Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
ABSTRACT
This study aims to get a profile of temperature distribution along the channel horizontal during the condensation
process based on time and the expected results of this study can be useful for predicting patterns of two-phase flow
of water-vapor in a horizontal pipe in order to prevent or minimize damage to the piping system. This study uses
distilled water as a producer of steam will be condensed to form a vapor-condensate flow in a horizontal pipe that
is heated using a boiler, and the water used as a coolant in the annular outer pipe. Research tool consists of a pipe
annulus of copper material Din= 17 mm with L= 1.8 m, while the pipe is the outer annulus D= 4-inch with L= 1.6
m. Thermocouple is used to detect the spread of temperatures that occur along the pipe (L = 1.6 m). Data logger
is used to record data that is read by the temperature with a sampling rate of 5 data/sec. The results indicate that;
temperature profiles based on the time domain that fluctuates with a certain mean value. It has meaning physical
that condensation processes that run fluctuations and the formation of a layer of condensate at the bottom of the
pipe also fluctuate anyway, so predictable formed two-phase flow of steam-condensate along the pipe condenser
with the flow pattern stratified, stratified-wavy, and wavy and found no spike temperature initiate the slug flow
patterns and water hammer.
Keywords: Profil Temperatur, Kondensasi, Aliran Dua Fasa, Pipa Horisontal.
indentifikasi profil temperatur dari proses Temperatur lokal yang diukur pada saat
kondensasi aliran uap pendinginan luar searah percobaan memberikan informasi tentang
didalam pipa annulus horisontal. Hasil massa uap yang terkondensasi dan hal ini sangat
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sesuai digunakan pada pembuatan simulasi.
untuk memprediksi dan indentifikasi pola aliran Juga yang harus diperhatikan adalah temperatur
dua fase air-uap didalam pipa horisontal agar lokal sangat dipengaruhi oleh pembentukan
dapat mencegah atau meminimalisir kerusakan slug, kondensasi gelembung uap yang terjebak
sistem perpipaan dan peralatan lainnya. oleh slug, dan percampuran cairan.
TINJAUAN PUSTAKA Distribusi temperatur lokal yang terjadi selama
proses kondensai ditampilakan pada Gambar 2.
Strubelj dkk (2008) melakukan penelitian Dari gambar terlihat temperatur lokal
tentang peralihan pola aliran dari stratified ke mengalami fluktuasi, hal ini karena terjadi
slug dalam proses kondensasi. Dalam penelitian karena pergerakan uap air maupun air dingin.
ini jenis kondensasi yang digunakan adalah Jika temperatur mengalami penurunan berarti
direct contact condensation, dimana uap air dan pada saat itu titik pengukuran dipenuhi oleh air
air pendingin dialirkan secara berlawanan arah dingin. Sedangkan pada puncak grafik ini
dalam satu pipa. Alat percobaan yang berarti pada titik pengukuran sedang dipenuhi
digunakan dalam penelitian ini seperti yang dengan uap air.
ditunjukkan Gambar 1. Alat uji berupa pipa
horizontal dengan panjang 2,8 m dan diameter Titik pengukuran T1 (Gambar 2) diamati pada
73 mm, steam generator (SG) sebagai percobaan kondensat terbentuk saat penurunan
pembangkit uap, tangki air (WT) sebagai temperatur pada detik ke-12. Pada titik
penyedia air pendingin, termokopel untuk pengukuran T2 Puncak temperatur diukur
mengukur temperatur fluida di dalam pipa, sebelum t = 16s yang muncul pada titik
sensor tekanan untuk mengukur tekanan fluida pengukuran diperkirakan munculnya slug.
di dalam pipa, sensor untuk mengukur distribusi Hanya satu puncak diamati dalam percobaan
dari volume uap. Hal yang paling penting dalam sementara terdapat dua puncak (dua slug) yang
penelitian ini adalah pengukuran temperatur diamati dalam simulasi dengan large interface
dan pengukuran fraksi volume uap. model. Pada titik pengukuran T3 beberapa
gelombang kondensat diamati dalam
percobaan: yang pertama kondensat mungkin
sesuai dengan slug cair yang telah terbentuk di
sekitar T3 antara t = 10 s dan 12 s. Slug ini
akhirnya menghilang, yakni tidak diamati
dalam titik T2 dan T1 dan tidak menyebabkan
water hammer. Pada titik pengukuran T4
diamati pada percobaan kondensat pertama
terbentuk saat penurunan temperatur pada detik
ke-10.
Gambar 1. Skema direct contact condensaion.
(Strubelj dkk, 2008) Hasil perhitungan panas dari air pada titik
pengukuran T1 sedikit diabaikan, sementara
alat ukur yang digunakan adalah:
sulit untuk membandingkan temperatur akhir
1. Wire-mesh sensor (WM), untuk mengukur pada titik-titik pengukuran lainnya. Dalam
distribusi volume uap. percobaan, temperatur akhir mencapai nilai
konstan karena stratifikasi termal, meskipun
2. Termokopel (T1-T4), untuk mengukur fakta bahwa air dingin masih disuntikkan.
temperatur fluida di dalam pipa. Dalam simulasi, temperatur masih menurun
karena air dingin yang sedang disuntikkan.
3. Pressure transducer (P1-P3)
Temperatur di simulasi tidak persis mengikuti
Dalam penelitian ini juga dibuat simulasi pola percobaan, namun hubungan secara
aliran yang terjadi. Simulasi ini berdasar dari keseluruhan baik dengan large interface model
data-data yang didapat dari percobaan. dibandingkan dengan bubble drag model.
JURNAL SEMESTA TEKNIKA xxx
Vol. XXX No.XXX (XXX): xxx-xxx
Gambar 2. Temperatur lokal dalam percobaan dan simulasi dengan bubble drag model dan large
interface model pengukuran pada titik T1-T4. (Strubelj dkk, 2008)
Ren dkk., (2014) melakukan studi inlet 41 kg/m2s, sedangkan rezim aliran annular
eksperimental pada kondensasi campuran uap / adalah pola aliran yang dominan pada mass
udara di tabung horisontal, udara digunakan fluks 83 kg/m2s.
sebagai gas non condensable. Uap disediakan
oleh boiler melewati katup pelepas tekanan
untuk mempertahankan tekanan stabil selama
percobaan dan air digunakan sebagai pendingin.
Alat uji terdiri dari pipa ganda, penukar kalor
arus berlawanan. Tabung kondensor terbuat
dari tembaga dengan diameter luar 22 mm,
ketebalan 3 mm, dan panjang efektif 1,75 m dan
tabung sekunder terdiri dari tipe 304 pipa
stainless steel dengan diameter bagian dalam 65
mm. Untuk mengurangi heat loss, tabung
sekunder di isolasi menggunakan fiber glass.
Untuk mengukur temperatur di seksi uji
digunakan termokopel yang di pasang pada 6
lokasi aksial sepanjang tabung kondensor.
Sistem akuisisi data yang digunakan terdiri dari
PC dan Agilent 34970A Data Logger/Switch
Unit.
Dari eksperimen yang dilakukan didapat profil
temperatur sepanjang pipa kondenser yang
dapat dilihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3.
menunjukkan profil temperatur sepanjang
tabung kondensor termasuk temperatur uap dan
temperatur dinding di bagian atas dan bawah
dari temperatur tabung kondensor dan tabung Gambar 3. Temperature profiles along the condenser
pendingin di tabung sekunder. Tekanan sistem tube (inlet pressure: 0.1 MPa). (a) For inlet mass flux: 41
0,1 MPa dan masing-masing memiliki massa kg/m2s. (b) For inlet mass flux: 83 kg/m2s. (Ren dkk.,
fluks inlet 41 dan 83 kg/(m2s). Rezim aliran 2014)
stratified diamati tebentuk pada massa fluks
JURNAL SEMESTA TEKNIKA xxx
Vol. XXX No.XXX (XXX): xxx-xxx
Gambar 3. (a) dan (b) menunjukkan tren yang koefisien transfer panas di bagian atas lebih
sama, di mana temperatur massa uap dan tinggi daripada di bagian bawah.
temperatur dinding menurun dari inlet
campuran gas dan pendingin temperatur METODE PENELITIAN
meningkat dari inlet pendingin. Namun, Dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
perbedaan yang signifikan yang hadir antara aquades sebagai bahan penghasil uap air yang
Gambar 3. (a) dan (b). Temperatur dinding dan akan dikondensasikan untuk membentuk aliran
temperatur pendingin ditemukan pada Gambar dua fasa pada pipa horisontal yang dipanaskan
3. (a), temperatur di bagian atas lebih tinggi dengan menggunakan boiler yang memilik
daripada yang di bagian bawah. Tapi pada daya 18000 watt, dan air dingin yang digunakan
Gambar 3. (b), temperatur dinding di bagian sebagai pendingin pada pipa annulus bagian
atas tabung kondensor hampir sama dengan luar. Alat penelitian (Gambar 5) terdiri atas pipa
yang di bagian bawah dan temperatur pendingin annulus bagian dalam dari bahan tembaga
menunjukkan situasi yang sama. Koefisien berdiameter 17 mm dengan panjang 1,6 m,
perpindahan panas menurun sepanjang sedangkan pipa annulus bagian luar adalah pipa
kondensor tabung karena penurunan dari besi berdiameter 4 inchi dengan panjang 1,6 m.
jumlah campuran gas dan peningkatan Termokopel yang digunakan untuk mendeteksi
ketebalan kondensat film dan fraksi udara. temperatur yang terjadi di sepanjang pipa
Untuk rezim aliran annular, distribusi (L=1,6 m). Peralatan akuisisi data (data logger)
temperatur simetris, koefisien transfer panas di digunakan untuk merekam data yang terbaca
bagian atas yang hampir sama dengan yang di oleh termokopel dengan sampling rate 5
bagian bawah. Tapi untuk aliran stratified, data/detik.
20
aliran yang mengalir berupa cairan kondensat.
(°C)
Temperatur
kg/s.
(°C)
70
Gambar 10. menampilakan profil distribusi
temperatur pada sisi bawah pipa kondenser. 60
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa x=10 cm x=30 cm
pada posisi x = 10 cm sampai x = 100 cm 50
x=55 cm x=100 cm
terlihat rekaman distribusi temperatur dengan x=150 cm
nilai temperatur semakin jauh titik pengukuran 40
dengan sisi masuk uap nilai distribusi 0 10 20 30 40 50
Waktu
temperatur semakin menurun namun masih (Detik)
dikisaran temperatur saturasinya. Untuk posisi
x = 150 cm terekam distribusi temperatur telah Gambar 12. Profil distribusi temperatur pada sisi
atas sepanjang pipa uji untuk ṁst = 1.6 x 10-3 kg/s.
mengalami penurunan temperatur dibawah
temperatur saturasi uap, diperkirakan pada
posisi ini terbentuk lapisan kondensat pada Gambar 12. menampilkan profil distribusi
temperatur pada titik pengukuran sisi atas. Dari
posisi bawah pipa.
gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pada
posisi x = 10 cm sampai x = 150 cm terlihat
rekaman distribusi temperatur dengan nilai
100
temperatur dikisaran temperatur saturasi uap.
90
Berdasarkan Gambar 10, 11, dan 12 dapat
jelaskan bahwa profil distribusi temperatur
80
yang tidak berbeda jauh antara profil distribusi
Temperatur