fi- a) Data yang telah dikumpulkan dipilah menjadi
nancial intermediary tidak berjalan normal, aki- variabel input dan output selanjutnya diolah dengan
batnya pendapatan bank menurun. Sumber menggunakan DEA (Banxia Frontier Analysis 3),
inefisiensi terbesar terletak pada tenaga kerja. dengan orientasi model memaksimalkan output dan
Keterbatasan penelitian tidak terperinci menja- hubungan antara input dengan output yang
barkan sumber inefisiensi teknis, tidak menyajikan dipergunakan adalah bersifat constant return to
potensi perbaikan input output, dan rujukan pratek scale (CRS) Bank sebagai UKE, dikatakan efi-
terbaik bagi bank yang inefisien. siensi secara relatif apabila nilai dualnya sama de-
Onour dan Abdalla (2010), meneliti tentang ngan satu (nilai efisiensi = 100 persen) Sebaliknya,
skala dan efisiensi teknis di perbankan Sudan. nilai dualnya yang kurang dari satu maka UKE ber-
Penelitian ini menghasilkan bank yang berukuran sangkutan dianggap tidak efisien (inefisien) secara
besar dan menengah mencapai efisien teknis murni relative. b) Rumusan masalah kedua adalah mem-
dan efisiensi skala sedangkan bank yang berukuran perbaiki input dan output pada Bank Syariah yang
kecil hanya mencapai efisiensi skala. Hal ini belum efisien dengan cara melihat angka aktual,
disebabkan ukuran bank, ukuran deposito dan target, dan potensi perbaikan. DEA juga dapat
$QDOLVLV(ILVLHQVL7HNQLVGDQ6NDOD(NRQRPL,QGXVWUL3HUEDQNDQ6\DULDKGL,QGRQHVLD 

menyajikan data daftar nama bank yang bisa terhadap efisiensi teknis VRS, d) Pemecahan ru-
dijadikan referensi agar nilai efisiensi bank menjadi musan masalah keempat dengan cara: (1) Melihat
sempurna 100%. c) Rumusan masalah yang ketiga posisi skala ekonomi (IRS, CRS, dan DRS) setiap
dengan cara: (1) Mencari efisiensi teknis; Hasil Bank Syariah pada tahun penelitian (2) Dibuat
olahan data CRS/CCR, (2) Mencari Pure Techni- grafik perkembangan. NIlai IRS, CRS, dan DRS
cal Efficiency; Hasil olahan data VRS/BCC. (3) yang diperoleh dari hasil olahan DEA dengan pen-
Mencari Scale Efficiency; efisiensi Skala meru- dekatan VRS, yakni nilai Return to Scale.
pakan pembagian dari nilai efisiensi teknis CRS

Tabel 1. Variabel Input dan Output


No Variabel Symbol Sumber Formula
1 Efisiensi Teknis TE TE = PTE X SE DEA CRS
2 Efisiensi Teknis Murni PTE DEA VRS
3 Efisiesi Skala SE TECRS
TEVRS
4 Komponen Input
DPK X1
Dana Simpanan Wadiah Neraca
Investasi tidak terikat Neraca
Aktiva Tetap X2 Neraca
Tenaga Kerja X3 Lap. Laba/Rugi
5 Komponen Output
Pembiayaan Y1 Neraca
6 Pada DEA Skala Ekonomi dapat DEA, Software BFA
dilihat dari nilai Return to Scale 3
Skala tetap CRS Jika U* = 0
Skala meningkat IRS Jika U* > 0
Skala menurun DRS Jika U* < 0

Sumber: Data yang diolah.


Keterangan: * CRS; Proporsi kenaikan output sama dengan input. IRS; Proporsi kenaikan output lebih besar dari
kenaikan input. DRS; proporsi kenaikan input lebih besar dari kenaikan output.

HASIL PENELITIAN DAN tersebut tergolong UUS. Pada tahun 2007 semua
PEMBAHASAN BUS memperoleh nilai efisien dibawah 100%, ada-
pun nilai yang diperoleh yakni Bank Syariah Mandiri
Perkembangan Efisiensi Teknis Industri memperoleh nilai 42,94%, Bank Muamalat Indo-
Perbankan Syariah di Indonesia. nesia 47,51%, dan Bank Syariah Mega Indonesia
Perhitungan efisiensi menggunakan asumsi 53,13%, (*BRI syariah dan Bukopin Syariah tahun
Constant Return To Scale (CRS) menghasilkan 2007 masih tergolong UUS, pada tahun 2008 baru
beberapa bank yang memperoleh nilai efisien 100%. menjadi BUS, BNI Syariah dan Bank Jabar
Tahun 2007 bank yang efisien yakni PT. Bank DKI, menjadi BUS pada tahun 2010).
PT Bank Jatim dan PT Bank Kalbar, ketiga bank
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL2NWREHU

Tahun berikutnya 2008-2010 terjadi penu- 76,68% dari nilai aktual saat ini 8,6 Milyar rupiah
runan yakni dari tiga bank yang memperoleh nilai menjadi 2 milyar rupiah. Pada Sisi output Bank
efisien 100% menjadi satu bank yang memperoleh Sumut belum memenuhi target.Yasar (2008) dalam
nilai efisien. Tahun 2008, satu-satunya bank yang Wulansari (2010) menyampaikan bahwa cara
memperoleh nilai efisien adalah Bank Permata, untuk meningkatkan efisiensi selain mengurangi in-
tahun berikutnya mempertahankan kedudukannya put yakni meningkatkan output. Oleh sebab itu un-
untuk memperoleh nilai efisien. Tahun 2010 Bank tuk memperbaiki nilai efisien Bank Sumut, harus
Jabar yang baru berubah operasional dari UUS meningkatan output. Besarnya output yang diting-
menjadi BUS memperoleh nilai 100% atau dika- katkan yakni 221,16% dari nilai yang diperoleh
takan efisien. Efisiensi teknis industri perbankan sekarang 105 milyar rupiah menjadi 339 milyar
syariah Indonesia mengalami perkembangan flu- rupiah.
ktuatif, tahun 2007 sebesar 55,03% naik menjadi Kasus inefisien pada Bank Jabar serupa de-
55,55% pada tahun 2008, tahun berikutnya turun ngan Bank Sumut yakni kelebihan input dan out-
4,9% menjadi 50,65%. Tahun 2010 nilai efisiensi put yang belum memenuhi target. Input yang harus
teknis sebesar 51,07%. dikurangi antara lain biaya tenaga kerja sebesar
12 milyar rupiah menjadi 6,1 milyar rupiah atau
sebesar 50,36% dari nilai aktual saat ini. Pre-
Potensi Perbaikan Komposisi Input sentase pengurangan aktiva tetap sebesar 49,06%
Output Untuk Peningkatan Efisiensi dari nilai aktual sekarang 9,2 milyar menjadi 4,7
Menunjukkan Praktek Terbaik Bank milyar rupiah. Agar mencapai efisien tidak hanya
Syariah Yang Efisien dilakukan pengurangan pemakaian input akan te-
tapi Bank Jabar harus melakukan peningkatan pada
Penyebab ketidakefisienan Bank Aceh berasal output pembiayaan sebesar 154% dari nilai aktual
dari variabel output pembiayaan yang mana nilai sekarang yakni 314 milyar rupiah menjadi 798
aktual sekarang adalah 86 milyar rupiah, bila Bank milyar rupiah.
Aceh ingin mencapai nilai efisien harus memenuhi Perubahan kondisi inefisien menjadi efisien
target yakni 614 milyar rupiah atau meningkatkan bisa dilakukan oleh BNIS dengan cara meningkat-
pembiayaannya sekarang sebesar 612,21%. kan pembiayaan yang diberikan kepda masyarakat.
Peningkatan efisiensi harus dilakukan pula oleh Adapun target yang harus dicapai adalah sebesar
bank Riau, penyebab ketidak efisienan bank Riau 4 triliun rupiah, dengan kata lain BNIS harus ber-
adalah belum tercapainya target pembiayaan, oleh usaha meningkatkan pembiayaan sebesar
sebab itu bila ingin mencapai target bank Riau harus 148,33% dari nilai aktual yang diperoleh sekarang
meningkatkan pembiayaan yang sekarang senilai sebesar 1,7 Triliun rupiah.
49 milyar rupiah menjadi 304 milyar rupiah atau Bank Sumbar harus melakukan pengurangan
511,28 % dari nilai aktual saat ini. input dan peningkatan output agar mencapai posisi
Penyebab ketidakefisienan Bank Sumut ada- efisien. Input yang harus dikurangi adalah biaya te-
lah kelebihan input dan output yang belum meme- naga kerja sebesar 90,4% dari nilai aktual sekarang
nuhi target. Menangani berlebihan input yang di- yakni 1,2 milyar rupiah menjadi 118,57 juta ru-
gunakan maka harus mengurangi, sebagaimana piah dan variabel input yang lainnya adalah Aktiva
yang disampaikan oleh Yasar (2008) dalam tetap dengan persentase pengurangan sebesar
Wulansari (2010) bahwa cara untuk meningkatkan 79,89% dari nilai aktual 450 juta ruipah menjadi
efisiensi salah satunya yakni mengurangi input. Ada- 90,51 juta rupiah (nilai target yang harus dicapai).
pun besarnya input yang harus dikurangi adalah Kelebihan satu variabel input dan output yang
variabel input biaya tenaga kerja sebesar 68,48% belum memenuhi target, menjadi penghalang BRIS
dari nilai sekarang yakni 8,3 milyar atau target mencapai nilai efisiensi. Maka Input yang berlebih
pengurangan sebesar 2,6 milyar, input berikutnya yakni biaya tenaga kerja harus dikurangi menjadi
yang harus dikurangi adalah aktiva tetap sebesar 27 milyar rupiah dari 47 milyar rupiah atau 42%
$QDOLVLV(ILVLHQVL7HNQLVGDQ6NDOD(NRQRPL,QGXVWUL3HUEDQNDQ6\DULDKGL,QGRQHVLD 

dari nilai aktual sekarang, sedangkan variabel out- bersumber dari variabel input dan output. Tahun
put yang harus ditingkatkan yakni pembiayaan de- 2007 Bank yang inefisien harus memperbaiki nilai
ngan target sebesar 2,4 Triliun rupiah dari 1 triliun input dengan mengurangi angka aktualnya agar
rupiah atau naik sebesar 125,8%. sama dengan target yang diharapkan. Input DPK
Mencapai kondisi efisien sangat diharapkan sebanyak tiga bank yani BMS,CIMBS dan Bank
oleh setiap bank. Bank Kaltim bila ingin mencapai Kaltim. Input Aktiva tetap sebanyak tiga bank
kondisi tersebut harus melakukan perubahan da- yakni Bank Jabar, Bank Sumbar dan Bank Sumut.
lam pengelolaan input dan output. Perubahan terjadi Input Biaya tenaga kerja sebanyak empat bank
dengan melakukan pengurangan input yang tersedia yakni BRIS, Bank Jabar, Bank Sumbar dan Bank
yakni pada variabel DPK, target yang harus dicapai Sumut. sedangkan perbaikan atas output pem-
adalah sebesar 57 milyar rupiah namun Bank biayaan harus dilakukan oleh semua bank yang
Kaltim telah mencapai angka 70 Milyar sehingga inefisien, dengan meningkatkan angka aktual yang
harus dikurangi sebesar 18,13%. Berbeda dengan diperoleh sekarang sesuai dengan target berlaku
variabel output yang belum memenuhi target yang untuk masa periode penelitian (2007-2010).
harus dicapai sebesar 173 milyar rupiah namun nilai Pada tahun 2008 Bank yang inefisien harus
aktual sekarang 83 milyar rupiah maka harus memperbaiki nilai input dengan mengurangi angka
ditingkatkan nilai outputnya sebesar 107,08% dari aktualnya agar sama dengan target yang diharap-
nilai aktual saat ini. kan. Input DPK sebanyak tiga bank yani BMI,
Tiga bank yakni BSB, BTNS, dan BPS untuk BSM dan BSB. Input Aktiva tetap sebanyak
meningkatkan nilai efisien harus melakukan pe- empat bank yakni BRI, Bank Jabar, Bank Sumbar
nambahan pada output pembiayaan. Dimana BSB dan Bank Sumut. Input Biaya tenaga kerja se-
target yang harus dicapai sebesar 925 milyar ru- banyak enam bank yakni Bank Aceh, BRIS, Bank
piah dengan kondisi nilai aktual saat ini sebesar 453 DKI, Bank Jabar, Bank Sumbar dan Bank Sumut.
milyar maka harus ditingkatkan sebesar 103,94%. Tahun 2009 Bank yang inefisien harus memperbaiki
Peningkatan efisiensi untuk BTNS yaitu dengan nilai input dengan mengurangi angka aktualnya agar
meningkatkan pembiayaan sebesar 74,31%, de- sama dengan target yang diharapkan. Input DPK
ngan target pembiayaan sebesar 942 milyar rupiah menurun menjadi dua bank dari tahun sebelumnya
yang saat ini nilai aktual sebesar 540 milyar rupiah, yakni CIMBS dan BSB. Input Aktiva tetap se-
sedangkan BPS untuk mencapai nilai efisien harus banyak tiga bank yakni BRI, Bank Jabar, dan
mencapai target yakni 508 milyar rupiah dari hasil Bank Sumut. Input Biaya tenaga kerja sebanyak
sekarang sebesar 487 milyar rupiah atau harus lima bank yakni BMS, BRIS, Bank Jabar, Bank
meningkatkan sebesar 4,26%. Sumbar dan Bank Sumut. Sedangkan untuk tahun
Unit usaha syariah yang belum mencapai 2010 hanya dua input yang harus diperbaiki yakni
tingkat efisien selanjutnya adalah CIMBS, untuk input DPK sebanyak tujuh bank yakni BMI, BPS,
merubahnya menjadi bank memiliki nilai efisien sem- BSB, BTNS, Bank Kalbar, Bank Riau dan Bank
purna 100% maka harus dilakukan pengurangan Sumut. Perbaikan pada input Biaya tenaga kerja
input DPK sebesar 2,44% dari nilai aktual sekarang harus dilakukan oleh tiga bank yakni BMS, Bank
sebesar 596 Milyar rupiah menjadi 582 Milyar DKI, dan bank Sumbar.
rupiah dan meningkatkan output Pembiayaan se- M etode D ata E nvelopment A nalysis
besar 47,25% dari nilai aktual sekarang sebesar (DEA) memiliki salah satu kelebihan yaitu dapat
754 Milyar rupiah menjadi 1,1 Triliun rupiah. menunjukkan referensi Bank Syariah yang efisien
Ketidakefisienan terjadi pula pada Bank untuk Bank Syariah yang inefisien agar dapat me-
Syariah pada tahun berikutnya yakni 2008-2010. ningkatkan tingkat efisiensinya. Metode DEA juga
Perbaikan dilakukan kepada bank-bank syariah memberikan bobot yang memaksimumkan nilai efi-
yang belum mencapai angka efisien. Ketidakefi- siensinya. Pada penelitian ini menghasilkan bank
sienan industri perbankan syariah tahun 2007-2008 yang efisien dan menjadi refernsi yakni enam bank
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL2NWREHU

terdiri dar Bank DKI (2007), Bank Jatim (2007), teknis murni, hal tersebut menunjukkan bahwa ke-
Bank Kalbar (2007), Bank Permata Syariah mampuan managerial bank telah maksimal meng-
(2008), Bank Permata Syariah (2009), dan Bank gunakan input yang ada untuk menghasilkan out-
Jabar (2010). put yang maksimal. Puncak angka tertinggi pada
tahun 2009 sebanyak 11 bank, dan tahun terakhir
penelitian yakni 2010 turun menjadi 8 bank, dan
Efisiensi Teknis Murni dan Efisien nilai efisiensi teknis yang didominasi oleh Efisiesi
Skala Industri Perbankan Syariah. Skala, sangat fluktuatif 2007 (8 Bank), 2008 (7
Efisien teknis hasil perkalian efisiensi teknis Bank), 2009 turun menjadi (6 Bank), dan pada
murni dan efisien skala, berhubung pengolahan data tahun 2010 kembali mengulang sejarah 2007
menggunakan DEA sehingga sesuai dengan teori bahkan lebih dari satu bank menjadi 9 bank,
yang ada maka nilai efisiensi teknis murni diperoleh sedangkan nilai efisiensi teknis didominasi oleh
dari metode DEA dengan asumsi VRS, skala efi- kedua variabel efisiensi teknis murni dan efisien
sien diperoleh dari hasil pembagian (TECRS: TEVRS). skala adalah paska (2007) nilai PTE=SE stagnan
Perkembangan nilai efisiensi teknis pada yakni satu bank. Lebih rinci terpapar pada gambar
industri perbankan syariah didominasi oleh efisiensi 1 dibawah ini:

Sumber: Pengolahan DEA, data diolah.

Penelitian ini menghasilkan sumber efisiensi Posisi Skala ekonomi Industri


teknis berasal dari dari efisiensi teknis murni. Seusai Perbankan Syariah
dengan penelitian Fukuyana (1996), menganalisis
efisiensi bank di Jepang, bahwa faktor utama yang Kusuma (2005) memamparkan bahwa skala
berkontribusi terhadap keseluruhan efisiensi teknis ekonomi menunjukan hubungan antara output de-
adalah efisiensi teknis murni bukan efisiensi skala. ngan biaya sebagai akibat adanya proses produksi.
Hal ini menunjukkan bahwa, ukuran bank bukan Perusahaan mendapatkan skala ekonomi bila pe-
merupakan faktor penting bagi bank-bank Jepang ningkatan biaya operasi dengan tingkat yang lebih
untuk melakukan efisien. rendah dari outputnya. Untuk mengetahui posisi
$QDOLVLV(ILVLHQVL7HNQLVGDQ6NDOD(NRQRPL,QGXVWUL3HUEDQNDQ6\DULDKGL,QGRQHVLD 

skala ekonomi yang terjadi pada industri perbankan teknis juga tidak efisien dalam skala ekonomi, bank
syariah maka menggunakan perhitungan metode yang efisien dalam teknis juga efisien dalam skala
DEA yang berasumsikan Variable Return To Scale ekonomi. (Kurnia, 2004).
(VRS), dalam hal hubungan antara input dengan Hasil olahan data metode DEA yang ber-
output berasumsi constant return to scale (CRS) asumsikan Variable Return To Scale (VRS) untuk
efisiensi teknis yang hendak dicapai tidak men- memperoleh data skala ekonomi dengan software
cerminkan skala ekonomi yang efisien. Sedangkan DEA Banxia Frontier Analyst 3. Bila dikerucutkan
dalam hubungan input dan output yang variable maka data tabel 3 menghasilkan data posisi skala
return to scale (VRS) menganggap efisiensi yang ekonomi (CRS, DRS, dan IRS) industri perbankan
dicapai juga menggambarkan efisiensi dalam skala syariah periode 2007- 2010, disajikan dibawah ini:
ekonomi. Artinya bank yang tidak efisien dalam

Tabel 2. Posisi Skala Ekonomi (CRS, DRS, dan IRS) Industri Perbankan Syariah Periode 2007- 2010
Skala Ekonomi 2007 2008 2009 2010 Rata-rata
CRS 5 5 3 4 4,25
DRS 0 1 1 1 0,75
IRS 13 12 14 13 13,25
Jumlah 18 18 18 18 18
Sumber: Pengolahan DEA, data diolah.

Tabel 2 menunjukkan posisi skala ekonomi lima bank, dan Bank Syariah yang memperoleh
(CRS, DRS, dan IRS) industri perbankan syariah nilai satu (Increasing Return To Scale) sebanyak
periode 2007-2010 adalah pada tahun 2007, Bank 12 Bank, tahun 2009 kondisi Constan Return To
Syariah yang memperoleh nilai satu (Increasing Scale (CRS) sebanyak tiga bank tahun 2010 empat
Return To Scale) sebanyak 13 Bank, dalam kon- bank sedangkan Bank Syariah yang memperoleh
disi Constan Return To Scale (CRS) atau mem- nilai satu (increasing return to scale) sebanyak
peroleh nilai nol yakni lima bank dan dalam kondisi 14 bank pada tahun 2009 dan 13 bank pada tahun
memperoleh nilai min satu (-1) atau dalam kondisi 2010. Bila dipresentasekan posisi skala ekonomi
Decreasing Return To Scale (DRS) hanya terjadi (CRS, DRS, dan IRS) industri perbankan syariah
pada tahun 2008-2010. 2007-2010 akan tampak pada gambar 2 dibawah
Pada tahun 2008 kondisi Constan Return ini:
To Scale (CRS) atau memperoleh nilai nol yakni

Gambar 2 Presentase Posisi Skala Ekonomi


Sumber: Pengolahan Data DEA
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL2NWREHU

Posisi skala ekonomi pada industri perbankan output pembiayaan. Bila data yang diolah diambil
syariah di Indonesia didominasi oleh Increasing dari rata-rata input output 18 sampel penelitian
Return To Scale yaitu skala yang semakin mening- maka diperoleh data industri perbankan syariah di
kat ditunjukan oleh laju pertambahan produksi lebih Indonesia tahun 2007 dan 2008 mengalami efisien
besar daripada laju pertambahan biaya rata-rata. sedangkan tahun 2009 dan 2010 mengalami ine-
Increasing Return To Scale atau biasa disebut fisien, serta potensi perbaikan serupa dengan diatas.
kondisi Economies of Scale. Sumber utama dari efisiensi teknis berasal
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dari efisiensi teknis murni sedangkan efisiensi skala
meski nilai efisiensi dari Bank Syariah yang ter- lebih rendah. Posisi skala ekonomi pada industri
golong BUS maupun UUS belum mencapai angka perbankan syariah di Indonesia rata-rata selama
efisien sempurna 100%, namun secara umum pre- periode pengamatan menunjukkan kondisi Cons-
sentase posisi skala ekonomi BUS dan UUS dalam tan Return to Scale (CRS) empat bank, kondisi
kondisi Increasing Return To Scale (IRS) Kondisi Decreasing Return to Scale (DRS) satu bank dan
yang terjadi pada industri perbankan syariah pada kondisi Increasing Return to Scale (IRS) 13 bank.
penelitian ini serupa dengan penelitian Rezvanian Kondisi ini mengartikan bahwa seamakin mening-
dan Mehdian (2002) yang meneliti skala ekonomi katnya output akan diikuti penurunan biaya.
perbankan komersial di Singapura menunjukkan
bahwa ukuran kecil dan menengah komersial bank
Singapura memiliki skala ekonomi. Walaupun per- DAFTAR PUSTAKA
usahaan dapat mendapatkan keuntungan econo- Ascarya dan Yumanita. (2006) Analisis Efisiensi
mies of scale apabila meningkatkan skala akti- Perbankan Syariah di Indonesiadengan
vitasnya, kondisi diseconomies of scale dimana Data Envelopment Analysis. TAZKIA Is-
average total cost per unit dalam periode tertentu lamic Finance and Business Review, Vol.
semakin meningkat bila jumlah hasil produksi terus 1, No. 2.
ditingkatkan. Sumber dari timbulnya diseconomies Ascarya, Yumanita, Guruh. (2008) “Analisis
of scale berasal dari birokrasi, upah buruh yang Efisiensi Perbankan Konvensional dan
tinggi, dan operasi yang tidak efisien. Carpenter Perbankan Syariah di Indonesia dengan
dan Sanders (2007) dalam Gozali (2009) Data Envelopment Analysis (DEA)” Pa-
per dalam Buku Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM IAEI,
SIMPULAN Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Perkembangan efisiensi teknis Industri Astiyah dan Husman (2006) Fungsi Intermediasi
perbankan syariah di Indonesia periode 2007- dalam Efisiensi Perbankan di Indonesia:
2010 mengalami fluktuatif. Rata- rata nilai efisiensi Derivasi Fungsi Profit. Paper dalam Buletin
yang diperoleh adalah 50% (inefisien) Bank yang Ekonomi Moneter dan Perbankan pada bulan
memperoleh nilai efisiensi adalah Bank DKI Maret, Jakarta: Bank Indonesia.
(2007), Bank Jatim (2007), Bank Kalbar (2007), Atmawardhana. (2006) “Analisis Efisiensi Bank
Bank Permata (2008), Bank Permata (2009), dan Umum Syariah dan Bank Konvensional
Bank Jabar (2010). yang Memiliki Unit Usaha Syariah di In-
Penyebab inefisiensi teknis industri perbankan donesia, setelah pemberlakuan Undang-
syariah di Indonesia periode 2007-2010 berasal U ndang N o . 10 Tahun 1998 tentang
dari seluruh variabel input dan output. Potensi per- Perbankan (Pendekatan Data Envelop-
baikan yang harus dilakukan oleh bank yang inef- ment Analysis)” Fakultas Ekonomi, Univer-
sien pada periode penelitian yakni menurunkan in- sitas Islam Indonesia, Yogyakarta
put DPK, menurunkan input aktiva tetap, menu- Bank Indonesia (2011) Laporan Keuangan
runkan input biaya tenaga kerja dan menaikkan P ublikasi B ank U mum S yariah
$QDOLVLV(ILVLHQVL7HNQLVGDQ6NDOD(NRQRPL,QGXVWUL3HUEDQNDQ6\DULDKGL,QGRQHVLD 

diakseshttp://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/ I ndustri P erbankan I ndonesia :


Laporan+Keuangan+Publikasi+Bank/Bank/ Penggunaan Metode Nonparametrik Data
Bank+Umum+Syariah/ Envelopment Analysis (DEA) diakses 3
___(2011), Laporan Keuangan Publikasi Bank Januari 2012 dari http://www.bi.go.id/NR/
umum konvesional - unit - unit syariah . rdonlyres/E5610BE0-6CC1-4161-AFE9-
Diakses pada 15 Februari 2012. http:// F 8 11 6 8 0 0 B 4 4 B / 7 8 2 9 / P e n g g m e t o
w w w. b i . g o . i d / w e b / i d / P u b l i k a s i / deparametrik DEA.pdf
Laporan+Keuangan+Publikasi+Bank/ Huri, Susilowati. (2004) Pengukuran Efisiensi
Bank/Unit+Usaha+Syariah/ Relatif Emiten Perbankan Dengan Metode
B udi , (2010) E fisiensi R elatif Tinjauan Data Envelopment Analysis (DEA): (Studi
L iteratur . ( dipublikasikan ) F akultas Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa
Ekonomi, Universitas Indonesia. Diakses E fek J akarta Tahun 2002) D inamika
pada 10 juni 2012. http://lontar.ui.ac.id/ Pembangunan. Vol. 1 No.2 Desember, hal.
f il e ? f il e = digital /131493-T-27468- 95-110.
Efeisiensi%20relatif-Tinjauan%20literatur.pdf Karim (2006) Bank Islam: analisis Fiqh dan
Cooper, Seiford, Tone, (2006) Introduction to Keuangan. Jakarta. PT Raja Grafindo
Data Envelopment Analysis and its uses. Lestari (2003) “Efisiensi Teknik Perbankan Indo-
Springer. USA nesia.” Jurnal Empirika. Vol. 16. No. 2.
E ndri (2008) E fisiensi Teknis P erbankan Maflachatun (2010) Analisis Efisiensi Teknik
Syariah di Indonesia. Finance and Bank- Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan
ing Journal, Vol 10 No.2, 136-137. Metode Data Envelopment Analysis (Dea)
Farell MJ. (1957) The Measurement Of Produc- (Studi Pada 11 Bank Syariah Tahun 2005-
tive Efficiency. Journal Of the Royal Statis- 2008) (dipublikasikan) Fakultas Ekonomi.
tical Society 120 (Series A) Semarang: Universistas Diponegoro.
Fukuyama (1996), “Returns to Scale and Effi- Nopirin (1997) Pengantar Ilmu Ekonomi Makro
ciency of Credit Associations in dan Mikro. Yogyakarta: BPFE.
Japan: A Nonparametric Frontier Approach” , Nugroho (2004) Efektifitas Kinerja Pelabuhan
Japan and the World Economy, 8, 259–77. dengan Data Envelopment Analysis. Jurnal
Kalirajan dan Shand. (1999) Frontier Produc- Usahawan No 05 Th.XXXIII. Mei 2004.
tion Functions and Technical Efficiency Onour, Abdalla. (2010) Scale and Technical Ef-
Measures. Journal of Economic Surveys, ficiency of Islamic Banks in Sudan. diakses
13: 149–172 diakses 4 juli 2012 dari http:// 3 A pril 2012 dari http :// mpra . ub . uni -
onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/1467- m u e n c h e n . d e / 2 9 8 8 5 / 1 /
6419.00080/abstract islamic_banks_in_Sudan.pdf\
Kurnia (2004) Mengukur Efisiensi Intermediasi Rezvanian, Mehdian. (2002) “An Examination
Sebelas Bank Terbesar Indonesia Dengan of Cost Structure and Production Perfor-
Pendekatan Data Envelopment Analysi mance of Commercial Banks in Singapore”,
(DEA) Jurnal Bisnis Strategi. Vol.13. Hal. Journal of Banking and Finance, 26, 78–98.
126-139, Semarang. Sufian (2007) The efficiency of islamic banking
K usuma (2005) S ize P erusahaan dan industry: a non-parametri analysis with
Profitibilitas: Kajian Empiris Terhadap non-discretionary input variable. Islamic
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Economic Studies Vol. 14, No. 1 & 2
B ursa E fek J akarta . J urnal E konomi Suseno (2008) Analisis Efisiensi dan Skala
Pembangunan. Volume X No. 1. Jakarta. E konomi P ada I ndustri P erbankan
Hadad MD, Santoso W, Mardanugraha, Ilyas D, Syariah di Indonesia. Journal Of Islamic and
Mardanugraha E.(2003) Analisis Efisiensi Economics, Vol 2 No.1 Juni. 34-35.
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL2NWREHU

Sutawijaya, Lestari. (2009) Efisiensi Teknik Wulansari (2009) Efisiensi Relatif Operasional
Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Puskesmas- puskesmas di Kota Semarang
Sebuah Studi Empiris Penerapan Model Tahun 2009. Fakultas Ekonomi, Universitas
DEA. Jurnal I ndonesia . D iakses 10 juni 2012 dari
Soekartawi (1990) Teori Ekonomi Produksi www. lontar. ui . ac . id / file ? file = digital /
dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi 131372...Efisiensi%20relatif-HA.pdf
Cobb-Douglas. Rajawali Press, Jakarta.

You might also like