You are on page 1of 14

MAKALAH ILMU PERANCANGAN PERUNDANG UNDANGAN

TEORI DELEGASI

Diajukan untuk memenuhi tugas pada matakuliah ilmu perancangan perundangan-


undangan dosen pengampu Siti Hamimah. S.H., M.H

Muhammad Ranim (2110631010028)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan hidayah-Nya Sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Teori Delegasi.” Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Siti Hamimah S.H.,
M.H. selaku dosen pengampu pada matakuliah Ilmu Perancangan Perundang
undangan.Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang teori
delegasi bagi penulis maupun pembaca. Saya menyadari, makalah ini yang saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

PURWAKARTA, 10 APRIL 2023

Penulis

Muhammad Ranim

2110631010028

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. PENGERTIAN DELEGASI ........................................................................ 3
B. PENGATURAN DELEGASI ...................................................................... 4
C. TEORI DELEGASI ..................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana diamanat dalam pasal


1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indoneisa 1945 yang
menyatakan “Negara Indonesia adalah negara hukum”1

Seiring dengan pilar utama negara hukum, yaitu asas legalitas, maka
berdasarkan prinsip ini tersirat bahwa wewenang pemerintahan berasal dari
peraturan perundang undangan.2 Sistem penyelenggaraan kenegaraan dan
pemerintah harus memiliki legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh
undang undang. Didalam hukum administrasi negara dikenal dengan sumber
kewenangan delegasi. Menurut Bagir Manan, wujud delegasi wewenang bermacam
macam. Salah satu adalah delegasi di bidang perundang-undangan.

Delegasi adalah pelimpahan wewenang dari atasan kepada bawahan dalam


lingkungan tugas tertentu dengan kewajiban untuk mempertanggung jawabkannya
kepada yang menugasi3.Pelimpahan Kewenangan delegasi adalah pelimpahan
kewenangan membentuk Peraturan Perundang-undangan yang dilakukan oleh
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kepada peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah, baik pelimpahan dinyatakan dengan tegas maupun
tidak. Namun pada kenyataannya masih terdapat peraturan perundang-undangan
yang tidak menyatakan dengan tegas mengenai perintah Pelimpahan peraturan
perundang-undangan secara jelas dan tuntas, sehingga dalam melaksanakan
Pelimpahan tersebut pelaksana mengalami kesulitan. Selain itu ada pula peraturan
perundang-undangan membuat perintah tidak konsisten, sehingga dapat
menimbulkan multi tafsir dalam pelaksanaannya.

1 Lihat Pasal 1 Ayat (3) UUD NRI 1945


2 DR.Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara. Rajawali Pers, Depok, 2018, hlm 101.
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Delegasi. Diakses dari https://kbbi.web.id/delegasi

1
Pelimpahan kewenangan delegasi dalam pembuatan perangkat hukum
tingkat daerah, dalam rangka melaksanakan pemerintahan daerah. Undang-undang
telah memberikan rambu-rambu sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 146 Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Peraturan delegasi dewasa ini memegang peranan yang penting dan bahkan
cenderung terus berkembang dalam praktik, hampir semua negara hukum modern.
Fenomena “ delegated legislations” sebagai peraturan pelaksana undang undang
atau “subordinate legislation” ini, diakui sangat penting di semua negara. Hampir
tak ada negara yang tak memebutuhkan untuk menggerakkan pemerintahan.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian delegasi ?


b. Bagaimana Peraturan dan contoh delegasi ?
c. Apakah yang dimaksud dengan teori delegasi ?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian delegasi


b. Untuk mengetahui peraturan delegasi
c. Untuk mengetahui dan memahami teori delegasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DELEGASI

Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang yang umumnya diberikan


oleh atasan kepada seseorang dengan jabatan dibawahnya, delegasi merupakan
suatu kegiatan untuk memberikan suatu wewenang dan tanggung jawab kepada
oranglain untuk melakukan suatu kegiatn yang mana pihak penerima wewenang
harus mampu bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang4.
Berdasarkan Aglemene Bepalingen van Administratief Recht, delegasi disebutkan
dengan pelimpahan wewenang oleh organ pemerintahan yang telah diberi
wewenang, kepada organ lainnya, yang akan melaksanakan wewenang yang telah
dilimpahkan itu sebagai wewenangnya sendiri.5

Berikut definisi atau pengertian dari delegasi oleh beberapa pakar :

1. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan


Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau
wewenang oleh delegator kepada delegate untuk dikerjakannya atas nama
delegator.
2. Raplh C. Davis
Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika kita
menyerahkan wewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan
melaksanakan pertanggung jawaban6.
3. Maria Indrati Soeprato
Dalam bukunya Ilmu perundang-undangan (delegatie van
wetgevingsbehovied) adalah pelimpahan keweanangan membentuk
peraturan Perundang-undangan yang dilakukan oleh perundang-undang

4 Biro Administrasi Mutu Akademik dan Informasi Universitas Medan Area, Pengertian Delegasi dan Cara Memaksimalkannya. Diakses dari
https://bamai.uma.ac.id/2022/09/29/pengertian-delegasi-dan-cara-memaksimalkannya/ 09 April 2023
5 DR Ridwan HR Op.Cit, hlm 103
6 Hasibuan. Pendelegasian Wewenang, Diakses dari https://bamai.uma.ac.id/2022/09/29/pengertian-delegasi-dan-cara-memaksimalkannya/ 09 April
2023

3
yang lebih tinggi kepada peraturan yang lebih rendah, baik pelimpahan
dinyatakan dengan tegas atau tidak tegas7

Pelimpahan Kewenangan delegasi adalah pelimpahan kewenangan


membentuk Peraturan Perundang-undangan yang dilakukan oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah, baik pelimpahan dinyatakan dengan tegas
maupun tidak.8

B. PENGATURAN DELEGASI

Peraturan tertulis dalam bentuk statutory law atau statutory legislations


dapat dibedakan antara yang utama (primary legislation), dengan yang sekunder
(secondary legislation).

Yang utama dikenal juga sebagai legislative acts, statute, atau the paraent
act. Sedangkan yang kedua dikenal juga sebagai executive act delegated legislation
subordinate legislation, atau statutory instrument 9.Namun sejauh ini, kiranya
belum ada istilah resmi sebagai pengindonesiaan istilah tersebut.

Sejalan dengan hal diatas, ada dua macam legislator yang berwenang
memberikan atribusi wewenang yakni original legislator dan delegated legislator10

a. Original legislator, di negara kita, tingkat pusat adalah MPR sebagai


yang berwenang mengubah dan menetapkan konstitusi, dan DPR
bersama Presiden sebagai pembentuk undang-undang, di daerah, DPRD
dan Kepala Daerah yang berwenang membentuk perda.
b. Delegated legislator, seperti Presiden yang berdasar pada suatu
ketentuan undang-undang mengeluarkan peraturan pemerintah dengan
menciptakan wewenang pemerintah kepada badan atau jabatan Tata
Usaha Negara (TUN) tertentu.

7 Maria Farida Indrats. S, Ilmu Perundang-undangan, Jenis, Fungsi, dan, Materi Muatan, kanisius, Yogyakarta 2020, hlm 58.
8 Zaelani, Pelimpahan kewenangan dalam pembentukan Peraturan perundang-undangan (delegation of authority the establishment of legislation
regulation, jurnal legislasi indoneisa, vol. 9, 2012.
9 Moh. Fadil, Peraturan Delegasi Di Indonesia, Malang, UB Press,2011, hlm, 10.
10 Ibid

4
Sementara dalam lampiran UU No 10 Tahun 2004, Bab II Hal-Hal khusus,
huruf A diatur ketentuan delegasi pendelegasian wewenang sebagai berikut :11

1. Peraturan Perundang undangan yang lebih tinggi dapat mendelegasikan


kewenangan mengatur lebih lanjut kepada Peraturan Perundang-
undangan yang lebih rendah.
2. Pendelegasian kewenangan mengatur. Harus menyebut dengan tegas
a. Ruang lingkup materi yang diatur, dan
b. Jenis peraturan Perundang-undangan
3. Dalam pendelegasian kewenangan mengatur sedapat mungkin dihindari
adanya delegasi blangko.
4. Pendelegasian kewenangab mengatur dari Undang-undang kepada
Menteri atau pejabat yang setingkat dengan Menteri dibatasi untuk
peraturan yang bersifat teknis administrative.
5. Kewenangan yang didelegasikan kepada suatu alat penyelenggara
negara tidak dapat didelegasikan lebih lanjut kepada alat penyelenggara
negara lain, kecuali jika oleh undang-undang yang mendelegasikan
kewenangan tersebut dibuka kemungkinan untuk itu.
6. Hindari pendelegasian kewenangan mengatur secara langsung dari
Undang-undang kepada direktur jenderal atau pejabat yang setingkat.
7. Pendelegasian langsung kepada direktur jenderal atau pejabat yag
setingkat hanya dapat diberikan oleh peraturan perundang-undangan
yang tingkatannya lebih rendah dari undang-undang
8. Peraturan Perundang-undangan pelaksanaanya hendaknya tidak
mengulangi ketentuan norma yang telah diatur dalam Peraturan
Perundang-undangan yang mendelegasikan, kecuali jika hal tersebut
memang tidak dapat dihindari.
9. Di dalam peraturan pelaksana sedapat mungkin dihindari pengutipan
kembali rumusan norma atau ketentuan yang terdapat dalam Peraturan
Perundang-undangan lebih tinggi yang mendelegasikan.Pengutipan

11 Ibid.hlm. 45

5
kembali dapat dilakukan sepanjang rumusan norma atau ketentuan
tersebut diperlukan sebagai pengantar (aanloop) untuk merumuskan
norma atau ketentuan lebih lanjut di dalam pasal atau ayat selanjutnya.12

Salah satu contoh pemberian kewenangan delegasi sebagaimana diatur


dalam pasal 146 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.13;

Pasal 146

(1) Untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan perundang-


undangan, kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah dan atau
keputusan kepala daerah.
(2) Peraturan Kepala Daerah dan atau Keputusan Kepala Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum, Perda, dan Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi.

Pelimpangan kewenangan pembentukan perangkat hukum peraturan-undangan


adalah pemberian kewenangan dari suatu Peraturan Perundang-undangan untuk
membentuk perangkat hukum yang lebih rendah sesuai dengan jenis dan hirarki
Peraturan Perundang-undangan.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undang pada Pasal 7 ayat (1) menyebutkan Jenis dan Hierarki Peraturan
perundang-undangan yang terdiri atas14.

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indoensia Tahun 1945;


b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;

12 Ibid, hlm 46
13 Lihat Pasal 146 UU 32 Tahun 2004
14 Lihat Pasal 7 ayat (1) No.12. Tahun 2011.

6
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Diskresi menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014


tentang Administrasi Pemerintahan menyebutkan.

Diskresi menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014


tentang Administrasi Pemerintahan menyebutkan. “Diskresi adalah
keputusan dan/atau tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh
Pejabat Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-
undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau
tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan.”15

C. TEORI DELEGASI

Asas delegatus non potest delegare dikenal luas sebagai


nondelegation doctrine. berasal dari bahasa latin yang berarti a delegate
cannot delegate. Ia dipandang sebagai “one of pivotal principle of
administrative law”. Pemakaian asas ini tidak semata mata dalam
lingkungan hukum administrasi negara , namunjuga dipakai dalam hukum
tata negara.16
Menurut Lisa A. Chill dan J. Russel Jackson mengemukakan asas
delegatus non potest delegare delegasi merupakan manifestasi dari teori
kontrak sosial.
Didalam Prinisip delegatus non potest delegare menjadi acuan
dalam delegasi wewenang. Asas tersebut bermakna penerima delegasi tidak
berwenang mendelegasikan lagi tanpa persetujuan pemberi delegasi.

15 Lihat Pasal 1 angka 9 UU No.30 Tahun 2014.


16 Moh fadli. Op.Cit hlm, 12.

7
Menurut jimly, “legal maxim” yang dikenal luas, yaitu “delegatus
non potest delegare” berarti “ a delegate may not sub delegate his or her
power”. Artinya pejabat atau Lembaga yang diberi delegasi itu tidak boleh
mendelegasikan lagi kewenangan untuk mengatur itu kepada yang lebih
rendah.
Menurut A. Hamid S. Attamimi Asas delegatus non potest delegare,
sering dinyatakan dengan delegata potestas non potest delegari, yang
berlaku juga bagi hukum bidang perundang undangan. Karena itu apabila
delegasi memang diperlukan, maka harus dilihat bagaimana kewenangan
suatu Peraturan Pemerintah misalnya, sampai seberapa jauh Peraturan
Pemerintah boleh mendelegasikan lagi ketentuan-ketentuannya kepada
peraturan yang lebih rendah, misalnya kepada keputusan Presiden yang
berfungsi pengaturan.17
Untuk memberikan sub delegasi kewenangan dipersyaratkan bahwa
hal itu harus sudah ditentukan dengan tegas atau eksplisit dalam undang-
undang induknya (principal legislation).
Mengenai materi muantan suatu undang-undang, adakalanya diatur
secara formal dalam undang undang, ada kalanya undang-undang yang
bersangkutan mendelegasikan kepada peraturan perundang-undangan yang
lebih renda tingkatannya (delegated legislation). Dengan perkataan lain,
suatu materi undang-undang dapat diatur oleh undang-undang(bij de wet)
atau berdasarkan undang-undang (bij de krachten de wet). Namun demikian,
peraturan delegasi bukan tidak ada batasnya. Pembatasan-pembatasan itu
mencakup18.
a. Peraturan delegasi suatu materi muatan undang-undang hanya
dapat ditetapkan berdasarkan undang undang.
b. Kadang-kadang berlaku prinsip tidak boleh ada subdelegasi atas
peraturan delegasi (delegatus non potes delegare).

17 Ibid, hlm 44
18 Ibid, hlm 45

8
c. Materi muatan tertentu tidak boleh didelegasikan oleh undang-
undang seperti undang-undang organic.
d. Materi muatan peraturan delegasi hanya dapat mengatur yang
didelegasikan dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan lain yang lebih tinggi tingkatannya.
Karena itu dalam undang-undang yang mendelegasikan harus
diatur secara tegas, bentuk peraturan delegasi dan ruang lingkup
peraturan delegasi, maka peraturan itu batas demi hukum (van
rechwege nietig void), karena ditetapkan oleh pejabat atau badan
yang tidak berwenang.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang yang umumnya diberikan


oleh atasan kepada seseorang dengan jabatan dibawahnya, delegasi
merupakan suatu kegiatan untuk memberikan suatu wewenang dan
tanggung jawab kepada oranglain untuk melakukan suatu kegiatn yang
mana pihak penerima wewenang harus mampu bertanggung jawab kepada
orang yang melimpahkan wewenang. Berdasarkan Aglemene Bepalingen
van Administratief Recht, delegasi disebutkan dengan pelimpahan
wewenang oleh organ pemerintahan yang telah diberi wewenang, kepada
organ lainnya, yang akan melaksanakan wewenang yang telah dilimpahkan
itu sebagai wewenangnya sendiri.
2. Kewenangan delegasi diatur dalam jenis hierakis peraturan perundang
undangan dalam uu no 12 tahun 2011d Pasal 7 dan 8 dan UU no 10 Tahun
2004 Bab II hal hal khusus, huruf A diatur ketentuan delegasi pendelegasian
wewenang, salah satu contoh dalam pemberian kewenangan delegasi
sebagaimana diatur dalam pasal 146 UU No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemrintahan Daerah, . Di negara Indonesia, Diskresi diatur dalam BAB VI
Diskresi yang dimulai Pasal 22-32 UU No. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Dalam teori delegasi dikenal dengan asas non delegation doctrine atau asas
non potest delegate yang berarti penerima delegasi tidak berwenang
mendelegasikan kewenangannya kepada orang lain tanpa seizin
pendelegasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Maria Farida Indrati. S, Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi


Muatan, kanisius, Yogyakarta, 2020.

Moh. Fadli, Peraturan Delegasi di Indonesia, UB Press, Malang, 2011

Dr. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pres, Depok, 2018

Artikel Jurnal

Zaelani, Pelimpahan kewenangan dalam pembentukan Peraturan perundang-


undangan (delegation of authority the establishment of legislation
regulation), jurnal legislasi indoneisa, vol. 9, (2012).

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan

Undang-Undang No.30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan

Internet

Biro Administrasi Mutu Akademik dan Informasi Universitas Medan Area,


“Pengertian Delegasi dan Cara Memaksimalkannya”. Diakses dari
https://bamai.uma.ac.id/2022/09/29/pengertian-delegasi-dan-cara-
memaksimalkannya/ 09 April 2023

Hasibuan. “Pendelegasian Wewenang”, Diakses dari


https://bamai.uma.ac.id/2022/09/29/pengertian-delegasi-dan-cara-
memaksimalkannya/ 09 April 2023

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Delegasi. Diakses dari


https://kbbi.web.id/delegasi 09 April 2023.

11

You might also like