You are on page 1of 10

Vol.1 No.

3 Agustus 2020 491


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
DIFUSI INOVASI PETANI DALAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADI
SAWAH (Oryza sativa L.) MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN REFUGIA DI
KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN PANGANDARAN

Oleh
Yuddy Meiyudha Supharman1), Maspur Makhmudi2) & Kusmiyati3)
1,2,3Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Jl. Arya Suryalaga (d/h Cibalagung) No.1

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Telepon :08518312386, fax:02518312386


Jurusan Pertanian, Polbangtan Bogor, Kota Bogor
Email: 1meiyudhayuddy1933@gmail.com

Abstract
Management of plant pest organisms results in considerable damage by quantity and lowered quality of the
plant. The location survey carried out an interview with a supervisor explaining that the shed on unified pest
control rice in the fields used refugia plants was previously carried out by farmers in some villages, one of
the purbahayu villages, refugia plant planting less than the next growing season. The study is conducted in
the Pangandaran District. Counting from march-july 2020. Assessments were obtained based on the farmers'
criteria for raising rice in rice field and already applied pest control with refugia plants mixed in grouping
with the village targeted by the Purbahayu village. The research approach uses age, education, a broader
range of resources, information sources, communication channels, communicators, and innovators. With
the result that the diffusion of innovation is affected by a powerful pellet by the role of distillers as
innovators, resource information, and refining roles as communicators.
Keywords: Pest Control, Extension Role & Diffusion Of Innovation

PENDAHULUAN Alternatif teknologi yang dapat


Menurut Septariani DN, at.all (2019) diberikan sebagai upaya strategi budidaya
menyatakan bahwa, Penanganan Organisme berdasarkan keragaman hayati, maka perlu
Pengganggu Tanaman (OPT) yang kurang tepat dilakukan pengendalian hama yang ramah
mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik lingkungan khususnya musuh alami.
berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan Pengendalian OPT berdasar keragaman hayati
penurunan mutu (kualitas) tanaman. Dalam akan mengefisienkan penggunaan lahan untuk
kegiatan survey lokasi dilakukan wawancara peningkatan hasil produksi pertanian dan
dengan penyuluh yang menjelaskan bahwa di meningkatkan kehadiran musuh alami serta
Kecamatan Pangandaran pada Pengendalian kompetitor bagi hama untuk mengurangi
Hama Terpadu (PHT) padi sawah kerusakan tanaman.
menggunakan tanaman refugia sebelumnya Trisyono, 2016, dalam Aqilah, 2016,
sudah dilaksanakan oleh petani di beberapa menegaskan bahwasannya upaya dengan
desa, salahsatunya desa Purbahayu, penanaman Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang lebih
tanaman refugia kurang berlanjut pada musim ramah lingkungan telah banyak dilakukan.
tanam selanjutnya. Peran aktif petani serta Salahsatu pengendalian hama yanga
penyuluh BPP Kecamatan pangandaran juga ramah lingkungan adalah dengan cara
POPT yang berpengaruh dalam penerapan pemanfaatan tanaman refugia sebagai upaya
pengendalian Hama Terpadu melelui untuk meningkatkan keanekaragaman habitat
pemanfaatan tanaman refugia di Kecamatan dan dapat dijadikan sebagai rumah bagi musuh
Pangandaran, maka akan dilihat pada tingkat alami ham a padi. The Southes Regional Plant
pengambilan keputusan dari inovasi PHT Protection Center telah membuktikan bahwa
melalui pemanfataan tanaman refugia penanaman tanaman refugia di Vietnam telah
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
492 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
berhasil secara signifikan dalam mengurangi Grafik 1. Keragaan Umur Petani
penggunaan pestisida sampai 20% dan dapat
mengendalikan serangan. Umur

METODE PENELITIAN 8%
Pengkajian ini dilakukan di Kecamatan 12%
Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
Terhitung dari bulan Maret-Juli 2020. 20% 60%
Penentuan jumlah sampel di ambil berdasarkan
kriteria petani yang melaksanakan budidaya
padi sawah dan sudah menerapkan PHT dengan
tanaman refugia yang tergabung dalam Sangat Tua Tua Muda Sangat Muda
kelompoktani dengan desa yang di jadikan
sasaran adalah Desa Purbahayu. Karena adanya Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun
keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, sehingga 2020
diputuskan bahwa petani yang ada dilokasi Berdasarkan grafik di atas, mayoritas
pengkajian setidaknya pernah menerima responden pengkajian yang dilakasanakan di
informasi atau penyuluhan tentang tanaman Kecamatan Pangandaan adalah Kategori
refugia. Kemudian untuk menentukan sample Sangat Tua sebesar 60% dari total populasi
dilakukan dengan menggunakan Nomogram umur nya berada antara 57-73 Tahun dari total
Herry King lalu didapat sebanyak 40 responden.
responden. variable pada pengkajian ini adalah Pendidikan
karakteristik responden, pengetahuan petani, Tingkat Pendidikan responden
peran penyuluh atau faktor ekternal. tergolong dalam tiga kategori yaitu Tidak
Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner. Tamat SD, SD, dan SMP. adapun tingkat
Instrumen dalam kajian ini telah diuji validitas pendidikan tersaji pada grafik berikut:
dan reliabilitas dan telah dinyatakan valid dan Grafik 2. Keragaan Tingkat Pendidikan Petani
reliabel. Analisis data yang digunakan yaitu Pendidikan
menggunakan analisis deskriptif dan analisi
korelasi Rank Spearman Untuk mengetahui
hungan antara faktor faktor internal dan 10%
eksternal dengan difusi inovasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


38% 52%
Karakteristik Responden (X1)
Usia
Hasil pengkajian menunjukan, bahawa
responden termasuk dalam empat kategori
umur, yaitu: Sangat Muda (24-42 tahun), Muda
(43-49 tahun), Tua (50-54 tahun), Sangat Tua ( Tidak Tamat SD/SD SMP SMA
57-73 tahun). Rincian masing-masing kategori
Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun
tersaji pada grafik berikut:
2020
Berdasarkan grafik di atas tingkat
pendidikan responden di Desa Purbahayu
mayoritas termasuk kategori Tidak Tamat
SD/SD dengan besar presentase sebesar 52,5%.
Angka ini juga menggambarkan dominasi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 493
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
petani hanya berpendidikan selama 4-6 tahun prilaku petani dalam menjalankan kegiatan
atau merupakan responden yang pernah duduk usahatani. Adapun deskripsi pengetahuan
sampai kelas dua dan tiga pada tingkat sekolah petani tersaji pada grafik berikut:
menengah pertama. Tingkat pendidikan Grafik 4. Keragaan Pengetahuan Petani
merupakan salah satu faktor yang akan
Pengetahuan Petani
mempengaruhi pola pikir petani terhadap
sebuah inovasi, terutama dalam pengendalian
85
hama terpadu pada padi sawah melalui Saluran Komunikasi 15
pemanfaatan tanaman refugia. 0
Lama Usaha Tani
85
Lama Usah Tani responden tergolong Sumber Informasi 15
dalam empat kategori yaitu Sangat Sebentar, 0
Sebentar, Lama, dan Sangat Lama, adapun 0 20 40 60 80 100
tingkatan lama berusahatani tersaji pada grafik
berikut: Tinggi Sedang Rendah
Grafik 3. Keragaan Pengalaman Petani
Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun
Pengalaman 2020
Berdasarkan grafik di atas yang terdiri
5%
dari dua indikator menunjukan hasil dimana
untuk variabel pengetahuan petani dalam
22% pengendalian hama terpadu menggunakan
tanaman refugia menunjukan untuk sumber
63% 10% infomasi yang diperoleh petani sebesar 85%
berada pada kategori tinggi, hal ini berarti
bahwa dari semua sumber informasi yang
menyebar luas di kalangan masyarakat tani,
Sangat Sebentar Sebentar Lama Sangat Lama sebesar 85% informasinya adalah informasi
valid dengan kredibilitas dan validasi yang
Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun baik. Hal ini dapat juga dikatakan bahwa sejauh
2020 ini petani sudah mendapatkan informasi dari
Berdasarkan data pada grafik di atas sumber-sumber yang terpercaya dan memiliki
lama petani responden yang berada di Desa kredibilitas tinggi. Seperi dari balai
Purbahayu dalam melakukan kegiatan usaha penyuluhan, cyber extention, badan/dinas
taninnya didominasi oleh mayoritas responden ketahanan pangan, dan badan pengkajian dan
yang berada pada kategori Sangat lama dengan pengembangan pertanian yang menjadi rujukan
besar presentase sebesar 62,5%. Persentase ini dalam menerima informasi terkait usahatani
didominasi responden pada lama berusaha tani yang dijalankan. Selain itu saluran
selama 31-48 tahun. Hal ini penulis katakan komunikasinya pun sudah sangat baik, dimana
bahwa responden sudah sangat lama berusaha untuk saluran komunikasi memberikan nilai
tani dan yang ada akan terus di lakukan. yang sama seperti sumber informasi. Hal ini
Pengetahuan Petani (X2) menandakan bahwa dari informasi yang
Pengetahuan petani dalam pengkajian diterima oleh petani semua itu melalui transfer
ini mencakup tentang sumber informasi dan informasi yang baik, yakni saluran-saluran
saluran komunikasi yang dimiliki oleh dan komunikasi untuk menyalurkan informasi dari
didapatkan oleh petani. Baik dalam kegiatan lembaga, balai, dinas, dan badan pertanian
penyuluhan maupun kegiatan sosial lainnya disalurkan dengan mediator yang baik.
yang mendukung transfer informasi kepada
petani itu sendiri, sehingga akan memengaruhi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
494 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Peran Penyuluh (X3) melalui pemanfatan tanaman refugia, maka
Faktor Eksternal dalam variabel ini penulis melihat dampak manfaat dan tidaknya
adalah peran dari penyuluh pertanian dalam difusi inovasi tersebut di masyarakat tani. Oleh
memberikan informasi dan inovasi mengenai karena itu dilihatlah keuntungan dan
pengendalian hama terpadu menggunakan kerugiannya yang kemudian tersaji pada grafik
tanaman refugia. Dari sekumpulan peran berkut:
penyuluh pertanian di kategorikan dalam Grafik 6. Keragaan Pengambilan Keputusan
variabel faktor eksternal ini. Diambil dua peran
Pengambilan Keputusan
yang berhubungan paling dekat dengan peran
petani dalam pengambilan keputusan difusi
inovasi petani dalam pengendalian hama 72.5
Kerugian Inovasi 27.5
terpadu menggunakan tanaman refugia.
0
Adapun deskripsi pengetahuan petani tersaji
pada grafik berikut:
80
Grafik 5. Keragaan Faktor Eksternal Keuntungan Inovasi 20
0
Faktor Eksternal
0 20 40 60 80 100
95
Inovator 5 Tinggi Sedang Rendah
0

Komunikator
100 Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun
0
0 2020
0 20 40 60 80 100 120
Berdasarkan grafik di atas yang terdiri
dari dua indikator menunjukan hasil keduanya
Tinggi Sedang Rendah berada pada kategori yang sama-sama tinggi.
Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun Indikator yang melihat keuntungunan petani
2020 dalam menerapkan inovasi memperlihatkan
Berdasarkan tabel di atas yang dua nilai presentase sebesar 80% pada kategori
indikator menunjukan hasil bahwa peran tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa sebesar itu
penyuluh sebagai komunikator sangat baik dan pula petani merasakan hadirnya inovasi dan
terasa perannya di masyarakat tani dalam teknologi memberikan pengaruh yang
memeberikan inovasi dalam pengendalian signifikan dalam membantu kegiatan petani
hama terpadu menggunakan tanaman refugia. yang pada akhirnya akan bermuara pa da
Hal ini telihat pada tabel di atas dimana peningkatan taraf ekonomi petani itu sendiri.
komunikator memiliki nilai presentase 100% Namun, selain itu sebesar 72,5% petani juga
pada kategori tinggi. Artinya keberadaan masih merasakan adanya kerugian dalam
penyuluh pertanian berarti. Selian itu peran menerapkan inovasi yang ada. Sudut pandang
penyuluh sebagai novator tidak kalah tinggi, berbeda ini memberikan gambaran bahwa
nilai presentase menunjukan hasil sebesar 95% dalam setiap inovasi dan teknologi apapun akan
pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan selalu memberikan dampak atau penerimaan
bahwa peran penyuluh khususnya dalam dua yang berbeda sebagian menganggap baik belum
aspek di atas sangat nyata dirasakan oleh petani. tentu sebagian yang lainnya. Sebagian
Pengambilan Keputusan (Y) menerima manfaat besarnya belum tentu yang
Variabel tetap yang menjadi pilihan lainnya menerima yang sama.
dalam pengkajian ini terkait pengambilan
keputusan oleh petani terhdap difusi inovasi
pengendalian hama terpadu pada padi sawah
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 495
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Hubungan Masing-masing Variabel Pada bawah tabel 2 terdapat keterangan
Untuk mengetahui hubungan antara yang menunjukkan jika pada nilai korelasi
indikator variabel terhadadap difusi inovasi terdapat * maka korelasi akan berhubungan jika
petani dalam pengelolaan tanaman terpadu nilai signifikannya < 0,05 sedangkan jika pada
dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi nilai korelasi terdapat ** maka korelasi akan
Rank Spearman (RS), sedangkan untuk berhubungan jika nilai signifikannya < 0,01.
menguji hubungan antara faktor-faktor Berdasarkan hasil analisis yang tertuang dalam
eskternal faktor-faktor internal dengan tingkat tabel 2, diuraikan sebagai berikut:
pengambilan keputusan pada difusi inovasi Hubungan Usia dengan Difusi Inovasi
dapat menggunakan berdasarkan nilai Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
signifikansi sig (2-tailed) dimana jika nilai bahwa indikator usia memberikan hasil yang
sig.(2-tailed) <0,05 maka terdapat hubungan tidak signifikan (p>0,05) dan hanya memiliki
yang signifikan antara kedua variabel nilai koefisien hubungan sebesar. 0,072
sedangkan Jika signifikansi > 0,05, maka (korelasi sangat lemah) terhadap difusi inovasi
hubungan kedua variabel tidak signifikan. dalam proses pengambilan keputusan
Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat khususnya dalam pengambilan keputusan
atau lemahnya hubungan kedua variabel dalam upaya pengendalian hama terpadu
(Sarwono, 2006). Patokan angkanya dapat dengan tanaman refugia. Terlebih kepada
dilihat pada tabel di bawah ini: golongan responden dengan kategori umur tua,
Tabel 1. Patokan Dasar Keputusan Korelasi akan sangat terbatas sekali dalam upaya
Korelasi sangat lemah (dianggap pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan
0 – 0.25 :
tidak ada)
0.26 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
Effendy (2019), Kecenderungan bagi seseorang
0,51 – 0,75 : Korelasi kuat yang berusia tua semangat bekerja akan
0,76 – 1 : Korelasi sangat kuat semakin menurun. Sehingga tidak mampu lagi
Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun mengelola usaha tani dengan baik dan
2020 mengembangkan potensi yang ada pada diri
Dari tabel di atas maka selanjutnya akan mereka sendiri namun petani masih produktif
dilihat hubungan dari masing-masing variabel dalam melaksanakan usahatani karena
dalam pengkajian ini tersaji pada tabel berikut merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan
di bawah ini: hidup.
Tabel 2. Korelasi Antar Indikator Hubungan Pendidikan dengan Difusi
Keberdayaan Anggota Kelompok
No
Indika
Sig.
Inovasi
tor Korelasi Ket korelasi Prkt Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
1 Umur 0,072 0,434 Tidak Sangat - bahwa indikator pendidikan memberikan hasil
berhubun Lemah
gan yang tidak signifikan (p>0,05) dan hanya
2 Pendidi -0,073* 0,041 Tidak Sangat - memiliki nilai koefisien hubungan sebesar -
kan berhubun Lemah
gan 0,073 (korelasi sangat lemah) terhadap difusi
3 Luas 0,016 0,421 Tidak Sangat - inoovasi atau upaya pengambilan keputusan.
Lahan Berhubu Lemah
ngan Pengkajian ini bertolak belakang dengan
4 Sumber 0,617 Berhubu Kuat 2 pengkajian Anak Agung dan Yanto (2018),
Inform ngan
asi bahwa lama pendidikan dapat mempengaruhi
5 Saluran 0,121 Tidak Sangat - pola pikir dan wawasan seseorang dalam
Komun Berhubu Lemah
ikasi ngan mengambil keputusan. Pendapat tersebut
6 Komun 0,448 Berhubu Cukup 3 mengatakan bahwa seharusnya pendidikan dan
ikator ngan Kuat
7 Inovato 0,661* 0,021 Berhubu Kuat 1
proses difusi inovasi memiliki hubungan yang
r ngan kuat. Akan tetapi pada pengkajian yang lain
Sumber : Data primer diolah oleh penulis tahun Setiawan et al. (2015), Wardani dan Anwarudin
2020 (2018), Harniati dan Anwarudin (2018).

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
496 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pendidikan formal yang dimiliki seseorang baru tersebut. Dari hasil uji coba yang mereka
sangat penting untuk mengembangkan lakukan, kemudian mereka membuat keputusan
kapasitas dirinya. Pendidikan formal memang apakah akan menerapkan inovasi baru tersebut
akan membantu dalam peningkatan dan atau tidak. Jika hasilnya seperti yang mereka
pengembangan kapasitas seseorang, tapi tidak harapkan maka mereka akan mengadopsi
demikian tentang pengambilan keputusan. pengetahuan tersebut (Sunaryo dan Joshi,
Hubungan Lama Usaha Tnai dengan Difusi 2003)
Inovasi Hubungan Saluran Komunikasi dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Difusi Inovasi
bahwa indikator Lama Usaha Tani Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
memberikan hasil yang tidak signifikan bahwa indikator saluran komunikasi
(p>0,05) dan hanya memiliki nilai koefisien memberikan hasil yang tidak signifikan
hubungan sebesar 0,016 (korelasi sangat (p>0,05) dengan nilai hubungan sebeasar 0,121
lemah) terhadap proses pengambilan (korelasi sangat lemah) terhadap proses
keputusan. Pengalaman bertani tidak memiliki pengambilan keputusan. Dalam hal ini dapat
hubungan yang kuat dengan proses dikatakan bahwa saluran komunikasi sehebat
pengambilan keputusan. Sama halnya dengan apapun tidak akan memiliki hubungan yang
indikator sebelumnya dimana pendidikan tidak signifikan dalam terhadap pengambilan
memiliki hubungan yang signifikan, keputusan yakni difusi inovasi pengendalian
pengalaman bertani juga tidak memiliki hama terpadu dengan mengguanakan tanaman
hubungan yang signifikan pula. Hal ini dapat refugia. Pengguanaan tanaman refugia sebagi
penulis katakan bahwa pengalaman akan selalu upaya pengendalian hama terpadu memberikan
berbanding lurus dengan usia yang dimilikinya. perspektif yang baru dalam peningkatan
Selain itu Effendy (2017) mengatakan bahwa pengetahuan petani. Hal ini sejalan menurut
kurangnya partisipasi pemuda disebabkan oleh Sardjono, dkk (2012) Pengetahuan petani
kurangnya pengalaman dan kurang sangat terkait dengan pemahaman petani dalam
pengetahuan teknis bidang pertanian. pengelolaan tanaman dan manajemen pupuk.
Hubungan Sumber Informasi dengan Sehingga seberapa hebatnya pun saluran
Difusi Inovasi komunikasi, tetap saja proses penerapan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat informasi yang berkahir menjadi pengambilan
bahwa indikator sumber informasi keputusan petani tidak dipengaruhi oleh saluran
memberikan hasil yang signifikan (p<0,05) dan komunikasi. Sehingga penigkatan pengetahuan
hanya memiliki nilai koefisien hubungan petani tidak sejalan dengan saluran komunikasi
sebesar 0,617 (korelasi kuat) terhadap proses yang diberikan.
pengambilan keputusan dalam penerapan Hubungan Peran Penyuluh Sebagai
teknologi pengendalian hama terpadu. Komunikator dengan Difusi Inovasi
Peningkatan pemahaman petani berasal dari Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
kualitas dan kredibilitas sumber dimana bahwa indikator komunikator memberikan
informasi tersebut didapatkan. Sehingga dari hasil yang signifikan (p<0,05) dengan nilai
sumber informasi yang kredibel tersebut petani hubungan sebesar 0,448 (korelasi cukup kuat)
akan mengembangkan pengetahuan baru dari terhadap proses pengambilan keputusan. Maka
pengetahuan dasar yang sudah mereka miliki dapat dikatakan bahwa dalam upaya
ditambah dengan masukan eksternal. Apabila pengambilan keputusan sangat dipengaruhi
ada inovasi baru yang diperkenalkan kepada kuat oleh peran penyuluh sebagai komunikator.
petani, maka mereka akan melakukan Ditambah dengan komunikasi secara persuasif
serangkaian pengkajian sederhana untuk dengan penekanan argumentatif maka sebuah
menguji efektivitas dan manfaat dari inovasi keniscayaan bahwa petani mau dan mampu

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 497
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
menerapkan setiap inovasi yang diberikan. Rancangan Dan Pelaksanaan Penyuluhan
Sehingga petani selaku responden pengkajian Rancangan Kegiatan Penyuluhan
dan sekaligus peserta dalam kegitan Perancangan kegiatan penyuluhan
penyuluhan harus mampu untuk mengatur bertujuan untuk memudahkan dalam
hidup sendiri, mengatur tujuan, dan penyampaian informasi kepada sasaran
menyediakan penguat untuk diri sendiri, penyuluhan atau petani, sehingga petani
sehingga dapat berpikir dan mengatur tingkah mampu menangkap dan memahami semua
lakunya dalan pencapaian dan aksi, informasi yang disampaikan dengan baik. Pada
menentukan target, mengevaluasi kesuksesan pelaksanaan pengkajian tugas akhir bertepatan
saat mencapai target, dan memberikan dengan pandemi covid-19 yang melanda
penghargaan pada diri mereka sendiri karena seluruh dunia. Oleh karena itu pemerintah
telah mencapai tujuan tersebut (Friedman & menerapkan PSBB atau pembatasan sosial
Schustack, 2008), dalam rangka mencapai berskala besar.
suatu tujuan tanpa mengandalkan orang lain Akibat dari hal tersebut kegiatan
pendapat lain dikatakan oleh (Susanto, 2006) penyuluhan pertanian tidak bisa dilaksanakan
dan (Santrock, 2008) media dapat dipahami dengan cara perkumpulan seperti biasanya.
sebagai penggunaan suatu proses yang Kegiatan penyuluhan pada masa pandemi ini
mengaktivasi pemikiran, perilaku dan perasaan dilakukan dengan cara anjang sana dan video
yang terus menerus dalam upaya untuk virtual/ daring guna mengikuti protokol
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. kesehatan yaitu menghindari kerumunan masa
Hubungan Peran Penyuluh Sebagai (social distancing). Dalam menyusun
Inovator dengan Difusi Inovasi rancangan kegiatan penyuluhan mengacu
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kepada beberapa aspek berikut ini, diantaranya
bahwa indikator inovator memberikan hasil adalah materi, metode dan media.
yang signifikan signifikan (p<0,05) dengan Materi Penyuluhan
nilai hubungan sebesar 0,661 (korelasi kuat) Materi atau topik yang akan
terhadap proses pengambilan keputusan. Maka disampaikan adalah prinsip pengendalian hama
dapat dikatakan bahwa dalam upaya terpadu dan saluran komunikasi. Penentuan
pengambilan keputusan sangat dipengaruhi topik yang akan disampaikan dalam kegiatan
kuat oleh peran penyuluh sebagai inovator. penyuluhan ini adalah hasil dari analisis Rank
Semakin baik penyuluh menjani profesinya Spearman. Hasil dari analisis tersebut
maka akan berimplikasi positif dalam dalam menunjukan bahwa saluran komunikasi tetang
penerapan inovasi teknologi pengelolaan hama pengendalian hama terpadu melalui
terpadu. Setidaknya peran penyuluh dalam pemanfaatan tanaman refugia mendapatkan
menyampaikan inovasi teknologi yang baru. nilai rendah sebesar 0,121 dan harus segera
Paling tidak dapat merubah perilaku petani. Hal diberikan penyuluhan, khususnya dalam
ini sejalan dengan pengkajian (Notoadmodjo, saluran komunikasi Pengendalian Hama
2007) bahwa Perubahan perilaku mengikuti Terpadu padi sawah melalui pemanfaatan
tahap-tahap proses perubahan dari tanaman refugia. Sehingga kedua topik
pengetahuan, (knowledge) sikap, (attitude) dan tersebut selanjutnya dijadikan materi dalam
praktik (Practice ). Adanya peningkatan kegiatan penyuluhan.
perubahan, maka akan berimplikasi terhadap Metode dan Media Penyuluhan
peningkatan taraf hidup dan taraf ekonomi Penggunaan media penyuluhan
petani. Sehingga dengan peningkatan perilaku bertujuan untuk mendukung materi yang
akan meningkatankan kualitas dan kapsitas disampaikan agar dipahami dengan baik oleh
petani itu sendiri. petani. Media yang digunakan dalam kegiatan
penyuluhan yaitu berupa folder dan tayangan
video. Metode yang tepat untuk digunakan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
498 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dalam masa pandemi Covid-19 ini adalah sebesar 52,5%, pengalaman berusaha tani
anjangsana dan ceramah melalui virtual kategori sangat lama sebesar (62,5%) .
video/daring serta petak percontohan yang 2. Faktor-faktor eksternal petani responden
dilakukan di areal persawahan Desa Purbahayu. yang paling dominan adalah peran
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan penyuluh sebagai komunikator (100%),
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang menggambarkan keberadaan
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan di 2 penyuluh sangat dirasakan manfaatnya
Kelompoktani, yaitu Kelompoktani Mekar Jaya oleh petani responden, yang didukung dari
I dan Kelompoktani Sari Melati yang berada di faktor internal pengetahuan petani
Desa Purbahayu Kecamatan Pangandaran. mengenai saluran komunikasi dan sumber
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan informasi termasuk katagori tinggi masing-
Penyuluhan masing 85%.
No Sasaran Materi Metode Media 3.a. Hubungan antar faktor-faktor internal
(Kelompokta
ni) / Alamat pengtahuan petani mengenai sumber
1 3 4 5 6 informasi dengan pengambilan keputusan
1. Karya Mekar 1. Salura - Video - Video
I, Desa n - Folder - Folder dalam difusi inovasi pengandalian hama
Purbahayu Komu terpadu padi sawah melalui pemanfaatan
nikasi
2. Manfa tanaman refugia memiliki hubungan yang
at kuat dengan nilai r=0,617.
Tanam
an b Hubungan antara faktor-faktor eksternal
Refugi peran penyuluh sebagai inovator dengan
a
2. Sari Melati 1. Salura - Video - Video pengambilan keputusan dalam difusi
Desa n - Folder - Folder inovasi pengandalian hama terpadu padi
Purbahayu Komu
nikasi sawah melalui pemanfaatan tanaman
2. Manfa refugia memiliki hubungan kuat dengan
at
Tanam nilai korelasi r=0,661.
an Saran
Refugi
a 1. Diharapkan agar kelompoktani di
Sumber : Data Terolah, 2020 Kecamatan Pangandaran dapat
Tujuan dilaksanakan kegiatan memanfaatkan tanaman refugia sebagai
penyuluhan ini adalah agar petani mengerti, pengendali hama terpadu khususnya untuk
memahami saluran komunikasi serta mampu tanaman padi semaksimal mungkin.
menerapkan Pengendalian Hama Terpadu padi 2. Dengan adanya petak percontohan dalam
sawah melalui pemanfaatan tanaman refugia pengkajian ini diharapkan petani mau dan
dengan baik dan benar pada kegiatan usaha tani mampu kembali ikut serta dalam
budidaya padi sawah. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
dengan memanfaatkan tanaman refugia
PENUTUP menuju pertanian yang berkelanjutan,
Kesimpulan ramah lingkungan serta meningkatkan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di taraf kehidupan petani menjadi lebih baik.
atas, maka simpulan yang diperoleh dari 3. Bagi BPP Kecamatan Pangandaran dan
pengkajian ini adalah sebagai berikut: pemerintah dilaksanakannya kegiatan
1. Karakteristik petani responden yang paling pembinaan dan penyuluhan tentang
dominan pada aspek usia adalah kategori teknologi pengendalian hama terpadu yang
sangat Tua sebesar 60%, tingkat melibatkan semua stakeholder.
pendidikan tidak tamat SD/tamat SD

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 499
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anak Agung dan Yanto 2018. Analisis
Pengaruh Stok Beras, Luas Panen, Rata-
Rata Produksi, Harga Beras, dan Jumlah
Konsumsi Beras Terhadap Ketahanan
Pangan di Jawa Tengah. Skripsi.
Semarang : Universitas Diponegoro
[2] Effendy, Lukman dan Muslihat. 2013.
Motivasi Petani Dalam Penerapan
Teknologi PTT Padi Sawah (Oryza Sativa
L.) Di Desa Gunung Sari Provinsi Sulawesi
Barat
[3] Effendy, Lukman. 2017. Peran
Kelembagaan dan Atribut Inovasi dalam
Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu Padi Sawah di Kabupaten
Bandung Barat dan Sumedang. Jurnal
Penyuluhan Pertanian Vol. 12 No.1 Mei
[4] Effendy, Lukman. 2019. Peran
Kelembagaan dan Atribut Inovasi pada
Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu Padi Sawah di Kabupaten
Bandung Barat dan Sumedang. Proseding
Seminar Nasional ‘Penyuluhan,
Komunikasi Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Program
Pascasarjana Universitas Andalas, Padang,
2 Mei 2019. Hal. 198 – 208
[5] Effendy, Lukman dan Sudiro. 2020. Model
peningkatan partisipasi petani dalam
penerapan pemupukan berimbang padi
sawah di kecamatan Cikoneng Ciamis
[6] Harniati dan Oeng Anwarudin. 2018. The
Interest and Action of Young Agricultural
Entrepreneur on Agribusiness in Cianjur
Regency, West Java Jurnal Penyuluhan,
September 2018 Vol. 14 No. 2
[7] Wardani, Anwarudin O. 2018. Peran
penyuluh terhadap penguatan kelompok
tani dan regenerasi petani di Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. TABARO Agriculture
Science. 2(1): 191-200.Widjajati.2010.
Sistem Sosial dalam Jurnal Teori Difusi
Inovasi. Universutas Sumatra Utara.2010.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
500 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like