You are on page 1of 9

PENGARUH KONSENTRASI HCL UNTUK AKTIVASI ADSORBEN

ARANG KULIT BUAH SIWALAN (Borassus Flabellifer) TERHADAP


PENYERAPAN GAS CO2 PADA PURIFIKASI BIOGAS

JURNAL
TEKNIK MESIN KONSENTRASI TEKNIK KONVERSI ENERGI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

ADJI WICAKSONO
NIM. 185060201111043

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2022
Pengaruh Konsentrasi HCl untuk Aktivasi Adsorben Arang Kulit Buah Siwalan
(Borassus Flabellifer) terhadap Penyerapan Gas CO2 pada Purifikasi Biogas

Adji Wicaksono, Slamet Wahyudi, Erwin Sulistyo


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono no. 167 Malang 65145 -Telp (0341) 587711
Email: adjiwicak02@gmail.com

ABSTRACT
Biogas purification is one solution to reduce CO2 numbers by filtering biogas because
it can clean and increase the content of biogas. Purification used using the adsorption
method. Adsorption is filtering using a physical adsorbent, for example activated
carbon as an adsorbent to filter CO2, then activated carbon holds CO2 so that it sticks
to the activated carbon. The material used as an adsorbent is charcoal from the skin of
the siwalan fruit. This research uses an experimental type using statistical analysis of
the 23 factorial design method. In the analysis of the 23 factorial design method, only 2
variables are needed with the highest and lowest values and 3 factors. Biogas will be
adsorbed by activated charcoal of siwalan rind which is activated with a concentration
of 0.1 and 2 M HCl. The biogas flow rate is set to 1 and 2 L/min. Purification time 5
and 15 minutes Data were taken on biogas that had been purified by siwalan fruit peel
charcoal using Gas Chromatography to determine the absorption of CO2 content and
the amount of CH4 content. The results of the research analysis, namely the
concentration of 2M hydrochloric acid (HCl) significantly affects CO2 absorption
compared to 0.1M concentration. Increasing the concentration of HCl removes
impurities, enlarges pores, dissolves unorganized micro-carbons, and increases the
pore surface area of siwalan fruit peel charcoal. The effectiveness of CO2 absorption is
54.94%, and the quality of biogas can be seen from the calorific value of combustion,
the calorific value of purified biogas (CH4) also increases for each variable. The
highest value was obtained on the adsorbent with siwalan rind charcoal with 2M HCl
activation, a flow rate of 1 L/min and a purification time of 5 minutes of 19163.92
kJ/m3.

Keywords: Biogas, Adsorption, Siwalan Peel Charcoal, HCl Activation, Factorial


Design Method

1. PENDAHULUAN
Biogas merupakan salah satu cara (N2) sebesar 0-0,3% [2]. Semakin besar
untuk mengatasi krisis energi yang kadar metana akan menunjukkan tingkat
memiliki kelebihan yaitu bersih dan kemurnian biogas semakin bagus dan
ramah lingkungan [1]. Proses ini akan menyebabkan nilai kalor biogas
menghasilkan bahan bakar berbentuk gas meningkat. Namun ada beberapa unsur
yang mengandung metana (CH4) sebesar pengotor dan terbesar berupa karbon
55-75%, karbon dioksida (CO2) sebesar dioksida yang keberadaannya
25-45%, hidrogen (H2) sebesar 1-5%, menghambat pembakaran biogas. Oleh
oksigen (O2) sebesar 0,1-0,5%, hidrogen karena itu, purifikasi biogas perlu
sulfida (H2S) sebesar 0-3% dan nitrogen

1
dilakukan untuk mendapatkan kualitas atas keberlimpahannya, limbah ini dipilih
yang bagus [3]. untuk menjadi bahan pembuatan arang
Purifikasi biogas adalah salah satu aktif [9].
solusi untuk mengurangi angka CO2
dengan cara penyaringan pada biogas
karena dapat membersihkan dan
meningkatkan kandungan biogas [4]. Hal
ini disebabkan jika semakin tinggi CO2
maka akan menurunkan nilai kalor yang
akan memperngaruhi hasil pembakaran
[5]. Purifikasi dengan adsorpsi adalah Gambar 2 Kulit Buah Siwalan
penyaringan menggunakan adsorben
secara fisis yang sering dipakai, Pembuatan arang aktif terdiri dari dua
contohnya karbon aktif sebagai adsorben tahap yaitu proses karbonisasi dan proses
untuk menyaring CO2, maka karbon aktif aktivasi [10]. Pada prinsipnya proses
menahan CO2 sehingga menempel pada aktivasi dapat dilakukan dengan dua cara
karbon aktif [6]. yaitu cara kimia dan cara fisika [11]. Mutu
arang aktif bergantung pada bahan baku
yang digunakan, bahan pengaktif, suhu,
dan cara pengaktifannya.
Aktivasi kimiawi biasanya digunakan
untuk bahan baku mengandung selulosa.
Pada aktivasi ini, karbon dicampur dengan
larutan kimia yang berperan sebagai
activating agent. Salah satu jenis larutan
kimia yang banyak dipakai sebagai
activating agent adalah HCl (asam
klorida). Aktivasi HCl lebih baik daripada
H2SO4 dalam melarutkan pengotor
Gambar 1 Ilustrasi Proses Adsorbsi sehingga pori-pori yang dibentuk lebih
banyak. [12]. Dari uraian latar belakang
Karbon aktif merupakan bahan kimia tersebut, selanjutnya akan diteliti lebih
yang saat ini banyak digunakan dalam lanjut mengenai pengaruh variasi
industri yang menggunakan proses konsentrasi HCl (asam klorida) untuk
adsorpsi dan purifikasi [7]. Kulit buah mengaktivasi arang yang akan dijadikan
siwalan dapat digunakan sebagai bahan adsorben untuk mempurifikasi biogas.
baku pembuatan karbon aktif karena Hasil dari purifikasi biogas ini adalah
mengandung serat kasar atau selulosa untuk mengetahui konsentrasi HCl
yang cukup tinggi, yaitu 89,2 %. Selulosa optimum dalam menurunkan kandungan
sendiri merupakan unsur yang CO2 dari adsorben arang aktif yang
mengandung karbon [8]. Tanaman ini dihasilkan. Penelitian ini diharapkan dapat
dapat hidup di ketinggian 100-500 m dpl, menjadi solusi dalam meningkatkan
dan banyak dijumpai di Kabupaten Tuban kualitas biogas bagi masyarakat luas dan
dan Lamongan, Jawa Timur. Jumlah para peternak pemilik biogas.
produksi siwalan tiap tahunnya sekitar 5 Penelitian ini bertujuan untuk
ribu ton. Banyaknya siwalan tersebut akan mengetahui pengaruh konsentrasi HCl
sebanding lurus dengan kulit buah siwalan pada proses aktivasi arang kulit buah
yang terbuang begitu saja oleh karena itu siwalan bersama waktu dan laju alir

2
terhadap penyerapan gas CO2 pada menit kemudian masukkan pada sample
purifikasi biogas. gas bag untuk menyimpan gas yang akan
dilihat kandungannya menggunakan gas
chromatograph. Setelah itu dianalasis
2. METODE PENELITIAN menggunakan desain faktorial
Penelitian menggunakan eksperimen
lalu analisis statistik metode desain
faktorial 23. Dalam analisis metode desain
faktorial 23 hanya dibutuhkan 2 variabel
dengan nilai tertinggi dan nilai terendah
dari 3 faktor lalu dikombinasikan. Gas
yang digunakan adalah biogas hasil
fermentasi anaerob kotoran sapi. Biogas di
adsorbsi oleh arang aktif kulit buah
siwalan yang di aktivasi dengan dengan
konsentrasi HCl 0,1 dan 2 M. Laju alir
biogas diatur 1 dan 2 L/menit. Waktu Gambar 5 Kombinasi Data Desain Faktorial
purifikasi 5 dan 15 menit Data diambil
menggunakan Gas Chromatograhpy Rumus Efektivitas Penyerapan CO2
untuk diketahui kandungan CO2 dan
jumlah kandungan CH4 yang tersisa. η = (1-
CO2, out
)X 100% .........................(2-1)
CO2, in

Sumber: Wicahyo (2017) [13]

Keterangan:
η = Efektivitas penyerapan CO2 (%)
CO2 out = Kadar CO2 yang keluar dari alat
purifikasi
CO2 in = Kadar CO2 yang masuk ke alat
purifikasi

Tabel 1 Nilai Kalor Pembakaran


Gambar 3 Skema Alat Penelitian H2O dalam H2O dalam
Senyawa Produk Produk
Instalasi mesin purifikasi biogas Berbentuk Bebentuk Uap Bebentuk
Gas (LHV) cair (HHV)
dirakit sesuai dengan gambar skema “KJ/Kg” "KJ/Kg"
instalasi. Etan, C2H6 47595 51993
Metane, CH4 50141 55641
A B Oktan, C8H18 44786 48254
Hexan, C6H14 45100 48679
Acentylen,
57577 60960
C2H2
Hidrogen, H2 119954 141788
Gambar 4 A) Arang dengan Aktivasi HCl
2M, B) Arang dengan Aktivasi HCl 0,1M
Rumus Nilai Kalor Biogas
Pengambilan sampel dilakukan pada
variasi waktu berbeda yaitu 5 dan 15

3
Volume CH4 MQs = Interaksi konsentrasi zat aktivasi,
HVbiogas = volume total xHVCH4 x ρCH4 ..(2-2)
Laju Aliran Biogas, dan Waktu Lama
Purifikasi
Sumber: Mitzlafff (1988; p.30) [14]
Persamaan 3-1 merupakan persamaan
Keterangan nilai persentase CO2 dengan
HV Biogas = Nilai kalor biogas (kJ/ m3) menggunakan metode desain faktorial.
HV CH4 = Nilai Kalor CH4 (kJ/ kg) Dari persamaan diketahui bahwa M
V CH4 = Volume CH4 (m3) bernilai negatif dengan nilai tinggi artinya
V Total = Volume biogas (m3)
peningkatan temperatur aktivasi akan
ρ CH4 = Massa jenis CH4 (kg/ m3)
menurunkan persentase CO2 dalam jumlah
besar. Nilai Q negatif yang artinya untuk
Setelah dilakukan analisa dengan
penambahan laju aliran berpengaruh pada
metode desain faktorial, data penelitian
penurunan persentase CO2. Ketiga aspek
akan dihitung efektivitas penyerapan CO2
ini juga mempengaruhi dan memiliki
dan nilai kalor biogas yang dimiliki.
keterkaitan setiap aspeknya dalam
penyerapan CO2 secara signifikan yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai dengan landasan teori. Selanjutnya
Hasil dan pembahasan akan berisi
jika dilihat dalam grafik persentase CO2
mengenai analisis kadar CO2 dan
sebagai berikut:
efektivitas penyerapan CO2 yang telah
diolah data penelitian.

3.1 Analisa Kadar CO2


Hasil yang didapatkan pada penelitian
ini berupa kandungan CO2 pada biogas
yang diuji dengan Gass Chromatograph.
Analisis desain faktorial digunakan
sehingga menghasilkan persamaan
sebagai berikut:
Persamaan dari Desain Faktorial 23 Gambar 7 Diagram Persentase CO2
y = 20,6237 - 1,4412M - 4,9125Q -
7,8987s - 1,0425MQ + 2,3937Ms + Pada grafik telah diurutkan variasi
5,6525Qs - yang memliki konsentrasi CO2 tertinggi
2,5275MQs........................................ (3-1) hingga terendah. Konsentrasi zat aktivasi
(M) dengan satuan Molar, laju aliran
Keterangan: L/menit (Q), sedangkan lama purifikasi (s)
y = % CO2 purifikasi biogas menit, nilai terendah terdapat pada warna
M = Faktor Konsentrasi zat aktivasi (M) abu-abu variasi arang kulit buah siwalan
Q = Faktor Laju Aliran Biogas dengan konsentrasi zat aktivasi 2M, laju
(liter/menit)
alir 2 L/menit, lama purifikasi 5 menit
s = Faktor Waktu Lama Purifikasi
(menit)
sebesar 14,11%. Sedangkan yang paling
MQ = Interaksi konsentrasi zat aktivasi dan tinggi ada pada variasi tanpa perlakuan
Laju Aliran Biogas sebesar 31,34%. Pada konsentrasi zat
Ms = Interaksi konsentrasi zat aktivasi dan aktivasi arang kulit buah siwalan 2 M,
Waktu Lama Purifikasi jumlah CO2 paling kecil pada variasi
Qs = Interaksi Laju Aliran Biogas dan (M2Q2s5) sebesar 14,11% sedangkan
Waktu Lama Purifikasi persentase terbesar pada variasi
(M2Q1s15) sebesar 23,93%. Pada

4
konsentrasi zat aktivasi arang kulit buah 2 L/menit, lama purifikasi 5 menit.
siwalan 0,1M, penyerapan CO2 terbesar Sedangkan efektivitas terendah terjadi
ada pada variasi (M0,1Q1s5) dengan pada aktivasi HCl 0,1 M, 2 L/menit, 15
persentase CO2 sebesar 14,18%. Lalu menit sebesar 20,23 %.
untuk variasi persentase terendah pada Semakin rendah persentase CO2 pada
(M0,1Q2s15) sebesar 25%. keluaran biogas berarti efektivitas
Perbedaan penurunan persentase CO2 semakin meningkat, artinya proses
berhubungan dengan kemampuan adsorbsi adsorbsi telah menarik banyak senyawa
arang aktif kulit buah siwalan. Karbon CO2 pada suatu waktu. Efektivitas
aktif adalah adsorben yang baik tertinggi didapat oleh jenis arang kulit
dikarenakan sifatnya yang unik dan buah siwalan dengan aktivasi HCl 2M,
serbaguna yang mengizinkan gas dan laju aliran 2 L/menit dan lama purifikasi 5
cairan masuk ke dalam pori-pori internal menit sebesar 54,94%. Ukuran ini telah
[15]. Dengan laju aliran biogas 1 L/menit mampu menarik banyak senyawa CO2
mampu dihasilkan penurunan CO2 dengan cara adsorbsi ke permukaannya
meskipun kecil, namun telah memenuhi yang sangat banyak selama 5 menit, lebih
target adanya penurunan persentase CO2. banyak dari jenis arang dengan aktivasi
Begitu pula dengan lama waktu purifikasi HCl 0,1m. Maka efek luas permukaan
yang digunakan untuk memastikan agar kontak terhadap kemampuan adsorbsi
proses adsorbsi bekerja secara merata. akhirnya dapat terhubung dengan
Apabila diaplikasikan pada plant yang efektivitas adsorbsi karena fenomena ini
lebih besar efeknya akan lebih terlihat membutuhkan angka persentase CO2
tentunya dengan laju aliran gas yang lebih sebelum purifikasi dan sesudah purifikasi.
besar menyesuaikan ukuran plant. Efektivitas penyerapan CO2 ini
Penggunaan adsorben arang kulit buah berbanding terbalik dengan kadar CO2
siwalan telah dibuktikan dapat yang tersisa pada biogas setelah proses
mengadsorbsi CO2 sampai persentase purifikasi. Hasil biogas yang memiliki
14,11 %. kadar CO2 kecil dari kadar awal akan
menunjukkan variasi tersebut semakin
3.2 Efektivitas Penyerapan CO2 baik [16]. Jika diterapkan arang kulit buah
siwalan dengan aktivasi HCl 2M mampu
menyerap CO2 secara efektif sebesar
54,94%.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Kesimpulan hasil dari analisis yang
telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu
konsentrasi asam klorida (HCl) 2M
Gambar 8 Efektivitas Penyerapan CO2 mempengaruhi secara signifikan terhadap
penyerapan CO2 dibanding konsentrasi
Nilai yang diperoleh dengan 0,1M. Peningkatan konsentrasi HCl akan
perhitungan efektivitas dan ditampilkan menghilangkan zat pengotor,
diagram mulai dari efektivitas terendah memperbesar pori-pori, melarutkan
sampai ke efektivitas penyerapan CO2 karbon mikro yang tidak teroganisir, serta
tertinggi pada setiap variasi yang dibuat. meningkatkan luas permukaan pori arang
Efektivitas tertinggi bernilai 54,94 % pada kulit buah siwalan. Oleh karena itu
perlakuan konsentrasi HCl 2 M, laju aliran semakin besar konsentrasi zat aktivasi

5
HCl pada adsorben maka penyerapan CO2 [4] Maile O. I, et al. 2017. Chemical
akan semakin optimum seiring sehingga Absorption of Cabon Dioxide in
tingkat kemurnian biogas semakin tinggi Biogas Purification. Kruger
dikarenakan semakin banyak CO2 yang National Park: International
terserap. Conference on Sustainable Materials
Processingand Manufacturing.
4.2 Saran [5] Wahyudi, Slamet,. Arif Muhammad,
Saran untuk peneliti purifikasi biogas & Hidayati. 2020. Aplikasi Desain
selanjutnya adalah sebagai berikut: Faktorial 23 pada Kadar CO2
1. Sebaiknya penelitian selanjutnya Proses Purifikasi Biogas dengan
dilakukan di tempat tersedianya Adsorben Genteng - Zeolite. Jurnal
biogas langsung dan dalam kapasitas Rekayasa Mesin Vol. 11, No. 3
digester yang banyak atau besar. Tahun 2020: 409-414
Karena hasil dapat lebih bagus lagi [6] Arifin, et al. (2003). Strategi Belajar
tanpa perbedaan kandungan biogas. Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan.
2. Sebaiknya dalam penelitian Pendidikan Kimia UPI.
selanjutnya dilakukan pengamatan [7] Soeroso F. 2016. Pengaruh
pembakaran biogas setelah Pengenceran Dan Pengadukan
dipurifikasi secara langsung agar bisa Terhadap Produksi Biogas Pada
mengetahui hasil purifikasi melalui Anaerobic Digestion Dengan
karakteristik pembakaran biogas. Menggunakan Ekstrak Rumen Sapi
3. Sebaiknya penelitian menggunakan Sebagai Starter Dan Limbah Dapur
bahan penyerap air dan memiliki Sebagai Substrat. Jurnal Presipitasi:
kapasitas penampungan adsorben Media Komunikasi dan
yang lebih besar. Karena biogas yang Pengembangan Teknik Lingkungan
dipindahkan dari digester ke tabung Vol 13, No 2. Semarang:
kompresor masih mengandung air Universitas Diponegoro.
yang akan menurunkan nilai kalor [8] Dewati, Retno. 2010. Kinetika
biogas. Reaksi Pembuatan Asam Oksalat
Dari Sabut Siwalan Dengan
DAFTAR PUSTAKA Oksidator H2O2. Jurnal Penelitian
[1] Hossain M. S, Rahman, M. F. 2020. Teknik Kimia Vol 10, No 1 Juni
Hybrid Solar PV/Biomass Powered 2010:29-37.
Energy Effecient Remote Cellular [9] Barir, Muhammad Fatihul. 2020.
Base Stations. International Journal Analisis Fisis Briket Arang dari
of Renewable Energy Research, Vol. Sampah Berbahan Alami Kulit Buah
10, No.1. Siwalan (Borassus Flabellifer L)
[2] Al Seadi, T. 2008. More about Sebagai Bahan Biomassa. Skripsi.
Anaerobic Digestion (AD). Biogas UIN Malang
handbook. Esbjerg: University of [10] Lestari, CK Rahayuningsih.2017.
Southern Denmark The Addition Of Siwalan Borassus
[3] Wahyudi, S., Firman, N. E., & Flabellifer Water Againts Total
Ahmat, F. 2021. The Effects of Hardness Level In Well Water.
Adsorbent Mass using Red Brick Jurnal Kesehatan Prima ISSN:
Powder on the Results of Biogas 2460-8661. Poltekkes Mataram.
Purification. Journal of Applied [11] Pari, G., D. Tohir, Mahpudin dan J.
Engineering Science, 19(1), 17 - 23. Ferry. 2006. Arang Aktif Serbuk
DOI:10.5937/jaes0-27726 Gergaji Kayu Sebagai Bahan

6
Adsorben pada Pemurnian Minyak
Goreng Bekas. Jurnal Penelitian
Hasil Hutan. Vol. 24(4). Penelitian
Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
[12] Miftah, dkk.. 2008. Pengaruh
Aktivator pada Karbon Aktif
Tempurung Kelapa. Untuk Adsorpsi
Logam Berat Pb (II). Semarang:
Universitas. Diponegoro.
[13] Wicahyo, Benediktus Lovian. 2017.
Perbandingan Kinerja Purifikasi
Biogas Menggunakan Absorben
Naoh dan Ca(Oh)2. SAINTEK II
Tahun 2017 ISSN 2407-4845.
Universitas Brawijaya.
[14] Mitzlaff, K.V. 1988. Engines of
Biogas. Deutsche Gesellschaft Fur
Technische Zusammenarbeit GTZ
GmbH, Germany.
[15] Bonenfant, D., Kharoune, M.,
Niquette, P., Mimeault, M., and
Hausler, R., 2008, Advances in
Principal Factors Influencing
Carbon Dioxide Adsorption on
Zeolite, Sci. Technol. Adv. Mater, 9.
[16] Huertas, J.I., N. Giraldo. and S.
Izquierdo. (2011). Removal of H2S
and CO2 from Biogas by Amine
Absorption. Monterrey: Automotive
Engineering Research Center-CIMA
of Tecnologico de Monterrey.

You might also like