You are on page 1of 10

UPAYA GURU DALAM MENGELOLA TAHSIN AL-QUR’AN SISWA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU BINA INSAN MULIA 2 CIREBON

TEACHERS' EFFORTS IN MANAGING TAHSIN AL-QUR'AN STUDENTS OF


INTEGRATED ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL BINA INSAN MULIA 2 CIREBON

Raie Fany Hermansyah


Email : raiefh040100@gmail.com

Abstact
At Bina Insan Mulia 2 Cirebon Integrated Islamic Junior High School, many students attend
school, have no religious knowledge, and make mistakes when reading the Qur'an. For this
reason, it is necessary to make efforts by the teacher in managing the tahsin of the Qur'an.
The purpose of this study was to determine the tahsin Al-Qur'an students of SMP IT Bina
Insan Mulia 2 Cirebon, the teacher's efforts in managing tahsin Al-Qur'an students of SMP
IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon. This research is a qualitative research. The results of this
study indicate that tahsin Al-Qur'an students of SMP IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon is
carried out in a very programmed manner, starting from planning, organizing,
implementing/directing and monitoring/evaluating. 1. Formulation of objectives to be the
beginning of planning, 2. Distribution of ustadz and clerics or teachers before the
implementation of tahsin Al-Qur'an, 3.Implementation as a form of implementation of
planning and organizing, 4. Supervision/evaluation of the implementation of tahsin Al-Qur'an
for measure the effectiveness and efficiency of its implementation, so that the weaknesses and
shortcomings can be identified and can be further improved. Based on the results of the
research, it was found that the tahsin Al-Qur'an students of SMP IT Bina Insan Mulia 2
Cirebon after the management of the tahsin Al-Qur'an by the teacher was quite good and had
an impact on the students' reading of the Qur'an.
Keywords : Management, tahsin Al-Qur'an, teacher.

ABSTRAK
Di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Bina Insan Mulia 2 Cirebon banyak siswa
yang masuk ke sekolah, tidak punya pengetahuan agama, dan ada kesalahan ketika membaca
Al-Qur’an. Untuk itu perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola tahsin
Al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tahsin Al-Qur’an siswa SMP IT Bina
insan Mulia 2 Cirebon, upaya guru dalam mengelola tahsin Al-Qur’an siswa SMP IT Bina
Insan Mulia 2 Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tahsin Al-Qur’an siswa SMP IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon
dilaksanakan dengan sangat terprogram yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan/pengarahan dan pengawasan/evaluasi. 1. Perumusan tujuan menjadi awal
perencanaan, 2. Pendistribusian ustadz dan ustadzah atau pengajar sebelum dilaksanakan
tahsin Al-Qur’an, 3. Pelaksanaan sebagai wujud implementasi dari perencanaan dan
pengorganisasian, 4. Pengawasan/evaluasi dari pelaksanaan tahsin Al-Qur’an untuk
mengukur efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya, sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kekurangannya untuk selanjutnya dapat diperbaiki. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tahsin
Al-Qur’an siswa SMP IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon setelah adanya pengelolaan tahsin Al-
Qur’an oleh guru cukup bagus dan berdampak pada bacaan Al-Qur’an siswa.

1
Kata Kunci: Pengelolaan, tahsin Al-Qur’an, guru.

PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang memiliki keutamaan lain. Diantaranya,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Allah SWT memberikan pahala kepada
untuk disampaikan kepada umat manusia, yang membacanya, maka Allah SWT
banyak keistimewaan ketika Al-Qur’an memerintahkan kita untuk membacanya
diturunkan, baik untuk Nabi Muhammad secara tartil. Dengan membacanya secara
sendiri maupun kehidupan manusia tartil kita didorong untuk bisa menghayati
seutuhnya. Al-Qur'an adalah kitab yang ayat-ayat yang sedang dibaca.
tidak diragukan lagi dan tidak ada Selain itu, umat Islam juga wajib
kekurangan yang merusak menunaikan tanggungjawab mereka
kesempurnaannya. Ia merupakan ruh, terhadap Al-Quran. Tanggungjawabnya
cahaya, serta sebagai petunjuk bagi umat ialah membaca Al-Quran dengan betul
manusia dalam menjalani kehidupan di (tahsin), mempelajari dan memahami
dunia ini. Al-Qur’an adalah karunia sangat kandungan Al-Quran (tafsir),
agung yang Allah limpahkan kepada umat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
manusia. (tathbiq), dan mengingatinya atau
Al-Qur'an memiliki berbagai menghafalnya (tahfidz). Sebagai seorang
keutamaan yang sangat berbeda muslim, setiap prilaku dalam kehidupan
dibandingkan dengan berbagai kitab suci sehari-hari harus mencerminkan isi Al-
lainnya, yaitu: 1. Al- Qur'an menjamin Qur'an. Mengamalkan kandungan Al-
keandalan dan kemudahan penggunaan Qur'an merupakan kewajiban bagi seluruh
yang disebut dzikir. 2. Isi Al-Qur'an umat Islam, bagi dirinya sendiri dan
dinyatakan secara akurat dan jelas. 3. khususnya bagi orang lain. Untuk bisa
Mendengarkan bacaannya bisa mengamalkan Al-Quran, tentunya ada
menggairahkan dan menguatkan iman beberapa langkah yang harus dipelajari,
anda. 4. Para jin sangat terkejut, dia diantaranya membaca Al Quran, membaca
mengakui peran dan bimbingan Al-Qur'an. Al-Qur’an perlu adanya kemampuan.
5. Keberkahan tadabbur dalam semua Kemampuan di sini didefinisikan
ayatnya. 6. Turun di bulan yang mulia. 7. sebagai kemampuan dan kemahiran dalam
Malam turunnya berpahala lebih dari 1000 membaca Al-Qur’an baik itu dari
bulan. 8. Kemuliaan di Lau Mahfuz. 9. makharijul huruf, lagu, dan tajwid.
Tidak menyentuh apa pun selain hal-hal Tujuannya itu adalah supaya Al-Qur’an
suci. 10) Menyajikan opsi untuk dapat dibaca dengan sempurna.
mengikutinya (Hidayat, 2018). Mempelajari Al-Qur'an tidak mungkin bisa
Maka dari itu umat muslim yang dipelajari sendirian, harus ada yang
mengakui bahwa kitab Al-Qur’an adalah mengajarinya. Jadi, seseorang yang ingin
kitabnya, harus gemar membacanya. Al- mempelajari Al-Qur’an membutuhkan
Qur’an menjadi obat bagi hamba-Nya, seorang guru. Berbicara tentang Al-Qur'an,
obat dari kesedihan, keangkuhan, maupun kenyataannya saat ini masih banyak kita
obat-obat dari segala penyakit hati. Ayat temukan orang yang bahkan tidak bisa
Al-Qur’an akan dijaga keasliannya oleh membaca kitab suci Al-Qur'an dan tidak
Allah SWT sampai dengan hari kiamat, pernah mempelajarinya. Hal ini
tidak ada seorang pun yang dapat merubah dikarenakan keterbatasan pengetahuan
atau menambahkan ayat Al-Qur’an. yang mereka punya, dan waktu belajar
Selain sebagai petunjuk dan tuntunan yang terbatas.
ke jalan yang diridhai-Nya, Al-Qur'an juga

2
Membaca dan memprioritaskan pembentukan watak siswa (Uhbiyati,
segala aktivitas kehidupan sehari-hari yang 2006: 105).
diikuti pada berdasarkan Al-Qur’an ini SMP Islam Terpadu Bina Insan
termasuk bagian salah satu upaya menjaga Mulia 2 Cirebon merupakan salah satu
kemurnian Al-Qur’an sebagai pedoman bentuk lembaga pendidikan Islam di
utama umat muslim, karena bagi yang Indonesia yang dibawah naungan yayasan
mengamalkan Al-Qur’an tersebut Bina Insan Mulia yang berbasis pesantren
dikehidupan sehari-harinya orang itu akan di Kabupaten Cirebon, diharapkan dapat
mendapatkan derajat yang paling tinggi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
Sebagaimana firman Allah QS Al- melalui proses interaksi antara peserta
Mujadilah ayat 11 berikut: didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Proses
۟ َ ِ‫و ۟ا ِإ َذا ق‬OOOO
‫س‬ِ ِ‫حُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬OOOO‫ل لَ ُك ْم تَفَ َّس‬OOOO‫ي‬ ٓ ُ‫ا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬OOOOَ‫َأيُّه‬ pembelajaran di SMP Islam Terpadu Bina
۟ ۟
ُ ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي َل ٱن ُش ُزوا فَٱن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع ٱهَّلل‬ ۟
ِ ‫فَٱ ْف َسحُوا يَ ْف َس‬ Insan Mulia 2 Cirebon ini tidak
۟ ُ‫وا ِمن ُك ْم َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬OOO
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم د ََر ٰ َج‬OOO
‫ا‬OOO‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َم‬ ۟ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ terpisahkan dari suatu konsep interaksi
‫تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬ yang bersifat edukatif dengan unsur
pentingnya, yaitu kurikulum, siswa, guru,
“Hai orang-orang beriman apabila
dan sumber media pembelajaran, di SMP
dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah
Islam Terpadu Bina Insan Mulia 2
dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya
Cirebon, memiliki kegiatan pembelajaran
Allah akan memberi kelapangan untukmu.
tahsin Al-Qur’an, Hasil belajar tahsin Al-
Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu,
qur’an ini dijadikan sebagai persyaratan
maka berdirilah, niscaya Allah akan
naik kelas di SMP Islam Terpadu Bina
meninggikan orang-orang yang beriman
Insan Mulia 2 Cirebon. Istilah tahsin
diantaramu dan orang-orang yang diberi
muncul dari sinonim tajwid yang sering
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
kali dipahami oleh masyarakat luas adalah
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
ilmu tentang bagaimana belajar Al-Qur’an
kerjakan”.
dengan baik dan benar. Untuk mencapai
Ayat di atas juga terkait dalam
serta menguasi kelimuan ini para muslim
pendidikan terhadap umat muslim untuk
hendaklah berusaha baik itu dengan belajar
memiliki ilmu pengetahuan yang luas di
dengan guru-guru yang kompeten
sekitar lingkungan, baik di dalam
dibidangnya, serta diikuti dengan latihan-
akademik maupun di kalangan masyarakat.
latihan setiap harinya.
Pendidikan yang dianggap itu penting
Agar kegiatan tahsin Al-Qur’an
dikarenakan Allah Maha Mengetahui
berjalan dengan baik maka perlu adanya
segala sesuatu itu menginginkan hamba-
upaya dari para pengajar atau guru dalam
Nya mengetahui apa yang ia ketahui untuk
mengelola kegiatan tahsin Al-Qur’an ini.
menyelesaikan permasalahannya sendiri
Tahsin Al-Qur’an merupakan pintu untuk
dari ilmu yang ia dapatkan itu.
mempelajari Al-Qur’an, sebelum
Pendidikan merupakan bimbingan
seseorang itu menghafal Al-Qur’an atau
dan pertolongan secara sadar yang
tahfidz hendaknya orang tersebut harus
diberikan oleh pendidik kepada peserta
lulus terlebih dahulu pada bagian tahsin-
didik sesuai dengan perkembangan
nya, hal ini sangat penting dilakukan jika
jasmaniah dan rohaniah ke arah
terdapat kekeliruan atau kesalahan
kedewasaan(Uhbiyati, 2006: 42).
membaca maka akan berdampak fatal bagi
Jika mengingat fungsi pendidikan
artinya atau kandungan ayatnya. Jadi,
nasional bagi keberlangsungan bangsa dan
setiap guru yang mengajarkan Al-Qur’an
negara yang dilandasi iman dan taqwa
akan mendahulukan tahsin Al-Qur’an.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka
Dalam membaca Al-Qur’an kita wajib
dalam hal ini pendidikan agama Islam
membacanya dengan baik dan benar yang
mengambil peran yang sangat penting bagi

3
dimaksud dengan bacaan yang baik dan huruf, maupun sifat-sifat huruf-nya
benar adalah bacaan yang sesuai dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya
ilmu tajwid. akan sedikit atau bahkan tidak ada, bisa
Di Sekolah Menengah Pertama Islam dikatakan bahwa tahsin ini untuk
Terpadu Bina Insan Mulia 2 yang berada meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam
di JL. KH. Anas Sirojuddin, Desa Cisaat, membaca Al-Qur’an. Hal ini sejalan
Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten dengan apa yang difirmankan Allah SWT,
Cirebon terdapat kegiatan tahsin Al- dalam Q.S. Al-Muzamil ayat 4:
Qur’an, kegiatan tahsin Al-Qur’an ini
sudah berjalan dengan baik, namun masih ‫اًل‬O‫ ي‬Oِ‫ ت‬O‫ر‬Oْ Oَ‫ ت‬O‫ن‬Oَ O‫ آ‬O‫ر‬Oْ Oُ‫ ق‬O‫ ْل‬O‫ ا‬O‫ ِل‬Oِّ‫ ت‬O‫ر‬Oَ O‫ َو‬...
ada siswa yang kesulitan dalam membaca
Al-Qur’an sesuai dengan kaidah-kaidah
tajwid. “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil
Berdasarkan latar belakang masalah (perlahan-lahan)” (Departemen Agam RI,
di atas, maka penulis dapat 2006)
mengidentifikasi masalah yang ada di Selanjutnya, Ibnu Katsir juga
SMP IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon berkata, “Sesungguhnya, yang dituntut
adalah sebagai berikut: (1) kemampuan secara syar’i adalah memperindah suara,
siswa dalam membaca Al-Qur’an masih yang merupakan pendorong untuk
kurang baik, (2) latar belakang daerah atau mentadaburi Al-Qur’an serta
lulusan yang masuk menjadi siswa si SMP memahaminya, dan khusyu, patuh, serta
IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon berbeda- taat (As-Sunaidi, 2008). Namun untuk
beda, (3) sebelum menjadi siswa di SMP pelantunan atau memperindah suara bukan
IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon, mereka hal yang paling utama, tetapi mempelajari
membaca Al-Qur’an sesuai Al-Qur’an dengan belajar ilmu tajwid,
kemampuannya saja. makhorijul huruf, maupun sifatul huruf
Berdasarkan identifikasi masalah di adalah hal yang paling utama.
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) untuk mengetahui Upaya Guru dalam Mengelola Tahsin
bagaimana tahsin Al-Qur’an siswa SMP Al-Qur’an
IT Bina Insan Mulia 2 Cirebon, (2) untuk 1. Perencanaan
mengetahui bagaimana upaya guru dalam Perencanaan adalah proses
mengelola tahsin Al-Qur’an siswa SMP IT menetapkan tujuan bagi suatu
Bina Insan Mulia 2 Cirebon, (3) untuk organisasi, mengembangkan strategi
mengetahui bagaimana hasil yang untuk mencapai tujuan tersebut, dan
diperoleh setelah adanya pengelolaan merencanakan kegiatan kerja
tahsin Al-Qur’an oleh guru. organisasi. Menurut G. R. Terry,
perencanaan adalah pemilihan dan
KAJIAN LITERATUR kombinasi fakta dan penggunaan
Pengertian Tahsin Al-Qur’an asumsi tentang masa depan, deskripsi
Kata tahsin ‫ ))تحسن‬berasal dari kata dan perumusan tindakan yang
hasana, yahsunu, husnan (- ‫ن‬OO‫ن – يحس‬OO‫حس‬ dianggap perlu untuk mencapai hasil
‫ )حسنا‬yang berarti baik, bagus. Kemudian yang diinginkan (Siswanto, 2005).
jika dilihat dari pengertian kata tahsin ( Perencanan sangat penting dikenali
‫ )تحسن‬itu sendiri berarti menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan suatu
(Khoiro, 2004). Maksud menjadi lebih organisasi atau perusahaan,
baik disini yaitu dalam membacanya, yang perencanaan sederhananya adalah
awalnya masih ada kekeliruan atau suatu proses. Proses ini adalah
kesalahan dalam membaca Al-Qur’an rangkaian urutan rasional dalam
setelah mempelajari tajwid, makhorijul penyusunan rencana. Pada dasarnya

4
fungsi perencanaan yaitu untuk bantuan dan terbentuklah suatu
membantu berbagai proses kelompok kerja yang efektif.
pengambilan suatu keputusan yang Pengorganisasian (organizing) adalah
baik dan paling sesuai dengan tujuan penetapan struktur peran-peran
utama. melalui penentuan berbagai aktivitas
Proses perencanaan ini biasanya yang dibutuhkan untuk mencapai
disesuakan dengan tujuan, tujuan-tujuan perusahaan dan bagian-
keterbatasan yang ada, dan bagiannya, pengelompokan aktivitas-
dikembangkan sesuai dengan teknik aktivitas, penugasan, pendelegasian
dan kebutuhan tertentu. Perencanaan wewenang untuk melaksanakannya,
adalah upaya untuk mencapai tujuan serta pengkoordinasi hubungan-
dan menentukan tahapan-tahapannya. hubungan wewenang dan informasi
Banyak orang yang memandang baik secara horizontal maupun
perencanaan adalah suatu kegiatan vertikal dalam struktur organisasi
dasar yang terkandung dalam tingkah (Kadarman, 2001).
laku manusia pada semua tingkatan Seperti yang ditunjukkan Stoner,
masyarakat. Perencanaan juga dapat Freeman, dan Gilbert bahwa terdapat
diartikan dalam berbagai prespektif, empat langkah dasar dalam
diantaranya sebagai kegiatan dasar melakukan proses pengorganisasian.
manusia, perencanaan sebagai pilihan Empat langkah tersebut adalah
rasional dan perencanaan sebagai pembagian kerja (division of work),
pengendali tindakan masa depan. pengelompokan pekerjaan
2. Pengorganisasian (departmentalization), penentuan
Menurut G. R. Terry relasi antar bagian dalam organisasi
pengorganisasian adalah tindakan (hierarchy), serta penentuan
mengusahakan hubungan-hubungan mekanisme untuk mengintegrasikan
kelakuan yang efektif antara orang- aktivitas antar bagian dalam
orang, sehingga mereka dapat organisasi atau koordinasi
bekerjasama secara efisien dan dengan (coordination) (Ujang Saefullah,
demikian memperoleh kepuasan 2012).
pribadi dalam hal melaksanakan 3. Pengarahan
tugas-tugas tertentu dalam kondisi Pengarahan adalah tindakan
lingkungan tertentu guna mencapai yang memastikan bahwa semua
tujuan atau sasaran tertentu (Melayu, anggota tim bekerja keras untuk
2016). Kemudian Jones dan George mencapai tujuan mereka sesuai
mengatakan bahwa pengorganisasian dengan rencana manajemen dan
merupakan suatu proses yang organisasi (Subekti Ridhotullah &
dilakukan oleh para manajer untuk Mohammad, 2015). Menurut G. R.
menetapkan hubungan kerja diantara Terry, arahannya adalah agar semua
para karyawan agar memungkinkan anggota kelompok bekerja sama
mereka mencapai tujuan organisasi dengan itikad baik dan semangat
secara efektif dan efisien (Sholihin, untuk mencapai tujuan yang sejalan
2010). dengan rencana dan upaya organisasi
Tujuan dari pengorganisasian (Melayu, 2016).
adalah untuk membimbing manusia- Pengarahan adalah fungsi
manusia agar bekerja secara efektif. manajemen yang berhubungan dengan
Dalam suatu organisasi semua kegiatan mengarahkan semua pegawai
pekerjaan kalau dilakukan oleh satu atau karyawan agar mau bekerjasama
orang saja terlalu berat, dengan dengan bekerja secara ekeftif dan
demikian diperlukan tenaga-tenaga efisien. Koontz dan O'Donnel

5
mendefinisikan arahan sebagai METODOLOGI
hubungan antara aspek individu yang Penelitian ini dilaksanakan di
disebabkan oleh penempatan bawahan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
yang dipahami dan pembagian kerja (SMP IT) Bina Insan Mulia 2 Cirebon.
yang efektif dan efisien untuk tujuan yang berada di desa Cisaat, Kecamatan
bisnis yang nyata (Melayu, 2016). Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Jenis
4. Pengawasan penelitian ini menggunakan metode
Pengawasan adalah proses yang penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
dilakukan untuk memastikan bahwa berarti penelitian yang bertujuan untuk
seluruh rangkaian kegiatan yang telah mengetahui semua fenomena yang terjadi
direncanakan, terorganisir dan oleh subjek penelitian seperti motivasi,
dilaksanakan dapat dilakukan sesuai persepsi, tindakan, prilaku, sikap dan
dengan tujuan yang diharapkan atau lainya (Moleong, 2018).
diinginkan (Subekti Ridhotullah & Penelitian ini didasari dengan tujuan
Mohammad, 2015). Menurut Stephen untuk menggambarkan secara jelas dan
P. Robbins dan Mary Coulter, lebih terperinci berdasarkan fenomena
pengawasan adalah proses mengawasi yang dialami informan mengenai
suatu kegiatan agar selesai sesuai bagaimana upaya guru dalam mengelola
rencana dan mengoreksi tahsin Al-Qur’an. Peneliti melakukan
penyimpangan yang penelitian dengan turun langsung ke lokasi
signifikan(Usman, 2014). penelitian, mendeskripsikan dan
Menurut GR Terry, pengawasan menggambarkan kenyataan yang ada serta
adalah apa yang perlu dicapai, apa melakukan pendekatan terhadap sumber
yang perlu dilakukan dan proses informasi, sehingga diharapkan data yang
melakukan perbaikan yang diperlukan diperoleh akan lebih maksimal dan sesuai
untuk memastikan pelaksanaan sesuai dengan fenomena yang dialami oleh
dengan rencana atau standar (Melayu, informan.
2016). Selanjutnya Robert J. Mockler Teknik pengumpulan data
menyimpulkan pengawasan yaitu menggunakan observasi, dokumentasi dan
menetapkan kriteria kinerja dalam wawancara. Dalam penelitian ini yang
rencana, merancang sistem umpan menjadi subjek penelitian adalah
balik informasi, membandingkan penanggung jawab tahsin Al-Qur’an
kinerja aktual dengan kriteria yang Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
ditetapkan, menentukan apakah ada Bina Insan Mulia 2 Cirebon ustadzah Rini,
penyimpangan, atau menyimpang dari kepala sekolah SMP IT Bina Insan Mulia 2
aturan. Setelah itu adanya pengukuran Cirebon, pengajar tahsin Al-Qur’an
dan mengambil tindakan, perbaikan- Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
perbaikan tersebut diperlukan untuk Bina Insan Mulia 2 Cirebon ustadz Jamal,
memastikan bahwa seluruh sumber dan Siswa Sekolah Menengah Pertama
daya perusahaan digunakan seefektif Islam Terpadu Bina Insan Mulia 2
dan seefisien mungkin untuk Cirebon.
mencapai tujuan perusahaan
(Kadarman, 2001). Pada dasarnya HASIL DAN PEMBAHASAN
tujuan pengawasan adalah untuk Tahsin Al-Qur’an di Sekolah Menengah
mendeteksi atau meminimalkan Pertama Islam Terpadu Bina Insan
kesalahan serta memperbaiki dan Mulia 2 Cirebon
mencegah terulangnya kesalahan Berdasarkan hasil wawancara yang
tersebut. dilakukan oleh penulis tahsin Al-Qur’an di
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
Bina Insan Mulia 2 ini bertujuan untuk

6
membenarkan bacaan-bacaan Al-Qur’an dalam persiapan tahsin Al-Qur’an di
sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid, dan Sekolah Menengah Pertama Islam
membenarkan makhorijul huruf-nya. Hal Terpadu Bina Insan Mulia 2 Cirebon,
ini sesuai dengan buku Riani ( Riani, paraguru merumuskan tujuan terlebih
2005) yaitu tujuan tahsin Al-Qur’an untuk dahulu, setelah tujuan dirumuskan
memberikan tuntunan tentang membaca maka menentukan waktu pelaksanaan
Al-Qur’an dengan tepat, benar dan indah, dan menentukan kurikulum yang akan
sehingga lafal dan maknanya dapat dipakai.
terpelihara dari kesalahan. Perencanaan sangat penting
Materi yang digunakan di Sekolah dilakukan demi tercapainya tujuan yang
Menengah Pertama Islam Terpadu Bina ingin dicapai oleh lembaga atau
Insan Mulia 2 dari buku qiraati karya KH. organisasi. Hal ini sesuai dengan apa
Dahlan Salim Zarkasyi. Pertama kali yang disampaikan Terry dalam
muncul buku Qiraati terdiri dari 10 jilid, siswanto (Siswanto, 2005). bahwa
kemudian mengalami dua kali revisi perencanaan adalah pemilihan dan
hingga sekarang buku Qiraati terdiri dari 6 kombinasi fakta dan penggunaan
jilid. asumsi tentang masa depan deskripsi
Metode yang yang digunakan adalah dan perumusan tindakan yang dianggap
metode face to face atau sorogan yang perlu untuk mecapai hasil atau tujuan
diterapakan oleh pengajar dalam yang diinginkan.
pembelajaran tahsin Al-Qur’an di Sekolah 2) Pengorganisasian
Menengah Pertama Islam Terpadu Bina Setelah melakukan perencanaan
Insan Mulia 2 Cirebon. Pada pelaksanaan para guru dan didampingi oleh kepala
metode ini, peran kehadiran guru dan sekolah menentukan pengajar tahsin-
siswa dalam kelas sangat berpengaruh nya, setelah menentukan pengajar
terhadap peningkatan kualitas dewan guru dan kepala sekolah
pembelajaran. Metode ini mengedepankan menyediakan fasilitas yang akan
interaktif dari guru dan siswa baik dalam digunakan ketika kegiatan tahsin
hal pemberian materi dikelas maupun berlangsung.
tanya jawab seputar materi (Yoice Para pengajar di SMP IT Bina
Silitonga, 2012). Insan Mulia 2 Cirebon ini adalah orang
Dengan menggunakan metode ini yang memiliki kriteria yang sesuai
juga pembimbing atau pengajar tahsin Al- dengan bidangnya yaitu tahsin Al-
Qur’an berharap agar para siswa bisa Qur’an, baik mengenai bacaan tajwid,
melafalkan dan memahami apa yang telah makhorijul huruf maufun sifat huruf-
diberikan oleh para pengajar tahsin, nya, para pengajar ini sebelumnya
sehingga tujuan dari tahsin ini berhasil. melakukan tes terlebih dahulu yang
Metode face to face atau sorogan yang dilakukan di Sekolah Menengah
dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Pertama Islam Terpadu Bina Insan
Islam Terpadu Bina Insan Mulia sudah Mulia 2 Cirebon, selain dari itu para
lama dan tidak ada perubahan metode pengajar ini mempunyai ijazah atau
dalam pembelajaran tahsin Al-Qur’an ini. syahadah mengenai tahsin qiraati.
Hal tersebut sesuai dengan
Upaya guru dalam mengelola tahsin Al- pendapat yang disampaikan oleh
Qur’an siswa di Sekolah Menengah Ridhotullah dan Mohammad (Subekti
Pertama Islam Terpadu Bina Insan Ridhotullah & Mohammad, 2015)
Mulia 2 Cirebon bahwa pengarahan adalah tindakan
1) Perencanaan yang memastikan bahwa semua anggota
Dari hasil wawancara penulis tim bekerja keras untuk mencapai
dengan pengelola tahsin bahwasanya

7
tujuan mereka sesuai dengan rencana Mary Coulter, pengawasan adalah proses
manajemen dan organisasi. mengawasi suatu kegiatan agar selesai
3) Pengarahan sesuai rencana dan mengoreksi
Pelaksanaan kegiatan penyimpangan yang signifikan (Usman,
pembelajaran tahsin Al-Qur’an ini tidak 2014).
terlepas dari proses perencanaan yang
telah diuraikan di atas. Dengan kata Hasil yang diperoleh setelah adanya
lain, pelaksanaan kegiatan ini pengelolaan tahsin Al-Qur’an oleh guru
merupakan implementasi dari rencana Setelah peneliti melakukan
yang telah dibuat dalam proses penelitian, wawancara dan tes, maka
perencanaan di awal. Pengarahan ini tahsin Al-Qur’an siswa cukup bagus, hal
sesuai dengan intruksi dari pimpinan ini dibuktikan dengan data para
Sekolah Menengah Pertama Islam wisudawan meningkat dari tahun ke tahun,
Terpadu yaitu: a. Peserta tahsin adalah namun jika ada siswa yang tidak lulus
siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama tahsin maka siswa tersebut akan
Islam Terpadu Bina Insan Mulia 2 dipulangkan kerumahnya masing-masing.
Cirebon semester 1, b. Pengajar adalah
orang yang sudah lulus atau orang yang Tabel 1. Data Nilai Tahsin Al-Qur’an
sudah mendapatkan ijazah dari lembaga No Nama Nilai
tahsin seperti qiraati dan lain-lain, c.
Waktu pelaksanaan tahsin yaitu hari 1. Ahmad Ruzain A
senin, selasa, rabu, kamis, dan sabtu, d.
Materi tahsin yang digunakan adalah 2. Abdurrahman Addakhil B
buku qiraati karya KH Dahlan Salim
3. Faiz Fadhli B
Zarkasyi yang 6 jilid, e. Metode yang
digunakan adalah metode face to face 4. Febrian Pratama A
atau yang lebih dikenalnya yaitu
metode sorogan. 5. Brian Andriansyah B
4) Pengawasan
Setelah melaksanakan kegiatan 6. Refy Pasyah Nugraha B
pembelajaran tahsin Al-Qur’an yang
telah direncanakan dan dilaksanakan 7. Reyza Firdaus Pratama A
kemudian melakukan pengawasan.
Sedangkan pengawasan yang dilakukan 8. Daffa Akmal Fadhil A
di Sekolah Menengah Pertama Islam
Terpadu Bina Insan Mulia 2 Cirebon 9. Muhammad raditya A
yaitu: a. Evaluasi proses, evaluasi proses
ini dilakukan setiap minggu sekali yang 10. Reihan Pratama A
bertujuan agar tahsin Al-Qur’an ini
berjalan dengan baik sesuai dengan 11. Muhammad Nurril A
rencana, b. Evaluasi hasil, evaluasi hasil
dilakukan pada akhir semester yang 12. Ridho Al-Kahfi B
dimana para siswa melakukan tes yang
diberikan oleh pengelola tahsin Al- 13. Muhammad Akbar A
Qur’an, hasil dari tes ini menentukan
14. Muhammad Fathan A
apakah siswa tersebut lulus atau tidak,
jika lulus maka akan mengikuti wisuda, 15. Muhammad Ghaisan B
namun jika tidak lulus maka akan
dipulangkan ke rumahnya masing- 16. Muhammad Husain A
masing. Menurut Stephen P. Robbins dan

8
17. Muhammad Kevin A b. Dalam mengelola tashin Al-Qur’an
di Sekolah Menengah Pertama Islam
18. Muhammad Wafa A Terpadu Bina Insan Mulia 2
Cirebon, asatidz melakukan upaya:
19. Fiqih Razbani A a. Perencanaan, perencanaan ini
meliputi: 1). Merumuskan tujuan, 2).
20. Fauzan Mizwar A Menentukan waktu pelaksanaan, 3).
Menentukan kurikulum. b.
SIMPULAN Pengorganisasian, pengorganisasian
Berdasarkan uraian dan pembahasan ini meliputi: 1) Pembutan jadwal, 2).
mengenai upaya guru dalam mengelola Menentukan ustadz dan ustadzah
tahsin Al-Qur’an Sekolah Menengah atau pengajar tahsin Al-Qur’an. 3).
Pertama Islam Terpadu Bina Insan Mulia 2 Menyediakan fasilitas. c.
Cirebon, dapat diambil kesimpulan sebagai Pelaksanaan, pelaksanaan meliputi:
berikut: 1). Pesertasa tahsin, 2). Pengajar, 3).
a. Tahsin Al-Qur’an Siswa Sekolah Waktu pelaksanaan, 4). Materi
Menengah Pertama Islam Terpadu Bina tahsin, 5). Metode. d.
Insan Mulia 2 Cirebon menyangkut a. Evaluasi/pengawasan, evaluasi ini
Tujuan tahsin Al-Qur’an, tujuan tahsin meliputi: 1). Evaluasi proses, 2).
Al-Qur’an di Sekolah Menengah Evaluasi hasil.
Pertama Islam Terpadu Bina Insan c. Setelah adanya pengelolaan tahsin
Mulia 2 Cirebon untuk membenarkan yang dilakukan oleh guru, data
bacaan-bacaan Al-Qur’an sesuai tahsin para siswa cukup bagus, hal
dengan kaidah-kaidah tajwid, sifatul yang sama setelah peneliti
huruf dan membenarkan makhorijul melakukan tes kepada beberapa
huruf-nya. b. Materi yang digunakan di siswa, menunjukkan bahwa tahsin
Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Qur’annya cukup baik. Namun
Terpadu Bina Insan Mulia 2 dari buku terdapat siswa yang tidak lulus
qiraati karya KH. Dahlan Salim tahsin, maka langkah yang dilakukan
Zarkasyi yang 6 jilid. c. Metode oleh pihak pondok yaitu
pembelajaran tahsin di Sekolah memulangkannya ke rumahnya
Menengah Pertama Islam Terpadu Bina masing-masing.
Insan Mulia 2 Cirebon menggunakan
metode face to face atau sorogan.

DAFTAR PUSTAKA Nusantara.


As-Sunaidi, S. bin U. (2008). Mudahnya
A, S., & Riani, R. (2005). Upaya Memahami Al-Qur’an. Jakarta: Darul
Peningkatan Kemampuan Tahsin Al- Haq.
Qur’an Mahasiswa. Mudarrisuna, Bastul, B. M. (2000). Standar Tajwid
5(1), 123. Bacaan Al-Qur’an Terjemahan
Ali, R. (2017). Efektifitas Metode Qiraati Fathul Mannan. Kediri: MMQ
dalam Meningkatkan Kemampuan Ponpes Lirboyo.
Membaca Al-Qur’an Siswa SDIT Departemen, A. (2006). Al-Qur’an dan
Bunayya Medan. Universitas Muslim Terjemahnya. Jakarta: Maghfirah
Nusantara Al- Washliyah, 2, 1. Pustaka.
Annuri, A. (2016). Panduan Tahsin Dkk, K. (2001). Pengantar Ilmu
Tilawah Al-Qur’an Dan Tajwid. Manajemen: buku Panduan
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Mahasiswa. Jakarta: Prenhallindo.
Arifin, M. (2016). Bacaan Ghorib dan Hidayat, A. (2018). Muslim zaman now 30
Tajwid. Gresik: CV Garuda Mas hari hafal al -qur’an. BekasI: Institut

9
Quantum Akhyar.
Khoiro. (2004). Pendidikan Propetik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Melayu, S. H. (2016). Manajemen: Dasar,
Pengertian dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muhammad, ahsin sakho. (2017). oase al-
qur’an. Jakarta: Qaf Media Kreativa.
Nurkholis. (2019). Ilmu Tajwid 1.
Semarang: Mutiara Aksara.
RI, K. A. (2010). Al-Qur’an Tajwid dan
Terjemah Dilengkapi dengan
Asbabun Nuzul dan Haidts Sahih.
Bandung: Sygma exagrafika.
Saiful, B. (2010). Tata Cara Membaca Al-
Qur’an Dengan Baik Dan Benar.
Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman.
Sholihin, I. (2010). Pengantar
Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Siswanto. (2005). Pengantar Manajemen.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Subekti Ridhotullah, D., & Mohammad, J.
(2015). Pengantar Manajemen.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Uhbiyati, A. A. dan N. (2006). Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ujang Saefullah, U. (2012). Manajemen
Pendidikan Islam. Pustaka Setia.
Usman, E. (2014). Asas Manajemen.
Jakarta: Rajawali Pers.
Yoice Silitonga, E. D. V. (2012). Analisa
Perbandingan Kualitas Belajar -
Mengajar Antara Metode Face to
Face dan Video Conference. Sistem
Informasi (Jis), 4(2), 477–487.

10

You might also like