WHO: The effects of the Covid-19 pandemic are more traumatic than WWII

Jakarta, CNBC Indonesia - The Covid-19 pandemic is considered to have caused mass trauma on a larger
scale than World War II (World War II/WWII). The impact will be felt for years to come.

Director General of the World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom said it is not impossible that
the impact of the pandemic will last in the next few years.

"After the second world war, the world experienced mass trauma because the second world war
affected so many lives. And now, with this Covid pandemic, the scale is bigger, more lives are affected,"
said Tedros.

"Nearly the whole world was affected. Every individual on the surface of the world was really affected.
This means greater mass trauma than was experienced after World War II," he continued, quoted by
CNBC International, Saturday (6/3/2021).

According to Tedros, when there is mass trauma it will affect a community for years to come. Tedros
said the pandemic will continue to affect human health and mental health.

The WHO statement came in response to the question of whether countries should consider the
economic and mental health impact of the pandemic more in the future. Tedros stressed, mental health
must come first.

"The answer is definitely yes," said Maria Van Kerkhove, head of the WHO's emerging Diseases and
Zoonoses Unit.

"There is a wide range of impact on the individual, whether you lose a loved one, or a family member or
friend to the virus. Whether you lose your job, your children don't go to school, people are forced to
stay at home in difficult situations."

Kerkhove added that the world is still in the acute phase of a pandemic, especially when the virus
attacks a community, killing tens of thousands of people every week

Kerkhove said, however, that the mental health toll from the pandemic would emerge and would be a
big problem in the long run. Government intervention needs to be done in order to keep this in mind.

Dr Mike Ryan, Executive Director of the WHO Health Emergencies Programme, calls on the public to not
only highlight the mental health toll of the pandemic as a problem, but also a solution.

"To say that mental health and psychological health is under pressure is one thing, it's true. But the
opposite is what we have to do to support, provide psychosocial support to society," he said.

WHO: Efek Pandemi Covid-19 Lebih Traumatik dari Daripada WWII

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 dianggap telah membuat trauma massal dalam skala yang
lebih besar dibandingkan Perang Dunia ke II (World War II/WWII). Dampaknya pun akan terasa hingga
bertahun-tahun yang akan datang.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom mengemukakan bukan tidak
mungkin dampak dari pandemi akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.

"Setelah perang dunia kedua, dunia mengalami trauma massal karena perdang dunia kedua
mempengaruhi banyak sekali nyawa. Dan sekarang, dengan adanya pandemi Covid ini, skalanya lebih
besar, lebih banyak nyawa yang terpengaruh," kata Tedros.

"Hampir seluruh dunia terpengaruh. Setiap individu di permukaan dunia benar-benar terpengaruh. Ini
berarti trauma massal yang lebih besar dari yang dialami setelah Perang Dunia II," sambungnya, dilansir
CNBC International, Sabtu (6/3/2021).

Menurut Tedros, saat ada trauma massal hal tersebut akan memengaruhi suatu komunitas selama
bertahun-tahun yang akan datang. Tedros mengatakan, pandemi akan tetap berpengaruh terhadap
kesehatan dan mental manusia.

Pernyataan WHO mengemuka sebagai respons atas pertanyaan apakah negara-negara harus lebih
mempertimbangkan dampak pandemi terhadap ekonomi dan kesehatan mental ke depannya. Tedros
menekankan, kesehatan mental harus diutamakan.

"Jawabannya pasti, ya," kata Maria Van Kerkhove, Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis yang muncul di
WHO.

"Ada ragam dampak yang ditimbulkan pada individu, apakah Anda kehilangan orang yang dicintai, atau
anggota keluarga atau teman terkena virus ini. Entah Anda kehilangan pekerjaan, anak-anak tidak
bersekolah, orang terpaksa tinggal di rumah dalam situasi yang sulit,"

Kerkhove menambahkan, bahwa dunia masih dalam fase akut dari pandemi terutama saat virus
menyerang sebuah komunitas, dan menewaskan puluhan ribu orang setiap minggunya.

Kerkhove mengatakan, bagaimanapun para korban kesehatan mental atas pandemi akan muncul dan
akan menjaid masalah besar dalam jangka panjang. Intervensi pemerintah perlu dilakukan dalam
mengingatkan untuk tetap menjaga hal ini.

Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO meminta dengan tegas kepada
masyarakat agar tidak hanya menyoroti korban pandemi pada kesehatan mental sebagai masalah, tetapi
juga solusinya.

"Mengatakan bahwa kesehatan mental dan kesehatan psikologis berada di bawah tekanan adalah satu
hal, itu benar. Tetapi kebalikannya adalah apa yang harus kita lakukan untuk mendukung, memberikan
dukungan psikososial kepada masyarakat," katanya.