You are on page 1of 7

JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO.

1 JUNI 2022

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG BETON


PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
DI KABUPATEN DELI SERDANG
Winarti, Kartika Indah Sari
1)
Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Komputer Universitas Harapan Medan
2)
Dosen Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Komputer
Universitas Harapan Medan Jl. H. M. Joni No.70c Kec.Medan Kota
winbocantik@gmail.com

Abstrak
A building structure consists of an upper structure and a lower structure. The superstructure includes beams,
plates, columns, as well as the roof and the lower structure is the foundation. Before carrying out a construction,
the first thing that is carried out and carried out in the field is the work of the sub-base foundation, which is a
foundation construction between the foundation and the pile foundation. Pile foundations are relatively long and
slender rods used to support loads on soil layers with low bearing capacity. The purpose of this study is to
determine the depth and strength of the soil layer strength. To determine the cone penetration (penetration of the
cone tip expressed in the unit area force).To determine the amount of soil adhesive resistance (soil resistance or
soil friction against the biconus sheath expressed in the unit length force). The results obtained from the results
of this manual calculation, the authors found that the largest bearing capacity of the foundation was 78.73 t/m-2.
So it can be concluded from the results obtained from this calculation which means that the greater the cross-
sectional area or diameter of this pile, the greater the bearing capacity that the foundation can withstand and
the longer the pile, the greater the bearing capacity that can be endured. from that foundation.

Keywords: Pile Foundation, Foundation Bearing Capacity

I. PENDAHULUAN keamanan pada struktur atas.Untuk menghasilkan


daya dukung yang akurat, maka diperlukan suatu
1.1 Latar Belakang penyelidikan tanah yang akurat juga.Ada dua
Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur metode yang biasa digunakan dalam penentuan
atas dan struktur bawah.Struktur atas meliputi balok, kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang beton
plat, kolom, serta atap dan struktur bawah adalah yaitu dengan menggunakan metode statis dan
pondasi.Sebelum melaksanakan suatu pembangunan metode dinamis.Perencanaan pondasi tiang pancang
konstruksi yang pertama - tama dilaksanakan dan beton mencakup rangkaian kegiatan yang
dikerjakan di lapangan adalah pekerjaan pondasi dilaksanakan dengan berbagai tahapan yang
(struktur bawah).Pondasi merupakan suatu pekerjaan meliputi studi kelayakan dan perencanaan
yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik teknis.Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil
sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan akhir suatu konstruksi yang kuat, aman dan
menahan suatu beban yang bekerja di atasnya yaitu ekonomis.
beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan
tegangan-tegangan yang terjadi pada beban struktur 1.2 Tujuan Penulisan
atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
memikul beban konstruksi tersebut. a. Menghitung daya dukung pondasi tiang
Secara umum permasalahan pondasi dalam pancang beton dari hasil pembebanan, sondir
lebih rumit dari pondasi dangkal.Untuk hal ini dan parameter tanah yang ada dengan jenis
penulis mencoba mengkonsentrasikan Tugas Akhir pondasi tiang pancang beton yang digunakan
ini pada perencanaan pondasi dalam, yaitu pondasi berdasarkan kualitas dan ukuran pondasi yang
tiang pancang beton.Pondasi tiang pancang beton digunakan.
dipakai apabila tanah dasar yang kokoh yang b. Menghitung kelompok tiang
mempunyai daya dukung besar terletak sangat dalam, c. Membandingkan perhitungan hasil daya
yaitu kurang lebih 10 meter. Daya dukung pondasi dukung pondasi tiang pancang dengan hasil
tiang pancang beton diperoleh dari daya dukung perencanaan.
ujung (end bearing capacity) yang diperoleh dari
tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau 1.3 Manfaat Penulisan
selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi yang
dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara membacanya:
pondasi tiang pancang beton dan tanah a. Penyusun berharap dapat memberikan
disekelilingnya. Pondasi tiang pancang beton pemahaman mengenai kapasitas daya dukung
berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya pondasi tiang pancang beton.
dukung yang mampu memikul dan memberikan

44
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 1 JUNI 2022

b. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang Pondasi dapat digolongkan berdasarkan
membacanya khususnya bagi mahasiswa yang kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh
menghadapi masalah yang sama. pondasi :

1.4 Batasan Masalah 2.2.1. Pondasi dangkal


Untuk menghasilkan pemahaman dalam Pondasi dangkal disebut juga pondasi
masalah ini maka diperlukan adanya batasan-batasan langsung, pondasi ini digunakan apabila lapisan
masalah. tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung
a. Hanya ditinjau untuk pondasi tiang pancang beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam
beton pada konstruksi Proyek Pembangunan (berada relatif dekat dengan permukaan
Gedung Rumah Sakit di Kabupaten Deli tanah).Pondasi dangkal adalah pondasi yang
Serdang. mendukung beban secara langsung.
b. Hanya ditinjau untuk menghitung stabilitas daya
dukung pondasi tiang pancang beton tunggal 2.2.2. Pondasi telapak
untuk pondasi tiang pancang beton tegak lurus Pondasi yang berdiri sendiri dalam
tanpa akibat gaya horizontal. mendukung kolom atau pondasi yang mendukung
bangunan secara langsung pada tanah bilamana
terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA kualitas baik yang mampu mendukung bangunan itu
pada permukaan tanah atau sedikit dibawah
2.1 Pondasi permukaan tanah.
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan
yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu 2.2.3. Pondasi memanjang
bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya Pondasi yang digunakan untuk mendukung
beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila
kesatuan dasar bangunan yang kuat yang terdapat dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu
dibawah konstruksi.Pondasi dapat didefinisikan sama lainnya.
sebagai bagian paling bawah dari suatu konstruksi
yang kuat dan stabil (solid). 2.3 Daya Dukung Tanah
Dalam perencanaan pondasi untuk suatu Daya dukung tanah didefiniskan sebagai
struktur dapat digunakan beberapa macam tipe kekuatan maksimum tanah menahan tekanan
pondasi. Pemilihan pondasi berdasarkan fungsi dengan baik tanpa menyebabkan terjadinya failure.
bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul Sedangkan failure pada tanah adalah penurunan
oleh pondasi tersebut, besarnya beban dan beratnya (sattlement) yang berlebihan atau ketidakmampuan
bangunan atas, keadaan tanah dimana bangunan tanah melawan gaya geser dan untuk meneruskan
tersebut didirikan dan berdasarkan tinjauan dari segi beban pada tanah. (Bowles J.E, 1992).
ekonomi.
Semua konstruksi yang direncanakan, 2.4 Penyelidikan lapangan dengan Dutch Cone
keberadaan pondasi sangat penting mengingat Penetrometer Test (DCPT, Sondir)
pondasi merupakan bagian terbawah dari bangunan Penyondiran adalah suatu proses
yang berfungsi mendukung bangunan serta seluruh memasukkan alat sondir secara tegak lurus kedalam
beban bangunan tersebut dan meneruskan beban tanah untuk mengetahui besarnya perlawanan
bangunan itu, baik beban mati, beban hidup dan penetrasi tanah terhadap kedalaman lapisan tanah
beban gempa ke tanah atau batuan yang berada yang ditembus alat sondir tersebut.
dibawahnya. Bentuk pondasi tergantung dari macam Alat sondir adalah suatu alat yang berbentuk
bangunan yang akan dibangun dan keadaan tanah silinder dengan ujungnya berupa suatu konus.
tempat pondasi tersebut akan diletakkan, biasanya Dimana pada pengujian sondir, alat ini ditekan
pondasi diletakkan pada tanah yang keras kedalam tanah untuk mengukur perlawanan tanah
pada ujung sondir ( tahanan ujung ) dan gesekan
2.2 Macam-macam Pondasi pada selimut sondir ( hambatan lekat atau gesekan
Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua selimut ). Standarisasi alat sondir di Indonesia
bagian yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) belum dilakukan hingga saat ini. Standar alat sondir
dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari yang umum digunakan dan telah diterima secara
letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman luas tercantum dalam ASTM D 3441-75T yaitu :
dengan lebar pondasi.Pondasi dangkal kedalamannya sondir yang mempunyai luas proyeksi ujung konus
kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤B) dan sebesar 10 cm2 dan luas selimutnya sebesar 150
dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak cm2, penetrasi yang dilakukan dengan manual atau
dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi hidrolik dengan kecepatan tidak lebih dari 2 cm/det.
dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh Alat sondir terdiri dari konus atau bikonus
dari permukaan tanah. yang dihubungkan dengan batang dalam
penyanggah (casing). Kemudian alat sondir ini

45
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 1 JUNI 2022

ditekan kedalam tanah dengan bantuan mesin sondir 2.7 Berdasarkan cara penyaluran beban yang
hidraulik yang digerakkan secara manual diterima tiang ke dalam tanah
Berdasarkan cara penyaluran bebannya ke
Kegunaan uji sondir adalah : tanah, pondasi tiang dibedakan menjadi tiga jenis,
a. Untuk menentukan profil dan karakteristik tanah yaitu:
b. Merupakan pelengkapan bagi informasi dari a. Pondasi tiang dengan tahanan ujung (End
pengeboran tanah Bearing Pile)
c. Menentukan daya dukung pondasi b. Tiang ini akan meneruskan beban melalui
d. Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras tahanan ujung tiang ke lapisan tanah
serta daya dukung maupun daya lekat setiap pendukung.
kedalaman c. Tiang pancang dengan tahanan gesekan
e. Untuk memeberikan gambaran jenis tanah secara (Friction Pile)
kontinu
f. Untuk mengevaluasi (meninjau kembali) Jenis tiang pancang ini akan meneruskan
karakteristik teknis tanah. beban ke tanah melalui gesekan antara tiang dengan
tanah di sekelilingnya. Bila butiran tanah sangat
Tujuan uji sondir adalah : halus tidak menyebabkan tanah di antara tiang -
 Tujuan praktis : untuk mengetahui kedalaman dan tiang menjadi padat, sedangkan bila butiran tanah
kekuatan lapisan – lapisan tanah. kasar maka tanah di antara tiang akan semakin
 Tujuan teoritis : padat.
1. Tiang pancang dengan tahanan lekatan
a. Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (Adhesive Pile)
(penetrasi terhadap ujung konus yang dinyatakan Bila tiang dipancangkan pada dasar tanah pondasi
dalam gaya persatuan luas ). yang memiliki nilai kohesi tinggi, maka beban yang
b. Untuk mengetahui jumlah hambatan lekat tanah ( diterima oleh tiang akan ditahan oleh lekatan antara
perlawanan geser atau friction tanah terhadap tanah disekitar dan permukaan tiang.
selubung bikonus yang dinyatakan dalam gaya
persatuan panjang ). 2.8 Pemancangan Tiang Pancang
Pemancangan tiang pancang adalah usaha
2.5 Cara pelaporan hasil uji sondir yang dilakukan untuk menempatkan tiang pancang
Cara pelaporan hasil uji sondir biasanya di dalam tanah sehingga berfungsi sesuai
dilakukan dengan menggambarkan variasi tahanan perencanaan.Pada umumnya pelakasanan
ujung (qc) dengan gesekan selimut (fs) terhadap pemancangan dapat dibagi dalam tiga tahap, tahap
kedalamannya. Bila hasil sondir diperlukan untuk pertama adalah pengaturan posisi tiang pancang,
mendapatkan daya dukung tiang, maka diperlukan yang meliputi kegiatan mengangkat dan mendirikan
harga komulatif gesekan (jumlah hambatan lekat), tiang pada pemandu rangka pancang, membawa
yaitu dengan menjumlahkan harga gesekan selimut tiang pada titik pemancangan, mengatur arah dan
terhadapkedalaman, sehingga pada kedalaman yang kemiringan tiang dan kemudian percobaan
ditinjau dapat diperoleh gesekan total yang dapat pemancangan.
digunakan untuk menghitung gesekan pada kulit Setelah selesai, tahap kedua adalah
tiang. pemancangan tiang hingga mencapai kedalaman
yang direncanakan. Pada tahap ini didalam
2.6 Pondasi Tiang Pancang pencatatan data pemancangan, yaitu jumlah pukulan
Tiang pancang adalah bagian dari suatu pada tiap penurunan tiang sebesar 0, 25 m atau 0, 5
konstruksi pondasi yang terbuat dari kayu, beton dan m. Hal ini dimaksudkan untuk memperkirakan
baja yang berbentuk langsing yang dipancang hingga apakah tiang telah mencapai tanah keras seperti
tertanam dalam tanah pada kedalaman tertentu yang telah direncanakan. Tahap terakhir biasa
berfungsi untuk menyalurkan atau mentransmisikan dikenal dengan setting, yaitu pengukuran penurunan
beban dari struktur atas melewati tanah lunak ke tiang pancang per - pukulan pada akhir
lapisan tanah yang keras.Hal ini merupakan distribusi pemancangan.Harga penurunan ini kemudian
vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang digunakan untuk menentukan kapasitas dukung
atau pemakaian beban secara langsung terhadap tiang tersebut.
lapisan yang lebih rendah melalui ujung tiang
pancang.Distribusi muatan vertical dibuat dengan 2.9 Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang
menggunakan gesekan, atau tiang pancang apung. Berdasarkan Data Lapangan
Kebanyakan tiang pancang dipancangkan kedalam Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir
tanah, akan tetapi ada beberapa tipe yang dicor atau cone penetration test (CPT) seringkali sangat
setempat dengan cara dibuatkan lubang terlebih dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT
dahulu dengan mengebor tanah. atau sondir ini tes yang sangat cepat, sederhana,
ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya
dilapangan dengan pengukuran terus- menerus dari

46
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 1 JUNI 2022

permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini Untuk mempersatukan tiang-tiang pancang tersebut
dapat juga mengklasifikasi lapisan tanah dan dapat dalam satu kelompok tiang biasanya di atas tiang
memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tersebut diberi poer (footing). Dalam perhitungan
tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang pancang poer dianggap/dibuat kaku sempurna, sehingga :
(pile), data tanah sangat diperlukan dalam 1. Bila beban-beban yang bekerja pada kelompok
merencanakan kapasitas daya dukung (bearing tiang tersebut menimbulkan penurunan, maka
capacity) dar tiang pancang sebelum pembangunan setelah penurunan bidang poer tetap merupakan
dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung bidangdatar.
ultimit dari tiang pancang. 2. Gaya yang bekerja pada tiang berbanding
lurus dengan penurunantiang tiang.
2.10 Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang 3. Penurunan Tiang
Berdasarkan Data Laboratorium. 4. Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang
1. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang (end perlu diketahui mengenai penurunan, yaitu
bearing). 5. a. Besarnya penurunan yang akan terjadi
6. b. Kecepatan penurunan.
Untuk tanah kohesif : 7. Istilah penurunan (settlement) digunakan
untuk menunjukkan gerakan titik tertentu pada
Qp = Ap .cu . Nc* bangunan terhadap titik referensi yang
dimana : tetap.Umumnya, penurunan yang tidak seragam
Qp = Tahanan ujung per satuan luas, ton. lebih membahayakan bangunan dari pada
Ap = Luas penampang tiang pancang , m2. penurunan totalnya.
cu = Undrained cohesion, ton/m2 8.
Nc* = Faktor daya dukung tanah, untuk pondasi Faktor Keamanan
tiang pancang nilai Untuk memperoleh kapasitas ujung tiang, maka
Nc* = 9 (Whitaker and Cooke, 1966). diperlukan suatu angka pembagi kapasitas ultimate
yang disebut dengan faktor aman (keamanan)
2. Daya dukung selimut tiang pancang (skin tertentu. Faktor keamanan ini perlu diberikan
friction). dengan maksud :
1. Untuk memberikan keamanan terhadap
Qs = f i. Li .p ketidakpastian metode hitungan yang
digunakan;
dimana : 2. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi
fi = Tahanan satuan skin friction, kuat geser dan kompresibilitas tanah;
ton/m2. Li = Panjang lapisan tanah, m. 3. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup
p = Keliling tiang, m. aman dalam mendukung beban yang bekerja;
Qs = Daya dukung selimut tiang, ton. Sehubungan dengan alasan butir (d) dari hasil
banyak pengujian - pengujian beban tiang, baik
Pada tanah kohesif : tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter
f = αi*.cu kecil sampai sedang (600 mm),penurunan akibat
dimana : beban kerja (working load) yang terjadi lebih kecil
αi* = Faktor adhesi, 0,55 (Reese & Wright, dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang
1977). dari 2,5. Reese dan O‟Neill (1989) menyarankan
cu = Undrained cohesion, ton/m2. pemilihan faktor aman (F) untuk perancangan
pondasi tiang (Tabel II.5), yang dipertimbangkan
Pada tanah non-kohesif : faktor - faktor sebagai berikut :
f = K0 .σv‟ . tan δ 1. Tipe dan kepentingan daristruktur;
2. Variabilitas tanah (tanah tidakuniform);
dimana : 3. Ketelitian penyelidikan tanah;
K0 = Koefisien tekanan tanah K0 = 1 – sin φ 4. Tipe dan jumlah uji tanah yangdilakukan;
σv‟ = Tegangan vertikal efektif tanah, ton/m2. 5. Pengawasan/kontrol kualitas dilapangan;
σv‟ = γ . L‟ 6. Kemungkinan beban desain aktual yang terjadi
L‟ = 15D selama beban layananstruktur.
D = Diameter
δ = 0,8 . φ III. METODOLOGI PENELITIAN

2.11 Tiang Pancang Kelompok (PileGroup) Metode Penyusunan


Pada keadaan sebenarnya jarang sekali 1) Pengumpulan data untuk keperluan analisa
didapatkan tiang pancang yang berdiri sendiri (Single  Data penyelidikan tanah
Pile), akan tetapi kita sering mendapatkan pondasi  Gambar Teknis
tiang pancang dalam bentuk kelompok (Pile Group).  Analisa daya dukung izin pondasi tiang dari data
data sondir

47
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 1 JUNI 2022

2) Pengumpulan data perencanaan dengan symbol CR, tingkat kepadatan relatif


3) Lokasi darilapisantanah dapatdiketahuiyaitu :
4) Perencanaan yang menjadi studi kasus pada
tugas akhir ini terletak pada Rencana CR ( kg/cm2) : 0 - 16 Sangat Lepas
Pbangunan Gedung Rumah Sakit di Kabupaten CR ( kg/cm2) : 16 - 40 Lepas
Deli Serdang. CR ( kg/cm2) : 40 - 120 Sedang
CR ( kg/cm2) : 120 - 200 Padat
CR ( kg/cm2) : > 200 Sangat Padat.

Tabel 1. Hasil Pengujian Sondir (CPT)


Kedalaman Perlawanan Konus CR Jumlah Hambatan lekat TSF
Test No (m) (Kg / cm2) (Kg / cm)
S. 1 10.00 204 430

S. 2 11.40 204 584

Dari Tabel 1. di atas, pada kedalaman tersebut


Gambar 1. Lokasi Pembangunan untuk titik Sondir dijumpai tanah kepadatan rendah
sampai sedang .
 Nama Bangunan: Rumah Sakit di Deli Serdang
 Lokasi : di Kabupaten Deli Serdang Dasar Perhitungan
 Tinggi Gedung : 16 meter Dalam perhitungan perencanaan pembangunan ini
menggunakan standar perhitungan yang didasarkan
 Banyak Lantai : 4 lantai
pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara
 Pondasi yang dipakai : Tiang beton (tiang pancang)
lain:
 Pedoman Beton 1989.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis  Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
yang teliti, semakin rumit permasalahan yang Bangunan Gedung,
dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang  SK SNI T-15-1991-03.
akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis  Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
yang baik, diperlukan data/informasi, teori konsep dan Gedung 1987.
dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan
data sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan cara :

1.1.1. Metode Literatur


Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi,
mengolah data tertulis dan metode kerja yang
digunakan sebagai input proses perencanaan.
1.1.2. Metode Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke
lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya
dilapangan. Adapun jenis – jenis data yang
digunakan adalah :
1) Data Primer, Merupakan data yang didapat
dari survey lapangan melalui pengamatan dan
pengukuran secara langsung, yaitu foto-foto kondisi
proyek, data sondir tanah.
Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh
dari instansi terkait atau literatur yang berhubungan Gambar 2. Bagan alir penelitian
dengan penelitian ini. Peta lokasi menggambarkan
situasi di lapangan dan data tanah digunakan untuk
mengetahui daya dukung tanah, jenis tanah, sehingga IV. ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang
akan dipakai 4.1 Data Teknis Pondasi tiang pancang beton
dan Pile Cap
3.2 Data Analisa Tanah Pada proyek pembangunan Rumah Sakit ini
1. Hasil Pengujian Dengan Alat Sondir menggunakan pondasi tiang pancang beton , detail
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi sondir Pondasi meliputi :
yaitu dari data perlawanan konus (cone resistant) 1) Detail Pondasi
2) Detail Pile Cap

48
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 1 JUNI 2022

dengan rumus tersebut diatas dapat dilihat pada


Detail Pondasi bored pile tabel serta grafik hubungan antara daya dukung izin
Pada setiap titik tiang kolom terdapat 1 (satu ) dengan kedalaman.
pondasi tiang pancang beton dengan diameter tiang Faktor daya dukung Nc, Nq dan N diatas berlaku
0.45 meter dengan kedalaman 10.00 meter. Jumlah untuk pasir padat, kerikil dan lempung keras.
pondasi adalah 32 buah pondasi tiang pancang Sedangkan untuk keadaan dimana tanah dasar
beton. pondasi adalah lempung lunak dan pasir lepas maka
faktor daya dukung Nc‟, Nq‟ dan N„ karena dan c
Data Analisa Tanah pada keadaan ini lebih kecil.
Hasil Pengujian Dengan Alat Sondir Daya Dukung Pondasi tiang pancang beton
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi sondir yaitu dari nilai “n” hasil pengujian Standard Penetration
dari data perlawanan konus (cone resistant) dengan Test (SPT).
symbol CR, tingkat kepadatan relatif Untuk menghitung daya dukung tiang dari
darilapisantanah dapatdiketahuiyaitu : nilai “N” hasil pengujian standard penetration test
(SPT) dipakai persamaan “Mayerhoff” sebagai
CR ( kg/cm2) : 0 - 16 Sangat Lepas berikut :
CR ( kg/cm2) : 16 - 40 Lepas Qu = Qp + Qs
CR ( kg/cm2) : 40 - 120 Sedang 𝑄𝑃 𝑄𝑆
CR ( kg/cm2) : 120 - 200 Padat 𝑄𝑖 = +
𝐹𝐾1 𝐹𝐾1
CR ( kg/cm2) : > 200 Sangat Padat. Qp = 40 Nr .Ap
Qs = (As . Nk)/5
Tabel 2. Hasil Pengujian Sondir (CPT) As = Ak . Li
Kedalaman Perlawanan Konus CR Jumlah Hambatan lekat TSF dimana :
Test No (m) (Kg / cm2) (Kg / cm) Qu = Daya dukung ultimate tiang (ton)
Qi = Daya dukung izin tiang (ton)
S. 1 10.00 204 430
Nr = Nilai “N” rata-rata 4 D keatas dan D
S. 2 11.40 204 584 kebawah
D = diameter tiang
Ap = Luas penampang tiang pancang/sheet
4.2 Perhitungan Pondasi tiang pancang beton dan pile (cm2 )
Pile Cap As = Luas permukaan/sisi tiang yang
Daya Dukung Pondasi tiang pancang beton tertanam
Dari hasil pengujian sondir daya dukung tanah Nk = Nilai N rata-rata sepanjang tiang yang
pondasi tiang pancang beton dihitung menggunakan tertanam.
rumus sebagai berikut : Ak = Keliling tiang pancang (cm)
Li = Panjang tiang yang tertanam didalam
Qu = Qp + Qs tanah
Qp = Ap . CR-r FK1 = Faktor keamanan daya dukung ujung
Qs = TSF . Ak tiang (dipakai 3)
𝑄𝑃 𝑄𝑆 FK2 = Faktor keamanan hambatan lekat tiang
𝑄𝑠 = +
𝐹𝐾1 𝐹𝐾1 (dipakai 5)
dimana :
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Qu = Daya dukung ultimate tiang pancang (kg
atau ton) 5.1 Kesimpulan
Qi = Daya dukung izin tiang (kg atau ton) Sesuai dengan tujuan dari penulisan ini maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Qp = Daya dukung ujung tiang (kg atau ton) 1. Di dalam tugas akhir ini, direncanakan
Qs = Daya dukung lekat (friction) kg atau ton perhitungan daya dukung pondasi terhadap
TSF = Jumlah hambatan lekat (total skin beban vertikal, daya dukung horizontal, dan
friction) kg/cm perhitungan daya dukung pondasi tiang
CR-r = Perlawanan konus (Cone Resistant) rata- pancang beton dan penulangan pada Pile Cap
rata 4 D keatas dan 4 D kebawah (D = diameter dengan mengunakan data tanah berdasarkan
tiang) dari data hasil uji sondir, SPT dan data
Ap = Luas penampang tiang (cm2 ) pembebanan diperoleh dari perhitungan
Ak = Keliling tiang (cm) dengan menggunakan program Exel. .
FK1 = Faktor keamanan daya dukung ujung tiang 2. Perhitungan kapasitas daya dukung pondasi
(dipakai 3) bored pile akibat beban vertikal dengan
FK2 = Faktor keamanan hambatan lekat tiang banyak faktor-faktor beban yang
(dipakai 5) mempengaruhinya dapat diselesaikan dengan
Perhitungan daya dukung izin pondasi tiang  hasil perhitungan manual.
25 cm, 30 cm, 35 cm, 40 cm, 45 cm dan 50 cm

49
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 1 JUNI 2022

3. Hasil yang di dapat dari hasil perhitungan DAFTAR PUSTAKA


manual ini, penulis mendapatkan bahwa
kapasitas daya dukung pondasi yang terbesar [1]. Bowles, J. E. 1991. Analisa dan desain
yaitu 78.73 t/m-2. Pondasi : Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga,
4. Jadi dapat di ambil kesimpulan dari hasil yang Jakarta.
di dapat dari perhitungan ini yang brarti bahwa [2]. Bowles, J. E. 1993. Analisa dan desain
semakin besar luas penampang atau diameter Pondasi : Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga,
tiang ini maka semakin besar pula daya dukung Jakarta.
yang dapat di tahan oleh pondasi tersebut dan [3]. Dipohusodo,istimawan. 1994. Struktur Beton
semakin panjang atau semakin dalam tiang Bertulang. Gramedia pustaka utama, Jakarta.
tersebut maka semakin besar pula daya dukung [4]. Hardiyatmo, H.C. 1996. Teknik Pondasi 1.
yang dapat di tahan dari pondasi tersebut. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5. Dari perhitungan diatas berdasarkan desain Hardiyatmo, H.C. 2006. Teknik Pondasi 2 :
pondasi tiang pancang betondari berbagai Edisi Ketiga. Beta Offset, Yogyakarta.
ukuran diameter dan kedalaman atau panjang [5]. Sosrodarsono, suyono.1994. Mekanika
pondasi sumuran dapat di ambil kesimpulan Tanah dan Teknik Pondasi. PT Pradya
untuk pondasi sumuran yang efektif adalah Paramita, Jakarta.
cukup dengan kedalaman 11.00 m [6]. Sugianto, dkk. 2005. Bahan Bangunan.
Universitas Lampung, Bandar Lampung
5.2 Saran
Pada tulisan ini penulis juga bermaksud
memberikan saran yang berkaitan dengan
perencanaan pondasi tiang pancang beton pada
pembangunan Rumah Sakit di Kabupaten Deli
Serdang:
1. Perhitungan daya dukung pondasi lebih mudah
dengan menggunakan perhitungan exel
2. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan
hendaknya didahului dengan studi kelayakan agar
pada perhitungan struktur nantinya dapat
diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan
baik dari segi mutu, biaya, maupun waktu.
3. Perencana struktur hendaklah selalu mangikuti
perkembangan peraturan dan pedoman –
pedoman standar dalam perencanaan struktur,
sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya
selalu memenuhi persyaratan

50

You might also like