You are on page 1of 6

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah


Tahun 2010

PLAT DUICKER

I. PERSYARATAN PELAKSANAAN

UMUM

1. Pembuatan Papan Nama Proyek


Berisikan informasi :
2. Pengukuran
Pekerjaan bouplank yang merupakan panduan untuk menentukan as & peil jembatan.
2.1. Gunakan patok tiang tinggi ± 0.75 m dengan kayu dolken atau kasau 5/7 cm setiap 5 m,
untuk dudukan papan bouplank ukuran 2/20 cm
2.2. Bagian atas papan bouplank diserut rata.
2.3. Permukaan bouplank harus pada posisi horizontal,cek dengan selang berisi air.
2.4 Tentukan as jembatan penahan dengan menarik benang diantara dua paku, diatas
bouplank.

A. PEKERJAAN TANAH

A.1 Pembersihan Semak


1. Tumbuh-tumbuhan dan humus yang terdapat pada tanah dasar perlu dipotong / dikupas
dan dibuang.Jika tidak dilakukan tumbuh-tumbuhan akan membusuk dan menjadi humus.
Tanah humus tidak dapat dipadatkan dan memiliki sifat seperti busa / naik turun. Berarti
pondasi jembatan yang dibangun diatas lahan tersebut akan mudah rusak.
2. Sesudah membuang bahan yang tidak sesuai, jika terdapat pohon besar perlu dikeluarkan
termasuk bagian pohon yang ada sampai kedalaman 60-100 cm dibawah permukaan tanah
asli. Jika tidak dilakukan bagian pohon tersebut akan membusuk dan pondasi jembatan
akan rusak.

A.2 Galian Tanah Biasa


1. Galian dilakukan oleh tenaga buruh, sesuai lokasi dimana perlu digali serta volume yang
perlu digali.
2. Galian perlu dilakukan sesuai gambar dan tanah galian tersebut perlu dibuang diluar lokasi
kerja ataupun sesuai instruksi yang diberikan pemilik proyek.
3. Pada saat galian, perhatian khusus galian tidak boleh dibiarkan tergenang air terlalu lama,
air yang tinggal akan masuk pada tanah dasar yang ada dibawahnya, dan merusaknya
(daya dukung tanah-CBR, menurun).
4. Permukaan galian harus sesuai gambar dan padat (jika perlu, dipadatkan).

A.3 Urugkan Kembali Tanah Galian


1. Seluruh lubang yang terdapat pada permukaan tanah / bekas galian setelah pekerjaan
struktur selesai ditimbun kembali dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan.
2. Tebal lapisan perlu dipadatkan sesuai alat pemadat yang digunakan.
3. Permukaan dari setiap lapisan yang dibangun harus rata dan memiliki kemiringan yang
sesuai agar air akan mengalir dengan mudah dan tidak tertinggal dalam daerah yang
rendah. Jika air tertinggal akan masuk dalam bagian timbunan dan mudah merusaknya.
4. Bahan yang digunakan pada timbunan harus bebas dari kotoran, akar, lempung dan
seluruh bahan lain yang berpengaruh pada kekuatan ataupun umur manfaatnya.

B. PEKERJAAN STRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
Tahun 2010

B.1 Tiang Pancang Kayu


1. Didalam kondisi mana, tidak terdapat lapisan tanah yang sesuai pada kedalaman yang ada
pada gambar, perlu dipasang pancang kayu bulat Φ 5”.
2. Untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik, sebaiknya batang kayu sepanjang 2 m perlu
dipasang pada posisi dan jarak yang sesuai.
3. Untuk memudahkan konstruksi, sebaiknya setelah digali, kayu dipasang.

B.2 Pasangan Batu Cadas


1. Batu cadas yang dipakai harus keras, dengan ciri-ciri bila dijatuhkan (secara gravitasi)
kesesama batu cadas dari ketinggian 1 m dan tidak terjadi pecah, maka batu cadas tersebut
dapat dipakai.
2. Ukuran dimensi pasangan disesuaikan dengan gambar kerja.
3. Susunan batu cadas membentuk siaran yang menutupi / zig-zag, tidak menerus.
4. Lapisan mortar batu cadas menggunakan campuran 1 pc : 4 psr.
5. Tiap lapis / permukaan batu cadas harus dilapisi mortar.

B.3 Beton Cor.

B.3.1. Beton
1. Takaran untuk semen Portland, pasir dan kerikil menggunakan campuran 1 bagian semen :
2 bagian pasir : 3 kerikil bersih (ukuran kerikil max. 20 mm). Kemudian diaduk sampai
merata.
2. Setelah adukan merata tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk aduk.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penjojoh
dan dengan dipukul-pukul secukupnya (dengan alat kayu ) pada papan cor untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti
keropos dan sarang-sarang kerikil/split yang dapat memperlemah konstruksi.

B.3.2. Bekisting
1. Harus ada batang kayu dengan jenis dan ukuran yang sesuai pada posisi yang tepat agar
kuat dan mampu menahan beban yang dipikul pada saat pengecoran.
2. Permukaan harus ada pada satu bidang, rapid an tidak boleh ada bocoran diantara
sambungan papan.
3. Bekisting perlu dipasang pada posisi dan kemiringan yang tepat dan ditahan oleh
sokongan-sokongan yang sesuai, agar tidak bergerak sampai selesai pengecoran beton dan
tidak bergerak.
4. Ukuran dari bekisting harus sesuai pada dimensi dari bagian yang akan dicor.
5. Tebal selimut serta jarak diantara bekisting dinding perlu diperhatikan.
6. Pada sambungan beton perlu memasang kayu lis untuk mendapatkan sambungan yang
lurus dan rapi.

B.3.3. Besi Tulangan


1. Panjang dan bentuk harus sesuai.
2. Pada bengkokan harus menggunakan radius minimum yang berlaku pada diameter terkait.
Jika kecil akan patah ataupun akan terdapat bagian yang kurang kuat pada permukaan luar
dari bengkokan tersebut.
3. Pada sambungan harus ada panjang lap minimum yang diisyaratkan.
4. Posisi lap harus ada pada posisi selang seling agar tidak ada bagian yang kurang kuat.
5. Pada alas an apapun besi tulangan tidak boleh dilas ataupun dipanaskan seperti
pemotongan dengan api.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
Tahun 2010

6. Besi tulangan perlu diikat baik dengan kawat agar posisinya tidak berubah pada saat
konstruksi.
7. Setiap batang perlu dipasang pada posisi sesuai gambar, yaitu jumlah batang dengan jarak
yang sesuai.
8. Ujung dari batang perlu dibengkokkan didalam bentuk U ataupun L sesuai aturan yang
berlaku.
9. Jika pada alas an tertentu seperti tidak terdapat diameter yang sesuai dipasaran, boleh
merubah diameter dengan jarak yang sesuai.
10. Dalam kondisi tertentu besi boleh dipasang didalam kelompok 2, tetapi tetap perlu
memenuhi syarat tentang lebar retak. Hal tersebut diperlukan jika jarak yang ada diantara
besi tidak cukup pada ukuran agregat.

II. PERSYARATAN BAHAN

1. Air - Air bersih (sebaiknya yang dapat di minum).


- Tawar (bukan air laut).
- Tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan
organic atau bahan-bahan lainnya.

2. Pasir Urug - Bukan Pasir Laut.


- Tidak mengandung lempung, lumpur & bahan2 lainya.

3. Pasir Pasang - Bukan Pasir Laut.


- Terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
- Tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Tidak mengandung lumpur, bahan-bahan organis & bahan
lainnya.
- Modulus kehalusan 0.3 – 4.8 mm.

4. Pasir Beton - Bukan Pasir Laut.


- Terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
- Tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Tidak mengandung lumpur, bahan-bahan organis & bahan
lainnya.
- Modulus kehalusan 0.3 – 4.8 mm.

5. Batu kerikil / Pecah / Split - Dapat berupa kerikil alami atau berupa batu pecah.
- Butirannya keras & tidak berpori.
- Tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Tidak mengandung lumpur, bahan-bahan organis & bahan
lainnya.
- Gradasi 4-31,4 mm.

6. Batu Kali / Gunung - Tidak tercampur pasir.


- Max 10 – 15 cm.
- Berwarna abu-abu kehitaman & tidak berpori.

7. Semen (PC) - Dalam kantong masih tersegel.


- Kantong tidak ada kecacatan (robek, berlubang, dll).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
Tahun 2010

- Tidak mengeras.
- Tidak basah.

8. Kayu / Papan - Digunakan kayu kelas III atau kelas IV (atau yang setara)
- Usia tebang / tua.
- Kering.
- Tidak cacat (tidak keropos, retak, terkelupas, belubang).
- Tidak bermata.
- Lurus, tidak bengkok / melendut.
- Kayu legal dilengkapi sertifikat dari lembaga berwenang.

9. Tripleks
- Usia tebang / tua.
- Kering.
- Tidak cacat (tidak keropos, retak, terkelupas, belubang).
- Tidak bermata.
- Lurus, tidak bengkok / melendut.
- Kayu legal dilengkapi sertifikat dari lembaga berwenang.

10. Besi Tulangan - Penampang bulat, permukaan rata.


- Tidak berkarat.
- Ukuran besi (diameter) sesuai kebutuhan.
- Bersih dari lapisan minyak/lemak.
- Bebas dari cacat seperti serpih2 dsb.
- Bukan besi bekas.

11. Kawat Pengikat - Dibuat dari baja lunak dengan diameter min, 1mm.
- Tidak berkarat.
- Tidak disepuh seng.

III. PERSYARATAN PERALATAN

1. Meteran - Ukuran dalam meter dan inchi tertera jelas & akurat.
- Masih layak pakai.

2. Pacul - Bahan utama dari besi berbentuk melebar & pipih,


bertepi tajam.
- Pegangan dari kayu, panjang sekitar 70-80 cm.
- Letak bagian logam dengan kayu seperti tegak lurus.
- Masih dapat berfungsi baik (sambungan kayu dengan
logam tidak mudah lepas, aman digunakan).

3. Sekop - Bahan utama dari besi berbentuk melebar & pipih.


- Pegangan dari kayu, panjang sekitar 70-80 cm.
- Letak bagian logam dengan kayu seperti tegak lurus.
- Masih dapat berfungsi baik (sambungan kayu dengan logam
tidak mudah lepas, aman digunakan).

4. Linggis - Bahan utama dari besi bulat panjang diameter sekitar 1”.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
Tahun 2010

- Ujung yang satu runcing pipih, yang lainnya tumpul atau


seperti pengait kayu.
- Panjang sekitar 70-80 cm.

5. Waterpas Kecil - Alat jadi, dengan ukuran 10 x 30 x 5 cm dengan lubang


pengintai air. .
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

6. Martil / Palu - Bahan pemukul terbuat dari bahan besi dengan kedua
permukaan untuk memukul atau salah satu berupa alat
pengait paku.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

7. Tang - Bagian pangkal sebagai pegangan & unjung lainnya


Sebagai penjepit, terbuat dari besi.
- Untuk kegiatan kelistrikan, pegangan dilapisi plastic
campuran karet.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

8. Gergaji Kayu - Terbuat dari besi,berbentuk pipih lebar & bergerigi tajam
tajam, dgn pegangan dari kayu atau campuran plastik.
- Jika gerigi tidak tajam lagi, bisa diasah ulang.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

9. Gergaji Besi - Terbuat dari besi,berbentuk pipih kecil memanjang dan


bergerigi tajam, dgn pegangan dari kayu atau campuran
plastik.
- Jika gerigi tidak tajam lagi, bisa diasah ulang.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.
- Gerigi lebih kuat & tajam disbanding gergaji kayu.

10. Alat Bandul / Lembam - Terdiri atas benang dan bandul pemberat dari logam/ besi
- Alat cukup dipegang tangan atau di gantung di tempat yang
tinggi hingga bandul dapat menggantung bebas.

11. Selang air - Berupa pipa selang plastic warna bening diameter sekitar
1/2” atau 1/4”, panjang sesuai kebutuhan.
- Tidak cocok (bocor, tersumbat, dll).

12. Gerobak Sorong - Berupa gerobak dari plat besi tipis dlm bentuk cekungan,
dilengkapi dengan 1 roda dan pegangan diujung lainnya.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

13. Siku Besi / Logam - Terbuat dari besi/logam,dilengkapi dengan ukuran metrik
dan inchi, panjang maksimum 30 cm & penyikunya lebih
pendek.

14. Cetok Semen / Mortal - Bahan dari logam tipis dengan pegangan kayu.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

15. Palet Kayu - Bahan dari kayu, dengan pegangan kayu, panj. ± 30 cm.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
Tahun 2010

- Masih dapat berfungsi dengan baik.

16. Alat Serut Kayu / Ketam - Berbentuk kotak kayu utuh dilengkapi dengan pegangan,
dan lubang untuk letak baja tajam.
- Letak baja dapat diatur sesuai ketebalan kayu yang akan
diserut.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

17. Alat Bantu Lainnya - Sesuai kebutuhan, misalnya : kikir,parang, obeng,


ember dll.

You might also like