Professional Documents
Culture Documents
2020;12(3):161-167
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/jbm.12.3.2020.30111
KemenRistekdikti RI no. 28/E/KPT/2019 Available from:https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/index
1
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
2
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Negeri Manado, Tondano, Sulawesi Utara,
Indonesia
Email: yermiamokosuli@unima.ac.id
Abstrak: Anopheles sp sampai saat ini merupakan vektor Plasmodium sp sebagai parasite
yang menyebabkan penyakit malaria. Perubahan iklim global menyebabkan perkembangan
nyamuk Anopheles sulit diprediksi. Oleh karena itu pemanfaatan tumbuhan sebagai larvasida
hayati menjadi alternative penanggulangan populasi Anopheles. Telah dilakukan penelitian
yang bertujuan mendapatkan kandungan golongan fitokimia ekstrak kasar Tagetes erecta L
dan toksisitas ekstrak terhadap larva Anopheles sp. Bunga Tagetes erecta di peroleh dari Kota
Tomohon Sulawesi Utara yang dikenal sebagai kota bunga. Larva nyamuk diperoleh dengan
metode rearing di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Manado. Penelitian ini
menerapkan metode eksperimen laboratorium. Lethal concentration 50 ditentukan dengan
analisis probit menggunakan SPSS IBM 20. Penelitian terdiri atas tahap ekstraksi bunga
Tegetes erecta dengan metode maserasi, analisis kandungan golongan fitokimia dan uji
toksisitas ekstrak pada larva Anopheles sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan
fitokimia yang dominan adalah alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. LC 50 terbaik
diperoleh pada ekstrak etanol yaitu 43,073 mg/L.
Kata kunci : Toksisitas, Larva, Anopheles, Tagetes erecta L.
ria lebih beresiko dibandingkan dengan alternatif. Sebagai negara tropis Indonesia
tindakan pencegahan yaitu penangganan memiliki budaya etnobotani dan etno-
populasi nyamuk malaria pada kawasan medikal yang berkembang turun temurun
domestik. Pengobatan penyakit malaria di yaitu pemanfaatan tumbuhan atau hewan
Indonesia dengan menggunakan klorokuin sebagai obat dan insektisida alamiah. Peng-
telah menimbulkan resistensi sejak tahun gunaan insektisida botani berkembang
1973; selanjutnya sulfadoksin pirimethamin karena mekanisme kerjanya tidak bersifat
(SP) juga dilaporkan telah menimbulkan neurotoksik dan memiliki persisten yang
resistensi terhadap Plasmodium sehingga rendah terhadap lingkungan.
tidak efektif lagi digunakan.2 Pemanfaatan tumbuhan sebagai insek-
Peningkatan resistensi obat malaria tisida nabati berkembang di daerah tropis
mengharuskan adanya alternative penang- didasarkan pada interaksi biologis antara
gulangan vector. Dari berbagai altenatif tumbuhan dan serangga. Tumbuhan meng-
penanggulangan vector nyamuk, pemanfa- hasilkan senyawa tertentu sebagai bentuk
atan eksrak tumbuhan masih merupakan pertahanan diri dari serangan mikroba
upaya yang memiliki resiko dan efek ataupun organisme multiseluler terutama
samping rendah bahkan dapat dikatakan serangga yang menjadi hama. Beberapa
tidak memiliki resiko berbahaya pada tumbuhan yang mengandung senyawa
manusia. bioaktif insektisida antara lain Acer rubrum
Kasus resitensi terhadap insektisida L. (Aceraceae), betula allenghaniensis
pada nyamuk telah banyak dilaporkan di Britton (Betulacea), Betula papyrifera
Indonesia. Beberapa laporan penelitian Britton, Caryaa cordiformis K. Prunus
tentang resistensi nyamuk terhadap insek- serotina Ehrh (Rosaceae).8
tisida : resistensi Aedes sp pada insektisida Sebagai daerah endemis Malaria,
organofosfat di Bayuwangi,3 resistensi masyarakat Minahasa sejak lama telah
insektisida malathion nyamuk Aedes memiliki dan mengenal dan menggunakan
aegypti di Pekalongan,4 resistensi nyamuk jenis-jenis tumbuhan tertentu sebagai
daerah endemis dan non endemis di DIY.5 insektisida botani. Untuk menanggulangi
Kasus resistensi insektisida sintetik nyamuk masyarakat Minahasa telah
terhadap nyamuk juga dilaporkan terjadi di memanfaatkan Serei ungu (Cymbopogon
kota Salatiga dengan resistensi sekitar citratus) dan bunga tembelek (Lantana
16,60-33,30% terhadap insektisida organo- camara) sebagai insektisida botani.9
fosfat. Lebih lanjut, untuk insektisida Salah satu bunga khas kota Tomohon
malathion terlah terjadi resistensi sekitar yang berpotensi sumber bioaktif anti-
66-82%.6 (Boewono et. al. 2006). Dari nyamuk adalah bunga tahi ayam (nama
Kota Bandung dilaporkan resistensi Ae lokal) atau dikenal sebagai Tagetes erecta.
aegypti juga terhadap d-Allethrin, Perme- Sampai saat ini masih sangat terbatas
thrin, dan Cypermethrin dengan LT90 pada informasi ilmiah eksplorasi Tagetes erecta
sebaran 9 – 43 jam.7 sebagai sumber bioaktif antinyamuk.
Pengendalian nyamuk dengan peng- Disamping itu kandungan bioaktif
asapan (fogging) yang menjadi program tumbuhan sangat dipengaruhi dimana
rutin Kementerian Kesehatan, hanya efektif tumbuhan itu dibudidayakan. Iklim kota
membunuh nyamuk dewasa. Disamping itu Tomohon dikenal sangat baik untuk
membutuhkan biaya yang sangat besar (5 budidaya tanaman bunga. Penelitian ini
milyar per tahun), menyebabkan resistensi bertujuan untuk mandapatkan data kan-
nyamuk serta berdampak negative pada dungan golongan fitokimia ekstrak Bunga
manusia yang menghirup asap.3 Untuk Tagetes erecta L. Mendapatkan data toksi-
menekan laju resistensi nyamuk dan sitas ekstrak kasar Bunga Tagetes erecta L.
mencegah terjadi proses resurgensi sehing- terhadap larva nyamuk Anopheles sp
ga munculnya strain yang tahan insektisida sebagai vector malaria.
sintetik maka perlu di cari insektisida
Rombot, Semuel: Bioaktifitas larvasida nyamuk... 163
yaitu 10 ppm, 100 ppm, 500 ppm dan 1000 senyawa metabolit sekunder pada ekstrak
ppm. Metode uji toksisitas ini didasarkan bunga Tagetes erecta L. ini memberi efek
pada Metode McLaughlin (1996)14 untuk toksik pada larva yang terlihat melalui
uji hayati, yang dimodifikasi. Kematian gejala-gejala subletal hingga kematian
larva tertinggi ditunjukkan pada larva. Dinding sel larva yang masih sangat
konsentrasi uji tertinggi yaitu 1000 ppm tipis memungkinkan difusi senyawa toksik
baik pada ekstrak methanol maupun ekstak ke dalam sel. Berdasarkan tabel di atas
klorofom (Tabel 3) dapat dilihat nilai mortalitas larva untuk
nyamuk Anopheles sp. sebesar 50% pada
BAHASAN larva uji ditemukan pada dosis 100 ppm.
Kematian larva dapat disebabkan oleh Dengan demikian, dosis ini menjadi acuan
senyawa toksik yang tidak dapat untuk menentukan kisaran-kisaran interval
dibiotransformasi oleh larva Anopheles sp dosis yang digunakan pada uji toksisitas
sehingga menyebabkan sitotoksik dan lanjutan.
kematian larva. Toksisitas kandungan
Tabel 3. Mortalitas Larva Nyamuk Anopheles sp setelah pemberian ekstrak 12 jam
Larva instar IV Anopheles sp
Kosentrasi yang mati
Jenis Ekstrak LC50 (ppm)
(ppm)
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Etanol 1000 10 10 10
500 9 9 9 LC50 =
100 8 9 7 43.0730
10 5 4 4
Kloroform 1000 10 9 10
500 9 7 7 LC50 =
100 6 4 2 120.420
10 4 2 1
Hasil uji larvasida menunjukkan aktif yang dilaporkan ada pada bunga
adanya perbedaan jumlah larva Anopheles Tagetes erecta L.12,15 Aroma pada bunga
sp yang mati pada berbagai sebaran Tagetes erecta disebabkan oleh kandungan
konsentrasi. Tampak adanya peningkatan senyawa sesquiterpenoid dan monoterpe-
jumlah larva Anopheles sp mati seiring noid. Monoterpen dilaporkan dapat meng-
dengan peningkatan konsentrasi eksrak hambat pertumbuhan tanaman pesaing dan
bunga Tagetes erecta L. Ekstrak etanol memiliki aktivitas insektisida terhadap
bunga Tagetes erecta L. menunjukkan hewan tingkat tinggi.16
aktifitas antilarva nyamuk Anopheles yang Pada metamorphosis serangga, instar
sangat kuat. Dengan nilai LC50 yang adalah salah satu tahapan/fase perkem-
tergolong kecil yaitu 40,073 ppm. Semakin bangan (Andriani 2008). Fase instar 4,
rendah kosentrasi maka semakin baik. merupakan tahap atau fase akhir sebelum
LC50 ekstrak kloroform yaitu 120,42 ppm menjadi nyamuk dewasa sehingga memiliki
hampir dua kali dari LC50 ekstrak etanol. daya tahan paling tinggi. Selain itu, ukuran
Etanol sebagai pelarut polar mampu larva nyamuk Anopheles spp instar-4 lebih
mengekstrak senyawa-senyawa seperti besar sehingga lebih mudah dalam perhi-
karbohidrat, protein, tanin, flavonoid, tungan mortalitas.
terpenoid.13,15 Beberapa penelitian tentang aktivitas
Monoterpen, sesquiterpen, diterpen, ekstrak tumbuhan sebagai larvasida antara
triterpen, sterol, flavonoid, thiophenes, dan lainb ekstrak etanol daun kenikir dapat
senyawa aromatik, yang masuk dalam mengakibatkan kematian larva ulat daun
golongan terpenoid merupakan senyawa kubis. Konsentrasi yang dapat membunuh
166 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 12, Nomor 3, November 2020, hlm. 161-167
50% larva ulat daun kubis (LC50) adalah Dengue di Indonesia. Makalah
konsentrasi 2.45%).17 Ekstrak kayu Jati disampaikan dalam Simposium
dengan LC50 9,69 μg/ml, efektif sebagai Demam Berdarah Dengue. Yog-
larvasida jentik nyamuk A. aegypti.18 Bebe- yakarta, 16 Mei 2007. Yogyakarta:
rapa tanaman lain yang dilaporkan memi- Universitas Gadjah Mada, 2007.
liki aktivitas larvasida nyamuk yaitu 3. Yudhana A, Praja RN, dan Yunita MN.
Minyak atsiri daun Jukut (Hyptis suaveo- Deteksi Gen Resisten Insektisida
lens),18 ekstrak air dari tanaman Piper Organofosfat pada Aedes aegypti
retrofractum,19 ekstraks daun Annona di Banyuwangi, Jawa Timur
muricata,18,19 ekstrak tanaman Origanum Menggunakan Polymerase Chain
onites20 dan minyak tumbuhan yang berasal Reaction. Jurnal Veteriner. 2017;
dari tanaman (Camphor, Thyme, Amyris, 18(3):446-52.
Lemon, Cedarwood, Frankincense, Dill, 4. Widiastuti D and Ikawati B. Resistensi
Myrtle, Juniper, Black Pepper, Verbena, Malathion dan Aktivitas Enzim
Helichrysum and Sandalwood) memiliki Esterase pada Populasi Nyamuk
bioaktivitas sebagai larvasida nya- Aedes aegypti di Kabupaten
muk.18,19,20 Hasil penelitian ini membukti- Pekalongan. Balaba, 2016;12(2)::
kan potensi yang sangat kuat dari ekstrak 47-57.
bunga Tagetes erecta yang berasal dari 5. Windyaraini DH., Giyantolin, Maulidi
Tomohon, Sulawesi Utara sebagai sumber IS, Marsifah T. Kepadatan dan
bioaktif larvasida nyamuk. Penyebaran Serta Status Resistensi
Nyamuk (Diptera: Culicidae) dari
SIMPULAN Daerah Endemis dan Non
Dari hasil penelitian ini dapat disim- Endemis DBD di Wilayah DIY.
pulkan bahwa kandungan golongan fito- Majalah Ilmiah Biologi Biosfera.
kimia yang dominan pada ekstrak bunga 2019; 36(1):19–25.
Tagetes erecta L. adalah alkaloid, flavor- 6. Astari S dan Ahmad I. Insecticide
noid, saponin dan tannin. LC50 terbaik Resistance and Effect of Piperonyl
pada ekstrak kloroform yaitu 40,070 ppm Butoxide as a Synergist in Three
Strain nof Aedes aegypti (Linn)
Ucapan Terima Kasih (Diptera: Cullicidae) on Insecti-
Disampaikan terima kasih kepada cide Permethrin, Sypermethrin,
pimpinan laboratorium Biologi FMIPA and d-Allethrin. Buletin Penelitian
Universitas Negeri Manado yang telah Kesehatan, 2005:33(2):73–9.
mengijinkan penggunaan laboratorium. 7. Omar S. Phytochemical discovery of
antifeedant, antimicrobial and
Konflik Kepentingan antimalarial principles. [Disserta-
Penulis menyatakan tidak terdapat tion]. School of Graduate Studies
konflik kepentingan dalam studi ini. and Research, University of
Ottawa, Canada. 2000.
8. Kaunang ENS, Mokosuli YS. Botanical
DAFTAR PUSTAKA and phytochemical constituents of
1. Enam daerah di Sulawesi Utara berhasil several medicinal plants from
tekan kasus malaria. Manado: mount Klabat north MInahasa.
Antaranews, 11 Oktober 2019. Journal of Medicinal Plants Stu-
Available from: https://manado. dies. 2017:5(2):29-35
antaranews.com/berita/68228/ 9. Utari D dan Kusuma D. Identifkasi
enam-daerah-disulawesi-utara- Fraksi Daun Zodia (Evodia Sua-
berhasil-tekan-kasus-malaria. veolens) yang Aktif sebagai
2. Baskoro T, Nalim S. Pengendalian Nya- Insektisida Botani terhadap Larva
muk Penular Demam Berdarah Aedes Aegypti [Tesis]. Bogor:
Rombot, Semuel: Bioaktifitas larvasida nyamuk... 167