Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The city of Yogyakarta is one of the cities in Indonesia which has an attraction to
visit, especially the Malioboro area. The rapid visit to the tourism sector has resulted
in an increase in the number of vehicles in the Malioboro area. The purpose of this
study is to analyze the effect of the number of vehicles and meteorological factors
(temperature, wind speed and humidity) on the increase in carbon monoxide (CO)
concentrations on Malioboro Road using the Spearman Rank test. The study was
conducted for 6 (six) days on 9, 11, 16, 18, 23 and 25 March 2019 in the morning,
afternoon and evening with sampling for 1 (one) hour. Sampling is done by using a
CO meter to capture CO gas, a digital anemometer for measure wind speed, humidity
and temperature. Based on the results obtained in this study is the maximum CO
concentration of 5916.83 4g Nm is located on Malioboro street a on Sunday morning
in the morning. The results of CO concentration obtained on malioboro street is still
in accordance with values below the quality standard regional ambient air standards
issued by the government on the governor’s decision DIY province No. 153 of 2002.
Based on the Spearman’s UI rank and temperature humidity has a strong relationship
with CO concentration. Each calculation value of rs 0.32 and rs 0.27 with the weak
category. Parameter the weakest is the wind speed with a value of rs 0.06 categorized
very weak.
Keyword : Malioboro streets, carbon monoxide (CO), meteorology, rank spearman’s
ABSTRAK
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik
untuk dikunjungi, terkhusus kawasan Malioboro. Pesatnya kunjungan pada sektor
pariwisata, mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah kendaraan di kawasan
Malioboro. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis pengaruh jumlah
kendaraan dan faktor meteorologi (temperatur, kecepatan angin dan kelembapan)
terhadap kenaikan konsentrasi karbon monoksida (CO) pada Jalan Malioboro dengan
menggunakan uji Rank Spearman’s. Penelitian dilakukan selama 6 (enam) hari pada
9, 11, 16, 18, 23 dan 25 maret 2019 di pagi, siang dan sore hari dengan pengambilan
sampel selama 1 (satu) jam. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
CO meter untuk menangkap gas CO, anemometer digital untuk mengukur kecepatan
angin, kelembapan dan temperatur. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
1
penelitian ini yaitu konsentrasi CO maksimum sebesar 5916,83 µg/Nm³ terdapat di
Jalan Malioboro A pada weekday pagi hari. Hasil konsentrasi CO yang didapat pada
Jalan Malioboro masih sesuai dengan nilai dibawah baku mutu standar udara ambien
daerah yang dikeluarkan pemerintah pada keputusan Gubernur Provinsi DIY No. 153
Tahun 2002. Berdasarkan uji rank Spearman’s temperatur dan kelembapan memiliki
hubungan terkuat terhadap konsentrasi CO. Masing-masing nilai perhitungan
Temperatur rs 0,32 dan rs 0,27 dengan kategori Lemah. Parameter terlemah adalah
Kecepatan Angin dengan nilai rs 0,06 kategori Sangat Lemah.
Kata kunci : Jalan malioboro, karbon monoksida (CO), meteorologi, rank spearman’s
1. PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta memiliki daya tarik kuat untuk dikunjungi, terkhusus kawasan
Malioboro. Kawasan Malioboro membentang sepanjang dari Tugu Jogja hingga
perempatan Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Kunjungan pada sektor pariwisata
sangat pesat di Kota Yogyakarta mengakibatkan terjadinya kepadatan arus lalu lintas
terkhusus pada kawasan Malioboro. Penyebab penurunan kualitas udara ambien salah
satu faktornya adalah dari proses pembakaran yang tidak sempurna kendaraan
bermotor.
Selain itu, Suryati dan Hafizhul (2016) menjelaskan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi pendispersian polutan di udara ambien, salah satunya
adalah faktor meteorologi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ivana (2017)
studi kasus jalan Tol Amplas dan Tol Tol Tanjung Morawa Sumatera Utara
menjelaskan bahwa jumlah kendaraan berbanding lurus dan kecepatan angin
berbanding terbalik memiliki korelasi kuat dengan konsentrasi CO. Sedangkan
temperatur berbanding terbalik dan kelembapan berbanding lurus memiliki korelasi
yang sangat lemah dengan konsentrasi CO.
Konsentrasi CO berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat merusak sistem
jaringan hemoglobin dalam eritrosit. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila terpajar
manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Berdasarkan tingkat
bahaya racun CO, maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan penelitian untuk
mengetahui paparan konsentrasi pencemar CO yang dipengaruhi oleh faktor
meteorologi pada area Jalan Malioboro.
2
2. METODE PENELITIAN
1) Lokasi
Secara geografis Jalan Malioboro terletak di antara 7°.33’-8°.23’LS dan
110°.00’-110°.50’BT. Titik sampling untuk penelitian ini berjumlah 3 (tiga) titik
yaitu di sebelah utara ujung Jalan Malioboro (Malioboro A), depan Kantor Gubernur
DIY (Malioboro B) dan depan Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta
(Malioboro C) seperti Gambar 1. Peletakan alat sampling pada lokasi dilakukan
berdasarkan pedoman SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien – Bagian 9:
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara Roadside.
3
2019)
3) Pengukuran Konsentrasi CO
Alat yang dibutuhkan untuk pengambilan data primer yaitu CO Meter (CO
Analyzer) yang diletakkan ± 1,5 meter dari permukaan tanah sesuai dengan rata-rata
tinggi untuk bernafas dengan pencatatan setiap 5 (lima) menit selama 1 (satu) jam
kemudian di rata-rata. Hasil konsentrasi parameter yang didapat dalam satuan ppm
sebelum dibandingkan dengan peraturan baku mutu, maka diperlukan konversi satuan
konsentrasi udara dari ppm menjadi µg/Nm3 atau sebaliknya dengan persamaan (1)
berikut:
µg k onsentrasi ppm x BM
= x 1000 (1)
Nm ³ 24,45
Dimana:
BM : Berat molekul/senyawa
4
n
6 ∑ di 2
i=1 (2)
Rs=1− 2
n(n −1)
Keterangan
Rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
di = Selisih peringkat data ke i
n = Jumlah sampel
Hasil koefisien Rank Spearman menunjukkan pengaruh antar variabel,
semakin besar hasil yang didapat maka semakin sensitif sebuah variabel
mempengaruhi variabel lain. Variabel dominan didapati koefisien terbesar dibanding
koefisien yang lain.
Tabel 2 Nilai Koefisien Spearman dan Makna Hubungannya
Rs (+/-) Makna Hubungan
0.01-0.19 Sangat Lemah
0.20-0.39 Lemah
0.40-0.59 Sedang
0.60-0.79 Kuat
0.80-1.00
Sangat Kuat
5
7000
Konsentrasi CO (µg/Nm³)
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Jl. Malioboro A Jl. Malioboro B Jl. Malioboro C
weekend weekday
Tabel 3 Kategori Konsentrasi Menurut Keputusan Gurbernur Provinsi DIY No. 153
Tahun 2002
Konsentrasi
Lokasi Hari Waktu Status
CO (µg/Nm3)
6
Sesuai Baku
3817,31
Pagi Mutu
weekend Sesuai Baku
1908,65
Siang Mutu
Sore - -
Jl. Malioboro A Sesuai Baku
5916,83
Pagi Mutu
Sesuai Baku
weekday 668,02
Siang Mutu
Sesuai Baku
668,02
Sore Mutu
Sesuai Baku
429,44
Pagi Mutu
Sesuai Baku
weekend 621,26
Siang Mutu
Sesuai Baku
1049,76
Jl. Malioboro B Sore Mutu
Sesuai Baku
4246,76
Pagi Mutu
weekday Sesuai Baku
858,89
Siang Mutu
Sore - -
Sesuai Baku
1383,77
Pagi Mutu
Sesuai Baku
weekend 1097,47
Siang Mutu
Sesuai Baku
1336,05
Sore Mutu
Jl. Malioboro C
Sesuai Baku
1574,64
Pagi Mutu
Sesuai Baku
weekday 1574,64
Siang Mutu
Sesuai Baku
1574,64
Sore Mutu
7
50.0
40.0
Temperatur
30.0
20.0
(°C)
10.0
0.0
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Malioboro A Malioboro B Malioboro C
weekend weekday
8
6000 45
40
5000
Konsentrasi CO (µg/
35
Temperatur (°C)
4000 30
25
3000
20
2000 15
10
1000
Nm³)
5
0 0
Sore
Sore
Sore
Pagi
Pagi
Pagi
Siang
Siang
Siang
Malioboro A Malioboro B Malioboro C
9
Kecepatan Angin (m/s)
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Jl. Malioboro A Jl. Malioboro B Jl. Malioboro C
weekend weekday
Kecepatan angin terendah terjadi di Jl. Malioboro C pada weekend pagi hari
sebesar 1,0 m/s dan kecepatan angin tertinggi terjadi di Jl. Malioboro A pada weekday
siang hari sebesar 2,4 m/s. Arah angin merupakan pergerakan massa udara horizontal
dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Bisa dilihat
pada Gambar 6, pada siang hari kecepatan angin lebih tinggi dibandingkan pada pagi
dan sore hari. Dari hasil penilitian tekanan udara di lokasi, pada siang hari di lokasi
sampling memiliki tekanan lebih rendah dibandingkan dengan pagi dan sore hari.
Untuk arah angin, pada saat penilitian menggunakan data sekunder yang
dilakukan anilisis pada tanggal 20 Januari – 04 Februari 2018 didapat dari hasil
penelitian Sekartaji (2018). Analisis arah angin menggunakan data dari model
ECMWF (European Center for Medium-Range Weather Forecasts). Rata-rata
kecepatan angin yang diperoleh dari ECMWF di Jalan Malioboro adalah sebesar 6,83
m/s. Berdasarkan data arah angin yang diperoleh dari ECMWF, angin dominan di
Jalan Malioboro berhembus dari Tenggara menuju Barat Laut. Windrose Jalan
Malioboro dapat dilihat pada Gambar 6:
10
Gambar 6 Windrose di Jalan Malioboro
Sumber: Sekartaji (2018)
6000
Konsentrasi CO (µg/Nm³) 2.5
Kecepatan Angin (m/s)
5000 2
4000
1.5
3000
1
2000
1000 0.5
0 0
Sore
Sore
Sore
Pagi
Pagi
Pagi
Siang
Siang
Siang
11
kecepatan minimum mendapatkan hasil konsentrasi lebih besar dari kondisi
kecepatan maksimum.
Kelembapan
Kelembapan termasuk salah satu faktor meteorologi yang mempengaruhi
pendispersian polutan di udara ambien. Pada lokasi sampling,kondisi kelembapan
berkisar rentang 36-85 %RH. Hasil sampling kelembapan pada Jalan Malioboro
dapat dilihat seperti Gambar 8:
90
Kelembapan (%RH)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Jl. Malioboro A Jl. Malioboro B Jl. Malioboro C
weekend weekday
12
6000 CO (µg/Nm³)
Konsentrasi 90
Kelembapan (%RH)
80
5000
70
4000 60
50
3000
40
2000 30
20
1000
10
0 0
Sore
Sore
Sore
Pagi
Pagi
Pagi
Siang
Siang
Siang
Malioboro A Malioboro B Malioboro C
Karbon Monoksida Kelembaban
13
terhadap konsentrasi CO. Hasil perhitungan koefisien Spearman disajikan dalam
Tabel 4:
Keterangan:
SL: Sangat Lemah; L: Lemah; S: Sedang; K: Kuat; SK: Sangat Kuat
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dibahas dan dianalisis sebelumnya, maka terdapat
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai maksimum dari konsentrasi CO pada penelitian ini adalah sebesar
5916,83 µg/Nm³ di Jalan Maliboro A pada weekday pagi hari. Konsentrasi
minimum adalah sebesar 429,44 µg/Nm³ di Jalan Malioboro B pada weekend
pagi hari.
2. Konsentrasi CO pada Jl. Malioboro masih sesuai dengan standar baku mutu
yang memiliki nilai dibawah dari 30.000 µg/Nm³ seperti yang ditetapkan oleh
14
Keputusan Gurbernur Provinsi DIY No. 153 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu
Udara Ambien Daerah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Analisis sensitivitas yang memiliki hubungan terkuat dan pengaruh besar
terhadap konsentrasi CO adalah Temperatur dan Kelembapan. Sedangkan
yang memiliki hubungan terlemah dan pengaruh kecil terhadap konsentrasi
CO adalah Kecepatan Angin.
DAFTAR PUSTAKA
Ivana, A.P.G. (2017). Analisis Pengaruh Jumlah Kendaraan Bermotor dan Faktor
Meteorolgi (Temperatur, Kecepatan Angin, dan Kelembapan) terhadap
Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) di Udara Ambien Roadside. Tugas
Akhir: Program Studi Teknik Lingkungan FT USU, Medan.
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 153 Tahun 2002. Tentang
Baku Mutu Udara Ambien Daerah Di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta: Yogyakarta.
Lakitan, B. (2002). Dasar-dasar Klimatologi. Catatan Ke-2. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Mutmainna, Amirah. (2015). Analisis Tingkat Pencemaran Udara Pada Kawasan
Industri Di Makassar. Laporan Tugas Akhir. Teknik Lingkungan UNHAS,
Makassar.
Sekartaji, G.L (2018). Estimasi Kualitas Udara Ambien Di Sekitar Jalan Malioboro
Yogyakarta Menggunakan Model Finite Length Line Source. IPB. Bogor
Standar Nasional Indonesia (SNI) .2005. No.19-7119.6-2005.Faktor Titik Sampel
Udara Ambien dan Syarat Pemilihan Lokasi (titik) Pengambilan Contoh Uji:
Jakarta.
Suryati, Isra, Hafizhul. (2016). Potensi Penurunan Emisi Karbon Monoksida Di Ruas
Jalan Kota Medan Dengan Penerapan Transportasi Massal. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II: Universitas Andalas. Padang.
15