You are on page 1of 11

Upaya Pemerintah Dalam Penanggulangan Perceraian

Di Kabupaten Ponorogo

Government Efforts Tackling Divorce In Ponorogo District

Robby Darwis Nasution


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jalan Bali No. 5C, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kodepos 63413
Email: darwisnasution69@gmail.com HP: 085645820114

Tanggal diterima 12 Desember 2018 tanggal diperbaiki 17 Desember 2018 tanggal disetujui 29 April 2019

Abstract
Divorce cases in Ponorogo Regency are unique in that around 40 percent of the total divorce cases in
Ponorogo Regency are experienced by female workers who work in Taiwan and Hong Kong. There have been
quite a number of articles or studies that talk about Indonesian Workers (TKI), both related to the impact, the
problems of migrant workers abroad, to the cooperation relations between countries related to the receipt of
Indonesian migrant workers abroad. But the topic of the employment of migrant workers is still not discussed
specifically in terms of handling or efforts made by the government. Therefore, in this article, the focus will be
on discussion on government efforts in overcoming divorce for Indonesian migrant workers in Ponorogo
Regency. This study used a descriptive qualitative research method with the determination of snowball sampling
informants. The results of this study indicate an increase in divorce for Indonesian migrant workers from 2017
to 2018 by 200 percen, where the average migrant worker applying for divorce works in Hong Kong and
Taiwan. The government has taken many anticipatory steps to tackle this divorce but it turns out that TKI
divorces are indeed very complex because they are related to individual internal problems and are influenced
by internal and external factors of TKI. The recommendation for the related Office is to tackle the problems of
TKI by drafting regulations to at least re-examine divorce for Indonesian migrant workers in Ponorogo.

Keywords: divorce; Indonesian Workers (TKI); government efforts

Abstrak
Kasus perceraian di Kabupaten Ponorogo tergolong unik dimana sekitar 40 persen dari total kasus
perceraian di Kabupaten Ponorogo dialami oleh para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di Taiwan dan
Hongkong. Sudah cukup banyak artikel ataupun penelitian yang membahasa tentang Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) baik terkait dengan dampak yang ditimbulkan, permasalahan TKI di luar negeri, sampai dengan hubungan
kerjasama antar negara terkait dengan penerimaan TKI di luar negeri. Tetapi topik percerian TKI masih belum
banyak dibahas secara spesifik dari segi penanganan atau upaya yang dilakukan pemerintah. Maka dari itu
dalam artikel ini akan memngambil fokus pembahasan pada upaya yang dilakukan pemerintahan dalam
penanggulangan perceraian TKI di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan penentuan informan snowball sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
terjadi peningkatan perceraian TKI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 sebesar 200% dimana rata-rata
TKI yang mengajukan perceraian bekerja di Hongkong dan Taiwan. Pemerintah sudah melakukan banyak
langkah antisipatif untuk menanggulangi perceraian ini tetapi ternyata perceraian TKI memang sangat kompleks
karena terkait dengan masalah internal individu dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari TKI.
Rekomendasi untuk Dinas terkait adalah untuk menanggulangi permasalahan TKI dengan menyusun peraturan
untuk minimal menaggulangi perceraian TKI di Ponorogo.

Kata Kunci : Perceraian; Tenaga Kerja Indonesia (TKI); Upaya Pemerintah

1
A. Pendahuluan dapat digunakan untuk memberikan
Menurut data dari BPS, Kabupaten perlindungan hukum kepada TKI yang
Ponorogo menyumbang buruh migran bekerja di luar negeri. Undang-Undang
terbesar di Jawa Timur pada tahun Nomor 39 Tahun 2004 tentang
2016. Lebih lanjut menurut data BPS Penempatan dan Perlindungan Tenaga
tahun 2015, jumlah pencari kerja yang Kerja Indonesia di Luar Negeri telah
terdaftar 6.704 orang, terdiri dari laki- mengatur perlindungan bagi calon TKI
laki 2.355 orang dan perempuan 4.349 atau TKI yang bekerja di luar negeri
orang. Jumlah TKI/TKW yang selama masa pra penempatan, selama
diberangkatkan ke luar negeri pada masa bekerja di luar negeri
tahun 2015 mencapai 4.723 orang, (penempatan), dan selama masa
terdiri dari 1.097 tenaga kerja laki-laki kepulangan TKI ke kampung
dan 3.626 tenaga kerja perempuan. halamannya di Indonesia atau purna
Negara tujuan TKI/TKW terbesar penempatan (Nasution, 2017).
adalah Taiwan dan Hongkong (BPS, Menurut data yang dihimpun oleh
2016). Jumlah TKI yang besar ini tentu Crisis Center Puslitfo BNP2TKI,
saja tidak hanya membawa dampak tingkat pelayanan pengaduan TKI pada
baik bagi Kabupaten Ponorogo, tetapi tahun 2016 dan 2017 yang sering
juga dampak buruk berupa banyaknya terjadi adalah melalui pengaduan
kasus yang melanda tenaga kerja asal langsung datang ke crisis center dan
Kabupaten Ponorogo ini. pengaduan tertinggi kedua adalah
Banyaknya jumlah TKI asal melalui surat pos. Disamping metode
Ponorogo ini selain meningkatkan taraf yang dilakukan oleh TKI bermasalah,
hidup bagi masyarakat, ternyata juga kita patut melihat juga tingginya
menyisakan banyak permasalahan baik jumlah total pelaporan yang masuk ke
terkait dengan keluarga yang crisis center yang berjumlah total 423
ditinggalkan ataupun dengan pada tahun 2016 dan 395 pada tahun
pemerintah negara tujuan. Seperti 2017. Jumlah ini dapat dikatakan
contoh beberapa waktu lalu dikabarkan meningkat jika dibandingkan dengan
TKI dari Kabupaten Ponorogo tahun 2015 dengan jumlah aduan
dilaporkan tewas mengenaskan akibat mencapai 4.894 (BNP2TKI, 2017).
menghirup gas beracun di sekitar Data BNP2TKI menunjukkan
apartemen yang merupakan tempatnya jumlah pengajuan permasalahan TKI di
bekerja di Makau (Sujarwoko, 2012). Indonesia tertinggi pada tahun 2016
Selain kasus kekerasan yang sering dan mengalami penurunan di tahun
terjadi pada TKI di luar negeri, juga 2017 (Januari). Lebih lanjut menurut
terjadi permasalahan serius yang data BNP2TKI, media yang dipakai
menimpa banyak TKI Ponorogo yaitu sebagai sarana pengaduan paling
kasus perceraian yang secara tidak banyak adalah melalui datang langsung
langsung berdampak kepada ekonomi ke crisis center dan tertinggi kedua
keluarga ataupun psikologis anak yang adalah melalui surat. Jika dikaji lebih
ditinggalkan (Nasution, 2017). jauh dari data diatas maka dapat dilihat
Banyaknya permasalahan yang langkah positif dari pemerintah dalam
dialami oleh TKI di luar negeri menangani masalah TKI yang
memberikan gambaran betapa ditunjukkan dengan jumlah pengaduan
perlindungan hukum yang diberikan yang masuk semakin menurun.
kepada TKI masih jauh dari harapan, Dari tahun 2011 sampai dengan
meskipun telah ada perangkat hukum tahun 2017, jumlah laporan yang
nasional ataupun internasional yang masuk kepada BNP2TKI adalah 27.303

2
laporan dan ini merupakan jumlah yang secara mendalam tetapi hanya
sangat tinggi. Jika ditarik rata-rata memberikan hasil bahwa setelah trend
perhari maka laporan yang masuk di TKI muncul diikuti dengan trend
crisis center adalah 14 laporan perceraian TKI (Novianti, 2010).
permasalahan TKI (BNP2TKI, 2017). Menurut artikel berjudul
Permasalahan terbesar dari TKI Komunikasi Interpersonal Suami dan
yang telah terekam di data BNP2TKI Istri Dalam Mencegah Perceraian di
mulai dari tahun 2016 adalah pelaporan Ponorogo membahas lebih jauh tentang
terkait dengan pemutusan hubungan komunikasi interpersonal suami dan
kerja sebelum masa kerja berakhir. istri dalam mencegah perceraian.
Pada tahun 2017 jumlah pengaduan Kesimpulan dari riset yang dilakukan
terbanyak adalah terkait dengan gaji oleh Mohammad Luthfi ini adalah
yang tidak dibayarkan oleh majikannya komunikasi interpersonal antara suami
(BNP2TKI, 2017). Melihat perbedaan dan istri (keluarga TKI) dalam keluarga
kasus tertinggi di setiap tahunnya maka menjadi kurang intens akibat dari
dapat diambil kesimpulan bahwa munculnya konflik dalam keluarga
permasalahan yang dialami TKI setiap sehingga yang terjadi adalah ketidak
tahun bervariatif sehingga perlu harmonisan hubungan interpersonal
disusun penanganan berbeda. antara suami dan istri (Luthfi, 2017).
Sudah cukup banyak artikel Literatur selanjutnya ditulis oleh
ataupun penelitian yang membahasa Sulthon Miladiyanto dalam artikelnya
tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berjudul Pengaruh Profesi Tenaga
baik terkait dengan dampak yang Kerja Indonesia (TKI) terhadap
ditimbulkan, permasalahan TKI di luar Tingginya perceraian di Kabupaten
negeri, sampai dengan hubungan Malang. Artikel ini menggunakan
kerjasama antar negara terkait dengan metode penelitian yuridis sosiologis
penerimaan TKI di luar negeri. Topik dimana kesimpulan yang didapat
percerian TKI masih belum banyak bahwa tingginya perceraian sebab
dibahas meskipun topik ini utamanya adalah masalah komunikasi
sesungguhnya sangat menarik untuk antara TKI dengan pasangannya tidak
dikaji. Harapan besar muncul dari hasil dilakukan secara konsisten. Proses
riset ini untuk penanganan masalah perceraian yang diterima Pengadilan
yang belum terselesaikan sampai saat Negeri Kepanjen diajukan tidak
ini yaitu percerian TKI. hanya oleh TKI tetapi juga oleh
Tulisan Kurnia Novianti yang suami atau istri TKI sehingga dapat
berjudul Analisis Trend dan Dampak dikatakan permasalahan tidak hanya
Pengiriman TKI: Kasus Dua Desa di dialami oleh TKI tetapi juga oleh
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pasangan TKI. Jika dianalisa
melihat bagaimana trend pengiriman sebenarnya sumber permasalahannya
tenaga kerja Indonesia keluar negeri sama, baik dari pihak TKI maupun
memiliki dampak baik ekonomi pasangan TKI. Secara teknis upaya
maupun sosial masyarakat di Lombok meminimalisir perceraian dilakukan
Timur. Kesimpulan dari Tenaga Kerja dengan menggunakan jalur litigasi dan
Indonesia memiliki dampak ekonomi non litigasi (Miladiyanto, 2016).
dimana ekonomi keluarga semakin Dari ketiga literatur tersebut dapat
meningkat yang berarti dampak positif, dilihat bahwa masalah TKI belum
tetapi juga memunculkan dampak dibahas secara spesifik dari segi
negatif yakni munculnya stigma dari penanganan atau upaya yang dilakukan
masyarakat. Terkait dengan perceraian pemerintah sedangkan masalah
TKI dalam artikel ini tidak dibahas perceraian TKI merupakan dampak

3
yang ditimbulkan dari tingginya jumlah Penelitian ini menggunakan
TKI di Indonesia. Oleh karena itu pendekatan deskriptif kualitatif untuk
artikel ini akan mengambil fokus memperoleh gambaran yang bersifat
pembahasan pada upaya yang komprehensif dan mendalam tentang
dilakukan pemerintahan dalam pemetaan perceraian yang dialami oleh
penanggulangan perceraian TKI Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten
khususnya di Kabupaten Ponorogo. Ponorogo. Teknik pengumpulan data
Kasus perceraian di Kabupaten dan informasi dari informan
Ponorogo tergolong unik dimana menggunakan metode observasi terkait
sekitar 40 persen dari total kasus dengan perceraian TKI yang terjadi di
perceraian dialami oleh para Tenaga Kabupaten Ponorogo dan wawancara
Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di mendalam (indepth interview) terhadap
Taiwan dan Hongkong (Jateng, 2016). informan penelitian yaitu DinasTenaga
Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu Kerja Transmigrasi (Disnakertrans),
Kabupaten dengan penyumbang TKI Kementerian Agama Kabupaten
terbesar di Jawa Timur. Data tentang Ponorogo serta Pengadilan Kabupaten
perceraian TKI tidak mudah Ponorogo.
didapatkan, peneliti hanya Penentuan informan penelitian ini
mendapatkan data tahun 2009 dari menggunakan metode snow ball
Pengadilan Agama Ponorogo. sampling karena jumlah informan
Sepanjang tahun 2008 terdapat 1.331 penelitian ini sangat terbatas sehingga
kasus perceraian yang ditangani dan di lapangan dimungkinkan terus
hingga Juni 2009 jumlah kasus berkembang seiring jalannya
perceraian yang masuk mencapai lebih penelitian. Penelitian pemetaan
dari 651 (Admin, 2009). perceraian TKI asal Kabupaten
Landis menyatakan dampak dari Ponorogo mengambil dua sampel
perceraian adalah meningkatnya utama yaitu Disnakertrans sebagai
perasaan dekat anak dengan ibu serta pengampu kebijakan tentang TKI dan
menurunnya jarak emosional anak Kementerian Agama Kabupaten
dengan ayah, disamping anak menjadi Ponorogo serta Pengadilan Kabupaten
inferior terhadap anak yang lain. Ponorogo sebagai lembaga pemutus
(Ihromi, 2004). Dalam kasus perceraian.
perceraian, anak pada umumnya Penelitian ini memiliki limitasi
merasakan dampak psikologis, yaitu hanya dilakukan di tiga instansi
ekonomis dan koparental yang kurang pemerintah yakni Pengadilan Negeri
menguntungkan dari orangtuanya. Kabupaten Ponorogo, Kementerian
Kepribadian anak menjadi terbelah Agama Kabupaten Ponorogo dan
karena harus memilih salah satu Disnakertrans Kabupaten Ponorogo
orangtuanya. Memilih berpihak kepada sehingga kedalaman pembahasan
ibu berarti menolak ayah, begitu juga terkait dengan perceraian TKI tidak
sebaliknya (Widayanti, 2016). bisa terjadi. Masalah perceraian
Banyaknya dampak yang ditimbulkan merupakan masalah yang sangat dijaga
oleh perceraian menarik jika dilihat kerahasiaannya sehingga dalam
lebih jauh penyebab tingginya penelitian ini tidak bisa mendapatkan
perceraian TKI di Ponorogo serta jumlah yang pasti perceraian TKI di
bagaimana upaya pemerintah Kabupaten Ponorogo, nama, alamat
Kabupaten Ponorogo mengatasi serta negara tujuan TKI bekerja.
tingginya perceraian TKI ini.
C. Upaya Penanganan Perceraian
B. Penggunaan Metode Penelitian Definisi Perceraian

4
Perceraian (divorce) merupakan yang mendorong suami istri bercerai.
peristiwa perpisahan secara resmi Faktor dimaksud antara pasangan
antara pasangan suami istri, mereka suami istri yang satu dengan yang lain
berketetapan untuk tidak menjalankan saling berbeda. Berdasarkan penelitian
tugas dan kewajiban sebagai suami George tersebut, keluhan yang menjadi
istri. Mereka tidak lagi hidup dan faktor penyebab terjadinya perceraian
tinggal serumah, karena tidak ada adalah a) Pasangannya sering
ikatan yang resmi. Mereka yang telah mengabaikan kewajibannya terhadap
bercerai tetapi belum memiliki anak, rumah tangga dan anak, seperti jarang
maka perpisahan tidak menimbulkan pulang ke rumah, tidak adanya
dampak traumatis psikologis bagi anak. kedekatan emosional dengan anak dan
Namun mereka yang telah memiliki pasangan; b) Masalah keuangan yang
keturunan, perceraian menimbulkan tidak mencukupi untuk kebutuhan
masalah psiko-emosional bagi anak. Di keluarga; c) Adanya penyiksaan fisik
sisi lain, ada kemungkinan anak yang terhadap pasangan; d) Pasangan sering
dilahirkan selama hidup sebagai suami- membentak dan mengeluarkan kata-
istri akan diikutsertakan kepada salah kata kasar dan menyakitkan; e) Tidak
satu orang tua, ikut ayah atau ibu setia lagi, seperti mempunyai kekasih
(Widayanti, 2016). lain; f) Ketidakcocokan dalam masalah
Jika perceraian dipandang dari segi hubungan seksual dengan pasangannya,
sosiologi, perkawinan sebagai suatu seperti sering menolak dan tidak bisa
proses pertukaran antara hak dan memberikan kepuasan; g) Sering
kewajiban serta penghargaan dan mabuk; h) Adanya keterlibatan atau
kehilangan yang terjadi diantara campur tangan dan tekanan sosial dari
sepasang suami istri. Perkawinan pihak kerabat pasangannya; i)
merupakan proses integrasi dua Seringnya muncul kecurigaan,
individu yang hidup dan tinggal kecemburuan serta ketidak-percayaan
bersama, maka proses pertukaran dari pasangannya; j) Berkurangnya
dalam perkawinan ini harus senantiasa perasaan cinta sehingga jarang
dirundingkan dan disepakati bersama berkomunikasi, kurang perhatian dan
(Psikologi, 2013). kebersamaan di antara pasangan; k)
Situasi dan kondisi menjelang Adanya tuntutan yang dianggap terlalu
perceraian yang diawali dengan proses berlebihan sehingga pasangannya
negosiasi antara pasangan suami istri sering menjadi tidak sabar, tidak ada
berakibat pasangan tersebut sudah tidak toleransi dan dirasakan terlalu
menghasilkan kesepakatan yang dapat ”menguasai”.
memuaskan masing-masing pihak. Menurut Dariyo (Widayanti,
Mereka seolah-olah tidak dapat 2016), perceraian merupakan titik
mencari jalan keluar yang baik bagi puncak dari pengumpulan berbagai
mereka berdua. Perasaan tersebut permasalahan yang menumpuk
kemudian menimbulkan permusuhan beberapa waktu sebelumnya dan jalan
dan kebencian di antara kedua belah terakhir yang harus ditempuh ketika
pihak yang membuat hubungan antara hubungan perkawinan itu sudah tidak
suami istri menjadi semakin jauh dapat dipertahankan lagi. Faktor
(Psikologi, 2013). penyebab perceraian adalah Pertama,
ketidaksetiaan salah satu pasangan
Faktor Penyebab Perceraian hidup. Kedua, tekanan kebutuhan
George Levinger (Widayanti, ekonomi keluarga, ketiga, tidak
2016) menyatakan pada umumnya mempunyai keturunan, keempat,
perceraian terjadi karena faktor tertentu perbedaan prinsip hidup dan agama.

5
Selain itu menurut Sulistyawati Pada dasarnya perceraian itu
menjelaskan faktor yang menimbulkan dampak yang kompleks
mempengaruhi perceraian adalah: (1) bagi pasangan yang bercerai dan bagi
Kurangnya kesiapan mental; (2) anak keturunannya. Meskipun
Permasalahan ekonomi; (3) Kurangnya perceraian di satu sisi dapat
komunikasi antar pasangan; (4) menyelesaikan satu masalah rumah
Campur tangan keluarga pasangan; dan tangga yang tidak mungkin
(5) Perselingkuhan (Widayanti, 2016). dikompromikan, tetapi perceraian juga
Berdasarkan penjelasan ketiga ahli menimbulkan dampak negatif berkaitan
diatas maka dapat diambil kesimpulan dengan pembangunan ekonomi rumah
bahwa banyak faktor yang tangga, hubungan individu dan sosial
mempengaruhi seseorang untuk antar dua keluarga menjadi rusak, dan
mengajukan perceraian. Jika ditarik yang lebih berat adalah berkaitan
lebih jauh maka bisa diklasifikasikan dengan perkembangan psikis anak,
bahwa faktor penyebab perceraian yang pada gilirannya akan
dibagi menjadi faktor eksternal dan mempengaruhi perilakunya (Widayanti,
faktor internal ataupun keterkaitan 2016).
antara kedua faktor yang saling Dampak perceraian inilah yang
mempengaruhi. pada akhirnya menjadi landasan bagi
pemerintah khususnya Pemerintah
Dampak Perceraian Kabupaten Ponorogo untuk lebih aktif
Pengertian perceraian adalah cerai menangani masalah perceraian TKI.
hidup antara pasangan suami istri Banyak sindiran yang diutarakan oleh
sebagai akibat dari kegagalan mereka masyarakat karena maraknya kasus
menjalankan obligasi peran masing- perceraian TKI yaitu “mburu uceng,
masing. Dalam hal ini perceraian kelangan deleg” yang artinya adalah
dilihat sebagai akhir dari suatu “orang tua kerja jauh dan dalam jangka
ketidakstabilan perkawinan dimana waktu yang lama untuk memburu uang
pasangan suami istri kemudian hidup banyak tetapi yang terjadi keluarga
terpisah dan secara resmi diakui oleh menjadi terlantar dan anak menjadi
hukum yang berlaku. Perceraian tidak terurus”. Jika kondisi ini
merupakan terputusnya keluarga karena diperparah dengan perceriaan maka
salah satu atau kedua pasangan keluarga yang ditinggal akan semakin
memutuskan untuk saling terabaikan.
meninggalkan sehingga mereka
berhenti melakukan kewajibannya Pola Perceraian TKI
sebagai suami istri (Psikologi, 2013). Menurut Pengadilan Agama
Bagi anak dari keluarga yang Kabupaten Ponorogo, kasus perceraian
bercerai, pengertian perceraian di Kabupaten Ponorogo hampir merata
dimaknai sebagai “tanda kematian” disemua wilayah tetapi yang paling
keutuhan keluarga, rasanya “separuh banyak yaitu di Kecamatan Sampung.
diri” anak telah hilang, hidup tak akan Kecamatan Ponorogo menempati posisi
sama lagi setelah orang tua mereka paling sedikit. Usia TKI yang
bercerai dan mereka harus menerima mengajukan perceraian di Pengadilan
kesedihan dan perasaan kehilangan Negeri Kabupaten Ponorogo rata-rata
yang mendalam. Contohnya, anak berusia 25-35 tahun atau termasuk usia
harus memendam rasa rindu yang produktif. Jumlah pasti perceraian ini
mendalam terhadap ayah/ibu yang tiba- pihak dari pengadilan agama tidak
tiba tidak tinggal bersama lagi dapat memastikan kerena data secara
(Psikologi, 2013).

6
keseluruhan menjadi satu dengan data penampungan dan sebelum
perceraian non-TKI. pemberangkatan. Permasalahan selain
Menurut Abullah sebagai Humas perceraian untuk yang sudah menikah
Hakim Pengadilan Agama Kabupaten adalah bagi yang masih belum
Ponorogo, jumlah perceraian TKI asal berkeluarga akan memiliki
Kabupaten Ponorogo meningkat 200 kecenderungan menggunakan uang
persen dari tahun 2017 sampai dengan hasil kerjanya untuk berfoya-foya. TKI
2018, sampai penelitian ini dilakukan baik yang telah menikah ataupun
negara tujuan TKI yang memiliki belum menikah memiliki permasalahan
tingkat perceraian tinggi adalah Taiwan yang sama-sama mengkhawatirkan.
dan Hongkong. Hasil wawancara Bagi yang belum menikah ada
dengan Bapak Abdullah dari kecenderungan menghabiskan uang
Pengadilan Agama Kabupaten hasil kerja diluar negeri sehingga tidak
Ponorogo, tidak dapat memberikan dapat membantu ekonomi keluarga
jumlah pasti berapa TKI yang bercerai yang di tinggal di Indonesia. Selain itu
karena administrasi atau pendataan perputaran uang TKI terjadi di luar
menjadi satu dengan kasus perceraian negeri dan tidak di daerah khsususnya
non-TKI. di Kabupaten Ponorogo.
Lebih lanjut beliau menyatakan,
bahwa di negara lain seperti di Arab Upaya Pemerintah dalam
perceraian masih sangat jarang karena Menanggulangi Perceraian di
budaya religi masih sangat kuat. Kabupaten Ponorogo
Permasalahan perceraian TKI asal Untuk meminimalisir perceraian
Kabupaten Ponorogo menurut catatan TKI maka Disnakertrans melaksanakan
Disnakertrans dan Pengadilan Agama pembekalan disaat TKI masih di
dapat dirangkum sebagai berikut: a) penampungan berupa pembekalan
Tradisi budaya yang berbeda di negara mental dan spiritual. Senada dengan
asal dan negara tujuan; b) Hubungan Disnakertrans, Kementerian Agama
pernikahan TKI yang tidak harmonis; Kabupaten Ponorogo telah melakukan
c) TKI menjalin hubungan dengan upaya untuk meminimalisir angka
teman kerja (ada pihak ke tiga); d) perceraian. Kementeraian Agama
Masalah ekonomi; dan e) Komunikasi Kabupaten Ponorogo telah melakukan
yang terhambat. penyuluhan bagi keluarga TKI untuk
Masalah komunikasi yang membangun keluarga yang sakinah.
dimaksud diatas adalah komunikasi Kementerian Agama Kabupaten
keluarga TKI yang berada di Indonesia Ponorogo memiliki desa binaan di
dengan TKI yang diluar negeri. mana setiap desa memiliki
Hubungan antar TKI ini tidak terjalin penanggungjawab untuk melakukan
dengan baik sehingga sering terjadi penyuluhan dibantu tokoh agama
kasus pernyataan secara tiba-tiba. Jika setempat.
dilihat penyebab perceraian, menurut Upaya lain yang telah dilakukan
keluarga yang di Indonesia tidak terjadi oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo
masalah sama sekali antara TKI dan adalah mengusulkan Rancangan
suami/istri yang ditinggalkan. Peraturan Daerah (Raperda) inisiatif
Melalui wawancara dengan Bapak DPRD tentang penempatan
Didit Disnakertrans, beliau menyatakan perlindungan TKI asal Kabupaten
bahwa upaya yang telah dilakukan oleh Ponorogo. Tetapi hingga saat ini masih
Disnakertrans adalah memberikan belum disahkan sehingga belum ada
pembekalan bagi Calon TKI (CTKI) payung hukum yang jelas untuk
pada saat akan berangkat, di menangani kasus TKI baik dari

7
penampungan, pemberangkatan sampai penyumbang devisa terbesar negeri ini
di negara tujuan hingga kepulangan. dan merupakan ujung tombak
Pada Raperda yang diusulkan DPRD perekonomian keluarga di wilayah
Kabupaten Ponorogo sudah pinggirian atau desa. Permasalahan
memasukkan klausul tentang aturan perceraian yang dihadapi oleh para
sebelum pemberangkatan bagi TKI TKI merupakan masalah yang serius
yang telah menikah yakni wajib dimana peningkatan yang terjadi pada
menandatangi surat bermaterai untuk tahun 2017 sampai dengan 2018 adalah
tidak mengajukan perceraian. sebesar 200 persen. Pemerintah
Informasi dari pejabat Pengadilan Kabupaten Ponorogo telah melakukan
Agama Kabupaten Ponorogo, yang upaya maksimal dengan menyusun
menjadi tren di kalangan TKI adalah Raperda tentang penempatan dan
perceraian yang menggunakan jasa perlindungan TKI asal Kabupaten
pengacara yakni dengan melimpahkan Ponorogo dan juga telah melakukan
kuasa perceriaan kepada pengacara. penyuluhan serta sosialisasi untuk
Hal tersebut memang diperbolehkan meminimalisir perceraian TKI.
oleh undang-undang, padahal biaya Perceraian TKI tidak bisa diselesaikan
yang dikeluarkan oleh TKI untuk hanya di Indonesia tetapi harus ada
menyewa pengacara cukup tinggi. upaya yang konkrit di negara tujuan
Lebih lanjut disampaikan bahwa TKI karena sesungguhnya ada faktor
dibandingkan dengan wilayah lain di eksternal yang sangat mempengaruhi
wilayah Madiun dan sekitarnya, terjadinya perceraian TKI tersebut.
perceraian TKI paling banyak terjadi di Faktor eksternal antara lain
Kabupaten Ponorogo dan bahkan di yaitu adanya pihak ketiga, budaya
tingkat provinsi, kasus perceraian TKI negara tujuan yang berbeda dengan
ketiga paling banyak dari Kabupaten kultur Indonesia, dan terganggunya
Ponorogo dibawah Banyuwangi dan komunikasi dengan keluarga yang
Jember. Untuk memutuskan kasus ditinggalkan. Kemudahan pengurusan
perceraian TKI dibutuhkan waktu perceraian dengan menggunakan jasa
paling lama dua bulan jika semua pengacara memang dilegalkan oleh
proses berjalan normal, tetapi jika undang-undang, hal ini turut
terjadi kendala pihak yang diceraikan mempermudah proses perceraian TKI.
atau yang menceraikan tidak berada di Menggunakan jasa pengacara akan
Ponorogo maka akan memakan waktu mempermudah proses perceraian TKI
yang lebih lama lagi. sehingga TKI lebih cenderung
Perceraian TKI berdampak kepada menyepelekan arti pernikahan itu
terganggunya tumbuh kembang anak sendiri.
dan juga ekonomi keluarga yang Usia perceraian TKI terjadi usia
tadinya terbangun utuh menjadi antara 25 hingga 35 tahun. Menurut
berantakan. Upaya yang dilakukan Kemeterian Kesehatan RI batas usia
pemerintah sebenarnya sudah ini merupakan usia remaja sehingga
maksimal tetapi masalah perceraian cenderung masih sangat labil dan
dipengaruhi oleh faktor eksternal yang mudah dipengaruhi faktor eksternal
tidak bisa dijangkau oleh penyuluhan lain (Depkes, 2014). Disatu sisi usia 25
atau sosialisasi yang telah dilakukan hingga 35 tahun ini merupakan usia
oleh pemerintah produktif dan perusahaan di luar negeri
membutuhkan tenaganya, sehingga
D. Penutup pemerintah tidak dapat melakukan
Kesimpulan: Tenaga kerja pembatasan usia TKI yang bekerja
Indonesia (TKI) merupakan

8
keluar negeri untuk meminimalisir terhadap tingginya tingkat
terjadinya perceraian. perceraian.
Rekomendasi: Jika melihat Ucapan Terimakasih
upaya yang dilakukan oleh Dinas Peneliti mengucapkan terima
terkait seperti melaksankaan kasih kepada seluruh pihak yang
sosialisasi tidak bisa menekan laju membantu dalam ini sehingga
perceraian TKI di Kabupaten peneliti bisa menyelesaikan dengan
Ponorogo, maka rekomendasi untuk baik. Kepada Disnakertrans
dinas terkait adalah secepat Kabupaten Ponorogo, Kementerian
mungkin mengajukan usulan kepada Agama Kabupaten Ponorogo, dan
Pemerintah Kabupaten ataupun Pengadilan Negeri Kabupaten
DPRD Kabupaten Ponorogo untuk Ponorogo kami ucapkan banyak
menyusun Peraturan Daerah yang terimakasih telah meluangkan waktu
secara detail mengatur tentang memberikan keterangan kepada
perceraian TKI. Harapannya dengan peneliti. Tidak lupa kami ucapkan
dikeluarkan Peraturan Daerah terimaksaih kepada Universitas
dimaksud dapat menekan angka Muhammadiyah Ponorogo yang
perceraian di Ponorogo. memberikan support baik materiil
Rekomendasi untuk penelitian dan moril untuk terlaksananya
selanjutnya agar dilakukan penelitian ini.
penelitian untuk melihat pengaruh
budaya di negara tujuan TKI
khususnya Hongkong dan Taiwan
BPS. (2016). Kabupaten Ponorogo Dalam
E. Pustaka Acuan Angka 2016. Ponorogo: BPS Kabupaten
Ponorogo.

Admin. (2009, Juli 15). Ini Dia Alasan Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian
Tingginya Perceraian di Ponorogo. Sosial. Surabaya: Universitas Airlangga
Retrieved Agustus 2, 2017, from Press.
http://regional.kompas.com:
http://regional.kompas.com/read/2009/07/ Departemen Kesehatan. (2014, Juni 29).
15/09520826/Ini.Dia.Alasan.Tingginya.Pe INFODATIN. Retrieved from
rceraian.di.Ponorogo www.depkes.go.id:
http://www.depkes.go.id/download.php?fi
Afrindo, A. (2014). Strategi Advokasi le=download/pusdatin/infodatin/infodatin
Berjenjang Terhdap Tenaga Kerja %20reproduksi%20remaja-ed.pdf
Indonesia oleh Serikat Buruh Migran
Indonesai (SBMI) Malang. Jurnal Ilmu Efferin, S.Darmadji, & Y., T. (2004). Metode
Pemerintahan Universitas Brawijaya Penelitian Untuk Akuntansi : Sebuah
Malang, 1-21. Retrieved Februari 19, Pendekatan Praktis. Malang: Bayumedia
2016, from https://www.academia.edu: Publishing.
https://www.academia.edu/8444725/Strat
egi_Advokasi_BerJejaring_Terhadap_Ten Fitriyani, N. H. (2014). Relasi Kuasa dalam
aga_Kerja_Indonesia_Oleh_Serikat_Buru Pengelolaan Remitan TKI di Kecamatan
h_Migran_Indonesia_SBMI_Malang Jambon Kabupaten Ponorogo. Jurnal
Mahasiswa Sosiologi, 1-14.
BNP2TKI, P. (2015). Data Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Handoko, M. (2010). Advokasi Terhadap
Tahun 2015. Surabaya: PUSLITFO Permasalahan Penempatan dan
BNP2TKI. Perlindungan TKI di Luar Negeri. Warta
Hukum, 1-8.
BNP2TKI, P. (2017). Data Penempatan TKI
Tahun 2017 (Januari). JAKARTA: Hidayah, A. (2011, Juni 23). Realitas Ruyati
PUSLITFO BNP2TKI. di Balik Pidato SBY. Retrieved Februari

9
26, 2016, from Novianti, K. (2010). Analisis Trend dan
http://internasional.kompas.com: Dampak Pengiriman TKI: Kasus di Dua
http://internasional.kompas.com/read/201 Desa di Lombok Timur, Nusa Tenggara
1/06/23/02562060/Realitas.Ruyati.di.Bali Barat. Jurnal Kependudukan Indonesia,
k.Pidato.SBY 15-39.

Indonesia, R. (2004). Undang-Unadnag Nurcholis, M. (2011, Juni 17). TKI Picu


Republik Indoneisa Nomor 39 Tahun Perceraian di Ponorogo. Retrieved
2014 Tentang Penempatan dan Agustus 2, 2017, from
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di http://kabarindonesia.com:
Luar Negeri. Jakarta: Republik Indonesia. http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=
26&jd=TKI+Picu++Perceraian+di+Ponor
Jateng, T. (2016, Oktober 31). 40 Persen ogo&dn=20110616144558
Penyumbang Perceraian di Ponorogo
Adalah TKI Yang Kerja di Taiwan dan Psikologi, B. (2013, Februari 01). Pengertian
Hongkong. Retrieved Januari 16, 2018, Perceraian. Retrieved Januari 25, 2018,
from from
jateng.tribunnews.com/2016/10/31/40- http://belajarpsikologi.com/pengertian-
persen-penyumbang-perceraian-di- perceraian/
ponorogo-adalah-tki-yang-kerja-di-
taiwan-dan-hongkong Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
Jatim, P. (2004). Peraturan Daerah Propinsi 2004 Tentang Penempatan dan
Jawa Timur Nomor 02 Tahun 2004. Jawa Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Timur: Pemprov Jatim. Luar Negeri. Indonesia: Republik
Indonesia.
Kusuma, D. A. (2014, oktober 23). Kebijakan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Sari, M. (2015, November 25). 8 Fungsi
Barat (NTB) dalam Penempatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Perlindungan TKI . Retrieved Februari Retrieved Februari 20, 2016, from
19, 2016, from http://fh.unram.ac.id: http://guruppkn.com:
http://fh.unram.ac.id/wp- http://guruppkn.com/fungsi-lembaga-
content/uploads/2014/07/Kebijakan- swadaya-masyarakat
Pemerintah-Provinsi-Nusa-Tenggara-
Barat-Ntb-Dalam-Penempatan-Dan- Setyoningsih, E., Fitriyah, & Hermini.
Perlindungan-Tki.pdf (2013). Peran LSM Migrant CARE dalam
Membantu TKI Bermasalah. Journal Of
Luthfi, M. (2017). Komunikasi Interpersonal Politic And Government Studies, 261-270.
Suami dan Istri Dalam Mencegah
Perceraian di Ponorogo. ETTISAL, 51-63. Sudarmawan. (2014, Februari 28). JKPS
Cahaya Ponorogo Bakal Perjuangan
Miladiyanto, S. (2016). Pengaruh Profesi Nasib Anis Andriani. Retrieved Februari
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap 19, 206, from
Tingginya Perceraian di Kabupaten http://surabaya.tribunnews.com:
Malang. Jurnal Moral Kemasyarakatan, http://surabaya.tribunnews.com/2014/02/2
51-66. 8/jkps-cahaya-ponorogo-bakal-
perjuangan-nasib-anis-andriani
Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Sujarwoko, D. H. (2012, Maret 26). TKI
Rosdakarya. Ponorogo Tewas Akibat Hirup Gas
Beracun. Retrieved Februari 19, 2016,
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2003). Metode from http://www.antarajatim.com:
Penelitian Kualitatif (ed2). Bandung: PT. http://www.antarajatim.com/lihat/berita/8
Remaja Rosda Karya. 4957/tki-ponorogo-tewas-akibat-hirup-
gas-beracun
Nasution, R. D. (2017). Pendampingan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian
Perspektif Hukum dan HAM. Ponorogo: Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
UMP Press. University Press .

10
Ventyrina, I. (2010, Desember 14).
Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga
Kerja Indonesia (Sektor Pembantu Rumah
Tangga) Di Luar Negeri (Bagian II.
Retrieved Agustus 03, 2017, from
http://www.kompasiana.com/:
http://www.kompasiana.com/ineventyrina
/perlindungan-hukum-terhadap-tenaga-
kerja-indonesia-sektor-pembantu-rumah-
tangga-di-luar-negeri-bagian-
ii_5500542ea333111d725106fc

Widayanti, A. (2016, januari 01). BAB II.


Retrieved Januari 25, 2018, from
http://eprints.uny.ac.id/:
http://eprints.uny.ac.id/22549/4/4.%20BA
B%20II.pdf

Zainuddin M., M. (2008). Metodologi


Penelitian Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

11

You might also like